PENDAHULUAN
seperti
menghitung,memeriksa,dan
menghindar.Tindakan
kompulsi
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
menimbulkan
penderitaan
yang
jelas
pada
orang
yang
2.2 Epidemiologi
Prevalensi dari gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum adalah
2 -3%.1,2,3,4 Pada sepertiga pasien obsesif kompulsif, onset gangguan ini adalah
sekitar usia 20 tahun, pada pria sekitar 19 tahun dan pada wanita sekitar 22 tahun.
Perbandingan yang sama dijumpai pada laki-laki dan perempuan dewasa, akan
tetapi remaja laki laki lebih mudah terkena dari pada remaja perempuan.2
Pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif umumnya dipengaruhi oleh
gangguan mental lain. Prevalensi seumur hidup untuk gangguan depresif berat
pada pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif adalah kira-kira 67 persen dan
untuk fobia sosial adalah kira-kira 25 persen. Diagnosis psikiatrik komorbid
lainnya pada pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif adalah gangguan
penggunaan alkohol, fobia spesifik, gangguan panik, dan gangguan makan.3
2.3 Etiologi
Penyebab terjadinya gangguan obsesif-kompulsif yaitu:
1. Faktor biologi
Neurotransmiter
Banya uji coba klinis yang telah dilakukan terhadap berbagai obatobatan menunjukkan bahwa disregulasi dari serotonin berhubungan
dengan terjadinya gangguan obsesif-kompulsif. Data menunjukkan
bahwa
obat-obatan
serotonergik
menunjukkan
efikasi
dalam
dijumpai
gambaran
sekunder
diperlukan
untuk
melawan
impuls
dan
yang
ditujukan
untuk
menurunkan
kecemasan
dan
meruntuhkan
(undoing).
Seperti
yang
disebutkan
3) Pembentukan reaksi
Pembentukan reaksi melibatkan pola perilaku yang bermanifestasi
dan sikap yang secara sadar dialami yang jelas berlawanan dengan impuls
dasar. Seringkali, pola yang terlihat oleh pengamat adalah sangat dilebihlebihkan dan tidak sesuai. 3 6
4) Faktor psikodinamik lainnya
Pada teori psikoanalitik klasik, gangguan obsesif-kompulsif
dinamakan neurosis obsesif-kompulsif dan merupakan suatu regresi dari
fase perkembangan oedipal ke fase psikoseksual anal. Jika pasien dengan
gangguan obsesif-kompulsif merasa terancam oleh kecemasan tentang
pembalasan dendam atau kehilangan objek cinta yang penting, mereka
mundur dari fase oedipal dan beregresi ke stadium emosional yang sangat
ambivalen yang berhubungan dengan fase anal. Adanya benci dan cinta
Dengan
mungkin
demikian,
terletak
psikogenesis
pada
gangguan
gangguan
dan
obsesif-
perkembangan
2.5 Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk gangguan obsesif-kompulsif menurut DSM IV:
1. Salah satu obsesi atau kompulsi
Obsesi seperti yang didefinisikan sebagai berikut:
a. Pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan yang rekuren dan persisten
yang dialami, pada suatu saat dimana selama gangguan, sebagai
intrusif dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan
yang jelas.
b. Pikiran,
impuls,
atau
bayangan-bayangan
tidak
semata-mata
10
makan,
menarik
rambut
jika
terdapat
trikotilomania,
11
Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
d. Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif, dengan
depresi.
penderita
gangguan
obsesif
kompulsif
seringkali
juga
12
perubahan gejala obsesif. Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut,
maka diagnosis diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih dahulu.
Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada
gangguan depresif pada saat gejalobsesif kompulsif tersebut timbul. Bila
dari keduanya tidak adayang menonjol, maka baik menganggap depresi
sebagai diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas
diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain
menghilang.
e. Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia,
sindrom Tourette, atau gangguan mental organk, harus dianggap sebagai
bagian dari kondisi tersebut (Maslim. R, 2003)
F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau Pengulangan
Pedoman Diagnostik
a. Keadaan ini dapat berupa gagasan, bayangan pikiran, atau impuls
( dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu (ego alien)
b. Meskipun isi pikiran tersebut berbeda-beda, umumnya hampir selalu
menyebabkan penderitaan (distress). (Maslim. R, 2003)
F42.1 Predominan Tindakan Kompulsif ( obsesional ritual)
Pedoman Diagnostik
a. Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan (khususnya
mencuci tangan), memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu
situasi yang dianggap berpotensi bahaya terjadi, atau masalah kerapian dan
keteraturan.
Hal tersebut dilatarbelakangi perasaan takut terhadap bahaya yang
mengancam dirinya atau bersumber dari dirinya, dan tindakan ritual
tersebut merupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif untuk menghindari
bahaya tersebut.
b. Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita banyak waktu sampai beberapa
jam dalam sehari dan kadang-kadang berkaitan dengan ketidakmampuan
mengambil keputusan dan kelambanan. (Maslim. R, 2003)
13
14
depresi berat.6
Tatalaksana
a) Farmakoterapi
Data yang tersedia menyatakan bahwa semua obat yang digunakan
untuk mengobati gangguan depresif atau gangguan mental lain, dapat
digunakan dalam rentang dosis yang biasanya. Efek awal biasanya terlihat
setelah empat sampai enam minggu pengobatan, walaupun biasanya
diperlukan waktu delapan sampai enam belas minggu untuk mendapatkan
manfaat terapeutik yang maksimum. Walaupun pengobatan dengan obat
antidepresan adalah masih kontroversial, sebagian pasien dengan
gangguan obsesif-kompulsif yang berespon terhadap pengobatan dengan
antidepresan tampaknya mengalami relaps jika terapi obat dihentikan.
Pengobatan standar adalah memulai dengan obat spesifik-serotonin,
contohnya clomipramine (Anafranil) atau inhibitor ambilan kembali
spesifik serotonin (SSRI-serotonin specific reuptake inhibitor), seperti
Fluoxetine (Prozac).11
Clomipramine. Clomipramine
c. Penurunan kecemasan
Tujuan dari terapi ini untuk menghilangkan kecemasan yang
menimbulkan gejala obsesif dan kompulsif.
Hal ini dilakukan dengan desensitisasi secara sistematik yakni dengan
menghadapkan anak atau remaja pada situasi yang menakutkan (misalnya
pisau, hal-hal yang kotor, pegangan pintu dan sebagainya) secara pelan-pelan
samapai ketakutan dan kecemasan hilang atau tidak ada lagi.
2.7
Prognosis
Gangguan obsesif-kompulsif merupakan penyakit yang kronik
dengan perode dari gejala-gejala yang seiring dengan berjalannya waktu
akan mengalami peningkatan. Penderita gangguan ini tidak biasanya
sembuh sempurna atau bebas dari gejala. Walaupun demikian dengan
pengobatan, banyak orang yang mengalami perbaikan. Perbaikan tersebut
berupa gejala yang berbeda seperti cara merealisasikan suatu obsesif yang
berbeda. Diagnosis awal dan terapi yang dilakukan secepatnya akan
memberikan hasil yang lebih baik di mana penekanan onset usia dini adalah
hal yang patut untuk segera didiagnosis. Selain itu, mereka yang bergerak di
bidang kesehatan mesti memahami perbedaan antara gangguan obsesifkompulsif dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif yang mana
untuk jenis gangguan kepribadian biasanya dimulai pada saat dewasa muda,
yaitu umur di atas 20 tahun sedangkan untuk gangguan obsesif kompulsif
biasanya dimulai pada usia anak-anak.1,9,10
18
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan obsesifkompulsif merupakan suatu kondisi yang ditandai
dengan
adanya
pengulangan
pikiran
obsesif
atau
kompulsif,
dimana
membutuhkan banyak waktu (lebih dari satu jam perhari) dan dapat menyebabkan
penderitaan (distress). Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejalagejala obsesif
atau tindakan kompulsif atau keduaduanya harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya 2 minggu berturutturut. Beberapa faktor berperan dalam terbentuknya
gangguan
obsesif-kompulsif
diantaranya
adalah
faktor
biologi
seperti
DAFTAR PUSTAKA
19
20
21