Anda di halaman 1dari 16

Nama Anggota Kelompok:

- Gianissa Tria Putri (6015210064)

OBSESsIVE COMPULSIVE - Imas Kurnia Putri (6015210070)

- Lia Hanifa (6015210078)


DISORDER - Nadya Mayrossa Anzani (6015210101)

- Nanda Dwi Putri Utami (6015210104)

- Nur Annisa (6015210108)


Pengertian

Merupakan suatu gangguan kecemasan dimana seseorang mempunyai


pikiran serta ketakutan berlebihan (obsesif) yang dapat menyebabkan
seseorang terus-menerus mengulang tindakan tertentu (kompulsif).
Misalnya: seseorang yang merasa harus memeriksa pintu dan jendela
lebih dari 3 kali sebelum keluar rumah.
Kriteria Diagnostik

A. Terdiri dari obsesif, kompulsif, atau keduanya:


Obsesif didefinisikan oleh (1) dan (2):
1. Pikiran mendesak yang berulang atau gambaran yang dialami pada
suatu waktu selama gangguan, sebagai intrusif dan tidak diinginkan
yang menyebabkan kecemasan yang ditandai dengan tertekan.
2. Upaya individu untuk mengabaikan atau menekan pemikiran, dorongan,
atau gambaran yang dialami untuk menetralisir keadaannya dengan
beberapa pemikiran atau tindakan lain (seperti melakukan suatu
keharusan).
Kompulsif didefinisikan oleh satu atau dua:
1. Perilaku berulang (misalnya, mencuci tangan, melakukan pesanan, memeriksa) atau
tindakan mental (misalnya, berdoa, menghitung, mengulangi kata-kata diam-diam) bahwa
individu merasa didorong untuk melakukan atau menanggapi obsesi sesuai dengan aturan
yang harus diterapkan secara kaku.
2. Perilaku atau tindakan mental ditujukkan untuk mencegah atau mengurangi kecemasan
atau tekanan beberapa peristiwa atau situasi yang ditakuti; namun, perilaku atau tindakan
mental tidak terhubung dengan cara yang realistis dengan apa yang dibuat untuk
menetralkan atau mencegah secara berlebihan.
B. Obsesi atau kompulsi yang memakan waktu (misalnya, membutuhkan lebih dari satu jam per
hari) yang menyebabkan distress klinis atau penurunan fungsi sosial, pekerjaan atau area
penting lainnya.
C. Gejala obsesif kompulsif tidak disebabkan oleh efek fisiologis
suatu zat atau kondisi medis lain.
D. Gangguannya dapat dijelaskan oleh gejala gangguan mental
lainnya.
Spesifikasi

Banyak individu dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD) memiliki


keyakinan fungsional. Keyakinan ini dapat mencakup rasa tanggung
jawab yang meningkat dan kecenderungan untuk melebih-lebihkan
ancaman; perfeksionisme dan intoleransi; dan terlalu banyak pikiran dan
kebutuhan untuk mengendalikan pikiran. Individu dengan OCD
bervariasi dalam tingkat wawasan yang mereka miliki tentang keyakinan
yang mendasari gejala obsesif kompulsif yang mereka derita. Hampir 30
% dari individu dengan OCD memiliki gangguan TIC, paling sering
terjadi pada remaja laki-laki.
Fitur Diagnostik

– Kriteria A: Gejala-gejala khas OCD adalah adanya obsesi dan


kompulsi
– Kriteria B: Kriteria B menekankan bahwa obsesi dan kompulsi yang
memakan waktu atau menyebabkan distress pada kerusakan klinis
yang signifikan pada diagnosis-diagnosis OCD. Kriteria ini membantu
membedakan gangguan dari pikiran intrusif atau perilaku berulang
yang sering terjadi pada populasi umum. Frekuensi keparahan pada
individu dengan OCD bervariasi.
Prevalensi

Prevalensi OCD di Amerika Serikat 1,2% memiliki kesamaan


prevalensi di internasional (1,1-1,8%). Wanita lebih rentan terafeksi
dibanding laki-laki pada masa dewasa, meskipun laki-laki lebih
umum terafeksi pada masa kanak-kanak.
Pengembangan dan Tujuan

Di Amerika Serikat usia rata-rata munculnya OCD adalah 19,5 tahun,


dan 25% dari kasus individu dengan usia 14 tahun. Timbulnya gejala
akut biasanya bertahap, namun diawal juga telah terdiagnosis.
Resiko dan Faktor Prognosis

– Tempramental: hal yang memungkinkan terjadinya faktor resiko


temperamental ialah lebih tinggi emosi negatif yang menghambat di
masa kanak-kanak.
– Lingkungan: pelecehan fisik dan seksual di masa kanak-kanak dan
stress atau peritiwa traumatik yang menyebabkan peningkatan resiko
terjadinya OCD.
– Genetik dan Fisiologis: individu yang memiliki keluarga terdiagnosis
OCD lebih rentan 2 kali lipat dapat terkena OCD, namun jika OCD
tersebut terjadi di masa kanak-kanak atau remaja peningkatannya 10
kali lipat dapat terkena OCD.
Penanganan

– Terapi Psikoanalisis: yaitu mengangkat represi dan memberi jalan


pada pasien untuk menghadapi hal yang benar-benar
ditakutkannya.
– Pendekatan Behavioral: Pemaparan dan Pencegahan Ritual
(ERP-Exposure and Ritual Prevention): mencegah seseorang
melakukan ritual akan memaparkannya pada stimulus yang
menimbulkan kecemasan sehingga memungkinkan terhapusnya
kecemasan tersebut.
– Terapi Perilaku Rasional Emotif: dalam pendekatan ini, pasien
didorong untuk menguji ketakutan mereka bahwa sesuatu yang
mengerikan akan terjadi jika mereka tidak melakukan ritual
kompulsif.
– Penanganan Biologis: obatan-obatan yang meningkatkan level
serotonin, seperti SSRI dan beberapa trycyclic, merupakan
penanganan biologis yang paling sering diberikan kepada pasien
OCD.
Resiko Bunuh Diri

Setengah dari penderita OCD memiliki pikiran untuk bunuh diri.


Percobaan bunuh diri juga di laporkan hingga seperempat dari
individu dengan OCD; adanya komorbiditas pada gangguan depresi
dapat meningkatkan resiko.
Diagnosis Lainnya

• Anxiety Disorder
• Major Depressive Disorder
• Other Obsessive-Compulsive and Related Disorder
• Eating Disorder
• Tics (in Tic Disorder) and Sterotyped Movements
• Psychotic Disorders
• Other Compulsive-Like Behaviors
• Obsessive-Compulsive Personality Disorder
Komorbiditas

Individu yang mengidap OCD sering memiliki psikopatologi lain. Banyak


orang dewasa dengan gangguan ini memiliki diagnosis gangguan kecemasan
(76% gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan
umum, fobia spesifik) atau depresi dan bipolar.
Lebih dari 30% individu dengan OCD juga mempunyai gangguan TIC dalam
hidupnya. Komorbiditas gangguan TIC lebih umum pada laki-laki dengan
perkembangan OCD dalam masa anak-anak. Rangkaian OCD, gangguan TIC,
dan gangguan attention devicit/ hyperactivity dapat terlihat pada anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai