Anda di halaman 1dari 11

BAGIAN-BAGIAN BOILER

Dapur pembakar (furnance)

Furnance adalah suatu ruangan dapur sebagai penerima bahan bakar untuk pembakaran, yang
dilengkapi dengan fire grate pada bagian bawah diletakan rangka bakar sebagai alas bahan bakar,
dan pada sekelilingnya adalah pipa-pipa air ketel yang menempel pada dinding tembok dapur
yang mendapat atau menerima panas dari bahan bakar. Adapun pemindahan panas yang terjadi
pada ketel uap ada 3 proses, yaitu:

1. Pemindahan panas dengan pancaran atau radiasi dari nyala api dan gas panas
kepada dinding ketel dan pipa-pipa air.
2. Panas ini mengalir memalui hantaran atau konduksi dari sisi dinding yang
menerima panas ke sisi dinding yang memberi panas.
3. Selanjutnya panas ini dengan cara singgungan atau konveksi diserahkan kepada
air yang mengalir.

Ruang bakar terbagi 2 (dua) bagian, yaitu :

1. Ruang pertama berfungsi sebagai ruang pembakaran, sebagai pemanas yg


dihasilkan dan diterima langsung oleh pipa-pipa air yg berada di dlm ruangan
dapur tersebut (pipa-pipa air) dari drum ke header samping kanan/kiri.
2. Ruang kedua merupakan ruang gas panas yg diterima dari hasil pembakaran
dalam ruang pertama. Di dalam ruang kedua ini sebagian besar panas dari gas
diterima oleh pipa-pipa air drum atas ke drum bawah. Dalam ruang pembakaran
pertama udara pembakaran ditiupkan oleh Blower Forced Draft Fan (FDF)
melalui lubang-lubang kecil disekeliling dinding ruang pembakaran dan melalui
kisi-kisi bagian bawah dapur (Fire grates).

Jumlah udara yang diperlukan diatur melalui klep (Air Draft Controller) yang dikendalikan dari
panel saklar ketel. Sedangkan dalam ruang kedua, gas panas dihisap Blower (Induced Draft Fan)
sehingga terjadi aliran panas dari ruangan pertama ke ruang kedua dapur. Pembakaran Di dalam
ruang kedua dipasang sekat-sekat sedemikian rupa yang dapat memperpanjang permukaan yang
dilalui gas panas, supaya gas panas tersebut dapat memanasi seluruh pipa air, sebagian
permukaan luar drum atas dan seluruh bagian luar drum bawah.

Steam drum

Drum atas berfungsi sebagai tempat pembentukan uap yang dilengkapi dengan sekat-sekat
penahan butir-butir air untuk memperkecil kemungkinan air terbawa uap. Steam drum terletak di
bagian atas, adalah suatu tabung atau bejana yang berisi air dan sebagian uap dengan
perbadingan 50%: 50%. Pada steam drum itulah pembuatan uap pada ketel terjadi. Disamping
sebagai tempat pembuatan uap, juga digunakan sebagai tempat penerima air pengisi ketel.
Karena perbedaan suhu pada air pengisisan dan air yang berada di dalam steam drum dan air
yang berada di dalam pipa-pipa, maka terjadilah sirkulasi air didalam ketel, sehingga air yang
bersuhu rendah akan mengalir kebawah melalui pipa-pipa dan down corner. Demikian pula
sebaliknya pada air yang bersuhu tinggi akan mengalir keatas melalui pipa-pipa disekeliling
dapur, akhirnya menguap pada permukaan air dalam steam drum.

Gambar 3.2 ilustrasi steam drum

Water drum
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang didalamnya di pasang plat-plat
pengumpul endapan lumpur untuk memudahkan pembuangan keluar (Blow Down). Water drum
terletak dibagian bawah, adalah suatu tabung atau bejana yang berisi air sebagai penguhubung
pipa-pipa ketel dari pisteam drum. Disamping itu, Water drum juga berfungsi sebagai tempat
pengendapan kotoran-kotoran air dalam ketel, yang tidak menempel pada dinding-dinding ketel,
melainkan terlarut dan mengendap. Dengan jalan atau perlakuan Blow Down maka kotoran-
kotoran tersebut akan dapat dibuang dan dikeluarkan dari dalam ketel. Kotoran-kotoran tersebut
misalnya : SiO2 , Fe, dsb.

Gambar 3.3 ilustrasi steam drum & Water drum

Pemanas Lanjut (Super Heater)

Uap yang berasal dari penguapan di dalam drum atas belum dapat dipergunakan oleh turbin uap,
oleh karenanya harus dilakukan pemanasan uap lanjut melalui pipa uap pemanas lanjut
(Superheater Pipe), hingga uap benar-benar kering dengan temperatur 260 oC – 340 oC. Pipa-
pipa pemanas uap lanjut dipasang di dalam ruang pembakaran kedua, hal ini mengakibatkan uap
basah yang dialirkan melalui pipa tersebut akan mengalami pemanasan lebih lanjut.

Perinsip Kerja pemanas lanjut (Super Heater)

Prinsip kerja Super Heater yaitu pada saat pemanasan, api harus diatur sehingga suhu dari pipa
Super Heater tidak melebihi batas keamanan yang diizinkan. Suhu dari logam pipa pada waktu
pemanasan ketel biasanya dijaga supaya berada di bawah suhu pipa pada saat ketel berada pada
kapasitas penuh. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengatur waktu dari saat pemanasan sampai
saat tekanan kerja tercapai, dengan maksud untuk membatasi suhu gas masuk ke superheater
pada ±5000C untuk superheater dengan pipa baja biasa.

Superheater yang tdak dilengkapi dengan pembuangan atau drain akan selalu menympan air
condensate apda saat pembakaran dihentikan. Makin banyak condensate yang terkulmpul disitu,
makin banyak pula panas yang dibutuhkan untuk mendidihkan air dalam pipa superheater,
supaya pipa superheater bebar dari air. Pada saat pemanasan pertama, biasanya membutuhkan
waktu yang lama untuk membersihkan pipa superheater dari air, karena banyak air yang terjebak
di pipa superheater sesudah diadakan hydrostatis test.

Cara termudah untuk membuang air tersebut adalah dengan menguapkannya. Cara ini
mengkibatkan kontrol dari suhu gas selama penaikan tekana menjadi sangat penting, untuk
mencegah panas berlebihan pada pipa yang tidak dilalui oleh uap karena terhambat oleh air. Hal
tersebut juga mengharuskan pembukaan penuh katup pelepas (air vent) pada superheater
sebelum pemanasan ketel dumulai, dan katub haruslah tatap terbuka sampai dicapai aliran uap
dari ketel pada pipa utama ±10% dari kapasitas ketel.

Yang menjadi catatan penting adalah bahwa ada uap mengalir memalui vent tidaklah berarti
bahwa semua pipa superheater telah dilalui uap, beberapa kemungkinan masih mengandung air
yang terjebak di dalamnya dan bila pemanasan berlangsung cepat, pada saat itu pipa dapat
mengalami panas berlebihan (pada bagian permukaan air yang terjebak) karena tidak ada aliran
uap didalamnya.

Pada saat penghentian operasi dai ketel katub pelepas superheater harus dibuka sebelum menutup
katub uap utama dan juga pada setiap saat dimana dimana uap yang melewati katub utama lebih
kecil dari 10% dari kapasitas ketel, seperti yang sudah tersebut diatas.
Kemungkinan pipa superheater mengalami panas berlebihan pada saat katub uap ditutub bila :

1. Ketel masih sangat panas, yaitu pada saat baru berhenti.


2. Ketel masih mengandung banyak bagasse atau abu panas diatas fire grate yang
masih dapat terbakar.

Gambar 3.4 ilustrasi Super Heater

Pipa air (Header)

Pipa-pipa air berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yg dibuat sebanyak mungkin hingga
penyerapan panas lebih merata dengan efisiensi tinggi, pipa-pipa ini terbagi dalam:

1. Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header muka atau belakang.
2. Pipa air yang menghubungkan drum dengan header samping kanan atau samping
kiri.
3. Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah.
4. Pipa air yang menghubungkan drum bawah dengan header belakang.
Air heater

Air heater adalah alat pemanas udara penghembus bahan bakar. Prinsip kerja Air heater yaitu
memanaskan udara yang lewat disela-sela pipa dialirkan udara hembusan dari F.D.F yang lewat
di sekitar pipa-pipa yang di dalamnya mengalir gas bekas dari pembakaran bahan bakar.

Udara hembus sebelum melalui Air heater mempunyai suhu yang sama dengan udara luar yakni
sekitar 380C, dan setelah melalui Air heater dapat mencapai suhu antara 2000C-2300C.
Keuntungan penggunaan Air heater adalah :

1. Pemanfaatan kalor gas buang.


2. Pembuatan uap lebih cepat.

Gambar 3.5 ilustrasi Air heater

Dust collector

Dust collector adalah alat pengumpul abu atau penangkap abu pada sepanjang aliran gas
pembakaran bahan bakar sampai kepada gas buang. Keuntungan penggunaan dust colector
adalah :

1. Gas buang akan menjadi bersih, sehingga tidak mengganggu pencemaran udara.
2. Tidak menjadikan kerusakan alat-alat bantu lainnya, misalnya : pipa-pipa Air
heater, cashing I.D.F yang aus karena gesekan abu, pasir, dsb.
3. Tidak mengganggu jalannya operasi.

Pembuangan gas bekas

Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua dihisap oleh Blower isap (Induced Draft Fan)
melalui saringan abu (Dast Colector) kemudian dibuang ke udara bebas melalui cerobong asap
(Chimney) Pengaturan tekanan didalam dapur dilakukan pada corong keluar Blower (Exhaust)
dengan katup yang diatur secara otomatis oleh alat hidrolis (Furnace Draft Control).

Air seal damper

Air seal damper adalah alat yang terdiri dari dua buah damper atas dan bawah yang bekerja
membuka dan menutup secara bergantian yang berfungsi ganda, yaitu untuk mengeluarkan abu
pada Dust collector, juga menjaga agar udara luar tidak masuk akibat tarikan I.D.F.
Ash rotary valve

Ash rotary valve adalah alat bantu yang berfungsi sama dengan Air seal damper, yaitu untuk
mengeluarkan abu pada Dust collector,juga menjaga agar udara luar tidak masuk akibat tarikan
I.D.F yang membedakan yaitu Ash rotary valve bekerja berputar. Alat-alat pengaman boiler
Mengingat bahwa tekanan kerja dan temperatur ketel yang sangat tinggi, maka ketel harus
dilengkapi dengan alat-alat pengaman sebagai berikut :

1. Katup Pengaman (Safety Valve) Alat ini bekerja membuang uap apabila tekanan
melebihi dari tekanan yang telah ditentukan sesuai dengan penyetelan katup alat
ini. Umumnya pada katup pengaman tekanan uap basah (Saturated Steam) diatur
pada tekanan 21 kg/cm2, sedang pada katup pengaman uap kering tekanannya
20,5 kg/cm2. Penyetelan dilakukan bersama dengan petugas IPNKK setelah
adanya pemeriksaan berkala.
2. Gelas Penduga (Sight Glass) Gelas penduga adalah alat untuk melihat tinggi air di
dalam drum atas, untuk memudahkan pengontrolan air dalam ketel selama
operasi. Agar tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan pada kran-kran uap dan air
pada alat ini, maka perlu diadakan penyepuan air dan uap secara periodik pada
semua kran minimal setiap 3 (tiga) jam. Gelas penduga ini dilengkapi dengan alat
pengontrolan air otomatis yang akan membunyikan bell dan menalakan lampu
merah pada waktu kekurangan air. Pada waktu kelebihan air bell juga akan
berbunyi dan lampu hijau yang akan menyala.
3. Kran Spei air (Blow Down Valve) Kran spei air ini dipasang 2 (dua) tingkat, satu
buah kran buka cepat (Quick Action Valve) dan satu buah lagi kran ulir. Bahan
dari kedua kran ini dibuat dari bahan yang tahan tekanan dan temperatur tinggi.
4. Pengukur Tekanan (Manometer) Manometer adalah alat pengukur tekanan uap di
dalam ketel yang dipasang satu buah untuk tekanan uap panas lanjut dan satu
buah untuk tekanan uap basah. Untuk menguji kebenaran penunjukan alat ini,
pada setiap manometer dipasang kran cabang tiga yang digunakan untuk
memasang manometer penara (Manometer Tera).
5. Kran Uap Induk Kran uap induk berfungsi sebagai alat untuk membuka dan
menutup aliran uap ketel yang terpasang pada pipa uap induk terbuat dari bahan
tahan panas dan tekanan tinggi.
6. Kran Pemasukan Air Kran pemasukan air 2 (dua) buah yaitu satu kran ulir dan
lainnya kran satu arah (Non Return Valve). Kedua alat ini terbuat dari bahan yang
tahan panas dan tekanan tinggi.

 Peralatan Lain Perlengkapan lain yang diperlukan untuk ketel uap adalah : Alat
penghembus debu pada pipa air ketel (Mechanical Soot Blower).
 Pemasukan air ketel otomatis (Automatic Feed Regulator).
 Panel-panel listrik komplit dengan alat-alat ukur.
 Meter pencatat tekanan dan temperature (manometer & Temperatur Recorder).
 Kran-kran buangan udara, air kondensat, dan header.

Soot Blower

Soot Blower adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih jelaga atau abu yang menempel pada
pipa-pipa. Alat ini berada pada dinding-dinding samping kanan kiri ketel. Media pembersihnya
adalah uap yang diambilkan dari steam drum yang bertekanan 11-13 kg/cm2 setelah melalui
steam reducer.

Soot Blower bekerja secara manual bekerja secara manual yang biasannya dilakukan pada setiap
4 jam sekali atau pada saat setelah dilakukan damping stocker (pembuangan abu dapur). Cara
pelaksanaan Soot blowing adalah berurutan dimulai dari depan atau mengikuti jalannya gas asap.
Hal tersebut dimaksudkan agar mendapatkan hasil penyemprotan yang bersih dan sempurna.

Gambar 3.7 ilustrasi Soot Blower

Burner

Burner adalah alat yang berfungsi sebagai penyemprot bahan bakar cair misalnya solar, residu,
dll. Pada pabrik gula penggunaan Burner sangat ditekan karena dengan penggunaan Burner
berarti menggunakan bahan bakar yang beli, sedangkan pabrik gula adalah produsen bahan bakar
padat yaitu bagasse. Oleh karena itu harus diupayakan agar mois atau kandungan air pada
bagasse sekecil mungkin. Namun demikian peralatan Burner harus tetap dipasang, karena pada
sebelum tersedia bahan bakar bagasse maka Burner harus digunakan. Selain itu mungkin terjadi
gangguan pada pada peralatan bahan bakar bagasse pada saat operasi.

Blow Down continue

Blow Down continue adalah pembuangan air ketel yang dilakukan secara terus menerus. Adapun
air ketel yang dibuang tersebut diambilkan dari steam drum yaitu pada permukaan air. Hal
tersebut dilakukan karena menyangkut beberapa hal :

1. Menghilangkan seandainya terjadi buih atau busa pada permukaan air ketel,
karena hal tersebut dapat mengganggu pandangan pada gelas penduga yang
memuliki peranan sangat penting pada ketel.
2. Menurunkan electric conductivity yang terkandung pada air ketel.

Aturan seberapa bukaan valve Blow Down continue adalah bergantung pada bagaimana keadaan
atau kondisi air ketel. Dalam kondisi normal, flow rate Blow Down continue adalah sekitar 3% -
5% dari kapasitas operasi ketel.

Anda mungkin juga menyukai