Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

APRESIASI BENTUK
& RUANG
Konsep Dasar Tata Seni Rupa /Desain
dan sistematika kebentukan.

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK Disusunoleh

04
Fakultas Desain Desain Komunikasi Kode MK Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn
dan Seni Kreatif Visual

Abstract Kompetensi
Pembahasan mengenai Konsep Dasar Mahasiswa mengetahui Konsep Dasar
Tata Seni Rupa /Desain dan Tata Seni Rupa /Desain dan sistematika
sistematika kebentukan. kebentukan.
KONSEP DASAR TATA SENI RUPA DAN DESAIN

Figure 1. Proses Berkarya Seni/desain

Pada masa awal perkembangannya, karya seni mempunyai tuntutan akhir


berupa keindahan dan terwujudnya nilai-nilai artistic. Akan tetapi, dalam
perkembangan selanjutnya hingga saat ini, tuntutan itu bertambah. Karya seni dan
desain tidak saja dituntut harus bernilai artistic tetapi harus mengemban misi
tertentu. Karenanya, sesuatu yang mengerikan atau menakutkan pun dapat
dimasukkan menjadi karya seni. Namun, dalam pembahasannya dasar-dasar seni
rupa dan desain ini hanya akan diungkap karya seni yang indah atau artistic saja.

Bahan Alat Metode Hasil

Unsur/Elemen Tangga Rupa Prinsip-Prinsip Karya Seni /

2017 Sejarah Desain


2 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Desain (alat tata seni / Dasar Seni / Desain
Desain) Desain
 Bentuk  Interval tangga  Irama/ritme/rhytm  Artistik/ indah/
 Raut raut / keselarasan bernilai seni
 Ukuran  Interval tangga  Kesatuan/unity  Dwimatra / 2D
 Arah ukuran  Dominasi/  Trimatra / 3 D
 Tekstur  Interval tangga emphasis

 Warna arah  Keseimbangan/

 Value  Interval tangga balance


tekstur  Proporsi/
 ruang
 Interval tangga proportion
warna  Kesederhanaan/
 Interval tangga simplicity
kedudukan  Kejelasan/ clarity
 Interval tangga
jarak
 Interval tangga
gerak
Table 1

Unsur/Elemen seni rupa dan desain sebagai bahan merupa/ mendesain


meliputi : Bentuk, raut, ukuran, arah, tekstur, warna, value, dan ruang.Unsur-unsur
seni rupa dan desain sebagai bahan merupa (menyusun seni), satu sama lain saling
berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan. Setiap karya seni/ desain di
dalamnya pasti memiliki semua unsur tersebut. Adapun hubungan-hubungan antar
unsur adalah sebagai berikut:

a. Benda apa saja, termaksud karya seni, pasti memiliki bentuk, dan setiap
bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, dan
gempal (volume).
b. Setiap Bentuk (titik, garis, bidang, dan gempal/volume) mempunyi raut,
ukuran, arah, warna value, dan tekstur.
c. Setiap bentuk selalu dan pasti menempati ruang, baik berupa ruang dwimatra
(2D) ataupun trimatra (3D).

2017 Sejarah Desain


3 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Bentuk dalam ruang memiliki kedudukan , jumlah jarak , dan gerak. Empat hal
tersebut merupakan pertalian antara bentuk dan ruang.

RUANG (Dwimatra ataupun Trimatra)

Menempati

Bentuk Memiliki:
 Raut
Berupa:  Ukuran
 Titik  Arah
 Garis  Tekstur
 Bidang  Warna
 gempal  value

Alat menata rupa adalah tangga rupa yang berwujud interval-interval tangga
erupa. Interval adalah jarak antara, tingkatan, tangga nada (music). Metode tata
visual meliputi : irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan, proporsi,
kesederhanaan. Hasil akhirnya adalah karya seni/desain yang artistic (bernilai seni)
dalam bentuk dwimatra ataupun trimatra.

MEMBENTUK KARYA SENI DAN DESAIN

Membentuk karya seni dan desain sama halnya seperti orang yang ingin
mendirikan bangunan. Bila seseorang ingin mendirikan bangunan/rumah, ia tentu
membutuhkan bahan-bahan seperti pasir, batu, semen, batu bata, dan lain-lain.
Begitu pula bila seseorang ingin menciptakan karya seni, ia akan membutuhkan
bahan-bahan seperti bentuk, raut, ukuran, arah, warna, value/tone/nada,
tekstur/barik, ruang dan lain-lain.

Apabila bahan-bahan sudah dimiliki, kebutuhan selanjutnya adalah alat-alat.


Jika untuk membuat bangunan diperlukan alat-alat seperti cangkul, cetok, gergaji,
dan lain-lain, maka untuk menciptakan karya seni rupa dibutuhkan alat-alat menata
rupa, yaitu” tangga rupa”, yang berupa interval-interval tangga unsur-unsur rupa:
raut, ukuran, arah, warna, value, tekstur, ruang/kedudukan, dan lain-lain. Interval
tangga adalah tingkatan gradasi, atau tone, yang jika di dalam music disebut tangga
nada do, re, mi, fa, sol, la, si, do (1,2,3,4,5,6,7,i).

Agar bangunan tersebut tidak roboh, miring atau retak, diperlukan cara-cara
pembangunan rumah yang baik, misalnya seberapa dalam galian pondasi, berapa
perbandingan antara pasir dan semen, seberapa ukuran kayu yang tepat, dan

2017 Sejarah Desain


4 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagainya. Demikian pula untuk menciptakan karya seni. Agar diperoleh karya seni
yang indahartistik diperlukan metode- metode, di antaranya adalah
keselarasanirama, daya tarikdominasi, ke- seimbangan, kesatuanlunity,
keserasianproporsi, dan lain-lain. Jika metode ini digunakan dengan baik dan tepat,
maka setidaknya karya seni yang dicipta memiliki nilai keindahan.

Namun perlu dipahami bahwa karya seni tumbuh dari rasa dan dipengaruhi
oleh kepekaan dan visi seni si pencipta. Dengan demikian, hasil karya setiap orang
akan berbeda-beda sekalipun metodenya sama. Ada yang kurang bernilai seni dan
ada yang bernilai seni tinggi.

Karya seni dan desain, baik yang dua dimensi (dwimatra) maupun tiga
dimensi (trimatra), mempunyai metode tata visual yang sama, yang berbeda hanya
bahannya. Bila karya seni dwimatra menggunakan unsur media garis hasil goresan,
maka karya seni trimatra menggunakan unsur media garis berwujud kawat, tali,
benang, dan sebagainya. Demikian pula pernyataan bidang trimatra akan berwujud
seng, triplek, karton, dan sebagainya, serta pernyataan gempal dengan ujud kotak,
kaleng, balok, dan lain-lain, yang wungkul tiga demensi nyata.

Dasar-dasar seni dan desain di samping mempelajari metode menata


menyusun rupavisual untuk memperoleh keindahan, juga mempelajari bahasa rupa.
Unsur-unsur garis, bidang, gempal, warna, value, tekstur, dan scbagainya memiliki
karakter sendiri-sendiri yang merupakan bahasa rupa visual. Bahasa rupa ini sangat
penting dalam penciptaan karya senidesain, karena dengan landasan bahasa rupa
ini si pencipta dapat menyampaikan pesan sesuai dengan misi yang diinginkan.
Oleh karena bahasa rupa ini bersifat universal, maka dengan disertakannya bahasa
rupa ini, siapa pun yang melihat karya seni tersebut dapat mengerti maksudnya.

Guna memperoleh hasil karya seni yang lebih optimal, seseorang perlu sekali
memahami unsur-unsur rupa / visual secara lebih mendalam. Untuk itu, selanjutnya
akan diadakan analisis terhadap masing-masing unsur rupa / visual tersebut.
Menganalisis unsur seni dan desain bisa dimulai dari mana pun, berikut ini akan
dimulai dari unsur warna.

SISTEMATIKA KEBENTUKAN

Kita setiap hari melihat bentuk-bentuk yang tersusun rumit disekitar kita.
Bentuk-bentuk tersusun dalam kategori bentuk teratur maupun acak. Gedung-
gedung perkotaan, jalan raya, jembatan, bahkan baliho di pinggir jalan
memanfaatkan bentuk-bentuk untuk menciptakan kesan artistic dan estetis. Mereka
tertata dalam sebuah bidang ruang 2 dimensi maupun 3 dimensi.

Dari semua bentuk yang pernah kita temukan di dunia, pernahkah kita
memikirkan bagaimana struktur bentuk-bentuk itu bisa tercipta. Adakah sistem
mendasar yang berlaku dalam membentuk sesuatu? Bagaimana manusia bisa
menciptakan sesuatu bentuk artistic yang rumit dan indah di dunia ini.

2017 Sejarah Desain


5 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Inspirasi kebentukan sebenarnya lahir dari daya kreatif imajinasi manusia.
Imajinasi selalu memunculkan kebaruan bentuk-bentuk. Dari hal-hal sederhana
sampai pada yang rumit dikomposisikan dalam satu kesatuan. Suatu sistematika
yang bekerja dalam prinsip Imajinasi manusia menjadi tumpuan progresi peradaban.

Figure 2. Bentuk Rumah

Kita dapat melihat inspirasi kebentukan sebuah rumah yang terdiri dari susunan berbagai
bentuk geometri yang sederhana. Bangunan diatas memperlihatkan bentuk-bentuk yang tersusun
menjadi satu kesatuan yang lebih rumit. Mengalami penggabungan beberapa bentuk sederhana
yang dikomposisikan berdasarkan prinsip-prinsip rupa. Rumah tersebut tersusun dari bentuk
persegi, persegi panjang, balok dan segitiga yang disatukan dalam bentuk yang lebih rumit.
Perubahan dan perbandingan ukuran juga terjadi dibeberapa bentuk yang hadir. Selain itu,
pengulangan bentuk-bentuk pada bangunan rumah tersebut membentuk irama kesatuan. Sering
juga ditemukan perpotongan antara satu bentuk dengan bentuk yang lain.

Dari kasus sederhana di atas, kita dapat melihat adanya sebuah sistematika kebentukan
yang berlaku umum dalam setiap kasus kebentukan. Adapun sistematika kebentukan tersebut
adalah:

a. Sistem Penggabungan / persekutuan (Weld)


b. Sistem Perpotongan (trim)
c. Sistem Perbandingan / ukuran dan gradual ( Resize)
d. Sistem pengulangan (repetitive)

2017 Sejarah Desain


6 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berdasarkan keempat system kebentukan di atas, kita dapat mewujudkan berbagai bentuk
artistic dan menawarkan kebaruan bentuk dalam setiap karya yang diciptakan. Sistem ini juga
berlaku dalam fakultas imajinasi (imajinative faculty) manusia. Sistem tersebut menujang manusia
dalam mewujudkan gagasan imajinatifnya sehingga mampu dihadirkan dalam realitas melalui proses
penciptaan.

System Penggabungan/
persekutuan (Weld)

System Perbandingan

System Perpotongan

System Pengulangan

Fakultas khayal merupakan salah satu bagian yang dimiliki jiwa yang
bertugas dalam menampilkan citra visual objek, baik itu dilakukan melaui proses
melihat atau menampilkan objek-objek yang telah ada dalam memori ingatan
manusia. Selain dari itu, fakultas ini memiliki system operasi yang mampu
melakukan fungsi perbandingan dan persekutuan (penggabungan, weld) bentuk
visual maupun abstrak yang hadir di dalamnya.

Dalam upaya melakukan proses inteleksi akal, fakultas ini berpartisipasi


dalam membandingkan hasil kerja fakultas penggambaran (representative) dengan
pengalaman yang disajikan oleh fakultas ingatan(retentive). Dari hasil kerja fakultas
hayal(imaginative) ini melahirkan pengetahuan baru yang kembali di simpan fakultas
ingatan(retentive), selain itu juga mampu diwujudkan kedalam realitas eksternal
melalui proses penciptaan. Seperti inilah proses munculnya ide-ide kreatif dari
seorang seniman yang hadir sebagai wujud karya seni.

CONTOH BENTUK KARYA YANG MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP, UNSUR-


UNSUR SENI RUPA / DESAIN DAN SISTEMATIKA KEBENTU-KAN.

2017 Sejarah Desain


7 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Figure 3. Penggabungan yang bersifat imajinatif antara gorilla dan bentuk jam

Figure 4. Perwujudan Ide karya editing photography antara figur Nazi dan tokoh protagonis dalam film Star Wars
(Karya : Agan Harahap)

2017 Sejarah Desain


8 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Figure 6. prinsip perbandingan ukuran(resize) antara pohon/tanaman(hutan) dan
bulu kera dalam mengilustrasikan kerusakan alam.

Daftar Pustaka

2017 Sejarah Desain


9 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Aswan, Rifki. 2016. Analisis Ideologi Kekaryaan pada karya patung Beetle Sphere
Ichwan Noor.Thesis, Yogyakarta: ISI Yogyakarta.
Bastomi, Suwaji. 1992. Wawasan Seni, Semarang: IKIP Semarang Press.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. NIRMANA, Elemen-elemen seni dan desain.
Yogyakarta: Jalasutra

Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni; Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni,
Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

2017 Sejarah Desain


10 Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn.
PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai