Anda di halaman 1dari 169

“PRO JUSTITIA”

P-29

SURAT DAKWAAN
Nomor :DAK-15/04/2010/KPK

Majel is hakim Yang Terhormat


Tim Penasehat Hukum Terdakwa,
Dan Hadirin sidang Yang Kami Hormati

Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam


perkara Tindak Pidana Korupsi,

A. IDENTITAS TERDAKWA

Nama Lengkap : Samuel Willem, Mba


Tempat Lahir : Jakarta
Umur/Tanggal Lahir : 46 tahun / 26 Februari 1964
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kewarganegaraan : Indonesia

1
Tempat Tinggal : Golf Residence Kemayoran
Blok A, Jakarta Pusat
Agama : Khatolik
Pekerjaan : Pemegang Saham PT. Bank
RoyanmerTbk

B. JENIS PENAHANAN: Rutan

Terdakwa ditahap di Rutan berdasarkan Surat Perintah


Penahanan yang dimana:
- Ditahan oleh Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi
tanggal 18 Januari 2010 Nomor:
SP.Han/24/0.3.1/Fd.1/I/2010/KPK, di Rutan sejak
tanggal 18 Januari 2010 s/d tanggal 07 Februari 2010.
- Diperpanjang oleh Penuntut Umum pada Komisi
Pemberantasan Korupsi Tanggal 07 Februari 2010
Nomor: Sp. Han/25/II/2010/KPK, sejak tanggal 07
Februari 2010 s/d 19 Maret 2010;
- Penangguhan Penahanan oleh Penyidik tanggal 25
Januari 2010 s/d tanggal 28 Januari 2010
Nomor:Sp.Han/27/I/2010/KPK
- Ditahap oleh Penuntut Umum pada Komisi
Pemberantasan Korupsi dengan Surat Penahanan
Nomor: Print-04 /IV/2010/KPK, dari tanggal 19 Maret
2010 s/d 08 April 2010;
- DipeRpanjang oleh Ketua Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
08/Pen.Pid.Sus/K/2010/PN.TIPIKOR JAKPUS., sejak
tanggal 08 April 2010 s/d tanggal 08 Mei 2010;
- Ditahan Oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dari tanggal 08 Mei
2010 s/d Sekarang;

2
C. DAKWAAN:

PRIMAIR
-------------------Bahwa ia Terdakwa Samuel Willem alias
Samuel selaku pemegang saham PT. Bank
Royanmer, Tbk., bertindak sendiri-sendiri atau
bersama-sama dengan dengan, Gabriella Pristia
selaku Deputi senior Bank Indonesia, Dwi Lucky
Oktaviani selaku Gubernur Bank Indonesia, Irwan
Jatmiko selaku Menteri Keuangan Dan Ketua
Komite System Stabilitas Keuangan (KSSK), Elga
Almira selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS), Khairunnas selaku
Deputi IV Bank Indonesia, (berkas perkara diajukan
secara terpisah)pada hari dan tanggal yang tidak dapat
dipastikan lagi dalam kurun waktu antara 15 Oktober
2008 sampai dengan 17 januari 2010 atau setidak-
tidaknya pada waktu lain pada akhir tahun 2008 sampai
dengan awal 2010, bertempat di kantor pusat PT. Bank
Royanmer, Tbk, yang beralamat di Jln. Muara Baru No. 12
B, Penjaringan Jakarta Pusat, atau setidak-tidaknya pada
tempat lain, berdasarkan Pasal 5 Jo. Pasal 34 huruf a
Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang masih
termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Bahwa Bank Royanmer mengalami kesulitan likuiditas
dan pada akhirnya mengalami gagal kriling yang dalam
hal ini ia Terdakwa melakukan pengajuan Fasilitas
Pemberian Jangka pendek (FPJP) ke Bank Indonesia, yang

3
pada saat itu PT. Bank Royanmer, Tbk., tidak memenuhi
perstyaratan Capital Adequacy Ratio (CAR). PT. Bank
Royanmer, Tbk., secara melawan hukum merubah CAR
dengan cara L/C fiktif, kredit fiktif, window dressing, dan
manipulasi data untuk memenuhi persyaratan FPJP serta
terdakwa mengadakan pertemuan dan memberikan
sejumlah uang dalam bentuk Bilyet Giro PT. Bank
Royamer, Tbk., kepda Dwi Luky Oktaviany untuk
mengurusi bantuan FPJP dari Bank Indonesia dan
membuat ketentuan Peraturan Bank Indonesia nomor
10/26/PBI/2008 dirubah menjadi Peraturan Bank
Indonesia nomor 10/30/PBI/2008 sehingga PT. Bank
Royanmer., dapat menerima FPJP dari Bank Indonesia
dan LPS dikarena CAR PT. Bank Royanmertelah
memenuhi syarat dengan cara-cara melawan hukum
seperti yang di sebutkan sebelumnya, sehingga
terdakwa melakukan perbuatan memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau suatu koRporasi, yaitu
telah memperkaya terdakwa sebesar Rp
1.800.000.000.000,00 (satu triliun delapan ratus milyar
rupiah ) dan memperkaya orang lain yaitu, memperkaya
saksi Gabriella Pristya selaku Deputi Senior Bank
Indonesia, sebesar RP 800.000.000,00 (delapan ratus juta
rupian) memperkaya saksi Dwi Lucy Oktaviany selaku
Gubernur Bank Indonesia dengan memberikan sejumlah
uang sebesar RP 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah), memperkaya saksi Irwan Jatmiko selaku Mentri
Keuangan Republik Indonesia Sekaligus Ketua Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sebesar RP
15.000.000.000,00 (lima belas milyar rupiah),
memperkaya Elga Amira selaku Ketua Komisionar
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar RP

4
26.000.000.000,00 (dua puluh enam milyar rupiah) serta
memperkaya Aisya ayu dan Setia Aji Pamungkas selaku
pemegang saham terbesar Bank Royanmermasing-
masing sebesar 20.000.000.000,00 (dua puluh milyar
rupiah), yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara, yaitu merugikan
Keuangan Negara sekurang-kurangnya
Rp1.843.400.000.000,00 (satu triliun delapan ratus
empat puluh tiga milyar empat ratus juta rupiah), yang
dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bahwa bermula dari laporan BPK Nomor:
LKPK/10/I/2010/KPK tertanggal 4 Januari 2010,
menjelaskan terdapat indikasi kerugian keuangan
negara yang sangat besar terhadap pemberian FPJP
dari LPS ke Bank Royanmerdimana dalam laporan
awal BPK menyebutkan adanya dugaan rekayasa
suntikan dana dalam Peraturan LPS dan berdasarkan
laporan dari PPATK terdapat aliran dana yang
mencurigkan dari Terdakwa Samuel Willem kepada
Irwan Jatmiko dan Ega Almira, serta menemukan
pengalihan asset milik Ega Almirake Swiss serta
transaksi mencurigkan lainnya.
- Bahwa ia terdakwa selaku pemegang saham PT.Bank
Royanmer,Tbk., yang disahkan oleh notaris Olivia
Riani, SH., Mkn nomor AH-112/KD/2004 tanggal 11
April 2004 yang merupakan hasil marger dan akuisisii
Bank Gabemian dan Bank CMBAAL.
- Bahwa terdakwa Samuel Willeem, Mba., Aisya Ayu,
dan Setia Aji Pamungkas selaku pemegang saham
terbesar Bank Muharliman yang merupakan Bank
dengan kondisi teRpuruk pada akhir Desember tahun
2003 yang diakibatkan oleh kecurangan terdakwa dan

5
saksi-saksi dalam berbagai motif, seperti pembiayaan
fiktif, pembiayaan topengan, Mark-up dan
memanipulasi data perusahaan. periode 8 Juni 2002
s/d 19 Desember 2002 dengan cara menyalurkan
pembiayaan topengan, mark up pembiayaan, splitting
pembiayaan dan pembiayaan fiktif kepada 14 (empat
belas) kelompok Nasabah dengan total pembiayaan
sebesar Rp 700.000.000.000.- (tujuh ratus milyard
rupiah) dengan potensi kerugian sebesar Rp
400.720.350.000,- (empat ratus milyard tujuh ratus
dua puluh juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah).
1. PT. greace ina plafond pembiayaan sebesar Rp.
850.000.000,- ( delapan Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah ), tanggal pencairan 8 Juni 2002.
2. Purnama Syamsul plafond pembiayaan sebesar Rp.
300.000.000,- ( Tiga Ratus Juta Rupiah ), tanggal
pencairan 17 Oktober 2002.
3. PT. royal amdana plafond pembiayaan sebesar
Rp.950.000.000,- ( Sembilan Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah ), tanggal pencairan 8 Oktober 2002.
4. James Gazali plafond pembiayaan sebesar Rp.
350.000.000,- ( Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ),
tanggal pencairan 22 Oktober 2002.
5. Silvy Mindan plafond pembiayaan sebesar Rp.
350.000.000,- ( Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ),
tanggal pencairan 22 Oktober 2002.
6. PT. Olivia Kirana plafond pembiayaan sebesar Rp.
870.000.000,- ( Delapan Ratus Tujuh Puluh Juta
Rupiah ), tanggal pencairan 23 Oktober 2002.
7. Hamid Alfaidzin plafond pembiayaan sebesar Rp.
250.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ),
tanggal pencairan 22 November 2002.

6
8. PT. Wasirka Karya dengan plafond pembiayaan
sebesar US$ 15.878.000,00(Satu Juta delapa ratus
delapan belas ribu serratus delapan puluh satu
Dolar Amerika Serikat), tanggal pencairan 27
November 2002.
9. PT. gazalie Kurniawan plafond pembiayaan
US$25,000,000 (dua puluh lima juta ), tanggal
pencairan 3 Desember 2002.
10. Yuan Tharu Ltd. Denga plafond pembiayaan
sebesar US$23.515.000 (dua puluh tiga juta lima
ratus limabelas ribu dolar Amerika), tanggal
pencairan 7 deesember 2002.
11. PT. Zamzama holis dengan plafond pembiayaan
sebesar US$12.000.000 (dua belas juta dolar
amerika), tanggal pencairan 8 Desember 2002.
12. Pt. Asia jaya santosa dengan plafond
pembiayaan RP 55.000.000.000 (lima puluh lima
juta dolar amerika) pada tanggal 9 Desember 2002.
13. PT mercue liga light dengan plafond pembiayaan
US$ 6.500.000 (enam juta lima ratus dolar amerika),
pada tanggal 17 Desember 2002.
14. PT. sigra pratama dengan plafond pembiayaan
sebesar US$2.659.727 (dua juta enam ratus lima
puluh Sembilanribu tujuratus dua puluh tujuh dolar
amerika) pada tanggal 19 Desember 2002.
- Bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan fiktif yaitu,
pembiayaan kepada nasabah oleh PT. Bank Royanmer,
Tbk., dimana nasabah tersebut merasa tidak pernah
terima pembiayaan tersebut tetapi dana tersebut
digunakan oleh terdakwa.
- Bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan topengan
yaitu, pemberian pembiayaan kepada pihak ketiga

7
yang dilakukan oleh PT. Bank Royanmer, Tbk., dengan
merekayasa, menggunakan nama orang lain sebagai
nasabah, dimana dana hasil pencairan pembiayan
tidak digunakan oleh nasabah tersebut akan tetapi
digunakan oleh pihak ketiga.
- Bahwa yang dimaksud dengan mark-up yaitu,
pemberian pembiayaan yang diberikan menjadi lebih
besar dari semestinya oleh PT. Bank Royanmer, Tbk.,
dengan kata lain melakukan penilaian anggunan atau
jaminan yang lebih tinggi.
- Bahwa perbuatan tedakwa bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang
perBank berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf a, yaitu:
1. Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai
Bank yang dengan sengaja :
a. Membuat atau menyebabkan adanya
pencatatan palsu dalam pembukuan atau dalam
proses laporan, maupun dalam dokumen atau
laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau
rekening suatu Bank ;
b. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau
menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan
dalam pembukuan atau dalam laporan, maupun
dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu Bank ;
c. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan,
menghapus, atau menghilangkan adanya suatu
pencatatan dalam pembukuan atau dalam
laporan, maupun dalam dokumen atau laporan
kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening
suatu Bank, atau dengan sengaja mengubah,
mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan

8
atau merusak catatan pembukuan tersebut,
diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun serta denda sekurang-
kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) dan paling banyak Rp.
200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).
- Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan oleh
terdakwa, saksi Aisya Ayu dan Saksi Setia Aji
Pamungkas mengakibatkan Bank menjadi teRpuruk
sehingga ketiganya melakukan rencana untuk
menutupi masalah Bank Muharilman.
- Bahwa untuk menutupi permasalahan yang tengah
terjadi pada Bank Muharliman, terdakwa bersama
saksi-saksi merencanakan untuk melakukan akuisisii
dan merger agar menutupi permasalahan Bank
Muhariliman, kemudian melakukan RUPS dengan
agenda membahasan rencana untuk akuisisii dan
merger dengan Bank Gabemian dan Bank CMBAAL.
- Bahwa berdasarkan keterangan saksi Lilies Wahyu
Ramdhani selaku notulen dalam RUPS pada tanggal 5
Januari 2004 tersebut banyak pemegang saham yang
tidak setuju untuk rencana akuisisi dan merger yang
akan dilakukan tersebut mengingat kondisi Bank yang
sangat teRpuruk dan tidak memenuhi persyaratan
akuisisii dan merger.
- Bahwa dalam RUPS terdakwa meyakinkan pemegang
saham lain untuk mengurus masalah akuisisii dan
merger agar disetuju oleh Bank Indonesia yang
memiliki otoritas terkait pemberian izin akuisisi dan
merger Bank.

9
- Bahwa benar berdasarkan keterangan Saksi Setia Aji
Pamungkas dari hasil RUPS maka diambil keputusan
untuk mengakuisisii Bank Gabaiman dan Bank
CMBAAL yang dilanjutkan dengan memergerkannya
dengan Bank Muharliman yang didasari pertimbangan
bahwa Pemegang Saham Pengendali ketiga Bank
tersebut adalah Gracella Capital Ltd., yang dimiliki
oleh Setia Aji Pamungkas.
- Bahwa keadaan Bank dan pemilik Bank dalam
melakukan akuisisii dan merger ketiga Bank tersebut
tidak memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 28 tahungg 1999 Tentang Marger, Konsolidasi
dan Akuisisii Bank, sebagai mana yang di atur dalam
Pasal 8 Peraturan Pemerintah Republic Indonesia
Nomor 28 Tahun 1999 yang berbunyi :
Untuk dapat memperoleh izin Merger atau Konsolidasi,
wajib dipenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum
Pemegang Saham bagi Bank yang berbentuk
Perseroan Terbatas atau rapat sejenis bagi Bank
yang berbentuk hukum lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7;
b. Pada saat terjadinya Merger atau Konsolidasi,
jumlah aktiva Bank hasil Merger atau Konsolidasi
tidak melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari
jumlah aktiva seluruh Bank di Indonesia;
c. Permodalan Bank hasil Merger atau Konsolidasi
harus memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

10
d. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang
ditunjuk tidak terc antum dalam daftar orang yang
melakukan perbuatan tercela di bidang perBankan.

- Bahwa benar berdasarkan kesaksian Gabriella Pristya


dalam memuluskan merger ketiga Bank tersebut
terdakwa mangadakan peertemuan pada tanggal 16
Februari 2004 dengannya selaku deputi senior Bank
Indonesia yang mempunyai otoritas terkait akuisisi
dan merger ketiga Bank tersebut.
- Bahwa dalam pertemuan terdakwa dan saksi Gabriella
Pristya membehas akuisisii dan mergjer ketiga Bank
tersebut yang tidak sesuai dengan peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 1998 syarat merger
suatu Bank harus memenuhi jumlah aktiva Bank yang
akan di merger yaitu tidak melebihi sebesar 20% dari
total aktiva Bank seluruh Indonesia dan ketentuan
rasio kecukupan modal yang diatur oleh Bank
Indonesia yaitu sebesar positive 8% sebagaimana
yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor
28 tahun 1999 pada Pasal 8
- Bahwa benar saksi Gabrielia Pristya mengatakan
dalam pertemuan dengan bersama terdakwa
membahas mengenai komitmen yang akan dilakukan
untuk mengambil tindakan dalam rencana akuisisi dan
merger ketiga Bank tersebut dengan pembahasan
antara lain:
 Bahwa saksi memberikan saran untuk ketiga
Bank tersebut berkomitmen untuk
menambahkan modal Bank yang tidak
mencukupi untuk melakukan likuiditas dan

11
menanggulangi permasalahan aktiva resiko
yang sedang dihadapi Bank.
 Bahwa terdakwa mengatakatan penambahan
modal saat ini hanya dapat dilakukan oleh
investor dikarenakan banyaknya kredit macet,
surat berharga, valuta asing (valas) yang
bermasalah sehingga pemegang saham tidak
mampu lagi menanggulangi suntikan dan
tambahan modal untuk ketiga Bank tersebut.
- Secara melawan hukum, bahwa dalam pertemuan
tersebut terdakwa memberikan sejumlah uang dalam
bentuk Bilyet Giro Bank Muharliman Nomor : 12
291108 tertanggal 5 Maret 2004 yang sebesar Rp
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) kepada saksi
Gabriella Pristya dengan tujuan dapat meloloskan
- ketiga Bank tersebut melalui Istri terdeakwa yang
bernama Gina Aurelia Nadia.
- Bahwa terkait dengan pertemuan tersebut saksi
Gabriella Pristya akan mengurus persyaratan untuk
dapat meloloskan proses akuisisi dan merger ketiga
Bank tersebut dengan otoritas yang saksi miliki yaitu
merupakan Deputi Senior Bank Indonesia.
- Bahwa benar berdasarkan kesaksian notulen Bank
muharliman yaitu LIilies Wahyu Ramdhani
mengatakan ketiga Bank terebut mengadakan Rapat
Umum Luar Biasa dengan hasil disepakatinya akuisisi
dan merger Bank tersebut sehingga Bank Muharliman
berganti nama menjadi PT. Bank Royanmer, Tbk.
- Bahwa dari merger Bank Muharliman yang berganti
nama menjadi PT. Bank Royanmer, Tbk dengan
dikeluarkannya keputusan Gubernur Bank Indonesia
nomor 10/97/KEP.GBI/2004 dan PT. Bank Royanmer,

12
Tbk., mendapat pengesahan dari Departemen Hukum
Dan Hak Asasi Manusia sebagaimana tertuang dalam
surat keputusan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia
nomor C-10001 HP.01.04 Tahun 2004.
- Bahwa PT. Bank Royanmer, Tbk., selama melakukan
merger, Bank tersebut tetap melakukan melakukan
penghimpunan dana pihak ketiga untuk memulihkan
pendanaan Bank tersebut agar menaikan CAR PT.
Bank Royanmer, Tbk., dan setelah menutupi
kecurangannya dengan melakukan akuisisii dan
merger ketiga Bank tersebut.
- Bahwa setelah melakukan penarikan dana nasabah
secara terus menerus dari tahhun 2004 hingga 2006 ,
PT. Bank Royanmer, Tbk. tidak juga memperbaiki
kondisi keuangan Bank maupun modal Bank yang
tidak mengalami penambahan yaitu pada tahun 2006
masih di posisi modal sebesar Rp
12.870.000.000.000,00 (dua belas trilyun delapan
ratus tujuh puluh milyar rupiah) yangmasih sangat
jauh dari rasio kecukupan modal Bank yaitu sebesar
8% dengan jumlah yang seharusnya Rp
14.040.000.000.000,00 (empat belas trilyun empat
puluh milyar rupiah) dengan neraca PT. Bank
Royanmerantaralain sebagai berikut:
 Bahwa adapun neraca PT. Bank Royanmer, Tbk.,
per 31 Desember 2004 dan per 30 juni 2005

- LAPORAN POSISI KEUANGAN


PT. BANK ROYANMERTBK
PER 31 DESEMBER 2005 DAN 31 DESEMBER
2004 (Dalam Jutaan Rupiah)
NO POS-POS BANK
  31 DES 2005 31 DES 2004

13
LIABILITAS DAN EKUITAS    
  LIABILITAS    
1 Giro 78,182,129 7,801,673
2 Tabungan 201,689,889 210,003,641
3 Simpanan berjangka 208,578,732 198,345,998
4 Dana investasi revenue sharing    
5 Pinjaman dari Bank Indonesia 65,818 83,189
6 Pinjaman dari Bank lain 6,130,107 3,282,539
7 Liabilitas spot dan derivatif 1,318,677 1,565,102
Utang atas surat berharga yang dijual
dengan janji dibeli
8 kembali (repo) 2,301,370  
9 Utang akseptasi 8,269,928 3,679,684
10 Surat berharga yang diterbitkan 5,873,915 6,023,133
11 Pinjaman yang diterima    
a. Pinjaman yang dapat diperhitungkan
  sebagai modal 1,999,022 1,998,052
  b. Pinjaman yang diterima lainnya 6,767,827 9,067,837
12 Setoran jaminan 40,082 52,316
13 Liabilitas antar kantor    
a. Melakukan kegiatan operasional di
  Indonesia    
b. Melakukan kegiatan operasional di luar
  Indonesia    
14 Liabilitas pajak tangguhan    
15 Liabilitas lainnya 16,193,602 15,382,103
16 Dana investasi profit sharing    
 
  TOTAL LIABILITAS 537,411,098 527,500,326
  EKUITAS    
17 Modal dsetor    
  a. modal dasar 12,980,000,000,000 12,324,000,000,000
  b. Modal yang belum disetor -8,832,709 -8,832,709
  c. Saham yang dibeli kembali    
18 Tambahan modal disetor  
  a Agio 2,773,858 2,773,858
  b. Disagio    
  c. Modal sumbangan  
  d. Dana setoran modal    
  e. Lainnya    
Pendapatan (kerugian) komprehensif
19 lainnya    
a. Penyesuaian akibat penjabaran laporan
  keuangan dalam mata uang asing 48,864 82,083

14
b. Keuntungan (kerugian) dari perubahan
  nilai aset keuangan -355,702 -709,538
  dalam kelompok tersedia untuk dijual    
  c. Bagian efektif lindung nilai arus kas    
  d. Selisih penilaian kembali aset tetap    
e. Bagian pendapatan komprehensif lain
  dari entitas asosiasi    
f. Keuntungan (kerugian) aktuarial
  program manfaat pasti    
g. Pajak penghasilan terkait dengan laba
  komprehensif lain    
  h. Lainnya    
20 Selisih kuasi reorganisasi    
Selisih restrukturisasi entitas
21 sepengendali    
22 Ekuitas lainnya    
23 Cadangan    
  a. Cadangan umum 3,022,685 3,022,685
  b. Cadangan tujuan 12,426,475 7,982,843
24 Laba/rugi    
  a. Tahun-tahun lalu 48,759,018 38,390,544
  b. Tahun berjalan 11,724,843 21,160,150
TOTAL EKUITAS YANG DAPAT
  DIATRIBUSIKAN    
  KEPADA PEMILIK 84,567,332 78,869,916
25 Kepentingan non pengendali    
  TOTAL EKUITAS 12,980,154,134,664 78,869,916
  TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 12,980,691,545,762 12,324,749,110,074

LAPORAN POSISI KEUANGAN


PT. BANK ROYANMERTBK
PER 30 JUNI 2005 DAN 31 DESEMBER 2004 (Dalam Jutaan Rupiah)
NO POS-POS BANK
  31 DES 2005 31 DES 2004
ASET      
1 Kas 15,955,263 18,911,106
2 penempatan pada Bank Indonesia 69,707,089 69,820,740
3 penempatan pada Bank Lain 10,811,618 14,711,594
4 Tagihan Spot dan Deviratif 15,067 4,981
  surat berharga    
  a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 430,188 1,030,597

15
  b. tersedia untuk dijual 15,698,867 15,528,172
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo 26,248,172 28,783,035
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang 5,536,228 8,926,072
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli
6 kembali (Repo)    
tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
7 janji dijual 7,835,471 14,440,063
  kembali (Reserve Revo)    
8 Tagihan akseptasi 8,269,928 3,679,684
9 Kedit    
  a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi    
  b. tersedia untuk dijual    
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo    
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang 459,130,918 430,621,874
10 Pembiayaan Syariah    
11 Penyertaan 2,395,307 2,379,256
12 cadangan kerugian penurun nilai aset keuangan    
  a.suat berharga    
  b.kredit -16,421,758 -15,072,399
  c.lainnya    
13 aset tidak berwujud    
  akumulasi amortisasi aset tidak berwujud  
14 aset tetap dan inventaris 9,510,493 8,385,591
  akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -4,967,854 -4,601,287
15 aset nonproduktif  
  a.properti terbelangkalai 5,310 4,508
  b. aset yang diambil alih 52,571 33,124
  c.rekening tunda  
  d. aset antar kantor    
  i. melakukan kegiatannoperasional diindonesia 2,128 728
  ii. Melakukankegiatan operasional diluar Indonesia    
cadangan kerugian penurunan dan nilai aset non
16 keuangan    
17 sewa pembiayaan    
18 aset pajak tangguhan 1,822,185 2,142,135
19 Aset lainnya 9,970,239 6,640,668
  TOTAL ASET 622,007,430.00 606,370,242

16
 Bahwa adapun neraca PT. Bank Royanmer, Tbk.,
per 31 Desember 2006 dan per 30 juni 2007.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PT. BANK ROYANMERTBK (Dalam Jutaan
PER 30 JUNI 2007 DAN 31 DESEMBER 2006 Rupiah)
BANK
NO POS-POS
30 JUNI 2007 31 DES 2006
LIABILITAS DAN EKUITAS
  LIABILITAS    
1 Giro 43,827,462 63,953,438
2 Tabungan 20,826,999 1,005,000
3 Simpanan berjangka 10,823,315,081 8,759,827,236
4 Dana investasi revenue sharing 58,603,490 905,437,913
5 Pinjaman dari Bank Indonesia 1,838,337,322 1,971,116,532
6 Pinjaman dari Bank lain 586,103,490 1,971,116,532
7 Liabilitas spot dan derivatif    
Utang atas surat berharga yang dijual
dengan janji dibeli
8 kembali (repo) 2,301,370  
9 Utang akseptasi 183,837,322 1,971,116,532
10 Surat berharga yang diterbitkan 1,290,000 483,000
11 Pinjaman yang diterima    
a. Pinjaman yang dapat
  diperhitungkan sebagai modal    
  b. Pinjaman yang diterima lainnya    
12 Setoran jaminan 1,783,378 406,208
13 Liabilitas antar kantor    
a. Melakukan kegiatan operasional di
  Indonesia    
b. Melakukan kegiatan operasional di
  luar Indonesia    
14 Liabilitas pajak tangguhan 18,683,310 12,983,287
15 Liabilitas lainnya 237,509,044 200,973,511
16 Dana investasi profit sharing    
     
  TOTAL LIABILITAS 13,816,418,268 15,858,419,189
  EKUITAS    
17 Modal dsetor    
  a. modal dasar 12,560,000,000,000 12,870,000,000,000
  b. Modal yang belum disetor    
  c. Saham yang dibeli kembali    
18 Tambahan modal disetor  
  a Agio 178,759,354 185,224,354

17
  b. Disagio    
  c. Modal sumbangan  
  d. Dana setoran modal 137,562,400 135,742,500
  e. Lainnya    
Pendapatan (kerugian) komprehensif
19 lainnya    
a. Penyesuaian akibat penjabaran
laporan keuangan dalam mata uang
  asing 48,864 82,083
b. Keuntungan (kerugian) dari
  perubahan nilai aset keuangan -355,702 -709,538
  dalam kelompok tersedia untuk dijual    
  c. Bagian efektif lindung nilai arus kas    
  d. Selisih penilaian kembali aset tetap    
e. Bagian pendapatan komprehensif
  lain dari entitas asosiasi    
f. Keuntungan (kerugian) aktuarial
  program manfaat pasti    
g. Pajak penghasilan terkait dengan
  laba komprehensif lain    
  h. Lainnya    
20 Selisih kuasi reorganisasi    
Selisih restrukturisasi entitas
21 sepengendali    
22 Ekuitas lainnya    
23 Cadangan    
  a. Cadangan umum 1,002,348 1,002,348
  b. Cadangan tujuan    
24 Laba/rugi    
  a. Tahun-tahun lalu 45,161 38,891
  b. Tahun berjalan   120,822,762
       
  Defisit -1,324,501,532 -1,492,125,795
25 Kepentingan non pengendali    
  TOTAL EKUITAS 12,558,992,560,893 12,868,950,077,605
  TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 12,572,808,979,161 12,884,808,496,794
 

LAPORAN POSISI KEUANGAN


PT. BANK ROYANMERTBK
PER 30 JUNI 2007 DAN 31 DESEMBER
2006 (Dalam Jutaan Rupiah)
NO POS-POS BANK

18
30 JUNI 2007 31 DES 2006
ASET
1 Kas 159,856,586 162,234,143
2 penempatan pada Bank Indonesia 965,462,154 901,397,832
3 penempatan pada Bank Lain 1,928,390,189 1,765,151,412
4 Tagihan Spot dan Deviratif   196,624,527
  surat berharga    
a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
  rugi 3,688,580,077 4,067,332,689
  b. tersedia untuk dijual   196,624,527
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo    
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang    
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli
6 kembali (Repo)    
tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
7 janji dijual    
  kembali (Reserve Revo)    
8 Tagihan akseptasi 1,833,304,242 1,102,712,040
9 Kedit 4,658,293,701 2,567,950,791
a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
  rugi    
  b. tersedia untuk dijual    
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo    
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang    
10 Pembiayaan Syariah    
11 Penyertaan    
cadangan kerugian penurun nilai aset
12 keuangan 69,632,204 233,811,599
  a.suat berharga    
  b.kredit    
  c.lainnya    
13 aset tidak berwujud    
  akumulasi amortisasi aset tidak berwujud  
14 aset tetap dan inventaris 144,043,536 132,299,239
akumulasi penyusutan aset tetap dan
  inventaris    
15 aset nonproduktif  
  a.properti terbelangkalai    
  b. aset yang diambil alih 418,173,220 719,422,345
  c.rekening tunda  
  d. aset antar kantor    
  i. melakukan kegiatann operasional diindonesia    
ii. Melakukan kegiatan operasional diluar
  Indonesia    

19
cadangan kerugian penurunan dan nilai aset
16 non keuangan    
17 sewa pembiayaan    
18 aset pajak tangguhan 172,790,780 166,815,758
19 Aset lainnya 635,235,632 1,015,604,919
  TOTAL ASET 14,673,762,321 13,227,981,821

- Bahwa berdasarkan kesaksian, Cahyani Tri Bilbina


sebagai manejemen PT. Bank Royanmer, Tbk., bahwa
pada tahun 2004 Total Liabilitas Dan Ekuitas RP
12.324.749.110.074,00 (dua belas triliun tiga ratus
dua puluh empat milyartujuh ratus empat puluh
Sembilan juta serratus sepuhribu tujuh puluh empat
rupiah) dan Total Aset pada tahun 2004 RP
606.370.242 (enam ratus enam juta tiga ratus tujuh
puluh ribu duaratus empat puluh dua).
- Bahwa Pada tahun 2005 Total Total Liabilitas Dan
Ekuitas RP 12.980.691.545.762,00 (dua belas triliun
Sembilan ratus delapan puluh milyar enam ratus
Sembilan puluh satu juta lima ratus empat puluh lima
ribu tujuh ratus enam puluh dua rupiah) dan Total Aset
RP 622,007,430.00 (enam ratus dua puluh dua juta
tujuh ribu empat ratus tiga puluh rupiah).
- Bahwa pada tahun 2006 Total Total Liabilitas Dan
Ekuitas sebesar RP 12.884.808.496.794 (dua belas
triliun delapan ratus delapan puluh empat milyar
delapan ratus delapan juta empat ratus Sembilan
puluh enam ribu tujuhratus Sembilan puluh empat
rupiah) dan jumlah Total Aset tahun 2006 RP
13,227,981,821 (tigabelas milyar duaratus dua puluh
tujuh juta Sembilan ratus delapan puluh satu ribu
delapan ratus dua puluh satu rupiah).

20
- Bahwa pada tahun 2007 Total Total Liabilitas Dan
Ekuitas sebesar RP 12,572,808,979,161 (dua belas
triliun lima ratus tujuh puluh dua milyar delapan ratus
delapan juta empat ratus Sembilan puluh enam ribu
tujuhratus Sembilan puluh empat rupiah) dan jumlah
Total Aset tahun 2007 RP 14,673,762,321 (empatbelas
milyar enam ratus tujuh puluh tiga juta tujuh ratus
enam puluh dua ribu tiga ratus dua puluh satu rupiah).
- Bahwa pada tanggal 26 April 2006 dari pemeriksaan
yang dilakukan Bank Indonesia pada tanggal 23 Maret
2006 sampai dengan 29 september 2006 yang
diterbitkan per 5 oktober 2006 bahwa Bank Royanmer
kembali lagi memiliki tingkat CAR yang rendah
dikarenakan adanya pemberian pembiayaan kepada
nasabah yang tidak sesuai dengan aturan maksimum
pemberian pembiayan yang diatur dalam Perautan
Bank Indonesia Nomor: 7/3/PBI/2005 Peraturan Bank
Indonesia Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum.
- Bahwa akibat Bank Royanmeryang memberikan
pembiayaan kepada debitur yang tidak sesuai dengan
aturan yang ditetapkan Bank Indonesia dan
menjadikan Bank Royanmermenjadi kesulitan dalam
likuidasi Bank.
- Bahwa menurunnya tingkat CAR (Capital Adequacy
Rasio) Bahwa tingkat CAR Bank Royanmernegatif
145,27% pada bulan februari 2005 bernilai Rp
3.226.837.000.000,00 (tiga triliun dua ratus dua puluh
enam milyar delapan ratus tiga puluh tujuh juta
rupiah).modal Bank menjadi sangat buruk (negatif)
terutama karena Bank menderita kerugian yang
sangat besar akibat adanya koreksi terhadap laba/rugi

21
Bank, antara lain adanya koreksi pencatatan
pembukuan US Treasury Zero Coupon, Medium Term
Notes (MTN) RaboBank, Republic of Indonesia (ROI)
Loan, dan rupa-rupa aktiva, serta adanya kekurangan
pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Positif
(PPAP) atas kredit Non Perfoming Loan (NPL) dan
Surat-Surat Berharga (SSB)Valuta Asing (Valas)
berkualitas rendah (tidak memiliki rating dan
berbunga rendah) yang dinilai macet.
- Bahwa akibat penuranan CAR (capita adequacy rasio)
Bank RoyanmeRpada tanggal 4 juli 2005, terdakwa
secara melawan hukum melakukan tindakan
penyelamatan untuk mengubah kondisi Capital
Adequacy Ratio (CAR) Bank Royanmer menjadi positif
dengan membuat L/C fiktif, Kredit fiktif, window
Dressing, dan manipulasi data pada Bank Royanmer.
- Bahwa terdakwa menghubungi pihak Bank Indonesia
yaitu Khairunnas selaku Deputi Bank Indonesia Bidang
4 Pengelolaan Moneter, Devisa dan KPwn menyuruh
melakukan tindakan untuk menutup-nutupi
keteRpurukan Bank Royanmerdan melancarkan proses
penyelamatan Bank Royanmerdengan bantuan untuk
likuidasi.
- Bahwa benar saksi Khairunnas menyetujui peritah
yang di suruh oleh terdakwa untuk menutup-nutupi
permasalahan PT. Bank Royanmer, Tbk., dan terdakwa
berjanji akan memperbaiki kondisi Bank
Royanmersecepatnya dengan melakukan tindakan
penyelamatan
- Bahwa Bank Royanmerdalam menerbitkan L/C
terdapat kejanggalan-kejanggalan, diantaranya:

22
 Tidak melakukan analisis dalam menerbitkan
L/C yang bertentangan dengan prinsip kehati-
hatian dalam pemberian pembiayaaan
pembuatan L/C sehingga tidak melaksanakan
prinsip kehati-hatian yang tertuang dalam
Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 Pasal 2
PerBankan Indonesia dalam melakukan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
 Dalam menerbitkan L/C tidak melakukan surfey
terhadap perusahaan yang mengajukan
permintaan penerbitan L/C dikarenakan
Perusahaan bibir tidak termasuk dalamm daftar.
 Persyaratan L/C yang diberikan Bank
Royanmersebagai kewajiban perusahaan dalam
kelengkapan berkas hanya didasarkan pada foto
copy dokumen.
- Bahwa adapun terkait data L/C fiktif ada antara lain :
Nama-nama perusahaan yang terdata pada data DI
L/C FIKTIF
1. PT. Wina Trijaya Tbk. US$ 60.199.799
2. PT. QNR CoRporindo Tbk. US$ 11.800.410
3. PT. Elena Hardware Indonesia Tbk. US$
80.591.031
4. PT. Surya Media Kita Tbk. US$ 50.230.600
5. PT. Metropolitan Jaya Tbk. US$ 26.300.844
6. PT. Ramayani Karya Tbk. US$ 30.456.210
7. PT. Polymer Spectrum Sentosa Tbk. US$
89.422.000
8. PT. Dedara Prima Tbk. US$
52.815.347

23
9. PT. Lancar Rejeki Tbk. US$
72.680.821
10. PT. Gempita Raya Cipta Tbk. US$ 55.195.200
11. PT.Wonderland Realty Tbk. US$
79.934.739
12. PT. Sejahtera Jati Tbk. US$ 37.911.830
13. PT. Bumi Setia Damai Tbk. US$
78.109.231
14. PT. Kuncoro Cikarang Tbk. US$
59.015.044
15. PT. Indonesia Harmony Property Tbk.US$
71.404.050
16. PT. Cello Buana Tbk. US$
80.044.790
17. PT.Mahardika Perdana Tbk. US$ 60.151.841
18. PT. Cental Indonusa Tbk. US$ 64.515.315
19. PT. Sri Timbul Rejeki Tbk. US$ 40.995.441
20. PT. Bagus Mandiri Persada Tbk. US$ 99.613.555
21. PT. Megawan Development Tbk. US$ 99.858.745
22. PT. Mitra Pinasthika Mustika Tbk. US$
51.108.339
23. PT. Batavia Growup Tbk. US$ 76.128.711
24. PT. Grand Agro Lestari Tbk. US$
78.765.826
25. PT. Grondaw Internasional Tbk. US$ 69.726.411

Nama Nasabah yang tertera pada data Kredit Fiktif


1. Arthadena Ananda US$ 1.443.731
2. Kirani Permata Putri US$ 3.100.000
3. Devitha Karina US$
6.007.113

24
4. Quizal Ananda US$ 12.900.000
5. Rexa Argandhi US$ 7.320.100
6. Afriza Dentalara US$ 18.400.031
7. Gyani Markoso US$ 7.458.490
8. Wawang Herlambang US$ 14.722.311
9. Sudana Munandar US$ 3.999.800
10. Alfy Gunawan US$ 8.455.020
11. Gusty Zamzamma US$
21.114.667
12. Ghozali Rohmat US$ 6.741.034
13. Bagus Wirawan US$ 16.595.700
14. Damar Wargianso US$
21.300.000
15. Akbar Pratama US$ 18.900.040
16. Bryan Kevin Putra US$
6.470.000
17. Ben Antony US$
4.686.900
18. Haidar Malik US$ 22.918.200
19. Adam Ramadhan US$ 19.000.100
20. Ade Saputra US$ 18.500.000
21. Amelia Nanda US$ 10.322.444
22. Ajie Pamungkas US$ 13.000.000
23. Wisnu Rahardika US$ 16.697.000
24. Maria Jola US$ 5.829.039
25. Siti Supawati US$ 16.367.300
26. Arif Sumanto US$ 14.200.100
27. Ni Kadek Arya US$ 12.500.000
28. Candrakumara US$ 3.450.090
29. Wira Yudistira US$ 4.218.500
30. Tanwira Sadewa US$ 5.200.000
31. Hamida Rahmawan US$ 20.000.300

25
32. Wedari Syara US$ 18.900.000
33. Asyafara Sukma US$ 10.455.000
34. Regina Agatha US$ 18.690.400
35. Sudirman Anggoro US$ 7.100.250
36. Kurniawan Ghazali US$ 23.000.500
37. Handoko US$ 7.700.000
38. Brigitha Estu US$
4.220.400
39. Trinata Sundari US$ 6.212.000
40. Rima Erlinda US$
15.005.000
41. Widiyati US$13.421.900
42. Yacob Leba US$ 9.120.000
43. Uliyati Corsel US$ 12.300.700
44. Angelica Cuan US$ 14.205.600
45. Syamsul Hadi US$ 21.434.100
46. Maryam Velope US$ 9.211.400
47. Olivia Andarisa US$ 2.345.000
48. Grat Emanuel US$ 5.300.100
49. Yurika Wijaya US$ 11.500.200
50. Bobby Gunawan US$ 5.666.225
51. Rama Zamzamma US$
3.033.959
52. Husni Gofur US$ 5.670.000
53. Risnain Khair US$
10.450.000
54. Aqsal Thasbiy US$ 2.100.400
55. Anwar Hidayat US$ 7.700.100
56. Dimipta Septiani US$ 3.440.000
57. Dahlia Buana Cahyani US$ 1.999.000
58. Wayan Garyani US$ 4.200.500
59. Ayu Espiwan US$ 2.115.400

26
60. Desak Nyoman US$ 16.000.050
61. Haeruman Jayadi US$ 14.440.112
62. Lady Kumpara US$ 8.880.214
63. Desak Maharani US$ 4.222.900
64. Gyantri Paramitha US$
6.649.930
65. Romi Surgono US$ 11.200.455
66. Nathania Sembiring US$ 13.010.000
67. Watobi Chandrasa US$ 5.620.000
68. Evi Vardiana US$ 16.372.800
69. I Nyoman Aryawan US$ 10.200.100
70. Zyga Zaga Zuma US$ 11.200.100

TOTAL US$ 170.779.608.91 = 2.000.000.000.000


RUPIAH

Window Dressing Bank RoyanmerTbk

27
- Bahwa Pada bulan februari 2005 Rasio Kecukupan
modal Bank RoyanmerTbk sebesar Negatif 145,27 %
dikarenakan banyaknya permasalah perBankan yang
dialami PT. Bank Royanmer, Tbk., kemudian pada
Februari 2008 Rasio Kecukupan Modal Bank naik
hingga Positif 9,58% yang dikarenakan adanya
manipulasi data oleh PT. Bank Royanmer, Tbk., seprti
L/C fiktif, pembiayaan fiktif sehingga membuat
peningkatan CAR yang signifikan untuk melancarkan
permohonan FPJP yang diajukan kepada Bank
Indonesia dikarenakan kondisi PT. Bank Royanmer,
Tbk., yang mengalami kesulitan likuiditas yang
disebabkan banyaknya permasalahan perBankan.
Bahwa pada Desember 2008 setelah pemberian dana
FPJP oleh Bank Indonesian PT. Bank Royanmer, Tbk.,
tidak sesuai harapan dikarenakan masih tingginya
tekanan likuiditas yang secara terus-meniurus
sehingga pada Desember 2008 Rasio Kecukupan
Modal Bank sebesar Negatif 3,76%.
- Bahwa adanya kecurangan tersebut yang dilakukan
Bank Royanmerdiindikasi di tutup-tutupi oleh Bank
Indonesia dengan tidak menindak lanjuti secara
tegas kegagalan yang terjadi di Bank Royanmerdan
tetap memberikan lisesnsi walaupun berbagai
komitmen tidak pernah dipenuhi, bahkan
kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh
terdakwa dilakukan secara berulang-ulang.
- Bahwa tindakan kecurangan Bank Royanmertersebut
sehingga menaikan CAR Bank Royanmeryang semula
negative 145,27% menjadi positive 9,58% pada 12
Februari 2008.

28
- Bahwa untuk mendapatkan keuntungan Bank
Royanmerdan menutupi kerugian yang dialami Bank
melakukan investasi dengan Zega Invetment dengan
tujuan mendapatkan keuntungan dari investasi
tersebut dan dari investasi tersebut mendapatkan
keuntungan dari Zega Invetment. Bahwa melalui
tindakan-tindakan tersebut hingga februari 2008
Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank
Royanmermeningakat menjadi positif 9,58% dan
terdakwa melakukan kerjasama dengan perusahaan
investasi bernama Zega Investment.
- Bahwa Gagalnya Bank Royanmerdalam melakukan
likuiditas pada bulan Juli 2008 yang dikarenakan
ketidak mampuan Zega Invesment, dalam
mengegelolah uang nasabah dan Bank Royanmeryang
mengalami kredit macet yang disebabkan adanya
pemberian kredit yang tidak sesuai dengan batas
maksimum pemberian kredit yang diatur dalam
Perautan Bank Indonesia Nomor: 7/3/PBI/2005.
- Bahwa dalam investasi tersebut Bank Royanmer
mendapatkan keutungan yang tidak begitu lama
dikarenakan kegagalan Zega Invetsment dalam
mengelolah dana yang di himpun sehingga akibat
gagalnya zega investment tersebut mengakibatkan
Bank Royanmer kembali mangalami kerugian sekitar
Rp 567.000.000.000 (lima ratus enam puluh tujuh
miliyar rupiah) yang menambah teRpuruknya kondisi
Bank Royanmer. Bahwa ketidak mampuan melakukan
likuiditas yang dialami Bank Royanmerdikarenakan
dana nasabah banyak di pergunakan untuk Surat-
Surat Berharga Valuta Asing
(Valas) yang berstatus macet dan dana nasabah di

29
pergunakan oleh terdakwa untuk memperkaya diri
sendiri.
Surat-surat berharga yang berstatus macet.
- Bahwa karena keadan tersebut mengakibatkan Bank
Royanmersemakin mengalami kesulitan likuiditas dan
mengalami gagal kriling karena adanya penarikan dari
dana masyarakat secara besar-besaran serta kredit
macet.
\Bahwa Bank Indonesia yang berperan dalam
pengawasan membiarkan Bank Royanmermelakukan
tindakan yang merugikan Bank dan membuat Bank
tidak melaksanakan kegiatannya dengan benar sesuai
dengan prinsip perBankan yang diatur dalam Pasal 2
Undang-Undang nomor 28 tahun 1998 tentang
Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang PerBankan, yang menyatakan perBankan
Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian.
- Bahwa Berdasarkan Hasil Pemeriksaan langsung
(onsite supervision) yang dilakukan oleh Bank
Indonesia pada tahun 2005, tahun 2006, tahun 2007
dan tahun 2008 terhadap PT Bank Royanmer, Tbk.
ditemukan berbagai penyimpangan, sebagai berikut:
a. Hasil pemeriksaan umum PT Bank Royanmer, Tbk.
posisi pemeriksaan per 28 Februari 2005 yang
diterbitkan oleh Pemeriksa Bank Indonesia pada
bulan September 2005 antara lain:
1. Pada posisi 28 Februari 2005, modal Bank
sebesar negative Rp 3.226.837.000.000,00 (tiga
trilyun duaratus duapuluh enam milyar delapan

30
ratus tiga puluh tuju juta rupiah) dengan Capital
Adequacy Ratio (CAR) sebesar negatif 145,27%.
Modal Bank menjadi sangat buruk (negatif)
terutama karena Bank menderita kerugian yang
sangat besar akibat adanya koreksi terhadap
laba/rugi Bank, antara lain adanya koreksi
pencatatan/pembukuan US Treasury Zero
Coupon, Medium Term Notes (MTN) nandoBank,
Republic of Indonesia (ROI) Loan, dan rup a-rupa
aktiva, serta adanya kekurangan pembentukan
Penyisihan Penghapusan Aktiva Positif (PPAP)
atas kredit Non Perfoming Loan (NPL) dan Surat-
Surat Berharga (SSB)Valuta Asing (Valas)
berkualitas rendah (tidak memiliki rating dan
berbunga rendah) yang dinilai macet.
2. Posisi Devisa Neto (PDN) keseluruhan telah
melanggar ketentuan maksimum 20%
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/13/PBI/2003 yang telah di
ubah perubahan Peraturan Bank Indonesia
nomor 7/37/PBI/2005 yang mana Posisi Devisa
Neto Bank Royanmer yaitu mencapai 551,49%
untuk Posisi Devisa Neto (PDN) neraca dan
442,94% untuk Posisi Devisa Neto (PDN)
keseluruhan. Hal tersebut terjadi karena dana
Valuta Asing (Valas) dan sebagian besar dana
rupiah ditanamkan dalam Surat-Surat Berharga
(SSB) Valas diantaranya berupa Certificate
Deposit (CD) dan Credit Linked Notes (CLN) yang
berisiko tinggi.
3. Terdapat pelanggaran dan pelampauan Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atas Surat-

31
Surat Berharga (SSB) Valuta Asing (Valas)
masing-masing sebesar 713,31%.
4. Bank mengalami negative spread terutama
disebabkan karena adanya penanaman dana
yang cukup besar dalam Surat-Surat Berharga
(SSB) dengan kualitas rendah (private placement
dan tidak memiliki notes rating) dan yield yang
jauh lebih rendah (1,03% s/d 6,53%), sedang di
sisi pasiva didominasi Dana Pihak Ketiga (DPK)
yang cukup sensitive terhadap perubahan suku
bunga (berjangka waktu satu bulan atau kurang
dari satu bulan) dan cost of fund Bank mencapai
15%.
5. Terdapat pengumpulan dana masyarakat melalui
penjualan investasi dana tetap yang tidak
terdaftar di pasar modal oleh PT Victoria
Indonesia adalah pemegang saham PT Bank
Royanmer, Tbk. dengan kepemilikan sebesar
8,05% dari modal saham disetor.
b. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan pada posisi
30 Mei 2006 yang terbit bulan September 2006
ditemukan permasalahan diantaranya:
1. Surat-Surat Berharga (SSB) Valuta Asing (Valas)
berkualitas rendah masih digolongkan lancar
karena diselesaikan dengan skema Assets
Management Agreement (AMA), namun
beberapa persyaratan skema AMA belum
dipenuhi oleh Bank yaitu permintaan adanya
surat konfirmasi dari Dresdner Bank of
Switzerland (DBSL) langsung kepada Bank
Indonesia mengenai keberadaan dana cash
collateral sebesar USD 220,000,000 (dua ratus

32
dua puluh juta dollar Amerika Serikat) dan surat
kuasa pencairan dana cash collateral tersebut
dari Nispie Okyla, Ltd. (TTH) kepada PT Bank
Royanmer, Tbk.
2. Struktur pendanaan didominasi oleh 47 (empat
puluh tujuh) deposan inti dengan nilai sebesar
Rp 3.918.118.000.000,00 (tiga trilyun sembilan
ratus delapan belas milyar seratus dua puluh
juta rupiah) atau 39% dari total Dana Pihak
Ketiga (DPK), sehingga beRpotensi menimbulkan
kekurangan (shortage) likuiditas apabila terjadi
penarikan dana milik deposan inti tersebut
secara tiba-tiba dalam jumlah besar.
3. Bank sedang menghadapi beberapa perkara di
Pengadilan dengan eks nasabah, yaitu 3 (tiga)
induk koperasi (INKUD, INKOPTI, dan IKKU DMI)
dan Rai andra Rismaidi (RIR) yang beRpotensi
menyebabkan kerugian Bank sebesar
USD19,670,000 (sembilan belas juta enam ratus
tujuh puluh ribu dollar Amerika Serikat) dan
Rp117.670.000.000,00 (seratus tujuh belas
milyar enam ratus tujuh puluh juta rupiah).
4. Surat-Surat Berharga (SSB) Valas (US Treasury
Strips/UTS, Certificate Deposit/CD, dan Credit
Linked Notes/CLN) sebesar USD 135,720,000
(seratus tiga puluh lima juta tujuh ratus dua
puluh ribu dollar Amerika Serikat) masih
disimpan di Learn Gulf Asia Holding, Ltd. (LGAH)
yang tidak memiliki ijin sebagai Custodian,
sehingga tidak sesuai dengan prinsip kehati-
hatian dan Bank menghadapi risiko kerugian
apabila Learn Gulf Asia Holding, Ltd. (LGAH)

33
tidak mengembalikan Surat-Surat Berharga
(SSB)Valas tersebut kepada PT Bank Rotyanmer,
Tbk.
5. Terdapat pelanggaran Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) sebesar 188,48% atas
pembelian Certificate Deposit (CD) Buncate
Albinoland sebesar USD24,560,000 (dua puluh
empat juta limaratus enam puluh ribu dollar
Amerika Serikat), east Of London sebesar
USD26,000,000 (dua puluh enam juta dollar
Amerika Serikat), Livia Internasional Bank
sebesar USD26,000,000 (dua puluh enam juta
dollar Amerika Serikat), Credit Linked Notes
(CLN) Clarins Bank sebesar USD25,000,000 (dua
puluh lima juta dollar Amerika Serikat) dan
Certificate Deposit (CD) Gazalie Bank Austria
sebesar USD52,000,000 (lima puluh dua juta
dollar Amerika Serikat). Selain itu, terdapat
Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) sebesar 5,17% karena pemberian kredit
kepada PT Timur Mandalika.

c. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK posisi


31 Maret 2007 yang diterbitkan Desember 2007
ditemukan permasalahan antara lain :
1. Rasio Non Performing Loan (NPL) gross dan Non
Performing Loan (NPL) netto PT. Bank Royanmer,
Tbk. posisi 5 April 2007 masih tergolong tinggi,
masing-masing sebesar 8,72% dan 8,01%.
Pemberian kredit masih didominasi oleh 50 (lima
puluh) debitur besar yang nilainya mencapai
sebesar Rp1.629.470.000.000,00 (satu trilyun

34
enam ratus dua puluh sembilan milyar empat
ratus tujuh puluh juta rupiah) atau 67,89% dari
total kredit. Pemberian kredit kepada debitur
besar tersebut sebesar Rp114.028.000.000,00
(seratus empat belas milyar dua puluh delapan
juta rupiah)atau 4,75% adalah kredit
bermasalah.
2. Terdapat transaksi penjualan Surat-Surat
Berharga (SSB) Valas secara outright sebesar
USD25,980,000 (dua puluh lima juta sembilan
ratus delapan puluh dollar Amerika Serikat)
kepada First Bank of Middle East (FBME) Bank
Girey, yang tidak dapat diyakini kebenarannya.
3. Terdapat pelanggaran Batas Minimum
Pemberian Kredit (BMPK) yaitu:
 Sebesar 19,40% atas Structured Notes
(SN) JP Marget Bank Luxembourg SA
sebesar USD24,500,000 (dua puluh empat
juta lima ratus dollar Amerika Serikat)
yang diterbitkan bukan oleh Prime Bank
dan tidak dijamin oleh skema Assets
Management Agreement (AMA).
 Sebesar 60,58% atas pemberian fasilitas
Letter of Credit (L/C) kepada PT Polymer
Spectrum Sentosa (PT PSS) sebesar
USD49,000,000 (empat puluh sembilan
juta dollar Amerika Serikat) juga hanya
dijamin oleh Bankers Acceptance (B/A).
Sampai dengan posisi 30 November 2007,
fasilitas Letter of Credit (L/C)PT Polymer
Spectar Sanos (PT PSS) telah menurun

35
menjadi sebesar USD18,000,000 (delapan
belas juta dollar Amerika Serikat).

4. Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank sebagian besar


berjangka pendek dan didominasi oleh 50 (lima
puluh) deposan inti sebesar Rp
4.161.451.000.000,00 (empat trilyun seratus
enam puluh satu milyar empat ratus lima puluh
satu juta rupiah) atau 43,87%. Hal tersebut
beRpotensi menimbulkan kekurangan (shortage)
likuiditas apabila terjadi penarikan dana milik
deposan inti tersebut dalam jumlah yang besar.

d. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan posisi


pemeriksaan 30 Juni 2008 yang diterbitkan tanggal
31 Oktober 2008 diketahui bahwa PT Bank
Royanmer, Tbk. menghadapi risiko yang tinggi
pada risiko kredit, pasar, operasional, dan likuiditas
yang tercermin dari adanya kelemahan pada
beberapa aktivitas fungsional, terutama sebagai
berikut :
1. Bank memiliki Surat-Surat Berharga (SSB) Valas
berkualitas rendah dan tidak likuid sebesar USD
73,000,000 (tujuh puluh tiga juta dollar Amerika
Serikat) yang seharusnya digolongkan macet
namun masih dinilai lancar oleh PT Bank
Royanmer, Tbk.
2. Bank mengakui pendapatan accrual bunga dari
Surat-Surat Berharga (SSB) Valas, bukan
pendapatan bunga secara tunai sebesar
Rp204.818.000.000,00 (dua ratus empat milyar
delapan ratus delapan belas juta rupiah) pada

36
30 Juni 2008 dan menjadi Rp300.541.000.000,00
(tiga ratus milyar lima ratus empat puluh satu
juta rupiah) pada September 2008, yang
seharusnya baru dapat dibukukan setelah PT
Bank Royanmer, Tbk. mendapatkan pembayaran
tunai.
3. Bank masih kurang membentuk Penyisihan
Penghapusan Aset (PPA) Agunan Yang Diambil
Alih (AYDA) posisi Juni 2008 sebesar
Rp62.105.000.000,00 (enam puluh dua milyar
seratus lima juta rupiah) dan menjadi Rp
59.405.000.000,00 (lima puluh sembilan milyar
empat ratus lima juta rupiah) pada September
2008.
- Secara melawan hukum, Bahwa saat mengalami
kesulitan likuiditas terdakwa menemui Khairunnas
selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang 4
Pengelolaan Moneter, Devisa dan KPw. dan selaku
anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia yang sudah
mengetahui banyaknya penyimpangan serta
permasalahan yang dialami oleh PT Bank Royanmer,
Tbk., namun pada sekitar akhir bulan Juli 2008
menemui Samuel Willem di Kantor PT. Royanmer di
Gedung Cakra Langit Lt. 7 jln. Muara Baru No. 12 B,
Panjaringan, Jakarta Pusat dan bertemu dengan
Samuel Willem sebagai salah satu pemegang saham
PT Bank Royanmer, Tbk., yang kemudian pada tanggal
18 Agustus 2008, Saksi menerima 1 (satu) lembar
Bilyet Giro PT Bank Royanmer, Tbk. Nomor : 18
281108 tertanggal 18 Agustus 2008 dengan nilai
nominal sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar

37
rupiah) dari Samuel Wilem yang ditandatangani oleh
Gerald Willem adik kandung dari Samuel Wilem.
- Bahwa dalam pertemuan tersebut terdakwa Samuel
willem mimta kepada Zulkem Rio untuk membantu
masalah likuiditas yang di alami Bank royanmer, dan
saksi Zulkem Rio mengatkan “ harus ada Surat Surat
Berharga (SBB) yang lancar dengan jumlah USD 10
juta ( sepuluh juta dolar) untuk membantu mengatasi
kesulitan likuiditas “ tetap SBB tersebut sudah di
pegunakan untuk terdakwa sebagai agunan.
- Bahwa terdakwa Samuel wilem dalam pertemuan
tersebut kembali meminta Zulkem Rio untuk meminta
bantuan agar diberikan line kredit oleh Bank-Bank
yang lain, akan tetapi tidak ada Bank yang
memberikan line kredit kepada PT. Bank Royanmer,
Tbk.
- Bahwa pada tanggal 21 Oktober 2008, bertempat di
ruang rapat Direktorat Pengawasan Bank 1 (DPB1)
Bank Indonesia, Samuel Willem dan Felix Santoso
kembali melakukan pertemuan dengan Fauzi rohmat
selaku Direktur Direktorat Pengawasan Bank 1 (DPB1),
Arif Alfaidzin dan Gabriella Pristya , dan
menyampaikan adanya tekanan likuiditas yang dialami
oleh PT Bank Royanmer, Tbk., yang disebabkan karena
adanya simpanan berjangka nasabah dalam jumlah
besar yang akan dicairkan sebelum dan pada saat
jatuh tempo, adanya penundaan pencairan dan
penarikan simpanan nasabah dengan nilai besar
antara lain Yayasan Pensiun Bank Masyarakat
Sejahtera Indonesia (YP BMS) sebesar Rp
35.000.000.000,00 (tiga puluh lima milyar rupiah),
Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKK

38
BI) sebesar Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) dan Cece Reni Rosnaini sebesar Rp
89.000.000.000,00 (delpan puluh Sembilan milyar
rupiah), sedangkan PT Bank Royanmer, Tbk. Saat itu
tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan nasabah tersebut. Kemudian Samuel
Willem meminta bantuan likuiditas kepada Bank
Indonesia karena sudah tidak sanggup lagi untuk
mengatasi kesulitan likuiditas tersebut dengan
mengajukan permohonan Fasiltas Pendanaan Jangka
Pendek (FPJP) kepada Bank Indonesia dengan agunan
aset kredit lancar PT Bank Royanmer, Tbk. Karena PT
Bank Royanmer, Tbk. tidak mempunyai Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
- Bahwa PT. Bank Royanmer, Tbk., dalam mengalami
kondisi kekurangan modal atau insolvent dan Capital
Adequacy Ratio (CAR)di bawah positif 8%, selanjutnya
pada tanggal 10 Oktober 2008, PT Bank Royanmer,
Tbk. mengajukan Permohonan Fasilitas Repo Aset
kepada Direktorat Pengelolaan Moneter (DPM) Bank
Indonesia dengan Surat Nomor : 791/
Royanmer/D/X/2008 tanggal 10 Oktober 2008, dengan
tembusan kepada Direktorat Pengawasan Bank 1
(DPB1) Bank Indonesia, yang pada pokoknya sebagai
berikut :
 Bank mengajukan fasilitas repo aset kredit yang
terdiri 40 (empat puluh) debitur dengan total
outstanding sebesar Rp1.937.982.098.000,00
(satu trilyun Sembilan ratus tiga puluh tujuh
milyar Sembilan ratus delapan puluh dua juta
Sembilan puluh delapan ribu tupiah) untuk

39
memperoleh plafon kredit sebesar
Rp1.000.000.000.000,00 (satu trilyun rupiah).
 Bahwa Pengajuan dilakukan dengan
pertimbangan penurunan likuiditas yang
signifikan kondisi likuiditas Bank karena dampak
krisis perekonomian dan kecenderungan
keluarnya dana-dana perusahaan BUMN dan
Yayasan untuk ditempatkan pada Bank-Bank
pemerintah.
 Bahwa pengajuan Fasilitas repo akan digunakan
oleh PT Bank Royanmer, Tbk. sebagai bridging
sebelum penerimaan dana pembayaran Surat
Berharga Valas yang akan jatuh tempo dalam
waktu dekat,yaitu pada bulan November 2008.
Surat Berharga Banca Populare di Jimolano
London sebesar USD 12,000,000 (dua belas juta
dollar Amerika Serikat) pada tanggal 6
November 2008 dan Surat Berharga National
Malaysia Bank, Ltd. London sebesar USD
44,000,000 (empat puluh empat juta dollar
Amerika Serikat) pada tanggal 9 November
2008.
- Bahwa terdakwa menyampaikan Bank terus
mengupayakan secara maksimal peningkatan Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan akan mengembalikan fasilitas
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga)
bulan. Bahwa dalam permohonan Fasilitas Pendaanan
Darurat (FPD) terdakwa mengadakan pertemuan
dengan Gubernur Bank Indonesia yatu Dwi Luky
Oktaviany pada tanggal 27 September 2008, terdakwa
membahas mengenai penyelamatan PT. Bank

40
Royanmer Tbk. dan memberikan fasilitas pembiayaan
darurat.
- Bahwa permohonan yang diajukan terdakwa diberikan
melaui Fauzi Rohmat selaku Direktur Direktorat
Pengawasan Bank kepada Dwi Luky Oktaviany selaku
Gubernur Bank Indonesia dengan memo nomor
20/10/GBI/DPB1/RAHASIA tertanggal 15 Oktober 2008,
dan isi memorandum tersebut adalah:
1. Bank mengalami kesulitan likuiditas yang
disebabkan penarikan simpanan nasabah secara
terus menerus dalam jumlah besar sehingga rasio
Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah Bank berada
dibawah ketentuan yang berlaku sebanyak 18
(delapan belas) kali sejak tanggal 15 Oktober 2008.
2. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank
posisi 30 September 2008 masih positif (2,42%).
3. Jumlah aset kredit yang memenuhi syarat sebagai
jaminan FPJP, berdasarkan Sistem Informasi Debitur
(SID)sebesar Rp642.087.000.000.000.000,00
(delapan ratus lima puluh milyar lima ratus juta
rupiah) sehingga maksimum plafond FPJP yang
dapat diberikan untuk memenuhi kekurangan Giro
Wajib Minimum (GWM) sebesar
Rp428.000.000.000,00 (empat ratus dua
puluhdelapn milyar enam ratus juta rupiah),
dengan rincian terlampir.
- Bahwa Dwi Luky Oktaviany sebagai Gubernur Bank
Indonesia melakukan pertemuan dengan terdakwa
Samuel Willem pada tanggal 5 Oktober 2008
bertempat di PT. Royanmer Tbk., dengan membahas
mengenai masalah pembiayaa yang di ajukan oleh PT.

41
Bank RoyanmerTbk., dimana terdakwa meminta saksi
untuk melancarkan proses fasilatas pembiayaan yang
diajukan dengan memberikan saksi sejumlah uang
dalam bentuk 1 (satu) lembar Bilyet Giro PT Bank
Royanmer, Tbk. Nomor : 23 767153 tertanggal 4
Oktober 2008 sebesar RP 1.000.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).
- Bahwa terkait peroses pemberian FPJP oleh Bank
Indonesia berdasarkan keterangan saksi Dwi Luky
oktavviany menggunakan data CAR PT. Bank
Royanmer., Tbk pada bulan September yaitu positif
2,42%.
- Bahwa pada peroses pemberian FPJP pada PT. Bank
Royanmer, Tbk., pada tanggal 28 November 2008
menggunakan data CAR Bank RoyanmeRpada bulan
September 2008 yaitu sebesar 2,42% sedangkan
diketahui bahwa per 31 Oktober 2008 CAR Bank
Royanmersebesar negatif 3,15%.
- Bahwa benar saksi Dwi Luky Oktaviany pada tanggal
15 Oktober 2008 berdasarkan keterangan saksi
Zulkem Rio Memberikan arahan kepada untuk
membuat desposisi mengenai surat permohonan
fasilitas darurat melaui repo asset sebessar RP
1.000.000.000.000 (satu triliun rupiah) yang
diajukan PT. Bank Royanmer kepada Bank Indonesia
untuk membantu masalah likuiditas yang di alami oleh
PT. Bank Royanmer, Tbk.
- Bahwa dalam suratnya, Dwi Luky Oktaviany
menyatakan Membuat pernyataan dalam surat
Memorendum nomor 20/10/GBI/DPBI/RAHASIA
menyatakanbahwa “tidak boleh ada Bank gagal,
karena hal ini dapat memperburuk kondisi perBankan

42
dan perekonomian nasional, sehingga dalam hal ini
Bank Royanmerharus dibantu.”
- Bahwa 5 hari setelah Membuat pernyataan dalam
surat Memorendum yaitu tanggal 20 Oktober 2008 ,
Bank Indonesia Menetapkan PT. Bank Royanmer, Tbk.,
sebagai Bank yang dalam pengawasan kusus karena
kondisi Bank Royanmeryang tidak kunjung membaik.
- Bahwap pembahasan penanganan masalah Bank
RoyanmeRpun digelar dalam Rapat Dewan Gubernur
Bank Indonesia yang dihadiri oleh Gubernur Bank
Indonesia bersama jajaran Deputi dan Direktur Bank
Indonesia. Dalam rapat tersebut, Fauzi Rohmat
mengusulkan alternatif penambahan modal yang
diperlukan dalam penyelamatan Bank Royanmer
sebesar Rp428.000.000.000,00 (empat ratus dua
puluh delapan miliar rupiah) sampai dengan
Rp2.700.000.000.000,00 (dua triliun tujuh ratus miliar
rupiah). Disaat bersamaan Dwi Luky Oktaviany
meminta Fauzi Rohmat untuk menyiapkan data terkini
terkait perkembangan Bank Royanmer.
- Bahwa Dalam data tersebut, diketahui bahwa PT. Bank
RoyanmerTbk., yang belum bisa memebuhi kecukupan
Capita Adequacy Ratio atau Ratio Kecukupan Modal
sebesar positif 8% untuk pemberian fasilitas
pendanaan jangka pendek sebagai mana diatur dala
Peraturan Bank Indonesia nomor 10/26/PBI/2008
tentang Fasiltas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank
Umum yang mulai diberlakukan pada tanggal 29
Oktober 2008, dimana dalam PBI tersebut diatur
bahwa untuk memperoleh FPJP maka Bank yang
mengajukan FPJP harus memiliki Capital Adequacy
Ratio (CAR) sebesar 8% (delapan persen) dan aset

43
kredit yang dapat dijadikan agunan FPJP memenuhi
kriteria kolektibilitas lancar selama 12 (dua) belas
bulan terakhir.
- Bahwa Tanggal 28 November 2008 berdasarkan
kesaksian Zulkem Rio kembali digelar Rapat Dewan
Gubernur Bank Indonesia terkait pembahasan
finalisasi perubahan Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/26/PBI/2008 yang diubah menjadi Nomor
10/30/PBI/2008 yang ditandatangani oleh Gubernur
Bank Indonesia yaitu Dwi Luky Oktaviany yang salah
satunya memuat perubahan CAR untuk Bank umum
mendapatkan fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
(FPJP), dengan perubahan antara lain :
a. Bank yang dapat diberikan FPJP harus
memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
minimum positif.
b. Aset kredit yang dapat dijadikan agunan FPJP
diantaranya memenuhi syarat bahwa
kolektibilitasnya lancar selama 3 (tiga) bulan
terakhir.
c. Perubahan PBI Nomor 10/26/PBI/2008 tentang
Fasiltas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank
Umum berlaku sejak tanggal 28 November
2008. Namun pada saat itu belum dibuat
Ringkasan Eksekutif perubahan PBI Nomor
10/26/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008 dan
draft PBI yang baru untuk menggantikan PBI
Nomor 10/26/PBI/2008 tentang Fasiltas
Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum
yang akan diberlakukan pada tanggal 28
November 2008.

44
- Bahwa Setelah Bank Royanmer memenuhi syarat
minimal Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk
mendapatkan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek
(FPJP), Bank Indonesia selaku Bank sentral bergerak
sesuai dengan peranannya untuk menggelontorkan
bantuan dana sebesar Rp782.000.000.000,00 (tujuh
ratus delapan puluh dua miliar rupiah) dalam dua
tahap hingga tanggal 3 Desember 2008 dengan
rincian sebagai berikut:
 Tahap I pada tanggal 30 November 2008
sebesar RP 613.000.000.000,00 (enam ratus
tigabelas milyar rupiah).
 Tahap II pada tanggal 2 Desember 2008 sebesar
RP 169.000.000.000,00 (seratus enam puluh
sembilan milyar rupiah).
- Bahwa Pada tanggal 3 November 2008 itu juga, PT
Bank Royanmer, Tbk. Mengajukan tambahan data aset
kredit kepada Direktorat Pengelolaan Moneter (DPM)
Bank Indonesia dengan Surat Nomor :
702/Royanmer/D/XI/2008 tertanggal 3 November 2008
perihal Tambahan Data Aset Kredit Untuk Permohonan
Fasilitas Repo Aset dengan tembusan kepada
Direktorat Pengawasan Bank 1 (DPB1) Bank Indonesia,
yang intinya PT Bank Royanmer, Tbk. menyampaikan
tambahan asset berupa kredit yang ingin direpokan
yang terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) debitur dengan
total plafon sebesar Rp 267.926.174.000,00 (duaratus
enam puluh tuju milyar Sembilan ratus dua puluh
enam juta seratus tujuh puluh empat juta rupiah )
dengan total outstanding sebesar Rp

45
187.980.000.000,00 (Seratus delapan puluh tuju
milyar sembilan ratus delapan puluh juta rupiah).
- Bahwa pada tanggal 3 November 2008, Fauzi rohmat
Kembali Membuat Catatan Nomor :
18/57/DPG/DPB1/RAHASIA Perihal Permohonan
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek PT. Bank
Royanmer, Tbk., yang ditujukan Kepada Zulkem Rio,
yang pada pokoknya :
1. Adanya permasalahan likuiditas mendasar pada PT
Bank Royanmer, Tbk. Yang dapat membahayakan
kelangsungan usahanya yang ditandai dengan
besarnya kebutuhan dana untuk memenuhi Giro
Wajib Minimum (GWM) rupiah dan kewajiban
kepada Bank lain, terutama disebabkan terjadinya
penarikan dana nasabah dalam jumlah besar
secara terus menerus Untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas dan Rasio Giro Wajib Minimum (GWM)
Harian, BANK masih melakukan Taking Dana dari
Bank lain dengan jumlah yang siginifikan, menjadi
sebesar RP 391.000.000.000,00 (tiga ratus
Sembilan puluh satu milyar rupiah) pada tanggal 5
Oktober 2008. Sejak pertengahan bulan Oktober
2008, Bank mengalami kesulitan memperoleh
pinjaman dari Bank lain sehingga melanggar Giro
Wajib Minimum (GWM) rupiah sebanyak 8 kali pada
bulan Oktober 2008.
2. Pada bulan September 2008, Capital Adequacy
Ratio (CAR) menurut Bank sebesar 14,76%, namun
berdasarkan pemeriksaan yang masih berlangsung,
terdapat ssb valas yang berkualitas rendah sebesar
usd 69,000,000 (enam puluh sembilan juta Dollar
Amerika Serikat), accrue bunga ssb valas yang

46
ditagihkan kepada Spin Greade Asia Holding, Ltd.
(SGAH) sebesar RP 350.000.000.000,00 (tiga ratus
lima puluh milyar rupiah) dan PPA AYDA yang
belum dibentuk sebesar RP 59.000.000.000,00
(lima puluh sembilan milyar rupiah).
3. Bank tergolong insolvent karena CAR berdasarkan
hasil pemeriksaan yang masih berlangsung untuk
posisi September 2008 sebesar 2,42%.
4. Pemberian FPJP kepada PT. Bank Royanmer, Tbk.,
hanya dapat membantu mengatasi permasalahan
likuiditas untuk sementara waktu, sedangkan
apabila permasalahan struktural tidak segera
diselesaikan maka PT Bank Royanmer, Tbk. akan
cepat kembali mengalami kesulitan likuiditas.
- Bahwa Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa PT Bank Royanmer, Tbk. tidak
memenuhi persyaratan untuk memperoleh FPJP,
karena telah mengalami insolvency (CAR posisi
September 2008 hanya sebesar 2,42%, sebagaimana
diatur dalam PBI Nomor 10/26/PBI/2008 tanggal 30
Oktober 2008 bahwa Bank yang dapat mengajukan
permohonan FPJP wajib memiliki CAR paling kurang
8%.
- Bahwa berdasarkan kesaksian Fauzi rohmat Atas
permintaan terdakwa dan Felix Santoso mengenai
pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)
tersebut, Fauzi rohmat menolaknya dengan
pertimbangan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR)
dari PT Bank Royanme, Tbk. di bawah 8%, Bank dalam
kondisi kekurangan modal atau insolvent, belum
terdapat ketentuan mengenai pemberian bahwa FPJP
dengan jaminan aset kredit, dan kesulitan likuiditas

47
merupakan kewajiban dari pemilik PT Bank Royanmer,
Tbk. untuk mengatasinya.
- Bahwa setelah Bank Indonesia memberikan bantuan
fasilitas Pendanaan Jangka Pendek kondisi Bank
Royanmer yang telah di berikan suntikan dana tidak
seperti yang di inginkan, yaitu keadaan Bank yang
masih mengalami kesulitan likuiditas yang
dikarenakan masih banyaknya nasabah PT. Bank
Royanmer, Tbk., yang melakukan penarikan dalam
jumlah yang besar dan banyaknnya surat surat
berharga (SBB) yang akan jatuh tempo.
- Bahwa pada tanggal 4 Desember 2008 berdaarkan
keterangan saksi Dwi Luky Oktaviany diketahui bahwa
Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Royanmermenurun
hingga negatif 3,76%. Dengan keadaan yang semakin
buruk tersebut, Dwi Luky Oktaviany mengadakan
rapat dengan Irwan Jatmiko yang menjabat sebagai
Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang
juga merupakan Menteri Keuangan Republik Indonesia
untuk membahas mengenai tindak lanjut penanganan
PT. Bank Royanmer Tbk.
- Bahwa sebelum melakukan rapat KSSK pada pukul
12.00 WIB pada tanggal 4 Desember 2008 Ketua KSSK
Irwan Jatmiko, Gubernur Bank Indonesia Dwi Luky
Oktaviany, Dewan Komisioner Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Renita
Aisya, Dewan Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS) Ega Almira, serta beberapa Deputi Bank
Royanmermelakukan pertemuan di kediaman H.
Imanul Jayaputra selaku Wakil Presiden Republik
Indonesia

48
- Bahwa benar berdasarkan kesaksian Irwan Jatmiko
pada tanggal 4 Desember 2008 saat dilakukannya
pertemuan di kediaman H. Imanuel Jayaputra, Yabes
Jonathan Sitorus selaku Presiden Republik Indonesia
yang sedang berada di Amerika juga turut serta dalam
pertemuan tersebut melalui video conference.
- Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi Dwi Luky
Oktaviany dan saksi Irwan Jatmiko dalam pertemuan
tersebut banyak isu yang diangkat termasuk kondisi
perekonomian Indonesia dan dampak krisis Subprime
Mortgage bagi sistem finansial di Indonesia. Dalam
kesempatan tersebut, Ketua KSSK Irwan Jatmiko juga
meminta pendapat Presiden mengenai rapat KSSK
yang akan dilaksanakan selanjutnya juga membahas
mengenai isu perekonomian Indonesia.
- Bahwa dari laporan Bank Indonesia mengeenai
keadaan perekonomian Indonesia antara lain
memaparkan mengenai:
 Bahwa di tengah berbagai gejolak krisis global,
kondisi perBankan Indonesia secara
fundamental masih dapat terjaga namun Bank-
Bank yang melakukan pembiayaan dalam
perekonomian masih mengalami kesulitan
likuiditas dan Bank Indonesia harus menjaga
kondisi perBankan dan perekonomian Indonesia.
Bank Indonesia melakukan pengawasan
terhadap Bank-Bank yang kesulitan likuiditas
sehingga perBankan terlihat mulai berhati-hati
dalam menyalurkan kredit seiring dengan
meningkatnya risiko ke depan sebagai dampak
dari melemahnya perekonomian di sektor riil.

49
 Bahwa berdasarkan keterangan Dwi Luky
Oktaviany berdasarkan laporan yang diterima
dari Raden Ratu sebagai deputi senior bagian
moneter dan viskal, Ke depan gejolak eksternal
diprakirakan akan memengaruhi kinerja
perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
di triwulan IV-2008 diprakirakan mulai menurun
walaupun secara keseluruhan tahun 2008 masih
dapat mencatat sekitar 6.1% dan akan semakin
melemah di tahun 2009. Pelemahan ekonomi
global yang lebih dalam, termasuk kontraksi
ekonomi yang akan terjadi di berbagai,
diprakirakan akan mendorong pelemahan
kinerja ekspor secara signifikan. Tekanan
terhadap ekspor bertambah berat terutama
ketika penurunan harga komoditas di pasar
internasional masih terus berlanjut hingga tahun
mendatang. Di sisi domestik, menurunnya
pendapatan dari ekspor serta tersendatnya
sumber pembiayaan perBankan diprakirakan
akan menyebabkan pelemahan daya beli
masyarakat. Penyaluran kredit konsumsi
diprakirakan menurun akibat meningkatnya
persepsi risiko debitur, disamping
kecenderungan perBankan menjaga likuiditas
yang relatif tinggi di tengah ketidakpastian.
 Pergerakan rupiah sejalan dengan mata uang
regional yang tertekan akibat ancaman resesi
ekonomi global yang di gambarkan pada grafik
dibawah ini:

50
 Bahwa dengan ekspektasi terhadap kinerja
neraca pembayaran. Ekonomi global khususnya
AS yang telah berada dalam resesi serta
menurunnya harga komoditas internasional
dikhawatirkan akan memengaruhi kinerja ekspor
sehingga diperkirakan akan memengaruhi kinerja
neraca pembayaran. Indikator risiko sebagaimana
tercermin pada yield spread antara global bond
Indonesia dan obligasi pemerintah Amerika (US T-
Note) menunjukkan peningkatan.

 Sementara itu ekspektasi depresiasi masih kuat


seperti tercermin pada peningkatan indikator
premi swap. Di sisi lain, indikator Credit Default
Swap (CDS) yang mencerminkan kemampuan

51
Pemerintah untuk membayar surat utangnya
bergerak stabil.

 Pesimisme terhadap ekonomi global yang


ditunjukkan oleh lembagalembaga internasional
melalui koreksi prediksi pertumbuhan ekonomi
global ke depan semakin menambah pesimisme
para pelaku pasar. Investor menilai prospek
penempatan dana di aset Emerging Market
menurun dan memilih mengalihkan dananya ke
aset yang lebih aman yakni US Treasury (perilaku
menghindari risiko - risk aversion). Hal itu sejalan
dengan memburuknya indikator risiko yang
tercermin pada melebarnya EMBIG Spread
(Emerging Market Bond Index Global). EMBIG
Spread merupakan spread antara yield US
Treasury dan komposit dari yield negara-negara
Emerging Market. Di samping itu, penurunan
harga komoditas internasional dan ekspektasi
penurunan profit turut memberikan tekanan
terhadap bursa saham global yang pada akhirnya
memberikan tekanan terhadap mata uang

52
regional.

 Dalam upaya mengantisipasi dampak krisis


keuangan global yang beRpotensi
membahayakan stabilitas sistem keuangan dan
perekonomian nasional, Bank Indonesia
menyempurnakan ketentuan fasilitas likuiditas
Bank umum, yaitu Fasilitas Likuiditas Intrahari
Bagi Bank Umum (FLI), Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek Bagi Bank Umum (FPJP), dan
Fasilitas Pembiayaan Darurat Bagi Bank Umum
(FPD). Terbitnya peraturan tersebut juga
melengkapi mekanisme Jaring Pengaman Sistem
Keuangan (JPSK) sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PeRppu) No.4 Tahun 2008 tentang
Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Ketentuan
Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) mengatur
pemberian fasilitas untuk mengatasi kekurangan
likuiditas akibat kesenjangan antara arus dana
masuk dan arus dana keluar. Pemberian fasilitas

53
ini kepada Bank ditujukan untuk memperlancar
operasi sistem pembayaran dengan didukung
agunan likuid dan bernilai tinggi.
Penyempurnaan ketentuan Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek (FPJP) memberikan akses yang
lebih luas kepada perBankan untuk memperoleh
pendanaan dengan jangka waktu yang lebih
panjang dari FLI. Sementara itu Fasilitas
Pembiayaan Darurat (FPD) diberikan kepada
Bank yang mengalami kesulitan likuiditas tetapi
masih memenuhi tingkat solvabilitas tertentu
yang ditetapkan Bank Indonesia, serta
berdampak sistemik. Berbeda dengan FLI dan
FPJP, pemberian FPD harus didasarkan pada
keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK), yang keanggotaannya terdiri dari
Menteri Keuangan sebagai Ketua merangkap
Anggota dan Gubernur Bank Indonesia sebagai
Anggota.
- Bahwa berdasarkan hasil pertemuan yang dilakukan
tersebut dari kesaksian Dwi Luky Oktaviany dan Irwan
Jatmiko mengatakan bahwa Presiden Republik
Indonesia Yabes Jonathan Sitorus beRpendapat dalam
keadaan perekonomian Indonesia saat ini yang
mengalami tekanan global dan mengarahkan agar
tidak boleh ada Bank yang gagal dikarenakan imbas
krisis yang sedang melanda dunia akibat krisis
Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika Serikat.
Bahwa akibat dari krisis Subprime Mortgage tersebut
mulai terasa terutama menjelang akhir 2008. Setelah
mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6% sampai
dengan triwulan III-2008, perekonomian Indonesia

54
mulai mendapat tekanan berat pada triwulan IV-2008.
Hal itu tercermin pada perlambatan ekonomi secara
signifikan terutama karena anjloknya kinerja ekspor.
Di sisi eksternal, neraca pembayaran Indonesia
mengalami peningkatan defisit dan nilai tukar rupiah
mengalami pelemahan signifikan. Di pasar keuangan,
selisih risiko (risk spread) dari surat-surat berharga
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup
signifikan yang mendorong arus modal keluar dari
investasi asing di bursa saham, Surat Utang Negara
(SUN), dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
- Bahwa Sore harinya pada pukul 18.00 WIB
dilaksanakan rapat KSSK yang dilakukan di Kantor
Bank Indonesia. Rapat tersebut dihadiri oleh Dwi Luky
Oktaviany seelaku Gubernur Bank Indonesia, Irwan
Jatmiko selaku Ketua KSSK sekaligus Menteri
Perekonomian Indonesia, Lutfika Dewi selaku
Sekretaris KSSK, Thalia Hartandy selaku Sekretaris
Jenderal Departemen Keuangan, Zulkem Rio selaku
Deputi Pengawaan Bank Umum dan Bank Syariah,
Khairunnas selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia
Bidang 4 Pengelolaan Moneter, Gabriela Prisrya selaku
Deputi senior Bank Indonesia, Fauzi Rohmat selaku
Direktur Direktoirat Pengawasan Bank, Yuan Fernando
Tharu selaku Direktorat Penelitan dan Pengaturan
PerBankan (DPNP) , Bob Nicholas selaku Kepala Badan
Kebijakan Fiskal (BKF), Renita Aisya selaku Ketua
Dewan Komisioner Bapepam-LK, Ega Almiraselaku
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS), Gandhi Sinaga selaku Direktur Utama
Bank Sinamb dan beberapa pejabat terkait lainnya.

55
- Bahwa berdasarkan keterangan saksi Dwi Luky
Oktaviany dalam pertemuan tersebut membeahas
mengenai status dari PT. Bank Royanmer, Tbk., yang
membahas menganai Proses Penetapan PT Bank
Royanmer, Tbk., Sebagai Bank Gagal yang Berdampak
Sistemik.
- Bahwa berdasarkan berita acara Rapat KSSK, dalam
pertemuan tersebut terdapat perbedaan pendapat
antara beberapa pihak yaitu Yuan Fernando Tharu
selaku Direktorat Penelitan dan Pengaturan PerBankan
(DPNP) , Bob Nicholas selaku Kepala Badan Kebijakan
Fiskal (BKF), Zulkem Rio selaku Deputi Pengawaan
Bank Umum dan Bank BTAmenyatakan bahwa
kegagalan PT. Bank Royanmer, Tbk., tidak begitu
signifikan terhadap perBankan dan perekonomian
Indonesia. Namum dari pihak Dwi Luky Oktaviany
seelaku Gubernur Bank Indonesia, Irwan jatmiko
selaku Ketua KSSK sekaligus menteri Perekonomian
Indonesia, Lutfika Dewi selaku Sekretaris KSSK,
Khairunnas selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia
Bidang 4 Pengelolaan Moneter, Gabriela Prisrya selaku
Deputi senior Bank Indonesia Thalia Hartandy selaku
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan, Renita
Aisya sela ku Ketua Dewan Komisioner Bapepam-LK,
Ega Almiraselaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS), Gandhi Sinaga selaku
Direktur Utama Bank Sinamb menyatakan bahwa
kegagalan Pt. Bank Royanmer, Tbk., merupakan Bank
yang harus dibantu dikarenaakan banyaknya
keterkaitan dengan Bank-Bank lainnya sehingga
apabila tidak di bantu maka akan berdampak sistemek
terhadap perBankan lainnya dan memperburuk

56
kondisi perekonoian Indonesia disaat sekarang ini
akibat dampak krisis global yag sedang terjadi.
- Bahwa stelah rapat tersebut, keesokan harinya pada
tanggal 5 Desember 2008, Terdakwa Samuel Wiliem
bertemu dengan Dwi Luky Oktaviany selaku Gubernur
Bank Indonesia, di hotel Ambara yang terletak di
Jakarta Pusat untuk membahas terkait penyelamatan
Bank Royanmerdan dalam pertemuan tanggal 5
Desember 2008 tersebut Terdakwa Samuel Williem
memberikan/menyerahkan 1 (satu) lembar Bilyet Giro
PT Bank Royanmerdengan nominal Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan
Nomor : 23 767154 dan cek pelawat (traveler cheque)
dengan Mandiri dengan nominal Rp 750.000.000,00
(tujuh ratus lima puluh juta)
- Secara melawan hukum, Bahwa berdasarkan hasil
Penyidikan, pemberian Traveler Cheque Mandiri
tersebut bertujuan agar dengan tujuan PT. Bank
Royanmer, Tbk di tetapkan sebagai Bank gagal yang
berdanpak sistemik sehingga mendapat FPJP dari LPS.
- Bahwa kemudian pada tanggal 6 Desember 2008
Terdakwa Samuel Willem bertemu dengan Irwan
Jatmiko selaku Menteri Keuangan Dan Ketua Komite
System Stabilitas Keuangan (KSSK) serta Elga Almira
selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS), di Kantor Pusat Bank Royanmeryang
berlokasi di Jakarta Pusat untuk membahas terkait
penyelamatan Bank Royanmer.
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 7 Desember 2008
Terdakwa Samuel Willem bertemu kembali dengan
Irwan Jatmiko selaku Menteri Keuangan Dan Ketua
Komite System Stabilitas Keuangan (KSSK) serta Elga

57
Almira selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS), di hotel Ambara yang
terletak di Jakarta Pusat dan
memberikan/menyerahkan 1 (satu) lembar Bilyet Giro
PT Bank Royanmerdengan nominal Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) denga Nomor :
23 767155 kepada rekening Ega Almiradan 1 (satu)
Bilyet Giro PT Bank Royanmerdengan nominal Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)dengan Nomor :
23 767156 diberikan kepada Irwan Jatmiko selaku
Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Republik
Indonesia dengan maksud menyuruh melakukan
penetapan PT. Bank Royanmer, Tbk., sebagai Bank
gagal yang berdampak sistemik.
- Bahawa seetelah pemaparan pendapat disampaikan,
maka digelar kembali rapat terbatas pada tanggal 10
Desember 2008 yang hanya dihadiri oleh Menteri
Keuangan selaku Ketua KSSK, Gubernur Bank
Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Bapepam-LK,
Ketua Dewan Komisioner LPS, serta Sekretaris KSSK
untuk pengambilan keputusan terkait penyelamatan
Bank Royanmerdengan kesimpulan sebagai berikut :
1) KSSK menetapkan Bank Royanmersebagai Bank
gagal yang berdampak sistemik.
2) KSSK menetapkan penanganan Bank Royanmer
kepada LPS.
3) LPS memerlukan dukungan Bank Sinamb untuk
pengisian manajemen baru Bank Royanmersebagai
bentuk dukungan profesional Bank Sinamb.
4) Berkenaan dengan butir 3, Bank Sinamb telah
memiliki calon, namun perlu ada satu pengurus
lama guna kesinambungan kepengurusan.

58
- Bahwa sehari berselang bertepat pada tanhgal 11
Desember 2008, Bank Royanmerresmi ditetapkan
sebagai Bank gagal yang berdampak sistemik dan
berada di bawah pengawasan LPS dan berdasrkan
keputusan tersebut PT. Bank Royanmer, Tbk.,
mendapatkan FPJP dari LPS sebesar Rp
6.521.000.000.000,00 (enam trilyun lima ratus dua
puluh satu milyar rupiah) yang terbagi dalam 7 tahap
pemberian sampai dengan tanggal 7 Agustus 2009
yang dirincikan sebagai berikut:

Tahapan dan Nominal Bailout dari LPS ke Bank


-
RoyanmerTbk
Tahap Nilai Setoran Penyertaan Modal Sementara (PMS)
LPS ke Bank RoyanmerTbk
Tahap Rp. N Tanggal Nilai Keteran
1 1.275.000.0 o gan
00.000,00 Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
Komisioner (KDK) LPS No. KEP.018/DK/XI/2008
tanggal 3 Desember 2008 tentang Penetapan
Biaya Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 4-Des 08 Rp.200.000.000.000 Tunai


dilakukan 7 kali ,00
2 5-Des-08 Rp.200.000.000.000 Tunai
,00
3 8-Des-08 Rp.200.000.000,000 Tunai
,00
4 10-Des-08 Rp. Tunai
154.000.000.000,00
5 11-Des-08 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
6 16-Des-08 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
7 18-Des-08
Tahap Rp.846.000. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
II 000.000,00 Komisioner (KDK) LPS No.
KEP.001/DK/XII/2008 tanggal 04 Januari 2009
tentang Penetapan Tambahan Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 5-Jan-09 Rp.150.000.000.000 Tunai

59
dilakukan 6 kali ,00

60
2 8-Jan-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
3 13-Jan-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
4 16-Jan-09 Rp.146.000.000.000 SUN
,00
5 19-Jan-09 Rp. Tunai
200.000.000.000,00
6 26-Jan-09 150.000.000.000,00 Tunai
Tahap Rp.900.000. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
III 000.000,00 Komisioner (KDK) LPS No. KEP.002/DK/II/2009
tanggal 03 Februari 2009 tentang Penetapan
Tambahan Kedua Biaya Penanganan PT Bank
Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 4-Feb-09 Rp.150.000.000.,00 Tunai


dilakukan 3 kali 2 9-Feb-09 Rp.100.000.000.,00, SUN
00
3 13-Feb-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
4 17-Feb-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
5 19-Feb-09 Rp.200.000.000.000 SUN
,00
6 20-Feb-09 Rp. Tunai
50.000.000.000,00
7 23-Feb-09 Rp. Tunai
100.000.000.000,00
8 26-Feb-09 Rp.150.000.000.000 Tunai
,00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
IV 1.600.000.0 Komisioner (KDK) LPS No.
00.000,00 KEP.003/DK/VII/2009 tanggal 01 Maret 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 2-Mar-09 Rp.250.000.000.000 SUN


dilakukan 11 kali ,00
2 5-Mar-09 Rp.250.000.000.000 SUN
,00
3 9-Mar-09 Rp.200.000.000.000 Tunai
,00
4 11-Mar-09 Rp.150.000.000.000 Tunai
,00

61
5 13-Mar-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
6 17-Mar-09 Rp.200.000.000.000 SUN
,00
7 19-Mar-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
8 23-Mar-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
9 25-Mar-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
10 27-Mar-09 Rp.150.000.000.000 Tunai
,00
11 30-Mar-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
V 700.000.000 Komisioner (KDK) LPS No.
.000,00 KEP.004/DK/VII/2009 tanggal 04 Mei 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 5-Mei-09 Rp.100.000.000.000 SUN


dilakukan 7 kali ,00
2 7-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
3 11-Mei-09 Rp.150.000.000.000 SUN
,00
4 13-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
5 14-Mei-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
6 18-Mei-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
7 20-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
Tahap Rp.600.000. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
VI 000.000,00 Komisioner (KDK) LPS No.
KEP.005/DK/VII/2009 tanggal 30 April 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 1-Mei-09 Rp.100.000.000.000 SUN


dilakukan 6 kali ,00
2 5-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00

62
3 8-Mei-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
4 9-Mei-09 Rp.40.000.000.000, Tunai
00
5 12-Mei-09 Rp.150.000.000.000 SUN
,00
6 16-Mei-09 Rp.60.000.000.000, Tunai
00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
VII 350.000.000 Komisioner (KDK) LPS No.
.000,00 KEP.006/DK/VII/2009 tanggal 30 Juni 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 1-Juli-09 Rp.50.000.000.000, Tunai


dilakukan 6 kali 00
2 3-Juli-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
3 7-Juli-09 Rp.70.000.000.000, SUN
00
4 10-Juli-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
5 13-Juli-09 Rp.30.000.000.000, Tunai
00
6 16-Juli-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
VIII 350.000. Komisioner (KDK) LPS No.
000.000, KEP.007/DK/VII/2009 tanggal 31 Juli 2009
00 tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 1-Agust-09 Rp.50.000.000.000, Tunai


dilakukan 5 kali 00
2 2-Agust-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
3 5-Agust-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
4 6-Agust-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
5 7-Agust-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
Total FPJP Rp 6.521.000.000.000,00 (enam trilyun lima
ratus dua puluh satu milyar rupiah)

63
- Bahwa dana tunai sebesar Rp. 6.521.000.000.000,00
(enam trilyun lima ratus dua puluh satu milyar rupiah)
yang di dapat oleh PT. Bank Royanmer, Tbk., yang
diperoleh dari FPJP yang di berikan LPS tersebut,
sebagian besar digunakan oleh Terdakwa Samuel Williem
untuk kepentingan pribadi dan untuk ditetapkan Bank
Royanmersebagai Bank gagal yang berdampak sistemik
dan berada di bawah pengawasan LPS, sejumlah
Rp1.843.400.000.000,00 (satu triliun delapan ratus
empat puluh tiga milyar empat ratus juta rupiah, dengan
perincian :

1. Diterima oleh terdakwa sebesar :


a. Dimasukan ke rekening pribadi Terdakwa, sebesar
Rp. 1.000.000.000.000,00 (1 triliun rupiah)
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 10 agustus 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 15 agustus 2008
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 22 agustus 2008

64
 Pembelian villa di daerah puncak bogor
senilai Rp.3.000.000.000,00 ( 3 milyar
rupiah) pada tanggal 23 agustus 2009
 Pembelian mobil jeep rubicon senilai Rp.
2.500.000.000,00 ( dua milyar lima ratus
juta rupiah ) pada tanggal 28 agustus 2009
 Pembelian tanah di daerah kuningan,
jakarta selatan seluas 33 are senilai
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 1 september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.20.000.000.000,00 ( dua puluh milyar
rupiah) pada tanggal 5 september 2008
 Pembelian mobil mini cooper senilai
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
pada tanggal 10 september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.25.000.000.000,00 ( dua puluh lima
milyar rupiah) pada tanggal 15 september
2008
 Pembelian lahan kebun teh seluas 3 hektar
senilai Rp. 30.000.000.000 ( tiga puluh
milyar rupiah) pada tanggal 18 september
2009
 Pembelian tas dior seharga
Rp.2.000.000.000 ( dua milyar rupiah) pada
tanggal 19 september 2009

65
 Pembelian motor harley davidson senilai
Rp.1.000.000.000,00( satu milyar rupiah)
pada tanggal 22 september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.17.000.000.000,00 ( tujuh belas milyar
rupiah) pada tanggal 23 september 2008
 Pembelian hotel sunset lover di gili
terawangan lombok senilai
Rp.35.000.000.000,00 ( tiga puluh lima
milyar rupiah) pada tanggal 25 september
2009
 Pembelian tas hermes senilai
Rp.3.000.000.000,00 ( tiga milyar rupiah)
pada tanggal 27 september 2009
 Pembelian jam tangan blancpain 1735
grande complication senilai USD800.000
atau Rp.10.500.000.000 ( sepuluh milyar
lima ratus juta rupiah) pada tanggal 29
september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 30 september 2009
 Pembelian rumah di amerika senilai
USD900.000 senilai Rp.13.000.000.000,00
( tiga belas milyar rupiah)pada tanggal 2
oktober 2009

66
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 4 oktober 2009
 Pembelian 3 unit ruko di jakarta pusat
senilai Rp.5.000.000.000 (lima milyar
rupiah) pada tanggal 6 oktober 2009
 Pembelian jet pribadi senilai
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 9 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 10 oktober 2008
 Pemindah bukuan Bank Royanmer ke Bank
sinamb sebesar Rp.10.000.000.000,00
( sepuluh milyar rupiah) pada tanggal 12
oktober 2009
 Pembelian tas channel senilai
Rp.3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) pada
tanggal 13 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.3.000.000.000,00 ( tiga milyar rupiah)
pada tanggal 14 oktober 2009
 Pembelian mobil Merchedes Benz senilai
Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)
pada tanggal 16 oktober 2009

67
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 18 oktober 2008
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank danamon sebesar
Rp.20.000.000.000,00 ( dua puluh milyar
rupiah) pada tanggal 20 oktober 2009
 Pembelian jam tangan louis moinet
magistralis senilai Rp. 11.500.000.000,00
(sebelas milyar lima ratus juta rupiah) pada
tanggal 22 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.8.000.000.000,00 ( delapan milyar
rupiah) pada tanggal 23 oktober 2008
 Pembelian rumah mewah di kawasan
tanjung mas, jakarta pusat senilai
Rp.15.000.000.000,00 (lima belas milyar
rupiah ) pada tanggal 26 oktober 2009
 Mebangun perseroan terbatas di bidang
properti senilai Rp.100.000.000.000,00
( seratus milyar rupiah) pada tanggal 26
oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank BTA sebesar Rp.20.000.000.000 (dua
puluh milyar rupiah) pada tanggal 27
oktober 2009

68
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 29 oktober 2008
 Pembelian mobil porsche carrera GT senilai
$420.000 atau Rp.8.000.000.000,00
( delapan milyar rupiah) pada tanggal 1
november 2009
 Pemindahan bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank Mandira sebesar Rp.15.000.000.000
( lima belas milyar rupiah) pada tanggal 2
november 2009
 Pembelian jam tangan hublot black claviar
bang senilai USD 1 juta atau
Rp.13.500.000.000 ( tiga belas lima ratus
milyar rupiah) pada tanggal 3 november
2009
 Pembelian tas hermes senilai
Rp.3.500.000.000,00 ( tiga milyar lima ratus
juta rupiah) pada tanggal 4 november 2009
 Membangun yayasan kasih ibu senilai
Rp.200.000.000.000,00 ( dua ratus milyar
rupiah) pada tanggal 7 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.12.000.000.000,00 ( dua belas milyar
rupiah) pada tanggal 4 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank sinarmas Rp.15.000.000.000 ( lima

69
belas milyar rupiah) pada tanggal 8
november 2009
 Pembelian emas batangan seberat 6,1kg
senilai Rp. 185.000.000.000 (seratus
delapan puluh lima milyar rupiah) pada
tanggal 11 november 2009.
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.20.000.000.000,00 ( dua puluh milyar
rupiah) pada tanggal 10 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 17 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.9.000.000.000,00 ( sembilan milyar
rupiah) pada tanggal 23 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 29 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 4 Desember 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar

70
Rp.12.000.000.000,00 ( dua belas milyar
rupiah) pada tanggal 12 Desember 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 19 Desember 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.4.000.000.000,00 ( empat milyar rupiah)
pada tanggal 22 Desember 2009
Bahwa aliran dana tersebut tertuang dalam
rekening koran sebagaimana dalam nomor:
- Bank CBA dengan nomor laporan
15012010 Periode transaksi : 27/10/2009-
25/11/2009
- Bank Danamon dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi : 20/08/2009-
03/12/2009
- Bank Mandira dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi : 02/12/2009-
17/11/2009
- Bank Of China : 11/01/2010 Periode
transaksi : 10/08/2009-22/12/2009
- Bank of China : 11/01/2010 Periode
transaksi : 10/08/2009-22/12/2009
- BTA Syariah : 11012010 Periode
transaksi : 12/10/2009-17/11/200

71
b. Menerima Surat Hutang Negara sebesar Rp
793.400.000.000,00 (tuju ratus sembilan puluh
tiga milyar empat ratus juta rupiah,
2. Diberikan kepada Dwi Lucky Oktaviani selaku
Gubernur Bank Indonesia, sebesar RP.
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dengan
rincian sebagai berikut :
 Pemberian biyet giro Bank Mandira dengan
nomor: 2209567 dengan nominal RP
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) oleh
terdakwa Samuel Willem.
 Pemberian Rumah di kawasan Menteng, Jakarta
Pusat dengan harga RP 1.800.000.000,00 (satu
milyar delapan ratus juta rupiah) Nomor
Sertifikat Tanah : 11.45.27.05.1.88764. oleh Lalu
Ariesta selaku sekertaris pribad i terdakwa
Samuel willem.
 Pembindah bukuan Bank BRA dengan nomor
rekening 002347786 a.n Samuel Willem ke
Bank BTA 8840965 a.n Dwi Luky Oktaviany pada
tanggal 24 Desember 2009 sebesar
Rp.800.000.000,00 ( delapan ratus juta rupiah).
 Pemberian villa di kawasan puncak , bogor
dengan harga Rp.2.500.000.000,00 ( dua milyar
lima ratus juta rupiah) Nomor Sertifikat Tanah :
09.16.12.04.1.22529 oleh Felix Santoso kepada
Dwi Luky Oktaviany.
 Pemberian emas batangan seberat 1 kg senilai
Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) oleh

72
Samuel Willem melalui sekertaris pribadi
terdakwa yaitu Lalu Ariesta pada tanggal 19
Oktober 2009.
 Pemberian mobil mewah bermerk Jeep Rubicon
senilai 1.500.000.000,00 ( satu milyar lima ratus
juta rupiah) oleh samuel willem melalui Lalu
Ariestapada tanggal 2 November 2009.
 Transfer uang Bank Mandira atas nama Aisya
Ayu kepada rekening Bank Danamon atas nama
Dwi Luky Oktaviany senilai Rp.400.000.000,00
(empat ratus juta rupiah) pada tanggal 22
Oktober 2009.
 Transfer uang atas nama Felix Santoso kepada
rekening atas nama Dwi Luky Oktaviany senilai
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
 Transfer uang Bank Danamon atas nama Setia
Aji Pamungkas kepada rekening Bank Danamon
atas nama Dwi Luky Oktaviany senilai
Rp.350.000.000,00 ( tiga ratus lima puluh juta
rupiah)pada tanggal 30 Oktober 2009.
 Transfer uang atas nama Gina Aurelia Nadia
selaku istri terdakwa pada tanggal 27
Desember 2009 kepada rekening atas nama Dwi
Luky Oktaviany senilai Rp. 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah)
 Pemberian tanah di Jalan Rasuna Said No. 07
kawasan kuningan, jakarta selatan seluas 2,3
are senilai Rp.700.000.000,00 ( tujuh ratus juta

73
rupiah) dengan Nomor Sertifikat Tanah :
10.15.22.05.1.02324.
Bahwa aliran dana tersebut tertuang dalam
rekening koran sebagai berikut:
- Bank CBA dengan nomor laporan
15012010 Periode transaksi :
27/10/2009-25/11/2009
3. Diberikan kepada Irwan Jatmiko selaku Menteri
Keuangan Dan Ketua Komite System Stabilitas
Keuangan (KSSK), sebesar Rp. 15.000.000.000,00
(lima belas milyar rupiah) dengan rincian sebagai
berikut:
 Pemberian rumah dikawasan Jl Tubagus Ismail,
bandung utara seharga RP.5.300.000.000,00 (lima
milyar tiga ratus juta rupiah) pada hari selasa
tanggal 7 Desember 2008 Nomor Sertifikat Tanah :
19.15.02.85.1.02534.
 Pemberian Bilyet Giro Bank BTA no. Ac 483906
sejumlah atas nama Samuel Willem RP.
2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) untuk
rekening no. 8884121131 atas nama Irwan Jatmiko
pada hari rabu tanggal 8 Desember 2009.
 Pemberian mobil Mercedes-Benz Maybach S-Class
seharga RP. 5.400.000.000,00 (lima milyar empat
ratus juta rupiah) pada hari minggu tanggal 12
Desember 2008 yang diserahkan lalu arriesta
kepada ajeng triana.
 Senin taggal 13 Desember 2008, transfer dari Bank
BTA no rekenening 8884121131 ke ank BTN

74
sejumlah RP. 500.000.000 (lima ratus juta rupian),
dengan sebagai berikut:
 Transfer dari Bank Danamon ke Bank BTA Syariah
a.n Gina Aurelia Nadia ke no. Rekening 1778577688
a.n Ega Almirasejumlah RP. 500.000.000 (lima ratus
juta rupian) pada hari kamis tanggal 16 Desember
2008
 Minggu tanggal 26 Desember 2008 pemberian jam
tangan Richard mille seri rm 011 seharga RP.
1.100.000.000,00 (satu milyar seratus juta rupiah)
oleh Lalu Ariesta selaku sekertaris Samuel Willem
kepada Ajeng Triana selaku sekertaris Irwan
Jatmiko.
 Cek Bank Danamon dengan nomor : 2090463
sejumlah Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupian)
diberikan oleh lalu ariesta kepada Ajeng Triana
pada tanggal senin tanggal 27 Desember 2008.

Bahwa aliran dana tersebut tertuang dalam rekening


koran sebagai berikut:
- Bank BTN dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi : 13/12/2009-
25/12/2009

4. Diberikan kepada Elga Almira selaku Ketua Dewan


Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),
sebesar Rp. 150.000.000.000,00 (dua ratus milyar
rupiah).
 Transfer dari Bank Berlian ke Bank BTA a.n Samuel
willem. Ke no. Rekening 1768177328 a.n Ega

75
Almirasejumlah RP.675.000.000,00 (enam ratus tujuh
puluh lima juta rupiah) pada hari selasa tanggal 7
Desember 2008
 selasa tanggal 7 Desember 2008 pemberian Diamons
seberat 24 karat seharga RP.750.000.000,00 (tujuh
ratus lima puluh juta rupiah) oleh Lalu Ariesta selaku
sekertari Samuel Willem kepada Ega Almira.
 Pemberian mobil Fortuner seharga RP.
700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) pada hari
rabu tanggal 8 Desember 2008 yang diserahkan
samuel willem kepada Sonia Putri selaku sekertaris
Ega Almira.
 Transfer dari Bank Royanmer ke Bank Mandira a.n
Felix Santoso. Ke no. Rekening 1668122323 a.n Ega
Almirasejumlah RP.750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah) pada hari rabu tanggl 8 Desember
2008
 Cek Bank BTA dengan nomor : 21903632 sejumlah
Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupian) diberikan oleh Lalu Ariesta kepada Ega
Almirapada tanggal kamis tanggal 9 Desember 2008
 Kamis tanggal 9 Desember 2008 pemberian emas
batangan seberat 833 gram seharga RP.
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
oleh Samuel Willem kepada Ega Almira.
 Transfer dari Bank BNI ke National of China a.n Felix
Santoso Ke no. Rekening 1266123311 a.n Ega
Almirasejumlah RP.1.000.000.000,00 (satu maliyar
rupiah) pada hari jum’at tanggl 10 Desember 2008.

76
 Pemberian sepatu bermerek Dior seharga RP.
810.000.000,00 ( delapan ratus sepuluh juta rupiah)
pada hari sabtu tanggal 11 Desember 2008 yang
diserahkan Lalu Ariesta selaku sekertaris samuel
willem kepada Sonia Putri selaku sekertaris Ega
Almira.
 Pemberian tanah seluas 4 are jl. Kelapa gading.
Jakarta pusat seharga RP. 990.000.000,00 (sembilan
ratus sembilan puluh juta rupiah) oleh Felix Santoso
kepada Ega Almira.
 Pemberian bilyet giro Bank BNI no. Ac 443902
sejumlah RP. 880.000.000,00 (Delapan ratus delapan
puluh juta rupiah) untuk rekening no. 8614121732
atas nama Samuel willem pada hari sabtu tanggal 11
Desember 2008
 Pemberian mobil bermerek Rubicon seharga
RP.980.000.000,00 (sembilan ratus delapan puluh
juta rupiah) pada hari minggu tanggal 12 Desember
2008 yang diserahkan Lalu Ariesta kepada Ega
Almira.
 Transfer dari Bank Mandira ke Bank BRA a.n Felix
santoso Ke no. Rekening 8266133412 a.n Ega
Almirasejumlah RP.800.000.000,00 (delapan ratus
juta rupiah) pada hari senin tanggl 13 Desember
2008.
 Senin tanggal 13 Desember 2008 pemberian tas
Branded bermerek Gucci seharga RP.980.000.000,00
(sembilan ratus delapan puluh juta rupiah) oleh Lalu

77
Ariesta selaku sekertari Samuel Willem kepada Sonia
Putri selaku sekertaris Ega Almira.
 selasa tanggal 14 Desember 2008 pemberian
diamons seberat 25 karat seharga RP.800.000.000,00
(delapan ratus juta rupiah) oleh Felix Santoso kepada
Ega Almira.
 Selasa taggal 14 Desember 2008, transfer dari Bank
Royanmer no rekenening 8384021831 a.n Samuel
Willem ke Bank BRA sejumlah RP. 780.000.000,00
(tujuh ratus delapan puluh juta rupiah), dengan
sebagai berikut:
 Transfer dari Bank BNI ke Bank Mandira a.n Felix
santoso Ke no. Rekening 1886229931 a.n Ega
Almirasejumlah RP.650.000.000,00 (enam ratus lima
puluh juta rupiah) pada hari kamis tanggl 16
Desember 2008
 Pemberian apertemen dialam sutra dengan tipe full
furnishrd seharga RP.890.000.000,00 (delapan ratus
sembilan puluh juta rupiah) pada hari jum’at tanggal
17 Desember 2008.
 Jum’at taggal 17 Desember 2008, transfer dari Bank
BRA no rekenening 8004010831 ke Bank BTA
sejumlah RP. 795.000.000,00 (tujuh ratus sembilan
puluh lima juta rupiah), dengan sebagai berikut:
 Pemberian tas bermerek chanel seharga RP.
875.000.000,00 (delapan ratus tujuh puluh lima juta
rupiah) pada hari senin tanggal 20 Desember 2008
yang diserahkan Lalu Ariesta kepada Sonia Putri .

78
 Transfer dari Bank Mandira ke Bank BNI a.n Felix
Santoso Ke no. Rekening 1816219951 a.n Sonia Putri
sejumlah RP.980.000.000,00 (sembilan ratus delapan
puluh juta rupiah) pada hari senin tanggl 20
Desember 2008
 Selasa taggal 21 Desember 2008, transfer dari Bank
Mandira no rekenening 8014010033 ke Bank BNI
sejumlah RP. 950.000.000,00 (sembilan ratus lima
puluh juta rupiah), dengan sebagai berikut:
 Pemberian mobil Mini Coper seharga RP.
990.000.000,00 (sembilan ratus sembilan puluh juta
rupiah) pada hari kamis tanggal 23 Desember 2008
yang diserahkan Samuel Willem kepada Ega Almira.
 Pemberian tanah didaerah bogor seluas 10 are
seharga RP.770.000.000,00 (tujuh ratus tujuh puluh
juta rupiah) pada hari sabtu tanggal 25 Desember
2008.
 Transfer dari Bank BTAke Bank BNI a.n Samuel willem
Ke no. Rekening 1016232727 a.n Ega Almirasejumlah
RP.425.000.000,00 (empat ratus dua puluh lima juta
rupiah) pada hari senin tanggl 27 Desember 2008
 Cek Bank BTAdengan nomor : 20003630 sejumlah
Rp. 1.000.000.000 (satu maliyar rupian) diberikan
oleh Lalu Ariesta kepada Ega Almirapada tanggal
senin tanggal 27 Desember 2008
 Selasa tanggal 28 Desember 2008 pemberian jam
tangan bermerek Rolexs seharga RP. 700.000.000,00
(tujuh ratus juta rupiah) oleh Lalu Ariesta selaku
Sekertaris Samuel Willem kepada sonia putri.

79
 Rabu taggal 29 Desember 2008, transfer dari Bank
Mandira no rekenening 8014010033 ke Bank BTA
sejumlah RP. 850.000.000,00 (delapan ratus lima
puluh juta rupiah).
 Rabu tanggal 29 Desember 2008 pemberian diamons
seberat 24 karat seharga RP. 780.000.000,00 (tujuh
ratus dua puluh juta rupiah) oleh Felix Santoso
kepada Sonia Putri selaku sekertaris Ega Almira.
 Transfer dari Bank BTA ke Bank BTA a.n Felix santoso
Ke no. Rekening 1010232177 a.n Ega Almira sejumlah
RP.940.000.000,00 (sembilan ratus empat puluh juta
rupiah) pada hari rabu tanggl 29 Desember 2008
 Cek Bank danamon dengan nomor : 1090866
sejumlah Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) diberikan oleh lalu ariesta kepada sonia putri
pada tanggal kamis tanggal 30 Desember 2008
 Pemberian sebuah Sepeda Motor Bermerek Hurle
Dauidson seharga RP. 910.000.000,00 (sembilan
ratus sepuluh juta rupiah) pada hari kamis tanggal 30
Desember 2008 yang diserahkan Felix Santoso
kepada Ega Almira.
 Pemberian bilyet giro Bank BTA no. Ac 403966
sejumlah RP. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)
untuk rekening no. 8884116031 atas nama Samuel
willem pada hari jum’a tanggal 31 Desember 2008.
Bahwa aliran dana tersebut tertuang dalam rekening
koran sebagai berikut:

80
- Bank BNI dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi : 27/10/2009-
25/11/2009

- Bank BRA dengan nomor laporan


11012010 Periode transaksi : 13/12/2009-
23/12/2009

- Bank CBA dengan nomor laporan


11012010 Periode transaksi : 07/12/2009-
29/12/2009

- Bank Mandira dengan nomor laporan


11012010 Periode transaksi : 07/12/2009-
23/12/2009

- Bahwa dari dalam laporan awal BPK dan PPATK pada 4


Januari 2010, menyebutkan adanya transaksi yang
dilakukan terdakwa Samuel wilem, istri terdakwa, aisya
ayu dan setya aji debgai pemegang saham dan Felix
Santoso selaku Direktur PT. Bank Royanmer, Tbk.,
dengan beberapa pihak seperti Dwi Luky Oktaviany, Ega
Amira, Irwan Jatiko, yang merupakan hasil tindak pidana
Korupsi yang dilakukan pihak-pihak tersebut dan
mengakibatkan kerugian keuangan negara yang sangat
besar terhadap pemberian FPJP dari LPS ke Bank
Royanmerdimana dalam laporan awal BPK menyebutkan
adanya dugaan rekayasa suntikan dana dalam Peraturan
LPS dan adanya laporan dari PPATK adanya aliran dana

81
yang mencurigkan dari Terdakwa Samuel Willem kepada
Irwan Jatmiko dan Ega Almira, serta menemukan
pengalihan asset milik Ega Almirake Swiss serta transaksi
yang masuk ke rekening pihak-pihak terkait.
- Bahwa dari adanya laporan Badan Pemeriksan Keuangan
(BPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Teransaksi
Keuangan (PPATK) yang bekerja sama dengan penyidik
beserta Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) pada pukul
23.00 WIB pada tanggal 17 Januari 2010 dilakukan
penangkapan di kediaman Samuel Willem.
- Bahwa dalam penangkapan tersebut terdakwa Samue
Wilem berada di dalam kamar bersama Ajeng triana yaitu
sebagai Sekertaris dari Irwan Jatmiko dan Sonia Putri
selaku Sekertari Ega Almira.
- Bahwa benar saksi Ajeng Triana datang menemi Samuel
Willem atas suruhan dari atasannya yaitu Irwan Jatmiko
Untuk membicarakan masalah bisnis.
- Bahwa saksi mengatakan bahwa bisnis yang di bicarakan
mengenai pembutan lapangan golf di wilayah Depok.
- Bahwa saksi tidak mengatahui uang dan emas yang
berada di kamar.
- Bahwa keberadaan Sonia Putri pada kediaman terdakwa
membahas mengenai bisnis yang dijalankan oleh
tedakwa dengan Ega Almiradalam bidang jual bei emas
batangan.
- Bahwa dalam pertemuan tersebut terdakwa akan
menganbil emas yang berada di kediaman terdakwa
Samue Willem.
- Bahwa dari uang sebesar Rp Rp1.843.400.000.000,00

82
(satu triliun delapan ratus empat puluh tiga milyar
empat ratus juta rupiah) dari hasil audit BPK dan PPATK
yang diketahui adanya aliran dana tersebut digunakan
Terdakwa Samuel Wiliem untuk memperkaya diri
sendiri dan orang lain yang telah dibagikan kepada
Gabriella Pristia selaku Deputi senior Bank Indonesia, Dwi
Lucky Oktaviani selaku Gubernur Bank Indonesia, Irwan
Jatmiko selaku Menteri Keuangan Dan Ketua Komite
System Stabilitas Keuangan (KSSK), Elga Almira selaku
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Pienjamin Simpanan
(LPS) dapat dilakukan penyitaan oleh Penyidik KPK
sebagai berikut :
a. uang senilai Rp 8.509.000.000,00 (depalan milyar
limaratus Sembilan juta rupiah), pecahan US dolar
senilai US$235.867 (dua ratus tiga puluh lima ribu
delapan ratus enpuluh tujuh Dolar Amerika), satu
buah emas batangan seberat 1,2 kilogram, dua mobil
Fortuner, tiga buah handphone merek BlacBerry dan
beberap dokumen lainya dari rumah Terdakwa
Samuel Wiliem (dengan bukti penyitaan penyidik KPK
pada tanggal 18 Januari 2010 dengan Nomor
12/383/8/2010.
b. Satu Buku Tabungan Giro Bank Sentosa atas nama
Samuel Wiliem rek. No. 2345-10-999-012 tercantum
saldo sejumlah Rp. Rp. 100.000.000.000,00 (seratus
milyar rupiah) (dengan bukti penyitaan penyidik KPK
pada tanggal 19 Januari 2010 dengan Nomor
13/383/8/2010.
c. Satu Buku Tabungan Giro Bank Sinar atas nama

83
Samuel Wiliem rek. No. 111-09-1234 tercantum saldo
sejumlah Rp. Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah)(dengan bukti penyitaan penyidik KPK pada
tanggal 19 Januari 2010 dengan Nomor
14/383/8/2010).
d. 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) Bank Muharliman,
Nomor : 12 291108 tertanggal 5 Maret 2004
tercantum nominal sebesar Rp. 5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah) (dengan bukti penyitaan penyidik
KPK pada tanggal 19 Januari 2010 dengan Nomor
15/383/8/2010).
e. 5 (Lima) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank Royanmer,
Tbk. Dengan rincian :
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank
Royanmer, Tbk Nomor : 23 767153 tertanggal 4
Oktober 2008 tercantum nominal sebesar RP
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank
Royanmer, Tbk Nomor : 23 767154 tertanggal 5
Desember 2008 tercantum nominal sebesar RP
100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah).
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank
Royanmer, Tbk Nomor : 23 767155 tertanggal 7
Desember 2008 tercantum nominal sebesar RP
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT
- Bank Royanmer, Tbk Nomor : 23 767156
tertanggal 7 Desember 2008 tercantum nominal
sebesar RP 15.000.000.000,00 (lima belas milyar

84
rupiah).
(dengan bukti penyitaan penyidik KPK pada
tanggal 19 Januari 2010 dengan Nomor
15/383/8/2010).
- Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas perbuatan
Terdakwa Samuel Willem telah merugikan keuangan
negara dan perekonomian negara sebesar Rp
Rp1.843.400.000.000,00 (satu triliun delapan ratus
empat puluh tiga milyar empat ratus juta rupiah) dalam
penerimaan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP).
Hal tersebut berdasarkan Laporan Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara yang dilakukan ahli ndari Badan
Pengawas Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) dengan
surat nomor :SR-168/D7/01/2009 Tanggal 3 Januari
2009 prihal Laporan Hasil Audit Dalam Rangka
Perhitungan Keuangan Negara Atas Kasus Dugaan
Tindak Pidana Korupsi Dalam pemberian Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek oleh Bank Indonesia dan
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

-------Perbuatan Terdakwa Diatur dan Diancam Pidana


Dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 Sebagai Mana Yang Telah Diubah Dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidak Korupsi Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Tentang Penyertaan.
-------------------------------------------------------------

SUBSIDAIR
-------------------Bahwa ia Terdakwa Samuel Willem alias
Samuel selaku pemegang saham PT. Bank Royanmer,

85
Tbk., bertindak sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan,
Gabriella Pristia selaku Deputi senior Bank Indonesia,
Dwi Lucky Oktaviani selaku Gubernur Bank Indonesia,
Irwan Jatmiko selaku Menteri Keuangan Dan Ketua
Komite System Stabilitas Keuangan (KSSK), Elga
Almira selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS), Khairunnas Selaku Deputi
IV Bank Indonesia (berkas perkara diajukan secara
terpisah) pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan
lagi dalam kurun waktu antara 15 Oktober 2008 sampai
dengan 17 januari 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu
lain pada akhir tahun 2008 sampai dengan awal 2010,
bertempat di kantor pusat PT. Bank Royanmer, Tbk, yang
beralamat di Jln. Muara Baru No. 12 B, Penjaringan Jakarta
Pusat, atau setidak-tidaknya pada tempat lain, berdasarkan
Pasal 5 Jo. Pasal 34 huruf a Undang-Undang Nomor
46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana
Korupsi yang masih termasuk dalam wilayah hukum
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Bahwa Bank Royanmermengalami kesulitan
likuiditas dan pada akhirnya mengalami gagal kriling yang
dalam hal ini ia Terdakwa melakukan pengajuan Fasilitas
Pemberian Jangka pendek (FPJP) ke Bank Indonesia, yang
pada saat itu PT. Bank Royanmer, Tbk., tidak memenuhi
perstyaratan Capital Adequacy Ratio (CAR). PT. Bank
Royanmer, Tbk., menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau karena kedudukan ia terdakwa sebagai
pemegaang saham terbesar PT. Bank Royanmer, Tbk., yaitu

86
dengan cara merubah CAR PT. Bank Royanmer,Tbk., dengan
cara L/C fiktif, kredit fiktif, window dressing, dan manipulasi
data untuk memenuhi persyaratan FPJP serta terdakwa
mengadakan pertemuan dan memberikan sejumlah uang
dalam bentuk Bilyet Giro PT. Bank Royamer, Tbk., kepda
Dwi Luky Oktaviany untuk mengurusi bantuan FPJP dari
Bank Indonesia dan membuat ketentuan Peraturan Bank
Indonesia nomor 10/26/PBI/2008 dirubah menjadi Peraturan
Bank Indonesia nomor 10/30/PBI/2008 sehingga PT. Bank
Royanmer., dapat menerima FPJP dari Bank Indonesia dan
LPS dikarena CAR PT. Bank Royanmertelah memenuhi
syarat dengan cara-cara melawan hukum seperti yang di
sebutkan sebelumnya, sehingga terdakwa melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, yaitu telah memperkaya terdakwa
sebesar Rp 1.800.000.000.000,00 (satu triliun delapan ratus
milyar rupiah ) dan memperkaya orang lain yaitu,
memperkaya saksi Gabriella Pristya selaku Deputi Senior
Bank Indonesia, sebesar RP 800.000.000,00 (delapan ratus
juta rupian) memperkaya saksi Dwi Lucy Oktaviany selaku
Gubernur Bank Indonesia dengan memberikan sejumlah
uang sebesar RP 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah),
memperkaya saksi Irwan Jatmiko selaku Mentri Keuangan
Republik Indonesia Sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK) sebesar RP 15.000.000.000,00 (lima belas
milyar rupiah), memperkaya Elga Amira selaku Ketua
Komisionar Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar RP
26.000.000.000,00 (dua puluh enam milyar rupiah) serta
memperkaya Aisya ayu dan Setia Aji Pamungkas selaku

87
pemegang saham terbesar Bank Royanmermasing-masing
sebesar 100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah), yang
dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, yaitu merugikan KeuanganF
Negara sekurang-kurangnya Rp Rp Rp1.843.400.000.000,00
(satu triliun delapan ratus empat puluh tiga milyar empat
ratus juta rupiah), yang dilakukan terdakwa dengan cara-
cara sebagai berikut:
- Bahwa bermula dari laporan BPK LKPK/10/I/2010/KPK
tertanggal 4 Januari 2010 , menjelaskan terdapat indikasi
kerugian keuangan negara yang sangat besar terhadap
pemberian FPJP dari LPS ke Bank Royanmerdimana
dalam laporan awal BPK menyebutkan adanya dugaan
rekayasa suntikan dana dalam Peraturan LPS dan
berdasarkan laporan dari PPATK terdapat aliran dana
yang mencurigkan dari Terdakwa Samuel Willem kepada
Irwan Jatmiko dan Ega Almira, serta menemukan
pengalihan asset milik Ega Almirake Swiss serta transaksi
mencurigkan lainnya.
- Bahwa ia terdakwa selaku pemegang saham PT.Bank
Royanmer,Tbk., yang disahkan oleh notaris Olivia Riani,
SH., Mkn nomor AH-112/KD/2004 tanggal 11 April 2004
yang merupakan hasil marger dan akuisisii Bank
Gabemian dan Bank CMBAAL.
- Bahwa terdakwa Samuel Willeem, Mba., Aisya Ayu, dan
Setia Aji Pamungkas selaku pemegang saham terbesar
Bank Muharliman yang merupakan Bank dengan kondisi
teRpuruk pada akhir Desember tahun 2003 yang
diakibatkan oleh kecurangan terdakwa dan saksi-saksi

88
dalam berbagai motif, seperti pembiayaan fiktif,
pembiayaan topengan, Mark-up dan memanipulasi data
perusahaan. periode 8 Juni 2002 s/d 19 Desember 2002
dengan cara menyalurkan pembiayaan topengan, mark
up pembiayaan, splitting pembiayaan dan pembiayaan
fiktif kepada 14 (empat belas) kelompok Nasabah dengan
total pembiayaan sebesar Rp 700.000.000.000.- (tujuh
ratus milyard rupiah) dengan potensi kerugian sebesar
Rp 400.720.350.000,- (empat ratus milyard tujuh ratus
dua puluh juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah).
1. PT. greace ina plafond pembiayaan sebesar Rp.
850.000.000,- ( delapan Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah ), tanggal pencairan 8 Juni 2002.
2. Purnama Syamsul plafond pembiayaan sebesar Rp.
300.000.000,- ( Tiga Ratus Juta Rupiah ), tanggal
pencairan 17 Oktober 2002.
3. PT. royal amdana plafond pembiayaan sebesar
Rp.950.000.000,- ( Sembilan Ratus Lima Puluh Juta
Rupiah ), tanggal pencairan 8 Oktober 2002.
4. James Gazali plafond pembiayaan sebesar Rp.
350.000.000,- ( Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ),
tanggal pencairan 22 Oktober 2002.
5. Silvy Mindan plafond pembiayaan sebesar Rp.
350.000.000,- ( Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ),
tanggal pencairan 22 Oktober 2002.
6. PT. Olivia Kirana plafond pembiayaan sebesar Rp.
870.000.000,- ( Delapan Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah
), tanggal pencairan 23 Oktober 2002.

89
7. Hamid Alfaidzin plafond pembiayaan sebesar Rp.
250.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ),
tanggal pencairan 22 November 2002.
8. PT. Wasirka Karya dengan plafond pembiayaan
sebesar US$ 15.878.000,00(Satu Juta delapa ratus
delapan belas ribu serratus delapan puluh satu Dolar
Amerika Serikat), tanggal pencairan 27 November
2002.
9. PT. gazalie Kurniawan plafond pembiayaan
US$25,000,000 (dua puluh lima juta ), tanggal
pencairan 3 Desember 2002.
10. Yuan Tharu Ltd. Denga plafond pembiayaan
sebesar US$23.515.000 (dua puluh tiga juta lima ratus
limabelas ribu dolar Amerika), tanggal pencairan 7
deesember 2002.
11. PT.Zamzama holis dengan plafond pembiayaan
sebesar US$12.000.000 (dua belas juta dolar amerika),
tanggal pencairan 8 Desember 2002.
12. Pt. Asia jaya santosa dengan plafond pembiayaan
RP 55.000.000.000 (lima puluh lima juta dolar amerika)
pada tanggal 9 Desember 2002.
13. PT mercue liga light dengan plafond pembiayaan
US$ 6.500.000 (enam juta lima ratus dolar amerika),
pada tanggal 17 Desember 2002.
14. PT. sigra pratama dengan plafond pembiayaan
sebesar US$2.659.727 (dua juta enam ratus lima puluh
Sembilanribu tujuratus dua puluh tujuh dolar amerika)
pada tanggal 19 Desember 2002.

90
- Bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan fiktif yaitu,
pembiayaan kepada nasabah oleh PT. Bank Royanmer,
Tbk., dimana nasabah tersebut merasa tidak pernah
terima pembiayaan tersebut tetapi dana tersebut
digunakan oleh terdakwa.
- Bahwa yang dimaksud dengan pembiayaan topengan
yaitu, pemberian pembiayaan kepada pihak ketiga yang
dilakukan oleh PT. Bank Royanmer, Tbk., dengan
merekayasa, menggunakan nama orang lain sebagai
nasabah, dimana dana hasil pencairan pembiayan tidak
digunakan oleh nasabah tersebut akan tetapi digunakan
oleh pihak ketiga.
- Bahwa yang dimaksud dengan mark-up yaitu, pemberian
pembiayaan yang diberikan menjadi lebih besar dari
semestinya oleh PT. Bank Royanmer, Tbk., dengan kata
lain melakukan penilaian anggunan atau jaminan yang
lebih tinggi.
- Bahwa perbuatan tedakwa bertentangan dengan
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perBank
berdasarkan Pasal 49 ayat (1) huruf a, yaitu:
1. Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai Bank
yang dengan sengaja :
a. Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan
palsu dalam pembukuan atau dalam proses laporan,
maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan
usaha, laporan transaksi atau rekening suatu Bank ;
b. Menghilangkan atau tidak memasukkan atau
menyebabkan tidak dilakukannya pencatatan dalam
pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam

91
dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan
transaksi atau rekening suatu Bank ;
c. Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan,
menghapus, atau menghilangkan adanya suatu
pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan,
maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan
usaha, laporan transaksi atau rekening suatu Bank,
atau dengan sengaja mengubah, mengaburkan,
menghilangkan, menyembunyikan atau merusak
catatan pembukuan tersebut, diancam dengan
pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda
sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp.
200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).
- Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa,
saksi Aisya Ayu dan Saksi Setia Aji Pamungkas
mengakibatkan Bank menjadi teRpuruk sehingga
ketiganya melakukan rencana untuk menutupi masalah
Bank Muharilman.
- Bahwa untuk menutupi permasalahan yang tengah
terjadi pada Bank Muharliman, terdakwa bersama saksi-
saksi merencanakan untuk melakukan akuisisii dan
merger agar menutupi permasalahan Bank Muhariliman,
kemudian melakukan RUPS dengan agenda membahasan
rencana untuk akuisisii dan merger dengan Bank
Gabemian dan Bank CMBAAL.
- Bahwa berdasarkan keterangan saksi Lilies Wahyu
Ramdhani selaku notulen dalam RUPS pada tanggal 5

92
Januari 2004 tersebut banyak pemegang saham yang
tidak setuju untuk rencana akuisisi dan merger yang
akan dilakukan tersebut mengingat kondisi Bank yang
sangat teRpuruk dan tidak memenuhi persyaratan
akuisisii dan merger.
- Bahwa dalam RUPS terdakwa meyakinkan pemegang
saham lain untuk mengurus masalah akuisisii dan merger
agar disetuju oleh Bank Indonesia yang memiliki otoritas
terkait pemberian izin akuisisi dan merger Bank.
- Bahwa benar berdasarkan keterangan Saksi Setia Aji
Pamungkas dari hasil RUPS maka diambil keputusan
untuk mengakuisisii Bank Gabemian dan Bank CMBAAL
yang dilanjutkan dengan memergerkannya dengan Bank
Muharliman yang didasari pertimbangan bahwa
Pemegang Saham Pengendali ketiga Bank tersebut
adalah Gracella Capital Ltd., yang dimiliki oleh Setia Aji
Pamungkas.
- Bahwa keadaan Bank dan pemilik Bank dalam
melakukan akuisisii dan merger ketiga Bank tersebut
tidak memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
28 tahungg 1999 Tentang Marger, Konsolidasi dan
Akuisisii Bank, sebagai mana yang di atur dalam Pasal 8
Peraturan Pemerintah Republic Indonesia Nomor 28
Tahun 1999 yang berbunyi :
Untuk dapat memperoleh izin Merger atau Konsolidasi,
wajib dipenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Telah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum
Pemegang Saham bagi Bank yang berbentuk

93
Perseroan Terbatas atau rapat sejenis bagi Bank yang
berbentuk hukum lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7;
b. Pada saat terjadinya Merger atau Konsolidasi, jumlah
aktiva Bank hasil Merger atau Konsolidasi tidak
melebihi 20% (dua puluh per seratus) dari jumlah
aktiva seluruh Bank di Indonesia;
c. Permodalan Bank hasil Merger atau Konsolidasi harus
memenuhi ketentuan rasio kecukupan modal yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia;
d. Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang
ditunjuk tidak terc antum dalam daftar orang yang
melakukan perbuatan tercela di bidang perBankan.

- Bahwa benar berdasarkan kesaksian Gabriella Pristya


dalam memuluskan merger ketiga Bank tersebut
terdakwa mangadakan peertemuan pada tanggal 16
Februari 2004 dengannya selaku deputi senior Bank
Indonesia yang mempunyai otoritas terkait akuisisi dan
merger ketiga Bank tersebut.
- Bahwa dalam pertemuan terdakwa dan saksi Gabriella
Pristya membehas akuisisii dan mergjer ketiga Bank
tersebut yang tidak sesuai dengan peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 1998 syarat merger suatu Bank harus
memenuhi jumlah aktiva Bank yang akan di merger yaitu
tidak melebihi sebesar 20% dari total aktiva Bank seluruh
Indonesia dan ketentuan rasio kecukupan modal yang
diatur oleh Bank Indonesia yaitu sebesar positive 8%

94
sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan
Pemerintah nomor 28 tahun 1999 pada Pasal 8 .
- Bahwa benar saksi Gabrielia Pristya mengatakan dalam
pertemuan dengan bersama terdakwa membahas
mengenai komitmen yang akan dilakukan untuk
mengambil tindakan dalam rencana akuisisi dan merger
ketiga Bank tersebut dengan pembahasan antara lain:
 Bahwa saksi memberikan saran untuk ketiga Bank
tersebut berkomitmen untuk menambahkan modal
Bank yang tidak mencukupi untuk melakukan
likuiditas dan menanggulangi permasalahan aktiva
resiko yang sedang dihadapi Bank.
 Bahwa terdakwa mengatakatan penambahan
modal saat ini hanya dapat dilakukan oleh investor
dikarenakan banyaknya kredit macet, surat
berharga, valuta asing (valas) yang bermasalah
sehingga pemegang saham tidak mampu lagi
menanggulangi suntikan dan tambahan modal
untuk ketiga Bank tersebut.
- Bahwa ia terdakwa sebagai pemegang saham terbesar
PT. Bank Royanmer, Tbk., menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau karena kedudukan ,
yaitu dalam pertemuan yang dilaakukan terdakwa
memberikan sejumlah uang dalam bentuk Bilyet Giro
Bank Muharliman Nomor : 12 291108 tertanggal 5 Maret
2004 yang sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah) kepada saksi Gabriella Pristya dengan tujuan

95
dapat meloloskan merger ketiga Bank tersebut melalui
Istri terdeakwa yang bernama Gina Aurelia Nadia.
- Bahwa terkait dengan pertemuan tersebut saksi Gabriella
Pristya akan mengurus persyaratan untuk dapat
meloloskan proses akuisisi dan merger ketiga Bank
tersebut dengan otoritas yang saksi miliki yaitu
merupakan Deputi Senior Bank Indonesia.
- Bahwa benar berdasarkan kesaksian notulen Bank
muharliman yaitu LIilies Wahyu Ramdhani mengatakan
ketiga Bank terebut mengadakan Rapat Umum Luar
Biasa dengan hasil disepakatinya akuisisi dan merger
Bank tersebut sehingga Bank Muharliman berganti nama
menjadi PT. Bank Royanmer, Tbk.
- Bahwa dari merger Bank Muharliman yang berganti
nama menjadi PT. Bank Royanmer, Tbk dengan
dikeluarkannya keputusan Gubernur Bank Indonesia
nomor 10/97/KEP.GBI/2004 dan PT. Bank Royanmer, Tbk.,
mendapat pengesahan dari Departemen Hukum Dan Hak
Asasi Manusia sebagaimana tertuang dalam surat
keputusan Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor
C-10001 HP.01.04 Tahun 2004.
- Bahwa PT. Bank Royanmer, Tbk., selama melakukan
merger, Bank tersebut tetap melakukan melakukan
penghimpunan dana pihak ketiga untuk memulihkan
pendanaan Bank tersebut agar menaikan CAR PT. Bank
Royanmer, Tbk., dan setelah menutupi kecurangannya
dengan melakukan akuisisii dan merger ketiga Bank
tersebut.

96
- Bahwa setelah melakukan penarikan dana nasabah
secara terus menerus dari tahhun 2004 hingga 2006 , PT.
Bank Royanmer, Tbk. tidak juga memperbaiki kondisi
keuangan Bank maupun modal Bank yang tidak
mengalami penambahan yaitu pada tahun 2006 masih di
posisi modal sebesar Rp 12.870.000.000.000,00 (dua
belas trilyun delapan ratus tujuh puluh milyar rupiah)
yangmasih sangat jauh dari rasio kecukupan modal Bank
yaitu sebesar 8% dengan jumlah yang seharusnya Rp
14.040.000.000.000,00 (empat belas trilyun empat puluh
milyar rupiah) dengan neraca PT. Bank
Royanmerantaralain sebagai berikut:

 Bahwa adapun neraca PT. Bank Royanmer, Tbk.,


per 31 Desember 2004 dan per 30 juni 2005

- LAPORAN POSISI KEUANGAN
PT. BANK ROYANMERTBK
PER 31 DESEMBER 2005 DAN 31 DESEMBER
2004 (Dalam Jutaan Rupiah)
NO POS-POS BANK
  31 DES 2005 31 DES 2004
LIABILITAS DAN EKUITAS    
  LIABILITAS    
1 Giro 78,182,129 7,801,673
2 Tabungan 201,689,889 210,003,641
3 Simpanan berjangka 208,578,732 198,345,998
4 Dana investasi revenue sharing    
5 Pinjaman dari Bank Indonesia 65,818 83,189
6 Pinjaman dari Bank lain 6,130,107 3,282,539
7 Liabilitas spot dan derivatif 1,318,677 1,565,102
Utang atas surat berharga yang dijual
dengan janji dibeli
8 kembali (repo) 2,301,370  

97
9 Utang akseptasi 8,269,928 3,679,684
10 Surat berharga yang diterbitkan 5,873,915 6,023,133
11 Pinjaman yang diterima    
a. Pinjaman yang dapat diperhitungkan
  sebagai modal 1,999,022 1,998,052
  b. Pinjaman yang diterima lainnya 6,767,827 9,067,837
12 Setoran jaminan 40,082 52,316
13 Liabilitas antar kantor    
a. Melakukan kegiatan operasional di
  Indonesia    
b. Melakukan kegiatan operasional di
  luar Indonesia    
14 Liabilitas pajak tangguhan    
15 Liabilitas lainnya 16,193,602 15,382,103
16 Dana investasi profit sharing    
 
  TOTAL LIABILITAS 537,411,098 527,500,326
  EKUITAS    
17 Modal dsetor    
  a. modal dasar 12,980,000,000,000 12,324,000,000,000
  b. Modal yang belum disetor -8,832,709 -8,832,709
  c. Saham yang dibeli kembali    
18 Tambahan modal disetor  
  a Agio 2,773,858 2,773,858
  b. Disagio    
  c. Modal sumbangan  
  d. Dana setoran modal    
  e. Lainnya    
Pendapatan (kerugian) komprehensif
19 lainnya    
a. Penyesuaian akibat penjabaran
laporan keuangan dalam mata uang
  asing 48,864 82,083
b. Keuntungan (kerugian) dari
  perubahan nilai aset keuangan -355,702 -709,538
  dalam kelompok tersedia untuk dijual    
  c. Bagian efektif lindung nilai arus kas    
  d. Selisih penilaian kembali aset tetap    
e. Bagian pendapatan komprehensif
  lain dari entitas asosiasi    

98
f. Keuntungan (kerugian) aktuarial
  program manfaat pasti    
g. Pajak penghasilan terkait dengan
  laba komprehensif lain    
  h. Lainnya    
20 Selisih kuasi reorganisasi    
Selisih restrukturisasi entitas
21 sepengendali    
22 Ekuitas lainnya    
23 Cadangan    
  a. Cadangan umum 3,022,685 3,022,685
  b. Cadangan tujuan 12,426,475 7,982,843
24 Laba/rugi    
  a. Tahun-tahun lalu 48,759,018 38,390,544
  b. Tahun berjalan 11,724,843 21,160,150
TOTAL EKUITAS YANG DAPAT
  DIATRIBUSIKAN    
  KEPADA PEMILIK 84,567,332 78,869,916
25 Kepentingan non pengendali    
  TOTAL EKUITAS 12,980,154,134,664 78,869,916
  TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 12,980,691,545,762 12,324,749,110,074

LAPORAN POSISI KEUANGAN


PT. BANK ROYANMERTBK
PER 30 JUNI 2005 DAN 31 DESEMBER 2004 (Dalam Jutaan Rupiah)
NO POS-POS BANK
  31 DES 2005 31 DES 2004
ASET      
1 Kas 15,955,263 18,911,106
2 penempatan pada Bank Indonesia 69,707,089 69,820,740
3 penempatan pada Bank Lain 10,811,618 14,711,594
4 Tagihan Spot dan Deviratif 15,067 4,981
  surat berharga    
  a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi 430,188 1,030,597
  b. tersedia untuk dijual 15,698,867 15,528,172
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo 26,248,172 28,783,035
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang 5,536,228 8,926,072
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli
6 kembali (Repo)    
7 tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan 7,835,471 14,440,063

99
janji dijual
  kembali (Reserve Revo)    
8 Tagihan akseptasi 8,269,928 3,679,684
9 Kedit    
  a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi    
  b. tersedia untuk dijual    
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo    
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang 459,130,918 430,621,874
10 Pembiayaan Syariah    
11 Penyertaan 2,395,307 2,379,256
12 cadangan kerugian penurun nilai aset keuangan    
  a.suat berharga    
  b.kredit -16,421,758 -15,072,399
  c.lainnya    
13 aset tidak berwujud    
  akumulasi amortisasi aset tidak berwujud  
14 aset tetap dan inventaris 9,510,493 8,385,591
  akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -4,967,854 -4,601,287
15 aset nonproduktif  
  a.properti terbelangkalai 5,310 4,508
  b. aset yang diambil alih 52,571 33,124
  c.rekening tunda  
  d. aset antar kantor    
  i. melakukan kegiatannoperasional diindonesia 2,128 728
  ii. Melakukankegiatan operasional diluar Indonesia    
cadangan kerugian penurunan dan nilai aset non
16 keuangan    
17 sewa pembiayaan    
18 aset pajak tangguhan 1,822,185 2,142,135
19 Aset lainnya 9,970,239 6,640,668
  TOTAL ASET 622,007,430.00 606,370,242

 Bahwa adapun neraca PT. Bank Royanmer, Tbk.,


per 31 Desember 2006 dan per 30 juni 2007.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PT. BANK ROYANMERTBK (Dalam Jutaan
PER 30 JUNI 2007 DAN 31 DESEMBER 2006 Rupiah)
BANK
NO POS-POS
30 JUNI 2007 31 DES 2006

100
LIABILITAS DAN EKUITAS
  LIABILITAS    
1 Giro 43,827,462 63,953,438
2 Tabungan 20,826,999 1,005,000
3 Simpanan berjangka 10,823,315,081 8,759,827,236
4 Dana investasi revenue sharing 58,603,490 905,437,913
5 Pinjaman dari Bank Indonesia 1,838,337,322 1,971,116,532
6 Pinjaman dari Bank lain 586,103,490 1,971,116,532
7 Liabilitas spot dan derivatif    
Utang atas surat berharga yang dijual
dengan janji dibeli
8 kembali (repo) 2,301,370  
9 Utang akseptasi 183,837,322 1,971,116,532
10 Surat berharga yang diterbitkan 1,290,000 483,000
11 Pinjaman yang diterima    
a. Pinjaman yang dapat
  diperhitungkan sebagai modal    
  b. Pinjaman yang diterima lainnya    
12 Setoran jaminan 1,783,378 406,208
13 Liabilitas antar kantor    
a. Melakukan kegiatan operasional di
  Indonesia    
b. Melakukan kegiatan operasional di
  luar Indonesia    
14 Liabilitas pajak tangguhan 18,683,310 12,983,287
15 Liabilitas lainnya 237,509,044 200,973,511
16 Dana investasi profit sharing    
     
  TOTAL LIABILITAS 13,816,418,268 15,858,419,189
  EKUITAS    
17 Modal dsetor    
  a. modal dasar 12,560,000,000,000 12,870,000,000,000
  b. Modal yang belum disetor    
  c. Saham yang dibeli kembali    
18 Tambahan modal disetor  
  a Agio 178,759,354 185,224,354
  b. Disagio    
  c. Modal sumbangan  
  d. Dana setoran modal 137,562,400 135,742,500
  e. Lainnya    

101
Pendapatan (kerugian) komprehensif
19 lainnya    
a. Penyesuaian akibat penjabaran
laporan keuangan dalam mata uang
  asing 48,864 82,083
  b. Keuntungan (kerugian) dari -355,702 -709,538
perubahan nilai aset keuangan
  dalam kelompok tersedia untuk dijual    
  c. Bagian efektif lindung nilai arus kas    
  d. Selisih penilaian kembali aset tetap    
  e. Bagian pendapatan komprehensif    
lain dari entitas asosiasi
  f. Keuntungan (kerugian) aktuarial    
program manfaat pasti
  g. Pajak penghasilan terkait dengan    
laba komprehensif lain
  h. Lainnya    
20 Selisih kuasi reorganisasi    
21 Selisih restrukturisasi entitas    
sepengendali
22 Ekuitas lainnya    
23 Cadangan    
  a. Cadangan umum 1,002,348 1,002,348
  b. Cadangan tujuan    
24 Laba/rugi    
  a. Tahun-tahun lalu 45,161 38,891
  b. Tahun berjalan   120,822,762
       
  Defisit -1,324,501,532 -1,492,125,795
25 Kepentingan non pengendali    
  TOTAL EKUITAS 12,558,992,560,893 12,868,950,077,605
  TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 12,572,808,979,161 12,884,808,496,794
 

LAPORAN POSISI KEUANGAN


PT. BANK ROYANMERTBK
PER 30 JUNI 2007 DAN 31 DESEMBER
2006 (Dalam Jutaan Rupiah)
BANK
NO POS-POS
30 JUNI 2007 31 DES 2006

102
ASET
1 Kas 159,856,586 162,234,143
2 penempatan pada Bank Indonesia 965,462,154 901,397,832
3 penempatan pada Bank Lain 1,928,390,189 1,765,151,412
4 Tagihan Spot dan Deviratif   196,624,527
  surat berharga    
a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
  rugi 3,688,580,077 4,067,332,689
  b. tersedia untuk dijual   196,624,527
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo    
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang    
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli
6 kembali (Repo)    
tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan
7 janji dijual    
  kembali (Reserve Revo)    
8 Tagihan akseptasi 1,833,304,242 1,102,712,040
9 Kedit 4,658,293,701 2,567,950,791
a. diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
  rugi    
  b. tersedia untuk dijual    
  c. Dimiliki hingga jatuh tempo    
  d. pinjaman yang diberikan dan piutang    
10 Pembiayaan Syariah    
11 Penyertaan    
cadangan kerugian penurun nilai aset
12 keuangan 69,632,204 233,811,599
  a.suat berharga    
  b.kredit    
  c.lainnya    
13 aset tidak berwujud    
  akumulasi amortisasi aset tidak berwujud  
14 aset tetap dan inventaris 144,043,536 132,299,239
akumulasi penyusutan aset tetap dan
  inventaris    
15 aset nonproduktif  
  a.properti terbelangkalai    
  b. aset yang diambil alih 418,173,220 719,422,345
  c.rekening tunda  
  d. aset antar kantor    
  i. melakukan kegiatann operasional diindonesia    

103
ii. Melakukan kegiatan operasional diluar
  indonesia    
cadangan kerugian penurunan dan nilai aset
16 non keuangan    
17 sewa pembiayaan    
18 aset pajak tangguhan 172,790,780 166,815,758
19 Aset lainnya 635,235,632 1,015,604,919
  TOTAL ASET 14,673,762,321 13,227,981,821

- Bahwa berdasarkan kesaksian, Cahyani Tri Bilbina


sebagai manejemen PT. Bank Royanmer, Tbk., bahwa
pada tahun 2004 Total Liabilitas Dan Ekuitas RP
12.324.749.110.074,00 (dua belas triliun tiga ratus dua
puluh empat milyartujuh ratus empat puluh Sembilan
juta serratus sepuhribu tujuh puluh empat rupiah) dan
Total Aset pada tahun 2004 RP 606.370.242 (enam ratus
enam juta tiga ratus tujuh puluh ribu duaratus empat
puluh dua).
- Bahwa Pada tahun 2005 Total Total Liabilitas Dan Ekuitas
RP 12.980.691.545.762,00 (dua belas triliun Sembilan
ratus delapan puluh milyar enam ratus Sembilan puluh
satu juta lima ratus empat puluh lima ribu tujuh ratus
enam puluh dua rupiah) dan Total Aset RP
622,007,430.00 (enam ratus dua puluh dua juta tujuh
ribu empat ratus tiga puluh rupiah).
- Bahwa pada tahun 2006 Total Total Liabilitas Dan Ekuitas
sebesar RP 12.884.808.496.794 (dua belas triliun
delapan ratus delapan puluh empat milyar delapan ratus
delapan juta empat ratus Sembilan puluh enam ribu
tujuhratus Sembilan puluh empat rupiah) dan jumlah
Total Aset tahun 2006 RP 13,227,981,821 (tiga belas
milyar duaratus dua puluh tujuh juta Sembilan ratus

104
delapan puluh satu ribu delapan ratus dua puluh satu
rupiah).
- Bahwa pada tahun 2007 Total Total Liabilitas Dan Ekuitas
sebesar RP 12,572,808,979,161 (dua belas triliun lima
ratus tujuh puluh dua milyar delapan ratus delapan juta
empat ratus Sembilan puluh enam ribu tujuhratus
Sembilan puluh empat rupiah) dan jumlah Total Aset
tahun 2007 RP 14,673,762,321 (empat belas milyar
enam ratus tujuh puluh tiga juta tujuh ratus enam puluh
dua ribu tiga ratus dua puluh satu rupiah).
- Bahwa pada tanggal 26 April 2006 dari pemeriksaan
yang dilakukan Bank Indonesia pada tanggal 23 Maret
2006 sampai dengan 29 september 2006 yang
diterbitkan per 5 oktober 2006 bahwa Bank Royanmer
kembali lagi memiliki tingkat CAR yang rendah
dikarenakan adanya pemberian pembiayaan kepada
nasabah yang tidak sesuai dengan aturan maksimum
pemberian pembiayan yang diatur dalam Perautan Bank
Indonesia Nomor: 7/3/PBI/2005 Peraturan Bank Indonesia
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum.
- Bahwa akibat Bank Royanmer yang memberikan
pembiayaan kepada debitur yang tidak sesuai dengan
aturan yang ditetapkan Bank Indonesia dan menjadikan
Bank Royanmermenjadi kesulitan dalam likuidasi Bank.
- Bahwa menurunnya tingkat CAR (Capital Adequacy
Rasio) Bahwa tingkat CAR Bank Royanmernegatif
145,27% pada bulan februari 2005 bernilai Rp
3.226.837.000.000,00 (tiga triliun dua ratus dua puluh
enam milyar delapan ratus tiga puluh tujuh juta

105
rupiah).modal Bank menjadi sangat buruk (negatif)
terutama karena Bank menderita kerugian yang sangat
besar akibat adanya koreksi terhadap laba/rugi Bank,
antara lain adanya koreksi pencatatan pembukuan US
Treasury Zero Coupon, Medium Term Notes (MTN)
RaboBank, Republic of Indonesia (ROI) Loan, dan rupa-
rupa aktiva, serta adanya kekurangan pembentukan
Penyisihan Penghapusan Aktiva Positif (PPAP) atas kredit
Non Perfoming Loan (NPL) dan Surat-Surat Berharga
(SSB)Valuta Asing (Valas) berkualitas rendah (tidak
memiliki rating dan berbunga rendah) yang dinilai macet.
- Bahwa akibat penuranan CAR (capita adequacy rasio)
Bank RoyanmeRpada tanggal 4 juli 2005, terdakwa
menyalahgunakan kewenangnyaa sebgai pemegang
saham terbesar PT. Bank Royanmer, Tbk., melakukan
tindakan penyelamatan untuk mengubah kondisi Capital
Adequacy Ratio (CAR) Bank Royanmermenjadi positif
dengan membuat L/C fiktif, Kredit fiktif, window Dressing,
dan manipulasi data pada Bank Royanmer.
- Bahwa terdakwa menghubungi pihak Bank Indonesia
yaitu Khairunnas selaku Deputi Bank Indonesia Bidang 4
Pengelolaan Moneter, Devisa dan KPwn menyuruh
melakukan tindakan untuk menutup-nutupi
keteRpurukan Bank Royanmerdan melancarkan proses
penyelamatan Bank Royanmerdengan bantuan untuk
likuidasi.
- Bahwa benar berdasarkan kesaksi Khairunnas menyetujui
peritah yang di suruh oleh terdakwa untuk menutup-
nutupi permasalahan PT. Bank Royanmer, Tbk., dan

106
terdakwa berjanji akan memperbaiki kondisi Bank
Royanmersecepatnya dengan melakukan tindakan
penyelamatan.
- Bahwa Bank Royanmerdalam menerbitkan L/C terdapat
kejanggalan-kejanggalan, diantaranya:
 Tidak melakukan analisis dalam menerbitkan L/C
yang bertentangan dengan prinsip kehati-hatian
dalam pemberian pembiayaaan pembuatan L/C
sehingga tidak melaksanakan prinsip kehati-hatian
yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 10
tahun 1998 Pasal 2 PerBankan Indonesia dalam
melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian.
 Dalam menerbitkan L/C tidak melakukan surfey
terhadap perusahaan yang mengajukan
permintaan penerbitan L/C dikarenakan
Perusahaan bibir tidak termasuk dalamm daftar.
 Persyaratan L/C yang diberikan Bank
Royanmersebagai kewajiban perusahaan dalam
kelengkapan berkas hanya didasarkan pada foto
copy dokumen.

- Bahwa adapun terkait data L/C fiktif ada antara lain :


Nama-nama perusahaan yang terdata pada data DI L/C
FIKTIF
1. PT. Wina Trijaya Tbk. US$
60.199.799
2. PT. QNR CoRporindo Tbk. US$ 11.800.410

107
3. PT. Elena Hardware Indonesia Tbk. US$ 80.591.031
4. PT. Surya Media Kita Tbk. US$ 50.230.600
5. PT. Metropolitan Jaya Tbk. US$ 26.300.844
6. PT. Ramayani Karya Tbk. US$ 30.456.210
7. PT. Polymer Spectrum Sentosa Tbk. US$ 89.422.000
8. PT. Dedara Prima Tbk. US$ 52.815.347
9. PT. Lancar Rejeki Tbk. US$ 72.680.821
10. PT. Gempita Raya Cipta Tbk. US$ 55.195.200
11. PT.Wonderland Realty Tbk. US$ 79.934.739
12. PT. Sejahtera Jati Tbk. US$ 37.911.830
13. PT. Bumi Setia Damai Tbk. US$ 78.109.231
14. PT. Kuncoro Cikarang Tbk. US$ 59.015.044
15. PT. Indonesia Harmony Property Tbk. US$
71.404.050
16. PT. Cello Buana Tbk. US$ 80.044.790
17. PT.Mahardika Perdana Tbk. US$ 60.151.841
18. PT. Cental Indonusa Tbk. US$
64.515.315
19. PT. Sri Timbul Rejeki Tbk. US$
40.995.441
20. PT. Bagus Mandiri Persada Tbk. US$
99.613.555
21. PT. Megawan Development Tbk. US$ 99.858.745
22. PT. Mitra Pinasthika Mustika Tbk. US$ 51.108.339
23. PT. Batavia Growup Tbk. US$
76.128.711
24. PT. Grand Agro Lestari Tbk. US$ 78.765.826
25. PT. Grondaw Internasional Tbk. US$
69.726.411

108
Nama Nasabah yang tertera pada data Kredit Fiktif
1. Arthadena Ananda US$ 1.443.731
2. Kirani Permata Putri US$ 3.100.000
3. Devitha Karina US$ 6.007.113
4. Quizal Ananda US$ 12.900.000
5. Rexa Argandhi US$ 7.320.100
6. Afriza Dentalara US$ 18.400.031
7. Gyani Markoso US$ 7.458.490
8. Wawang Herlambang US$ 14.722.311
9. Sudana Munandar US$ 3.999.800
10. Alfy Gunawan US$ 8.455.020
11. Gusty Zamzamma US$ 21.114.667
12. Ghozali Rohmat US$ 6.741.034
13. Bagus Wirawan US$ 16.595.700
14. Damar Wargianso US$ 21.300.000
15. Akbar Pratama US$ 18.900.040
16. Bryan Kevin Putra US$ 6.470.000
17. Ben Antony US$ 4.686.900
18. Haidar Malik US$ 22.918.200
19. Adam Ramadhan US$ 19.000.100
20. Ade Saputra US$ 18.500.000
21. Amelia Nanda US$ 10.322.444
22. Ajie Pamungkas US$ 13.000.000
23. Wisnu Rahardika US$ 16.697.000
24. Maria Jola US$ 5.829.039
25. Siti Supawati US$ 16.367.300
26. Arif Sumanto US$ 14.200.100
27. Ni Kadek Arya US$ 12.500.000

109
28. Candrakumara US$ 3.450.090
29. Wira Yudistira US$ 4.218.500
30. Tanwira Sadewa US$ 5.200.000
31. Hamida Rahmawan US$ 20.000.300
32. Wedari Syara US$ 18.900.000
33. Asyafara Sukma US$ 10.455.000
34. Regina Agatha US$ 18.690.400
35. Sudirman Anggoro US$ 7.100.250
36. Kurniawan Ghazali US$ 23.000.500
37. Handoko US$ 7.700.000
38. Brigitha Estu US$ 4.220.400
39. Trinata Sundari US$ 6.212.000
40. Rima Erlinda US$ 15.005.000
41. Widiyati US$13.421.900
42. Yacob Leba US$ 9.120.000
43. Uliyati Corsel US$ 12.300.700
44. Angelica Cuan US$ 14.205.600
45. Syamsul Hadi US$ 21.434.100
46. Maryam Velope US$ 9.211.400
47. Olivia Andarisa US$ 2.345.000
48. Grat Emanuel US$ 5.300.100
49. Yurika Wijaya US$ 11.500.200
50. Bobby Gunawan US$ 5.666.225
51. Rama Zamzamma US$ 3.033.959
52. Husni Gofur US$ 5.670.000
53. Risnain Khair US$ 10.450.000
54. Aqsal Thasbiy US$ 2.100.400
55. Anwar Hidayat US$ 7.700.100
56. Dimipta Septiani US$ 3.440.000

110
57. Dahlia Buana Cahyani US$ 1.999.000
58. Wayan Garyani US$ 4.200.500
59. Ayu Espiwan US$ 2.115.400
60. Desak Nyoman US$ 16.000.050
61. Haeruman Jayadi US$ 14.440.112
62. Lady Kumpara US$ 8.880.214
63. Desak Maharani US$ 4.222.900
64. Gyantri Paramitha US$ 6.649.930
65. Romi Surgono US$ 11.200.455
66. Nathania Sembiring US$ 13.010.000
67. Watobi Chandrasa US$ 5.620.000
68. Evi Vardiana US$ 16.372.800
69. I Nyoman Aryawan US$ 10.200.100
70. Zyga Zaga Zuma US$ 11.200.100

TOTAL US$ 170.779.608.91 = 2.000.000.000.000


RUPIAH

Window Dressing Bank Royanmer Tbk

111
- Bahwa Pada bulan februari 2005 Rasio Kecukupan modal
Bank RoyanmerTbk sebesar Negatif 145,27 %
dikarenakan banyaknya permasalah perBankan yang
dialami PT. Bank Royanmer, Tbk., kemudian pada
Februari 2008 Rasio Kecukupan Modal Bank naik hingga
Positif 9,58% yang dikarenakan adanya manipulasi data
oleh PT. Bank Royanmer, Tbk., seprti L/C fiktif,
pembiayaan fiktif sehingga membuat peningkatan CAR
yang signifikan untuk melancarkan permohonan FPJP
yang diajukan kepada Bank Indonesia dikarenakan
kondisi PT. Bank Royanmer, Tbk., yang mengalami
kesulitan likuiditas yang disebabkan banyaknya
permasalahan perBankan. Bahwa pada Desember 2008
setelah pemberian dana FPJP oleh Bank Indonesian PT.
Bank Royanmer, Tbk., tidak sesuai harapan dikarenakan
masih tingginya tekanan likuiditas yang secara terus-
meniurus sehingga pada Desember 2008 Rasio
Kecukupan Modal Bank sebesar Negatif 3,76%.

112
- Bahwa adanya kecurangan tersebut yang dilakukan
Bank Royanmerdiindikasi di tutup-tutupi oleh
Khairunnas dengan tidak menindak lanjuti secara tegas
kegagalan yang terjadi di Bank Royanmerdan tetap
memberikan lisesnsi walaupun berbagai komitmen tidak
pernah dipenuhi, bahkan kecurangan-kecurangan yang
dilakukan oleh terdakwa dilakukan secara berulang-
ulang.
- Bahwa tindakan kecurangan Bank Royanmertersebut
sehingga menaikan CAR Bank Royanmeryang semula
negative 145,27% menjadi positive 9,58% pada 12
Februari 2008.
- Bahwa untuk mendapatkan keuntungan Bank
Royanmerdan menutupi kerugian yang dialami Bank
melakukan investasi dengan Zega Invetment dengan
tujuan mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut
dan dari investasi tersebut mendapatkan keuntungan
dari Zega Invetment. Bahwa melalui tindakan-tindakan
tersebut hingga februari 2008 Capital Adequacy Ratio
(CAR) Bank Royanmermeningakat menjadi positif 9,58%
dan terdakwa melakukan kerjasama dengan perusahaan
investasi bernama Zega Investment.
- Bahwa Gagalnya Bank Royanmerdalam melakukan
likuiditas pada bulan Juli 2008 yang dikarenakan ketidak
mampuan Zega Invesment, dalam mengegelolah uang
nasabah dan Bank Royanmeryang mengalami kredit
macet yang disebabkan adanya pemberian kredit yang
tidak sesuai dengan batas maksimum pemberian kredit

113
yang diatur dalam Perautan Bank Indonesia Nomor:
7/3/PBI/2005.
- Bahwa dalam investasi tersebut Bank
Royanmermendapatkan keutungan yang tidak begitu
lama dikarenakan kegagalan Zega Invetsment dalam
mengelolah dana yang di himpun sehingga akibat
gagalnya zega investment tersebut mengakibatkan Bank
Royanmer kembali mangalami kerugian sekitar Rp
567.000.000.000 (lima ratus enam puluh tujuh miliyar
rupiah) yang menambah teRpuruknya kondisi Bank
Royanmer. Bahwa ketidak mampuan melakukan
likuiditas yang dialami Bank Royanmerdikarenakan dana
nasabah banyak di pergunakan untuk Surat-Surat
Berharga Valuta Asing (Valas) yang berstatus macet dan
dana nasabah di pergunakan oleh terdakwa untuk
memperkaya diri sendiri.
Surat-surat berharga yang berstatus macet.
- Bahwa karena keadan tersebut mengakibatkan Bank
Royanmersemakin mengalami kesulitan likuiditas dan
mengalami gagal kriling karena adanya penarikan dari
dana masyarakat secara besar-besaran serta kredit
macet.
\Bahwa Bank Indonesia yang beRperan dalam
pengawasan membiarkan Bank Royanmermelakukan
tindakan yang merugikan Bank dan membuat Bank tidak
melaksanakan kegiatannya dengan benar sesuai dengan
prinsip perBankan yang diatur dalam Pasal 2 Undang-
Undang nomor 28 tahun 1998 tentang Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

114
Tentang PerBankan, yang menyatakan perBankan
Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan
demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian.
- Bahwa Berdasarkan Hasil Pemeriksaan langsung (onsite
supervision) yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada
tahun 2005, tahun 2006, tahun 2007 dan tahun 2008
terhadap PT Bank Royanmer, Tbk. ditemukan berbagai
penyimpangan, sebagai berikut:
a. Hasil pemeriksaan umum PT Bank Royanmer, Tbk.
posisi pemeriksaan per 28 Februari 2005 yang
diterbitkan oleh Pemeriksa Bank Indonesia pada bulan
September 2005 antara lain:
1. Pada posisi 28 Februari 2005, modal Bank sebesar
negative Rp 3.226.837.000.000,00 (tiga trilyun
duaratus duapuluh enam milyar delapan ratus tiga
puluh tuju juta rupiah) dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR) sebesar negatif 145,27%. Modal Bank
menjadi sangat buruk (negatif) terutama karena
Bank menderita kerugian yang sangat besar akibat
adanya koreksi terhadap laba/rugi Bank, antara lain
adanya koreksi pencatatan/pembukuan US Treasury
Zero Coupon, Medium Term Notes (MTN)
nandoBank, Republic of Indonesia (ROI) Loan, dan
rup a-rupa aktiva, serta adanya kekurangan
pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Positif
(PPAP) atas kredit Non Perfoming Loan (NPL) dan
Surat-Surat Berharga (SSB)Valuta Asing (Valas)

115
berkualitas rendah (tidak memiliki rating dan
berbunga rendah) yang dinilai macet.
2. Posisi Devisa Neto (PDN) keseluruhan telah
melanggar ketentuan maksimum 20%
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/13/PBI/2003 yang telah di ubah
perubahan Peraturan Bank Indonesia nomor
7/37/PBI/2005 yang mana Posisi Devisa Neto Bank
Royanmer yaitu mencapai 551,49% untuk Posisi
Devisa Neto (PDN) neraca dan 442,94% untuk
Posisi Devisa Neto (PDN) keseluruhan. Hal tersebut
terjadi karena dana Valuta Asing (Valas) dan
sebagian besar dana rupiah ditanamkan dalam
Surat-Surat Berharga (SSB) Valas diantaranya
berupa Certificate Deposit (CD) dan Credit Linked
Notes (CLN) yang berisiko tinggi.
3. Terdapat pelanggaran dan pelampauan Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atas Surat-
Surat Berharga (SSB) Valuta Asing (Valas) masing-
masing sebesar 713,31%.
4. Bank mengalami negative spread terutama
disebabkan karena adanya penanaman dana yang
cukup besar dalam Surat-Surat Berharga (SSB)
dengan kualitas rendah (private placement dan
tidak memiliki notes rating) dan yield yang jauh
lebih rendah (1,03% s/d 6,53%), sedang di sisi
pasiva didominasi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
cukup sensitive terhadap perubahan suku bunga

116
(berjangka waktu satu bulan atau kurang dari satu
bulan) dan cost of fund Bank mencapai 15%.
5. Terdapat pengumpulan dana masyarakat melalui
penjualan investasi dana tetap yang tidak terdaftar
di pasar modal oleh PT Victoria Indonesia adalah
pemegang saham PT Bank Royanmer, Tbk. dengan
kepemilikan sebesar 8,05% dari modal saham
disetor.

b. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan pada posisi


30 Mei 2006 yang terbit bulan September 2006
ditemukan permasalahan diantaranya:
1. Surat-Surat Berharga (SSB) Valuta Asing (Valas)
berkualitas rendah masih digolongkan lancar
karena diselesaikan dengan skema Assets
Management Agreement (AMA), namun beberapa
persyaratan skema AMA belum dipenuhi oleh Bank
yaitu permintaan adanya surat konfirmasi dari
Dresdner Bank of Switzerland (DBSL) langsung
kepada Bank Indonesia mengenai keberadaan dana
cash collateral sebesar USD 220,000,000 (dua ratus
dua puluh juta dollar Amerika Serikat) dan surat
kuasa pencairan dana cash collateral tersebut dari
Nispie Okyla, Ltd. (TTH) kepada PT Bank Royanmer,
Tbk.
2. Struktur pendanaan didominasi oleh 47 (empat
puluh tujuh) deposan inti dengan nilai sebesar Rp
3.918.118.000.000,00 (tiga trilyun sembilan ratus

117
delapan belas milyar seratus dua puluh juta rupiah)
atau 39% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK),
sehingga beRpotensi menimbulkan kekurangan
(shortage) likuiditas apabila terjadi penarikan dana
milik deposan inti tersebut secara tiba-tiba dalam
jumlah besar.
3. Bank sedang menghadapi beberapa perkara di
Pengadilan dengan eks nasabah, yaitu 3 (tiga)
induk koperasi (INKUD, INKOPTI, dan IKKU DMI) dan
Rai Andra Rismaidi (RIR) yang beRpotensi
menyebabkan kerugian Bank sebesar
USD19,670,000 (sembilan belas juta enam ratus
tujuh puluh ribu dollar Amerika Serikat) dan
Rp117.670.000.000,00 (seratus tujuh belas milyar
enam ratus tujuh puluh juta rupiah).
4. Surat-Surat Berharga (SSB) Valas (US Treasury
Strips/UTS, Certificate Deposit/CD, dan Credit
Linked Notes/CLN) sebesar USD 135,720,000
(seratus tiga puluh lima juta tujuh ratus dua puluh
ribu dollar Amerika Serikat) masih disimpan di
Learn Gulf Asia Holding, Ltd. (LGAH) yang tidak
memiliki ijin sebagai Custodian, sehingga tidak
sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Bank
menghadapi risiko kerugian apabila Learn Gulf Asia
Holding, Ltd. (LGAH) tidak mengembalikan Surat-
Surat Berharga (SSB)Valas tersebut kepada PT
Bank Rotyanmer, Tbk.
5. Terdapat pelanggaran Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK) sebesar 188,48% atas pembelian

118
Certificate Deposit (CD) Buncate Albinoland
sebesar USD24,560,000 (dua puluh empat juta
limaratus enam puluh ribu dollar Amerika Serikat),
east Of London sebesar USD26,000,000 (dua puluh
enam juta dollar Amerika Serikat), Livia
Internasional Bank sebesar USD26,000,000 (dua
puluh enam juta dollar Amerika Serikat), Credit
Linked Notes (CLN) Clarins Bank sebesar
USD25,000,000 (dua puluh lima juta dollar Amerika
Serikat) dan Certificate Deposit (CD) Gazalie Bank
Austria sebesar USD52,000,000 (lima puluh dua
juta dollar Amerika Serikat). Selain itu, terdapat
Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) sebesar 5,17% karena pemberian kredit
kepada PT Timur Mandalika.

c. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK posisi 31


Maret 2007 yang diterbitkan Desember 2007
ditemukan permasalahan antara lain :
1. Rasio Non Performing Loan (NPL) gross dan Non
Performing Loan (NPL) netto PT. Bank Royanmer,
Tbk. posisi 5 April 2007 masih tergolong tinggi,
masing-masing sebesar 8,72% dan 8,01%.
Pemberian kredit masih didominasi oleh 50 (lima
puluh) debitur besar yang nilainya mencapai
sebesar Rp1.629.470.000.000,00 (satu trilyun
enam ratus dua puluh sembilan milyar empat ratus
tujuh puluh juta rupiah) atau 67,89% dari total
kredit. Pemberian kredit kepada debitur besar

119
tersebut sebesar Rp114.028.000.000,00 (seratus
empat belas milyar dua puluh delapan juta
rupiah)atau 4,75% adalah kredit bermasalah.
2. Terdapat transaksi penjualan Surat-Surat Berharga
(SSB) Valas secara outright sebesar USD25,980,000
(dua puluh lima juta sembilan ratus delapan puluh
dollar Amerika Serikat) kepada First Bank of Middle
East (FBME) Bank Girey, yang tidak dapat diyakini
kebenarannya.
3. Terdapat pelanggaran Batas Minimum Pemberian
Kredit (BMPK) yaitu:
 Sebesar 19,40% atas Structured Notes (SN)
JP Marget Bank Luxembourg SA sebesar
USD24,500,000 (dua puluh empat juta lima
ratus dollar Amerika Serikat) yang diterbitkan
bukan oleh Prime Bank dan tidak dijamin oleh
skema Assets Management Agreement
(AMA).
 Sebesar 60,58% atas pemberian fasilitas
Letter of Credit (L/C) kepada PT Polymer
Spectrum Sentosa (PT PSS) sebesar
USD49,000,000 (empat puluh sembilan juta
dollar Amerika Serikat) juga hanya dijamin
oleh Bankers Acceptance (B/A). Sampai
dengan posisi 30 November 2007, fasilitas
Letter of Credit (L/C)PT Polymer Spectar
Sanos (PT PSS) telah menurun menjadi
sebesar USD18,000,000 (delapan belas juta
dollar Amerika Serikat).

120
4. Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank sebagian besar
berjangka pendek dan didominasi oleh 50 (lima
puluh) deposan inti sebesar Rp
4.161.451.000.000,00 (empat trilyun seratus enam
puluh satu milyar empat ratus lima puluh satu juta
rupiah) atau 43,87%. Hal tersebut beRpotensi
menimbulkan kekurangan (shortage) likuiditas
apabila terjadi penarikan dana milik deposan inti
tersebut dalam jumlah yang besar.

d. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan posisi


pemeriksaan 30 Juni 2008 yang diterbitkan tanggal 31
Oktober 2008 diketahui bahwa PT Bank Royanmer,
Tbk. menghadapi risiko yang tinggi pada risiko kredit,
pasar, operasional, dan likuiditas yang tercermin dari
adanya kelemahan pada beberapa aktivitas
fungsional, terutama sebagai berikut :
4. Bank memiliki Surat-Surat Berharga (SSB) Valas
berkualitas rendah dan tidak likuid sebesar USD
73,000,000 (tujuh puluh tiga juta dollar Amerika
Serikat) yang seharusnya digolongkan macet
namun masih dinilai lancar oleh PT Bank
Royanmer, Tbk.
5. Bank mengakui pendapatan accrual bunga dari
Surat-Surat Berharga (SSB) Valas, bukan
pendapatan bunga secara tunai sebesar
Rp204.818.000.000,00 (dua ratus empat milyar
delapan ratus delapan belas juta rupiah) pada 30

121
Juni 2008 dan menjadi Rp300.541.000.000,00 (tiga
ratus milyar lima ratus empat puluh satu juta
rupiah) pada September 2008, yang seharusnya
baru dapat dibukukan setelah PT Bank Royanmer,
Tbk. mendapatkan pembayaran tunai.
6. Bank masih kurang membentuk Penyisihan
Penghapusan Aset (PPA) Agunan Yang Diambil Alih
(AYDA) posisi Juni 2008 sebesar
Rp62.105.000.000,00 (enam puluh dua milyar
seratus lima juta rupiah) dan menjadi Rp
59.405.000.000,00 (lima puluh sembilan milyar
empat ratus lima juta rupiah) pada September
2008.
- Bahwa saat mengalami kesulitan likuiditas terdakwa
yang merupakan pemegang saham terbesar PT. Bank
Royanmer, Tbk., menyalah gunakan kewenangan
dan sarana yang ada kepadanya untuk menemui
Khairunnas selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia
Bidang 4 Pengelolaan Moneter, Devisa dan KPw. dan
selaku anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia yang
sudah mengetahui banyaknya penyimpangan serta
permasalahan yang dialami oleh PT Bank Royanmer,
Tbk., namun pada sekitar akhir bulan Juli 2008 menemui
Samuel Willem di Kantor PT Royanmer di Gedung Cakra
Langit Lt. 7 jln. Muara Baru No. 12 B, Panjaringan, Jakarta
Pusat dan bertemu dengan Samuel Willem sebagai salah
satu pemegang saham PT Bank Royanmer, Tbk., yang
kemudian pada tanggal 18 Agustus 2008, Saksi
menerima 1 (satu) lembar Bilyet Giro PT Bank Royanmer,

122
Tbk. Nomor : 18 281108 tertanggal 18 Agustus 2008
dengan nilai nominal sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah) dari Samuel Wilem yang ditandatangani
oleh Gerald Willem adik kandung dari Samuel Wilem.
- Bahwa dalam pertemuan tersebut terdakwa Samuel
willem mimta kepada Zulkem Rio untuk membantu
masalah likuiditas yang di alami Bank royanmer, dan
saksi Zulkem Rio mengatkan “ harus ada Surat Surat
Berharga (SBB) yang lancar dengan jumlah USD 10 juta
( sepuluh juta dolar) untuk membantu mengatasi
kesulitan likuiditas “ tetap SBB tersebut sudah di
pegunakan untuk terdakwa sebagai agunan.
- Bahwa terdakwa Samuel wilem dalam pertemuan
tersebut kembali meminta Zulkem Rio untuk meminta
bantuan agar diberikan line kredit oleh Bank-Bank yang
lain, akan tetapi berdasarkan kesaksian Zulkem Rio tidak
ada Bank yang memberikan line kredit kepada PT. Bank
Royanmer, Tbk.
- Bahwa pada tanggal 21 Oktober 2008, bertempat di
ruang rapat Direktorat Pengawasan Bank 1 (DPB1) Bank
Indonesia, Samuel Willem dan Felix Santoso kembali
melakukan pertemuan dengan Fauzi rohmat selaku
Direktur Direktorat Pengawasan Bank 1 (DPB1), Arif
Alfaidzin dan Gabriella Pristya , dan menyampaikan
adanya tekanan likuiditas yang dialami oleh PT Bank
Royanmer, Tbk., yang disebabkan karena adanya
simpanan berjangka nasabah dalam jumlah besar yang
akan dicairkan sebelum dan pada saat jatuh tempo,
adanya penundaan pencairan dan penarikan simpanan

123
nasabah dengan nilai besar antara lain Yayasan Pensiun
Bank Masyarakat Sejahtera Indonesia (YP BMS) sebesar
Rp 35.000.000.000,00 (tiga puluh lima milyar rupiah),
Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKK
BI) sebesar Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) dan Cece Reni Rosnaini sebesar Rp
89.000.000.000,00 (delpan puluh Sembilan milyar
rupiah), sedangkan PT Bank Royanmer, Tbk. Saat itu
tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan nasabah tersebut. Kemudian Samuel Willem
meminta bantuan likuiditas kepada Bank Indonesia
karena sudah tidak sanggup lagi untuk mengatasi
kesulitan likuiditas tersebut dengan mengajukan
permohonan Fasiltas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)
kepada Bank Indonesia dengan agunan aset kredit lancar
PT Bank Royanmer, Tbk. Karena PT Bank Royanmer, Tbk.
tidak mempunyai Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
- Bahwa PT. Bank Royanmer, Tbk., dalam mengalami
kondisi kekurangan modal atau insolvent dan Capital
Adequacy Ratio (CAR)di bawah positif 8%, selanjutnya
pada tanggal 10 Oktober 2008, PT Bank Royanmer, Tbk.
mengajukan Permohonan Fasilitas Repo Aset kepada
Direktorat Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia
dengan Surat Nomor : 791/ Royanmer/D/X/2008 tanggal
10 Oktober 2008, dengan tembusan kepada Direktorat
Pengawasan Bank 1 (DPB1) Bank Indonesia, yang pada
pokoknya sebagai berikut :
- Bank mengajukan fasilitas repo aset kredit yang terdiri
40 (empat puluh) debitur dengan total outstanding

124
sebesar Rp1.937.982.098.000,00 (satu trilyun Sembilan
ratus tiga puluh tujuh milyar Sembilan ratus delapan
puluh dua juta Sembilan puluh delapan ribu tupiah) untuk
memperoleh plafon kredit sebesar
Rp1.000.000.000.000,00 (satu trilyun rupiah).
- Bahwa Pengajuan dilakukan dengan pertimbangan
penurunan likuiditas yang signifikan kondisi likuiditas
Bank karena dampak krisis perekonomian dan
kecenderungan keluarnya dana-dana perusahaan BUMN
dan Yayasan untuk ditempatkan pada Bank-Bank
pemerintah.
- Bahwa pengajuan Fasilitas repo akan digunakan oleh PT
Bank Royanmer, Tbk. sebagai bridging sebelum
penerimaan dana pembayaran Surat Berharga Valas
yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, yaitu pada
bulan November 2008. Surat Berharga Banca Populare di
Jimolano London sebesar USD 12,000,000 (dua belas juta
dollar Amerika Serikat) pada tanggal 6 November 2008
dan Surat Berharga National Malaysia Bank, Ltd. London
sebesar USD 44,000,000 (empat puluh empat juta dollar
Amerika Serikat) pada tanggal 9 November 2008.
- Bahwa terdakwa menyampaikan Bank terus
mengupayakan secara maksimal peningkatan Dana Pihak
Ketiga (DPK) dan akan mengembalikan fasilitas
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan.
Bahwa dalam permohonan Fasilitas Pendaanan Darurat
(FPD) terdakwa mengadakan pertemuan dengan
Gubernur Bank Indonesia yatu Dwi Luky Oktaviany pada
tanggal 27 September 2008, terdakwa membahas

125
mengenai penyelamatan PT. Bank Royanmer Tbk. dan
memberikan fasilitas pembiayaan darurat.
- Bahwa permohonan yang diajukan terdakwa diberikan
melaui Fauzi Rohmat selaku Direktur Direktorat
Pengawasan Bank kepada Dwi Luky Oktaviany selaku
Gubernur Bank Indonesia dengan memo nomor
20/10/GBI/DPB1/RAHASIA tertanggal 15 Oktober 2008,
dan isi memorandum tersebut adalah:
1. Bank mengalami kesulitan likuiditas yang disebabkan
penarikan simpanan nasabah secara terus menerus
dalam jumlah besar sehingga rasio Giro Wajib
Minimum (GWM) rupiah Bank berada dibawah
ketentuan yang berlaku sebanyak 18 (delapan belas)
kali sejak tanggal 15 Oktober 2008.
2. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank posisi 30
September 2008 masih positif (2,42%).
3. Jumlah aset kredit yang memenuhi syarat sebagai
jaminan FPJP, berdasarkan Sistem Informasi Debitur
(SID)sebesar Rp642.087.000.000.000.000,00 (delapan
ratus lima puluh milyar lima ratus juta rupiah)
sehingga maksimum plafond FPJP yang dapat
diberikan untuk memenuhi kekurangan Giro Wajib
Minimum (GWM) sebesar Rp428.000.000.000,00
(empat ratus dua puluhdelapn milyar enam ratus juta
rupiah), dengan rincian terlampir.
- Bahwa Dwi Luky Oktaviany sebagai Gubernur Bank
Indonesia melakukan pertemuan dengan terdakwa
Samuel Willem pada tanggal 5 Oktober 2008 bertempat

126
di PT. Royanmer Tbk., dengan membahas mengenai
masalah pembiayaa yang di ajukan oleh PT. Bank
RoyanmerTbk., dimana terdakwa meminta saksi untuk
melancarkan proses fasilatas pembiayaan yang diajukan
dengan memberikan saksi sejumlah uang dalam bentuk 1
(satu) lembar Bilyet Giro PT Bank Royanmer, Tbk.
Nomor : 23 767153 tertanggal 4 Oktober 2008 sebesar
RP 1.000.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
- Bahwa terkait peroses pemberian FPJP oleh Bank
Indonesia berdasarkan keterangan saksi Dwi Luky
oktavviany menggunakan data CAR PT. Bank Royanmer.,
Tbk pada bulan September yaitu positif 2,42%.
- Bahwa pada peroses pemberian FPJP pada PT. Bank
Royanmer, Tbk., pada tanggal 28 November 2008
menggunakan data CAR Bank RoyanmeRpada bulan
September 2008 yaitu sebesar 2,42% sedangkan
diketahui bahwa per 31 Oktober 2008 CAR Bank
Royanmersebesar negatif 3,15%.
- Bahwa benar saksi Dwi Luky Oktaviany pada tanggal 15
Oktober 2008 berdasarkan keterangan saksi Zulkem Rio
Memberikan arahan kepada untuk membuat desposisi
mengenai surat permohonan fasilitas darurat melaui repo
asset sebessar RP 1.000.000.000.000 (satu triliun
rupiah) yang diajukan PT. Bank Royanmer kepada Bank
Indonesia untuk membantu masalah likuiditas yang di
alami oleh PT. Bank Royanmer, Tbk.
- Bahwa dalam suratnya, Dwi Luky Oktaviany menyatakan
Membuat pernyataan dalam surat Memorendum nomor
20/10/GBI/DPBI/RAHASIA menyatakanbahwa “tidak boleh

127
ada Bank gagal, karena hal ini dapat memperburuk
kondisi perBankan dan perekonomian nasional, sehingga
dalam hal ini Bank Royanmerharus dibantu.”
- Bahwa 5 hari setelah Membuat pernyataan dalam surat
Memorendum yaitu tanggal 20 Oktober 2008, Bank
Indonesia Menetapkan PT. Bank Royanmer, Tbk., sebagai
Bank yang dalam pengawasan kusus karena kondisi Bank
Royanmeryan g tidak kunjung membaik.
- Bahwap pembahasan penanganan masalah Bank
RoyanmeRpun digelar dalam Rapat Dewan Gubernur
Bank Indonesia yang dihadiri oleh Gubernur Bank
Indonesia bersama jajaran Deputi dan Direktur Bank
Indonesia. Dalam rapat tersebut, Fauzi Rohmat
mengusulkan alternatif penambahan modal yang
diperlukan dalam penyelamatan Bank Royanmersebesar
Rp428.000.000.000,00 (empat ratus dua puluh delapan
miliar rupiah) sampai dengan Rp2.700.000.000.000,00
(dua triliun tujuh ratus miliar rupiah). Disaat bersamaan
Dwi Luky Oktaviany meminta Fauzi Rohmat untuk
menyiapkan data terkini terkait perkembangan Bank
Royanmer.
- Bahwa Dalam data tersebut, diketahui bahwa PT. Bank
RoyanmerTbk., yang belum bisa memebuhi kecukupan
Capita Adequacy Ratio atau Ratio Kecukupan Modal
sebesar positif 8% untuk pemberian fasilitas pendanaan
jangka pendek sebagai mana diatur dala Peraturan Bank
Indonesia nomor 10/26/PBI/2008 tentang Fasiltas
Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum yang mulai
diberlakukan pada tanggal 29 Oktober 2008, dimana

128
dalam PBI tersebut diatur bahwa untuk memperoleh FPJP
maka Bank yang mengajukan FPJP harus memiliki Capital
Adequacy Ratio (CAR) sebesar 8% (delapan persen) dan
aset kredit yang dapat dijadikan agunan FPJP memenuhi
kriteria kolektibilitas lancar selama 12 (dua) belas bulan
terakhir.
- Bahwa Tanggal 28 November 2008 berdasarkan
kesaksian Zulkem Rio kembali digelar Rapat Dewan
Gubernur Bank Indonesia terkait pembahasan finalisasi
perubahan Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/26/PBI/2008 yang diubah menjadi Nomor
10/30/PBI/2008 yang ditandatangani oleh Gubernur Bank
Indonesia yaitu Dwi Luky Oktaviany yang salah satunya
memuat perubahan CAR untuk Bank umum
mendapatkan fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP),
dengan perubahan antara lain :
a. Bank yang dapat diberikan FPJP harus memiliki
rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
atau Capital Adequacy Ratio (CAR) minimum
positif.
b. Aset kredit yang dapat dijadikan agunan FPJP
diantaranya memenuhi syarat bahwa
kolektibilitasnya lancar selama 3 (tiga) bulan
terakhir.
c. Perubahan PBI Nomor 10/26/PBI/2008 tentang
Fasiltas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank
Umum berlaku sejak tanggal 28 November
2008. Namun pada saat itu belum dibuat
Ringkasan Eksekutif perubahan PBI Nomor

129
10/26/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008 dan
draft PBI yang baru untuk menggantikan PBI
Nomor 10/26/PBI/2008 tentang Fasiltas
Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum
yang akan diberlakukan pada tanggal 28
November 2008.

- Bahwa Setelah Bank Royanmermemenuhi syarat minimal


Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk mendapatkan
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP), Bank Indonesia
selaku Bank sentral bergerak sesuai dengan peranannya
untuk menggelontorkan bantuan dana sebesar
Rp782.000.000.000,00 (tujuh ratus delapan puluh dua
miliar rupiah) dalam dua tahap hingga tanggal 3
Desember 2008 dengan rincian sebagai berikut:
 Tahap I pada tanggal 30 November 2008 sebesar
RP 613.000.000.000,00 (enam ratus tigabelas
milyar rupiah).
 Tahap II pada tanggal 2 Desember 2008 sebesar RP
169.000.000.000,00 (seratus enam puluh sembilan
milyar rupiah).

- Bahwa Pada tanggal 3 November 2008 itu juga, PT Bank


Royanmer, Tbk. Mengajukan tambahan data aset kredit
kepada Direktorat Pengelolaan Moneter (DPM) Bank
Indonesia dengan Surat Nomor :
702/Royanmer/D/XI/2008 tertanggal 3 November 2008
perihal Tambahan Data Aset Kredit Untuk Permohonan
Fasilitas Repo Aset dengan tembusan kepada Direktorat

130
Pengawasan Bank 1 (DPB1) Bank Indonesia, yang intinya
PT Bank Royanmer, Tbk. menyampaikan tambahan asset
berupa kredit yang ingin direpokan yang terdiri dari 27
(dua puluh tujuh) debitur dengan total plafon sebesar Rp
267.926.174.000,00 (duaratus enam puluh tuju milyar
Sembilan ratus dua puluh enam juta seratus tujuh puluh
empat juta rupiah ) dengan total outstanding sebesar Rp
187.980.000.000,00 (Seratus delapan puluh tuju milyar
sembilan ratus delapan puluh juta rupiah).
- Bahwa pada tanggal 3 November 2008, Fauzi rohmat
Kembali Membuat Catatan Nomor :
18/57/DPG/DPB1/RAHASIA Perihal Permohonan Fasilitas
Pendanaan Jangka Pendek PT. Bank Royanmer, Tbk.,
yang ditujukan Kepada Zulkem Rio, yang pada
pokoknya :
1. Adanya permasalahan likuiditas mendasar pada PT
Bank Royanmer, Tbk. Yang dapat membahayakan
kelangsungan usahanya yang ditandai dengan
besarnya kebutuhan dana untuk memenuhi Giro Wajib
Minimum (GWM) rupiah dan kewajiban kepada Bank
lain, terutama disebabkan terjadinya penarikan dana
nasabah dalam jumlah besar secara terus menerus
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan Rasio Giro
Wajib Minimum (GWM) Harian, BANK masih
melakukan Taking Dana dari Bank lain dengan jumlah
yang siginifikan, menjadi sebesar RP
391.000.000.000,00 (tiga ratus Sembilan puluh satu
milyar rupiah) pada tanggal 5 Oktober 2008. Sejak
pertengahan bulan Oktober 2008, Bank mengalami

131
kesulitan memperoleh pinjaman dari Bank lain
sehingga melanggar Giro Wajib Minimum (GWM)
rupiah sebanyak 8 kali pada bulan Oktober 2008.
2. Pada bulan September 2008, Capital Adequacy Ratio
(CAR) menurut Bank sebesar 14,76%, namun
berdasarkan pemeriksaan yang masih berlangsung,
terdapat ssb valas yang berkualitas rendah sebesar
usd 69,000,000 (enam puluh sembilan juta Dollar
Amerika Serikat), accrue bunga ssb valas yang
ditagihkan kepada Spin Greade Asia Holding, Ltd.
(SGAH) sebesar RP 350.000.000.000,00 (tiga ratus
lima puluh milyar rupiah) dan PPA AYDA yang belum
dibentuk sebesar RP 59.000.000.000,00 (lima puluh
sembilan milyar rupiah).
3. Bank tergolong insolvent karena CAR berdasarkan
hasil pemeriksaan yang masih berlangsung untuk
posisi September 2008 sebesar 2,42%.
4. Pemberian FPJP kepada PT. Bank Royanmer, Tbk.,
hanya dapat membantu mengatasi permasalahan
likuiditas untuk sementara waktu, sedangkan apabila
permasalahan struktural tidak segera diselesaikan
maka PT Bank Royanmer, Tbk. akan cepat kembali
mengalami kesulitan likuiditas.
- Bahwa Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa PT Bank Royanmer, Tbk. tidak
memenuhi persyaratan untuk memperoleh FPJP, karena
telah mengalami insolvency (CAR posisi September 2008
hanya sebesar 2,42%, sebagaimana diatur dalam PBI
Nomor 10/26/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008 bahwa

132
Bank yang dapat mengajukan permohonan FPJP wajib
memiliki CAR paling kurang 8%.
- Bahwa berdasarkan kesaksian Fauzi rohmat Atas
permintaan terdakwa dan Felix Santoso mengenai
pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)
tersebut, Fauzi rohmat menolaknya dengan
pertimbangan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dari
PT Bank Royanme, Tbk. di bawah 8%, Bank dalam kondisi
kekurangan modal atau insolvent, belum terdapat
ketentuan mengenai pemberian bahwa FPJP dengan
jaminan aset kredit, dan kesulitan likuiditas merupakan
kewajiban dari pemilik PT Bank Royanmer, Tbk. untuk
mengatasinya.
- Bahwa setelah Bank Indonesia memberikan bantuan
fasilitas Pendanaan Jangka Pendek kondisi Bank
Royanmeryang telah di berikan suntikan dana tidak
seperti yang di inginkan, yaitu keadaan Bank yang masih
mengalami kesulitan likuiditas yang dikarenakan masih
banyaknya nasabah PT. Bank Royanmer, Tbk., yang
melakukan penarikan dalam jumlah yang besar dan
banyaknnya surat surat berharga (SBB) yang akan jatuh
tempo.
- Bahwa pada tanggal 4 Desember 2008 berdaarkan
keterangan saksi Dwi Luky Oktaviany diketahui bahwa
Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Royanmermenurun
hingga negatif 3,76%. Dengan keadaan yang semakin
buruk tersebut, Dwi Luky Oktaviany mengadakan rapat
dengan Irwan Jatmiko yang menjabat sebagai Ketua
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga

133
merupakan Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk
membahas mengenai tindak lanjut penanganan PT. Bank
Royanmer Tbk.
- Bahwa sebelum melakukan rapat KSSK pada pukul 12.00
WIB pada tanggal 4 Desember 2008 Ketua KSSK Irwan
Jatmiko, Gubernur Bank Indonesia Dwi Luky Oktaviany,
Dewan Komisioner Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Renita Aisya, Dewan
Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Ega Almira,
serta beberapa Deputi Bank Royanmermelakukan
pertemuan di kediaman H. Imanul Jayaputra selaku Wakil
Presiden Republik Indonesia
- Bahwa benar berdasarkan kesaksian Irwan Jatmiko pada
tanggal 4 Desember 2008 saat dilakukannya pertemuan
di kediaman H. Imanuel Jayaputra, Yabes Jonathan
Sitorus selaku Presiden Republik Indonesia yang sedang
berada di Amerika juga turut serta dalam pertemuan
tersebut melalui video conference.
- Bahwa benar berdasarkan keterangan saksi Dwi Luky
Oktaviany dan saksi Irwan Jatmiko dalam pertemuan
tersebut banyak isu yang diangkat termasuk kondisi
perekonomian Indonesia dan dampak krisis Subprime
Mortgage bagi sistem finansial di Indonesia. Dalam
kesempatan tersebut, Ketua KSSK Irwan Jatmiko juga
meminta pendapat Presiden mengenai rapat KSSK yang
akan dilaksanakan selanjutnya juga membahas
mengenai isu perekonomian Indonesian.

134
- Bahwa dari laporan Bank Indonesia mengeenai keadaan
perekonomian Indonesia antara lain memaparkan
mengenai:
 Bahwa di tengah berbagai gejolak krisis global,
kondisi perBankan Indonesia secara fundamental
masih dapat terjaga namun Bank-Bank yang
melakukan pembiayaan dalam perekonomian
masih mengalami kesulitan likuiditas dan Bank
Indonesia harus menjaga kondisi perBankan dan
perekonomian Indonesia. Bank Indonesia
melakukan pengawasan terhadap Bank-Bank yang
kesulitan likuiditas sehingga perBankan terlihat
mulai berhati-hati dalam menyalurkan kredit
seiring dengan meningkatnya risiko ke depan
sebagai dampak dari melemahnya perekonomian
di sektor riil.
 Bahwa berdasarkan keterangan Dwi Luky
Oktaviany berdasarkan laporan yang diterima dari
Raden Ratu sebagai deputi senior bagian moneter
dan viskal, Ke depan gejolak eksternal diprakirakan
akan memengaruhi kinerja perekonomian
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di triwulan IV-
2008 diprakirakan mulai menurun walaupun secara
keseluruhan tahun 2008 masih dapat mencatat
sekitar 6.1% dan akan semakin melemah di tahun
2009. Pelemahan ekonomi global yang lebih dalam,
termasuk kontraksi ekonomi yang akan terjadi di
berbagai, diprakirakan akan mendorong pelemahan
kinerja ekspor secara signifikan. Tekanan terhadap

135
ekspor bertambah berat terutama ketika
penurunan harga komoditas di pasar internasional
masih terus berlanjut hingga tahun mendatang. Di
sisi domestik, menurunnya pendapatan dari ekspor
serta tersendatnya sumber pembiayaan perBankan
diprakirakan akan menyebabkan pelemahan daya
beli masyarakat. Penyaluran kredit konsumsi
diprakirakan menurun akibat meningkatnya
persepsi risiko debitur, disamping kecenderungan
perBankan menjaga likuiditas yang relatif tinggi di
tengah ketidakpastian.
 Pergerakan rupiah sejalan dengan mata uang
regional yang tertekan akibat ancaman resesi
ekonomi global yang di gambarkan pada grafik
dibawah ini:

 Bahwa dengan ekspektasi terhadap kinerja neraca


pembayaran. Ekonomi global khususnya AS yang
telah berada dalam resesi serta menurunnya harga
komoditas internasional dikhawatirkan akan
memengaruhi kinerja ekspor sehingga diperkirakan

136
akan memengaruhi kinerja neraca pembayaran.
Indikator risiko sebagaimana tercermin pada yield
spread antara global bond Indonesia dan obligasi
pemerintah Amerika (US T-Note) menunjukkan
peningkatan.

 Sementara itu ekspektasi depresiasi masih kuat


seperti tercermin pada peningkatan indikator premi
swap. Di sisi lain, indikator Credit Default Swap
(CDS) yang mencerminkan kemampuan Pemerintah
untuk membayar surat utangnya bergerak stabil.

 Pesimisme terhadap ekonomi global yang


ditunjukkan oleh lembagalembaga internasional
melalui koreksi prediksi pertumbuhan ekonomi

137
global ke depan semakin menambah pesimisme
para pelaku pasar. Investor menilai prospek
penempatan dana di aset Emerging Market menurun
dan memilih mengalihkan dananya ke aset yang
lebih aman yakni US Treasury (perilaku menghindari
risiko - risk aversion). Hal itu sejalan dengan
memburuknya indikator risiko yang tercermin pada
melebarnya EMBIG Spread (Emerging Market Bond
Index Global). EMBIG Spread merupakan spread
antara yield US Treasury dan komposit dari yield
negara-negara Emerging Market. Di samping itu,
penurunan harga komoditas internasional dan
ekspektasi penurunan profit turut memberikan
tekanan terhadap bursa saham global yang pada
akhirnya memberikan tekanan terhadap mata uang
regional.

138
 Dalam upaya mengantisipasi dampak krisis
keuangan global yang beRpotensi membahayakan
stabilitas sistem keuangan dan perekonomian
nasional, Bank Indonesia menyempurnakan
ketentuan fasilitas likuiditas Bank umum, yaitu
Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum (FLI),
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank
Umum (FPJP), dan Fasilitas Pembiayaan Darurat
Bagi Bank Umum (FPD). Terbitnya peraturan
tersebut juga melengkapi mekanisme Jaring
Pengaman Sistem Keuangan (JPSK) sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (PeRppu) No.4 Tahun
2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan.
Ketentuan Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI)
mengatur pemberian fasilitas untuk mengatasi
kekurangan likuiditas akibat kesenjangan antara
arus dana masuk dan arus dana keluar. Pemberian
fasilitas ini kepada Bank ditujukan untuk
memperlancar operasi sistem pembayaran dengan
didukung agunan likuid dan bernilai tinggi.
Penyempurnaan ketentuan Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek (FPJP) memberikan akses yang lebih
luas kepada perBankan untuk memperoleh
pendanaan dengan jangka waktu yang lebih
panjang dari FLI. Sementara itu Fasilitas
Pembiayaan Darurat (FPD) diberikan kepada Bank
yang mengalami kesulitan likuiditas tetapi masih
memenuhi tingkat solvabilitas tertentu yang

139
ditetapkan Bank Indonesia, serta berdampak
sistemik. Berbeda dengan FLI dan FPJP, pemberian
FPD harus didasarkan pada keputusan Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), yang
keanggotaannya terdiri dari Menteri Keuangan
sebagai Ketua merangkap Anggota dan Gubernur
Bank Indonesia sebagai Anggota.

- Bahwa berdasarkan hasil pertemuan yang dilakukan


tersebut dari kesaksian Dwi Luky Oktaviany dan Irwan
Jatmiko mengatakan bahwa Presiden Republik Indonesia
Yabes Jonathan Sitorus beRpendapat dalam keadaan
perekonomian Indonesia saat ini yang mengalami
tekanan global dan mengarahkan agar tidak boleh ada
Bank yang gagal dikarenakan imbas krisis yang sedang
melanda dunia akibat krisis Subprime Mortgage yang
terjadi di Amerika Serikat. Bahwa akibat dari krisis
Subprime Mortgage tersebut mulai terasa terutama
menjelang akhir 2008. Setelah mencatat pertumbuhan
ekonomi di atas 6% sampai dengan triwulan III-2008,
perekonomian Indonesia mulai mendapat tekanan berat
pada triwulan IV-2008. Hal itu tercermin pada
perlambatan ekonomi secara signifikan terutama karena
anjloknya kinerja ekspor. Di sisi eksternal, neraca
pembayaran Indonesia mengalami peningkatan defisit
dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan signifikan.
Di pasar keuangan, selisih risiko (risk spread) dari surat-
surat berharga Indonesia mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yang mendorong arus modal keluar dari

140
investasi asing di bursa saham, Surat Utang Negara
(SUN), dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
- Bahwa Sore harinya pada pukul 18.00 WIB dilaksanakan
rapat KSSK yang dilakukan di Kantor Bank Indonesia.
Rapat tersebut dihadiri oleh Dwi Luky Oktaviany seelaku
Gubernur Bank Indonesia, Irwan Jatmiko selaku Ketua
KSSK sekaligus Menteri Perekonomian Indonesia, Lutfika
Dewi selaku Sekretaris KSSK, Thalia Hartandy selaku
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan, Zulkem Rio
selaku Deputi Pengawaan Bank Umum dan Bank Syariah,
Khairunnas selaku Deputi Gubernur Bank Indonesia
Bidang 4 Pengelolaan Moneter, Gabriela Prisrya selaku
Deputi senior Bank Indonesia, Fauzi Rohmat selaku
Direktur Direktoiran Pengawasan Bank, Yuan Fernando
Tharu selaku Direktorat Penelitan dan Pengaturan
PerBankan (DPNP) , Bob Nicholas selaku Kepala Badan
Kebijakan Fiskal (BKF), Renita Aisya selaku Ketua Dewan
Komisioner Bapepam-LK, Ega Almiraselaku Ketua Dewan
Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Gandhi
Sinaga selaku Direktur Utama Bank Sinamb dan
beberapa pejabat terkait lainnya.
- Bahwa berdasarkan keterangan saksi Dwi Luky Oktaviany
dalam pertemuan tersebut membeahas mengenai status
dari PT. Bank Royanmer, Tbk., yang membahas
menganai Proses Penetapan PT Bank Royanmer, Tbk.,
Sebagai Bank Gagal yang Berdampak Sistemik.
- Bahwa berdasarkan berita acara Rapat KSSK, dalam
pertemuan tersebut terdapat perbedaan pendapat antara
beberapa pihak yaitu Yuan Fernando Tharu selaku

141
Direktorat Penelitan dan Pengaturan PerBankan (DPNP) ,
Bob Nicholas selaku Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF),
Zulkem Rio selaku Deputi Pengawaan Bank Umum dan
Bank BTAmenyatakan bahwa kegagalan PT. Bank
Royanmer, Tbk., tidak begitu signifikan terhadap
perBankan dan perekonomian Indonesia. Namum dari
pihak Dwi Luky Oktaviany seelaku Gubernur Bank
Indonesia, Irwan jatmiko selaku Ketua KSSK sekaligus
menteri Perekonomian Indonesia, Lutfika Dewi selaku
Sekretaris KSSK, Khairunnas selaku Deputi Gubernur
Bank Indonesia Bidang 4 Pengelolaan Moneter, Gabriela
Prisrya selaku Deputi senior Bank Indonesia Thalia
Hartandy selaku Sekretaris Jenderal Departemen
Keuangan, Renita Aisya selaku Ketua Dewan Komisioner
Bapepam-LK, Ega Almiraselaku Ketua Dewan Komisioner
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Gandhi Sinaga
selaku Direktur Utama Bank Sinamb menyatakan bahwa
kegagalan Pt. Bank Royanmer, Tbk., merupakan Bank
yang harus dibantu dikarenaakan banyaknya keterkaitan
dengan Bank-Bank lainnya sehingga apabila tidak di
bantu maka akan berdampak sistemek terhadap
perBankan lainnya dan memperburuk kondisi
perekonoian Indonesia disaat sekarang ini akibat dampak
krisis global yag sedang terjadi.
- Bahwa stelah rapat tersebut, keesokan harinya pada
tanggal 5 Desember 2008, Terdakwa Samuel Wiliem
bertemu dengan Dwi Luky Oktaviany selaku Gubernur
Bank Indonesia, di hotel Ambara yang terletak di Jakarta
Pusat untuk membahas terkait penyelamatan Bank

142
Royanmerdan dalam pertemuan tanggal 5 Desember
2008 tersebut Terdakwa Samuel Williem
memberikan/menyerahkan 1 (satu) lembar Bilyet Giro PT
Bank Royanmerdengan nominal Rp. 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah) dengan Nomor : 23 767154
dan cek pelawat (traveler cheque) dengan Mandiri
dengan nominal Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta)
- Bahwa ia terdakwa menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau karena kedudukan sebagai pemegang
saham terbesar PT. Bank Royanmer, Tbk., berdasarkan
hasil Penyidikan, pemberian Traveler Cheque Mandiri
tersebut bertujuan agar dengan tujuan PT. Bank
Royanmer, Tbk di tetapkan sebagai Bank gagal yang
berdanpak sistemik sehingga mendapat FPJP dari LPS.
- Bahwa kemudian pada tanggal 6 Desember 2008
Terdakwa Samuel Willem bertemu dengan Irwan Jatmiko
selaku Menteri Keuangan Dan Ketua Komite System
Stabilitas Keuangan (KSSK) serta Elga Almira selaku
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS), di Kantor Pusat Bank Royanmeryang berlokasi di
Jakarta Pusat untuk membahas terkait penyelamatan
Bank Royanmer.
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 7 Desember 2008
Terdakwa Samuel Willem bertemu kembali dengan Irwan
Jatmiko selaku Menteri Keuangan Dan Ketua Komite
System Stabilitas Keuangan (KSSK) serta Elga Almira
selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin

143
Simpanan (LPS), di hotel Ambara yang terletak di Jakarta
Pusat dan memberikan/menyerahkan 1 (satu) lembar
Bilyet Giro PT Bank Royanmerdengan nominal Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) denga Nomor : 23
767155 kepada rekening Ega Almiradan 1 (satu) Bilyet
Giro PT Bank Royanmerdengan nominal Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)dengan Nomor : 23
767156 diberikan kepada Irwan Jatmiko selaku Ketua
KSSK sekaligus Menteri Keuangan Republik Indonesia.
- Bahawa seetelah pemaparan pendapat disampaikan,
maka digelar kembali rapat terbatas pada tanggal 10
Desember 2008 yang hanya dihadiri oleh Menteri
Keuangan selaku Ketua KSSK, Gubernur Bank Indonesia,
Ketua Dewan Komisioner Bapepam-LK, Ketua Dewan
Komisioner LPS, serta Sekretaris KSSK untuk
pengambilan keputusan terkait penyelamatan Bank
Royanmerdengan kesimpulan sebagai berikut :
5) KSSK menetapkan Bank Royanmersebagai Bank gagal
yang berdampak sistemik.
6) KSSK menetapkan penanganan Bank Royanmer
kepada LPS.
7) LPS memerlukan dukungan Bank Sinamb untuk
pengisian manajemen baru Bank Royanmersebagai
bentuk dukungan profesional Bank Sinamb.
8) Berkenaan dengan butir 3, Bank Sinamb telah
memiliki calon, namun perlu ada satu pengurus lama
guna kesinambungan kepengurusan.
- Bahwa sehari berselang bertepat pada tanhgal 11
Desember 2008, Bank Royanmerresmi ditetapkan

144
sebagai Bank gagal yang berdampak sistemik dan
berada di bawah pengawasan LPS dan berdasrkan
keputusan tersebut PT. Bank Royanmer, Tbk.,
mendapatkan FPJP dari LPS sebesar Rp
6.521.000.000.000,00 (enam trilyun lima ratus dua puluh
satu milyar rupiah) yang terbagi dalam 7 tahap
pemberian sampai dengan tanggal 7 Agustus 2009 yang
dirincikan sebagai berikut:
- Tahapan dan Nominal Bailout dari LPS ke Bank RoyanmerTbk
Tahap Nilai Setoran Penyertaan Modal Sementara (PMS)
LPS ke Bank RoyanmerTbk
Tahap Rp. No Tanggal Nilai Ketera
1 1.275.000.0 ngan
00.000,00 Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
Komisioner (KDK) LPS No. KEP.018/DK/XI/2008
tanggal 3 Desember 2008 tentang Penetapan
Biaya Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 4-Des 08 Rp.200.000.000.000 Tunai


dilakukan 7 kali ,00
2 5-Des-08 Rp.200.000.000.000 Tunai
,00
3 8-Des-08 Rp.200.000.000,000 Tunai
,00
4 10-Des-08 Rp. Tunai
154.000.000.000,00
5 11-Des-08 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
6 16-Des-08 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
7 18-Des-08
Tahap Rp.846.000. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
II 000.000,00 Komisioner (KDK) LPS No.
KEP.001/DK/XII/2008 tanggal 04 Januari 2009
tentang Penetapan Tambahan Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 5-Jan-09 Rp.150.000.000.000 Tunai


dilakukan 6 kali ,00

145
2 8-Jan-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
3 13-Jan-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
4 16-Jan-09 Rp.146.000.000.000 SUN
,00
5 19-Jan-09 Rp. Tunai
200.000.000.000,00
6 26-Jan-09 150.000.000.000,00 Tunai
Tahap Rp.900.000. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
III 000.000,00 Komisioner (KDK) LPS No. KEP.002/DK/II/2009
tanggal 03 Februari 2009 tentang Penetapan
Tambahan Kedua Biaya Penanganan PT Bank
Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 4-Feb-09 Rp.150.000.000.,00 Tunai


dilakukan 3 kali 2 9-Feb-09 Rp.100.000.000.,00, SUN
00
3 13-Feb-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
4 17-Feb-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
5 19-Feb-09 Rp.200.000.000.000 SUN
,00
6 20-Feb-09 Rp. Tunai
50.000.000.000,00
7 23-Feb-09 Rp. Tunai
100.000.000.000,00
8 26-Feb-09 Rp.150.000.000.000 Tunai
,00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
IV 1.600.000.0 Komisioner (KDK) LPS No.
00.000,00 KEP.003/DK/VII/2009 tanggal 01 Maret 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 2-Mar-09 Rp.250.000.000.000 SUN


dilakukan 11 kali ,00
2 5-Mar-09 Rp.250.000.000.000 SUN
,00
3 9-Mar-09 Rp.200.000.000.000 Tunai
,00
4 11-Mar-09 Rp.150.000.000.000 Tunai
,00
5 13-Mar-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
6 17-Mar-09 Rp.200.000.000.000 SUN

146
,00
7 19-Mar-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
8 23-Mar-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
9 25-Mar-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
10 27-Mar-09 Rp.150.000.000.000 Tunai
,00
11 30-Mar-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
V 700.000.000 Komisioner (KDK) LPS No.
.000,00 KEP.004/DK/VII/2009 tanggal 04 Mei 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 5-Mei-09 Rp.100.000.000.000 SUN


dilakukan 7 kali ,00
2 7-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
3 11-Mei-09 Rp.150.000.000.000 SUN
,00
4 13-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
5 14-Mei-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
6 18-Mei-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
7 20-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
Tahap Rp.600.000. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
VI 000.000,00 Komisioner (KDK) LPS No.
KEP.005/DK/VII/2009 tanggal 30 April 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 1-Mei-09 Rp.100.000.000.000 SUN


dilakukan 6 kali ,00
2 5-Mei-09 Rp.100.000.000.000 Tunai
,00
3 8-Mei-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
4 9-Mei-09 Rp.40.000.000.000, Tunai
00
5 12-Mei-09 Rp.150.000.000.000 SUN
,00

147
6 16-Mei-09
Rp.60.000.000.000, Tunai
00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
VII 350.000.000 Komisioner (KDK) LPS No.
.000,00 KEP.006/DK/VII/2009 tanggal 30 Juni 2009
tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 1-Juli-09 Rp.50.000.000.000, Tunai


dilakukan 6 kali 00
2 3-Juli-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
3 7-Juli-09 Rp.70.000.000.000, SUN
00
4 10-Juli-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
5 13-Juli-09 Rp.30.000.000.000, Tunai
00
6 16-Juli-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
Tahap Rp. Dasar Penetapan: Keputusan Dewan
VIII 350.000. Komisioner (KDK) LPS No.
000.000, KEP.007/DK/VII/2009 tanggal 31 Juli 2009
00 tentang Penetapan Tambahan Ketiga Biaya
Penanganan PT Bank Royanmer, Tbk.

Penyetoran 1 1-Agust-09 Rp.50.000.000.000, Tunai


dilakukan 5 kali 00
2 2-Agust-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
3 5-Agust-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
4 6-Agust-09 Rp.50.000.000.000, Tunai
00
5 7-Agust-09 Rp.100.000.000.000 SUN
,00
Total FPJP Rp 6.521.000.000.000,00 (enam trilyun lima
ratus dua puluh satu milyar rupiah)

- Bahwa dana sebesar Rp. 6.521.000.000.000,00 (enam


trilyun lima ratus dua puluh satu milyar rupiah) yang
di dapat oleh PT. Bank Royanmer, Tbk., yang diperoleh
dari FPJP yang di berikan LPS tersebut, sebagian besar
digunakan oleh Terdakwa Samuel Williem untuk
kepentingan pribadi dan untuk ditetapkan Bank

148
Royanmersebagai Bank gagal yang berdampak
sistemik dan berada di bawah pengawasan LPS,
sejumlah Rp1.843.400.000.000,00 (satu triliun
delapan ratus empat puluh tiga milyar empat ratus
juta rupiah, dengan perincian :

1. Diterima oleh terdakwa sebesar :


a. Dimasukan ke rekening pribadi Terdakwa,
sebesar Rp. 1.000.000.000.000,00 (1
triliun rupiah)
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 10 agustus 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 15 agustus 2008
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 22 agustus 2008
 Pembelian villa di daerah puncak bogor
senilai Rp.3.000.000.000,00 ( 3 milyar
rupiah) pada tanggal 23 agustus 2009
 Pembelian mobil jeep rubicon senilai Rp.
2.500.000.000,00 ( dua milyar lima ratus
juta rupiah ) pada tanggal 28 agustus
2009
 Pembelian tanah di daerah kuningan,
jakarta selatan seluas 33 are senilai

149
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 1 september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.20.000.000.000,00 ( dua puluh milyar
rupiah) pada tanggal 5 september 2008
 Pembelian mobil mini cooper senilai
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)
pada tanggal 10 september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.25.000.000.000,00 ( dua puluh lima
milyar rupiah) pada tanggal 15
september 2008
 Pembelian lahan kebun teh seluas 3
hektar senilai Rp. 30.000.000.000 ( tiga
puluh milyar rupiah) pada tanggal 18
september 2009
 Pembelian tas dior seharga
Rp.2.000.000.000 ( dua milyar rupiah)
pada tanggal 19 september 2009
 Pembelian motor harley davidson senilai
Rp.1.000.000.000,00( satu milyar rupiah)
pada tanggal 22 september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.17.000.000.000,00 ( tujuh belas
milyar rupiah) pada tanggal 23
september 2008
 Pembelian hotel sunset lover di gili
terawangan lombok senilai

150
Rp.35.000.000.000,00 ( tiga puluh lima
milyar rupiah) pada tanggal 25
september 2009
 Pembelian tas hermes senilai
Rp.3.000.000.000,00 ( tiga milyar rupiah)
pada tanggal 27 september 2009
 Pembelian jam tangan blancpain 1735
grande complication senilai USD800.000
atau Rp.10.500.000.000 ( sepuluh milyar
lima ratus juta rupiah) pada tanggal 29
september 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 30 september 2009
 Pembelian rumah di amerika senilai
USD900.000 senilai
Rp.13.000.000.000,00 ( tiga belas milyar
rupiah)pada tanggal 2 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 4 oktober 2009
 Pembelian 3 unit ruko di jakarta pusat
senilai Rp.5.000.000.000 (lima milyar
rupiah) pada tanggal 6 oktober 2009
 Pembelian jet pribadi senilai
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 9 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar

151
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 10 oktober 2008
 Pemindah bukuan Bank Royanmer ke
Bank sinamb sebesar
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 12 oktober 2009
 Pembelian tas channel senilai
Rp.3.000.000.000 (tiga milyar rupiah)
pada tanggal 13 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.3.000.000.000,00 ( tiga milyar rupiah)
pada tanggal 14 oktober 2009
 Pembelian mobil merchedes benz senilai
Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)
pada tanggal 16 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 18 oktober 2008
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank danamon sebesar
Rp.20.000.000.000,00 ( dua puluh milyar
rupiah) pada tanggal 20 oktober 2009
 Pembelian jam tangan louis moinet
magistralis senilai Rp. 11.500.000.000,00
(sebelas milyar lima ratus juta rupiah)
pada tanggal 22 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar

152
Rp.8.000.000.000,00 ( delapan milyar
rupiah) pada tanggal 23 oktober 2008
 Pembelian rumah mewah di kawasan
tanjung mas, jakarta pusat senilai
Rp.15.000.000.000,00 (lima belas milyar
rupiah ) pada tanggal 26 oktober 2009
 Mebangun perseroan terbatas di bidang
properti senilai Rp.100.000.000.000,00
( seratus milyar rupiah) pada tanggal 26
oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank BTA sebesar Rp.20.000.000.000
(dua puluh milyar rupiah) pada tanggal
27 oktober 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 29 oktober 2008
 Pembelian mobil porsche carrera GT
senilai $420.000 atau
Rp.8.000.000.000,00 ( delapan milyar
rupiah) pada tanggal 1 november 2009
 Pemindahan bukuan dari Bank Royanmer
ke Bank Mandira sebesar
Rp.15.000.000.000 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 2 november 2009
 Pembelian jam tangan hublot black
claviar bang senilai USD 1 juta atau
Rp.13.500.000.000 ( tiga belas lima ratus
milyar rupiah) pada tanggal 3 november
2009

153
 Pembelian tas hermes senilai
Rp.3.500.000.000,00 ( tiga milyar lima
ratus juta rupiah) pada tanggal 4
november 2009
 Membangun yayasan kasih ibu senilai
Rp.200.000.000.000,00 ( dua ratus milyar
rupiah) pada tanggal 7 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.12.000.000.000,00 ( dua belas milyar
rupiah) pada tanggal 4 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer
ke Bank sinarmas Rp.15.000.000.000
( lima belas milyar rupiah) pada tanggal 8
november 2009
 Pembelian emas batangan seberat 6,1kg
senilai Rp. 185.000.000.000 (seratus
delapan puluh lima milyar rupiah) pada
tanggal 11 november 2009.
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.20.000.000.000,00 ( dua puluh milyar
rupiah) pada tanggal 10 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 17 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.9.000.000.000,00 ( sembilan milyar
rupiah) pada tanggal 23 november 2009

154
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.10.000.000.000,00 ( sepuluh milyar
rupiah) pada tanggal 29 november 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.5.000.000.000,00 ( lima milyar rupiah)
pada tanggal 4 Desember 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.12.000.000.000,00 ( dua belas milyar
rupiah) pada tanggal 12 Desember 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.15.000.000.000,00 ( lima belas milyar
rupiah) pada tanggal 19 Desember 2009
 Pemindah bukuan dari Bank Royanmer ke
Bank National of China sebesar
Rp.4.000.000.000,00 ( empat milyar
rupiah) pada tanggal 22 Desember 2009
Bahwa aliran dana tersebut tertuang dalam
rekening koran sebagai berikut:
- Bank CBA dengan nomor laporan
15012010 Periode transaksi :
27/10/2009-25/11/2009
- Bank Danamon dengan nomor
laporan 11012010 Periode transaksi
20/08/2009-03/12/2009
- Bank Mandira dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi :
02/11/2019-17/11/2019

155
- Bank BTA Syariah dengan nomor
laporan 11012010 Periode
transaksi : 12/10/2009-17/11/2009
- Bank Of China dengan nomor
laporan 11012010 Periode
transaksi : 10/08/2009-23/12/2009
- Bank Of China dengan nomor
laporan 11012010 Periode
transaksi : 10/08/2009-22/12/2009
- Bank Of China dengan nomor
laporan 11012010 Periode
transaksi : 10/08/2009-22/12/2009

b. Menerima Surat Hutang Negara sebesar Rp


793.400.000.000,00 (tuju ratus sembilan puluh
tiga milyar empat ratus juta rupiah,
2. Diberikan kepada Dwi Lucky Oktaviani selaku
Gubernur Bank Indonesia, sebesar RP.
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dengan
rincian sebagai berikut :
 Pemberian biyet giro Bank Mandira dengan
nomor: 2209567 dengan nominal RP
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) oleh
terdakwa Samuel Willem.
 Pemberian Rumah di kawasan Menteng,
Jakarta Pusat dengan harga RP
1.800.000.000,00 (satu milyar delapan ratus
juta rupiah) Nomor Sertifikat Tanah :
11.45.27.05.1.88764. oleh Lalu Ariesta selaku
sekertaris pribadi terdakwa Samuel willem.

156
 Pembindah bukuan Bank BRA dengan nomor
rekening 002347786 a.n Samuel Willem ke
Bank BTA 8840965 a.n Dwi Luky Oktaviany
pada tanggal 24 Desember 2009 sebesar
Rp.800.000.000,00 ( delapan ratus juta
rupiah).
 Pemberian villa di kawasan puncak , bogor
dengan harga Rp.2.500.000.000,00 ( dua
milyar lima ratus juta rupiah) Nomor Sertifikat
Tanah : 09.16.12.04.1.22529 oleh Felix
Santoso kepada Dwi Luky Oktaviany.
 Pemberian emas batangan seberat 1 kg
senilai Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) oleh Samuel Willem melalui sekertaris
pribadi terdakwa yaitu Lalu Ariesta pada
tanggal 19 Oktober 2009.
 Pemberian mobil mewah bermerk Jeep
Rubicon senilai 1.500.000.000,00 ( satu
milyar lima ratus juta rupiah) oleh samuel
willem melalui Lalu Ariestapada tanggal 2
November 2009.
 Transfer uang Bank Mandira atas nama Aisya
Ayu kepada rekening Bank Danamon atas
nama Dwi Luky Oktaviany senilai
Rp.400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah)
pada tanggal 22 Oktober 2009.
 Transfer uang atas nama Felix Santoso
kepada rekening atas nama Dwi Luky
Oktaviany senilai Rp.500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).
 Transfer uang Bank Danamon atas nama
Setia Aji Pamungkas kepada rekening Bank

157
Danamon atas nama Dwi Luky Oktaviany
senilai Rp.350.000.000,00 ( tiga ratus lima
puluh juta rupiah)pada tanggal 30 Oktober
2009.
 Transfer uang atas nama Gina Aurelia Nadia
selaku istri terdakwa pada tanggal 27
Desember 2009 kepada rekening atas nama
Dwi Luky Oktaviany senilai Rp.
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
rupiah)
 Pemberian tanah di Jalan Rasuna Said No. 07
kawasan kuningan, jakarta selatan seluas 2,3
are senilai Rp.700.000.000,00 ( tujuh ratus
juta rupiah) dengan Nomor Sertifikat Tanah :
10.15.22.05.1.02324.
Dengan perincian rekening koran sebagai
berikut:
- Bank CBA dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi : 24/08/2009-
29/12/2009

3. Diberikan kepada Irwan Jatmiko selaku Menteri


Keuangan Dan Ketua Komite System Stabilitas
Keuangan (KSSK), sebesar Rp. 15.000.000.000,00
(lima belas milyar rupiah) dengan rincian sebagai
berikut:
 Pemberian rumah dikawasan Jl Tubagus Ismail,
bandung utara seharga RP.5.300.000.000,00
(lima milyar tiga ratus juta rupiah) pada hari
selasa tanggal 7 Desember 2008 Nomor Sertifikat
Tanah : 19.15.02.85.1.02534.

158
 Pemberian Bilyet Giro Bank BTA no. Ac 483906
sejumlah atas nama Samuel Willem RP.
2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) untuk
rekening no. 8884121131 atas nama Irwan
Jatmiko pada hari rabu tanggal 8 Desember
2009.
 Pemberian mobil Mercedes-Benz Maybach S-
Class seharga RP. 5.400.000.000,00 (lima milyar
empat ratus juta rupiah) pada hari minggu
tanggal 12 Desember 2008 yang diserahkan lalu
arriesta kepada ajeng triana.
 Senin taggal 13 Desember 2008, transfer dari
Bank BTA no rekenening 8884121131 ke ank BTN
sejumlah RP. 500.000.000 (lima ratus juta
rupian), dengan sebagai berikut:
 Transfer dari Bank Danamon ke Bank BTA
Syariah a.n Gina Aurelia Nadia ke no. Rekening
1778577688 a.n Ega Almirasejumlah RP.
500.000.000 (lima ratus juta rupian) pada hari
kamis tanggal 16 Desember 2008
 Minggu tanggal 26 Desember 2008 pemberian
jam tangan Richard mille seri rm 011 seharga RP.
1.100.000.000,00 (satu milyar seratus juta
rupiah) oleh Lalu Ariesta selaku sekertaris
Samuel Willem kepada Ajeng Triana selaku
sekertaris Irwan Jatmiko.
 Cek Bank Danamon dengan nomor : 2090463
sejumlah Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupian) diberikan oleh lalu ariesta kepada Ajeng
Triana pada tanggal senin tanggal 27 Desember
2008.
Dengan rincian rekening koran sebagai berikut:

159
- Bank BTN dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi : 13/12/2009-
25/12/2009

4. Diberikan kepada Elga Almira selaku Ketua Dewan


Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),
sebesar Rp. 150.000.000.000,00 (dua ratus milyar
rupiah).
 Transfer dari Bank Berlian ke Bank BTA a.n Samuel
willem. Ke no. Rekening 1768177328 a.n Ega
Almirasejumlah RP.675.000.000,00 (enam ratus
tujuh puluh lima juta rupiah) pada hari selasa
tanggal 7 Desember 2008
 selasa tanggal 7 Desember 2008 pemberian
Diamons seberat 24 karat seharga
RP.750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah) oleh Lalu Ariesta selaku sekertari Samuel
Willem kepada Ega Almira.
 Pemberian mobil Fortuner seharga RP.
700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) pada hari
rabu tanggal 8 Desember 2008 yang diserahkan
samuel willem kepada Sonia Putri selaku sekertaris
Ega Almira.
 Transfer dari Bank Royanmer ke Bank Mandira a.n
Felix Santoso. Ke no. Rekening 1668122323 a.n
Ega Almirasejumlah RP.750.000.000,00 (tujuh
ratus lima puluh juta rupiah) pada hari rabu tanggl
8 Desember 2008
 Cek Bank BTA dengan nomor : 21903632
sejumlah Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupian) diberikan oleh Lalu Ariesta

160
kepada Ega Almirapada tanggal kamis tanggal 9
Desember 2008
 Kamis tanggal 9 Desember 2008 pemberian emas
batangan seberat 833 gram seharga RP.
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
oleh Samuel Willem kepada Ega Almira.
 Transfer dari Bank BNI ke National of China a.n
Felix Santoso Ke no. Rekening 1266123311 a.n Ega
Almirasejumlah RP.1.000.000.000,00 (satu maliyar
rupiah) pada hari jum’at tanggl 10 Desember 2008.
 Pemberian sepatu bermerek Dior seharga RP.
810.000.000,00 ( delapan ratus sepuluh juta
rupiah) pada hari sabtu tanggal 11 Desember 2008
yang diserahkan Lalu Ariesta selaku sekertaris
samuel willem kepada Sonia Putri selaku
sekertaris Ega Almira.
 Pemberian tanah seluas 4 are Jl. Kelapa gading.
Jakarta pusat seharga RP. 990.000.000,00
(sembilan ratus sembilan puluh juta rupiah) oleh
Felix Santoso kepada Ega Almira.
 Pemberian bilyet giro Bank BNI no. Ac 443902
sejumlah RP. 880.000.000,00 (Delapan ratus
delapan puluh juta rupiah) untuk rekening no.
8614121732 atas nama Samuel willem pada hari
sabtu tanggal 11 Desember 2008
 Pemberian mobil bermerek Rubicon seharga
RP.980.000.000,00 (sembilan ratus delapan puluh
juta rupiah) pada hari minggu tanggal 12
Desember 2008 yang diserahkan Lalu Ariesta
kepada Ega Almira.
 Transfer dari Bank Mandira ke Bank BRA a.n Felix
santoso Ke no. Rekening 8266133412 a.n Ega

161
Almirasejumlah RP.800.000.000,00 (delapan ratus
juta rupiah) pada hari senin tanggl 13 Desember
2008.
 Senin tanggal 13 Desember 2008 pemberian tas
Branded bermerek Gucci seharga
RP.980.000.000,00 (sembilan ratus delapan puluh
juta rupiah) oleh Lalu Ariesta selaku sekertari
Samuel Willem kepada Sonia Putri selaku
sekertaris Ega Almira.
 selasa tanggal 14 Desember 2008 pemberian
diamons seberat 25 karat seharga
RP.800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) oleh
Felix Santoso kepada Ega Almira.
 Selasa taggal 14 Desember 2008, transfer dari
Bank Royanmer no rekenening 8384021831 a.n
Samuel Willem ke Bank BRA sejumlah RP.
780.000.000,00 (tujuh ratus delapan puluh juta
rupiah).
 Transfer dari Bank BNI ke Bank Mandira a.n Felix
santoso Ke no. Rekening 1886229931 a.n Ega
Almirasejumlah RP.650.000.000,00 (enam ratus
lima puluh juta rupiah) pada hari kamis tanggl 16
Desember 2008
 Pemberian apertemen dialam sutra dengan tipe full
furnishrd seharga RP.890.000.000,00 (delapan
ratus sembilan puluh juta rupiah) pada hari jum’at
tanggal 17 Desember 2008.
 Jum’at taggal 17 Desember 2008, transfer dari
Bank BRA no rekenening 8004010831 ke Bank BTA
sejumlah RP. 795.000.000,00 (tujuh ratus sembilan
puluh lima juta rupiah).

162
 Pemberian tas bermerek chanel seharga RP.
875.000.000,00 (delapan ratus tujuh puluh lima
juta rupiah) pada hari senin tanggal 20 Desember
2008 yang diserahkan Lalu Ariesta kepada Sonia
Putri .
 Transfer dari Bank Mandira ke Bank BNI a.n Felix
Santoso Ke no. Rekening 1816219951 a.n Sonia
Putri sejumlah RP.980.000.000,00 (sembilan ratus
delapan puluh juta rupiah) pada hari senin tanggl
20 Desember 2008
 Selasa taggal 21 Desember 2008, transfer dari
Bank Mandira no rekenening 8014010033 ke Bank
BNI sejumlah RP. 950.000.000,00 (sembilan ratus
lima puluh juta rupiah), dengan sebagai berikut:
 Pemberian mobil Mini Coper seharga RP.
990.000.000,00 (sembilan ratus sembilan puluh
juta rupiah) pada hari kamis tanggal 23 Desember
2008 yang diserahkan Samuel Willem kepada Ega
Almira.
 Pemberian tanah didaerah bogor seluas 10 are
seharga RP.770.000.000,00 (tujuh ratus tujuh
puluh juta rupiah) pada hari sabtu tanggal 25
Desember 2008.
 Transfer dari Bank BTAke Bank BNI a.n Samuel
willem Ke no. Rekening 1016232727 a.n Ega
Almirasejumlah RP.425.000.000,00 (empat ratus
dua puluh lima juta rupiah) pada hari senin tanggl
27 Desember 2008
 Cek Bank BTA dengan nomor : 20003630
sejumlah Rp. 1.000.000.000 (satu maliyar rupian)
diberikan oleh Lalu Ariesta kepada Ega Almirapada
tanggal senin tanggal 27 Desember 2008

163
 Selasa tanggal 28 Desember 2008 pemberian jam
tangan bermerek Rolexs seharga RP.
700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) oleh Lalu
Ariesta selaku Sekertaris Samuel Willem kepada
sonia putri.
 Rabu taggal 29 Desember 2008, transfer dari Bank
Mandira no rekenening 8014010033 ke Bank BTA
sejumlah RP. 850.000.000,00 (delapan ratus lima
puluh juta rupiah), dengan sebagai berikut:
 Rabu tanggal 29 Desember 2008 pemberian
diamons seberat 24 karat seharga RP.
780.000.000,00 (tujuh ratus dua puluh juta rupiah)
oleh Felix Santoso kepada Sonia Putri selaku
sekertaris Ega Almira.
 Transfer dari Bank BTA ke Bank BTA a.n Felix
santoso Ke no. Rekening 1010232177 a.n Ega
Almirasejumlah RP.940.000.000,00 (sembilan ratus
empat puluh juta rupiah) pada hari rabu tanggl 29
Desember 2008
 Cek Bank danamon dengan nomor : 1090866
sejumlah Rp. 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh
juta rupiah) diberikan oleh lalu ariesta kepada
sonia putri pada tanggal kamis tanggal 30
Desember 2008
 Pemberian sebuah Sepeda Motor Bermerek Hurle
Dauidson seharga RP. 910.000.000,00 (sembilan
ratus sepuluh juta rupiah) pada hari kamis tanggal
30 Desember 2008 yang diserahkan Felix Santoso
kepada Ega Almira.
 Pemberian bilyet giro Bank BTA no. Ac 403966
sejumlah RP. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah)
untuk rekening no. 8884116031 atas nama Samuel

164
willem pada hari jum’a tanggal 31 Desember
2008.
Dengan perincian rekening koran sebagai berikut:

- Bank BNI dengan nomor laporan


11012010 Periode transaksi :
10/12/2009-14/12/2009
- Bank BRA dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi :
13/12/2009-23/12/2009
- Bank CBA dengan nomor laporan
15012010 Periode transaksi :
7/12/2009-29/11/2009
- Bank Mandira dengan nomor laporan
11012010 Periode transaksi :
07/12/2009-23/12/2009

- Bahwa dari dalam laporan awal BPK dan PPATK pada


bulan Desember 2009, menyebutkan adanya transaksi
mencurigakan yang dilakukan terdakwa dan beberapa
pihak seperti Dwi Luky Oktaviany, Ega Amira, Irwan
Jatiko, aisya ayu, Setya Aji Pamungkas, yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara yang
sangat besar terhadap pemberian FPJP dari LPS ke
Bank Royanmerdimana dalam laporan awal BPK
menyebutkan adanya dugaan rekayasa suntikan dana
dalam Peraturan LPS dan adanya laporan dari PPATK
adanya aliran dana yang mencurigkan dari Terdakwa
Samuel Willem kepada Irwan Jatmiko dan Ega Almira,
serta menemukan pengalihan asset milik Ega Almirake
Swiss serta transaksi yang masuk ke rekening pihak-
pihak terkait.

165
- Bahwa dari uang sebesar Rp Rp1.843.400.000.000,00
(satu triliun delapan ratus empat puluh tiga milyar
empat ratus juta rupiah) yang digunakan Terdakwa
Samuel Wiliem untuk memperkaya diri sendiri dan
orang lain yang telah dibagikan kepada Gabriella
Pristia selaku Deputi senior Bank Indonesia, Dwi Lucky
Oktaviani selaku Gubernur Bank Indonesia, Irwan
Jatmiko selaku Menteri Keuangan Dan Ketua Komite
System Stabilitas Keuangan (KSSK), Elga Almira
selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga Pienjamin
Simpanan (LPS) dapat dilakukan penyitaan oleh
Penyidik KPK sebagai berikut :
a. uang senilai Rp 8.509.000.000,00 (depalan milyar
limaratus Sembilan juta rupiah), pecahan US dolar
senilai US$235.867 (dua ratus tiga puluh lima ribu
delapan ratus enpuluh tujuh Dolar Amerika), satu
buah emas batangan seberat 1,2 kilogram, dua
mobil Fortuner, tiga buah handphone merek
BlackBerry dan beberap dokumen lainya dari
rumah Terdakwa Samuel Wiliem (dengan bukti
penyitaan penyidik KPK pada tanggal 18 Januari
2010 dengan Nomor 12/383/8/2010.
b. Satu Buku Tabungan Giro Bank Sentosa atas nama
Samuel Wiliem rek. No. 2345-10-999-012
tercantum saldo sejumlah Rp. Rp.
100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah)
(dengan bukti penyitaan penyidik KPK pada
tanggal 19 Januari 2010 dengan Nomor
13/383/8/2010.
c. Satu Buku Tabungan Giro Bank Sinar atas nama
Samuel Wiliem rek. No. 111-09-1234 tercantum
saldo sejumlah Rp. Rp. 1.000.000.000,00 (satu

166
milyar rupiah)(dengan bukti penyitaan penyidik
KPK pada tanggal 19 Januari 2010 dengan Nomor
14/383/8/2010).
d. 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) Bank Muharliman,
Nomor : 12 291108 tertanggal 5 Maret 2004
tercantum nominal sebesar Rp. 5.000.000.000,00
(lima milyar rupiah) (dengan bukti penyitaan
penyidik KPK pada tanggal 19 Januari 2010 dengan
Nomor 15/383/8/2010).
e. 5 (Lima) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank
Royanmer, Tbk. Dengan rincian :
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank
Royanmer, Tbk Nomor : 23 767153 tertanggal 4
Oktober 2008 tercantum nominal sebesar RP
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank
Royanmer, Tbk Nomor : 23 767154 tertanggal 5
Desember 2008 tercantum nominal sebesar RP
100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah).
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT Bank
Royanmer, Tbk Nomor : 23 767155 tertanggal 7
Desember 2008 tercantum nominal sebesar RP
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
- 1 (satu) lembar Bilyet Giro (BG) PT
- Bank Royanmer, Tbk Nomor : 23 767156
tertanggal 7 Desember 2008 tercantum
nominal sebesar RP 15.000.000.000,00 (lima
belas milyar rupiah).
(Dengan bukti penyitaan penyidik KPK pada
tanggal 19 Januari 2010 dengan Nomor
15/383/8/2010).

167
- Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas perbuatan
Terdakwa Samuel Willem telah merugikan
keuangan negara dan perekonomian negara
sebesar Rp Rp1.843.400.000.000,00 (satu triliun
delapan ratus empat puluh tiga milyar empat ratus
juta rupiah) dalam penerimaan Fasilitas Pendanaan
Jangka Pendek (FPJP). Hal tersebut berdasarkan
Laporan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
yang dilakukan ahli ndari Badan Pengawas Keuangan
Dan Pembangunan (BPKP) dengan surat nomor :SR-
168/D7/01/2009 Tanggal 3 Januari 2009 prihal
Laporan Hasil Audit Dalam Rangka Perhitungan
Keuangan Negara Atas Kasus Dugaan Tindak Pidana
Korupsi Dalam pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka
Pendek oleh Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS)

-------Perbuatan Terdakwa Diatur Dan Diancam Pidana


Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
Sebagai Mana Yang Telah Diubah Dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidak Korupsi Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Tentang Penyertaan.
----------------------------------------------------------

Jakarta Pusat, 15 April


2010
Penuntut Umum KPK,

Elma Saida Rahma Sari


SH.,M.Hum

168
Ni Nyoman Sri Sukma M.V.
SH.,M.H

169

Anda mungkin juga menyukai