Anda di halaman 1dari 4

KHUTBAH JUM'AT AKHIR RAMADHAN ‫أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َيغْ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا‬

KHUTBAH PERTAMA
‫يما‬ َِ
ً ‫عظ‬ 
‫ ونعوذُ به ِمن ُش ُرو ِر‬،ُ‫ونستغفره‬
ُ ،‫ ونستعينُه‬،‫ نَ ْح َم ُده‬،‫الح ْم َد هلل‬
َ ‫إن‬ َّ Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, 
Waktu seperti begitu cepat berlalu. Kita kini telah berada di penghujung Ramadhan.
‫ ومن‬،ُ‫ض َّل لَه‬ِ ‫ من ي ْه ِده اهلل فَال م‬،‫سيئات أ ْعمالِنا‬
ِ ‫ن‬ ِ ‫ و‬،‫أن ُف ِسنا‬
‫م‬
ْ َ َ
Shalat Jum'at kita kali ini adalah shalat Jum'at terakhir di bulan Ramadhan 1440 H.
ُ َ َْ َ Sekarang kita telah berada pada hari ke-26 Ramadhan, yang artinya tinggal beberapa
ِ ‫ فَال َه‬،‫ضلِل‬
ُ‫ادي لَه‬
hari lagi bulan suci ini akan pergi. Kalau kita perhatikan masyarakat di sekeliling kita,
ْ ْ ُ‫ي‬.  sebagian mereka bahkan telah disibukkan dengan hiruk pikuk Idul Fitri. Luapan
kegembiraan sudah terasa. Mall-mall menjadi padat. Lalu lintas lambat merayap.
‫عب ُده‬ َّ ‫ وأشه ُد‬،ُ‫يك لَه‬
ْ ‫أن ُم َح َّم ًدا‬ َ ‫أَ ْش َه ُد أ ْن ال إلَهَ إال اهللُ َو ْح َدهُ ال َش ِر‬
Banyak rumah berganti cat. Baju baru dan makanan enak juga telah siap. 

Jika demikian gempitanya masyarakat kita yang berbahagia di penghujung akhir


‫ور ُسولُه‬
َ Ramadhan, tidak demikian dengan para sahabat dan salafus shalih. Semakin dekat
dengan akhir Ramadhan, kesedihan justru menggelayuti generasi terbaik itu. Namun
.  di akhir Ramadhan seperti ini, ada nuansa kesedihan yang sepertinya tidak kita miliki
di masa modern ini. 
‫َص َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َع ُه ًدى‬ ِِ ٍ
ْ ‫صلِّى َعلَى ُم َح َّمد َو َعلَى اَله َوأ‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬  Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, 

‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َوال تَ ُموتُ َّن إِال َوأَْنتُ ْم‬ ِ َّ Mengapa para sahabat dan orang-orang shalih bersedih ketika Ramadhan hampir
َ ‫ين‬
َ ‫يَاأ َُّي َها الذ‬ berakhir? Kita bisa menangkap alasan kesedihan itu dalam berbagai konteks sebab. 

‫م ْسلِ ُمو َن‬  ُ


Pertama, patutlah orang-orang beriman bersedih ketika menyadari Ramadhan akan
pergi sebab dengan perginya bulan suci itu, pergi pula berbagai keutamaannya. 

‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها‬ ِ ‫سو‬ ِ ِ َّ


َ ٍ ‫َّاس َّات ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف‬
ُ ‫يَاأ َُّي َها الن‬ Bukankah Ramadhan bulan yang paling berkah, yang pintu-pintu surga dibuka dan
pintu neraka ditutup? Bukankah hanya di bulan suci ini syetan dibelenggu? Maka
ِ َّ‫ث ِم ْنهما ِرجاال َكثِيرا ونِساء و َّات ُقوا اللَّهَ ال‬
‫اءلُو َن‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ َ َ ُ َّ َ‫َز ْو َج َها َوب‬
kemudian ibadah terasa ringan dan kaum muslimin berada dalam puncak kebaikan?
ََ َ ًََ َ ً
‫األر َح َام إِ َّن اللَّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ِ
ْ ‫بِه َو‬  ِ ‫ض اللَّهُ َعلَْي ُكم‬
‫صيَ َامهُ ُي ْفتَ ُح‬ ْ َ ‫ضا َن َش ْه ٌر ُمبَ َار ٌك ا ْفَت َر‬
َ ‫اء ُك ْم َش ْه ُر َر َم‬
َ ‫قَ ْد َج‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم‬ ِ
ْ ُ‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْوال َسدي ًدا * ي‬ َ ‫ين‬َ
ِ َّ‫ياأ َُّيها ال‬
‫ذ‬ َ َ ‫ين‬
ُ
ِ ‫الشي‬
‫اط‬ َ َّ ِ ِ‫يم و ُتغَ ُّل ف‬
‫يه‬ َ ِ ‫ح‬ِ ‫فِ ِيه أَبواب الْجن َِّة ويغْلَ ُق فِ ِيه أَبواب الْج‬
َ ُ َْ ُ َ َ ُ َْ
Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian
ibadah puasa, dibukakam pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka serta
َ ْ‫ك أَن‬
‫ت‬ ِ ‫ر َّبنَا َت َقبَّل ِمنَّا‬
َ َّ‫صيَ َامنَا َوقِيَ َمنَا َو ُر ُك ْو َعنَا َو ُس ُج ْو َدنَا َوتِاَل َوَتنَا إِن‬
para syetan dibelenggu... (HR. Ahmad)  ْ َ
‫يم‬ ِ ِ َّ
Bukankah hanya di bulan Ramadhan amal sunnah diganjar pahala amal wajib, dan
seluruh pahala kebajikan dilipatgandakan hingga tiada batasan? 
ُ ‫يع ال َْعل‬
ُ ‫السم‬
Wahai Rabb kami... terimalah puasa kami, shalat kami, ruku' kami, sujud kami dan
Semua keutamaan itu takkan bisa ditemui lagi ketika Ramadhan pergi. Ia hanya akan
tilawah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui 
datang pada bulan Ramadhan setahun lagi. Padahal tiada yang dapat memastikan
apakah seseorang masih hidup dan sehat pada Ramadhan yang akan datang. Maka
Para sahabat dan orang-orang shalih bukan hanya berdoa di akhir Ramadhan. Bahkan,
pantaslah jika para sahabat dan orangorang shalih bersedih, bahkan menangis
konon, rasa khauf membuat mereka berdoa selama enam bulan agar amal-amal di
mendapati Ramadhan akan pergi. 
bulan Ramadhan mereka diterima Allah SWT. Lalu enam bulan setelahnya mereka
berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan berikutnya. 
Kedua, adalah peringatan dari Rasulullah SAW bahwa semestinya Ramadhan
menjadikan seseorang diampuni dosanya. Jika seseorang sudah mendapati Ramadhan,
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, 
sebulan bersama dengan peluang besar yang penuh keutamaan, namun masih saja
Perbedaan persepsi dalam memandang akhir Ramadhan itulah yang kemudian
belum mendapatkan ampunan, benar-benar orang itu sangat rugi. Bahkan celaka.
membawa perbedaan sikap antara generasi sahabat dan generasi kita saat ini. Jika
sebagian masyarakat, seperti dikemukakan di muka, asyik berbelanja menyambut Idul
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan Rasulullah..
Fitri, para sahabat asyik beriktikaf di sepuluh hari terakhir.

kemudian membuat, para sahabat dan salafus shalih sibuk memenuhi konsumsi
َ ‫َبعُ َد َم ْن أَ ْد َر َك َر َم‬
ُ‫ َفلَ ْم ُيغْ َف ْر لَه‬،‫ضا َن‬ ruhaninya dengan mengencangkan ikat pinggang, bersungguh-sungguh beribadah
sepanjang siang, terlebih lagi di waktu malam. Berkholwat dalam khusyu'nya shalat,
tilawah, dzikir, dan munajat. 
Celakalah seorang yang memasuki bulan Ramadhan namun dia tidak diampuni (HR.
Hakim dan Thabrani)  Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, 
Masih ada waktu bagi kita sebelum Ramadhan pergi. Masih ada kesempatan bagi kita
Masalahnya adalah, apakah seseorang bisa menjamin bahwa dirinya mendapatkan untuk mengubah tashawur tentang akhir Ramadhan. Maka tiga atau empat hari ke
ampunan itu. Sementara jika ia tidak dapat ampunan, ia celaka. Betapa hal yang tidak depan bisa kita perbaiki sikap kita. 
dapat dipastikan ini menyentuh rasa khauf para sahabat dan orang-orang shalih.
Mereka takut sekiranya menjadi orang yang celaka karena tidak mendapatkan Pertama, kita lihat lagi target Ramadhan yang telah kita tetapkan sebelumnya.
ampunan, padahal Ramadhan akan segera pergi. Mungkin target tilawah kita. Masih ada waktu untuk mengejar, jika seandainya kita
Maka mereka pun menangis, meluapkan ketakutannya kepada Allah seraya masih jauh dari target itu. Demikian pula kita evaluasi ibadah lainnya selama 26 hari
bermunajat agar amal-amalnya diterima. ini. Lalu kita perbaiki. 

Kedua, kita lebih bersungguh-sungguh memanfaatkan Ramadhan yang tersisa sedikit


ini. Mungkin kita tak bisa beri'tikaf penuh waktu seperti para shahabat dan salafus
shalih itu. Namun jangan sampai kita kehilangan malam-malam terakhir Ramadhan
tanpa qiyamullail, tanpa beri'tikaf –lama atau sebentar-. Apalagi, dari semua hadits
yang ada, hanya malam ke-27 yang disebutkan secara khusus sebagai malam lailatul
‫ َو َن َف َعنِى َوإِيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه‬,‫آن ْا َلعظِ ي ِْم‬ ِ ْ‫ك هللا لِى َو َل ُك ْم فِى ْالقُر‬ َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
qadar. ‫ِمنْ آ َي ِة َو ْذ ُك َر ْال َح ِك ْي َم َو َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه َو ِا َّن ُه‬
ِ ِ ِ
‫العظِ ْي َم إِ َّن ُه ه َُو‬ َ ‫هللا‬ َ ‫ َوأَقُ ْو ُل َق ْولى َه َذا َفاسْ َت ْغ ِف ُر‬,‫العلِ ْي ُم‬ َ ‫ه َُوال َّس ِم ْي ُع‬
َ ‫َم ْن َكا َن ُمتَ َح ِّر َي َها َفلْيَتَ َح َّر َها فى لَْيلَة َس ْب ٍع َوع ْش ِر‬
‫ين‬ ‫الغفُ ْو ُر الرَّ ِحيْم‬
َ
Barangsiapa ingin mencarinya (lailatul qadar), hendaklah ia mencarinya pada
malam kedua puluh tujuh. (HR. Ahmad, dishahihkan Al-Albani) 

Hadits Rasulullah SAW itu diperkuat juga dengan atsar dari Ubay bin Ka'ab yang KHUTBAH KEDUA
pernah mendapati bahwa lailatul qadar terjadi pada malam kedua puluh tujuh.

Ubay (bin Ka'ab) berkata, "Demi Allah yang tiada tuhan melainkan Dia. ‫ْح ِّق لِيُظْ ِه َرهُ َعلَى‬
َ ‫ل‬ ‫ا‬ ِ
‫ن‬ ‫ي‬ ِ ‫الْحم ُد لِلَّ ِه الَّ ِذي أَرسل رسولَهُ بِالْه َدى و‬
‫د‬ َ ُ َََُْ َْ
Sesungguhnya ia terjadi di bulan Ramadhan. Dan demi Allah sesungguhnya aku
mengetahui malam itu. Ia adalah malam yang Rasulullah memerintahkan kami untuk
qiyamullail, yaitu malam kedua puluh tujuh. Dan sebagai tandanya adalah pada pagi
‫الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِر َه ال ُْم ْش ِر ُكو َن‬ 
harinya matahari terbit dengan cahaya putih yang tidak bersinar-sinar
menyilaukan." (HR. Muslim)  ‫عب ُده‬ َّ ‫ وأشه ُد‬،ُ‫يك لَه‬
ْ ‫أن ُم َح َّم ًدا‬ َ ‫أَ ْش َه ُد أ ْن ال إلَهَ إال اهللُ َو ْح َدهُ ال َش ِر‬
Dalam malam ke-27 maupun malam lain di sepuluh hari terakhir Rasulullah SAW
mencontohkan kepada umatnya: ‫ور ُسولُه‬. 
َ
Dari Aisyah RA berkata : "Rasulullah SAW jika telah masuk sepuluh terakhir bulan
‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َوال تَ ُموتُ َّن إِال َوأَْنتُ ْم‬
َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَاأ َُّي َها الذ‬
Ramadhan menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan
ikat pinggang". (Muttafaq 'alaih)  ‫م ْسلِ ُمو َن‬  ُ
Kita mungkin tidak bisa bersedih dan menangis sehebat para sahabat, namun
selayaknya kita pun takut sebab tak ada jaminan apakah amal kita selama 26 hari ini
‫صلِ ْح لَ ُك ْم‬ ِ
ْ ُ‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْوال َسدي ًدا * ي‬ َ َ ‫ين‬ ‫ذ‬ِ َّ‫ياأ َُّيها ال‬
َ َ
‫أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َيغْ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا‬
diterima, begitu pula tak ada jaminan apakah kita dipertemukan dengan Ramadhan
tahun berikutnya. Lalu kita pun kemudian memperbaiki dan meningkatkan amal
ibadah serta berdoa lebih sungguh-sungguh kepada-Nya.
‫يما‬ ‫َِ‬ ‫‪ ‬أَنْ َ‬
‫‪ ‬عظ ً‬ ‫َّاب‬
‫الوه ُ‬ ‫ت َ‬
‫ات‪ ،‬والْمسلِ ِم ْين والْمسلِم ِ‬
‫ات‪،‬‬ ‫ِ ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِل ِ ِ‬ ‫‪ ‬ر َّبنَا ظَلَمنَا أَْن ُفسنَا وإِ ْن لَم َتغْ ِفر لَنَا وَترحمنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن ال َخ ِ‬
‫اس ِريْ َن‬
‫ْم ْؤمن ْي َن َوال ُْم ْؤمنَ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ ْ ْ َ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫الد َع ِاء‬
‫ب ُّ‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ك س ِم ْي ٌع قَ ِريْب م ِ‬
‫ج‬
‫ٌ ُ ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫ِ‬
‫إ‬ ‫‪،‬‬ ‫األَ ْحي ِاء ِم ْن ُهم واألَ ْمو ِ‬
‫ات‬ ‫َْ َ‬ ‫َ‬
‫بى َو َي ْن َهى‬ ‫ر‬ ‫ق‬
‫ُ‬ ‫ل‬‫ْ‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫ذ‬ ‫ان وإِي ِ‬
‫تآء ِ‬ ‫ِ‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ِ‬
‫ال‬ ‫ا‬
‫ْ‬ ‫و‬ ‫ل‬‫ِ‬ ‫د‬
‫ْ‬ ‫لع‬‫ْ‬‫ا‬‫ِ‬‫ب‬ ‫ا‬‫َ‬‫ن‬ ‫ر‬ ‫ْم‬‫أ‬ ‫ي‬ ‫اهلل‬ ‫َّ‬
‫ن‬ ‫اهلل ! اِ‬
‫اد ِ‬ ‫ب‬ ‫‪ِ.‬‬
‫ع‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلَّْي َ‬
‫ت‬ ‫ٍ‬
‫آل ُم َح َّمد‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫وسلِّم َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫ص ِّل َ ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬ ‫لم ْن َك ِر َواْ َلبغْي يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْو َن َواذْ ُك ُروااهللَ‬‫َع ِن اْل َف ْحشآء َواْ ُ‬
‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪َ ،‬وبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬ ‫اْلع ِظ ْيم ي ْذ ُكر ُكم وا ْش ُكروهُ َعلى نِع ِم ِه ي ِز ْد ُكم ولَ ِذ ْكر ِ‬
‫اهلل اَ ْكَب ْر‬
‫َ ََ‬ ‫وسلّ ْم َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ َ ْ ْ َ ُْ َ َ َ ْ َ ُ‬
‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬فِي‬
‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫َ ََ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬ك َما بَ َار ْك َ‬ ‫ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬‫‪،‬العالَ ِم ْي َن إِنَّ َ‬
‫َ‬
‫ادقًا ذَاكِ ًرا‪َ ،‬و َقلْبًا‬ ‫ك أَ ْن َتر ُز َق ُكالًّ ِمنَّا لِسانًا ص ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْسأَلُ َ‬
‫َ َ‬ ‫ْ‬
‫صالِ ًحا َزاكِيًا‪َ ،‬و ِعل ًْما نَافِ ًعا َرافِ ًعا‪َ ،‬وإِيْ َمانًا‬ ‫ِ ِ‬
‫َخاش ًعا ُمن ْيبًا‪َ ،‬و َع َمالً َ‬
‫اس ًعا‪ ،‬يَا َذا‬ ‫ادقًا َخالِصا‪ ،‬و ِر ْزقًا حالَالً طَيِّبا و ِ‬ ‫اس ًخا ثَابِتًا‪ ،‬وي ِقينًا ص ِ‬ ‫رِ‬
‫ً َ‬ ‫َ‬ ‫ً َ‬ ‫ََ ْ َ‬ ‫َ‬
‫ْجالَ ِل َوا ِإل ْك َر ِام‬ ‫ال َ‬

‫اب النَّا ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫‪ ‬ر َّبنَا آتِنَا في ُّ‬


‫الد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اآلخ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫َ‬
‫ك‬ ‫ب لَنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬
‫ك َر ْح َمةً‪ ،‬إِنَّ َ‬ ‫غ ُقلُ ْو َبنَا َب ْع َد إِ ْذ َه َد ْيَتنَا‪َ ،‬و َه ْ‬
‫َر َّبنَا ال تُ ِز ْ‬

Anda mungkin juga menyukai