Anda di halaman 1dari 17

BUKU INFORMASI

MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI
LINGKUNGAN KERJA
LOG.OO01.002.1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI
BANDUNG
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 4
A. TUJUAN UMUM........................................................................... 4
B. TUJUAN KHUSUS......................................................................... 4
BAB II Mengikuti praktek- praktek kerja yang aman
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengikuti praktek- praktek kerja
yang aman ............................................................................... 5
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengikuti praktek- praktek kerja
yang aman................................................................................. 11
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Mengikuti praktek- praktek kerja yang
aman ........................................................................................ 11
BAB III Melaporkan bahaya- bahaya di tempat kerja.....................................12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melaporkan bahaya- bahaya di
tempat kerja............................................................................... 12
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Melaporkan bahaya- bahaya di
tempat kerja............................................................................... 17
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Melaporkan bahaya- bahaya di
tempat kerja.............................................................................. 18
BAB IV Mengikuti prosedur- prosedur darurat...............................................12
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mengikuti prosedur- prosedur
darurat...................................................................................... 12
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengikuti prosedur- prosedur
darurat....................................................................................... 17
C. Sikap Kerja yang Diperlukan dalam Mengikuti prosedur- prosedur darurat
................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22
A. Buku Referensi ........................................................................... 22
B. Referensi Lainnya ....................................................................... 22
DAFTAR ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 23
A. DAFTAR PERALATAN/MESIN ....................................................... 23
B. DAFTAR BAHAN ......................................................................... 23
Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Linskungan Kerja Halaman: 2 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
DAFTAR PENYUSUN ................................................................................... 24

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 3 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Menerapkan Prinsip-
Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menerapkan
Prinsip-Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Lingkungan Kerja ini guna
memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1. Mengikuti praktek- praktek kerja yang aman
2. Melaporkan bahaya- bahaya di tempat kerja
3. Mengikuti prosedur- prosedur darurat
4.

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 4 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
BAB II
MENGIKUTI PRAKTEK- PRAKTEK KERJA YANG AMAN

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Mengikuti Praktek-praktek Kerja


yang Aman
Beberapa informasi dasar dalam mengikuti praktek-praktek kerja yang aman adalah
Tujuan panduan praktek kerja, identifikasi prosedur keselamatan untuk melindungi
pengguna dan identifikasi prosedur keselamatan untuk melindungi peralatan.

1. Tujuan Panduan Praktek Kerja Aman


Kondisi kerja yang aman membantu untuk mencegah cedera pada orang dan
kerusakan pada peralatan biogas serat kaca. Sebuah instalasi biogas yang aman
bersih dan teratur. Setiap orang harus memahami dan mengikuti prosedur
keselamatan.

Ikuti prosedur yang tepat untuk peralatan penanganan biogas serat kaca untuk


mengurangi risiko cedera pribadi, kerusakan harta benda. Setiap kerusakan atau
kerugian dapat menyebabkan kerugian perusahaan serta lingkungan.

Pembuangan atau daur ulang limbah berbahaya adalah isu global. Pastikan untuk


mengikuti peraturan yang mengatur bagaimana untuk membuang benda
tertentu. Orang yang melanggar peraturan dapat dikenakan denda atau hukuman
yang telah dibuat.

2. Identifikasi Prosedur Keamanan dan Potensi Bahaya bagi Pengguna dan


Teknisi 
a. Pedoman Keselamatan Umum

Ikuti pedoman keselamatan dasar untuk mencegah luka, luka bakar, dan
kerusakan penglihatan. Sebagai praktek terbaik, pastikan bahwa alat
pemadam kebakaran dan pertolongan pertama kit tersedia dalam kasus
kebakaran atau cedera.
b. Pedoman Keselamatan dari Kebakaran  

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 5 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
Ikuti pedoman keselamatan kebakaran untuk melindungi kehidupan, struktur,
dan peralatan. Kebakaran dapat menyebar dengan cepat dan sangat
berbahaya. Ketika bekerja dengan reactor yang berisi gas, selalu
mempertimbangkan kemungkinan munculnya api disengaja dan mengetahui
bagaimana cara memadamkannya. Jika terjadi kebakaran, Anda harus
mengikuti prosedur keselamatan:
- Jangan pernah melawan api yang tidak terkendali atau tidak berisi
- Selalu memiliki rute pelarian api direncanakan sebelum memulai pekerjaan.
- Keluar dari instalasi dengan cepat
- Hubungi layanan darurat untuk bantuan.
- Pastikan untuk mencari dan membaca petunjuk pada alat pemadam
kebakaran di tempat kerja Anda sebelum Anda menggunakannya. 

c. Pencegahan Penyakit Dampak Kerja.

Dalam pedoman keselamatan kerja, penyebaran zat-zat berbahaya ini juga


ditata secara jelas. Pedoman ini akan menghindari munculnya penyakit yang
disebabkan limbah dan gas yang dihasilkan serta mencegah penyebarluasan
zat-zat ini.

3. Mengidentifikasi Prosedur Keselamatan Untuk Melindungi


Peralatan dari Kerusakan
Identifikasi prosedur keamanan untuk melindungi peralatan dari kerusakan adalah
kegiatan yang harus dilakukan agar peralatan yang kita miliki selalu siap kapan
saja untuk digunakan.
a. Memelihara peralatan-peralatan kerja
Pengelola instalasi harus selalu memelihara kondisi peralatan agar selalu
dalam kondisi yang baik. Karena apabila ada yang salah dalam peralatan-
peralatan kerja, bisa memberikan dampak yang kurang baik.

b. Melakukan pengontrolan terhadap perlatan-peralatan kerja secara berkala

Hal ini berguna untuk mengetahui mana peralatan-peralatan yang mengalami


kerusakan agar dapat diperbaiki dan tidak memberikan bahaya pada
Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Linskungan Kerja Halaman: 6 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
pengelola.

4. Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat
atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga
keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya
atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus
sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif
melindungi pekerja sebagai penggunanya.

Di dalam pengelolaan instalasi biogas serat kaca, beberapa resiko pekerjaan yang
berpotensi membahayakan keselamatan dan kesehatan serta berpotensi
menimbulkan kecelakan kerja antara lain proses merakit konstruksi, proses
pemasangan reactor pada dudukan, proses pengisian harian dan proses
pemeliharaan reactor. Oleh karena itu, pekerja-pekerja yang mengerjakan proses
tersebut memerlukan perlengkapan atau alat untuk melindungi dirinya sehingga
mengurangi resiko bahaya dan kecelakaan kerja. Alat Pelindung Diri atau APD ini
merupakan salah satu syarat penting dalam penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3.

Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

a. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), , Masker


b. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
c. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung (Safety
Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).

5. Sadar lingkungan

Pastikan bahwa limbah hasil proses biogas (slury) diidentifikasi dan


diperlakukan sebagai limbah khusus.  Supaya tidak menjadi limbah yang tidak
Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Linskungan Kerja Halaman: 7 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
berguna, dewasa ini Bio-slurry cair (basah) dapat digunakan langsung untuk
pupuk di pekarangan rumah yang hanya memerlukan jumlah sedikit. Jika
diperlukan untuk penggunaan di kebun dalam jumlah banyak, bio-slurry cair
dapat diangkut menggunakan kendaraan. Untuk lahan berbukit atau miring
(lereng), gunakan bio-slurry padat atau yang sudah dikomposkan untuk
mempermudah penanganan dan pengangkutan. Bio-slurry dapat digunakan
langsung pada tanaman atau diencerkan dengan air dengan perbandingan 1:1
atau 1:2

Bio-slurry bisa digunakan langsung jika tidak berbau dan mengandung sedikit


atau tidak ada gelembung gas.

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Mengikuti Praktek-praktek Kerja


yang Aman
1. Mengidentifikasi Prosedur Keamanan dan Potensi Bahaya bagi Pengguna dan
Teknisi
2. Mengidentifikasi Prosedur Keselamatan Untuk Melindungi Peralatan dari
Kerusakan

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Mengikuti Praktek-praktek Kerja


yang Aman
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti
2. Taat asas
3. Memperhatikan keselamatan kerja

BAB III
MELAPORKAN BAHAYA- BAHAYA DI TEMPAT KERJA

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 8 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaporkan Bahaya-bahaya di
Tempat Kerja
Beberapa informasi dasar dalam Melaporkan Bahaya-bahaya di Tempat Kerja adalah
mengenali bahaya-bahaya di tempat kerja dan melaporkan kepada orang yang
tepat sesuai dengan prosedur pengoperasian standar

Di sebagian besar Perusahaan, terkadang kecelakaan terjadi dikarenakan hal-hal kecil


yang seringkali kita anggap sepele namun pada akhirnya berakibat fatal. Seperti
misalnya, lantai licin, terdapat lubang di area pejalan kaki, kabel berantakan, tidak
adanya barikade dll. Semua potensi bahaya ini dapat dilihat dan juga dirasakan oleh
pekerja. Petugas K3, Anggota P2K3, atau supervisor pun sesungguhnya tidak cukup
untuk mengantisipasi bahaya ini. Oleh karena itu, penting di setiap Perusahaan untuk
memiliki sistem pelaporan potensi bahaya di tempat kerja yang dapat dilakukan oleh
seluruh pekerja tanpa terkecuali, termasuk di dalamnya kontraktor dan visitor, yang
dikenal dalam bahasa inggris dengan Hazard Report.

Hazard Report atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Pelaporan


Bahaya di tempat kerja merupakan “wadah/media” bagi pekerja untuk melaporkan
bahaya yang mereka lihat, rasakan, dan temukan di tempat kerja yang
berpotensi menyebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Sebelum kita berbicara tentang Hazard Report, Mari kita ketahui terlebih dahulu apa
itu definisi bahaya.

Hazard atau bahaya memiliki definisi sebagai bahan benda zat atau sesuatu apapun
yang memiliki potensi untuk menimbulkan risiko, baik kecelakaan atau penyakit
akibat kerja. Potensi yang menyebabkan risiko dapat berupa jumlah atau kuantitas
yang banyak dari bahan zat atau benda tersebut, sifat fisik maupun kimia, maupun
efek yang ditimbulkan bagi seseorang.

Nah. coba bayangin kalo bahaya atau hazard itu ada di area tempat kerja kita

Apa yang menyebabkan pentingnya pelaporan bahaya di tempat kerja? Pelaporan


bahaya di tempat kerja penting dilakukan dengan tujuan :

- Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Linskungan Kerja Halaman: 9 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
- Sebagai evaluasi pengendalian di tempat kerja.

- Untuk mengetahui trend bahaya dan risiko yang terjadi di tempat kerja.

- Meningkatkan kesadaran pekerja akan bahaya dan risiko di tempat kerja.

- Sebagai dasar bagi manajemen untuk membuat program dan kebijakan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Untuk membuat hazard report dan pelaporan bahaya di tempat kerja berjalan
dengan baik dan optimal, diperlukan alur dan sistem yang komprehensif sehingga
akar permasalahan dari terjadinya potensi bahaya dapat diatasi. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk membangun penerapan pelaporan bahaya di tempat
kerja antara lain :

1. Membuat prosedur dan alur pelaporan bahaya di tempat kerja

Alur pelaporan bahaya di tempat kerja dapat didiskusikan oleh Departemen HSE
di masing-masing Perusahaan atau pada rapat P2K3 yang dilaksanakan setiap
bulan dengan melibatkan perwakilan dari operator, middle staff, hingga top
manajemen. Secara sederhana alur pelaporan bahaya di tempat kerja dapat
berupa :Pekerja melihat potensi bahaya –> Jika dapat langsung
ditanggulangi, dapat langsung ditanggulangi sendiri –> Mengisi Form
hazard report yang ditujukan untuk penanggung jawab area –>
Administrator –> Meneruskan ke penanggung jawab area –>
Penanggung jawab area menjawab pada isian form dan segera
menindaklanjuti

2. Menentukan personil

 Penanggung Jawab Area : Sebaiknya dipilih orang yang dapat menjadi pembuat
keputusan di masing-masing departemen. Contohnya Manajer dari masing-
masing departemen.

 Administrator : Biasanya yang menjadi administrator untuk Hazard Report ini


adalah dari departemen K3/HSE, namun tidak menutup kemungkinan staff lain
yang diamanahkan untuk meneruskan temuan bahaya di lapangan dan merekap
hazard report setiap bulannya.

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 10 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
 Site Area Manager : Jika potensi bahaya di tempat kerja tidak mampu
diselesaikan oleh penanggung jawab area, seperti perlunya budget yang besar,
maka diperlukan Site Area Manager yang bertanggung jawab akan keseluruhan
area di tempat kerja. Site Area manager ini biasanya adalah Top Management.

3. Membuat Formulir

Formulir dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Perusahaan. Ada


baiknya formulir berisikan :

 Nama Pelapor

 Deskripsi Bahaya yang ditemukan di tempat kerja, dapat dilengkapi dengan


gambar

 Tulis Penanggung Jawab Area

 Prioritas Action yang harus dilakukan (Tinggi/Sedang/Rendah)

 Immediate Action yang harus dilakukan (diisi oleh Penanggung Jawab Area)

 Analisis Akar Permasalahan (diisi oleh Penanggung Jawab Area)

 Perbaikan dan Pencegahan yang dilakukan agar di masa yang akan datang tidak
terulang kembali (diisi oleh penanggung jawab area)

 Untuk memudahkan administrator untuk tracking laporan bahaya apakah sudah


diatasi atau belum, dapat menambahkan kolom close atau masih open. Artinya
apakah tindakan perbaikan atau pencegahan telah dilakukan sehingga hazard
report dapat di-close.

4. Melaksanakan Sosialisasi dan Simulasi kepada Pekerja

Setelah tools dan prosedur telah kita siapkan, kita wajib melaksanakan simulasi
kepada pekerja agar mengetahui langkah-langkah melaksanakan pelaporan
bahaya di tempat kerja. Dapat melalui briefing di pagi hari sebelum bekerja, rapat
bulanan P2K3, dan event Safety lainnya.

5. Evaluasi

Evaluasi dapat dilaksanakan baik mengukur kefektifan Pelaporan bahaya di


tempat kerja, maupun trend potensi bahaya yang terjadi di tempat kerja. Dari
Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Linskungan Kerja Halaman: 11 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
hasil evaluasi ini kita dapat mengukur tingkat partisipasi pekerja untuk
melaporkan bahaya di tempat kerja. Beberapa Perusahaan juga menjadikan
pelaporan potensi bahaya di tempat kerja sebagai pelaporan nearmiss, walaupun
secara harfiah terdapat definisi yang berbeda antara potensi bahaya dan
nearmiss. Evaluasi dapat dilakukan 1 bulan sekali pada meeting P2K3.

Dari keseluruhan pelaksanaan memang terdapat beberapa kendala yang biasanya


akan ditemui terkait dengan Pelaporan Bahaya di tempat kerja. Masalah-masalah
yang akan timbul antara lain :

a. Adanya konflik antar pekerja, karena mindset yang belum dewasa mengenai
fungsi dan tujuan dari pelaporan bahaya di tempat kerja. Terkadang pelaporan
bahaya di tempat kerja dijadikan ajang “saling melaporkan”

b. Keengganan untuk melaporkan atasan yang tidak berperilaku aman. Hal ini
seringkali terjadi karena pelaporan bahaya menuliskan nama pelapor. Masalah
ini dapat diatasi dengan menganonimkan pelapor jika perlu maupun pemberian
safety leadership training kepada seluruh team leader, supervisor, manager,
hingga top management.

c. Hazard report dianggap membuang-buang waktu dan menambah pekerjaan.


Beberapa orang menganggap bahwa dengan hazard report, pekerjaan mereka
akan bertambah untuk memikirkan tindakan perbaikan apa yang harus
dilakukan. Hal ini dapat diatasi dengan menjadikan Tugas HSE menjadi bagian
dari aktivitas mereka sehari-hari (tertuang dalam job description).

d. Follow up yang lambat dari pelaporan bahaya di tempat kerja. Dapat


diselesaikan dengan sistem reminder secara berkala.

e. Kurangnya partisipasi aktif dari pekerja untuk melaporkan bahaya di tempat


kerjas. Hal ini bisa disiasati dengan memberikan penghargaan kepada
karyawan yang berpartisipasi aktif dalam pelaporan bahaya di tempat kerja dan
menuangkannya pada target individu KPI (Key Performance Indicator).

Setiap Perusahaan dapat berbeda-beda dalam mempersepsikan hazard report, tetapi


yang pasti, hazard report ini berguna sebagai “early warning system” agar kejadian
yang lebih besar yang lebih merugikan tidak terjadi. 

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 12 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melaporkan Bahaya-bahaya di
Tempat Kerja
a. Membuat prosedur dan alur pelaporan bahaya di tempat kerja
b. Menentukan personil
c. Membuat Formulir

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Melakukan pemasangan reaktor


biogas serat kaca ke dalam ruang reaktor
Harus bersikap secara:
1. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, dalam melaporkan
bahaya di tempat kerja

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 13 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
BAB IV
MENGIKUTI PROSEDUR- PROSEDUR DARURAT

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Mengikuti prosedur-prosedur


darurat
Beberapa informasi dasar dalam Mengikuti prosedur- prosedur darurat adalah
Cara-cara menghubungi personil yang tepat dan layanan darurat jika terjadi
kecelakaan didemonstrasikan dan Bila diperlukan prosedur kondisi darurat dan
evakuasi (pengungsian) dimengerti dan dilaksanakan.

B. Keterampilan Yang Diperlukan Dalam Mengikuti prosedur-prosedur


darurat
1. Cara-cara menghubungi personil yang tepat dan layanan darurat jika terjadi
kecelakaan didemonstrasikan
2. Bila diperlukan prosedur kondisi darurat dan evakuasi (pengungsian)
dimengerti dan dilaksanakan.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Mengikuti prosedur-prosedur


darurat
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti
2. Taat asas

DAFTAR PUSTAKA
Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Linskungan Kerja Halaman: 14 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01

A. BukuReferensi
a. Bobby RK, RJM Mandagi, JP Rantung, GY Malingkas. 2013. Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Jurnal Sipil Statik. Vol. 1
(6) : 430-433.

b. Achmid, M. 1990. Penuntun Keselamatan Kerja. Jakarta: PT. United Tractors.

B. Referensi Lainnya

a. www.kencanaonline.com
b. https://everydayissafetyday.wordpress.com/2017/04/26/hazard-report-
pelaporan-bahaya-di-tempat-kerja/

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 15 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
A. Daftar Peralatan/Mesin

No
Nama Peralatan/Mesin Keterangan
.
1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Reaktor Biogas Untuk kelompok
3. Lap / spons Untuk setiap peserta
4. Gergaji besi Untuk kelompok
5. Cangkul Untuk kelompok
6. waterpass Untuk kelompok
7. Selang Untuk kelompok

B. Daftar Bahan

No
Nama Bahan Keterangan
.
1. Pipa pvc Untuk kelompok
2. Lem pvc Untuk kelompok
3. knee Untuk kelompok
4. Stop kran Untuk kelompok
5. sealer Untuk kelompok
6. Amplas Untuk kelompok

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 16 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub Bidang Logam Mesin LOG.OO01.002.01
DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Profesi


1. Wandi Herpiandi, S.Pd., M.Si. 1. Widyaiswara Muda

Judul Modul: Menerpakan Prinsip-prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


Linskungan Kerja Halaman: 17 dari 28
Buku InformasiVersi: 2009

Anda mungkin juga menyukai