Anda di halaman 1dari 63

Desain

Elementer
Dwimatra
Penyusun : Santi Sidhartani, S.T., M.Ds.
: Ndaru Ranuhandoko, S.Sn.
Penyunting : Dendi Pratama, S.Sn., M.M.
Ilustrasi : Santi Sidhartani, S.T., M.Ds.
Ndaru Ranuhandoko, S.Sn.
Desain Sampul : Santi Sidhartani, S.T., M.Ds.
Desain Tata Letak : Azhari Amri, S.Sn., M.Ds.

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2016
Pengantar

Pada dasarnya, semua objek memiliki nilai keindahan yang bersifat khusus, meskipun
besar kecilnya nilai keindahan itu dapat berbeda. Keindahan visual sebuah objek dinilai
berdasarkan tampilan yang dimiliki objek tersebut, meski demikian pengamat juga berperan
dalam memberikan penilaian terhadap keindahan sebuah objek. Penilaian ini dapat
didasarkan pada kualitas yang ditangkap secara objektif maupun berdasarkan penilaian
subjektif yang lebih banyak dipengaruhi oleh latar belakang pribadi.

Salah satu aspek yang mempengaruhi nilai keindahan yang dimiliki oleh sebuah karya yang
dibuat oleh manusia adalah tingkat kemampuan yang dimiliki oleh manusia pencipta (kreator)
dalam menyusun elemen-elemen karya menjadi sebuah komposisi yang berwujud karya.
Sebagai salah satu mata kuliah dasar pada pendidikan di bidang seni rupa dan desain,
mata kuliah desain elementer dwimatra bertujuan untuk melatih kepekaan ‘rasa’ yang menjadi
dasar dalam penciptaan komposisi visual atau tata rupa.

Sebagai makhluk yang dilingkupi oleh berbagai elemen fisik dalam lingkungannya, pada dasarnya
manusia telah ‘terbiasa’ berinteraksi dengan berbagai tatanan elemen visual dalam kehidupannya.
Namun demikian, tidak semua tampilan visual diterima sebagai suatu sajian yang dapat
diapresiasi aspek estetikanya.

Pada dasarnya, suatu objek (karya) tercipta dari susunan elemen-elemen atau unsur-unsur yang
dikomposisikan dengan cara atau metode tertentu, sehingga didapatkan suatu hasil akhir yang
(diharapkan) akan memiliki nilai yang dapat dinikmati oleh manusia pengamat atau pengguna.
Pola semacam inilah yang akan dipelajari pada mata kuliah Desain Elementer Dwimatra, di-
mana mahasiswa dilatih untuk menyusun sebuah komposisi desain dengan mengaplikasikan
elemen dan menerapkan prinsip desain sebagai cara untuk menampilkan sebauah tatanan rupa
yang estetis, bahkanada kalanya memenuhi fungsi komunikatif.

Meskipun ilmu ini mempelajari elemen, prinsip, maupun metode yang diterapkan dalam
sebuah tatanan rupa, namun perlu diingat bahwa sebagai bagian dari karya seni, pada dasarnya
tidak ada suatu aturan yang mutlak harus diikuti. Ilmu ini dipelajari dengan tujuan untuk
memahami dasar-dasar dalam menyusun suatu komposisi tata rupa yang menjadi bagian
dari karya seni dan desain, tetapi jangan sampai pedoman dan aturan yang ada justru mengikat
dan membatasi seorang kreator dalam berkarya.
Daftar Isi

Pengantar

Pendahuluan ................................................................................................................ 1

Elemen Desain
Ruang ................................................................................................................... 3
Bentuk .................................................................................................................. 7

Tekstur .................................................................................................................. 25

Warna .................................................................................................................. 30

Prinsip Desain
Unity .................................................................................................................... 39

Karakter .............................................................................................................. 40
Skala & Proporsi ................................................................................................... 43
Posisi & Kedudukan .............................................................................................. 45
Keseimbangan ...................................................................................................... 48
Irama & Pergerakan............................................................................................... 50
Kesederhanaan ..................................................................................................... 52
Kejelasan .............................................................................................................. 52
Pendahuluan
Desain dihasilkan oleh susunan elemen atau dapat disebut sebagai komposisi. Dapat
dikatakan bahwa semua objek yang ada di sekitar kita pada dasarnya merupakan sebuah
komposisi, dengan elemen penyusun yang berbeda-beda. Suatu objek selalu terwujud dari
bahan atau material tertentu yang disusun menjadi suatu wujud tertentu.

Komposisi tidak hanya berwujud objek yang dapat dinikmati secara visual. Sebagai contoh,
suatu lagu merupakan sebuah komposisi yang tersusun dari elemen-elemen nada, lirik/ syair,
dan sebagainya. Suatu tarian tersusun dari berbagai gerakan, dilengkapi dengan iringan musik.
Contoh komposisi yang mudah untuk dilihat adalah cara berpakaian seseorang. Setiap saat,
kita telah terbiasa untuk memadukan dan memiliki warna, bentuk, tekstur, maupun ukuran
dari pakaian yang kita pakai setiap hari.

.Beberapa contoh komposisi yang dapat kita amati, antara lain: komposisi dalam sebuah iklan
cetak, komposisi berpakaian, komposisi ruang (interior). Beberapa contoh komposisi tersebut
dapat diamati secara visual dan merupakan perpaduan warna, bentuk, ukuran, serta
elemen-elemen lain yang disusun untuk mewujudkan sebuah tampilan visual sesuai dengan
kebutuhan dan fungsi dari komposisi tersebut

sumber gambar: 1.www.flickr.com; 2. www.polyvore.com; 3. www.chicdeco.com

Unsur-unsur seni rupa satu sama lain saling berhubungan, sehingga merupakan suatu kesatuan.
Hubungan-hubungan tesebut antara lain :
1. Benda apa saja di alam ini tentu memiliki bentuk, di mana setiap bentuk tersebut
dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang dan gempal.
2. Setiap bentuk (titik, garis, bidang, dan gempal) mempunyai raut, ukuran, arah,
warna, value, dan tekstur.
3. Setiap bentuk selalu dan pasti menempati ruang. Ruang tersebut dapat bersifat
dwimatra (2 dimensi) maupun trimatra (3 dimensi).
Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005), Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain (Nirmana), Arti Bumi Intara, Yogyakarta, hlm.6

1
Contoh susunan komposisi visual dapat dilihat pada cara
berpakaian seseorang. Pakaian yang kita gunakan secara
keseluruhan terdiri dari susunan bentuk (motif/ model),
ukuran, warna, dan tekstur. Elemen-elemen tersebut dipilih,
dipadukan, dan disusun menjadi sebuah tampilan yang dapat
ditangkap secara visual.

sumber gambar: www.chictopia.com

Dalam pembahasan selanjutnya, hubungan antar unsur-unsur seni rupa di atas akan dijelaskan
sebagai elemen/ unsur desain & seni rupa serta prinsip-prinsip desain & seni rupa.
Elemen/ unsur desain dapat dipahami sebagai bahan/ bagian-bagian yang digunakan untuk
menyusun sebuah komposisi visual, sedangkan prinsip desain dapat dipahami sebagai aturan
atau panduan dalam menyusun sebuah komposisi desain. Ruang yang ditempati oleh sebuah
komposisi akan menentukan wujud akhir dari komposisi yang dihasilkan.

titik

garis bentuk

bidang
raut,
ukuran,
memiliki arah,
warna,
value,
tekstur

Rela Nurjaman - 200946500037

Menempati
ruang dwimatra

memiliki dimensi
panjang dan lebar

2
Elemen
Desain
merupakan bagian-bagian yang menyusun sebuah komposisi desain.
ruang
Dalam sebuah komposisi desain, ruang dapat dipahami sebagai area di mana elemen-elemen
desain ditempatkan dan disusun menjadi sebuah komposisi. Berdasarkan dimensinya, ruang terbagi
menjadi 2 dimensi (memiliki panjang dan lebar), serta ruang 3 dimensi ( memiliki panjang, lebar,
dan tinggi).

benda 3 dimensi
menempati ruang
dengan dimensi
tinggi
panjang, lebar, tinggi

benda 2 dimensi dan tinggi


menempati ruang
dengan dimensi pan
jan ar
leba
r g leb
panjang, dan lebar

Sebuah karya visual dapat dibuat dalam wujud dwimatra ( 2 dimensi ) maupun ( 3 dimensi ).
Dalam sebuah karya dwimatra biasanya media atau ruang yang digunakan berupa kertas,
kain, atau permukaan lain yang hanya memiliki dimensi panjang maupun lebar. Sedangkan
sebuah karya nirmana trimatra atau disebut juga nirmana ruang memiliki dimensi panjang,
lebar, dan tinggi/ tebal.

lukisan pada kanvas, foto pada sebuah frame,


coretan di atas kertas merupakan contoh contoh ruang 3 dimensi dapat dilihat
komposisi yang menempati ruang 2 dimensi pada komposisi sebuah ruangan yang diisi
oleh berbagai macam objek/ furnitur

Berbeda dengan karya dwimatra yang hanya dapat dinikmati dari satu sudut pandang tertentu,
sebuah karya trimatra dapat dilihat dari berbagai arah.

contoh lain objek/ komposisi


yang menempati ruang trimatra
adalah patung.
Patung memiliki dimensi
panjang, lebar, dan tinggi,
seperti dapat terlihat pada
contoh berikut :
Recumbent Figure (1938),
karya Henry Moore
(sumber gambar:
Encarta Encyclopedia 2006)

3
Yang disebut sebagai ruang
d a l a m s e b u a h ko m p o s i s i ruang
juga dapat dipahami sebagai
area kosong yang ada di sekitar
atau di antara objek/ elemen
penyusun komposisi
elemen yang
menempati
ruang

Berdasarkan area yang ditempati, ruang terbagi menjadi ruang positif dan ruang negatif

sebuah komposisi visual


dapat dinikmati oleh pengamat
melalui kesatuan antara
ruang positif dan negatif

ruang positif ruang negatif


area yang ditempati (sisa) area yang tidak
oleh objek atau elemen ditempati oleh objek
dalam sebuah ruang dalam sebuah ruang

4
Kesan ruang juga dapat diciptakan dengan pengaturan elemen yang digunakan pada sebuah
komposisi

Teknik perspektif
Perspektif linear didasarkan pada
prinsip bahwa semua garis akan bertemu
dan menghilang pada suatu titik.
Teknik perspektif ini dapat dilakukan
dengan satu atau dua titik hilang.

Dengan teknik ini dan didasarkan


atas pengetahuan tentang sebuah objek,
kita dapat memperkirakan jarak
yang terlihat

Sumber gambar : Bonnie Skaalid (1999)

Pada teknik perspektif, objek yang letaknya jauh


dari pengamat akan terlihat lebih kecil,
begitu pula sebaliknya.
Semua objek akan berakhir (menghilang)
pada suatu titik pada garis horizon.

Berikut ini beberapa contoh gambar


yang menunjukkan teknik perspektif.
Pada contoh-contoh berikut
dapat terlihat kesan jarak dan kedalaman
yang menghasilkan kesan ruang

sumber gambar : www.bluemoondesign.com

sumber gambar : www.bluemoondesign.com

5
Detail ( aerial atau atmosphere perspective )

Teknik ini menggambarkan objek yang terletak


jauh terlihat kabur (blur), sedangkan objek yang
letaknya lebih dekat digambarkan lebih tajam.
Perbedaannya dapat ditunjukkan dengan
teknik pewarnaan atau penggambaran detail
setiap objeknya

Sumber gambar :
Jerry Schad, Photo Researchers, Inc. Dalam
Microsoft Encarta 2006

Overlapping ( susunan tumpang tindih )

Dengan meletakkan sebuah objek menutupi


sebagian objek yang ada di belakangnya
(overlap/tumpang tindih) akan memberikan
kesan bahwa objek yang tertutup sebagian
terletak lebih jauh (di belakang) dari objek
yang menutupi.

Beberapa cara lain yang dapat digunakan untuk memberikan kesan ruang pada komposisi
dua dimensi (dwimatra) di antaranya :

menggambarkan kesan arah


Penggambaran yang memberikan
kesan arah masuk atau keluar dengan
membuat sudut dengan bidang datar
dapat memberikan kesan ruang

membentuk jarak dan bayangan


memberikan jarak dan bayangan pada
sebuah objek dapat menciptkan kesan ruang

6
bentuk
Bentuk sebuah objek memberikan identitas fisik dalam wujud figur yang dikenali oleh pengamat

‘shape’
menunjukkan figur terluar yang
dikenali pengamat sebagai bentuk 2 dimensi

wujud sebuah objek ‘form’


yang dilihat oleh pengamat menunjukkan figur yang dikenali pengamat
sebagai bentuk 3 dimensi

Beberapa objek memiliki figur


yang relatif mudah dikenali
oleh pengamat tanpa harus
melihat wujud objek tersebut
secara detail

Sumber gambar :
Microsoft Encarta 2006

Terjadinya bentuk dapat dijelaskan sebagai berikut :

semua bentuk diawali dengan ‘titik’

titik bergerak membentuk ‘garis’

garis bergerak membentuk ‘bidang’

bidang bergerak membentuk ‘gempal/ bidang ruang’

Sebuah karya visual seperti karya desain elementer dwimatra maupun trimatra pada dasarnya
merupakan pengorganisasian berbagai bagian dari elemen desain seperti titik, garis, bidang,
gempal dan sebagainya yang menempati ruang.

7
titik
Semua bentuk selalu diawali oleh sebuah titik

Titik dapat dihasilkan dari bekas atau hasil sentuhan benda


yang tidak bergeser, sehingga secara konseptual, titik tidak
memiliki ukuran panjang, lebar atau tinggi, tidak memiliki
arah gerak, statis,dan terpusat

Titik dapat terlihat dalam berbagai


bentuk dan biasanya sebuah titik
dapat dikenali karena ukurannya
relatif sangat kecil dibandingkan
dengan ruang yang ditempatinya

Beberapa contoh objek di sekitar kita yang dapat dikenali sebagai titik :

sebuah lampu di langit-langit


terlihat sebagai titik bintang di langit,
orang yang duduk
di padang yang luas,
akan terlihat sebagai titik

Tuas (handle) pintu


terlihat sebagai titik pada
bidang pintu yang luas

8
beberapa contoh komposisi dwimatra yang disusun dengan elemen titik :

Contoh komposisi yang dihasilkan


dengan aplikasi beragam jenis/ karakter titik
Aris Supriatno - 200846500003

Komposisi dengan titik diterapkan oleh masyarakat suku Aborigin dalam membuat karya visual
sumber gambar:
1. Linda Anderson - Claypan dalam www.udessi.blogspot.com, 2. Www.west-eleven.com, 3. www.inspiringcities.org

Elemen titik sebagai awal dari


penyusun beragam bentuk dapat
disusun dalam berbagai bentuk/
susunan. Berikut ini beberapa
contoh komposisi dari elemen titik
y a n g d a p a t d i t a n g ka p a t a u
memberikan kesan bentuk lain
seperti bidang,garis, atau membentuk
kesan tekstur :

sumber gambar:
1. Sam Tjapanangka George - Waterhole dalam www.udessi.blogspot.com,
2. Dorothy Napangardi - Sandhill dalam www.aboriginalaustralia.com

9
garis

Garis mempunyai panjang,


tetapi tidak mempunyai lebar dan tinggi
garis dapat menunjukkan bentuk atau kontur sebuah objek

karakter garis dapat ditentukan oleh aspek-aspek berikut

ketebalan (width) panjang (length)

tebal
panjang
tipis pendek

menipis/menebal
putus-putus
tidak rata
ketebalannya

arah (direction)

horisontal
bersudut lengkung

vertikal
diagonal

zig-zag lengkung berulang

10
Garis dapat menyampaikan kesan/ efek psikologis tertentu

gemulai,
tenang, pasif, stabil feminin,
luwes

dinamis,
tidak seimbang
kaku, statis,
kekuatan

menunjukkan
arah mengerikan,
bahaya,
menyakitkan

garis dapat digunakan


untuk memberikan kesan gerak

arah garis
dapatmemberikan
kesan ekspresi/ emosi

tekanan dan bentuk garis


dapat menunjukkan
kesan emosi yang beragam

11
Ragam terbentuknya garis
garis nyata
merupakan garis yang dihasilkan dari suatu goresan

menggambarkan objek
menggambarkan simbol, kode,
huruf, grafik untuk komunikasi

membentuk arsir,
tekstur, value
sebuah objek

ekspresi gerak
massa/ objek
(rumput, ombak, ... )

garis semu
garis yang tercipta akibat adanya kesan dari batas/ limit suatu bentuk/ objek/ benda, batas ruang
atau batas warna

sumber gambar: sumber gambar:


www.flickr.com Shilvia Sharnoff
- Cattle Trails, dalam
www.nationalgeographic.com

12
Sebuah garis dapat dibuat atau diciptakan dengan berbagai cara, berikut beberapa contoh
ragam karakter garis

13
Contoh komposisi yang disusun dengan elemen garis :

Elemen garis dapat dimanfaatkan untuk memberikan atau menciptakan kesan ruang trimatra
(3 dimensi) yang memiliki kedalaman. Kesan ini dihasilkan dengan mengatur penempatan garis
dalam sebuah ruang komposisi. Berikut ini beberapa contoh komposisi garis yang memberikan
kesan ruang :

bentuk garis
membentuk sudut
memberikan kesan
dimensi ruang
Hernawati - 200846500150

memberi kesan
objek yang bertumpuk,
sehingga memiliki
ketinggian

M. Ilyas - 200846579002

14
garis lengkung dapat
digunakan untuk memberi
kesan cekung atau cembung
sehingga memberikan dimensi
kedalaman (depth)
Nanang Prayogo 200846500005

komposisi dengan variasi garis


menghasilkan kesan kontur
permukaan bergelombang
dan berlapis-lapis

Yusub Sulistyo 200846570011

15
Variasi penempatan/ penyusunan elemen garis dan pengaturan jarak dapat dimanfaatkan
untuk membentuk kesan dan karakter sebuah komposisi

variasi pengaturan jarak


antar garis menghasilkan
kesan tekstur dan
kontur permukaan
Riyanto - 200546519007

penyusunan garis secara


bertumpukan (overlapping)
memberi kesan tekstur dan
kesan kedalaman
Yusub Sulistyo 200846570011

16
Ekplorasi teknik untuk menghasilkan garis dengan karakter yang unik dan beragam

kesan garis dihasilkan oleh


bagian ruang yang tidak
diisi/ diberi warna

Nanang Prayogo - 200846500005

kesan garis dihasilkan melalui


susunan bidang berukuran kecil
yang ditata berdekatan
dalam susunan memanjang

Nanang Prayogo - 200846500005

kesan garis yang merupakan


variasi bentuk garis zig-zag
memberikan kesan tekstur
dan memberi kesan tajam
dan runcing

Riyanto - 200546519007

17
bidang
Bidang terdiri dari bidang 2 dimensi dan 3 dimensi

2 dimensi ( shape )
hanya memiliki dimensi
panjang dan lebar
non-geometrik
organik / natural /
bersudut bebas
geometrik

3 dimensi/ gempal
( form ) bidang maya
merupakan bidang yang seolah-olah
memiliki bentuk meliuk-liuk,
membentuk sudut, bersifat perspektif,
dan sebagainya

memiliki dimensi
panjang, lebar, dan
ketinggian/ ketebalan

18
Karakter susunan bidang
Cara penyusunan bidang dapat mempengaruhi kesan yang dihasilkan oleh sebuah komposisi
dwimatra

berjauhan berdekatan
berkesan terpisah, berkesan menyatu
tidak menyatu

bersentuhan bertumpukan
berkesan menyatu, tetapi berkesan membentuk ruang
ada ketegangan/ kaku (sisi depan dan belakang)

bertusukan menekuk/ berombak/


berkesan membentuk ruang meliuk/ miring
membentuk ruang maya

19
contoh komposisi dwimatra yang disusun dengan elemen bidang

bidang dapat dipahami sebagai bentuk yang tercipta dari sebuah garis
yang kembali ke titik awalnya. bidang yang disusun/ digambarkan pada bidang
datar (dwimatra) dapat memberikan kesan membentuk ruang.

Salah satu cara untuk membentuk kesan


ruang (kedalaman) adalah melalui
perbedaan ukuran objek yang digunakan.
Objek yang semakin mengecil memberikan
kesan bahwa objek tersebut terletak pada
bagian yang lebih dalam/ jauh atau
terletak di belakang

Hernawati - 200846500150

M. Ilyas - 200846579002

Objek (bidang elips) berukuran paling


besar yang diletakkan pada bagian tengah
komposisi, menjadi pusat perhatian dan
memberikan kesan perbedaan ketinggian
pada permukaan gambar, dengan
penggambaran bidang yang tidak terlihat utuh
Agus Supriatna - 200846500133

20
kesan garis yang
membentuk bidang
dihasilkan oleh garis batas
dari susunan masing-masing
motif/ pola (pattern)

susunan bidang geometris


dengan bentuk segitiga
yang mendominasi
memberikan kesan bentuk segi empat
sebagai variasi melalui aspek penyusunan
dan pemanfaatan ruang negatif
dan positif

Imaji Sangga Saputra - 200946500148


Susunan bidang segi empat dan segitiga
memberikan kesan gempal (bidang 3 dimensi)

Yusub Sulistyo - 200846570011

21
Contoh lain dari pemanfaatan kesan ruang positif dan negatif, dengan menyusun bidang saling
bertumpukan (overlapping) sehingga memberikan kesan transparan pada susunan bidang

Veriana - 200746500213

Veriana - 200746500213

22
Bentuk sebagai penyusun komposisi trimatra

Sebuah komposisi trimatra melalui pengorganisasian berbagai elemen disain seperti, titik,
garis, bidang, gempal, dan sebagainya yang menempati ruang yang sebenarnya.

Penggunaan bentuk titik dalam trimatra dapat berupa biji bijian, batu, kelereng dan sebagainya.
Sama halnya dengan bentuk titik pada ruang dwimatra, tampilan (kesan) bentuk titik akan
ditentukan oleh perbandingan ukuran antara objek dan ruang yang ditempati. Sebagai contoh,
sebuah bintang di langit bisa disebut titik karena ruangnya berada di langit yang luas, sebuah bola
dapat disebut titik karena berada di lapangan, sedangkan bila sebuah bola sepak berada di meja
maka tidak akan terlihat sebagai titik melainkan akan terlihat sebagai bentuk gempal.

Bentuk garis dalam sebuah komposisi trimatra dapat ditampilkan melalui suatu objek yang
memiliki dimensi memanjang seperti benang, tongkat, bambu, dan sebagainya.

Pada contoh komposisi trimatra di samping,


bentuk garis diwujudkan melalui penggunaan paku
yang memiliki dimensi memanjang
(perbandingan dimensi lebar dan panjang relatif
berbeda jauh)

Komposisi Trimatra karya Shiera Heltiani Rachmadhayanti


200946500193

Komposisi trimatra dihasilkan melalui instalasi pipa


pada sebuah ruang (interior) dan memiliki nilai estetika
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai elemen dekoratif.

Sumber gambar : www.interiorzine.com

23
Bidang dalam sebuah komposisi trimatra diwujudkan dalam bentuk lempengan yang memiliki
ketebalan yang tidak berarti, seperti kertas, triplek, seng kain, kulit dan sebagainya.

Contoh komposisi trimatra yang disusun


dari bentuk-bentuk bidang yang terbuat dari
material cardboard dan kertas.
Material ini berkesan tidak memiliki ketebalan berarti
dibandingkan dengan dimensi karya secara keseluruhan,
sehingga dapat digunakan untuk membentuk bidang

Komposisi Trimatra karya Rela Nurzaman


200946500037

Penerapan gempal dalam komposisi trimatra dapat berupa kotak, meja, gedung, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk ini disebut sebagai gempal kubistis, sedangkan bentuk seperti drum, ember, botol
dan sebagainya disebut sebagai gempal silindris. Bentuk gempal campuran dapat dilihat pada
obyek seperti mobil, pohon ,gitar dan sebagainya.

Meja merupakan sebuah objek trimatra,


pada contoh di samping desain meja dihasilkan dari
beberapa bentuk gempal yang disusun
dengan ragam posisi yang berbeda

sumber gambar : interiorzine.com

24
tekstur
Tekstur menunjukkan kualitas/ nilai sebuah permukaan objek, dapat dikenali dan dirasakan
secara visual maupun rabaan (tactile). Sebuah permukaan bisa memiliki permukaan yang
halus, kasar, licin, bergerigi, berkilauan, berserabut, dan sebagainya. Berdasarkan cara terjadinya,
tekstur dapat dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur maya/ semu

tekstur nyata
dihasilkan dari material yang digunakan atau material penyusun sebuah objek, misalnya :
kain sutera memiliki tekstur yang licin dan halus, permukaan kulit kayu memiliki tekstur yang
kasar, dan sebagainya

Jenis-jenis tekstur nyata :


tekstur alami yang tidak diolah, menunjukkan
karakter dan keaslian material yang digunakan

tekstur alami terubah, telah diolah


sehingga berbeda dengan tekstur aslinya.
diremas, diinjak, ditaburi sesuatu

Adi Nur Yono - 2009650001

tekstur alami tersusun, bahan/ material


disusun membentuk pola permukaan
baru (kerikil, pasir, kulit telur, biji-bijian
dan sebagainya)

Iskandar Muda Bahri - 200946500046

25
tekstur maya / semu
dihasilkan melalui suatu proses atau dengan menggunakan pengolahan teknis untuk menghasilkan
kesan kualitas permukaan tertentu.

jenis-jenis tekstur maya/ semu :

tekstur manual, dihasilkan dengan


pengolahan secara manual, seperti
membuat titik-titik, garis, dan sebagainya

tekstur mekanik
dihasilkan dengan
penggunaan alat mekanis
(komputer, kamera dan sebagainya)

Lukman Adhitama L. - 200846500137

tekstur ekspresi,
dihasilkan sebagai bagian dari
ekspresi penciptaan seni rupa

Harry Firdaus - 200946500140

26
Berdasarkan stimuli yang dihasilkan, tekstur terbagi menjadi tekstur visual dan tekstur
rabaan/ tactile

Tekstur visual
Dirasakan dengan indera visual, sehingga kualitas permukaan yang terlihat belum tentu sesuai
dengan kualitas permukaan yang sesungguhnya

Objek yang terlihat memiliki tesktur


Hamparan pasir di padang pasir terlihat halus, walaupun kasar dan bergelombang, sebenarnya
sesungguhnya terdiri dari butiran pasir yang kasar merupakan hasil pengolahan foto

sumber : Liaison Agency / Robert Van Der Hilst diolah dari sumber gambar dalam
dalam Microsoft Encarta 2006 Microsoft Encarta 2006

Tekstur rabaan/ tactile


Dirasakan dengan indera peraba, sehingga kualitas permukaan yang terlihat sesuai dengan
kualitas permukaan yang sesungguhnya. Misalnya: tekstur yang dihasilkan oleh material
tertentu.

sumber gambar: sumber gambar: sumber gambar:


foto oleh Bobby Model dalam dokumentasi pribadi foto oleh Raymond Gehman dalam
www.nationalgeographic.com www.nationalgeographic.com

27
Beberapa contoh komposisi dwimatra yang dihasilkan dengan pengolahan tekstur

susunan material yang diatur berdasarkan


perbedaan warna material menghasilkan
komposisi tekstur alami tersusun
Asri Wening - 200946500212

pola jejak/ bekas lipatan dan perbedaan


kualitas kasar-halus permukaan material
menghasilkan komposisi tekstur alami
terolah dan tersusun
Lukman Adhitama L. - 200846500137

komposisi yang dihasilkan dengan


variasi teknik pengolahan material kertas
(digulung, dilipat, diremas, dan sebagainya),
disusun dengan pola keseimbangan radial
Diki Satria Nugraha - 200746500131

28
beberapa contoh komposisi dwimatra yang disusun dengan penggunaan ragam teknik untuk
menghasilkan tekstur semu manual

Yusub Sulistyo - 200846570011

Leo - 200946500095

Ismail Bambang - 200846500041

29
Prinsip
Desain
Sebuah komposisi desain dapat disusun berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Meski demikian
prinsip ini tidak menjadi aturan yang mengikat. Terpenuhinya prinsip-prinsip desain tertentu
dalam sebuah komposisi dapat membantu pemenuhan aspek estetika, bahkan aspek fungsional
dalam sebuah tatanan rupa.
unity
Salah satu aspek penting dalam penyusunan sebuah komposisi adalah untuk menciptakan
kesatuan (unity) antara elemen-elemen yang tersusun di dalamnya. Selain dipahami sebagai
bagian dari prinsip desain, kesatuan (unity) juga dipahami menjadi tujuan dari penyusunan
suatu komposisi. Pada dasarnya tidak ada aturan atau batasan yang mengikat mengenai cara
atau langkah yang tepat untuk menciptakan kesan kesatuan dalam sebuah komposisi.

Untuk mendapatkan dan merasakan adanya unity dalam sebuah komposisi dapat dicapai dengan
kepekaan rasa. Unity atau kesatuan terwujud dalam sebuah komposisi apabila elemen-elemen
penyusunnya terlihat saling mendukung dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Elemen yang
saling mendominasi satu sama lain akan mengurangi/ menghillangkan rasa kesatuan dalam
sebuah komposisi visual/ desain.

Sebuah komposisi visual yang memenuhi aspek kesatuan akan terlihat 'tepat' dan sesuai. Unity
juga dapat memperjelas maksud/ tujuan yang ingin disampaikan melalui sebuah komposisi visual.
Unity/ kesatuan membantu pengamat untuk dapat melihat elemen-elemen yang ada dalam
sebuah komposisi secara utuh dan menyeluruh, bukan sebagai bagian-bagian yang terpisah.
Kesatuan dalam sebuah komposisi visual, dapat dicapai apabila ada keterkaitan/ connection
antara elemen-elemen penyusunnya. Keterkaitan tersebut dapat mencakup beberapa aspek
yang ada di dalamnya, di antaranya ditunjukkan dalam skema berikut :

posisi
&
kedudukan kejelasan
skala
&
proporsi

unity
kesederhanaan

karakter

balance
rhythm

39
karakter
Prinsip kesatuan/ unity dapat dicapai dengan adanya keterkaitan antara karakter elemen-elemen
yang digunakan. Jenis keterkaitan karakter elemen-elemen yang digunakan dalam sebuah
komposisi, yaitu :

harmonis ( harmony )
Prinsip harmonis dapat dicapai dengan penggunaan elemen-elemen dengan karakter yang
memiliki kesamaan/ kemiripan. Penggunaan unsur-unsur yang harmonis memberikan kesan/
tampilan yang sederhana, tetapi dengan adanya terlalu banyak kesamaan dalam sebuah
komposisi dapat memberikan kesan kaku dan membosankan. Prinsip harmonis dapat dicapai
dengan penggunaan unsur-unsur atau elemen yang memiliki kesamaan bentuk, ukuran, maupun
warna dalam sebuah komposisi.

Prinsip harmonis terlihat melalui


pengulangan bentuk dan karakter garis
Trisnawati - 200946500231

Prinsip harmonis terlihat melalui


pengulangan bentuk dan arah elemen
sumber gambar: www.bluemoonwebdesign.com

Untuk menghindari kesan monoton


akibat penggunaan bentuk yang berulang,
digunakan elemen dengan ukuran yang bervariasi

40
kontras ( contrast )
Penggunaan elemen-elemen dengan menonjolkan perbedaan karakter yang bertolak belakang
pada elemen yang digunakan. Penggunaan unsur yang kontras dapat menonjolkan elemen yang
digunakan dan menghindari kesan monoton. Adakalanya unsur yang kontras memberikan kesan
tidak menyatu karena adanya perbedaan karakter yang bertolak belakang. Kesan kontras ini dapat
diterapkan pada perbedaan warna, ukuran, tekstur, value, dan sebagainya.

Kontras dapat ditunjukkan melalui perbedaan


ukuran, karakter bentuk, atau warna.

sumber gambar:
www.bluemoonwebdesign.com

Rezky Kurnia Hapsari - 200946500100 Diki Satria Nugraha -200746500131

komposisi yang menampilkan kontras Kesan kontras terlihat pada elemen bidang
gelap-terang berwarna biru yang disusun vertikal dan elemen
bidang berwarna jingga yang disusun horisontal

41
variasi
Prinsip variasi dihasilkan dengan penggunaan elemen-elemen yang memiliki karakter yang
beragam. Penggunaan variasi atau beragam karakter dalam sebuah komposisi dapat
mengurangi kesan monoton, tetapi ragam yang terlalu banyak dapat memberikan
kesan berlebihan dan berantakan, serta mengurangi kejelasan (clarity) dari komposisi
yang dihasilkan

kesan berlebihan akibat variasi bentuk Stuart Davis, “Abstraction” (1937)


dihindari dengan adanya pengulangan sumber gambar: Microsoft Encarta 2006
garis berwarna hitam sebagai
unsur ‘penyatu’ dalam komposisi

chika airin - 200946500233


rela nurjaman - 200946500037

Untuk menghindari kesan ‘berlebihan’ pada sebuah komposisi visual


yang menerapkan prinsip variasi, elemen yang digunakan disusun dalam tatanan
yang menunjukkan kejelasan (clarity).

42
skala & proporsi
Skala dan proporsi berkaitan dengan perbandingan antara bagian-bagian yang ada dalam
sebuah komposisi desain. pada umumnya skala dan proporsi terkait pada perbandingan yang
bersifat kualitatif, seperti dimensi atau ukuran yang ditampilkan dalam sebuah komposisi ukuran.
Perbandingan ini dapat terjadi antara elemen-elemen yang menyusun sebuah komposisi maupun
perbandingan antara elemen-elemen penyusun dengan ruang yang ditempati dalam sebuah
komposisi.

Tidak ada ketentuan yang dianggap benar atau tepat mengenai perbandingan dalam
penggunaan elemen-elemen desain. Ukuran perbandingan yang dirasa tepat lebih banyak
dipengaruhi oleh selera dan perasaan pribadi maupun menyangkut kebutuhan dan kesan
yang ingin ditampilkan melalui sebuah komposisi.

Perbandingan antara ukuran elemen yang digunakan pada sebuah komposisi

a b c
Pada komposisi a, elemen-elemen yang digunakan memiliki ukuran yang relatif sama/ mirip,
sehingga memberikan kesan penyebaran yang merata pada seluruh bagian ruang
Pada komposisi b, salah satu elemen berukuran jauh lebih besar sehingga terlihat dominan dan
menjadi daya tarik komposisi
Pada komposisi c, semua elemen berukuran relatif besar sehingga memberikan kesan sama kuat
dan terlihat sebagai komposisi yang ‘padat’

meskipun banyak menggunakan elemen berukuran


besar, tetapi penambahan beberapa elemen bidang
berukuran kecil dapat menjadi penarik perhatian
(point of interest), sekaligus berfungsi untuk
memberikan keseimbangan proporsi dari komposisi
yang dihasilkan secara menyeluruh
diki satria nugraha - 200746500131

43
Perbandingan antara elemen-elemen penyusun dengan ruang yang ditempati dalam sebuah
komposisi

a b c

Pada komposisi a, elemen yang digunakan memiliki ukuran yang sangat kecil dibandingkan
dengan ruang yang ditempati sehingga memberikan kesan ‘kosong’ dan ‘ringan’.

Pada komposisi b, elemen yang digunakan memiliki ukuran yang sangat besar dibandingkan
dengan ruang yang ditempati sehingga memberikan kesan ‘penuh’ dan ‘berat’.

Pada komposisi c, elemen yang digunakan berukuran ‘seimbang’, komposisi semacam ini
seringkali dianggap memiliki perbandingan yang proporsional

penataan elemen yang tersebar


ke seluruh bagian ruang yang
ditempati memberikan kesan proporsi
yang seimbang antara elemen
dengan ruang, selain itu komposisi ini
tidak terkesan ‘berat’ meskipun
menggunakan warna hitam sebagai
warna ruang (dasar)
Mayka Vristarani - 200746500152

44
posisi & kedudukan

Salah satu aspek yang berkaitan dengan penggunaan ruang dalam penyusunan sebuah komposisi
adalah posisi atau kedudukan. Kedudukan atau posisi elemen/ objek dalam sebuah komposisi
mempengaruhi kesan yang ditangkap oleh pengamat, oleh karena itu pertimbangan dalam peletakan
setiap elemen perlu disesuaikan kebutuhan dan tujuan yang ingin disampaikan. Penempatan objek
dapat dimanfaatkan untuk memperkuat kesan yang ingin disampaikan, selain itu penempatan objek
juga memberikan gambaran mengenai skala dan proporsi sebuah komposisi visual.

Gambar pohon dan garis yang diletakkan pada bagian


bawah bidang gambar memberi kesan letak objek dekat
dengan pengamat, serta memberikan kesan jarak dan
ruang pandang (vertikal) yang luas pada bagian atas (langit)

Gambar pohon dan garis yang diletakkan pada bagian


tengah bidang gambar memberi kesan jarak vertikal dan
horisontal yang proporsional, serta ruang pandang yang
seimbang antara ruang bagian atas (langit) dan bawah
(padang rumput)

Gambar pohon dan garis yang diletakkan pada bagian


atas bidang gambar memberi kesan objek terletak jauh
dari pengamat serta memberikan kesan jarak dan ruang
pandang (horisontal) yang lebih luas pada bagian bawah
(padang rumput)

kedudukan/ penempatan kedudukan/ penempatan kedudukan/ penempatan


objek secara vertikal pada objek secara vertikal pada objek secara horisontal pada
bagian atas memberikan bagian bawah memberikan bagian samping memberikan
kesan objek yang menggantung kesan objek yang menumpuk kesan objek yang
dan kurang stabil dan terlihat lebih stabil melayang dan ringan

45
Beberapa contoh komposisi dalam lukisan berikut menunjukkan bahwa selain memperkuat/
mempertajam kesan yang ingin ditampilkan dalam sebuah komposisi visual, penempatan objek
dalam sebuah ruang komposisi dapat memberikan gambaran mengenai skala dan proporsi sebuah
komposisi secara keseluruhan.

William F. Kensett - Kensett’s Autumn Afternoon


on Lake George , dalam Microsoft Encarta 2006

Fin d’arabesque, Edgar Degas (1877) Andrew Wyeth

Pada komposisi ini terlihat


penempatan elemen yang
membedakan kesan ‘berat’.
Elemen yang terletak pada
bagian atas memberikan
kesan tentang sebuah objek
yang melayang, ringan, dan
di angan-angan. Sedangkan
objek manusia yang terletak
pada bagian bawah
menegaskan kesan ‘berat’
dan ‘nyata’.
Luba Lukova (2008), “Privacy” dalam www.des1012.blogspot.com

46
Selain pertimbangan letak elemen/ objek dalam sebuah komposisi, penempatan elemen dalam
sebuah ruang (komposisi) perlu mempertimbangkan adanya keterkaitan dengan elemen lain
yang digunakan. Hal ini akan mempengaruhi kesan ‘kesatuan’ atau unity dalam komposisi yang
dihasilkan.

Penempatan elemen secara berkelompok memberikan kesan unity lebih kuat,


selain itu pengelompokan dapat pula digunakan untuk memperjelas
bagian yang menjadi pusat perhatian dari bagian lainnya,
sedangkan penempatan yang terpisah mengurangi kesan unity.

Pengelompokan memperkuat
pusat perhatian pada suatu komposisi
dan memperkuat kesan unity
Sumber gambar: www.bluemoonwebdesign.com

Pengelompokan elemen menjadi bentuk


objek baru memperkuat pesan yang ingin
disampaikan dan mengarahkan pengamat
pada inti (focal point) sebuah komposisi
Sumber gambar: National Air Cargo
dalam www.flickr.com

47
keseimbangan
Keseimbangan mengacu pada perbandingan antara dua atau beberapa bagian dalam sebuah
komposisi, di mana perbandingannya menunjukkan kesan yang sama atau merata, tanpa ada
bagian yang bberkesan lebih ‘berat’. Keseimbangan tidak selalu dicapai dengan menggunakan
elemen-elemen yang persis sama antar bagian-bagiannya

Simetris
Keseimbangan yang didapatkan dengan membagi komposisi menjadi dua bagian yang sama
secara terukur. Keseimbangan simetris dapat terlihat dengan jelas karena kedua sisi yang dibagi
oleh sebuah sumbu (axis) memiliki elemen dengan bentuk, ukuran, warna, maupun penempatan
yang sama. Keseimbangan simetris memberikan kesan keteraturan dan kekuatan, tetapi sering kali
tidak terlihat menarik karena berkesan kaku dan membosankan.

beberapa contoh objek yang


memiliki keseimbangan simetris.
Kedua bagian memiliki bentuk,
ukuran, atau warna yang seimbang

asimetris
Keseimbangan yang didapatkan dengan penggunaan
elemen dan susunan yang berbeda pada kedua sisinya.
Keseimbangan semacam ini lebih sulit untuk ditangkap
secara visual, tetapi dapat dirasakan. Kesan yang dihasilkan
oleh komposisi asimetris ini akan terlihat lebih menarik
dan tidak membosankan karena tidak ada batasan
mengenai jumlah, bentuk, maupun karakter yang
digunakan untuk menghasilkan kesan seimbang (balance).

radial
K e s e i m b a n g a n r a d i a l m e r u p a ka n
keseimbangan yang didapatkan dengan
penyusunan elemen yang berpusat
pada satu titik dan susunannya menyebar
ke segala arah.

48
sumber gambar:
www.flickr.com

Pada contoh komposisi iklan di atas, keseimbangan asimetris ditampilkan dengan peletakkan objek/
elemen pada sisi kanan atas dan sisi kiri bawah. Meskipun tidak ditampilkan secara identik, tetapi
komposisi ini tetap terlihat seimbang.

sumber gambar: www.flickr.com


Beberapa contoh bangunan yang memiliki keseimbangan simetris, di mana kedua sisinya memiliki
tampilan yang identik. Komposisi ini memberikan kesan kaku dan formal.

Contoh komposisi yang memiliki keseimbangan radial dapat dilihat pada objek di sekitar kita, baik
objek alami seperti struktur tumbuhan dan kristal es, maupun objek buatan manusia yang ditampilkan
dalam beberapa karya fotografi berikut :

sumber gambar :
1. Giant lobelia plant, George F. Mobley, dalam www.nationalgeographic.com 2. Snowflake, Kenneth Libbrecht,
dalam www.nationalgeographic.com 3. Www.flickr.com

49
irama dan pergerakan
Irama dan pergerakan dalam sebuah komposisi visual memiliki keterkaitan yang kuat, hal ini
berhubungan dengen pengertian irama itu sendiri. Irama (rhythm) dapat dipahami sebagai
suatu pola penataan elemen secara berulang/ berkesinambungan sehingga memberikan kesan
pergerakan. Beberapa pola irama yang dapat diterapkan dalam sebuah komposis akan dijelaskan
berikut ini :

repetisi (repetition)
Repetisi merupakan penggunaan pola/ elemen yang sama secara berulang dan teratur. Repetisi
akan terlihat lebih jelas apabila elemen yang digunakan identik atau harmonis. Ada kalanya
pengulanganan/ repetisi tidak harus selalu mengulang elemen-elemen yang persis sama (identik).
Penambahan sedikit variasi akan mengurangi kesan monoton dan membuat komposisi terlihat
lebih menarik

Pada dasarnya irama terbentuk karena adanya pengulangan, meski demikian istilah repetisi ini
biasanya digunakan untuk menyebut komposisi yang menggunakana elemen yang sama secara
berulang. Penerapan pengulanganan/ repetisi ini dapat memperkuat kesan unity/ kesatuan karena
penggunaan elemen yang sama. Selain itu komposisi semacam ini memberikan kesan keteraturan
yang kuat, terutama apabila diterapkan dengan pengulangan bentuk yang persis sama.

Pada contoh di atas terlihat bahwa pola pengulangan (repetisi)


terlihat lebih menarik apabila diterapkan dengan sedikit variasi
tanpa merubah karakter dasar dari bentuk/ objek yang digunakan

oposisi
Oposisi merupakan penggunaan pola/ susunan elemen-elemen
desain yang berlawanan yang disusun berulang secara teratur,
sehingga menghasilkan komposisi yang kontras. Karakter kontras
yang digunakan dapat diterapkan pada aspek ukuran (besar-kecil,
panjang pendek), value (gelap-terang), tekstur (kasar-halus),
dan sebagainya.

50
transisi
Transisi merupakan penyusunan elemen desain dengan mengatur tingkatan perubahan pada salah
satu aspek komposisi. Misalnya: pengaturan ukuran elemen, dimulai dari ukuran yang paling kecil
hingga ukuran yang paling besar, penggunaan gradasi warna atau perubahan gelap-terang.

dominasi
Dominasi merupakan penekanan dengan menerapkan elemen/ unsur/ objek yang berbeda dengan
elemen lainnya sehingga menjadi pusat perhatian utama dalam keseluruhan
komposisi tersebut (focal point). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut komposisi semacam ini
adalah emphasis.

Contoh komposisi dalam sebuah


iklan yang menerapkan prinsip
emphasis untuk menonjolkan atau
memperkuat kesan dan pesan yang
ingin disampaikan.
Sumber gambar:
Stuck in the wrong job (monster.com)
dalam www.flickr.com

51
Penerapan prinsip desain pada komposisi trimatra

Prinsip desain dapat diterapkan pada komposisi sisi visual yang bersifat dwimatra maupun
trimatra. Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh penerapan prinsip-prinsip desain pada
komposisi trimatra.

Contoh karya ini merupakan


sebuah karya seni instalasi yang terbuat
dari material kertas.
Meskipun menampilkan bentuk dengan
beragam karakter dan ukuran,
karya ini tetap dapat menampilkan karakter
yang berkesinambungan sehingga
menghasilkan kesan unity/ kesatuan.

sumber gambar : interiorzine.com

Sebuah rak buku termasuk sebagai contoh


komposisi trimatra. Pada contoh desain ini terlihat
penerapan pengulangan bentuk yang sama (harmonis).
Untuk menghindsri kesan monoton, variasi bentuk
digunakan pada bagian tengah objek sekaligus
dapat menjadi focal point dari komposisi keseluruhan.

Sumber gambar : Lui Honfay, Quadra


dalam www.idasia.org

Desain sebuah karya trimatra dapat diterapkan pada berbagai objek fungsional,
salah satunya adalah sebagai furnitur.
Selain perannya dalam memenuhi fungsi, variasi penerapan bentuk garis pada
komposisi trimatra ini dapat menghindarkan kesan monoton
Sumber gambar : Urban Bench dalam www.interiorzine.com

53
Penggunaan atau penambahan setiap dalam sebuah komposisi visual harus mempertimbangkan
elemen lainnya, karena penempatan elemen yang kurang tepat dapat mengganggu tampilan
komposisi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penggunaan dan penempatan elemen desain perlu
mempertimbangkan prinsip kesederhanaan (simplicity) dan kejelasan (clarity). Penerapan psinsip
kesederhanaan dan kejelasan ini tidak berarti meminimalkan penggunaan elemen, melainkan
menghindari penggunaan elemen yang tidak perlu atau dapat mengganggu kejelasan dari
komposisi keseluruhan.

kesederhanaan (simplicity)
Prinsip kesederhanaan yang dimaksud di sini bukan berarti adanya pembatasan dalam penggunaan
elemen-elemen desain dalam sebuah komposisi, melainkan adanya pertimbangan bahwa sebuah
desain telah memiliki elemen penyusun yang tepat, tidak kurang dan tidak berlebihan.
Tidak ada batasan yang mutlak diikuti untuk menentukan ‘takaran’ yang tepat supaya dapat
memenuhi prinsip ini. Penilaian tentang simplicity ini lebih banyak didasarkan pada perasaan
individu kreator maupun pengamat. Sebuah komposisi dirasakan tepat apabila tidak ada lagi
elemen yang dapat ditambahkan ataupun dikurangi.

kejelasan ( clarity)
Prinsip kejelasan sangat penting dalam dunia desain dan seni rupa, karena prinsip ini menjadi
dasar keberhasilan penyampaian pesan dari seorang perancang atau kreator kepada pengamat,
pengguna atau penikmat karyanya. Selain aspek estetika, prinsip ini menjadi syarat utama dalam
karya desain karena sebuah objek desain harus dapat dimengerti oleh orang lain.
Dalam bidang seni rupa murni, ada kalanya prinsip ini dianggap kurang penting karena pengamat
memiliki kebebasan untuk menginterpretasikan sebuah karya. Meski demikian, prinsip kejelasan ini
sebenarnya tetap penting untuk dipenuhi karena untuk dapat menginterpretasikan sebuah karya,
kita harus dapat memahami tampilan visual sebuah karya.

Contoh komposisi dalam sebuah karya fotografi yang


mewakili prinsip simplicity dan kejelasan.
Penggunaan elemen yang sederhana memberikan kejelasan
dalam penyampaian pesan dan kesan yang ingin
dikomunikasikan kepada pengamat.
Foto oleh : Lillian Bassman

52
Prinsip transisi bentuk dapat menjadi
salah satu cara untuk menghasilkan
sebuah objek fungsional
yang memiliki nilai estetika
Sumber gambar :
Wooden Bench oleh Lui Honfay
dalam www.idasia.org

Karya trimatra di samping juga menerapkan


prinsip transisi pada aspek ketinggian atau panjang
dari elemen yang digunakan, tetapi tidak ditampilkan
dalam perbedaan interval (tahapan perubahan)
yang sama persis.
Sumbe gambar : ‘Big Blue’ oleh Nancy Cervenka
dalam www.jillunderhillgallery.com

Seperti halnya dalam penyusunan komposisi dwimatra, lemen dan prinsip desain pada
sebuah komposisi trimatra akan menentukan kesan serta tampilan akhir sebuah karya.
Pertimbangan lain dalam penyususnan sebuah komposisi trimatra adalah bahwa sebuah karya
trimatra harus dapat dilihat dari berbagai arah, sehingga aspek teknis yang mendukung
penyusunan dan pembuatan karya sangat dibutuhkan. Selain itu dibutuhkan pula pengenalan
karakter bahan/ material yang digunakan dalam penyusunan sebuah komposisi.

Berikutini ditampilkan beberapa komposisi yang dihasilkan melalui penyusunan elemen garis.
Pemilihan material perlu disesuaikan dengan bentuk yang akan ditampilkan, karena setiap
material memiliki karakter yang berbeda.

Adi Tri Yono Nyi Ayu Rawdhatul M. Rela Nurzaman


(200946500010) (200946500117) (200946500037)

Pada komposisi pertama, material ranting digunakan untuk menghasilkan susunan garis lengkung
yang lentur dan memberi kesan ringan. Pada komposisi kedua material kawat dari jenis yang berbeda
digunakan untuk memberikan kesan pada dua bagian yang berbeda, yaitu kesan kuat pada bagian
struktur/ kerangka dan kesan ringan dan rapuh pada bagian pengisinya. Pada komposisi terkhir,
material kawat disusun untuk menciptakan bentuk baru yang berkesan lentur dan fleksibel.

54

Anda mungkin juga menyukai