Anda di halaman 1dari 27

H051PRO

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12


Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

POTENSI PEGUNUNGAN MERATUS DAN CEMPAKA, KALIMANTAN SELATAN


SEBAGAI KOMPLEKS GEOWISATA DAN LAPANGAN EDUKASI KEBUMIAN

Topan Ramadhan 1*
Eka Fajar Nugraha Sucipto 2

Forum Geosaintis Muda Indonesia 1*


Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2
*Corresponding Author: topanramadhanms@gmail.com

SARI
Pegunungan Meratus membentang sepanjang kurang lebih 250 km berarah baratdaya-timur
laut di Kalimantan Selatan. Pegunungan ini memisahkan Provinsi Kalimantan Selatan menjadi
dua bagian. Pegunungan Meratus juga menyimpan sumberdaya alam yang melimpah yang
menghasilkan bahan galian batubara yang saat ini menjadi komoditi andalan di daerah
tersebut. Perlu adanya kawasan yang di jaga kelestariannya sebagai upaya konservasi dan
edukasi untuk kepentingan ilmu kebumian. Kawasan Meratus dan sekitarnya khususnya
daerah Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut, Kalimantan Selatan cukup
memiliki beberapa titik representatif untuk kegiatan geowisata baik keberagaman jenis
batuan mewakili satuan resmi penyusun geologi regional Meratus serta keunikan alamnya.
Selain itu akses yang cukup mudah di jangkau hanya 20 km dari Bandara Internasional
Syamsudin Noor serta tersedia beberapa akomodasi penginapan di Kota Banjarbaru maupun
Kota Banjarmasin sehingga daerah ini cukup mudah dan nyaman untuk di jelajahi. Kawasan
pertambangan tradisional intan Cempaka menjadi salah satu titik yang menjadi representatif
edukasi teknik penambangan tradisional serta proses keberedaan intan tersebut yang berada
pada endapan Kwarter. Kemudian, melanjutkan perjalanan ke timur menuju Pegunungan
Meratus untuk meninjau perubahan morfologi dan geologi berupa batuan penyusun yang
banyak mengendapkan batubara yang di kenal sebagai komoditi andalan Kalsel, hingga ke
kawasan Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam yang tersusun oleh batuan tertua di
Pegunungan Meratus sebagai representatif variasi kondisi bebatuan dan morfologi yang
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

dihasilkan. Sebagai pengetahuan dasar kepada masyarakat, kawasan ini menjadi cukup
representatif menjelaskan beberapa jenis batuan yang di kenal mulai dari batuan beku,
sedimen, batuan sedimen hingga batuan metamorf. Selain dalam kepentingan geologi wisata,
aspek edukatif daerah ini cukup baik, terbukti sering di jadikan laboratoium lapangan untuk
kegiatan praktik lapangan beberapa Sekolah/Perguruan Tinggi yang memiliki program studi
kebumian sehingga perlu adanya pemetaan titik upaya konservasi dan pengelolaan kawasan
taman alam Pegunungan Meratus hingga adanya pusat penelitian ilmu pengetahuan
kebumian di kawasan ini.

I. PENDAHULUAN
Pulau Kalimantan khususnya Provinsi Kalimantan Selatan memiliki bentukan alam hasil proses
geologi yang luar biasa berupa Pegunungan Meratus yang membentang lebih kurang 250 km
dengan arah Baratdaya-Timurlaut hinnga mecapai Provinsi Kalimantan Timur bagian Selatan
dan Provinsi Kalimantan Tengah di bagian Timur (gambar 1). Kalimantan Selatan terkenal
sebagai daerah dengan banyak perairan (sungai, danau, rawa) yang cukup mendominasi
interaksi langsung dengan kehidupan masyarakatnya. Tetapi, peran Pegunungan Meratus
sebagai daerah Tinggian berupa pegunungan menjadi sisi lain anugerah alam yang dimiliki
Kalimantan Selatan. Pegunungan Meratus selain memiliki pemandangan alam yang indah,
Meratus juga mengandung sumberdaya alam yang banyak memberikan manfaat untuk
manusia. Bahan galian Batubara, Minyak dan Gas Bumi merupakan sedikit contoh bahan
galian ekonomis yang terkandung dalam bagian Pegunungan Meratus. Sumberdaya alam nya
kini sudah menjadi komoditi andalan serta sebagai sumber pendapatan dan lapangan
pekerjaan masyarakat khususnya Kalimantan Selatan dan Indonesia pada umumnya. Di kaki
pegunungan Meratus tepatnya di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, terdapat kegiatan
pertambangan Intan tradisional oleh warga sekitar dimulai sejak dahulu hingga sekarang dan
menjadi salah satu aspek wisata di Kalimantan Selatan. Dalam Sumberdaya alam nya saja
Pegunungan Meratus sudah sangat menarik didatangi para pencari sumberdaya alam, belum
lagi mencakup aspek ke ilmuan dimana Pegunungan Meratus memiliki kondisi geologi cukup
kompleks dari proses keterdapatan Intan di Campaka hingga keberadaan manifestasi
panasbumi di Hulu Sungai Selatan pada lingkungan non-gunungapi yang secara keseluruhan
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

geologi nya sudah cukup banyak diteliti oleh ahli kebumian Indonesia maupun mancanegara
sejak dahulu kala. Proses alami yang terjadi banyak menghasilkan kenampakan alam yang
cukup menarik seperti daerah tinggi, air terjun memberikan daerah ini memiliki obyek wisata
yang berbeda dari biasanya di Kalimantan Selatan seperti wisata sungai (Pasar Terapung di
Lok Baintan) yang sudah sangat terkenal. 

Akibat adanya kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam yang di kandung Pegunungan


Meratus, saat ini sudah banyak Ijin Usaha Pertambangan (IUP) hingga Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) membentang dari bagian selatan hingga utara
Pegunungan Meratus. Hal tersebut dapat mengancam kelestarian alam dan beberapa situs
geologi yang cukup sering di jadikan sebagai lokasi penelitian dan pembelajaran kebumian.
Selain kegiatan pertambangan, industri kelapa sawit yang cukup melimpah di Kalimantan juga
salah satu ancaman perubahan bentang alam yang dapat mengganggu kelestarian alam
Pegunungan Meratus. Berkaitan dengan geosite yang banyak di jadikan obyek pebelajaran
kebumian, khusus di Kalimantan Selatan saja beberapa instansi sekolah hingga perguruan
tinggi yang memiliki program studi berkaitan dengan kebumian dan aplikasinya. Hal tersebut
menunjukan cukup banyak program studi yang struktur dan kompetensi nya mencakup ilmu
kebumian dimana diperlukan proses belajar mengajar yang memerlukan praktik/kuliah
lapangan.

Bersamaan dengan kondisi tersebut, perlu adanya pengembangan dan pemberdayaan


potensi geologi wisata yang terdapat di Pegunungan Meratus dan sekitarnya agar menjadi
sumber pendapatan bagi daerah dan masyarakat sekitar pada khususnya. Belakangan ini,
wisata alam mulai cukup diminati oleh masyarakat dimana hal tersebut juga harus dengan
infrastruktur yang memadai. Terlebih untuk mendukung menjadikan Pegunungan Meratus
sebagai Geopark Nasional. Berdasarkan letaknya, Pegunungan Meratus cukup terjangkau
untuk disambangi dengan akses yang cukup mudah baik dari dalam dan luar Kalimantan
Selatan. Sebagai contoh geosite Taman Hutan Rakyat (TAHURA) Sultan Adam berjarak lebih
kurang 30 kilometer dari Bandara Internasional Syamsudin Noor. Kemudian, ketersediaan
akomodasi cukup banyak di sekitar Kota Banjarmasin, Banjarbaru hingga Martapura. Cakupan
fokus penelitian ini meliputi Kawasan Meratus dan sekitarnya khususnya daerah Kota
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut, Kalimantan Selatan cukup memiliki beberapa
titik representatif untuk kegiatan geowisata baik keberagaman jenis batuan mewakili satuan
resmi penyusun geologi regional Meratus serta keunikan alamnya.

II. GEOLOGI REGIONAL


Pegunungan Meratus merupakan tinggian dan pembatas sebelah timur dari Cekungan Barito
dan sebelah barat cekungan Asam-asam (gambar 2). Pegunungan Meratus juga merupakan
pembatas antara cekungan Barito (sebelah Barat) dan Cekungan Asam-asam (sebelah Timur).
Pegunungan Meratus juga sering disebut sebagai pegunungan ofiolit karena banyak
menyingkap batuan kerak samudera di sekitarnya. Pegunungan Meratus terbentuk pada Kala
Miosen Akhir dan terangkat pada Plio-Plistosen memisahkan cekungan Barito dan cekungan
Asam-asam. Secara umum stratigrafi penyusun geologi Pegunungan Meratus dan sekitarnya
menurut Sikumbang dan Heryanto (1994) terdiri dari Batuan Alas berupa Sekis, filit,
ultramafik yang berumur Jura (- 152 juta tahun) serta beberapa satuan batuan beku Gabro,
Diorit, Granit dan Formasi Batununggal yang berumur Kapur Awal dan Kelompok Alino dan
Pitanak yang berumur Kapur Akhir (- 95 juta tahun). Kemudian, stratigrafi penyusun
Pegunungan Meratus diisi oleh sedimen Tersier dimulai Kala Eosen (- 53 juta tahun) disusun
Formasi Tanjung terdiri dari batupasir, batulempung dengan sisipan batubara. Kemudian
formasi Berai terdiri dari Batugamping dengan bersisipkan napal dan batulempung, Formasi
Berai terbentuk pada Kala Oligosen. Diatas Formasi Berai terendapkan Formasi Warukin
dterdiri dari perselingan batupasir kuarsa setempat konglomeratan dan batulempung, dengan
sisipan batubara dengan umur pengendapan formasi kisaran Miosen Awal-Miosen Tengah.
Terjadi ketidakselarasan antara Formasi Warukin akibat pengangkatan Pegunungan Meratus
pada Kala Plio-Plistosen (-5,3 juta tahun lalu) bersamaan pengendapan Formasi Dahor yang
terdiri dari konglomerat, batupasir. Selanjutnya hingga saat ini terendapkan proses fluviatil
yang terdiri dari endapan lumpur, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah yang berumur Kuarter. 

III. METODOLOGI PENELITIAN


Penelitian dengan pembahasan ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan
dengan cara melakukan penelusuran beberapa obyek wisata di sekitar Pegunungan Meratus.
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Area cakupan daerah penelitian secara geologi termasuk dalam area Pegunungan Meratus
dan Cekungan Barito. Cakupan administrasi dari daerah penelitian ini meliputi wilayah
administrasi Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut Provinsi
Kalimantan Selatan (gambar 3). Kemudian, peneliti juga melakukan wawancara dengan
beberapa orang dari pemerhati wisata dan pelajar/mahasiswa ilmu kebumian di Kalimantan
Selatan untuk kepentingan sumber informasi, serta beberapa analisis permasalahan yang
dilakukan sendiri oleh peneliti. Selain itu, untuk mendukung penelitian didukung juga
berbagai referensi (data sekunder) yang berkaitan dengan pembahasan.

IV. HASIL PENELITAN


Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan beberapa poin utama dalam upaya menjadikan
Pegunungan Meratus sebagai kawasan geowisata dan lapangan edukasi kebumian. Kemudian
pada fokus daerah penelitian pada pembahasan ini di daerah sekitar Kota Banjarbaru,
Kabupaten Banjar dan Tanah Laut didapatkan hasil sebagai berikut.

IV.I Kawasan Geowisata/Geopark Meratus

Memiliki aneka ragam jenis batuan serta kenampakan geologi yang mencerminkan rumitnya
proses geologi yang berlangsung hingga membentuk bentukan alam seperti saat ini,
Pegunungan Meratus sangat berpotensi untuk di jadikan sebuah kawasan geowisata hingga
taman alam atau Geopark. Dalam hal tersebut, peneliti mendapati beberapa titik ataupun
geosite yang menarik untuk dijadikan titik geowisata dan dilakukan upaya konservasi serta
pengelolaan untuk kepentingan geowisata. Berikut beberapa lokasi tersebut:

A. Geosite Pumpung, Cempaka

Titik ini adalah lokasi penambangan tradisional intan di Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka,
Kota Banjarbaru sebagai titik informasi adanya penambangan intan tradisional (gambar 4),
selain itu kepada wisatawan bisa menyaksikan tahapan penambangan intan mencakup
sejarah penambangan serta informasi proses keterdapatan secara geologi maupun
berdasarkan cerita rakyat. Tidak jauh dari titik ini juga terdapat Monumen penemuan Intan
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Trisakti (gambar 5) yang merupakan tanda pernah ditemukan pada tahun 1960-an tepatnya
pada tanggal 26 Agustus 1965 dengan berat 168,75 karat. Kemudian pengunjung bisa
mengabadikan metode dan peralatan yang digunakan dalam penambangan. Terdapat
beberapa titik galian penambangan intan tradisional yang dikelola oleh beberapa kelompok
warga (gambar 6) yang dapat pengunjung kunjungi.

B. Geosite Danau Biru Desa Tiung

Keberadaan danau biru bekas penambangan batubara yang menghasilkan kenampkan danau
berwarna biru dengan tebing danau menyingkap singkapan geologi berupa batuan sedimen
batulempung dan batupasir (gambar 7). Selain itu sebagai sarana informasi adanya potensi
bahan galian yang di kandung pada daerah sekitar juga sisi pemandangan danau bekas
tambang yang berwarna biru dan pemadangan pegunungan Meratus yang cukup indah
(gambar 8). Pada lokasi ini sebagai lokasi cukup representatif untuk melakukan pengukuran
stratigrafi pada singkapan batuan untuk mempelajari sediomentologi batuan tersebut.

C. Geosite Kiram

Kiram Parks merupakan sebuah kawasan wisata yang memiliki fasilitas penginapan, lapangan
terbuka untuk kegiatan pertunjukan, dan hiburan serta terdapat bukit untuk pengamatan
morfologi Pegunungan Meratus (gambar 9). Disekitar lokasi ini terdapat singkapan batuan
sekis dan filit yang merupakan anggota kelompok Batuan Malihan (Mm) (gambar 10). Lokasi
ini nyaman untuk wisata serta untuk penjelasan tentang sejarah geologi dari Pegunungan
Meratus yang merupakan pernah menjadi bagian lantai samudera serta beberapa penjelasan
tektonik menarik lainnya.

D. Geosite TAHURA Sultan Adam

Kawasan geosite ini sudah lama dilindungi dan merupakan Taman Hutan yang di kelola
pemerintah Kalimantan Selatan (gambar 11). Lokasi ini termasuk ke dalam 2 wilayah
administrasi yaitu Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar dan Kecamatan Cempaka, Kota
Banjarbaru. Pada kawasan ini terdapat obyek geologi yang cukup baik representatif untuk
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

dinikmati diantaranya keberadaan singkapan filit tersingkap di pinggir jalan dekat gerbang
masuk kawasan TAHURA Sultan Adam (gambar 12) yang merupakan anggota dari batuan
malihan sebagai batuan tertua atau basement dari Cekungan Barito. Masuk ke kawasan
TAHURA dengan moroflogi perbukitan terdapat singkapan batuan gunung api berupa lava
(gambar 13) anggota dari kelompok Formasi Pitanak (Kvpi) yang menjadi bukti bahwa pernah
terjadi kegiatan vulkanisme di daerah ini pada masa lampau yaitu berkisar 65-95 juta tahun
lalu. 

Objek pengamatan pada kawasan ini terdapat air terjun dan juga bukit dengan gardu pandang
untuk mengamati geomorfologi sekitar. Pada gardu pandang ini dapat mengamati variasi dan
perubahan bentukan alam yang juga di pengaruhi oleh litologi serta proses geologi yang
meliputinya sehingga selain nikmat untuk dipandang, juga sejuk untuk dinikmati udara di atas
ketinggian sehingga lokasi ini tepat dijadikan lokasi rehat atau istirahat. Kemudian pada
daerah ini memiliki potensi wisata sejarah peninggalan kolonial berupa kolam pemandian
Belanda dan lapangan tenis Belanda (gambar 14).

E. Geosite Sungai Kembang

Pada titik geosite ini merupakan sebuah sungai dengan dasar berupa batuan beku basalt
(gambar 15). lokasi ini memiliki dimensi yang cukup luas dan kondisi singkapan batuan cukup
segar karena berada di tubuh sungai sehingga menjadi informasi adanya bukti kegiatan
vulkanisme di daerah ini pada jutaan tahun lalu.

F. Geosite Waduk Riam Kanan

Pada lokasi ini merupakan salah satu titik informasi mengenai aplikasi dari ilmu kebumian
untuk kepentingan keteknikan/sipil yaitu pembangunan Waduk Riam Kanan (gambar 16) dan
adanya fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir. P. M. Noor (gambar 17). Aspek ilmu
kebumian dalam kepentingan keteknikan seperti ilmu Geologi Teknik, Hidrogeologi,
Geomorfologi dan lain-lain. Sehingga titik ini menjadi edukasi dan informasi kepada
pengunjung Geopark Pegunungan Meratus bahwa ilmu kebumian bukan hanya berkaitan
dengan kegiatan pertambangan seperti hal yang umum ada di Kalimantan Selatan.
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

IV. II Pembangunan Pusat Laboratorium Alam & Kebumian Kalimantan

Memiliki kondisi geologi yang kompleks dan unik, Pegunungan Meratus sudah banyak di
datangi oleh para peneliti kebumian dan alam. Degan kondisi kesampaian daerah yang cukup
mudah di jangkau, Pegunungan Meratus perlu memiliki pusat penelitian dan pembelajaran
dalam bentuk laboratorium alam dan kebumian di Kalimantan. Hal ini bisa dalam bentuk
pembangunan fasilitas pusat laboratorium riset, asrama untuk peneliti serta kegiatan praktik
maupun kuliah lapangan serta pusat informasi Geopark Meratus yang menampilkan kekayaan
yang dimiliki Pegunungan Meratus lewat pameran hingga diorama. Hal ini dirasa cukup
mendesak karena ada lembaga pendidikan seperti sekolah hingga perguruan tinggi yang
sudah memiliki program studi kebumian dan rumpunnya (tabel 1) yang memerlukan fasilitas
terpadu untuk melakukan kegiatan praktik atau kuliah lapangan di sekitar Pegunungan
Meratus. 

V. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Penilitan ini sudah ada dan menjadi buah pemikiran peneliti sejak 2010 mengharapkan
Pegunungan Meratus sebagai kawasan geowisata dan pusat penelitian dan pembelajaran
geosains di Kalimantan. Seiring berjalannya waktu, pada tanggal 24 Februari 2019,
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan deklarasi Meratus sebagai Geopark
Nasional. Berdasarkan kondisi yang ada, Pegunungan Meratus sangat unik dan kaya akan
potensi bila dikelola dengan maksimal lagi mendukung sebagai Geopark baik dengan adanya
upaya promosi, peningkatan fasilitas serta manajemen kelompok masyarakat di sekitar
kawasan. Pemanfaatan dan upaya memaksimalkan potensi yang ada, dapat melibatkan
berbagai pihak baik pemerintah, perguruan tinggi, swasta hingga masyarakat desa terdampak
kegiatan dalam kawasan Geopark Pegunungan Meratus.

V. I Pengelolaan Geowisata

Kesempatan baik pihak pengelola Geopark maupun swasta melalui pengadaan jasa guide trip
dalam rangka kunjungan titik-titik dalam kawasan Geopark Meratus baik dalam bentuk
kegiatan tour sehari hingga beberapa hari. Sebagai alternatif, dalam hal ini dilakukan upaya
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

mengelola kunjungan dengan waktu singkat dengan beberapa titik (geosite) menarik dan
mewakili (representatif) di sekitar Pegunungan Meratus. Metode ini bisa menjadi salah satu
alternatif kunjungan ke Geopark Meratus dengan durasi sehari (gambar 18). Titik awal
perjalanan di mulai dari Kota Banjarmasin, Banjarbaru atau Martapura kemudian megunjungi
geosite-geosite diantaranya:

1. Geosite Pumpung (Tambang Intan) Cempaka

2. Geosite Danau Biru Desa Tiung

3. Geosite Kiram

4. Geosite TAHURA Sultan Adam

5. Geosite Sungai Bakar

6. Geosite Waduk Riam Kanan

Selain pengadaan jasa guide trip geowisata, perlu pembinaan dan pengelolaan masyarakat
desa dalam pengadaan seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tiap desa-desa terdampak
kegiatan geowisata di kawasan Geopark Meratus dalam hal manajemen seperti tempat
wisata, moda transportasi angkutan wisata ataupun peneliti/kelompok praktik lapangan,
serta pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa.

V. II Pengelolaan Pusat Penelitian dan Pembelajaran Kebumian

Dengan promosi dan kerjasama berbagai pihak, Geopark Meratus bisa menjadi pusat
penelitian dan pembelajaran kebumian (geosains) di Kalimantan, di dukung dengan adanya
fasilitas seperti infrastruktur jalan, laboratorium riset, wisma atau asrama untuk kegiatan
menginap para peneliti maupun akademisi untuk kegiatan praktik dan kuliah lapangan
berbagai sekolah maupun perguruan tinggi baik khususnya yang ada di Kalimantan Selatan
maupun seluruh Kalimantan. Kemudian, didukung adanya pusat informasi Geopark Meratus
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

dalam bentuk museum yang memamerkan kekayaan dan keberagaman geologi baik bebatuan
maupun sumberdaya alam Pegunungan Meratus dilengkapi dengan diorama. Adanya fasilitas
tersebut bisa menjadi objek tambahan dan daya tarik Geopark Pegunungan Meratus. 

Saat ini, sekolah dan perguraan tinggi dalam kegiatan praktik dan kuliah lapangan sebagai
pendukung kegiatan kurikulum belajar mengajar banyak dilakukan di Pegunungan Meratus
dan apabila dibutuhkan untuk menginap, masih banyak menggunakan fasilitas umum atau
menginap di rumah warga. Dengan kondisi saat ini sudah cukup banyak sasaran pengguna
fasilitas tersebut baik dari sekolah dan perguruan tinggi di Kalimantan Selatan, maupun dari
provinsi tetangga terdekat seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Beberapa kasus
dan pengalaman beberapa pelajar/mahasiswa yang ada di Kalimantan Selatan berdasarkan
pengalaman yang didapatkan cukup sering kegiatan praktik lapangan di lakukan di sekitar
Pegunungan Meratus, bahkan ada perguruan tinggi melakukan kegiatan praktik atau kuliah
lapangan hingga keluar Kalimantan. Selain itu, fasilitas tersebut bisa digunakan dalam
kegiatan rekreasi oleh berbagai instansi yang ada baik pemerintah maupun swasta dalam
kegiatan pelatihan atau workshop maupun gathering.

VI. KESIMPULAN
Pegunungan Meratus bisa disebut sebagai permata Kalimantan karena selain memang di
sekitar pegunungan ini ditemukan Intan placer, tetapi sebagai anugerah kekayaan alam untuk
Pulau Kalimantan terutama Provinsi Kalimantan Selatan karena berkah lahan yang sudah
menjadi penghidupan masyarakatnya, kandungan sumberdaya alam yang ada didalamnya
sudah banyak memberikan manfaat untuk manusia seperti air, batubara, minyak dan gas dan
beberapa komoditi lainnya. Pegunungan Meratus yang saat ini sudah di deklarasikan oleh
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Sebagai Geopark Nasional diharapkan bisa menjadi
upaya konkret melakukan konservasi dan menjaga kelestarian Pegunungan Meratus dari
kerusakan serta eksploitasi berlebihan atas sumberdaya alam yang dikandungnya. Selain itu
dalam kepentingan penelitian dan pembelajaran ilmu pengetahuan alam khususnya ilmu
kebumian, Pegunungan Meratus cukup representatif sebagai laboratorium alam di
Kalimantan dan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan dan kemajuan ilmu
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

pengetahuan alam di Kalimantan bahkan untuk Indonesia. Hal tersebut perlu komitmen dari
seluruh pemegang kepentingan untuk kelestarian dan menjaga kekayaan dan
mewujudkannya.

Selain itu masih banyak potensi lain dan perlu perluasan cakupan daerah penelitian,
mengingat luasnya kawasan Pegunungan Meratus agar semakin banyak sektor yang bisa
ditonjolkan pada tiap daerah di kawasan Geopark Meratus, seperti daerah Hulu Sungai
Tengah dan Hulu Sungai Selatan yang banyak memiliki morfologi karst dan sumber mataair
panas. Berdasarkan sisi lain, perlu upaya dan melibatkan masyarakat umum dan pihak lain
dalam memaksimalkan Pegunungan Meratus sebagai Geopark Nasional, seperti memeberikan
pelatihan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dari sumberdaya
manusia yang ada. Dengan upaya tersebut di harapkan Geopark Meratus bisa menjadi sektor
wisata baru dan andalan di Kalimantan Selatan selain wisata perairan sudah terkenal.

VII. ACKNOWLEDGEMENT
Peneliti mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan oleh Panitia Seminar
Nasional Kebumian Universitas Gadjah Mada, Departemen Teknik Geologi-Fakultas Teknik
untuk mempublikasikan penelitian ini yang merupakan buah hasil pemikiran peneliti sejak
2010 atas potensi Pegunungan Meratus sebagai kawasan geowisata dan edukasi kebumian di
Kalimantan pada Tahun 2019 ini. Kemudian kepada Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI)
dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), serta peneliti juga mengucapkan kepada beberapa
pihak seperti Jainudin, S.Hut (Duta Pariwisata Kota Banjarbaru), Dwi Endah Purnama (Alumni
Teknik Pertambangan-Akademi Teknik Pembangunan Nasional) yang telah membantu
penelitian, serta beberapa pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam tulisan ini.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Heryanto, R., 2010. Geologi Cekungan Barito. Bandung: Badan Geologi Kementrian Energi
Sumber Daya Mineral.

Satyana, A.H., 2000, Kalimantan, An Outline of The Geology of Indonesia, Indonesian


H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Association of Geologists, h.69-89.

Satyana, A.H., and Silitonga, P.D., 1993, Thin-skinned tectonics and fault-propagation folds:
new insights to the tectonic origin of Barito folds, South Kalimantan. Proceedings of the IAGI
22nd Annual Convention, 589-606.

Satyana, A.H., and Silitonga, P.D., 1994, Tectonic reversal in East Barito Basin, South
Kalimantan: consideration of the types of inversion structures and  petroleum system
significance. Proceedings of the IPA 23rd Annual Convention, p 57-74.

Satyana, A.H., 1994, The northern massifs of the Meratus Mountains, South Kalimantan:
nature, evolution, and tectonic implications to the Barito structures. Proceedings of the IAGI
23rd Annual Convention.

Sikumbang, N., & Heryanto, R., 1994. Peta Geologi Lembar Banjarmasin, Kalimantan.
Bandung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

TABEL
Tabel 1. Data Institusi Pendidikan Dengan Program Studi/Rumpun Ilmu Kebumian di
Kalimantan Selatan

No Nama Institusi Tempat SMA/SMK/Sederajat D1/D2/D3/D4/S1/S2/S3 Program Studi

SMK Sabumi Geologi


1 Banjarbaru SMK -
Banjarbaru Pertambangan

SMK Negeri 1 Binuang, Geologi


2 SMK (4 Tahun) -
Binuang Tapin Pertambangan

SMK Negeri 1
Tanah Geologi
3 Simpang SMK -
Bumbu Pertambangan
Empat
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Akademi
Teknik
Teknik
4 Pembangunan Banjarbaru - D3
Pertambangan
Nasional
(ATPN)

Politeknik
Teknik
5 Negeri Banjarmasin - D3
Pertambangan
Banjarmasin

Politeknik
Teknik
6 Negeri Banjarmasin - D3
Geodesi
Banjarmasin

Universitas
Teknik
7 Lambung Banjarbaru - S1
Pertambangan
Mangkurat

Fisika
Universitas
(Konsentrasi
8 Lambung Banjarbaru - S1
minat
Mangkurat
geofisika)

*Data dihimpun dari berbagai sumber

GAMBAR
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 1. Letak Pegunungan Meratus di Pulau Kalimantan


H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 2. Letak dari Tinggian Meratus (Meratus High) secara geologi Pulau Kalimantan
secara umum (Modifikasi: Satyana, et al., 1994 dan berbagai sumber)
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 3. Daerah Penelitian yang berada di sekitar Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan
Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 4. Gerbang masuk kawasan wisata pertambangan tradisional Pumpung, Kecamatan


Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 5. Monumen Tugu Intan Trisakti di Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota
Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 6. Salah satu lubang galian tambang tradisional di Desa Pumpung, Kecamatan
Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 7. Danau biru yang sudah di berwarna biru lagi, tetapi masih cukup banyak
masyarakat yang mengunjunginya.
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 8. Pemandangan Pegunungan Meratus dari Geosite Danau Biru


H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 9. Informasi kawasan wisata Kiram

Gambar 10. Singkapan batuan di sekitar kawasan wisata Kiram


H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 11. Gerbang masuk kawasan geosite TAHURA Sultan Adam

Gambar 12. Singkapan batuan di dekat pintu masuk kawasan TAHURA Sultan Adam
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 13. Kenampakan singkapan batuan gunung api di kawasan TAHURA Sultan Adam
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 14. Papan informasi adanya fasilitas bersejarah berupa lapangan tenis

Gambar 15. Singkapan batuan di dasar sungai Bakar


H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 16. Waduk Riam Kanan dari atas bukit tiwingan dimana selain di manfaatkan untuk
kepentingan pengairan, di waduk ini juga terdapat pemanfaatan sebagai PLTA.
H051PRO
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
Academia-Industry Lingkage
5-6 SEPTEMBER 2019; GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 17. Gerbang PLTA Ir. P. M. Noor.

Gambar 18. Peta Rute wisata di geopark Meratus bagian Cempaka, TAHURA Sultan Adam dan
Sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai