Anda di halaman 1dari 2

ProsedurOtopsi

Pengertian
Otopsi adalah prosedur rmedis yang
dilakukan untuk melakukan pemeriksaan
menyeluruh pada tubuh orang yang telah
meninggal. Prosedur ini biasanya
dilakukan untuk mengetahui penyebab dan
cara orang tersebut meninggal. Umumny
aotopsi dilakukan jika kematian seseorang
dianggap tidak wajar.
Tujuan Otopsi
Prosedur otopsi atau bedah mayat dapat
dilakukan menyeluruh keseluruh tubuh atau hanya terbatas pada satu organ atau satu daerah
tubuh tertentu saja. Pada beberapa kasus, otopsi dapat dilakukan tanpa harus meminta izin dari
ahli waris korban. Di kasus lainnya, ahli waris dan keluarga korban harus mengetahui dan
menyetujui tindakan otopsi yang akan dilakukan. Selain itu, ada pula proses otopsi yang dapat
dilakukan berdasarkan permintaan keluarga.
Di Indonesia, bedah mayat sendiri terbagi menjadi dua berdasarkan tujuan besarnya. Pertama,
bedah mayat klinis yang merupakan otopsi yang dilakukan untuk mengetahui penyakit atau
penyebab kematian dan untuk mengevaluasi hasil usaha pemulihan kesehatan. Kedua, bedah
mayat anatomis yang merupakan otopsi yang dilakukan untuk kepentingan pendidikan ilmu
kedokteran.
Beberapa Kondisi yang Membutuhkan Otopsi
Berikut ini beberapa kondisi yang dapat membutuhkan otopsi:
- Kematian terkait masalah hukum.
- Kematian terjadi selama proses pengobatan eksperimental atau penelitian.
- Kematian terjadi tiba-tiba selama prosedur medis seperti prosedur pengobatan gigi,
bedah, atau proses pengobatan.
- Kematian terjadi bukan akibat kondisi medis yang tidak diketahui.
- Kematian mendadak pada bayi.
- Kematian tidak wajar yang diduga akibat kekerasan, bunuh diri, atauoverdosis obat-
obatan.
- Kematian akibat kecelakaan.
Prosedur Otopsi
Proses otopsi meliputi tiga tahap yaitu sebelum, selama, dan sesudah. Secara umum, berikut
proses otopsi pada jenazah:
1. Sebelum otopsi
Semua informasi terkait orang yang meninggalakan dikumpulkan dari berbagai sumber. Catatan
medis, keterangan dokter serta keterangan keluarga akan dikumpulkan. Selain itu, dilakukan juga
penyelidikan pada lokasi kematian dan lingkungan tempat orang tersebut meninggal. Jika
kematian terkait dengan masalah hukum, maka ahli koroner dan pihak berwenang lain akan di
libatkan. Dalam beberapa kasus, pihak keluarga bisa memberikan batasan sejauh mana otopsi
bisa dilakukan.
2. Selama otopsi
Prosedur otopsi pertama kali dilakukan melalui pemeriksaan eksternal atau tubuh bagian luar,
termasuk data dan fakta mengena ijenazah sepertitinggi, berat badan akan dikumpulkan untuk
proses identifikasi. Pemeriksaaneksternaljugadilakukanuntukmenemukancirikhusus yang
berguna memperkuat proses identifikasi seperti bekas luka, tato, tandalahir, dan temuan penting
lainnya seperti luka, memar, atau cedera lainnya.
Pada sebagian otopsi, diperlukan pemeriksaan organ-organ internal tubuh. Pemeriksaan internal
dapat dilakukan hanya pada organ tertentu atau organ secara keseluruhan. Biasanya sebagian
kecil jaringan dari tiap-tiap organ akan diperiksa untuk menguji kemungkinan adanya pengaruh
obat, infeksi, serta mengevaluasi komposisi kimia atau genetika.
Di ujung pemeriksaan otopsi, organ-organ dapat dikembalikan sesuai lokasinya atau diambil
untuk kepentingan donasi, pendidikan atau penelitian.Setelah itu, sayatan pun dijahit kembali.
Jika dirasa perlu, pemeriksaan lebih lanjut mungkinakan dilakukan seperti pemeriksaan genetic
dan toksikologi atau pemeriksaan keberadaan unsure beracun.
3. Sesudah otopsi
Sebuah laporan akan diisi dengan temuan-temuan yang didapatkan selama otopsi. Laporan ini
dapat berisi sebab kematian korban yang mungkin saja akan menjawab pertanyaan keluarga
korban dan para penegak hukum. Perawatan mayat sebelum, selama dan sesudah otopsiakan
dilakukan sesuai dengan agama dan kepercayaan tiap-tiap korban.

Anda mungkin juga menyukai