PEMBAHASAN
1.1 Definisi Prekursor Farmasi
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat
digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi Industri
Farmasi atau produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang mengandung efedrin,
pseudoefedrin, norefedrin/fenilpropanolamin, ergotamin, ergometrin, atau potassium
permanganat.
TABEL II
1. Acetone.
2. Anthranilic Acid.
3. Ethyl Ether.
4. Hydrochloric Acid.
5. Methyl Ethyl Ketone.
6. Phenylacetic Acid.
7. Piperidine.
8. Sulphuric Acid.
1
9. Toluene.
2
(Gambar 1.1 Alur Distribusi Prekursor Farmasi di Rumah Sakit)
3
1.5 Alur Distribusi Prekursor Farmasi di Apotek
4
pengiriman menggunakan jasa ekspedisi, maka surat pesanan asli
dikirimkan tersendiri.
5
II. PENUTUP
Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi Industri Farmasi atau produk
antara, produk ruahan dan produk jadi yang mengandung efedrin, pseudoefedrin,
norefedrin/fenilpropanolamin, ergotamin, ergometrin, atau potassium permanganat.
Prekursor Farmasi digolongkan menjadi dua tabel yaitu: Prekursor Tabel I dan Prekursor
Tabel II. Prekursor Tabel I terdiri dari Acetic Anhydride, N-Acetylanthranilic Acid,
Ephedrine, Ergometrine, Ergotamine, Isosafrole, Lysergic Acid dan Prekursor Tabel II terdiri
dari Acetone, Anthranilic Acid, Ethyl Ether, Hydrochloric Acid, Methyl Ethyl Ketone,
Phenylacetic Acid, Piperidine, Sulphuric Acid, Toluene.
Pengadaan Prekursor Farmasi terdiri dari dua alur yaitu Alur Distribusi Prekursor Farmasi
di Rumah Sakit dan Alur Distribusi Prekursor Farmasi di Apotek. Dimana setiap alur
distribusi prekursor farmasi yang berbeda dan surat pesanan yang berbeda. Surat Pesanan
adalah surat yang berisi permintaan pengadaan Prekursor Farmasi dan/atau Obat Mengandung
Prekursor Farmasi yang dilengkapi dengan nama, jenis dan kekuatan dan jumlah yg ditujukan
kepada pemasok.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2013 No.40
Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Prekursor.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2012 Nomor
HK.03.1.34.11.12.7542 Tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik.
6
7