0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan5 halaman
Samuel Willem dituntut atas dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek dari LPS ke Bank Royanmer senilai Rp1,843 triliun yang menyebabkan kerugian negara. Ia diduga melakukan pemalsuan data untuk memenuhi syarat pinjaman dan memberi suap kepada pejabat terkait. Jika terbukti bersalah, Samuel Willem diancam hingga 20 tahun penjara.
Samuel Willem dituntut atas dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek dari LPS ke Bank Royanmer senilai Rp1,843 triliun yang menyebabkan kerugian negara. Ia diduga melakukan pemalsuan data untuk memenuhi syarat pinjaman dan memberi suap kepada pejabat terkait. Jika terbukti bersalah, Samuel Willem diancam hingga 20 tahun penjara.
Samuel Willem dituntut atas dugaan korupsi terkait pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek dari LPS ke Bank Royanmer senilai Rp1,843 triliun yang menyebabkan kerugian negara. Ia diduga melakukan pemalsuan data untuk memenuhi syarat pinjaman dan memberi suap kepada pejabat terkait. Jika terbukti bersalah, Samuel Willem diancam hingga 20 tahun penjara.
Tim penasehat hukum terdakwa Dan hadirin sidang yang kami hormati
Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi dalam perkara
Tindak Pidana Korupsi
UNTUK DAN ATAS NAMA TERDAKWA : SAMUEL WILLEM, MBA.
IDENTITAS SELENGKAPNYA ,Mohon dianggap telah dibacakan. JENIS PENAHANAN ,Mohon Dianggap telah dibacakan. DAKWAAN : PRIMAIR
-------------Bahwa ia Terdakwa Samuel Willem, selaku Pemegang
Saham PT. Bank Royanmer Tbk, bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama- sama dengan Gabriella Pristya selaku Deputi Senior Bank Indonesia, Dwi Luky Oktaviany selaku Gubernur Bank Indonesia, Irwan Jatmiko selaku Menteri Keuangan dan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Serta Ega Almira selaku Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) (berkas perkara diajukan secara terpisah) pada hari dan tanggal yang tidak dapat dipastikan lagi ,dalam kurun waktu antara 15 Oktober 2008 sampai dengan 17 januari 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu lain pada akhir tahun 2008 sampai dengan awal 2010, bertempat di kantor pusat PT. Bank Royanmer, Tbk, yang beralamat di Jln. Muara Baru No. 12 B, Penjaringan Jakarta Pusat, atau setidak- tidaknya pada tempat lain, berdasarkan Pasal 5 Jo. Pasal 34 huruf a Undang-Undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang berwenang,memeriksa dan mengadili perkara tindak pidana korupsi, telah melakukan atau turut serta melakukan perbuatan yang harus dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri, yang diancam dengan pidana pokok sejenis, bahwa terdakwa secara melawan hukum ,melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang telah mengakibatkan Kerugian terhadap keuangan dan perekonomian Negara Republik Indonesia, sekurang-kurangnya sejumlah Rp1.843.400.000.000,00 (satu triliun delapan ratus empat puluh tiga milyar empat ratus juta rupiah), yang dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut: - Bahwa bermula dari laporan BPK , Nomor: LKPK/10/I/2010/KPK tertanggal 4 Januari 2010, menjelaskan terdapat indikasi kerugian keuangan negara yang sangat besar, terhadap pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek atau FPJP dari LPS ke Bank Royanmer. - Bahwa terdakwa Samuel Willeem, selaku pemegang saham terbesar Bank Muharliman, yang merupakan Bank dengan kondisi terpuruk pada akhir Desember tahun 2003, yang diakibatkan oleh kecurangan terdakwa yaitu pembiayaan fiktif, pembiayaan topengan, Mark-up dan memanipulasi data perusahaan; - Bahwa terdakwa, dalam mengatasi permasalahan bank royanmer, melakukan pengajuan FPJP ke Bank Indonesia yang pada saat itu, PT. Bank Royanmer, Tbk., tidak memenuhi persyaratan Capital Adequacy Ratio (CAR), Maka untuk memenuhi persyaratan FPJP tersebut ,PT. Bank Royanmer Tbk merubah Capital Adequacy Ratio dengan cara L/C fiktif, kredit fiktif, window dressing, serta manipulasi data dan terdakwa telah melakukan pemberian sejumah uang terhadap Deputi Senior Bank Indonesia, Gubernur Bank Indonesia, Ketua KSSK, Ketua Dewan Komisioner LPS serta pejabat-pejabat terkait, yang membantu terdakwa untuk memperoleh FPJP yang dipergunakan terdakwa; - Bahwa pada bulan November tahun 2008, bank indonesia memberikan FPJP kepada bank royanmer sebesar Rp782.000.000,00 (tujuh ratus delapan puluh dua miliar rupiah) dalam 2 tahap pemberian hingga 3 desember 2008, namun pada tanggal 4 desember 2008, diketahui bahwa Capital adequacy Ratio bank Royanmer, menurun hingga 3,76% dan semakin mengalami tekanan likuiditas, sehingga kondisi bank royanmer termasuk dalam keadaan krisis mortgage bagi sistem finansial di Indonesia; - Bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, LPS memberikan FPJP kepada PT. Bank Royanmer Tbk sebesar Rp. 6.521.000.000.000,00 (Enam triliun lima ratus dua puluh satu rupiah) dengan 8 tahap pemberian pada tanggal 11 Desember 2008 smapai dengan 7 Agustus 2009 - Bahwa pada bulan desember tahun 2009, BPK menyebutkan adanya dugaan rekayasa suntikan dana dalam peraturan LPS. Disaat bersamaan, terdapat laporan dari Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Adanya aliran dana yang mencurigakan dari Samuel WIlem kepada Irwan Jatmiko dan Ega Almira. PPATK juga menemukan pengalihan asset milik Ega Almira ke swiss, serta transaksi mencurigakan lainnya. - Bahwa pada pukul 11 malam tertanggal 17 Januari 2010, Samuel Willem ditangkap di kediamannya yang sedang berada di sebuah kamar bersama Ajeng triana dan Sonia putri. Setelah dilakukan penggeledahan, ditemukan sejumlah uang senilai Rp. 8.509.000.000,00 ( delapan milliar lima ratus Sembilan juta rupiah) dan US$ 235.867 ( dua ratus tiga puluh lima ribu delapan ratus enam puluh tujuh dolar amerika serikat), satu buah emas batangan seberat 1,2 Kilogram, dua buah mobil fortuner, dua unit CPU, tiga buah handphone bermerek blackberry dan beberapa dokumen lainnya yang disita oleh penggeledah. -------Perbuatan Terdakwa Diatur dan Diancam Pidana Dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Sebagai Mana Yang Telah Diubah Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidak Korupsi Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentang Penyertaan. -------------------------------------------------------------
SUBSIDAIR
------------------- Bahwa ia Terdakwa Samuel Willem,selaku Pemegang
Saham PT. Bank Royanmer Tbk, bertindak secara sendiri-sendiri atau bersama- sama (SEBAGAIMANA DALAM DAKWAAN PRIMAIR, MOHON DIANGGAP TELAH DIBACAKAN) , Bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, yaitu menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada kepadanya karena jabatan atau karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara , yang dilakukan terdakwa dengan cara- cara sebagai berikut : Mohon dianggap telah dibacakan
---------------Perbuatan Terdakwa Diatur Dan Diancam Pidana
Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Sebagai Mana Yang Telah Diubah Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidak Korupsi Jo. Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Tentang Penyertaan. -------------------------------------------------------------
Jakarta Pusat, 15 April
2010 Penuntut Umum KPK, Elma saida rahma sari , SH., M.H