Anda di halaman 1dari 149

JUDUL

PENGANTAR
HUKUM INDONESIA

Oleh : Muhammad Sood


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
PENDAHULUAN
 Hukum, Moral dan Perilaku Manusia
Pada prinsipnya perilaku,watak dan sifat manusia berbeda-beda (baik-
buruk, kasar - sabar, berani – takut, tidakmalu - malu, tegas-lemah,
tekun-malas, aktif-pasif,dll).
 Perilaku manusia untuk mematuhi atau tidak memetuhi hukum dipe-
ngaruhi oleh faktor 2 (faktor intern dan ekstern):
 Faktor Intern (bersifat personal), meliputi :
1. Naluri : hasrat, keinginan, emosi, nafsu: dorongan kehendak utk
menggunakan energy, bersifat aktif, agresif, energic, mau berbuat,
bersemangat, ---------(positif atau negati)
2. Perasaan (rasa): merupakan ekspresi yang dihasilkan oleh idera
seperti: rasa enak-sakit, senang-susah, gembira-sedih, benci-kasihan,
takut-berani, sombong-rendah hati dll,--------- (positif atau negatif).
3. Akal (rasio): buah pikiran manusia yang menghasilkan ilmu penge-
tahuan dan teknologi, mendorong perubahan,------(Positif atau Negatif)
4. Nurani/hati nurani: merupakan ekspresi jiwa manusia yang bersifat
bathinia, ----------- (selalu positif).
 Faktor Ekstern (pengaruh luar) terhadap perilaku
manusia (Positif atau negatif):
1. Faktor waktu (dahulu, sekarang, akan datang)
2. Faktor lingkungan/tempat
a. Lingkungan sosial dan
b. Lingkungan geografis
3. Faktor Kondisi/keadaan
a. Pendidikan (pemahaman agama)
b Ekonomi
c. Informasi dan Teknologi
c. Politik
d. Status Sosial
e. Keamanan
 Faktor-faktor tsb (intern dan ekstern) hendaknya
saling menunjang, dan dilandasi oleh moral/etika
yang baik sesuai dgn hati nurani. Hal ini penting
utk menghindari prilaku buruk pada diri manusia

Norma-Norma Sosial:
Nilai Sosial Budaya 1. Norma Agama
1. Nilai Moral 2. Norma Sopan santun
2. Nilai Ekonomis 3. Norma Kesusilaan
3. Nillai Artistik 4. Norma Hukum
4. Nilai Akademik

Fungsi Hukum:
Tujuan Hukum
• Fungsi Mengatur (Social Regulation)
1.Keadilan
• Fungsi Kontrol sosial (Social Control)
2.Kemanfaatan
• Fungsi Melindungi (Social Protection)
3.Kepastian Hukum
• Fungsi Rekayasa Sosial(Social Enginering)
MANUSIA DAN BUDAYA HUKUM

kontrol, regulasi,
rekayasa,kepastian,

Naluri, Nilai-Nilai
Perasaan, Sosial-Budaya
Akal, (Norma Hukum)
Intern Nurani
Kebiasaan Budaya
(Pribadi) Hukum
MANUSIA
Perilaku

Waktu,
Ekstern Lingkungan, Tujuan Hukum
Keadaan

damai, tertib, selaras, seimbang,


harnonis, adil, sejahtera,
• Solusi: Hukum, Sosial, Komunikasi, Hubungan
Inter, Ekonomi, Pendidikan
• 1 + 1 = 0, -1, -2 (Konflik)----------Hukum
• 1 + 1 = 1,5; 1,8 (Kompromi)----Sos, Kom
• 1+1=2 (Kerja sama)---HI, Kom
• 1 + 1 = 3, 4, 5 (Sinergi)---------Ekonomi
• Semuanya---------( Iptek /IT)-------Pend

SDM: Idialis, Produktif, Kreatif, dan Inovatif


PEMAHAMAN TTG HUKUM

1. Apa Itu Hukum ?


Sekalipun sangat sulit untuk memberikan suatu
definisi yang tepat tentang hukum, akan tetapi
ada beberapa pemikir yang memberikan
pengertian tentang hukum itu, secara khusus
misalnya:
a. John Austin:
Hukum merupakan perintah dari penguasa (law
is a command from law giver)
b. Hans Kelsen:
Norma-norma adalah suatu tatanan hukum yang mengatur perilaku
manusia (norms is a legal order that regulate human behavior)
c. Donald Black:
Hukum merupakan kontrol sosial yang dilakukan pemerintah (law
is governmental social control)
d. Roscou Pound:
Hukum merupakan sarana untuk mengubah masyarakat (law is a
tool of social engineering)
e. Bruggink:
Hukum adalah suatu sistem konseptual kaidah-kaidah hukum
dan keputusan-keputusan hukum
Rumusan-rumusan tentang apa yang
dimaksud dengan hukum dari beberapa
pemikir tersebut di atas dipahami dari sudut
pandang yang berbeda-beda.
Hukum bermakna sebagai perintah dari
penguasa terhadap orang yg diperintah.
Hukum bermakna mengatur kehidupan
masyarakat.
Hukum bermakna sebagai sarana untuk
pengendalian social.
Hukum sebagai sarana untuk melaku-kan
perubahan dalam masyarakat
Hukum Putusan Penguasa
Berdasarkan Pendapat di atas maka
Definisi Hukum: adalah separangkat norma/ kaidah atau
aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur, mengontrol, mengubah dan
melindungi kehidupan masyarakat agar
tercapainya suatu kepastian, kemanfaatan, dan
keadilan dalam hidup bermasyarakat, yang apa
bila norma tersebut dilanggar atau tidak
dilaksanakan maka ada sanksinya.
 Norma Hukum yg Tdk Tertulis: Hukum Adat
 Norma hukum yang Tertulis: Peraturan Perudang-
Undangan (UUD 1945/Konstitusi, UU, Perpu, PP,
Perpres, Perda, Perdes); KUHP, KUHPerd, KUHD,
KUHAP
 Peraturan tertulis dan bersifat teknis: Perat Menteri ,
Peraturan Universitas, Peraturan Rektor, Perat
Fakultas, Perat Dekan, dsb
 Dalam semua peraturan ada norma-norma: Norma
Kewajiban, Norma Kebolehan dan Norma Larangan
Fungsi dan Tujuan Hukum
Fungsi Hukum:
1. Law is a tool of social regulation (hukum sbg alat mengatur
kehidupan masyarakat)
2. Law is a tool of social control (hukum sbg alat untuk
mengontrol kehidupan masyarkat)
3. Law is a tool of social enginering (hukum sbg alat rekayasa
sosial/mengubah masyarakat.
4. Law is a tool of social protection (hukum sebagai alat
melindungi masyarakat)
5. Law is a tool of social enforcement (hukum sbg alat untuk
memaksa masyarakat)
Tujuan Hukum:
Kepastian, kemanfaatan dan keadilan dalam hidup
bermasyarakat
Menurut Lawrence Friedman, Untuk berfungsinya hukum secara
evektif di pengaruhi oleh 3 unsur/komponen dari sistem Hukum
1.Komponen substansi Hukum (Legal Substance) / Regulasi adalah
mencakup segala apa saja yang mrpkan “norma hukum” baik yang
berupa peraturan, keputusan, doktrin-doktrin, kebijakan sejauh
semuanya ini digunakan dalam proses penyelesaian masalah
hukum.
2.Komponen Struktur Hukum (Legal Struktur) mencakup berbagai
institusi yang diciptakan oleh sistem hukum dengan berbagai
fungsinya dalam mendukung bekerjanya sistem hukum, termasuk
struktur organisasinya, pembagian kompetensi dan lain-lain,
meliputi: lembaga legislatif, eksekutif dan Yudikatif (Ajaran TRIAS
POLITICA oleh Montesquieu)
3.Komponen budaya hukum (Legal Culture) adalah keseluruhan
sikap warga masyarakat, dan nilai-nilai sosial masyarakat. Budaya
hukum meliputi:
a. Budaya hukum internal: budaya hukum aparatur dan aparat
penegak hukum (hakim, jaksa, polisi, para lawyer dll)
b. Budaya hukum eksternal: budaya hukum dari masyarakat
setempat.
Untuk berfungsinya hukum dalam menunjang pembangunan nasional
menurut Soerjono Soekanto melibatkan beberapa faktor:
1.Kaidah hukum atau peraturan itu sendiri harus sitematis, tidak
bertentangan baik secara vertikal maupun horizontal, dan dalam pembuatannya
harus disesuaikan dengan persyaratan yuridis yang telah ditentukan.
2.Penegakan hukum harus mempunyai pedoman berupa peraturan yang
tertulis yang menyangkut ruang lingkup tugasnya dengan menentukan batas
kewenangan dalam pengambilan kebijakan. Dan yang penting adalah batas
kualitas petugas memainkan peranan penting dalam berfungsinya hukum.
3.Adanya fasilitas yang diharapkan dapat mendukung pelaksanaan kaidah
hukum yang telah ditetapkan. Fasilitas yg dimaksud terutama sarana fisik yang
berfungsi sebagai faktor pendukung utk mencapai tujuan hukum.
4.Kesadara warga masyarakat yang terkena ruang lingkup peraturan tersebut,
hal ini didorong budaya taat hukum masyarakt.
• Menurut Soerjono Soekanto, Ada 3 Teori-teori hukum yang menjelaskan
tentang berfungsi/berlakunya hukum sbg kaidah yaitu:
1. Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penentuannya didasarkan atas
kaidah yang lebih tinggi tingkatnya (Hans Kelsen), atau menurut cara yang
telah ditetapkan (W.Zevenbergen) atau apabila menunjukkan hubungan
kausal antara suatu kondisi dan akibatnya (Logemann).
2. Kaidah hukum berlaku secara sosiologis apabila kaidah tersebut berlaku
efektif, artinya dpt dipaksakan berlakunya oleh penguasa walaupun tdk
diterima oleh warga masyarakat (teori kekuasaan), atau karena kaidah tsb
berlaku karena diterima atau diakui oleh masyarakat (teori pegakuan).
3. Kaidah hukum tersebut berlaku secara filosofis, artinya sesuai dengan cita-
cita hukum sebagai nilai-nilai positif yang tertinggi.
HUKUM DAN MASYARAKAT

 Apakah semua masyarakat mengenal hukum?


 Mengenai hal tersebut ada beberapa pandangan:
1. Bronislaw Malinowski:
Hukum dapat dijumpai dalam setiap
masyarakat baik masyarakat maju maupun
masyarakat sederhana.
Dasar pemikiran B. Malinowsky adalah sebagai berikut:
• Dasar pemikiran yang sama tetang hukum pada
masyarakat maju (Eropa) dan masyarakat lokal (sederhana)
adalah Setiap aktivitas kebudayaan mempunyai fungsi
untuk memenuhi kebutuhan naluri manusia secara timbal
balik.
• Fungsi tersebut adalah menunaikan dan menerima
kewajiban berdasarkan prinsip yang disebut principle of
reciprocity.
• Custom (effectiveve custom) yang berintikan pemenuhan
hak dan kewajiban secara timbal balik tersebut merupakan
hukum yang menjaga ketertiban dalam masyarakat.
2. A.R. Radcliff Brown:
Penganut aliran legalistik. Menurut Brown
hukum itu hanya dijumpai dalam
masyarakat yg sudah maju, sedangkan dlm
masyarakat sederhana tidak mempunyai
hukum.
Some simple societies have no law although
all have custom which are supported by
sanction.
Dasar pemikiran Brown adalah sbb:
• Hukum merupakan sistem pengendalian
sosial kontrol yang bersifat memaksa yang
didukung oleh alat-alat kekuasaan yang
diorganisasi oleh suatu negara.
• Jika dalam suatu masyarakat tidak ada
undang-undang, alat-alat penegak hukum
seperti polisi, jaksa, pengadilan (hakim)
maka masyarakat itu belum mengenal
hukum.
• Ketertiban dalam masyarakat terjaga karena
masyarakat secara spontan taat kepada
tradisitradisi (adat) dalam masyarakat yang
bersangkutan (automatic spontaneous
submission to tradition)
• Jika ada pelanggaran maka secara otomatis
akan timbul reaksi dari masyarakat.
• Brown dipengaruhi oleh teori Durkheim
tentang dasar-dasar masyarakat: yaitu bahwa
masyarakat pada dasarnya mempunyai prinsip
yang seolah-olah diatas individu dan
mempunyai sifat memaksa terhadap individu
anggota-anggota masyarakat.
3. Leopold Pospisil:
Pospisil membedakan antara hukum
dengan non hukum yang sama-sama
mempunyai fungsi sebagai pengendali
sosial dalam masyarakat.
Menurut Pospisil ada beberapa ciri-ciri
tentang hukum (attribute of law):
Ada 4 ciri hukum menurut Pospisil yaitu:
1. Attribute of authority:
Hukum merupakan keputusan-
keputusan dari petugas hukum yang
mempunyai kekusaan dan wewengan
dalam masyarakat yang memberikan
pemecahan dari ketegangan-
ketegangan dalam masyarakat.
2. Attribute of intention of universal
application:
• Bahwa keputusan-keputusan dari pihak-
pihak yang berkuasa itu harus
dimaksudkan sbg keputusan-keputusan
yang berlaku terhadap siapa saja dan
mempunyai jangka waktu panjang
• Keputusan-keputusan tsb harus dianggap
berlaku juga terhadap peristiwa yang
sama dalam masa yang akan datang.
3.Attribute of obligation:
Keputusan-keputusan tersebut harus
mengandung perumusan-perumusan dari
kewajiban pihak satu terhadap pihak kedua
dan juga haknya pihak kedua yang harus
dipenuhi oleh pihak kesatu.
4. Attribute of sanction:
Bahwa keputusan-keputusan dari pihak
yang berkuasa itu harus dikuatkan dengan
sanksi dalam arti yang seluas-luasnya
4. Ter Haar:
• Ter Haar adalah salah satu tokoh hukum adat
Indonesia yg terkenal dengan teori keputusannya:
bahwa hukum (adat) adalah keputusan-keputusan
para petugas hukum yg mempunyai kekuasaan
dan wewenang dalam suatu masyarakat.
• Pendapat Ter Haar tersebut lebih menekankan
kepada adanya keputusan pihak yang mempunyai
otoritas di dalam masyarakat yg bersangkutan
seperti halnya ciri hukum yang pertama sbgmana
halnya dikemukakan oleh Pospisil (attribute of
authority).
Berdasarkan perbedaan alam pikiran
tersebut maka dapat dipahami adanya
perbedaan antara hukum dalam masyarakat
yang satu dengan masyarakat yang lain.
Misalnya tentang kedudukan anak laki-laki
dan anak perempuan berbeda dalam
masyarakat Jawa dan Bali.
Pandangan-pandangan tersebut di atas
memberikan gambaran sebagai berikut:
•Bahwa hukum mempunyai pengertian yang luas.
•Hukum tidak dpt dipandang dlm bentuknya seperti
UU yang dihasilkan oleh pembentuk UU yg mendapat
legitimasi melalui kekuasaan negara (statutair/state
law),
•Teat juga hukum yang non statutory yang berasal,
tumbuh, berkembang, dan ditaati dalam kehidupan
masayarakat (living law)
 Dalam konteks hk. statutair dan non statutair maka dpt
dipahami bahwa terjadi adanya pluralisme hukum
dalam suatu negara.

 Artinya dalam suatu negara terdapat sekurang-


kurangnya ada 2 sistem hukum yang berbeda dan berlaku
bersama-sama;
1. berlaku hukum negara (state law) dan
2. berlaku hukum yang berasal dan tumbuh dalam
masyarakat yang bersangkutan (hukum adat ,living law,
indigenous law, people law).
• Namun demikian ada perbedaan antara
hukum negara (state law) dan hukum yang
berasal dari masyarakat( indigeneous law/
living law):
1. Hukum Negara:
a. Hukum yang dibentuk oleh pembentuk UU yang
dilandasi legitimasi kenegaraan;
b. Hukum terkait dgn tata kehidupan kenegaraan;
c. Dimensi struktur;
d. Pembuatan dan implementasinya melalui prosedur
formal.
2. Hukum yang hidup:
a. Hukum yang tumbuh dan berkembang
dalam kehidupan masyarakat;
b. Hukum merupakan bagian dari kehidupan
masyarakat;
c. Dimensi kultur
d. Terjadi dan implementasinya tidak
mengenal prosedur formal.
BEBERAPA SISTEM HUKUM
YANG BERLAKU INDONESIA
Apa itu sistem?
Sistem: adalah satuan atau bagian-bagian / komponen meliputi
substansi, struktur, dan kultur yang saling berhu-bungan dan
saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya
sesuai dengan rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Sistem Hukum: adalah komponen norma-kaidah meliputi
substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum
masyarakat yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk
mencapai tujuan hukum, yaitu adanya kepastian hukum,
kemanfaatan, dan keadilan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Berbagai Sistem Hukum Yang berlaku di Indonesia:
1. Sistem Hukum Barat (Hukum Kontinental dan Anglo Saxon)
2. Sistem Hukum Adat (Hukum Lokal)
3. Sistem Hukum Islam (Hukum Syariah)
SISTEM HUKUM

BARAT
• Sistem Hukum Barat adalah Komponen Norma
Hukum, yang meliputi substansi hukum, institusi hukum dan
budaya hukum yang dianut masyarakat yang berasal dari
Eropa baik dari Eropa kontinental, maupun dari Eropa
Anglo saxon yang masuk dan dan berlaku di Indonesia
karena pengaruh penjajahan, atau karena adanya kontrak
bisnis/Investasi asing)
• Sistem Hukum Barat Kontinental, berasal dari Romawi (H.
Canonik/Corpus Juris) yang masuk ke Prancis (Code
Napoleon), selanjutnya masuk ke Belanda dan akhirnya
masuk ke Indonesia (pengaruh penjajahan).
• Sistem Hukum Barat Anglo Saxon, berasal dari Inggris,
masuk ke semua negara koloni dan jajahan Inggris yang
tergabung dalam negara Common Wealth, norma ini juga
masuk ke Indonesia karena adanya kontrak bisnis dgn
negara-negara-negara Anglo saxon.
H. ROMAWI
(CORPUS JURIS)

Revolusi Prancis 1830-1850


PRANCIS
Semboyan :
Kemerdekaan, Persamaan hak dan
Persaudaraan (Liberty, equality, dan Fraternity)
- Code Civil
Unifikasi dan Kodifikasi Hukum - Code du Commerce
- Code Penal
• Kepastian Hukum
• Faham Hak Milik Mutlak
• Faham Legisme

Bertujuan untuk mendukung kepentingan para pengusaha


dlm kegiatan ekonomi, sedangkan di sisi lain faham tsb
sangat merugikan hak kaum buruh dam masyarakat kecil.
DI BELANDA Code Civil, Code du Commerce,
dan Code Penal

Kodifikasi: 1828
- Burgrlijk Wetboek (BW)
- Wetboek van Kophandels (WvK)
- Wetboek van Strafrecht (WvS)

HINDIA BELANDA
(INDONESIA)

Kodifikasi 1838 – Asas Konkordansi - Gol. Eropa


- Gol Timur Asing
- Kitab Undang-Undang Hukum perdata (KUH Perd)
- Gol. Pribumi
- Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
-Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pembidangan Hukum Barat
1. Hukum Privat
a. Hukum Perdata
b. Hukum Dagang ..............Hukum Bisnis
2. Hukum Publik
a. Hukum Pidana
b. Hukum Tata Nagara (HTN)
c. Hukum Adminstrasi Negara (HAN)
d. Hukum Internasional
3. Hukum Privat dan Publik
a. Hukum Ekonomi (Hukum Bisnis)
b. Hukum Acara (Ac. Pidana, Ac. Perdata, Ac.TUN)
c. Hukum Lingkungan
d. Hukum Sumber Daya Alam
HUKUM PERDATA
• Prinsip Hukum Perdata (Psl. 1320 –1338)
1. Pacta sunt servanda (Asas Perjanjian Mengikat)
2. Asas Konsensual (Consesual Princinple)
3. Freedom of Contract Principle (asas Kebebasan
Berkontrak)
4. Obligation Principle (asas Pemenuhan
Kewajiban)
5. Good Faith Principle (Asas Etikat Baik)
1. Pacta sunt servanda Principle: adalah prinsip kontrak, yang
menyatakan bahwa perjanjian atau kontrak yang dibuat oleh
para pihak merupakan undang undang yang harus ditaati
(perjajian tersebut mengikat para pihak)
2. Consensual Principle: adalah prinsip kontrak yang
menyatakan, apabila kontrak / perjanjian telah disepakati,
maka kontrak tersebut dianggap telah terjadi, meskipun belum
ada prestasi dan kontra prestasi (penyerahan uang dan barang)
3. Freedom of Contract Principle : adalah prinsip kontrak
yang menyatakan bahwa para pihak bebas untuk menentukan
subyek dan obyek kontrak, bentuk kontrak, isi kontrak, sifat
kontrak, dimana dan kapan kontrak tersebut dilaksanakan.
3. Obligation Principle: adalah prinsip konntrak yang
menyatakan bahwa para pihak wajib memenuhi prestasi dan
kontrak prestasi dalam kontrak
4. Good Faith Principle: adalah prinsip kontrak yang
menyatakan bahwa para pihak harus beretikat baik dalam
5. Prinsip Fundamental Supremasi Hukum : (prinsip
kedaulatan hukum) adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa
hukum nasional bersifat mutlak yang tidak dapat diganggu
gugat keberadannya, artinya, bahwa setiap benda, subyek
hukum, perbuatan atau peristiwa hukum, termasuk transaksi
bisnis yang dituangkan di dalam kontrak, yang terjadi di dalam
wilayah suatu negara tunduk pada hukum nasional secara
mutlak pelaksanaan kontrak (tidak boleh ada unsur-usur
penipuan, hilaf dan paksaan)
6. Prinsip Harmonisasi Hukum (Kontrak Bisnis
Internasional)
 LEX MERCATORIA : merupakan prinsip harmonisasi
hukum yang berlaku umum dalam kontrak bisnis
internasional sesuai dengan norma-norma yang diterapkan di
Eropa. (harmonisasi hukum = penyesuaian hukum), Lex
Mercatoria meliputi:
1. UNIDROIT (Principles on International Commercial
Contract / ICC) – Prinsip Kontrak Bisnis Yang bersifat
Umum
2. CISG (United Nation Convention on Contract for the
International Sale of Goods) - Prinsip Kontrak yg berkaitan
dgn Jual beli barang, - UNCITRAL (Konvensi Wina 1980)
SYARAT-SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
Menurut Hukum Civil Law (BW) Pasal 1320.
1. Kesepakatan (Toesteming)
2. Kecakapan bertindak
3. Objek tertentu (dibolehkan oleh UU)
4. Kausa / Sebab yang halal

Menurut Hukum Commom Law (Inggris/USA)


1. Adanya Offer dan Acceptance
2. Metting of minds (persesuan kehendak)
3. Consideration (prestasi)
4. Competent parties and legal subject matters
Menurut Hukim Civil Law (Psl 1320 KUHPerd)
1. Kesepakatan (Toesteming) : Para pihak sepakat mengenai objek
dan harga objek yang diperjanjikan
2. Kecakapan bertindak: para pihak dalam keadaan sehat rohani
(tidak dibawah pengampuan) dan cukup umur (dewasa) untuk
melaksanakan perjanjian
3. Objek tertentu : barang/jasa yang diperjanjikan dibolehkan oleh
UU, tidak melanggar kesusilaan dan ketertiban umum.
4. Kausa / Sebab yang halal: dalam kotrak bisnis tidak
mengandung unsur penipuan, hilaf dan paksaan.
 Syarat 1 dan 2 (Syarat Subyektif): apabila dilanggar maka
kontrak tersebut dapat dibatalkan.
 Syarat 3 dan 4 (Syarat Objektif) : apabila dilanggar maka
kontrak tersebut batal demi hukum.
Menurut Hukim Common Law
2. Meeting of mind (Persesuaian kehendak)
a. Pernyataan persesuaian kehendak antara para
pihak ttg obyek kontrak, isi kontrak kontrak,
kapan dan dimana kontrak dilaksanakan.
b. Kontrak harus dilakukan secara jujur:
- tidak boleh ada unsur penipuan (fraud),
- kehilapan/kesalahan (mistake),
- paksaan (duress), dan
- penyalahgunaan keadaan (undo influence).
Pelanggaran terhadap unsur-unsur tsb
mengakibatkan kontrak menjadi tidak sah dan
batal demi hukum (Jesse S Rafhael, 1962:15).
3. Consideration (Konsiderasi) = Prestasi dan
kontra prestasi. Konsiderasi dimaksudkan
agar kontrak mempunyai kekuatan mengikat,
Artinya sdh menimbulkan hak dan Kewajiban
4. Competent Parties and Legal Subject Matter.
– Competent parties : Kemampuan dan kecakapan
para pihak melakukan perb. hukum (membuat
kontrak): dewasa (cukup umur, max. 18 / 21),
waras (tidak gila).
– Legal Subject Matter: Keabsahan pokok
permasalah-an, dalam hukum Civil Law (BW)
disebut dengan kausa yang halal.
KLAUSULA DALAM PERJANJIAN

 Subjek Perjanjian/Kontrak (Para Pihak)


• Individu (persoon)
• Badan Usaha
• Institusi Pemerintah (Nasional dan Internasional
• Organisasi Non Pem (LSM, yayasan)
 Objek Perjanjian/kontrak
• Barang (Benda Bergerak dan Benda Tetap)
• Jasa (Keuangan, Tenaga kerja, Akomodasi, Transportasi)
 Jenis-Jenis Perjanjian
• Perkawinan, Warisan (H. Keluarga)
• Jual beli, Tuka- menukar, Hibah, Wasiat
• Perdagangan, Investasi, Join Veture,
• Francise (waralaba), HKI (Trip’s)
• Penyertaan Modal Asing,
 Hubungan Hukum Para Pihak --- Perb. Hukum
• Hub Keluaga (Perkawinan, Warisan)
• Hub Bisnis (kontrak dagang, Investasi, Teknical
Assistance, Frachise, IPR/HKI, dll)
• Hub Kerjasama (ekonomi, politik, hukum,
keamanan, Perbatasan negara dll)
 Hak dan Kewajiban Para pihak
• Kewajiban memenuhi Prestasi (pembayaran)
• Hak atas presestasi (barang atau Jasa)
 Tanggung Jawab Pera Pihak ------ Jaminan /
Garansi, Asuransi
 Kapan dan dimana : -waktu, -tempat
 Pilihan Hukum :
• Hukum para pihak (Lex causae)
• Hukum hakim (Lex fory)
• Jika tdk ada pilihan Hukum (gunakan teori
HPI)
 Draft Kontrak: - Bahasa yg digunakan.
• Salah satu pihak menyiapkan draft
• Tukar-menukar draft
Jenis Perjanjian (Kontrak)
1. Jual beli (Psl 1457-1540)
2. Tukar menukar (1541-1546)
3. Sewa Menyewa (1548-1600)
4. Melakukan Pekerjaan (1601-1617)
5. Persekutuan (1618-1652)------ CV, Firma, Koperas
6. Badan Hukum (1653-1655)----- PT, Perum, Koperasi
7. Hibah (1666-1693), Wasiat.
8. Penitipan Barang (1694-1739)
9. Pinjam Pakai (1740-1753)
10. Pinjam meminjam 1754-1769)
11. Bunga uang (1770-1773), Bank dan Lembaga Non Bank
12. Perjanjian untung-untungan (1774-1791)
13. Pemberian Kuasa (1792-1819)
14. Penanggungan utang (1820-1850)
15. Perdamaian 1851-1864)
 Jenis-Jenis Kontrak Internasional:
– Perdagangan barang (ekspor-Impor)
– Perdagangan Jasa (TS)
– Investment (TRIMs)
– Keagenan dan distribusi (TS)
– Franchise /waralaba (TRIPs)
– Hak atas Kekayaan Intelektual
– Technical Assistance (TS)
– Joint venture (TRIMs)

 Selain mengacu pada prinsip-prinsip HPI, juga


tunduk pada prinsip-prinsip GATT-WTO5
2. HUKUM DAGANG DAN
HK. PERUSAHAAN

• Hukum Dagang: adalah hukum perikatan yang


timbul dari bidang perusahaan yang bersumber
pada perjanjian dan undang-undang.
• Sumber pada Perjanjian: misal, pengangkutan,
asuransi, jual beli perush, makelar, komisioner,
surat berharga, dll. Hubungan hukum tsb
(melahirkan hak dan kewajiban)
• Sumber pada UU: misal, tabrakan kapal (Psl 632)
dll. Peristiwa hukum melahirkan tanggumng jawab.
Hubungan antara KUHPerdata dan KUHD
• KUHPerdata (BW) adalah Hukum perdata
umum sedangkan KUHD adalah hukum
perdata khusus, jadi hubungannya adalah
hub ant hukum umum (genus) dan dan
hukum khusus (specialist), shingga dikenal
adagium yang mrp asas hukum” Lex
spesialis drogat lex generali (hukum khusus
mengalahkan hukum yang umum.
PEDAGANG DAN PERBUATAN PERNIAGAAN

• Hukum dagang mrp hukum perdata khusus bagi


kaum pedagang.
• Pedagang = mereka yang melakukan peruatan
perniagaan sebagai pekerjaan sehari-hari
• Perbuatan perniagaan (Psl 3 KUHD) adalah
perbuatan membeli barang utk dijual kembali
• Barang = barang bergerak dan barang tetap
PERUSAHAAN DAN PEKERJAAN
• Hukum dagang merupakan hukum perikatan
yang timbul dari bidang perusahaan. Istilah
yang lazim digunakan sebelum dikenal istilah
perusahaan adalah istilah ”perdagangan”.
• Pengertian pedagangan hanya dpt ditemukan
dlm KUHD lama (psl 2 & 5)
• Dalam KUHD (17 Juli 1938) istilah
perdagangan dihapus dan diganti dengan
istilah perusahaan.
• Perbedaan: perbuatan perniagaan, dan
perbuatan perusahaan, (Polak)
– Perbuatan perniagaan: perbuatan membeli
barang untk dijual lagi (Psl 3-5 KUHD)
– Perbuatan Perusahaan: perbuatan yang
direncanakan terlebih dahulu tentang laba
dan rugi dan tercatat dalam pebukuan
(maknanya lebih luas dari Perbuatan
perniagaan).
• Secara ilmiah, ada beberapa pendapat tentang
pengertian perusahaan
1. Pem. Belanda: Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan
yang dilakukan secara tidak terputus-putus dengan terang-
terangan dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari
laba (bagi diri sendiri).
2. Mollengraaf: Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan
yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar
untuk mendapatkan penghasilan dengan cara memper-
niagakan barang-barang, menyerahkaan barang, atau
mengadakan perjanjian perdagangan. Jadi perusahaan
dipandang dari sudut ekonomi.
3. Polak: baru ada perusahaan apabila dipelukan adanya
perhitungan-perhitungan tentang laba rugi yang dapat
diperkirakan dan segala sesuatu itu dicatat dalam pembu-
kuan. Jadi dipandang dari sudut komersial.
Kedudukan dokter, Pengacara, Notaris dan Juru Sita
• Menurut Pem Belanda bahwa mereka tidak menja-
lankan perusahaan, karena mereka melakuan tugas
berdasarkan keahliannya. Mereka tidak melaksana-
kan perusahaan melainkan pekerjaan.
• Jika dokter menjalankan tugas/pekerjaan di rumah
sakit pemerintah maka dokter tsb tidak menjalankan
perusahaan, melainkan mejalankan pekerjaan
karena tidak memperhitungkan laba-rugi. Namun
jika melaksanakan tugas/pekerjaan swasta dan
memperhitungkan laba-rugi, dan mempunyai
pembukuan, maka dokter tsb menjalankan
perusahaan.
• Pengertian Pekerjaan = perbuatan yang dilakukan degan
tidak bermaksud untuk mencari laba, melainkan atas
dasar cinta ilmiah, kemanusiaan, atau agama. Jadi unsur
laba bukan merupakan hal yang mutlak.
– Pekerjaan Dinas Pemerintah yang melayani rakyat,
misalnya pencatatan sipil, pencatata perkawinan,
peradilan, pamong praja, dll
– Pekerjaan sosial: PMI, perkumpulan (olah raga,
kematian, kebudayaan) dll
– Pekerjaan utk Agama: Kegiatan Muhamadya, Dakwa
Islamia, dll
• Cara Penyerahan Benda Bergarak
– penyerahan langsung, secara fisik dari tangan ke
tangan.
– Penyeahan kunci gudang di mana barang tsb
berada,
– Jika sdh ada dalam kekuasaan si penerima, maka
tdk perlu ada penyerahan.

• Cara Penyerahan Piutang atas nama atau


tidak bertubuh dilakukan dengan akta otentik
atau di bawah tangan (cessie).
• Cara Penyerahan Piutang atas si pembawa
(aan tonden) cukup dari tangan ke tangan
secara langsung.
• Cara Penyerahan Benda Tetap dengan akta
otentik (UUPA)------ PPAT/ Notarsi
HUKUM PERUSAHAAN
Jenis-Jenis Badan Usaha
Berdasarkan Kepemilikan Perum Damri,
Peruri, Perum
Bulog, Perum BH
P. Umum
Perumnas,
(Perum)

P. Negara (BUMN) Bank Pem, PLN,


P. Perseroan Telekom, KAI,
Pelindo, Pelni,
(PT Persero)
ASDP, Pusri,
Angkasa Pura, BH
Pertamina, Pupuk
Bank NTB, Kaltim, Pos,
Jenis - Jenis
PDAM, PT. Taspen, Jasa
P. Daerah (BUMD) Unit Logam
Badan Usaha Marga,
Koperasi, dll
P. Tambang
P. Swasta P. Kehutanan BH
Asing P. Otomotif
P. Swasta (BUMS) • PT / NV BH
P. Swasta • CV
Nasional • Firma Non
• UKM BH
• Koperasi
Jenis-Jenis Perusahaan

1. Perush Negara: modalnya dimiliki oleh Negara:


Landasan Hukum
1) Perusahaa Jawatan (Perjan):
– Diatur dlm IBW (Indonesische Bedrijven Wet), S.1927-419,
S.1936-445. Perusahaan ini mendpt pin-jaman dari Peme
setiap tahun: PJKA (PP. 61/1971).
– Diatur dlm ICW (Indonesische Comptabiliteits Wet), S.1925-
448). Perushaan ini mempunyai keuangan otonom,
merupakan bagian dari keuangan Negara pada umumnya:
Jawatan Pegadaian Negara menjadi PN (PP. No.178/1961),
menjadi Perusahaan jawatan (Perjan) Pegadaian (PP.
No.7/1969)
2) Perusahaan Umum (Perum),
Diatur dalam UU No.9 Tahun 1960, jo. UU
No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN)
3) Perusahaan Perseroan (Persero),
berbentuk PT, dasarnya: UUPT No.1 Tahun
1995 (Sekarang UU No. 40 / 2007)
4) UU No. 19 Th 2003: tentan g Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
a. Perusahaan Umum yang selanjutnya disebut Perum adalah
BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas
saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan sekali gus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Contoh:,
PERUM DAMRI, PERURI, PERUM PEGADAIAN, PERUM
BULOG, PERUM PERUMNAS.
b. Perusahaan Perseroan yang selanjutnya desebut Persero, adalah
BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas yang modalnya terbagi
dalam saham, yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki
oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan. Contoh: BANK PEM, PLN, TELEKOM, PT KAI,
PELINDO, PELNI, ASDP, ANGKASA PURA, PERTAMINA,
PUSRI, PUPUK KALTIM, POS, TASPEN, JASA MARGA.
c. Perusahan Perseroan Terbuka (Perush Publik)
yang selanjutnya disebut dengan Persero terbuka
adalah perseroan yang modal dan jumlah pemegang
sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau persero
atau Persero yang melakukan penawaran umum
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal.
- Kriteria Perush Publik: Minimal 300 Pemegang
Saham, dan Modal min. 300.000.000.000 (tiga
ratus miliar) : UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995
2. Badan Usaha Milik Daerah (Perusaa Daerah/ PD)
adalah Perusahan yang modalmya dimiliki oleh daerah
conton: PDAM, Perush Daerah Unit Logam, Bank
NTB).

3. Bada Usaha Milik Swasta: (Perusahaan Swasta)


dalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh swasta :
a. Swasrta Nasional
b. Swasta Asing
c. Swasta Campuran (Masional dan Asing)
• Perusahaan Swasta Nasional (UU No. 40 / 2007),
dapat berbentuk:
• Perseroan Terbatas (Naamloze
Vennootschap)---- PT
• Persekutuan Komanditer (Comman-ditaire
Vennootschap)----CV
• Persekutuan Firma (Vennootschap onder
Firma)---- Firma
• Koperasi.
• UMKM (Usaha Mikri Kecil dan Menengah)
• Usaha Rumah Tangga
BENTUK-BENTUK BADAN USAHA dan PERUSAHAAN

• Persekutuan Perdata (Burgelijk Maatschap): Bab VIII


Buku III KUHPerdata. Bukan Perusahaan
adalah Suatu persetujuan dimana dua orang atau lebih
bekerja sama mengikatkan diri untuk memasukkan
sesuatu (material & immatrial) dalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan sesama
mereka.
• Persekutuan Firma / Fa (Vennootschap onder
Firma): Psl 16-25 KUHD
adalah setiap perusahaan yang didirikan untuk menja-
lankan suatu perusaaan di bawah nama bersama. Jadi
Fa merupakan suatu nama yang dipakai untuk
berdagang bersama-sama. Dengan demikian, Fa
adalah bentuk persekutuan yang umumnya bertujuan
komersial, seperti usaha perdagangan dan pelayanan.
• Persekutuan Komanditer (Commanditaire
Vennootschap/CV ): Psl 19-21 KUHD
adalah suatu perusahaan yang didirikan oleh
satu atau beberapa orang secara tanggung
renteng ber-tanggung jawab utk seluruhnya ata
secara solider dengan satu orang atau lebih
dengan pelepas uang.
• Perseroan Terbatas (Naamloze
Vennootschap/ NV): UUPT No.1 Tahun 1995.
PT adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi atas saham
• Perusahaan Negara: UU. No.19 Thn 1969,
adalah BUMN yang seluruhnya atau
sebahagian besar modalnya dimiliki olah
negara melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
• Koperasi (UU No. 25 Tahun 1992 ttg
Perkoperasian)
adalah badan usaha yang beranggotaan
orang seorang atau Kopersi adalah badan
usaha yang melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasarkan atas kekeluargaan.
Perbedaan Dari Segi Lingkup Kepemilikan
1. Perusahaan Nasional: Perusahaan yang minimal
51% modalnya dikuasai oleh Negara dan atau
Swasta Nasional .
2. Perusahaan Asing: Perusahaan yang seluruh
atau sebahagian besar modalnya dilmilki oleh
asing :
• Perusahaan Patungan (Joint Venture Company)
• Perusahaan Murni Asing (100 %)
Macam-Macam Perseroan Terbatas (PT)
1. PT Biasa: Badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham, berdasarkan ketentuan
UU. No. 1 Tahun 1995 ---- UU PT/No. 40/2007
2. PT PMDN: Badan hukum yang didirikan dalam rangka penanaman modal dalam
negeri, yang mengunakan kekayaan yang berasal dari dalam negeri baik dimiliki oleh
Negara maupun Swasta Indonesia, atau Swasta Asing yang berdomisili di Indonesia.
Dasar Hukum: UU. No.6 Tahun 1968 jo UU. No.12 Tahun 1970, dganti dengan UU. No
25 Tahun 2009
3. PT PMA: Badan hukum yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing yang
mengunakan kekayaan atau modal (alat pembayaran) yang berasal dari luar negeri, untuk
menjalankan perusahaan di Indonesia, Dasar Hukum: UU. No.1 Tahun 1967 jo UU.
No.11 Tahun 1970 Pemilik modal asing langsung menanggung risiko dari kegiatan
penanaman modal dan selanjutnya diganti dengan UU. No 25 Tahun 2009 .
4. PT PERSERO/BUMN: Badan hukum yang semula ber-bentuk Perusahaan Negara
(PN) berdasarkan UU No.9 Tahun 1969 yang kemudian diubah berbentuk PT (Perseroan
Terbatas) berdasarkan UU No.1 Tahun 1995, yang modal seluruh atau merupaka milik
negara, jo UU No. 12 Tahun 1998 Perusahaan Perseroan (PT Persero)

• UU PT No. 40 Tahun 2007 (PERSEROAN TERBATAS)


Perbedaan dari segi Kemampuan Modal

• PT Tertutup (Private Company): Badan hukum yang


didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham,
berdasarkan ketentuan UU. No. 1 Tahun 1995, dengan
modal dasar Rp. 20.000.000; sekarang UU. No. 40 Tahun
2007, modal Dasar Rp. 50.000.000
• PT Terbuka (Publict Company): adalah Perseroan yang
memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal di-
setor sesuai dengan ketentuan peraturan perUU di bidang
pasar modal (UU. No. 8 Tahun 1995) dengan Saham yg
dimiliki oleh minimal 300 org pemegang saham, dan modal
yang disetor minimal Rp. 3.000.000.000.
Unsur-unsur Perseroan Terbatas (PT)
1. Perusahaan yang berbadan Hukum (Legal Entity) yang
bersifat mandiri sebagai persekutuan modal.
2. Didirikan berdasarkan perjanjian oleh minimal 2 orang
yang dibuktikan dalam secara tertulis akta notaris
(otentik), mempunyai Anggaran Dasar.
3. Melakukan kegiatan usaha di bidang ekonomi yaitu
menjalankan perusahaan di sektor (industri,
perdagangan, investasi, jasa, pembiayaan/keuangan, dll)
dengan tujuan memperoleh laba/keuntungan
4. Mempunyai modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
bentuk saham yang merupakan harta kekayaan
perseroan yg terpisah dari harta kekayaan pribadi.
5. Memenuhi persyaratan dan prosedur undang-undang baik
UUPT maupun undang lain yang terkait dengan kegiatan
perusahan.
Sifat dan Ciri / Karakter PT
• PT merupakan Badan Hukum (Legal Entity) sebagai BH ”mandiri”
(Persona Standi in judicio) dengan karakteristik:
1. Sebagai asosiasi modal : Kekayaan dan utang PT terpisah dengan
kekayaan utang Pemegang Saham
2. Pemegang Saham:
a) Bertanggung jawab sebatas modal yang disetor/tanggung
jawab Terbatas (Limited Liability).
b) Tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan (PT)
melebihi nilai saham yang diambilnya.
c) Tidalk bertanggung jawab secara pribadi atas prikatan atas
nama perseroan.
3. Adanya pemisahan fungsi antara Pemegang Saham dan Pengurus
(Direksi)
a) Memiliki Komisaris yang berfungsi sebagai Pengwas
b) Kekusaan tertinggi pada Rapat Umum P. Saham (RUPS)
Struktur Organisasi (Psl 1 ayat 2)
• RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) adalah organ
Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan
kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam undang-undang atau Anggaran Dasar
• Dewan Direksi (Board of Directors) atau Direksi adalah adalah
organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan,
baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
• Dewan Komisaris (Board of Commisioners) adalah Organ
Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi
nasihat kepada Direksi.
• Khusus Perusahaan/PT Syariah ditambah dengan DPS (Dewan
Pengawas Syariah)
URUSAN PERUSAHAAN
• Urusan Perusahaan: segala urusan baik yang
bersifat materiil maupun immateriil, berwujud
maupun tidak berwujud yang termasuk
dalam lingkungan perusahaan, misalnya:
gedung, mebel, alat-alat kantor, mesin-
mesin, buku-buku, barang-barang dagangan,
piutang- piutang, nama perusahaan, merek,
paten, goodwill, utang, relasi, langanan,
rahasia perusaaan, dll.
• Wujud urusan Perusahaan : segala sesuatu
yg berwujud benda, maupun bukan benda
termasuk dalam lingkungan perusahaan
yang meliputi:
– Benda tetap: tanah, gedung, kapal, dll (bertubuh);
(tidak bertubuh): pembebenan dgn Hipotik dan
Hak tanggungan
– Benda bergerak: mebel, mesin, kendaraan dll
(bertubuh); goodwill dll (tidak bertubuh), pembe-
banan dgn gadai.
– Bukan benda: utang-piutang, langganan, rahasia,
perusahaan, relasi, dll
• Urusan Perusahaan dapat dijual secara en Bloc
(dalam satu kesatuan), tetapi tidak dapat diserahkan
secara en Bloc, karena cara penyerahan benda
bergarak Psl (612-613) berbeda dengan benda tetap:
HUKUM TATA NEGERA
I. Pengertian Hukum Tata Negara (HTN)
HTN: adalah keseluruhan peraturan atau norma hukum
yang mengatur tentang dasar dan tujuan negara, bentuk
negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan,
struktur organisasi kekuasaan pemerintah, dan pembagian
wewenaang serta tugas pemerintah, hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah, serta hak dan kewajiban
warga negara.
II. Tujuan Negara: (Pembukaan UUD 1945)
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
III. Bentuk-Bentuk Negara
• Bentuk negara: adalah bangunan negara yang membagi
kekuasan negara antara Pemerintah (Negara) di Pusat
dan Peme-rintahan di Daerah.
• Benntuk Negara meliputi:
1. Negara Kesatuan (Unitaris)
2. Negara Negara Serikat (Federasi)
3. Perserikatan Negara-Negara (Konfederasi)
• Bentuk Negara Indonesia: adalah Negara Kesatuan
yang berbentuk Republik (Pasal 1 UUD 1945),
mempunyai seorang Kepala Negara (Presiden),
Lembaga Legislatif (DPR) dan Lembaga Yudikatif
(Pengadilan).
A. Negara Kesatuan:
• Negara Kesatuan adalah: negara yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur negara dan seluruh daerahnya
yang berada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat
memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun
ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat
dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung.
• Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi (UUD)
satu Kepala Negara (Presiden), satu Dewan Menteri
(Kabinet), dan satu Parlemen (DPR). Demikian pula dengan
pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang
wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan.
Ada 3 Prinsip peneyelenggaraan Pemerintah pada Negara Kesatuan
1. Asas sentralisasi: adalah prinsip penyelengaraan pemerintahan yang
mana pemerintahan pusat memiliki kedaulatan penuh untuk menyeleng-
garakan urusan pemerintah dari pusat hingga daerah, termasuk segala hal
yang menyangkut urusan pemerintahan daerah. Pemerintah daerah hanya
bersifat pasif dan menjalankan perintrah dari pemerintah pusat pemerintah
daerah hanya sebagai pekaksana belaka.
Kebaikan prinsip sentralisasi adalah :
• Terdapat keseragaman hukum di seluruh wilayah negara
• Pemerintahan mengurus langsung semua urusan sampai ke daerah
• Tidak membutukan biaya yang besar
Kelemahannya :
• Dapat menghambat proses pelaksanaan pembangunan
• Rakyak akan bersifat apatis dan tidak mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan pembangunan di daerahnya.
• Peraturan yang dibuat pemerintah pusat sering tidak sesuai dengan
kebutuhan daerah
2. Asas Desentralisasi adalah prinsip penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia. (Pasal 1 Butir 7 UU No. 32/ 2004 tentang
Pemerintahan Daerah)
• wujud dari pelaksanaan desentralisasi ini :
• Adanya pemilihan kepala daerah melalui pilkada / pemilukada oleh
masyarakat daerah
• Berperannya DPRD untuk membuat kebijakan dalam lingkup
wilayahnya.
• Terbentuknya Otonomi Daerah.
• Adanya Dinas pada berbagai institusi/ Instansi Pemerintah di
Daerah (Dinas Pertanian, Dinas PU, D. Pertambangan, Dinas
Perkerbunan, Dinas Perkebunan dan lain.
• Keuntungaan Prinsip ini:
a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan dan pelayanan terhadap
kepentingan umum;
b. Terpeliharanya komunikasi sosial
kemasyarakatan dan sosial budaya dalam
system administrasi negara;
c. Terpeliharanya keserasian pelaksanaan
pembangunan nasional;
d. Terpeliharanya keutuhan Negara Kesatuan RI
3. Asas Dekonsentrasi yaitu :
Prinsip pelimpahan wewenang dari pemerintah
pusat kepada aparat pemerintah pusat yang
ada di daerah untuk melaksanakan tugas
pemerintah pusat di daerah. Dengan kata lain,
dekonsentrasi adalah perpanjangan tangan
pemerintah pusat di daerah.
• Contoh: Adanya Kantor Wilayah, di Daerah
(Kanwil Pajak, Kanwil Dep Agama, Kanwil
Imigrasi.
4. Asas Medebewind (Tugas Perbantuan) adalah prinsip
pemberian tugas oleh pemerintah yang lebih tinggi
tingkatannya tentang urusan yang menjadi
kewenangan-nya kepada satuan pemerintahan yang
lebih rendah disertai anggarannya yang
pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada
daerah yang diberi tugas.
• Contohnya : pemerintah pusat memberikan tugas
kepada pemerintah provinsi untuk mengerjakan suatu
urusan, yang sebetulnya urusan tsb merupakan urusan
pemerintah pusat. Karena itu pemerintah pusat
menyalurkan dana ke pemerintah provinsi untuk
menjalankan urusan tsb.
B. Negara Serikat (Federal)
• Negara Serikat adalah negara yang terdiri dari bebeapa negara
bagian, terbagi antara Pemerintah Federal (Pusat) dan Pemerintah
Negara Bagian.
• Negara Bagian merupakan negara yang merdeka dan berdaulat ke
dalam, tetapi tidak berdaulat ke luar negara bagian.
• Pemerintah Negara Bagian mempunyai kedaulatann yang tinggi
baik keluar maupun ke dalam, seperti dalam hal pembuatan UUD
Serikat / Konstitusi Negara bagian, serta di bidang pertahanan dan
keamanan negara.
• Pemerintah Pusat Negara Federal mempunyai kekuasaan membuat
Undang-Undang untuk menyelenggarakan pemerintah dengan
Negara Bagian. UU yang dibuat oleh Pemerintah Federal (Pusat)
berlaku untuk Pem Federal dan Pem Neg Bagian. Sedangkan UU
yang di buat oleh Pem Neg Bagian berlaku utk masing negara
bagian. Contoh Pem Federal USA, Malaysia, India, Australia, dll)
C. Perserikatan Negara (Konfiderasi)
• Perserikatan Negara adalah gabungan beberapa negara
yang merdeka dan berdaulat. Negara tersebut masing-
masing mempunyai mempunyai kedaaulatan, kedudukan
dan kewenangaan yang sama untuk mengatur
pemerintan negaranya.
• Tujuan dibentuk konfiderasi adalah untuk perbaikan di
bidang pertahanan dan keamanan, dan perekonomian
masing-masing negara, selain itu juga karena faaktor
sejarah. Contoh: Republik Persatuan Arab (RPA),
Negara-negara Persemakmuran (Commonwealth
Nations), France Union, dll
IV. Bentuk dan Sistem Pemerintahan

• Ada Lima Unsur di bentuknya negara


1.Pemerintah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi dalam negara.
2.Mempunyai warga negara (Rakyat)
3.Mempunyai wilayah Negara
4.Mempunyai Kedaulatan penuh
5.Pengakuan Internasional
A. Bentuk Pemerintahan:
1. Bentuk Pemerintahan Republik: apabila Kepala
Negara seorang Presiden yang dipilih oleh
rakyat baik secara langsung maupun tidak
langsung melaui pemilihan umum menurut
sistem katatanegaraan yang diatur dalam
konstitusi, dan masa jabatan Presiden dibatasi.
2. Pemerintahan Monarkhi: apabila kepala Negara
dipimpin oleh seorang Raja (Dinasti). Mahkota
raja senantiasa diwariskan secara turun
temurun, seperti; Inggris, Saudi Arabia, Kuwait,
Thailand, Qatar, Yordania, Belanda.
 Bentuk Pemerintah Indonesia
Bentuk Pemerintah Indonesia; adalah
Republik, dan Kepala Negara seorang
Presiden. Hal ini diatur dalam Pasal 1
UUD 1945 bahwa “Negara Indonesia
adalah ialah Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik”. Artinya: bahwa
bentuk Negara Indonesia adalah Negara
Kesatuan; dan bentuk Pemerintah
Indonesia adalah Republik
B. Sistem Pemerintahan
• Pada Negara Demokrasi di kenal 2 macam Sistem
Pemerintahan yaitu sistem Pemerintahan Presidensil
(Fixed Executive) dan Sistem Pemerintahan
Parlementer (Parlementary Exsecutive).
1. Sistem Pemerintahan Presidensil:
Pada sistem Pem. Presidensil terdapat pemisahan
antara Kekuasaan Legislatif (Parlement) dan
Kekuasaan Eksekutif (Pemerintah/ Presiden).
Pemisahaan ini dipengaruhi oleh Teori Trias Politica
dari Montesquieu yang mebagi kekuasaan negara
atas tiga Lembaga (Execitive, Legislative dan
Judicative)
Kriteria/Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensil
• Pada Sist Pem Presidensil, Presiden selain sbg Kepala
Negara, juga sbg Kepala Pemerintahan (Eksekutif/
Presiden).
• Dalam sistem ini Lembaga Eksekutif (Presiden) dalam
melaksanakan tugas tidak bertanggung jawab kepada
Lembaga Legislatif (Parlemen), tetapi bertnggung jawab
kepada rakyat yang memilihnya.
• Sebaliknya Lembaga Legislatif (Parlemen) dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya kepada Presiden,
tetapi kepada rakyat yang memilihnya.
• Oleh karena itu, Presiden dan Parlemen dipilih oleh rakyat
secara terpisah melalui Pemilihan Umum, sehingga ada
kemungkinan bahwa Presiden dari Partai X, dan Parlemen
dari partai Y.
• Pemerintah sebagai unsur negara merupakan
organisasi teknis yang meliputi Badan-Badan
Kenegaraan yang tertinggi yang menerapkan
tugas dan haluaan negara (tugas politik), dan
mempunya struktur tingkat bawah yang
melaksanakan tugas teknis.
• Yang dimaksud dengan Badan Kenegaraan
(Lembaga Tinggi Negara) adalah: Presidan dan
Jajaran Kementerian (Eksekutif), MPR, DPR, BPD
(Legislatif), MA, MK, KY, KPK, BPK (Yudikatif).
• Adapun Badan Kenegaraan di Daerah terdiri dari:
Gubernur, Bupati, Camat , Lurah/ Kepala Desa
• Adapun Kedudukan Presiden dalam Sistem Presidensil cukup
kuat karena tidak mudah dijatuhi oleh parlemen, demikian
sebaliknya parlemen juga tidak dapat dibubarkan oleh
Presiden.
• Pada sistem ini, Presiden dapat di-impeachment oleh
Parlement, apabila dalam menjalankan tugas pemerin-tahan
Presiden dianggap melanggar Konstitusi atau UU, seperti:
Korupsi atau melakukan tindak pidana berat yang merugikan
negara.
• Susunan Lembaga Eksekutif: dipimpin oleh seorang Presiden
sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan (eksekutif)
yang didampingi oleh seorang Wakil Presiden, dan dibantu
oleh Menteri-Meneri Negara.
• Menteri-Menteri Negara diangkat, diberhentikan, dan
bertanggungjawab kepada Presiden, Menteri-Menteri tidak
bertanggungjawab pada Parlement.

• Dalam Konstitusi (UUD 1945), Sistem Presidensil dapat
diketahui pada bebarapa hal:
1. Presiden memegang kekuasaan tertinggi.
2. Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dalam pelaksanaan tugas
dan Kewajiban,
3. Presiden berhak mengajukan RUU kepada DPR
4. Presiden menetapkan Peraturan Pemerintan (PP)
5. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh
Rakyat.
6. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
7. Presiden memegaang kekuasan tertinggi atas angkatan
Bersenjata (Darat, Laut dan Udara)
8. Presiden dgn persetujuan DPR, menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dgn negara lain.
9. Presiden menyatakan keadaan bahaya
10. Presiden mengangkat Duta Besar, Konsul, dan menerima
penempatan Duta Negara lain.
11. Presiden memberi grasi, rehabilitasi, dengan memperhatikan
pertimbangan MA
12. Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan.
13. Presiden membentuk Dewan Pertimbangan yang memberikan
nasehat kepada presiden.
14. Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara
15. Presiden berhak menetapkan PERPU, dlm hal memaksa.
16. DPR memegang kekuasaan membentuk UU
17. DPR mempunyai fungsi Legislasi, anggaran, dan pengawasan
18. DPR mempunyai hak Interpelasi, angket, menyatakan
pendapat
19. Anggota DPR memp hak utk mengajukan pertanyaan, usul,
pendapat, dan hak imunitas.
20. Anggota DPR berhak mengajukan RUU
Conton Negara dengan Sistem Pemerintahan Presidensil

1. Amerika Serikat 14. itali


2. Filiphina 15Jerman
3. Indonesia 16. Perancis
4. Argentina 17 Iran 1
5. Brazil 18. Timor Leste
6. Rwanda 19. Mexico
7. Azerbaijan 20. Cuba
8. Mesir 21. Rep. Moldova
9. Korea Selatan 22. Venezuela
10. Korea Utara 23. Kolombia
11. China 24. Chile
12. Taiwan 25. Irak 14
13. Rusia
2. Sistem Pemerintahan Parlementer
Parliementetary) Executive
Kriteria/ Ciri-Ciri
• Presiden / Raja sebagai Kepala Negara dan Perdana
Meteri sebagai Kepala Pemerintahan
• Pada Sistem Pem. Perlemneter, ada 2 lemb Tinggi negara
yg saling berpengaruhi yaitu: eksekutif yang dipimpin oleh
Perdana Menteri dan Parlemen (Legislatif) .
• Lemb. Eksekutif (Perdana Menteri) dipilih oleh Parlemen
dari partai yang menguasai mayoritas di parlemen yang
dipilih rakyat melalui Pemilihan Umum. Jadi Perdana Ment
bukan dipilih langsung oleh rakyat.
• Karena Perdana Menteri dan Kabinentnya dipilih oleh
Perlemen maka Perdana menteri bertang-gung jawab
pada Parlemen
• Perdana Menteri dan kabinetnya dapat dibubarkan
oleh Parlemen apabila tidak mendapat dukungan
mayoritas dari parlemen.
• Apabila Partai politik peserta pemilu tidak medapat
dukungan mayoritas, maka tidak dapat membentuk
kabinet sendiri dari satu partai.
• Oleh karena itu agar dapat membentuk kabinet,
maka partai tsb harus berkualisi dengan partai lain,
shg dapat membentuk Kabinet (eksekutif / Perdana
Menteri).
• Pembentukaan kabinet seperti sangat lemah karena
harus memberikan konsesi politik pada partai lain
yang diajak berkualisi, apabila konsesi politik tidak
tercapai mengakibatkan krisis kabinet yg dpt
menjatuhkan pemerintah
• Kepala Negara pada sistem Parlemeneter bisa
seorang Presiden atau Raja, Sultan atau Kaisar.
• Dalam sistem ini, Presiden atau Raja, Sultan atau
Kaisar berfungsi sebagai Kepala Negara,
sedangkan Perdana Menteri berfungsi sebagai
Kepala Pemerintahan (Eksekutif)
• Tugas Kepala Negara pada sistem ini, hanya
sebagai pemberi restu kepada eksekutif. Selain
itu, Kepala Negara juga dapat membentuk
Formatur Kabinet untuk membubarkan kabinet jika
negara dalam keadaan krisis yang
membahayakan negara.
• Contoh: Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang,
Inggris, Australia, Belanda, dll
HUKUM PIDANA
A. Pengertian Hukum Pidana
• Hukum Pidana terbagi atas Hukum Pidana Material,
dan Hukum Pidana Formil (Hukum Acara Pidana)
• Hukum Pidana Material adalah perturan atau
norma hukum yang mengatur tentang perbuatan
apa yang dapat dipidana, siapa yang dapat
dipidana, dan apa macam sanksi pidana yang
dijatuhkan.
• Hukum Pidana Formal: adalah peraturan atau
norma yang mengatur tata cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum pidana materiil melalui
proses pengadilan.
B.Tujuan Hukum Pidana
Melindungi Hak dan kepentingan masyarakat dengan cara
memberikan hukuman (sanksi) pidana terhadap setiap orang yang
melakukan perb (pelanggaran) pidana agar tercapainya
keteraturan, ketertiban, kemanan, dan keadilan dalam masyarakat.
• Hukum Pidana dikata sebagai: ultimum remedium (obat terakhir)
dengann tujuan utk melindungi kepentingan umum/masyarakat.
• Kepentingan umum yang harus dilindungi oleh UU
1. Jiwa dan nyawa seseorang
2. Badan seseorang
3. Kehormatan seseorang
4. Kesusilaan seseorang
5. Kemerdekaan (agama, kepercayaan, politik)
6. Harta benda seseorang
C. Asas-Asas Hukum Pidana dlm KUHP
1. Asas Legalitas (Asas Nullum Delictum): Menyatakan,
perbuatan pidana tidak dapat dihukum apabilan tidak
ada undang-undang yang mengaturnya“ (Pasal 1 ayat 1
KUHP)
• Asas ini memberikan jaminan kepada orang untuk tidak
diperlakukan sewenang-wenang oleh alat penegak hukum
, sebab sesuai dgn asas hukum bahwa setiap tinddakan
yang dilakukan oleh alat penegak hukum harus
berdasarkan hukum yang berlaku
• Macam –Macam Hukuman / Sanksi meliputi:
1. Pidana Pokok, meliputi:
a. Pidana Mati
b. Pidana Penjara
c. Pidana Kurungan
c. Pidana denda
2. Sanksi Pidana Tanbahan
a. Pencabutan hak-hak tertentu
b. Perampasan barang-barang tertentu
c. Pengumuman Keputusan Hakim
2. Asas Teritorial: “Ketentuan pidana dalam
perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi
setiap orang yang melakukan suatu tindak pidana di
Indonesia”. (Psl. 2)
Asas ini diperluas: “Ketentuan pidana perundang-
undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang yang
di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana
di dalan kendaraan air atau pesawat udara
Indonesia”.
3. Asas Personal (Nasionaliteit aktif)
Adalah Prinsip bahwa apabila warganegara
Indonesia melakukan kejahatan meskipun terjadi di
luar Indonesia, pelakunya dapat dikenakan hukum
pidana Indonesia.
4. Asas Perlindungan Nasional:
Tindakan perlindungan Kepentingan nasional tersebut
meliputi perlindungan terhadap:
1. Keselamatan kepala/wakil Negara, keutuhan dan
keamanan negara / pemerintah yang sah, keamanan
penyerahan barang, angkatan bersenjata, keamanan
Martabat kepala negara RI;
2. Keamanan ideologi negara, pancasila dan haluan
Negara;
3. Keamanan perekonomian;
4. Keamanan uang Negara, nilai-nilai dari surat-surat yang
dikeluarkan RI;
5. Keamanan pelayaran dan penerbangan dari pembajakan
5. Asas Retroaktif
Asas retroaktif ialah suatu asas hukum dapat
diberlakukan surut. Artinya aturan hukum yang baru
dibuat dapat diberlakukan utk perbuatan pidana yang
terjadi pada masa lalu sepanjang hukum tersebut
mengatur perbuatan tersebut, misalnya pada
pelanggaran HAM berat.
6. Asas Tidak Ada Hukuman Tanpa Kesalahan
Asas ini adalah mengenai tanggung jawab perbuatan
pidana bagi orang yang sakit ingatan (Psl 44), orang
dibawah umur (Psl 45) , Pembelaan terpaksa (Psl 49)
mereka tidak dapat dikenakan pidana karena alasan
pemaaf. Jadi orang-orang tersebut tidak dapat dihukum
karena dianggap tidak bersalah.
8. Asas Praduga Tak Bersalah:
Asas yang menentukan, bahwa setiap orang yang
disangka, ditangkap, ditahan, dituntut di hadapan
pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sebelum
adanya keputusan pengadilan yg menyatakan
kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum yang
tetap (Psl 8). Asas ini untuk memberikan jaminan HAM.
Pada Asas ini beban pembuktian menentukan kedalahan
berapa pada Pihak Penuntut.
9. Asas Pembuktian Terbalik:
adalah prinsip bahwa apabila terjadi kesalahan
(perbuatan pidana) maka beban pembuktian untuk
menentukan adanya kesalahan berada pada pihak
tertuntut. Jadi pihak yang dituntut yang harus melakukan
pembuktian bahwa ia tidak bersalah.
D. Perbuatan atau Peristiwa Pidana
• Perbuatan pidana adalah perbuatan yang harus memenuhi 2 unsur
yaitu:
1. Unsur Objektif: perbuatan adalah perbuatan yang bertentangan
dengan hukum pidana materiil (Undang-Undang Pidana/KUHP)
2. Unsur Subjektif: ialah adanya orang atau pelaku yang dapat
mempertanggung jawabkan perbuatan tersebut yaitu pelaku
menimbulkan akibat dari perbuatannya, jadi unsur pokoknya adanya
kesalahan
• Kesalahan meliputi: kesengajaan (doleus) dan kealpaan/kelalaian
(Culpoos).
1. Kesengajaan adalah perbuatan pidana yang dikehendaki.
2. Kealpaan/kelalaian adalah perbuatan kurang hati-hati yang
menimbulkan akibat hukum.
Percobaan dan Penyertaan dlm Kejahatan
A.Percobaan melakukan Kejahatan (Delik Percobaan, Psl.53-
54): hal ini terjadi karena sudah ada niat permulaan tetapi tidak
selesai bukan karena kesadaran sendiri, melainkan karena
ketahuan orang lain.
B.Penyertaan dalam kejahatan (Delik Penyertaan, Psl . 55-62),
meliputi:
• Melakukan kejahatan/pelanggaran
• Menyuruh melakukan kejahata/pelanggaran
• Ikut serta melakukan kejahatan/pelanggaran
• Memberikan kesempatan melakukan kejahatan,
• Menyalah gukakan kekuasaan agar orang lain melakukan
kejahata/pelanggaran
• Menganjurkan orang lain melakukan kejahatan
• Perbuatan Pidana meliputi Kehajatan dan
Pelanggaran
A. Kejahatan dan Pelanggaran dalam KUHP:
1. Kejahatan atas Keamanan Negara (Psl 104-129): makar,
pemberontakan, teroris)
2. Kejahatan thd Martabat Kepala Negara (Psl. 130-139):
Penyerangan terhadap keamanaan presiden, Penghinaan
thd presiden dan wakil presiden.
3. Kejahatan thd Negara Sahabat atau Pemerintah Negara
Sahabat (Psl 139a – 145): makar atau berkom-plotan utk
melepaskan daerah negara sahabat, makar thd nyawa atau
kemerdekaan pimpinan neg sahabat.
4. Kejahatan thd Ketertiban Umum (Psl.153-181): Penodaan
thd bendera negara, menyiarkan rasa kebencian dan
permusuhan dlm masyarakat, thd pemerintahan, thd
agama, dll
5. Kejahatan yg membahayakan keamanan umum bagi
orang atau barang ( Psl. 187-206): menimbulkan
kebaran, banjir, ledakan; merusak bangunan atau
fasilitas umum, membahayakan lalu lintas, dll)
6. Kejahatan thd mata uang, meterai dan merek, dokumen
dan surat-surat penting (Psl 244-276): memalsukan,
atau mengedarkan secara tidak sah mata uang, meterai
dan merek, dokumen dan surat-surat dan surat-surat
berharga.
7. Kejahatan thd Asal-Usul dan Perkawinan (Psl. 227-280):
memalsukan atau menggelapkan asal-usul dan
perkawinan, pengakuaan secara tdk sah anak org lain.
8. Kejahatan thd Kesusilaan (Psl 281-303): Perbuatan
asusila, pemerkosaan, perzinahan, menyiarkan gambar
fornografi, perbuatan cabul, dlll
9. Menelantarkan orang (Psl 304-309): membiarkan org lain
sengsara, menelantarkan anak/keturunan, dll.
10. Kejahatan terhadap kehormatan orang lain (Psl. 310-322):
Penghinaan, menuduh memfitnah, mencemarkan nama
baik, menempalkan gambar/tulisan penghinaan.
11. Kejahatan thd kemerdekaan orang (Psl. 324-377):
menahan orang untuk dipekerjakan secara paksa,
perbudakan, perniagaan manusia, dll
12. Kejahatan thd nyawa orang (Psl. 338-350): pembunuhan,
pembunuhaan berencana, dll).
13. Kejahatan terhadap badan/tubuh sesorang (Psl. 351-358):
Penganayaan, penganiayaan berencana.
14. Kejahatan terhadap barang (Psl. 362-367): pencurian,
perampokan, pencurian dengan kekerasan.
15. Kejahatan Pemerasan dan Pengancaman (Psl. 368-371):
memeksa orang dengan ancaman, ancaman pencemaran.
20. Kejahatan penggelapan (Psl. 372-377): menggelapkan
barang yang sudah ada dalam kekuasaan yang
merupakan milik orang lain.
21. Kejahatan sebagai Penipuan dan Perbuatan Curang (Psl.
378-395): memalsukan nama, martabat, data, tipu
muslihat, untuk menguntungkan diri sendiri dan
merugikan orang lain.
22. Kejahatan dalam Pelayaran (Psl. 438-477): Pembajakan
di laut.
23. Kejahata dalam Penerbangan dan terhadap sarana dan
prasarana penerbangan (Psl. 479a-479r): pembajakan
pesawat, merusak sarana dan prasarana penerbangan
(fasilitas pesawat/fasilitas airport)
24. Kejahatan Penadahan (Psl.480-485): membeli, menyewa,
menukar, menerima gadai, mengangkut, menyimpan,
atau menyembunyikan barang yang diketahui bukan hak
miliknya.
B. Kejahatan / Perbuatan Pidana diluar KUHP:
1. Kejahatan Korupsi: (suap-menyuap, gratifikasi, mark up,
pemerasan, penggelapan, money loundring/pencucian
uang, dll
2. Kejahatan Terorisme: Kegiatan yang membahakan
negara, kepentingan umum, dan nyawa orang, dll
3. Kejahatan Narkotika (Drugs): menyeludup,
mengedarkan, atau memakai narkoba, ganja, opium,
ekstasi, dll.
4. Kejahatan Korporasi: kejahatan orang dalam perusahaan,
membuka rahasia perusahaan, kegiatan jual beli
perusahaan yang ilegal, dll
SISTEM HUKUM

ADAT
Sistem Hukum Adat: adalah komponen norma yang berlaku di
masyarakat lokal meliputi: norma-norma adat, pranata /lembaga loka,
dan budaya hukum masyarakat yang saling mempengaruhi satu sama
lain untuk mencapai tujuan hukum, yaitu adanya kepastian hukum,
kemanfaatan, dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pengertian Hukum Adat
1. Van Vollenhoven:
Hk. Adat = Keseluruhan aturan tingkah laku yg positif yg di suatu pihak
mempunyai sanksi (disebut hukum) dan di pihak lain tidak dikodifikasikan
(disebut adat).
2. Soepomo: “Kedudukan Hukum Adat”
Hk adat = istilah yg dipakai sbg sinonim dr hk yg tidak tertulis dlm perat
legislatif (non statutory law), hk yg hidup sbg konvensi di badan hukum
negara (parlemen, Dewan Propinsi dsb), hukum yg timbul krn keputusan
hakim (judge made law), hk yg hidup sbg perat kebiasaan yg diperta-
hankan sebagai pergaulan hidup di kota dan di desa (customary law).
3. Sukanto: “Meninjau Hukum Adat Indonesia”
Hk Adat = Keseluruhan adat yg tidak tertulis dan hidup dlm
masy berupa kesusilaan, kebiasaan, dan kelaziman yg
mempunyai akibat hukum.
4. Hazairin:
Hk Adat = Kaidah Adat adalah kaidah kesusilaan yg
sebenarnya telah mendapat pangakuan umum dlm masyarakat.
5. Roedolf Van Dijk: “Pengantar Hk Adat Indonesia”
Hk Adat = Istilah utk menunjukkan hukum yg tidak
dikodifikasikan dikalangan org indo asli dan kalangan org timur
Asing (Cina, Arab, dan Lain-lain)
4. Ter Haar: adalah keputusan-keputusan para
petugas hukum yg mempunyai kekuasaan dan
wewenang dalam suatu masyarakat.
• Pendapat Ter Haar tersebut lebih menekankan
kepada adanya keputusan pihak yang mempunyai
otoritas di dalam masyarakat yg bersangkutan
seperti halnya ciri hukum yang pertama sbgmana
halnya dikemukakan oleh Pospisil (attribute of
authority).
Pandangan-pandangan tersebut di atas
memberikan gambaran sebagai berikut:
• Bahwa hukum mempunyai pengertian yang
luas.
• Hukum tidak dpt dipandang dlm bentuknya
seperti UU yang dihasilkan oleh pembentuk
UU yg mendapat legitimasi melalui kekuasaan
negara (statutair/state law),
• Tetapi juga hukum yang non statutair yang
berasal, tumbuh, berkembang, dan ditaati
dalam kehidupan masayarakat (living law)
 Dalam konteks hukum (statutair dan non
statutair) maka dpt dipahami bahwa terjadi
adanya pluralisme hukum dalam suatu
negara.

 Artinya dalam suatu negara terdapat


sekurang-kurangnya ada 2 sistem hukum
yang berbeda dan berlaku bersama-sama;

1. berlaku hukum negara (state law) dan


2. berlaku hukum yang berasal dan tumbuh dalam
masyarakat yang bersangkutan (hukum adat ,living
law, indigenous law,) people law).
DASAR PERUNDANG-UNDANGAN
BERLAKUNYA HUKUM ADAT

A. UUD 1945 : Aturan Peralihan Pasal 2 :


“Segala Badan Negara dan peraturan-
peraturan yg ada, masih langsung berlaku
selama belum yg baru menurut undang-
undang dasar ini.”
B. UUD Sementara 1950 : psl. 104 ayat (1)
“Segala keputusan pengadilan hrs berisi
alasan-alasannya dan dlm perkara
hukuman menyebut aturan-aturan hukum
adat yg dijadikan dasar hukum itu.”
D. UU Darurat No. 1 th 1951, Psl 1 ayat (3)
“Segala pengadilan Adat kecuali Peradilan Agama, jika peradilan itu
menurut hk yg hidup merupakan satu bagian tersendiri dari
peradilan Adat.”
- Pengadilan Adat dihapuskan – Kewenangannya diteruskan oleh
Pengadilan Negeri

E. UU No. 19 Th. 1964 - UU No. 48 / 2009 (UU.Kehakiman): Psl.


50 ayat (1).
“Putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar
putusan, juga memuat pasal tertentu dari peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang
dijadikan dasar untuk mengadili.

• Hk adat tetap berlaku dan menjadi salah satu sumber dlm


pembentukan dan pembinaan hukum Nasional.”
TUJUAN MEMPELAJARI
HUKUM ADAT

Menurut Prof. Hilman Hadikusuma


1. Tujuan Ilmu Pengetahuan (Akademis):
Sebagai bahan kajian bagi Lembaga Perguruan
Tinggi (mahasiswa & dosen), melalui kegiatan
penelitian thd norma-norma yg berlaku di masy.
Selanjutnya norma tsb diinventarisasi dan
diidentifikasi, utk memperoleh suatu konklusi sbg
bahan masukan dlm melakukan penyuluhan dan
pelayanan hukum kpd masyarakat.
2. Tujuan Pengembangan dan Pembentukan Hukum:
Sebagai bahan masukan dan kajian bagi para pembentuk
peraturan (UU, perda, perdes) dalam upaya
pembentukan dan pembinaan hukum nasional.
3. Tujuan Praktis (Pelaksanaan dan Penegakan Hukum):
sbg bahan masukan bagi para praktisi hukum (aparat
penegak hukum dan Aparatur Negara) dalam rangka
pelaksanaan dan penegakan hukum, terutama sbg bahan
pertimbangan dalam pembuatan kebijakan dan
pengambilan keputusan guna menyelesaikan masalah
hukum baik di masyarakat maupun di pengadilan
• Hukum Adat bermanfaat bagi :
1. Para ilmuan / akademisi
2. Lembaga legislatif------Pembuatan peraturan
3. Lembaga Yudikatif dan Eksekutif
4. Masyarakat pada umumnya : keseimbangan,
keharmonisan, kesalarasan dan keadilan
PRINSIP-PRINSIP HUKUM ADAT

Apa itu Prinsip/Asas Hukum ?


Menurut Purwadarminta yang dimaksud dengan prinsip adalah asas
(kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir bertindak dsb) *.
• Prinsip hukum merupakan suatu yang sangat mendasar bagi suatu
konsep hukum. Prinsip hukum dalam pengertian substansif tidak
merupakan bagian yang terpisah dari kategori norma-norma hukum
melainkan hanya berbeda dalam isi dan pengaruhnya.
• Menurut Nursalam Sianipar, suatu prinsip hukum adalah “norma
yang sangat abstrak”, dan jika tidak dituangkan lebih lanjut ke dlm
norma lain, hanya akan berfungsi sebagai petunjuk bagi para
pembentuk peraturan atau pelaksananya atau subjek hukum pada
umumnya, dan bukan sebagai aturan yang meletakkan hak dan
kewajiban secara konkrit. Namun tidak sebagaimana halnya politik
hukum, prinsip hukum tidak terbatas pada penetapan tujuan dan
standar saja. Prinsip hukum dapat meletakkan suatu norma yang
harus dipakai sebagai titik tolak dalam merealisasikan tujuan atau
standar tersebut.
Apa itu Prinsip/Asas Hukum ?
Menurut Purwadarminta yang dimaksud dengan prinsip adalah asas
(kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir bertindak dsb) *.
• Prinsip hukum merupakan suatu yang sangat mendasar bagi suatu konsep
hukum. Prinsip hukum dalam pengertian substansif tidak merupakan bagian
yang terpisah dari kategori norma-norma hukum melainkan hanya berbeda
dalam isi dan pengaruhnya.
• Menurut Nursalam Sianipar, suatu prinsip hukum adalah “norma yang
sangat abstrak”, dan jika tidak dituangkan lebih lanjut ke dlm norma lain,
hanya akan berfungsi sebagai petunjuk bagi para pembentuk peraturan atau
pelaksananya atau subjek hukum pada umumnya, dan bukan sebagai aturan
yang meletakkan hak dan kewajiban secara konkrit. Prinsip hukum dapat
meletakkan suatu norma yang harus dipakai sebagai titik tolak dalam
merealisasikan tujuan atau standar tersebut.
• Kaitannya dgn Prinsip Hukum, Prof. Koesnoe:
bukunya Catatan-Catatan Terhadap Hukum Adat
Dewasa ini, mengatakan : “.....didalam masyarakat
Lokal selalu diterapkan 3 (tiga ) prinsip/asas penting
yaitu rukun, patut, dan laras, yang merupakan asas-
asas yang menjadi pedoman pokoknya”(Koesnoe,
1979 : 48).
1. Asas Rukun: suatu pedoman dlm menyelesaikan
segala persoalan di masyarakat. Dari kata rukun
terbentuk istilah “kerukunan” yg berhubungan erat
dgn pandangan dan sikap orang menghadapi hidup
bersama di dlm suatu lingkungan sosial untuk
mencapai suasana hidup bersama yang aman,
tentram, dan sejahtera. Menurut asas bahwa
manusia sebagai mahluk tidak dapat dipisahkan
dari manusia lainnya (hidup bermasyarakat).
2. Asas Patut: mendorong manusia untuk membentuk dirinya
sebagai pribadi yang terhormat, sehingga harapan setiap
warga masyarakat mempunyai rasa malu agar terhindar
dari kejatuhan martabatnya sebagai orang-orang
terhormat, oleh karenanya setiap orang berusaha keras
untuk selalu berkata dan berbuat patut dalam arti selalu
berkata dan bertindak dalam koridor moralitas yang
mengandung sistem nilai baik dan buruk menurut
pandangan dan penilaian akal sehat secara universal.
3. Asas Laras, dari kata laras terbentuk kata “kelarasan” -
“keselarasan”: mengandung makna bahwa pengetrapan
adat tidak boleh dilakukan begitu saja seperti apa adanya.
Faktor-faktor tempat, waktu dan keadaan haruslah menjadi
perhatian. Dengan demikian segala perkataan dan sikap
tindak setiap individu dalam menjalani kehidupan
bermasyarakat, dapat diterima semua pihak baik secara
internal maupun external.
• Selanjutnya Prof. Hilman dalam bukunya Hukum
Waris Adat, mengatakan :”.....berpangkal tolak
dari sila-sila Pancasila sbg pandangan hidup
bangsa Indonesia, maka dapat disimpulkan
bahwa di dalam hukum, bangsa Indonesia bukan
semata-mata terdapat asas kerukunan dan asas
kesamaan hak tetapi selengkapnya berlaku 5
asas kehidupan bersama sebagai berikut”
(Hilman, 2003: 21):

1. Asas Ketuhanan dan Pengendalian diri,


2. Asas Kesamaan Hak dan Kebersamaan Hak,
3. Asas Kerukunan dan Kekeluargaan,
4. Asas Musyawarah dan Mufakat,
5. Asas Keadilan.
SIFAT-SIFAT HUKUM ADAT
• Hukum adat dalam pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan
dengan sifat-sifat yang merupakan “prinsip-prinsip dasar dari
hukum adat” itu sendiri.
• Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh FD. Holeman maupun
Koentjaraningrat dalam buku Iman Sudiyat bahwa hukum adat
mempunyai sifat adalah sebagai berikut:
1. Sifat religio magis (magic religious ), adalah prinsip hidup yang
masih dianut oleh masy sederhana. Prinsip ini merupakan
perpaduan kata yang mengendung unsur beberapa sifat atau cara
berfikir, seperti prelogika, animisme, pantangan, ilmu gaib dan
sebagainya.
2. Sifat Komunal (Communal) merupakan prinsip yang mendahulukan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Dasar pikiran dalam
hukum adat seperti ini merupakan corak khas dari suatu masyarakat yang
masih sederhana yang lebih mengutamakan kepentingan umum,
kepentingan bersama dari pada kepentinya individual.
Dalam masyarakat pedesaan seluruh warga mempunyai peranan dalam
menentukan atau dalam mempertimbangkan suatu keputusan. Oleh karena
itu Keputusan Desa merupakan keputusan bersama yang harus dihormati
dan dipatuhi oleh semua warga.

3. Sifat Kontan (Contant) merupakan prinsip hukum yang mengandung


pengertian bahwa dengan suatu perbuatan nyata, suatu perbuatan simbolis
atau pengucapan tindakan hukum yang dimaksud telah selesai seketika itu
juga bersamaan waktu ketika perbuatan itu dilakukan.
Misalnya dalam bertransaksi, antara prestasi (pembayaran) dan kontra
prestasi penyerahan barang dilakukan sekaligus bersama-sama waktu itu
juga. Dengan demikian segala sesuatu yang terjadi atau perjanjian yang
dilakukan menurut hukum adat merupakan perbuatan tunai (kontan).

4. Sifat Konkrit (visual) merupakan prinsip yang masih yang masih hidup dalam
masyarakat Indonesia bahwa dalam melakukan perbuatan hukum selalu
dilakukan secara nyata, misalnya dalam perjanjian jual beli si pembeli
secara langsung menyerahkan uang / panjar dan sepenjual langsung
menyerahkan barang yang dijual.
• Menurut Bushar Muhammad, religio-magis
tersebut “Participerend cosmisch” yang
mengandung pengertian kompleks, artinya bahwa
orang Indonesia pada dasarnya berfikir, merasakan
dan bertindak selalu didorong oleh kepecayaan
kepada tenaga gaib (magis) yang mengisi dan
menghuni alam semesta (dunia kosmos).
Kepercayaan tersebut juga pada tumbuh-
tumbuhan, hewan dan benda-benda lainnya.
• Masyarakat Indonesia sangat percaya keseluruhan
hidup manusia baik jasmani maupun rohani secara
kosmos merupakan bagian dari alam semesta oleh
karena itu keseimbangan hidup harus ada dan
terjaga, dan apabila terganggu harus dipulihkan.
• Pemulihan keseimbangan tersebut biasanya
dilakaukan melalui upacara-upacara adat.
Sistem pemenuhan kebutuhan, mereka mempunyai pemahaman untuk
mempertahankan, memperbaiki, dan mengembangkan unsur kebutuhan
mereka itu dengan memperhatikan ekolsistem (flora,fauna dan mineral)
serta sumberdaya manusia yang terdapat pada warga mareka sendiri.
MASYARAKAT HUKUM ADAT

• Masy = sekumpulan org yg hidup bersama pd tempat


tertentu dlm waktu yg cukup lama shg menghasilkan
kebudayaan.
• Kebudayaan = hasil cipta, rasa dan karsa
- Cipta : ilmu pengetahuan dan teknologi
- Rasa : Nilai-nilai sosial (norm, art, cost, academic, etc)
- Karsa: Kepercayaan, keyakinan (conviction, confidence)
• Sang pencipta; sesama; diri sendiri
• Indonesia sbg Masy Majemuk (Plural Community)
Masy yang meliputi berbagai suku bangsa (masy yang
berbhineka) yang mempunyai kebudayaan, adat istiadat,
hukum adat dan pola kehidupan yg berbeda (Soerdjono
Soekento)
Struktur Kebudayaan Masyarakat (Selo Soemarjan)
1. Super Cultur: kebudayaan yg satu utk seluruh masy
Indonesia, mis: satu bahasa adalah Bahasa
Indonesia., asas musyawarah, prinsip kerja
sama/gt.royong.
2. Cultur: Kebudayaan yg sejak lama dimiliki oleh
masing-masing suku bangsa, mis: bahasa daerah,
budaya khas daerah, makanan khas daerah, seni
khas darah, dll.
3. Sub Cultur: variasi cultur yng dimilki oleh tiap
kelompok/gol/suku bangsa, mis; dialek bahasa,
istilah bahasa.
Masy Majemuk dan Kelas-Kelas Sosial
• Masy majemuk : terdiri orang-orang dgn kelas
sosial ekonomi yang berbeda, mempunyai, pola
kehidupan, cultur, adat istiadat yang berbeda,
shg timbul kelompok vertikal dan horisontal yang
bersifat kolektif.
• Kelas-kelas Sosial: pengelopmokan orang yang
secara relatif mempunyai kedudukan sosial
ekonomi yang sama, sehingga timbul kelompok
horisontal yang bersifat individual
Masyarakat Majemuk

Kelas-Kelas Sosial
Masyarakat Hukum Adat / Persekutuan Hk Adat
adalah kelompok persekutuan hukum yang
mempunyai kelengkapan meliputi:
1. Kesatuan pemimpin (Pemuka adat)
2. Kelembagaan/peranata adat
3. Kesatuan nilai (norma adat)
4 Kesatuan wilayah (wilayah hukum adat)
5. Kekayaan adat (tanah adat, rumah adat, benda adat)
• Contoh masy Hukum adat:
- desa (jawa),
- marga (Sum Sel),
- nagari (Minangkabau),
- kuria (Tapanuli),
- wanua (Sulsel
HUKUM ISLAM
• Ruang lingkup ajaran Syariat Islam,
meliputi bidang aqidah (keimanan),
ibadah, akhlaq dan muamallah
(kemasyarakatan).
• Dari definisi tersebut syariat meliputi:
1.Ilmu Aqidah (keimanan)
2.Ilmu Fiqih (pemahan manusia terhadap
ketentuan-ketentuan Allah)
3.Ilmu Akhlaq (kesusilaan)
 Dasar-Dasar Hukum Islam
1.Al-Quran
2.Al-Hadits
3.Ijma
4.Qiyas
 Rukun Iman (6): Percaya kepada: (Allah,
Malaikat, Kitab, Rasul, Qada dan qadar, dan
hari kiayamat)
 Rukun Islam (5) perkara: ( Mengucapkan dua
kalimat, Shalat, Puasa, Zakat, Hajji bagi orang
yang mampu
Norma-Norma dalam Hukum Islam
1. Wajib (Fardu)adalah segala perbuatan yang
apabila dikerjakan mendapat pahala dan jika
ditinggalkan akan mendapat dosa. Contoh :
solat lima waktu, tunai haji (jika telah mampu),
membayar zakat, dll.
Wajib/Fardu meliputi:
a. Wajib Wajib/Fardu 'ain adalah suatu hal yang harus
dilakukan oleh semua muslim mukalaf seperti solat
fardu, puasa ramadhan, zakat, haji bila telah mampu
dan lain-lain.
b. Fardu/Wajib Kifayah adalah perkara yang harus
dilakukan oleh muslim mukallaff. Namun jika sudah ada
yang melakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi
yang lain seperti mengurus jenazah.
2. Sunat adalah suatu perbuatan yang apabila
dilakukan akan mendapat pahala, dan jika tidak
dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : solat
sunat, puasa senin/kamis, solat tahajud, dsb.
Sunat terbahagi kepada dua macam:
a. Sunat Mu'akkad adalah sunat yang sangat
dituntut/anjurkan oleh Rosulullah seperti solat
hari raya dan solat terawih.
b. Sunat Ghairu Mu'akkad adalah perkara yang
diputuskan oleh hukum fiqh sebagai sunat
ghairu mu'akkad, seperti puasa Senin dan
Kamis, dan lain-lain.
3. Mubah adalah suatu perbuatan yang jika
dikerjakan oleh seorang muslim mukallaf dia
tidak akan mendapat dosa dan tidak pula akan
mendapat pahala. Contoh : makan dan
minum, berziarah dan belanja, berhibur, dan
sebagainya,
4. Makruh adalah suatu perbuatan yang apabila
dikerjakan tidak mendapat pahala dan tidak
mendapat dosa, tetapi apabila ditinggalkan
akan mendapat pahala. Contoh : merokok,
makan/ minum berdiri, makan makanan yang
berbau kurang enak, sebelum solat
berjemaah dll.
5. Haram adalah suatu perbuatan yang
dilarang sama sekali dilakukan oleh umat
Islam, yang apabila dilanggar akan
mendapat dosa dan siksa di neraka kelak,
dan apabila ditinggalkan akan mendapat
pahala.
Contoh : main judi, minum minuman
keras, zina, durhaka pada orang tua, riba,
fitnah, menipu, mencuri, korupsi,
membunuh,, dan lain-lain.
Ruang Lingkup berlaku
Hukum Islam di Indonesia
1.Berlaku terbatas dikalangan masyarakat Muslim, atau
masyarakat non muslim menundukkan diri
2.Substansi berlakunya Hukum Islam pada:
a.Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Rujuk)
b.Hukum Pewarisan (sistem pewarisan, peralihan dan
Pembagian warisan, Subjek dan Objek Warisan
c.Hukum Hibah, Wasiat, Wakaf
d.Hukum Ekonomi Syariah (Perbankan Syariah, Pasar
Modal Syariah, Asuransi Syariah, Modal Ventura Syariah,
dan Lembaga Pembiayaan Syariah lainnya.

Anda mungkin juga menyukai