APRESIASI BENTUK
& RUANG
Konsep Dasar Tata Seni Rupa /Desain
dan sistematika kebentukan.
04
Fakultas Desain Desain Komunikasi Kode MK Rifki Aswan, S.Pd, M.Sn
dan Seni Kreatif Visual
Abstract Kompetensi
Pembahasan mengenai Konsep Dasar Mahasiswa mengetahui Konsep Dasar
Tata Seni Rupa /Desain dan Tata Seni Rupa /Desain dan sistematika
sistematika kebentukan. kebentukan.
KONSEP DASAR TATA SENI RUPA DAN DESAIN
a. Benda apa saja, termaksud karya seni, pasti memiliki bentuk, dan setiap
bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, dan
gempal (volume).
b. Setiap Bentuk (titik, garis, bidang, dan gempal/volume) mempunyi raut,
ukuran, arah, warna value, dan tekstur.
c. Setiap bentuk selalu dan pasti menempati ruang, baik berupa ruang dwimatra
(2D) ataupun trimatra (3D).
Menempati
Bentuk Memiliki:
Raut
Berupa: Ukuran
Titik Arah
Garis Tekstur
Bidang Warna
gempal value
Alat menata rupa adalah tangga rupa yang berwujud interval-interval tangga
erupa. Interval adalah jarak antara, tingkatan, tangga nada (music). Metode tata
visual meliputi : irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan, proporsi,
kesederhanaan. Hasil akhirnya adalah karya seni/desain yang artistic (bernilai seni)
dalam bentuk dwimatra ataupun trimatra.
Membentuk karya seni dan desain sama halnya seperti orang yang ingin
mendirikan bangunan. Bila seseorang ingin mendirikan bangunan/rumah, ia tentu
membutuhkan bahan-bahan seperti pasir, batu, semen, batu bata, dan lain-lain.
Begitu pula bila seseorang ingin menciptakan karya seni, ia akan membutuhkan
bahan-bahan seperti bentuk, raut, ukuran, arah, warna, value/tone/nada,
tekstur/barik, ruang dan lain-lain.
Agar bangunan tersebut tidak roboh, miring atau retak, diperlukan cara-cara
pembangunan rumah yang baik, misalnya seberapa dalam galian pondasi, berapa
perbandingan antara pasir dan semen, seberapa ukuran kayu yang tepat, dan
Namun perlu dipahami bahwa karya seni tumbuh dari rasa dan dipengaruhi
oleh kepekaan dan visi seni si pencipta. Dengan demikian, hasil karya setiap orang
akan berbeda-beda sekalipun metodenya sama. Ada yang kurang bernilai seni dan
ada yang bernilai seni tinggi.
Karya seni dan desain, baik yang dua dimensi (dwimatra) maupun tiga
dimensi (trimatra), mempunyai metode tata visual yang sama, yang berbeda hanya
bahannya. Bila karya seni dwimatra menggunakan unsur media garis hasil goresan,
maka karya seni trimatra menggunakan unsur media garis berwujud kawat, tali,
benang, dan sebagainya. Demikian pula pernyataan bidang trimatra akan berwujud
seng, triplek, karton, dan sebagainya, serta pernyataan gempal dengan ujud kotak,
kaleng, balok, dan lain-lain, yang wungkul tiga demensi nyata.
Guna memperoleh hasil karya seni yang lebih optimal, seseorang perlu sekali
memahami unsur-unsur rupa / visual secara lebih mendalam. Untuk itu, selanjutnya
akan diadakan analisis terhadap masing-masing unsur rupa / visual tersebut.
Menganalisis unsur seni dan desain bisa dimulai dari mana pun, berikut ini akan
dimulai dari unsur warna.
SISTEMATIKA KEBENTUKAN
Kita setiap hari melihat bentuk-bentuk yang tersusun rumit disekitar kita.
Bentuk-bentuk tersusun dalam kategori bentuk teratur maupun acak. Gedung-
gedung perkotaan, jalan raya, jembatan, bahkan baliho di pinggir jalan
memanfaatkan bentuk-bentuk untuk menciptakan kesan artistic dan estetis. Mereka
tertata dalam sebuah bidang ruang 2 dimensi maupun 3 dimensi.
Dari semua bentuk yang pernah kita temukan di dunia, pernahkah kita
memikirkan bagaimana struktur bentuk-bentuk itu bisa tercipta. Adakah sistem
mendasar yang berlaku dalam membentuk sesuatu? Bagaimana manusia bisa
menciptakan sesuatu bentuk artistic yang rumit dan indah di dunia ini.
Kita dapat melihat inspirasi kebentukan sebuah rumah yang terdiri dari susunan berbagai
bentuk geometri yang sederhana. Bangunan diatas memperlihatkan bentuk-bentuk yang tersusun
menjadi satu kesatuan yang lebih rumit. Mengalami penggabungan beberapa bentuk sederhana
yang dikomposisikan berdasarkan prinsip-prinsip rupa. Rumah tersebut tersusun dari bentuk
persegi, persegi panjang, balok dan segitiga yang disatukan dalam bentuk yang lebih rumit.
Perubahan dan perbandingan ukuran juga terjadi dibeberapa bentuk yang hadir. Selain itu,
pengulangan bentuk-bentuk pada bangunan rumah tersebut membentuk irama kesatuan. Sering
juga ditemukan perpotongan antara satu bentuk dengan bentuk yang lain.
Dari kasus sederhana di atas, kita dapat melihat adanya sebuah sistematika kebentukan
yang berlaku umum dalam setiap kasus kebentukan. Adapun sistematika kebentukan tersebut
adalah:
System Penggabungan/
persekutuan (Weld)
System Perbandingan
System Perpotongan
System Pengulangan
Fakultas khayal merupakan salah satu bagian yang dimiliki jiwa yang
bertugas dalam menampilkan citra visual objek, baik itu dilakukan melaui proses
melihat atau menampilkan objek-objek yang telah ada dalam memori ingatan
manusia. Selain dari itu, fakultas ini memiliki system operasi yang mampu
melakukan fungsi perbandingan dan persekutuan (penggabungan, weld) bentuk
visual maupun abstrak yang hadir di dalamnya.
Figure 4. Perwujudan Ide karya editing photography antara figur Nazi dan tokoh protagonis dalam film Star Wars
(Karya : Agan Harahap)
Daftar Pustaka
Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni; Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni,
Yogyakarta: ISI Yogyakarta.