MENCUCI RAMBUT
KEC.TR02.001.01
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT STANDARISASI KOMPETENSI DAN PROGRAM LATIHAN KERJA
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.6.A Jakarta Selatan
2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Kecantikan Sub-Sektor Tata Rias Rambut KEC.TR02.001.01
DAFTAR ISI
BAB VI -------------------------------------------------------------------------------------------------37
MEMBERSIHKAN DAN MERAPIKAN AREA KERJA, ALAT, BAHAN, DAN KOSMETIKA ------37
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Membersihkan dan Merapikan Area Kerja,
Alat, Bahan, dan Kosmetika ---------------------------------------------------------------------37
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Membersihkan dan Merapikan Area Kerja,
Alat, Bahan, dan Kosmetika ---------------------------------------------------------------------38
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Membersihkan dan Merapikan Area Kerja,
Alat, Bahan, dan Kosmetika ---------------------------------------------------------------------38
DAFTAR PUSTAKA -----------------------------------------------------------------------------------39
A. Dasar Perundang-undangan -------------------------------------------------------------39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menerapkan teknik
mencuci rambut dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, yang
berperan dalam menentukan keberhasilan penataan, pemangkasan, perawatan,
pewarnaan, pengeritingan, dan pelurusan rambut.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Mencuci Rambut
ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan kerja;
2. Mendiagnosa kulit kepala dan rambut;
3. Melaksanakan penyampoan;
4. Membilas dan mengkonditioner;
5. Memberikan saran pasca perawatan;
6. Membersihkan dan merapikan area kerja, alat, bahan dan kosmetika
BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN KERJA
1. Prinsip Sanitasi dan Hygiene pada Area Kerja Sesuai Jenis Pelayanan
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Nomor
HK.01.01/BI.4/4051/2011, prinsip sanitasi dan hygiene yang harus dipenuhi
dalam jasa kecantikan rambut, khususnya salon kecantikan, diterapkan pada
syarat pengadaan fasilitas sebagai berikut:
1) Bangunan
Persyaratan Umum:
a) Bangunan yang bersih serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya
penularan penyakit dan atau kecelakaan.
b) Pembagian ruangan yang jelas sesuai dengan fungsinya. Untuk ruangan
pencucian rambut sebaiknya terpisah atau memiliki sekat yang membatasi
dengan ruang perawatan wajah atau ruang potong rambut.
c) Bangunan tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan dan tidak
terganggu oleh keadaan di sekitarnya.
Persyaratan Khusus:
Judul Modul Mencuci Rambut Halaman: 5 dari 41
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Kecantikan Sub-Sektor Tata Rias Rambut KEC.TR02.001.01
1) Membersihkan ruangan dan lantai dari debu dan kotoran. Lantai harus
dibersihkan dengan desinfektan agar terhindar dari berkembangbiaknya
kuman.
2) Memeriksa agar ruangan memiliki ventilasi atau penghawaan yang cukup
sehingga tidak pengap dan lembab. Ruangan dengan akses air seperti
ruang pencucian rambut cenderung memiliki kadar kelembaban tinggi,
sehingga dapat digunakan air conditioner, air purifier, atau bahan penyerap
kelembababan.
3) Memeriksa dan menjaga agar ruangan terkena sinar matahari atau memiliki
penerangan yang cukup sehingga tidak lembab. Jika berada pada ruangan
tertutup, perlu untuk memeriksa penerangan dalam ruangan dan
memastikan lampu menyala dengan terang dan baik.
4) Memeriksa aliran listrik untuk menjaga jangan sampai terjadi kebocoran
5) Memeriksa ketersediaan air yang mencukupi dan pembuangan air yang
memadai
6) Menciptakan suasana yang nyaman bagi klien dengan penataan ruang yang
menarik
Hal yang sangat menentukan untuk mencapai kondisi kerja yang praktis dan
efisien adalah penataan atau organisasi alat yang digunakan. Prinsip dalam
organisasi perabot dan alat kerja adalah sebagai berikut:
1) Ketersediaan Alat
Kelengkapan alat adalah faktor yang menentukan efisiensi kerja. Agar tidak
perlu bergerak meninggalkan tempat pencucian untuk mengambil alat dan
bahan, sebaiknya alat dan bahan telah disiapkan sebelumnya.
2) Pengelompokan alat
Saat bekerja, alat yang sejenis, dipakai berurutan, atau dipakai dalam
kesempatan yang sama dapat dikelompokkan dan diletakkan berdekatan.
3) Posisi alat
Alat harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau. Jika mengikuti
prinsip organisasi barang, untuk memaksimalkan efisiensi kerja, alat juga
dapat ditempatkan sesuai dengan urutan kerja. Misalnya urutan pencucian
adalah penyampoan – kondisioner – pengeringan, maka urutan peletakkan
alat dalam trolley adalah botol shampo – kondisioner – handuk kering.
4) Keberadaan alat bantu untuk organisasi barang
Agar barang tidak menumpuk atau berceceran, yang selain membuat
lingkungan tidak rapi dan suasana tidak kondusif, dapat digunakan alat
bantu untuk mengorganisasi barang. Trolley dengan rak-rak dan sekat
1) profesionalisme layanan
2) penentuan bahan dan kosmetika
3) pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan
Selain area kerja, peralatan, dan bahan, hal yang juga perlu diperhatikan
dalam kegiatan di salon, khususnya pada kegiatan mencuci rambut, adalah
kebersihan dan hygiene perorangan karyawan. Kebersihan dan kesehatan
karyawan menjadi syarat mutlak untuk menerapkan prinsip Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), karena tidak hanya menyangkut kesehatan karyawan
yang bersangkutan, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan pelanggan.
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Nomor HK.01.01/BI.4/4051/2011, hal yang perlu diperhatikan pada karyawan
adalah:
Menyeterika
Dilakukan pada bahan tenunan seperti handuk dan sebagainya.
Teknik ini paling disarankan untuk bahan tenunan karena mudah
dan tidak beresiko menghanguskan bahan.
c) Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan dilakukan dengan saringan keramik (berkefeld) atau
porselen (Chamberland)
d) Penyinaran (radiasi)
Penyinaran dilakukan dengan sinar ultraviolet (sinar gamma)
1. Harus cermat, teliti, dan rapi, dan bersih dalam mempersiapkan area kerja,
alat, lenna, dan bahan kosmetik
2. Harus rapi, efisien, praktis, dan bersih dalam menata perabot kerja
3. Harus rapi, bersih, dan berpenampilan sopan dalam mempersiapkan diri
pribadi
BAB III
MENDIAGNOSA KULIT KEPALA DAN RAMBUT
Hal pertama yang harus dilakukan sesuai dengan etika pelayanan pelanggan
adalah mempersilakan pelanggan untuk duduk pada tempat yang sudah
disediakan. Langkah ini merupakan tahap yang menentukan karena memberikan
kesan (first impression) mengenai karyawan yang bersangkutan dan pelayanan
yang akan dijalani. Oleh karena itu, penting untuk memperlakukan pelanggan
dengan ramah, sopan, dan bersahabat.
Diagnosa kulit kepala dan rambut tidak dilakukan di area pencucian, tetapi dapat
di area salon (ruang kaca) atau ruang konsultasi (jika ada).
Tempat untuk melakukan diagnosa kondisi rambut dan kulit kepala harus
memenuhi syarat:
a. Bersih
b. Memiliki penerangan cukup
2. Konsultasi Pelanggan
a. Tujuan Konsultasi
jenis serta kondisi rambut dan kulit kepala, serta penanganan permasalahan
kelainan rambut dan kulit kepala ringan seperti kerontokan dan ketombe.
Salon kecantikan tidak perlu untuk melakukan diagnose dan tindakan medis
untuk kasus-kasus kulit kepala dan rambut berat.
Seiring dengan uraian di atas, jelaslah bahwa ada beberapa hal penting yang
harus dimiliki oleh penata rambut dalam melakukan komunikasi dan
konsultasi.
b. Tatacara Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Mempersilakan pelanggan duduk pada tempat yang sudah disediakan
2) Menanyakan keperluan dan kebutuhan pelanggan
3) Menanyakan riwayat atau kondisi rambut pelanggan yang diketahui
Konsultasi harus dilakukan dengan sopan dan ramah, tetapi tetap jelas. Detail
riwayat atau kondisi rambut dan kulit kepala juga dapat ditanyakan, termasuk
gangguan atau kelainan yang dialami. Beberapa aspek yang berhubungan
dengan kesehatan kepala, misalnya kulit kepala yang sensitif, rasa
pusing/sakit kepala, pengecilan pembuluh darah, riwayat penyakit ayan dan
stroke, dan sebagainya juga dapat ditanyakan, karena hal ini dapat
3. Persiapan Pelanggan
4. Teknik Penyisiran
Sebelum melakukan diagnosis kondisi kulit kepala, sebaiknya rambut disisir dan
disikat. Penyisiran dilakukan untuk menghilangkan rambut kusut dengan sisir
bergigi besar. Penyisiran dengan sisir bergigi besar dilakukan sebagai
pendahuluan sebelum melakukan penyikatan dengan sisir sikat, untuk mengurai
rambut yang kusut dan mengurangi resiko tercabutnya akar rambut.
c. Menggunakan sisir bergigi besar, rambut disisir perlahan mulai dari bagian
bawah rambut untuk mengurai kekusutan. Secara bertahap, titik awal
5. Teknik Penyikatan
a. Penyikatan pertama
a. Rambut dibagi menjadi dua bagian secara merata, mulai dari depan
hingga ke belakang tengah kuduk leher
b. Rambut yang telah dibagi dijepit di kiri dan kanan kepala dengan klem
d. Sikat diletakkan pada pangkal rambut pada pangkal rambut dekat kulit
kepala dengan tangan kanan
f. Rambut dapat disikat beberapa kali (sekitar tiga) di daerah yang kusut
b. Penyikatan kedua
Sambil melakukan penyikatan, terapis juga dapat mengamati keadaan kulit dan
rambut guna mendiagnosis jenis kulit kepala dan rambut serta kelainan yang
ada. Hal ini akan menjadi dasar bagi langkah selanjutnya, mulai dari pemilihan
kosmetik yang tepat, hingga penilaian kesesuaian jenis rambut untuk langkah
perawatan tertentu.
Cara untuk mendiagnosa kondisi kulit kepala adalah dengan diraba atau
disentuh. Secara umum, terdapat tiga tipe kulit kepala yang dapat dikenali
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
Seperti juga kulit kepala, rambut dapat dibagi menjadi jenis normal, kering,
dan berminyak. Biasanya jenis kulit kepala cenderung sinkron dengan jenis
rambut, misalnya orang dengan kulit kepala normal memiliki jenis rambut
normal, orang dengan kulit kepala kering memiliki rambut kering, dan orang
dengan kulit kepala berminyak memiliki rambut berminyak. Akan tetapi, pada
beberapa kasus, kondisi tersebut dapat berbeda jika terjadi perubahan
kondisi rambut karena perlakuan yang tidak sesuai, misalnya salah memilih
jenis perawatan rambut, salah melakukan prosedur perawatan dan penataan
rambut, serta terjadi maslah kelainan rambut.
Di luar ketiga jenis rambut tersebut, terdapat jenis keempat yakni jenis
rambut glassy.
Judul Modul Mencuci Rambut Halaman: 22 dari 41
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Kecantikan Sub-Sektor Tata Rias Rambut KEC.TR02.001.01
Adapun jenis dan karakter tiap jenis rambut adalah sebagai berikut:
1) Rambut normal
2) Rambut kering
3) Rambut berminyak
4) Rambut glassy’
c. Jumlah Rambut
d. Kelainan rambut
Jenis-jenis penyakit atau kelainan yang dapat diidap rambut antara lain:
1) Kelainan karena infeksi jamur (Tinea Cipitis)
Di batang rambut, jamur dapat tumbuh hanya pada permukaan saja
(ectothrix) atau menyusup ke dalam kulit rambut (endothrix). Zat tanduk
menjadi rusak dan rambut mudah patah. Pada piedra (Thchosporasis
Nodosa) jamur membuat kutikula rambut, tumbuh secara melingkar
dengan membentuk simpul-simpul yang berwarna hitam atau kelabu,
keras dan tidak dapat ditarik lepas.
2) Infeksi karena serangga (Pediculosis Capitis)
Disebabkan oleh kutu kepala, karena kontak langsung. Pembasmian kutu
kepala ini dilaksanakan dengan DDT atau gamesakan 1-2% dicampur
dengan talk, xylol, gensil, gensoat, eurax. Telur kutu kepala dapat
6) Melakukan analisa kondisi serta kelainan kulit kepala dan rambut dengan teknik
wawancara, observasi, dan perabaan
BAB IV
MELAKSANAKAN PENYAMPOAN
a. Egg Shampoo
Shampo dengan kandungan protein (zat putih telur), cocok untuk rambut
kering, rontok, dan rambut sesudah proses pengecatan
b. Cream shampoo
c. Lemon shampoo
Shampo dengan kandungan banyak deterjen atau zat yang dapat melarutkan
minyak, sehingga dapat mengangkat minyak dari kulit kepala dan rambut.
Karenanya, shampoo jenis ini cocok digunakan untuk rambut berminyak.
d. Medicated shampoo
e. Antiseptic champoo
h. Color shampoo
Pemilihan jenis bahan kosmetik rambut seperti shampoo dan kondisioner sangat
tergantung pada hasil diagnosis kondisi rambut dan kulit kepala. Berikut
disampaikan jenis-jenis shampoo yang sesuai untuk berbagai kondisi rambut dan
kulit kepala.
a. Rambut normal
b. Rambut kering
c. Rambut berminyak
Kondisioner yang cocok untuk rambut jenis ini adalah kondisioner jeruk
nipis/lemon (lime/lemon conditioner) dan kondisioner asam sitrat (citric acid
rinse). Jenis ini dapat meringkas pori-pori kurit kepala, sehingga mengurangi
produksi minyak. Selain itu, kondisioner yang bersifat asam dapat
d. Rambut berwarna
a. Menentukan jenis shampoo dan kondisioner yang sesuai dengan kondisi kulit
kepala dan rambut berdasarkan hasil diagnosis
Shampo cair (liquid) dapat dicairkan lagi dengan air dengan perbandingan 1:3
atau menurut takaran yang tertera pada kemasan, sehingga tidak terlalu
alkalis. Pencairan shampoo memiliki beberapa keuntungan seperti:
Pembagian shampoo akan lebih rata dan sama banyak pada saat
dituangkan ke atas kepala
Lebih ekonomis
3. Persiapan Penyampoan
Penyampoan dilakukan setelah diagnosis kondisi kulit kepala dan rambut serta
analisis kebutuhan pelanggan berdasarkan hasil diagnosis. Prosedur persiapan
pelanggan sebelum penyampoan adalah:
Dalam pencucian rambut, perlu untuk memasangkan tiga lapis lenan di bahu
pelanggan yakni lapisan handuk di atas bahu, dilanjutkan dengan cape, dan
handuk lagi.
Pemakaian handuk di bawah cape adalah untuk mencegah rasa gatal akibat
sentuhan langsung antara cape yang berbahan plastik dengan kulit
pelanggan. Sedangkan handuk di atas cape bertujuan untuk mengeringkan
air yang terpercik ke wajah pelanggan. Sisi bagian atas handuk ketiga harus
dipastikan membungkus tepi leher (dapat dimasukkan ke leher cape) untuk
mencegah agar air tidak membasahi kerah baju pelanggan.
Air harus tersedia cukup, sebaiknya dengan suhu dan tekanan yang dapat
disetel. Sebelum pencucian, perlu dilakukan tes suhu dan tekanan air yang
disesuaikan dengan kenyamanan pelanggan.
aplikator atau cawan dalam jumlah yang mencukupi dan diletakkan pada
tempat yang mudah dijangkau.
5. Teknik Penyampoan
b. Gerakan zigzag dengan ujung jari dan kedua tangan pada seluruh kulit kepala
secara vertikal dan harizontal
e. Gerakan menggosok bagian belakang kepala dan kuduk leher dengan terlebih
dahulu mengangkat kepala pelanggan dan menahannya dengan satu tangan.
Tangan kiri menggosok belakang telinga kiri hingga tengah belakang kepala
sementara kepala ditahan oleh tangan kanan, sedangkan tangan kanan
menggosok bagian kepala kanan sementara kepala ditahan oleh tangan kiri.
f. Gerakan rotasi hair line (di garis rambut) di lanjutkan pada seluruh kepala
Pengurutan kepala (massage) tidak perlu dilakukan pada kondisi seperti berikut:
2. Menempatkan shampo pada botol aplikator atau cawan sesuai dengan jenis
shampo yang digunakan
6. Menggosok rambut yang telah diberi shampo dengan teknik yang sesuai
BAB V
MEMBILAS DAN MENGKONDISIONER
1. Teknik Membilas
2. Fungsi Kondisioner
Jika dibutuhkan, setelah pemberian shampo dan pembilasan, rambut dapat diberi
kondisioner. Kondisioner memiliki beberapa fungsi, yakni:
3. Teknik Mengkondisioner
Melembutkan rambut
dapat dilakukan pijatan ringan pada batang rambut, tetapi jangan digosok
rinse sebagai pelemas rambut dan perlu dibiarkan selama lima menit
a. Air diturunkan dari rambut dengan cara menekankan kedua tangan pada
kepala dan menekan batang rambut secara perlahan
b. Rambut disatukan dan diangkat ke bagian crown kepala. Jika rambut
panjang, rambut dapat dibentuk ponytail sebelum digulung dan diangkat ke
bagian crown kepala.
c. Bagian ujung kanan dan kiri handuk yang semula tersampir di bahu ditarik ke
bagian tengah kepala
d. Bagian sisi luar handuk yang tersampir di punggung ditarik ke bagian tengah
kepala
Pada tahap ini, pelanggan juga dapat dipersiapkan sesuai dengan jenis layanan
yang akan dilakukan selanjutnya, misalnya untuk pengeritingan, pemotongan,
creambath, pewarnaan, bleaching, atau penataan (styling).
Pengeritingan
BAB VI
MEMBERIKAN SARAN PASCA PERAWATAN
BAB VI
MEMBERSIHKAN DAN MERAPIKAN AREA KERJA, ALAT, BAHAN, DAN
KOSMETIKA
Setelah pencucian, area kerja perlu dibersihkan dan dikeringkan dari sisa-sisa
sampo, kondisioner, dan air yang menyiprat.
2. Membersihkan alat
Alat seperti sisir, sikat, dan jepitan dibersihkan dari sisa-sisa rambut yang
menempel. Untuk menjaga kehigienisan alat, alat tersebut dapat disterilisasi
dengan cairan pembasmi kuman (sanitizer) atau dimasukkan ke dalam alat
pensuci hama (sterilizer)
5. Mencuci tangan
Jika seluruh pekerjaan telah selesai, tangan dapat dicuci dengan sabun
antiseptik, dikeringkan dengan handuk, kemudian diberi sedikit handcream atau
hand lotion agar kulit tangan tetap halus.
3. Menempatkan handuk dan cape penyampoan yang sudah dipakai di tempat yang
disiapkan untuk dicuci.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
B. Buku Referensi
1. Sartini Harahap dkk, Modul Tata Kecantikan Rambut Tingkat Terampil, Yayasan
Institut Andragogi Indonesia (Insani) dan Direktorat Pendidikan Masyarakat Ditjen
Diklusepora Depdikbud, Jakarta, 1993
2. Rostamailis, dkk., Tata Kecantikan Rambut Jilid 1, Direktorat Pembinaan SMK
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Jakarta, 2008
D. Referensi Lainnya
1. Lussy Chandra, Job Sheet Uji Kompetensi Tata Kecantikan Rambut,
http://lussychandra.blogspot.com/2013/02/tata-kecantikan-rambut.html, Diakses pada 30
November 2018 pukul 11.24
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan