Daftar Isi
4 Karya
4.1 Karya-karya Beliau
5 Karomah
6 Untaian Nasehat
7 Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
Sayid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani dilahirkan di Naif, Jailani Irak pada tanggal 1 bulan
Romadhon, tahun 470 Hijriyah, bertepatan dengan 1077 Masehi.
Beliau baru menikah pada usia 51 tahun. Kendati demikian beliau dikaruniai banyak keturunan,
yaitu 20 putera dan 20 puteri dari empat orang istri.
1.3 Nasab
Sayyid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani ayahnya bernama : Abu Sholeh Janki Dausat, putra
Abdullah, putra Yahya az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra Musa at-Tsani, putra
Musa al-Jun, putra Abdulloh al-Mahdi, putra Hasan al-Mutsanna, cucu Nabi Muhammad saw.
putra Sayyidina 'Ali Karromallohu Wajhahu.
Sayyid Abdul Qodir Jaelani ibunya bernama : Ummul Khoer Ummatul Jabbar Fathimah putra
Sayyid Muhammad putra Abdulloh asSumi'i, putra Abi Jamaluddin as-Sayyid Muhammad, putra
al-Iman Sayid Mahmud bin Thohir, putra al-Imam Abi Atho, putra sayid Abdulloh al-Imam
Sayid Kamaludin Isa, putra Imam Abi Alaudin Muhammad al-Jawad, putra Ali Rido Imam Abi
Musa al-Qodim, putra Ja'far Shodiq, putra Imam Muhammad al-Baqir, putra Imam Zaenal
Abidin, putra Abi Abdillah al-Husain, putra Ali bin Abi Tholib Karromallohu wajhah.
1.4 Wafat
Beliau wafat pada tanggal 11 Rabiul Akhir tahun 561 Hijriyah bertepatan dengan 1166 Masehi,
pada usia 91 tahun. Beliau dikebumikan di Bagdad, Irak.
Syeikh Abdul Qadir Jailani menimba ilmu hadits dan meriwayatkan dari:
Ilmu adab (etika spiritual) diperoleh Syeikh Abdul Qadir Jailani dari:
Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di
daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul
Qadir al Jilani. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana
sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut. Banyak orang yang
bertaubat setelah mendengar nasihat beliau. Banyak pula orang yang bersimpati kepada Syeikh
Abdul Qadir Jailani, lalu datang menimba ilmu di sekolah beliau hingga sekolah itu tidak mampu
menampung lagi.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
1. Syeikh Abdul-Wahab
2. Syeikh Abdul-Razzaq
3. Syeikh Abdul-Aziz
4. Syeikh Isa
5. Syeikh Musa
6. Syeikh Yahya
7. Sheikh Abdullah
8. Syeikh Muhammed
9. Syeikh Ibrahim.
1. al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam
2. Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih terkenal al Mughni.
3. as-Suhrawardi
4. Karya
4.1 Karya-karya Beliau
1. Tafsir Al Jilani
2. al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
3. Futuhul Ghaib.
4. Al-Fath ar-Rabbani
5. Jala' al-Khawathir
6. Sirr al-Asrar
7. Asror Al Asror
8. Malfuzhat
9. Khamsata "Asyara Maktuban
10. Ar Rasael
11. Ad Diwaan
12. Sholawat wal Aurod
13. Yawaqitul Hikam
14. Jalaa al khotir
15. Amrul muhkam
16. Usul as Sabaa
17. Mukhtasar ulumuddin
5. Karomah
5.1 Mampu Terbang Di udara dan memandang Lauh Mahfudz
Salah satu Karomah beliau sangat mencengangkan adalah ketika beliau mampu melayang
layang terbang di udara. Hal ini sama seperti riwayat yang dikatakan oleh syekh Hafash . Selain
itu ketika matahari terbit dipagi hari, matahari selalu memberi ucapan sama kepada Syeikh
Abdul Qadir Jailani. Allah SWT juga memberikan sebuah keajaiban kepadaSyeikh Abdul Qadir
Jailani agar mampu memandang Lauh Mahfudz yang berada di atas langit. Syeikh Abdul Qadir
Jailani juga makrifat/ bisa mengetahui dan membedakan mana orang yang berkepribadian jahat
dan baik. Hal luar biasa ini sungguh pantas beliau dapatkan karena beliau adalah sosok
waliyullah yang faqih dan wara.
Kedalaman ilmu agama yang beliau miliki, tak sedikit kejadian ghaib yang selalu dialami oleh
Syeikh Abdul Qadir Jailani. Dahulu pernah beliau bermukim di wilayah padang pasir tandus
selama dua puluh lima tahun. Sering sekali Syeikh Abdul Qadir Jailani di ikuti oleh makhluk
ghaib sebangsa jin diwilayah itu. Bagi orang biasa tentu mungkin akan merasa takut bila setan-
setan akan datang mengganggu. Namun berkat keagungan Allah, Syeikh Abdul Qadir Jailani
mampu mengajari ilmu agama kepada jin/ setan itu. Jin itu didik beliau agar bisa beriman dan
mengenal tuhannya yaitu Allah SWT. Subhanallah.
5.3 Karomah Syekh Abdul Qodir Jaelani Mengembalikan Wanita Yang Diculik
Bangsa Jin
Pada suatu hari, di dalam tahun 537 Hijrah, seorang lelaki dari kota Baghdad (dikatakan oleh
sesetengah perawi bahawa lelaki itu bernama Abu Sa‘id ‘Abdullah ibn Ahmad ibn ‘Ali ibn
Muhammad al-Baghdadi) telah datang bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Jailani, berkata,
bahwa dia mempunyai seorang anak dara cantik berumur enam belas tahun bernama Fatimah.
Anak daranya itu telah diculik (diterbangkan) dari atas anjung rumahnya oleh seorang jin.
Maka Syeikh Abdul Qadir Jailani pun menyuruh lelaki itu pergi pada malam hari itu, ke suatu
tempat bekas rumah roboh, di satu kawasan lama di kota Baghdad bernama al-Karkh.
“Carilah bonggol yang kelima, dan duduklah di situ. Kemudian, gariskan satu bulatan
sekelilingmu di atas tanah. Kala engkau membuat garisan, ucapkanlah “Bismillah, dan di atas
niat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ”
Apabila malam telah gelap, engkau akan didatangi oleh beberapa kumpulan jin, dengan
berbagai-bagai rupa dan bentuk. Janganlah engkau takut. Apabila waktu hampir terbit fajar, akan
datang pula raja jin dengan segala angkatannya yang besar.
Dia akan bertanya hajatmu. Katakan kepadanya yang aku telah menyuruh engkau datang
bertemu dengannya. Kemudian ceritakanlah kepadanya tentang kejadian yang telah menimpa
anak perempuanmu itu.”
Lelaki itu pun pergi ke tempat itu dan melaksanakan arahanSyeikh Abdul Qadir Jailani itu.
Beberapa waktu kemudian, datanglah jin-jin yang cuba menakut-nakutkan lelaki itu, tetapi jin-jin
itu tidak berkuasa untuk melintasi garis bulatan itu. Jin-jin itu telah datang bergilir-gilir, yakni
satu kumpulan selepas satu kumpulan.
Dan akhirnya, datanglah raja jin yang sedang menunggang seekor kuda dan telah disertai oleh
satu angkatan yang besar dan hebat rupanya. Raja jin itu telah memberhentikan kudanya di luar
garis bulatan itu dan telah bertanya kepada lelaki itu, “Wahai manusia, apakah hajatmu?”
Lelaki itu telah menjawab, “Aku telah disuruh oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-JilaniSyeikh
Abdul Qadir Jailani untuk bertemu denganmu.”
Begitu mendengar nama Syeikh Abdul Qadir Jailani diucapkan oleh lelaki itu, raja jin itu telah
turun dari kudanya dan terus mengucup bumi. Kemudian raja jin itu telah duduk di atas bumi,
disertai dengan seluruh anggota rombongannya.
Sesudah itu, raja jin itu telah bertanyakan masalah lelaki itu. Lelaki itu pun menceritakan kisah
anak daranya yang telah diculik oleh seorang jin. Setelah mendengar cerita lelaki itu, raja jin itu
pun memerintahkan agar dicari si jin yang bersalah itu.
Beberapa waktu kemudian, telah dibawa ke hadapan raja jin itu, seorang jin lelaki dari negara
Cina bersama-sama dengan anak dara manusia yang telah diculiknya.
Raja jin itu telah bertanya, “Kenapakah engkau sambar anak dara manusia ini? Tidakkah engkau
tahu yang dia ini berada di bawah naungan al-Quthb ?”
Jin lelaki dari negara Cina itu telah mengatakan yang dia telah jatuh berahi dengan anak dara
manusia itu. Raja jin itu pula telah memerintahkan agar dipulangkan perawan itu kepada
bapanya, dan jin dari negara Cina itu pula telah dikenakan hukuman pancung kepala.
Lelaki itu pun mengatakan rasa takjubnya dengan segala perbuatan raja jin itu, yang sangat patuh
kepada Syeikh Abdul Qadir Jailani.
Raja jin itu berkata pula, “Sudah tentu, karena Syeikh Abdul Qadir Jailani boleh melihat dari
rumahnya semua kelakuan jin-jin yang jahat. Dan mereka semua sedang berada di sejauh-jauh
tempat di atas bumi, karena telah lari dari sebab kehebatannya. Allah Ta’ala telah menjadikan
Syeikh Abdul Qadir Jailani bukan saja al-Qutb bagi umat manusia, bahkan juga ke atas seluruh
bangsa jin.”
5.4 Menghidupkan Ayam Dari Tulang Belulang
Diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syeikh Abdul Qodir mengantarkan
anaknya untuk berguru pada beliau, untuk mempelajari ilmu suluk, Syeikh Abdul Qadir Jailani
memerintahkan agar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan
ditempatkan di ruang kholwat.
Beberapa hari kemudian si ibu selaku orangtua murid datang menengok anaknya dan dilihat
tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannya hanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian
masuk ke ruang Syeikh Abdul Qadir Jailani dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa
makanan daging ayam yang sudah bersih. Ibu itu berkata :"Menurut penglihatan saya Tuan
Syeikh makan dengan makanan yang serba enak. Sedang anak saya badannya kurus karena
makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk hal itu apa maknanya sehingga ada
perbedaan?".
Mendengar pertanyaan itu lalu Syeikh Abdul Qadir Jailani meletakkan tangannya di atas tulang-
belulang ayam sambil bekata QUUMII BI IDZNILLAHI TA'ALA ALLADZI YUHYIL
'IDZOMA WA HIYA ROMIIM
(berdirilah dengan idzin Alloh yang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur).
Syeikh Abdul Qadir Jailani berkata pula kepada orang tua anak itu : "Kalau anakmu dapat
berbuat seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal yang halal".
Ibu itu merasa malu oleh Syeikh Abdul Qadir Jailani dan mohon maaf atas prasangka yang
buruk. Dengan keyakinan yang bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada beliau untuk dididik.
Dahulu Syeikh Abdul Qadir Jailani pernah bercerita tentang kondisi aneh yang beliau alami.
Dahulu pernah beliau melakukan sebuah perjalanan Panjang di padang pasir daerah Baghdad.
Tiba-tiba hal mengejutkan terjadi pada diri beliau, dalam kondisi tidak sadarkan diri beliau lari
dengan kencangnya hanya dalam waktu satu jam perjalanan saja. Rasa aneh lantas terasa ketika
beliau tiba-tiba telah sampai di daerah Syastar. Secara akal hal ini tidaklah mungkin terjadi
dikarenakan jarak kota Baghdad dan syastar umumnya hanya bisa ditempuh selama dua belas
hari perjalanan. Namun karena keajaiban Allah, Syeikh Abdul Qadir Jailani bisa menempuhnya
hanya dalam masa 1 jam saja.
5.6 Karomah Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani Berada di Banyak Tempat Dalam
Waktu Bersamaan
Diriwayatkan pada suatu hari di bulan Romadhon, Syeikh Abdul Qadir Jailani diundang berbuka
puasa oleh murid-muridnya sebanyak tujuh puluh orang di rumahnya masing-masing. Mereka
berkeinginan agar Sang guru berbuka puasa dirumahnya. Mereka tidak mengetahui bahwa
diantara mereka masing-masing mengundang Syeikh Abdul Qadir Jailani untuk berbuka puasa
pada waktu yang bersamaan. Tiba waktunya berbuka puasa bertepatan Syeikh Abdul Qadir
Jailani berbuka puasa di rumah beliau, detik itu pula rumah muridnya yang tujuhpuluh orang itu
masing-masing dikunjunginya dan berbuka puasa tepat dalam waktu yang bersamaan.
Peristiwa ini di kota Baghdad sudah masyhur terkenal di kalangan masyarakat, dan sudah
menjadi bibir masyarakat dalam setiap pembicaraan dan pertemuan.
7. Referensi
"Riwayat Hidup Para Wali dan Shalihin"