Disusun Oleh:
Bunga Janarum Lestari (1511700115)
Nurma Yunita ( 1511700117)
Karunia Putra Pratama (1511700118)
Mahrus soleh (1511700221)
Dohan Devanendra (1511700172)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
Jl. Semolowaru 45 Surabaya60118
Telp : 031-5931800, Fax : 031-5927817
Email :humas@untag-sby.ac.id
Gambaran Klinis OCD
Pola yang paling sering ditemukan adalah suatu obsesi akan kontaminasi, diikuti oleh
mencuci atau disertai oleh penghindaran obsesif terhadap objek yang kemungkinan
terkontaminasi. Objek yang ditakuti sering kali sukar untuk dihindari (sebagai contoh,
feses,urin,debu, atau kuman). Pasien mungkin secara teru-menerus menggosok kulit
tangannya dengan mencuci tangan secara berlebihan atau mungkin tidak mampu pergi keluar
rumah karena takut akan kuman. Pola kedua yang tersering adalah obsesi keraguan, diikuti
oleh pengecekan yang kompulsi. Obsesi sering kali melibatkan suatu bahaya kekerasan
(seperti lupa mematikan kompor atau tidak mengunci pintu). Pengecekan tersebut mungkin
menyebabkan pasien pulang beberapa kali ke rumah untuk memeriksa pintu yang belum
terkunci. Pasien memiliki keragu-raguan terhadap diri sendiri yang obsesional, saat mereka
selalu merasa bersalah karena melupakan atau melakukan sesuatu .Pola ketiga yang tersering
adalah pola dengan semata-mata pikiran obsesional yang mengganggu tanpa suatu kompulsi.
Obsesi tersebut biasanya berupa pikiran berulang akan suatu tindakan seksual atau agresi
yang dicela oleh pasien. Pola keempat yang tersering adalah kebutuhan akan simetrisitas atau
ketepatan, yang dapat menyebabkan perlambatan kompulsi. Pasien secara harfiah
menghabiskan waktu berjam-jam untuk makan atau mencukur wajahnya. Penumpukan obsesi
dan kompulsi religius adalah sering pada pasien obsesifkompulsif. Trichotilomania (menarik
rambut kompulsif) dan menggigit kuku mungkin merupakan kompulsi yang berhubungan
dengan gangguan obsesifkompulsif
Definisi OCD
Obsesi berkaitan dengan pikiran, sedangkan kompulsif sendiri berkaitan dengan perilaku.
Secara lebih lengkap obsesi adalah pikiran, perasaan, ide atau sensasi yang mengganggu
(intrusif). Sedangkan suatu kompulsif adalah perilaku yang disadari, dibakukan atau
menghindari. Obsesi meningkatkan kecemasan seseorang, sedangkan melakukan kompulsi
menurunkan kecemasan seseorang. Tetapi, jika seseorang memaksa untuk melakukan suatu
kompulsi, kecemasan semakin meningkat. Obsesi meningkatkan kecemasan individu,
sedangkan menampilkannya atau melakukan kompulsi dapat menguranginya.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5),
obsesi pada penderita OCD didefinisikan sebagai pemikiran-pemikiran, dorongan-dorongan,
ataupun gambaran-gambaran yang menganggu, tidak diinginkan, dan terjadi secara terus-
menerus serta menimbulkan kecemasan.
Tahap dan proses terjadinya OCD
OCD terdiri sari 4 komponen yang silih berganti yang terus terulang, yaitu obsesi,
kecemasan, kompulsi, dan kelegaan sementara.
Berikut adalah prosesnya: Obsesi akan muncul saat pikiran penderita terus dikuasai oleh rasa
takut atau kecemasan. Kemudian obsesi dan rasa kecemasan yang dirasakan akan memicu
munculnya aksi kompulsif di mana penderita akan melakukan sesuatu untuk mengurangi rasa
cemas dan tertekan akibat pemikirannya. Perilaku kompulsif yang dilakukan akan membuat
penderita merasa lega untuk sementara waktu. Namun obsesi dan kecemasan akan kembali
muncul dan membuat penderita mengulangi pola perilaku yang sama.
Berikut adalah gejala pada penderita OCD yang sering muncul, terbagi menjadi obsesi dan
kompulsif
C. Berikut contoh kegiatan yang menjadi tanda dan gejala kompulsi meliputi:
Penderita OCD juga umumnya melakukan tindakan repetitif (pengulangan) tertentu.
Tujuannya adalah untuk mengurangi atau mencegah kecemasan yang disebabkan oleh
pikiran obsesif. Tetapi perilaku ini sering berlebihan atau tidak berhubungan secara
akal sehat dengan hal yang ditakutkan. Contohnya:
Selalu bersih-bersih.
Mencuci tangan berkali-kali sampai kulit menjadi kering dan lecet.
Sangat menyukai keteraturan dan selalu menghitung.
Tidak pernah membuang barang walau sudah tidak terpakai.
Terus-terus bertanya untuk memastikan sesuatu.
Memeriksa kompor dan pintu berulang kali untuk memastikan sudah dimatikan dan
dikunci.
Mengatur barang agar menghadap ke arah yang sama.
Berhitung dengan menggunakan pola tertentu.
Mengucapkan doa, kata, atau kalimat secara diam-diam dan berulang.
Mengunci pintu berulang-ulang.
Penderita OCD umumnya menyadari bahwa tindakan kompulsif mereka itu tidak masuk
akal. Tetapi mereka tidak bisa menghentikannya. Sehingga dapat berakibat buruk pada
kehidupan penderitanya.
OCD menurut beberapa perspektif
Gangguan obsesif kompulsif dapat merupakan gangguan yang menyebabkan
ketidakberdayaan, karena obsesi dapat menghabiskan waktu dan dapat mengganggu secara
bermakna pada rutinitas normal seseorang, fungsi pekerjaan, aktivitas sosial yang biasanya,
atau hubungan dengan teman dan anggota keluarga
Penyebab OCD
Penyebab OCD belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa teori utama, yaitu:
Biologis
Adanya perubahan pada fungsi otak dan zat-zat kimia dalam otak, seperti kadar
serotonin dalam otak yang rendah dan sebagainya. Infeksi tertentu juga mungkin
dapat menyebabkan OCD, tetapi hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Genetik
Risiko terhadap OCD cenderung lebih tinggi pada penderita yang mempunyai
anggota keluarga dengan riwayat OCD. Terdapat juga gen-gen tertentu yang
mungkin berkontribusi terhadap OCD.
Kepribadian
Orang yang rapi, teliti, teratur, memiliki disiplin dan tanggung jawab tinggi, atau
orang yang mudah cemas, akan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk
mengalami OCD.
Lingkungan
OCD banyak ditemukan pada orang yang menjadi individu yang pernah mengalami
bullying, pelecehan, dan pengabaian.
Kriteria Diagnostik
Kaplan HI, Sadock BJ. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi Jakarta: EGC Muslim,Rusdi
Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan PPDGJ-III. Jakarta : FK Unika Atma Jaya
Goldman, Howard H., Review of General Psychiatry-Lange. th edition. USA: McGraw Hill
( ) Halgin, Richard P., Susan Krauss Whitbourne, Abnormal Psychology-Clinical
Perspectives on Psychological Disorders. USA: McGraw Hill ( )
https://pijarpsikologi.org/ocd-apa-sih-sebenarnya-2
Review Jurnal :
STUDI DESKRIPTIF ORANG DENGAN OBSESIVE
COMPULSIVE DISORDER DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL
Judul DALAM KELUARGA
Tahun 2019
Penelitian yang ambil berbentuk kualitatif berbentuk deskriptif
phenomenologi, dengan pengambilan sample sejumlah 2 responden dan
Metode
keluarganya secara purposive sampling terhadap responden yang mengalami
OCD dan bersedia terlibat dalam penelitian
Hasil Berdasarkan teori bahwa obsesi (obsession) adalah pikiran, ide, atau
dorongan yang intrusif dan berulang yang sepertinya berada diluar kemampuan
seseorang untuk mengendalikan. Obsesi dapat menjadi sangat kuat dan
persisten sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan
distress serta kecemasan yang signifikan. Termasuk didalamnya adalah keragu-
raguan, impuls- impuls, dan citra (gambaran) mental. Sedangkan kompulsi
(compulsion) adalah tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan dan
memeriksa kunci pintu atau gembok) atau tindakan mental repetitif (seperti
berdoa, mengulang kata-kata tertentu atau menghitung) yang dirasakan oleh
seseorang sebagai suatu keharusan atau doronganyang harus dilakukan.
Kompulsi sering muncul sebagai jawaban akan pikiran obsesif dan muncul
cukup sering dan kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari atau
menyebabkan distress yang signifikan (APA, 2000; dalam Nevid, J.S. 2005).
Hal tersebut sesuai hasil penelitian ditemukan beberapa perilaku obsesi
dan compulsi yang dilakukan oleh subjek. Masing- masing subjek mengalami
keluhan yang tidak sama. Tetapi selain didapat beberapa hasil