jiwa yang rusak, dan memadamkan bara api perpecahan. Masa ini terkenal
dengan masa yang penuh dengan kekeruhan politis, banyak terjadi peristiwa-
peristiwa dan perubahan arah politik. Dalam keadaan seperti itu, dakwah
beliau selalu menerapkan akhlaq mulia dan prinsip-prinsip hidup sesuai
dengan nilai-nilai syari’ah. Di tangannya lebih dari lima ratus orang Yahudi
dan Nasrani masuk Islam, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat
dari kalangan penjahat, para pembunuh, pencuri, dan pembegal. Beliau
seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada
masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang ber’aqidah ahlus sunnah
mengikuti jalan para pendahulu Islam yang sholeh. Dikenal banyak memiliki
karamah, tetapi banyak pula orang yang membuat kedustaan atas nama
beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-
ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasulullah Saw, para
sahabatnya dan lainnya.
Syekh Abdul Qadir Ra menuntut ilmu di kota Baghdad selama kurang
lebih 32 tahun yang meliputi berbagai ilmu-ilmu aqidah, syari’ah, dan akhlak.
Selama masa pencarian ilmu, ia pernah mengalami masa-masa sulit di
Baghdad. Namun hal ini tidak menyurutkannya untuk semangat mencari
ilmu. Beliau telah mengabdikan hidupnya untuk mencari dan mengamalkan
ilmu, mengajar, memberi fatwa dan wejangan. Beliau orang yang kaya ilmu,
zuhud dan bijaksana. Itulah sebagian kemuliaan beliau yang dapat
dikemukakan. Sungguh, di sini tidak cukup ruang menuliskan kemulian-
kemulian beliau yang sangat banyak. Beliau meninggal pada malam Sabtu,
setelah maghrib pada 10 Rabi’ul Akhir 561 H. Ada sebagaian pendapat
menyebutkan pada tanggal 8 Rabi’ul Akhir tahun 561 Hijriyah, pada usia 91
tahun. Beliau dimakamkan di madrasahnya, di Babul Azaj, di Baghdad Pada
tahun 561 H/1166 M. 1
1
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015, h.25-39
2
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015,h.40-43
akhirat. Menurut Syekh ‘Abdul Qadir jilani, bahwa zuhud ada dua macam,
yaitu:
a. Zahid hakiki (mengeluarkan dunia dari hatinya)
b. Mutazahid shuwari/ zuhud lahir (mengeluarkan dunia dari
hadapannya).
3. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri (dalam bahasa arab, tawakkal), yakni
salah satu sifat mulia yang harus ada pada diri ahli sufi. Syekh ‘Abdul
Qadir menekankan bahwa tawakal berada di antara pintu-pintu iman,
sedangkan iman tidak terurus dengan baik kecuali dengan adanya ilmu, hal
dan amal. Dengan demikian, hakikat tawakal adalah menyerahkan segala
urusan kepada Allah dan membersihkan diri dari gelapnya pilihan, tunduk
dan patuh kepada hukum dan takdir, menerima terhadap seluruh ketetapan
Allah, sehingga menimbulkan ketenangan hati.
4. Syukur
Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih atas nikmat yang diterima,
baik lisan, tangan, maupun hati. Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani
hakikat syukur adalah mengakui nikmat Allah karena Dialah Pemilik
karunia dan pemberian sehingga hati mengakui bahwa segala nikmat
berasal dari Allah dan patuh kepada syariat-Nya.
Syekh Abdul Qadir Jailani membagi syukur menjadi tiga macam :
a. Syukur dengan lisan, yaitu melalui pengakuan
b. Syukur demngan badan dan anggota badan, melalui perbuatan amal
sholeh
c. Syukur dengan hati, yaitu beriti’kaf / berdiam diri di atas tikar Allah
dengan senantiasa menjaga hak Allah yang wajib dikerjakan.
5. Sabar
Sabar adalah tidak mengeluh kerena sakitnya musibah yang menimpa
kita kecuali mengeluh kepada Allah. Menurut Syekh Abdul Qadir Jilani,
sabar ada tiga macam, yaitu:
3
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015, h. 44-50
4
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015, h.50-54
2. Tujuan belajar
6
Badrudin, Pemikiran Pendidikan Spiritual Syaikh ‘Abd Al-Qādir Al-Jīlāniy
https://www.academia.edu/32452031/Jurnal_Alqalam_Pemikiran_Pendidikan_Spiritual
7
Badrudin, Pemikiran Pendidikan Spiritual Syaikh ‘Abd Al-Qādir Al-Jīlāniy
https://www.academia.edu/32452031/Jurnal_Alqalam_Pemikiran_Pendidikan_Spiritual
5. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan suka bangun malam
(qiyām al-lail)
6. Dua karakter dari Ali yaitu alīm (cerdas/intelek) dan sifat pemberani.
Peserta didik dalam menerima pengajaran dan pendidikan mempunyai
beberapa kewajiban. Syaikh Abd al-Qādir al-Jīlāniy membuat kewajiban-
kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang murid, sebagai berikut :
1. Memiliki aqīdah yang benar yang merupakan dasar, yaitu berpegang
kepada aqidah Ahl al-Sunnah wa al-Jamā‟ah dan Shalaf al-Shālih.
2. Berpegang teguh kepada al-Kitāb dan al-Sunnah serta mengamalkan
keduanya, baik yang berupa perintah, larangan, yang pokok maupun
cabang.
3. Jujur, sungguh-sungguh ikhlas terhadap Allah, memenuhi janji,
menjalankan perintah, selalu beribadah, mencari keridhaan-Nya,
mencintai-Nya dan melakukan segala sesuatu yang mengantarkannya
kepada kedekatannya terhadap Allah.
4. Tidak mengurangi ibadah, tidak bergaul dengan orang yang kurang
ibadahnya, yaitu orang-orang yang suka menggosip. Mereka adalah
musuh-musuh amal dan menjadi beban padahal dirinya mengaku
sebagai orang muslim.
5. Bersifat dengan sifat-sifat yang mulia yang disertai dengan keyakinan
bahwa Allah tidak menciptakan wali yang bakhil
6. Ridha untuk tidak menjadi orang yang terkenal, selalu berdzikir,
meninggalkan perbuatan sia-sia, mengendalikan syahwat, rela
kelaparan dan miskin.
7. Lebih mengutamakan untuk selalu menemani guru, berada di majlis
ilmu, duduk bersama ulama dan orang-orang mulia, rela kelaparan
asal orang lain kenyang, rela menjadi hina untuk kemuliaan jamā‟ah
dan kehormatan mereka.
8. Memohon ampunan kepada Allah dari dosa-dosa yang telah dilakukan
sebelumnya, dan agar terjaga dari sisa umurnya serta mendapatkan
taufik dari amalan yang dicintai Allah dan diridhai-Nya.
4. Metode Pendidikan
8
Badrudin, Pemikiran Pendidikan Spiritual Syaikh ‘Abd Al-Qādir Al-Jīlāniy
https://www.academia.edu/32452031/Jurnal_Alqalam_Pemikiran_Pendidikan_Spiritual
5. Materi Pendidikan
9
Badrudin, Pemikiran Pendidikan Spiritual Syaikh ‘Abd Al-Qādir Al-Jīlāniy
https://www.academia.edu/32452031/Jurnal_Alqalam_Pemikiran_Pendidikan_Spiritual
10
Badrudin, Pemikiran Pendidikan Spiritual Syaikh ‘Abd Al-Qādir Al-Jīlāniy
https://www.academia.edu/32452031/Jurnal_Alqalam_Pemikiran_Pendidikan_Spiritual
11
Badrudin, Pemikiran Pendidikan Spiritual Syaikh ‘Abd Al-Qādir Al-Jīlāniy
https://www.academia.edu/32452031/Jurnal_Alqalam_Pemikiran_Pendidikan_Spiritual
12
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015,h.72-79
3. Subjek-Objek Pendidikan
13
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015,h. 79-92
14
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015,h.92-110
15
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015,h.110-126
16
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015,h. 126-141
17
Badrudin, Pendidikan Islam dalam Al-Qur’an: Perspektif Syekh Abdul Qadir Jailani , A-empat
Serang 2015,h.141-154
18
Badrudin, Pemikiran Pendidikan Spiritual Syaikh ‘Abd Al-Qādir Al-Jīlāniy
https://www.academia.edu/32452031/Jurnal_Alqalam_Pemikiran_Pendidikan_Spiritual