Anda di halaman 1dari 5

Definisi Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yang
mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. (perkeni 2004). Hiperkolesterolemia
berhubungan erat dengan kadar kolesterol LDL di dalam darah.
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan kolesterol total,
kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai normal serta penurunan kolesterol HDL.Kolesterol
adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi Low Density Lipoprotein
(LDL), High Density Lipoprotein (HDL), total kolesterol (TC) dan trigliserida (TGA).
Kolesterol di dalam darah terikat pada protein. Kombinasi protein dan kolesterol ini disebut
dengan lipoprotein. Jenis lipoprotein meliputi:

 Low-density lipoprotein (LDL). LDL berfungsi membawa kolesterol ke seluruh tubuh


melalui arteri. Bila kadarnya terlalu tinggi, LDL akan menumpuk di dinding pembuluh
darah, dan membuat pembuluh darah menjadi keras dan sempit. LDL dikenal sebagai
‘kolesterol jahat’.
 High-density lipoprotein (HDL). HDL berfungsi mengembalikan kolesterol berlebih ke
hati, untuk dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, HDL dikenal sebagai ‘kolesterol
baik’.

Kolesterol merupakan bahan lemak yang digunakan oleh tubuh untuk memelihara organ-organ
yang struktur selnya berbasis lemak, misalnya hati, dan otak. Oleh karena itu, manusia tidak
dapat hidup tanpa kolesterol. Namun, kita perlu menjaga kadarnya didalam darah dalam batas
tertentu. Jika menjadi terlalu tinggi, kelebihan kolesterol akan ditimbun di dinding pembuluh
darah, bersamaan dengan lemak-lemak lain (lipid) (Smith, 2007:53)
Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain
seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.
Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping
sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang
merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-
sel dalam tubuh.
Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang
kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat.
Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani,
telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan
menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan
pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Fredrickson Klasifikasi dislipidemia Peningkatan lipoprotein


I Kilomikron

IIa Hiperkolesterolamia LDL

IIb Dislipidemia kombinasi LDL + VLDL

III Dislipidemia remnant VLDL remnant + kilomikron

IV Dislipidemia endogen VLDL

V Dislipidemia campuran VLDL + kilomikron

Keterangan
LDL = Low Density Lipoprotein
VLDL = Very Low Density Lipoprotein(Trigliserida)

Patofisiologi Hiperkolesterolemia
Kolesterol LDL normalnya bersirkulasi di dalam tubuh sekitar dua setengah hari, kemudian
berikatan dengan reseptor LDL di sel-sel hati, untuk kemudian di endositosis. LDL dalam tubuh
hilang, dan sintesis kolesterol oleh liver di supresi oleh mekanisme HMG-CoA reduktase. Pada
kondisi hiperkolesterolemia familial, fungsi reseptor LDL terganggu atau bahkan hilang,
sehingga LDL bersirkulasi di darah lebih lama yaitu empat setengah hari. Hal ini menyebabkan
kenaikan kadar LDL darah, namun lipoprotein lainnya tetap normal. Pada mutasi dari ApoB,
terjadi penurunan ikatan partikel LDL dengan reseptor, sehingga terjadi kenaikan kadar LDL
(Harikumar, dkk., 2013).

PENYEBAB
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa disebabkan oleh faktor
genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa
disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik
serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga
Penyebab hiperkolesterolemia yang paling umum adalah:

1. Pola Diet.
Mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh dapat menyebabkan kolesterol tinggi. Biasanya, lemak
jenuh terkandung dalam makanan yang berasal dari produk olahan hewani seperti sapi, babi,
susu, telur, mentega, dan keju. Makanan dalam kemasan dengan mengandung minyak kelapa,
kelapa sawit, atau mentega coklat mungkin memiliki lemak jenuh di dalamnya. Begitu juga
dengan margarine berbentuk batang atau stick margarine, minyak sayur, serta berbagai jenis
kue, crackers, keripik dan kudapan lainnya.
2. Berat badan
Kondisi perut buncit tidak hanya mengganggu kehidupan sosial Anda, sebab kelebihan berat
badan dapat menaikkan kadar trigliserida dan menurunkan HDL dalam darah. Kehilangan
gumpalan lemak di sekitar pinggang Anda selain menyehatkan, juga dapat membuat tubuh Anda
lebih menarik secara fisik.
3. Tingkat Aktivitas.
Kekurangan gerak fisik dapat meningkatkan kadar LDL atau kolestrol jahat serta menurunkan
kadar HDL atau kelosterol baik. Kolesterol LDL adalah kolesterol jahat karena melekat pada
dinding arteri dan bisa menyebabkan perkembangan penutupan-penutupan pembuluh nadi.
Peranan kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk
pemrosesan lebih lanjut.
4. Usia dan jenis kelamin.
Ketika seseorang berusia 20 tahun, kadar kolesterolnya akan mulai mengalami kenaikan. Bagi
para pria, tingkat kolesterol secara umum akan berhenti setelah usia 50 tahun. Sementara bagi
para wanita, tingkat kolesterol berada dalam kondisi cukup rendah sampai masa menopause tiba.
Setelah masa itu, kadar kolesterol akan merambat naik sampai kira-kira menyamai keadaan yang
dialami oleh para pria.
5. Kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Pemeriksaan kesehatan setiap tahun sebaiknya dilakukan dan meminta penjelasan dari dokter
untuk mengetahui adanya kemungkinan risiko seseorang terkena serangan jantung. Seseorang
dengan penyakit tertentu seperti diabetes atau hypothyroidism dapat menyebabkan kolesterol
menjadi tinggi. Hypothyroidism adalah suatu penyakit yang diderita baik oleh manusia maupun
hewan yang disebabkan oleh kurangnya hormon dihasilkan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid
berfungsi untuk menghasilkan hormone tiroid yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan
metabolisme atau fungsi kimia tubuh.
6. Riwayat Keluarga.
Riwayat keluarga merupakan salah satu hal penting untuk mengelola diri demi kehidupan yang
lebih berkualitas. Ketika ada di antara anggota keluarga yang memiliki kadar kolesterol tinggi,
ada kemungkinan hal yang sama terjadi pada kita. Sebaiknya kita harus berhati-hati. Selain
menjaga makanan, pemeriksaan kesehatan secara berkala juga sangat membantu kita mengontrol
tingkat kolesterol. 7. Merokok. Banyak orang sudah mengetahui hal ini, bahwa merokok
menyebabkan turunnya kadar kolesterol baik dalam darah dan tentu saja dapat membunuh
seseorang. Bahkan, para perokok pasif yang ikut menghisap asap dari rokoknya, dapat menjadi
korban juga.

TANDA DAN GEJALA


Sebagian besar hiperkolesterol tidak menimbulkan gejala. Kadar kolesterol yang tinggi
menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi kurang, sehingga gejala
yang timbul adalah gejala kurang oksigen seperti sakit kepala, pegal-pegal. Oleh karena banyak
yang tanpa gejala, makanya sering check up minimal 1 tahun sekali akan lebih baik. Pemeriksaan
ini bertujuan untuk mengetahui hiperkolesterol sedini mungkin sehingga dapat mencegah
penyakit yang diakibatkan oleh gangguan pembuluh darah.Pembuluh darah yang terganggu
paling sering menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Tapi, tidak hanya kedua penyakit
mematikan tersebut, ternyata pembuluh darah yang terganggu juga dapat menyebabkan
impotensi. Kadar kolesterol dalam darah dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah
di laboratorium kesehatan. Hasilnya akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar kolesterol
sehingga dapat ditentukan golongannya.

Tabel Klasifikasi LDL dan HDL Kolesterol, Total Kolesterol dan Trigliserida
LDL (Kolesterol Jahat)
<100 Optimal
101-129 Mendekati Optimal
130-159 Batas Normal tertinggi
160-189 Tinggi
>190 Sangat Tinggi

HDL (Kolesterol Baik)


< 40 Rendah
> 60 Tinggi

Total Cholesterol (TC)


< 200 Yang diperlukan
201-239 Batas Normal tertinggi
> 240 Tinggi

Trigliserida (TGA)
< 150 Normal
150 -199 Batas Normal tertinggi
200 - 499 Tinggi
>= 500 Sangat Tinggi
TERAPI NONFARKOL
Cara untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah yakni dengan melakukan perubahan pola
hidup. Pola hidup yang sehat merupakan pilihan terbaik. Adapun cara menurunkan kadar
kolesterol diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Berolah raga secara teratur. Olah raga secara teratur bisa dilakukan 3 kali seminggu.
2. Menjaga berat badan yang sehat dan ideal.
3. Mengurangi jumlah konsumsi alkohol, karbohidrat dan lemak jenuh dalam makanan.
4. Banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, roti gandum, sereal dan buncis.
5. Hanya mengkonsumsi susu skim, keju, krim asam dan yogurt yang rendah lemak.
6. Mengurangi konsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit dan ikan.
7. Menghindari makanan yang banyak mengandung lemak dan kaya akan kolesterol, seperti
kentang goreng dan makanan cepat saji lainnya, tortila, sosis, kue kering, dan hidangan pencuci
mulut lainnya.
8. Sebaiknya jangan menggoreng makanan anda, tapi masaklah dengan microwave, direbus,
dipanggang atau dibakar.
9. Hindari juga lemak jenuh, yang terdapat di dalam daging atau produk hewan lainnya. Lemak
jenuh meningkatkan kadar kolesterol darah, meskipun makanan yang mengandung lemak jenuh
diberi label "bebas kolesterol".Contohnya, kue bebas kolesterol mungkin kaya akan lemak jenuh
seperti minyak palem atau minyak kelapa, yang akan menaikkan kadar kolesterol anda.
10. Tidak ada anjuran mengenai jumlah asupan total lemak perhari. Meskipun demikian, anda
harus mencoba untuk membatasinya sampai 30% atau kurang dari total kalori setiap harinya dan
lemak yang berasal dari lemak jenuh harus kurang dari 10%.

Anda mungkin juga menyukai