PENGANTAR
HUKUM INDONESIA
Norma-Norma Sosial:
Nilai Sosial Budaya 1. Norma Agama
1. Nilai Moral 2. Norma Sopan santun
2. Nilai Ekonomis 3. Norma Kesusilaan
3. Nillai Artistik 4. Norma Hukum
4. Nilai Akademik
Fungsi Hukum:
Tujuan Hukum
• Fungsi Mengatur (Social Regulation)
1.Keadilan
• Fungsi Kontrol sosial (Social Control)
2.Kemanfaatan
• Fungsi Melindungi (Social Protection)
3.Kepastian Hukum
• Fungsi Rekayasa Sosial(Social Enginering)
MANUSIA DAN BUDAYA HUKUM
kontrol, regulasi,
rekayasa,kepastian,
Naluri, Nilai-Nilai
Perasaan, Sosial-Budaya
Akal, (Norma Hukum)
Intern Nurani
Kebiasaan Budaya
(Pribadi) Hukum
MANUSIA
Perilaku
Waktu,
Ekstern Lingkungan, Tujuan Hukum
Keadaan
BARAT
• Sistem Hukum Barat adalah Komponen Norma
Hukum, yang meliputi substansi hukum, institusi hukum dan
budaya hukum yang dianut masyarakat yang berasal dari
Eropa baik dari Eropa kontinental, maupun dari Eropa
Anglo saxon yang masuk dan dan berlaku di Indonesia
karena pengaruh penjajahan, atau karena adanya kontrak
bisnis/Investasi asing)
• Sistem Hukum Barat Kontinental, berasal dari Romawi (H.
Canonik/Corpus Juris) yang masuk ke Prancis (Code
Napoleon), selanjutnya masuk ke Belanda dan akhirnya
masuk ke Indonesia (pengaruh penjajahan).
• Sistem Hukum Barat Anglo Saxon, berasal dari Inggris,
masuk ke semua negara koloni dan jajahan Inggris yang
tergabung dalam negara Common Wealth, norma ini juga
masuk ke Indonesia karena adanya kontrak bisnis dgn
negara-negara-negara Anglo saxon.
H. ROMAWI
(CORPUS JURIS)
Kodifikasi: 1828
- Burgrlijk Wetboek (BW)
- Wetboek van Kophandels (WvK)
- Wetboek van Strafrecht (WvS)
HINDIA BELANDA
(INDONESIA)
ADAT
Sistem Hukum Adat: adalah komponen norma yang berlaku di
masyarakat lokal meliputi: norma-norma adat, pranata /lembaga loka,
dan budaya hukum masyarakat yang saling mempengaruhi satu sama
lain untuk mencapai tujuan hukum, yaitu adanya kepastian hukum,
kemanfaatan, dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Hukum Adat
1. Van Vollenhoven:
Hk. Adat = Keseluruhan aturan tingkah laku yg positif yg di suatu pihak
mempunyai sanksi (disebut hukum) dan di pihak lain tidak dikodifikasikan
(disebut adat).
2. Soepomo: “Kedudukan Hukum Adat”
Hk adat = istilah yg dipakai sbg sinonim dr hk yg tidak tertulis dlm perat
legislatif (non statutory law), hk yg hidup sbg konvensi di badan hukum
negara (parlemen, Dewan Propinsi dsb), hukum yg timbul krn keputusan
hakim (judge made law), hk yg hidup sbg perat kebiasaan yg diperta-
hankan sebagai pergaulan hidup di kota dan di desa (customary law).
3. Sukanto: “Meninjau Hukum Adat Indonesia”
Hk Adat = Keseluruhan adat yg tidak tertulis dan hidup dlm
masy berupa kesusilaan, kebiasaan, dan kelaziman yg
mempunyai akibat hukum.
4. Hazairin:
Hk Adat = Kaidah Adat adalah kaidah kesusilaan yg
sebenarnya telah mendapat pangakuan umum dlm masyarakat.
5. Roedolf Van Dijk: “Pengantar Hk Adat Indonesia”
Hk Adat = Istilah utk menunjukkan hukum yg tidak
dikodifikasikan dikalangan org indo asli dan kalangan org timur
Asing (Cina, Arab, dan Lain-lain)
4. Ter Haar: adalah keputusan-keputusan para
petugas hukum yg mempunyai kekuasaan dan
wewenang dalam suatu masyarakat.
• Pendapat Ter Haar tersebut lebih menekankan
kepada adanya keputusan pihak yang mempunyai
otoritas di dalam masyarakat yg bersangkutan
seperti halnya ciri hukum yang pertama sbgmana
halnya dikemukakan oleh Pospisil (attribute of
authority).
Pandangan-pandangan tersebut di atas
memberikan gambaran sebagai berikut:
• Bahwa hukum mempunyai pengertian yang
luas.
• Hukum tidak dpt dipandang dlm bentuknya
seperti UU yang dihasilkan oleh pembentuk
UU yg mendapat legitimasi melalui kekuasaan
negara (statutair/state law),
• Tetapi juga hukum yang non statutair yang
berasal, tumbuh, berkembang, dan ditaati
dalam kehidupan masayarakat (living law)
Dalam konteks hukum (statutair dan non
statutair) maka dpt dipahami bahwa terjadi
adanya pluralisme hukum dalam suatu
negara.
4. Sifat Konkrit (visual) merupakan prinsip yang masih yang masih hidup dalam
masyarakat Indonesia bahwa dalam melakukan perbuatan hukum selalu
dilakukan secara nyata, misalnya dalam perjanjian jual beli si pembeli
secara langsung menyerahkan uang / panjar dan sepenjual langsung
menyerahkan barang yang dijual.
• Menurut Bushar Muhammad, religio-magis
tersebut “Participerend cosmisch” yang
mengandung pengertian kompleks, artinya bahwa
orang Indonesia pada dasarnya berfikir, merasakan
dan bertindak selalu didorong oleh kepecayaan
kepada tenaga gaib (magis) yang mengisi dan
menghuni alam semesta (dunia kosmos).
Kepercayaan tersebut juga pada tumbuh-
tumbuhan, hewan dan benda-benda lainnya.
• Masyarakat Indonesia sangat percaya keseluruhan
hidup manusia baik jasmani maupun rohani secara
kosmos merupakan bagian dari alam semesta oleh
karena itu keseimbangan hidup harus ada dan
terjaga, dan apabila terganggu harus dipulihkan.
• Pemulihan keseimbangan tersebut biasanya
dilakaukan melalui upacara-upacara adat.
Sistem pemenuhan kebutuhan, mereka mempunyai pemahaman untuk
mempertahankan, memperbaiki, dan mengembangkan unsur kebutuhan
mereka itu dengan memperhatikan ekolsistem (flora,fauna dan mineral)
serta sumberdaya manusia yang terdapat pada warga mareka sendiri.
MASYARAKAT HUKUM ADAT
Kelas-Kelas Sosial
Masyarakat Hukum Adat / Persekutuan Hk Adat
adalah kelompok persekutuan hukum yang
mempunyai kelengkapan meliputi:
1. Kesatuan pemimpin (Pemuka adat)
2. Kelembagaan/peranata adat
3. Kesatuan nilai (norma adat)
4 Kesatuan wilayah (wilayah hukum adat)
5. Kekayaan adat (tanah adat, rumah adat, benda adat)
• Contoh masy Hukum adat:
- desa (jawa),
- marga (Sum Sel),
- nagari (Minangkabau),
- kuria (Tapanuli),
- wanua (Sulsel
HUKUM ISLAM
• Ruang lingkup ajaran Syariat Islam,
meliputi bidang aqidah (keimanan),
ibadah, akhlaq dan muamallah
(kemasyarakatan).
• Dari definisi tersebut syariat meliputi:
1.Ilmu Aqidah (keimanan)
2.Ilmu Fiqih (pemahan manusia terhadap
ketentuan-ketentuan Allah)
3.Ilmu Akhlaq (kesusilaan)
Dasar-Dasar Hukum Islam
1.Al-Quran
2.Al-Hadits
3.Ijma
4.Qiyas
Rukun Iman (6): Percaya kepada: (Allah,
Malaikat, Kitab, Rasul, Qada dan qadar, dan
hari kiayamat)
Rukun Islam (5) perkara: ( Mengucapkan dua
kalimat, Shalat, Puasa, Zakat, Hajji bagi orang
yang mampu
Norma-Norma dalam Hukum Islam
1. Wajib (Fardu)adalah segala perbuatan yang
apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika
ditinggalkan akan mendapat dosa. Contoh :
solat lima waktu, tunai haji (jika telah mampu),
membayar zakat, dll.
Wajib/Fardu meliputi:
a. Wajib Wajib/Fardu 'ain adalah suatu hal yang harus
dilakukan oleh semua muslim mukalaf seperti solat
fardu, puasa ramadhan, zakat, haji bila telah mampu
dan lain-lain.
b. Fardu/Wajib Kifayah adalah perkara yang harus
dilakukan oleh muslim mukallaff. Namun jika sudah ada
yang melakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi
yang lain seperti mengurus jenazah.
2. Sunat adalah suatu perbuatan yang apabila
dilakukan akan mendapat pahala, dan jika tidak
dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : solat
sunat, puasa senin/kamis, solat tahajud, dsb.
Sunat terbahagi kepada dua macam:
a. Sunat Mu'akkad adalah sunat yang sangat
dituntut/anjurkan oleh Rosulullah seperti solat
hari raya dan solat terawih.
b. Sunat Ghairu Mu'akkad adalah perkara yang
diputuskan oleh hukum fiqh sebagai sunat
ghairu mu'akkad, seperti puasa Senin dan
Kamis, dan lain-lain.
3. Mubah adalah suatu perbuatan yang jika
dikerjakan oleh seorang muslim mukallaf dia
tidak akan mendapat dosa dan tidak pula akan
mendapat pahala. Contoh : makan dan
minum, berziarah dan belanja, berhibur, dan
sebagainya,
4. Makruh adalah suatu perbuatan yang apabila
dikerjakan tidak mendapat pahala dan tidak
mendapat dosa, tetapi apabila ditinggalkan
akan mendapat pahala. Contoh : merokok,
makan/ minum berdiri, makan makanan yang
berbau kurang enak, sebelum solat
berjemaah dll.
5. Haram adalah suatu perbuatan yang
dilarang sama sekali dilakukan oleh umat
Islam, yang apabila dilanggar akan
mendapat dosa dan siksa di neraka kelak,
dan apabila ditinggalkan akan mendapat
pahala.
Contoh : main judi, minum minuman
keras, zina, durhaka pada orang tua, riba,
fitnah, menipu, mencuri, korupsi,
membunuh,, dan lain-lain.
Ruang Lingkup berlaku
Hukum Islam di Indonesia
1.Berlaku terbatas dikalangan masyarakat Muslim, atau
masyarakat non muslim menundukkan diri
2.Substansi berlakunya Hukum Islam pada:
a.Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Rujuk)
b.Hukum Pewarisan (sistem pewarisan, peralihan dan
Pembagian warisan, Subjek dan Objek Warisan
c.Hukum Hibah, Wasiat, Wakaf
d.Hukum Ekonomi Syariah (Perbankan Syariah, Pasar
Modal Syariah, Asuransi Syariah, Modal Ventura Syariah,
dan Lembaga Pembiayaan Syariah lainnya.