Anda di halaman 1dari 46

BUKU INFORMASI

MENERAPKAN K3 DI TEMPAT KERJA


PRK.CF01.001.01

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN R.I.


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN PERTANIAN
CIANJUR
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4
A. TUJUAN UMUM (Unit Kompetensi) ............................................... 4
B. TUJUAN KHUSUS (Elemen Kompetensi) ........................................ 4
BAB II Menjelaskan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ............ 5
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menjelaskan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). ........................................ 5
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menjelaskan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ......................................... 14
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam menjelaskan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja (K3)............................................................. 20
BAB III Melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ........ 21
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ........................................ 21
B. Keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ........................................ 23
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ........................................ 26
BAB IV Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam
Kondisi berbahaya/ darurat ........................................................ 27
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melakukan tindakan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam kondisi darurat/
bahaya ....................................................................................... 27
B. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan tindakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam kondisi berbahaya
darurat ....................................................................................... 37
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam melakukan tindakan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dalam kondisi berbahaya/ darurat .......... 38
BAB V Memelihara peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ............. 39
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memelihara peralatan

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 2 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ........................................ 39


B. Keterampilan yang diperlukan dalam memelihara peralatan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ......................................... 40
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam memelihara peralatan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ......................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 44
A. Buku Referensi ........................................................................... 44
B. Referensi Lainnya ....................................................................... 44
DAFTAR ALAT DAN BAHAN ......................................................................... 45
A. DAFTAR PERALATAN/MESIN ....................................................... 45
B. DAFTAR BAHAN ......................................................................... 45
DAFTAR PENYUSUN ................................................................................... 46

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 3 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu menerapkan Keselamatan
& Kesehatan Kerja di tempat Kerja

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menerapkan
Keselamatan Kerja Kesehatan Kerja (K3) ini guna memfasilitasi peserta sehingga
pada akhir diklat diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
2. Melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3. Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam kondisi
berbahaya / darurat
4. Memelihara peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 4 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

BAB II
MENJELASKAN TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menjelaskan tentang


keselamatan & Kesehatan kerja (K3)
A1. Unsur dalam K3 Sesuai Standar di Tempat Kerja

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) atau yang lebih
dikenal dengan istilah K3, pada dunia usaha harus diterapkan dengan baik
pada semua tenaga kerja yang berada di dalam lingkup pekerjaan tersebut.

Dilaksanakannya K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan


tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dengan menerapkan K3 akan dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Penerapan K3 didasarkan kepada UU No.01 tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja. Berdasarkan penjelasan UU ini, berlakunya UU keselamatan kerja
ditentukan oleh adanya 3 unsur yaitu :
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi sesuatu usaha
2. Adanya tenaga kerja di tempat itu
3. Adanya bahaya kerja di tepat itu.

Tempat kerja didefinisikan sebagai tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau sering
dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya (UU No.1/1970).

Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Permenaker. No.05/1996).

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 5 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Bahaya Kerja didefinisikan sebagai semua sumber, situasi ataupun aktivitas


yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit
akibat kerja (OHSAS 18001,2007)

Gambar 1. Lokasi budidaya ikan air tawar, ada pekerja dan ada sumber bahaya

Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.05 tahun 1996,
ada penekanan untuk setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja
sebanyak seratus (100) orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya
yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3.

Penerapannya dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan


lingkungan kerja yang teintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.

Kegiatan usaha budidaya ikan air tawar merupakan salah satu sektor dunia
usaha yang menggunakan banyak tenaga kerja untuk memenuhi target
produksinya. Tempat kerjanya adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 6 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat
sumber-sumber bahaya yang berasal dari kondisi lingkungan dan peralatan
produksi yang dipergunakannya.

Dalam dunia perikanan budidaya ada tiga fase yang dapat dijadikan segmen
usaha yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Usaha pembenihan
adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya adalah benih ikan. Usaha
pendederan adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya ukuran ikan
sebelum ditebarkan ke unit pembesaran atau ukuran sebelum konsumsi.
Sedangkan usaha pembesaran adalah usaha dalam budidaya ikan yang
outputnya adalah ikan berukuran konsumsi.

Penerapan K3 pada kegiatan produksi ini sangat berkaitan dengan metode


produksi budidaya ikan air tawar yang digunakan. Metode produksi dalam
budidaya ikan air tawar ada tiga yaitu: (1) Metode produksi secara ekstensif,
(2) Metode produksi secara semi intensif dan, (3) Metode produksi secara
intensif.

Metode produksi secara ekstensif adalah suatu metode budidaya yang sangat
membutuhkan areal budidaya yang luas dengan sumber pakan yang digunakan
dalam budidaya adalah pakan alami. Pakan alami ini dibuat di dalam wadah
budidaya dimana ikan tersebut dipelihara. Dalam metode produksi ini hasil
yang diperoleh membutuhkan waktu relatif lebih lama.

Metode produksi secara semi intensif adalah suatu metode budidaya yang
membutuhkan areal budidaya yang luas dengan sumber pakan yang digunakan
dalam budidaya adalah pakan alami ditambah dengan pakan tambahan.

Metode produksi secara intensif adalah suatu metode budidaya yang


menggunakan prinsip dari areal budidaya sekecil-kecilnya diperoleh hasil
produksi sebesar-besarnya. Penggunaan areal budidaya yang terbatas dengan
hasil yang optimal maka dalam proses budidayanya hanya mengandalkan
pakan buatan dengan bantuan peralatan produksi yang membuat kondisi
media budidaya seperti pada habitat aslinya.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 7 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya ikan ini sangat
berbeda karena sangat berbeda terkait peralatan-peralatan produksi yang
digunakannya untuk mencapai target usaha budidaya ikan air tawar.

Metode budidaya ikan secara ekstensif cenderung tidak membutuhkan bantuan


alat-alat yang menggunakan listrik selain alat-alat konvensional seperti cangkul
dan golok (tetap mengandung resiko bahaya) pada saat membuat kolam.
Sedangkan untuk metode semi intensif dan intensif membutuhkan bantuan
peralatan listrik sebagai pemacu kegiatan produksinya. Misal karena
membutuhkan adanya pakan buatan, maka perlu disiapkan alat / mesin
pembuatan pakan buatan. Mesin ini tentu memiliki resiko dalam pemakaiannya
sehingga harus diantisipasi melalui K3 ini.

Gambar 2. Contoh mesin pembuat pakan buatan bertenaga listrik memiliki


resiko kerja

Jenis-jenis peralatan produksi yang dapat digunakan dalam budidaya ikan


berdasarkan siklus budidaya kegiatannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (1)
Peralatan pembenihan ikan, (2) Peralatan pendederan ikan dan, (3) peralatan
pembesaran ikan.

Peralatan yang harus disediakan dalam kegiatan budidaya ikan air tawar antara
lain adalah ; (1) Peralatan pemberian pakan, (2) Peralatan pengukuran kualitas
air, (3) Peralatan pencegahan hama dan penyakit ikan, (4) Peralatan
pengolahan lahan budidaya, (5) Peralatan pembenihan ikan secara buatan, (6)
Peralatan panen dan (7) Peralatan listrik.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 8 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Seperti yang telah diuraikan di atas, peralatan produksi yang akan disiapkan
dalam membudidayakan ikan sangat bergantung kepada metode budidaya
yang telah ditetapkan. Peralatan yang digunakan dalam budidaya ikan secara
ekstensif adalah peralatan yang sangat sederhana.

Peralatan yang harus disiapkan dalam metode produksi secara ekstensif antara
lain adalah cangkul yang berfungsi untuk mengolah tanah dasar kolam,
timbangan yang berfungsi untuk menimbang berbagai macam bahan yang
dibutuhkan dalam budidaya seperti pupuk, kapur,dan pakan. Peralatan lainnya
adalah golok atau parang, seser halus dan kasar yang digunakan untuk
mengambil benih atau ikan dari kolam pemeliharaan dan juga dapat digunakan
untuk membuang kotoran yang terdapat didalam kolam. Selain itu biasanya
petani ikan tradisional menggunakan kecrik untuk menangkap ikan. Penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan budidaya ikan dengan metode
ekstensif atau tradisional ini biasanya kecelakaan kerja diakibatkan oleh
kecerobohan orang yang bekerja.

Peralatan yang harus disediakan dalam budidaya ikan secara semi intensif dan
intensif harus lengkap seperti di bawah ini ;

No Peruntukan Alat Jenis-jenis alat


1 Peralatan pemberian  Timbangan
pakan  Ancho
 Ember / baskom/
 Saringan

2 Peralatan pengukuran  Thermometer, secchi disk, DO meter, pH


kualitas air meter, Mikroskop

3 Peralatan hama  Seser halus. Mikroskop, refrigerator,


penyakit ikan peralatan gelas (baker glass, enlemeyer,
petri dish, tabung reaksi, pipet, gelas ukur
dan injection.

4 Peralatan pengolah  Traktor/ hand traktor, cangkul, parang/


tanah kolam golok, filter air, selang air.

5 Peralatan pemijahan  Alat bedah, talenan, tissue grinder, spuit


ikan secara buatan injection, baki, baskom, automatic heater,

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 9 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

aerator / blower, selang & batu aerasi,


alat sipon. Alat bedah dan kain lap.

6 Peralatan panen  Tabung oksigen, kantong plastic,


timbangan, kotak stryrofoam, selang
oksigen dan hapa.

7 Peralatan listrik  Genset


 Pompa air

Setelah peralatan yang akan digunakan dalam budidaya ikan tersedia langkah
selanjutnya sebelum digunakan adalah mengecek kesiapan peralatan tersebut.

Dengan pengecekan yang benar diharapkan alat yang disiapkan dapat


dioperasionalkan dengan benar. Peralatan yang dibuat oleh pabrik biasanya di
dalam peralatan tersebut terdapat buku manual untuk mengoperasionalkan
alat. Peralatan yang akan digunakan sebaiknya dilakukan pengecekan
keberfungsinya karena setiap alat mempunyai fungsi yang berbeda-beda,
misalnya aerator digunakan untuk mensuplai oksigen pada saat
membudidayakan ikan skala kecil dan menengah, tetapi apabila sudah
dilakukan budidaya secara intensif maka peralatan yang digunakan untuk
mensuplai oksigen kedalam wadah budidaya ikan menggunakan blower.

Peralatan selang aerasi berfungsi untuk menyalurkan oksigen dari tabung


oksigen kedalam wadah budidaya, sedangkan batu aerasi digunakan untuk
menyebarkan oksigen yang terdapat dalam selang aerasi keseluruh permukaan
air yang terdapat didalam wadah budidaya.

Selang air digunakan untuk memasukkan air bersih dari tempat penampungan
air ke dalam wadah budidaya. Peralatan ini digunakan juga untuk
mengeluarkan kotoran dan air pada saat dilakukan pemeliharaan. Dengan
menggunakan selang air akan memudahkan dalam melakukan penyiapan
wadah sebelum digunakan untuk budidaya. Peralatan lainnya yang diperlukan
dalam membudidayakan ikan adalah timbangan, timbangan yang digunakan
boleh berbagai macam bentuk dan skala digitalnya, karena fungsi utama alat
ini untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam budidaya ikan . Ikan

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 10 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

yang dipelihara didalam wadah pemeliharaan akan tumbuh dan berkembang


oleh karena itu harus dipantau pertumbuhan di dalam wadah pemeliharaan .

Alat yang digunakan adalah seser, timbangan, ember, baskom yang berfungsi
untuk menghitung pertumbuhan ikan yang dibudidayakan di dalam wadah
pemeliharaan. Selain itu diperlukan juga seser atau saringan halus pada saat
akan melakukan pemanenan ikan. ikan yang telah dipanen tersebut
dimasukkan ke dalam ember plastik untuk memudahkan dalam pengangkutan
dan digunakan juga hapa untuk menampung ikan sebelum dijual. Setelah
berbagai macam peralatan yang digunakan dalam membudidayakan ikan
diidentifikasi dan dijelaskan fungsi dan cara kerjanya , langkah selanjutnya
adalah melakukan pembersihan atau perawatan sesuai dengan jenis
peralatannya. Peralatan yang sudah dibersihkan dari segala benda yang dapat
menurunkan kualitas pekerjaan dapat langsung digunakan sesuai dengan
prosedur. Dengan melakukan pengecekan pada semua peralatan yang akan
digunakan untuk budidaya ikan maka telah dilakukan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kelalaian atau
kecerobohan dalam bekerja yang dapat membuat orang yang bekerja cedera.

Kesehatan tempat bekerja pada dunia usaha budidaya ikan pada umumnya di
ruang terbuka sehingga kebutuhan oksigen untuk para pekerja diluar ruangan
tercukupi dan kondisi lingkungan budidaya ikan yang berair mengakibatkan
kondisi kelembaban ruang budidaya sangat lembab.

Gambar 3. Contoh pakaian kerja, sepatu boot dan sarung tangan

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 11 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan budidaya ikan para pekerja harus
selalu menggunakan pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan dan
jangan menggunakan pakaian kerja yang basah. Pemakaian baju kerja yang
basah dapat mengganggu kesehatan para pekerja oleh karena itu pada para
pekerja yang bekerja berhubungan langsung dengan air yang akan membasahi
pakaian kerja sebaiknya menggunakan pakaian kerja yang terlindung dari air.

Atau dapat juga pada saat bekerja yang berhubungan dengan air
menggunakan pakaian kerja yang khusus dan jika sudah selesai dengan
pekerjaan bisa menggunakan pakaian yang lain sehingga kesehatan para
pekerja tetap terjamin. Penggunaan pakaian kerja yang basah dapat
mengakibatkan kesehatan para pekerja terganggu (Misal; masuk angin atau
kedinginan). Oleh karena itu harus dipikirkan pakaian kerja yang tepat bagi
para pekerja yang bermain dengan air sebagai media hidup ikan yang
dipeliharanya.

Keselamatan kerja dalam kegiatan budidaya ikan yang menggunakan peralatan


listrik harus diperhatikan beberapa hal yang biasanya menyebabkan kecelakaan
diantaranya adalah :

1. Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak sehingga dapat
menimbulkan pemanasan yang dapat membakar kulit kabel.
2. Sistem kabling yang tidak memenuhi persyaratan standar
3. Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih
tinggi dari voltase yang seharusnya
4. Adanya tikus-tikus yang mengerat kabel sehingga dapat menimbulkan
hubungan pendek atau kebakaran.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 12 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Gambar 4.Tikus pengerat kabel listrik alat produksi

Kesehatan dan keselamatan kerja pada usaha budidaya ikan yang mempunyai
gudang bahan-bahan kimia harus diperhatikan tentang proses
penyimpanannya. Penyimpanan bahan kimia yang salah dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia atau kondisi
lingkungan penyimpanan. Oleh karena itu dalam menyimpan bahan kimia harus
diperhatikan beberapa faktor yang akan mempengaruhi bahan kimia selama
penyimpanan di gudang antara lain adalah :

1. Temperatur, terjadinya kenaikan suhu dalam ruang penyimpanan akan


memicu terjadinya reaksi bahkan dapat menyebabkan terjadinya
perubahan kimia. Kondisi ini dapat mengubah karakteristik bahan kimia.
Resiko berbahayapun dapat terjadi sebagai akibat kenaikan suhu di dalam
ruang penyimpanan. Oleh karena itu didalam ruangan penyimpanan bahan
kimia harus terdapat alat ukur suhu ruang yaitu termometer. Ada beberapa
termometer yang dapat mengukur temperatur ruangan. Termometer yang
biasa digunakan untuk mengukur suhu ruangan yaitu temperature
minimum dan maksimum.
2. Kelembaban, kelembaban dapat diartikan sebagai perbandingan tekanan
uap air diudara terhadap uap air jenuh pada suhu dan tekanan udara
tertentu. Kelembaban dapat diartikan sebagai banyaknya uap air diudara.
Faktor kelembaban sangat penting diperhatikan karena berhubungan erat
dengan pengaruhnya pada zat-zat higroskopis. Bahan kimia higrokoskopis

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 13 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

sangat mudah menyerap uap air dari udara, juga dapat terjadi reaksi
hidrasi eksotermis yang akan menimbulkan pemanasan ruangan. Kontrol
terhadap kelembaban ruang penyimpanan penting dilakukan untuk
mencegah kerugian-kerugianyang tidak diinginkan. Ada beberapa alat
pengukur kelembaban yang dapat digunakan seperti higrometer,
termohigrometer atau thermometer bola basah dan bola kering.
3. Interaksi dengan wadah, bahan kimia tertentu dapat berinteraksi dengan
kemasan atau wadah sehingga dapat merusak wadah sampai akhirnya
menyebabkan kebocoran. Kebocoran bahan kimia terutama yang
berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan seperti ledakan, kebakaran dan
melukai tubuh. Misalnya, wadah yang terbuat dari bahan besi/logam,
sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan bahan kimia yang bersifat
korosif karena akan terjadi peristiwa karatan/korosif sehingga akan
merusak wadah.
4. Interaksi antar bahan kimia, selama penyimpanan bahan kimia dapat
berinteraksi dengan bahan kimia lainnya. Interaksi ini dapat mengakibatkan
perubahan karakteristik bahan kimia tersebut, misalnya interaksi antara
bahan kimia yang bersifat oksidator dengan bahan kimia yang mudah
terbakar dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, sehingga dalam
penyimpanannya harus terpisah. Penggunaan bahan-bahan kimia biasanya
dilakukan pada usaha budidaya ikan yang intensif dan melakukan kegiatan
pengukuran kualitas air, kesehatan ikan dengan bahan-bahan kimia. Oleh
karena itu harus diperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
para pekerja yang bertanggungjawab pada unit tersebut.

A2. Perlengkapan dan Peralatan K3


Sebelum mengidentifikasi perlengkapan dan peralatan K3, perlu dilakukan
terlebih dahulu pengidentifikasian sumber bahaya/ penyakit serta pengendalian
resiko yang harus dilakukan dalam kegiatan budidaya ikan air tawar ini.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 14 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Gambar 5. Diagram Prosedur K3 secara umum

Sumber bahaya yang teridentifikasi dalam kegiatan Budidaya Ikan Air Tawar
bertujuan untuk menentukan tingkat resiko yang merupakan tolak ukur
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat kerja serta kesiapan
perlengkapan dan peralatan K3. Identifikasi sumber bahaya ini dilakukan
dengan mempertimbangkan :
1. Kondisi dan kejadian yang menimbulkan potensi bahaya
2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.

Kondisi dan kejadian yang menimbulkan potensi bahaya dalam budidaya ikan
air tawar antara lain terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan; luka,
pendarahan, patah tulang, pingsan dan bisa berakhir dengan kematian apabila
tidak dilakukan segera pertolongan pertama pada kecelakaan.

Kecelakaan yang diidentifikasi paling mungkin terjadi, dapat menimbulkan


kondisi darurat yang dimaksud di atas antara lain; terjatuh (kondisi lokasi kerja
yang licin/ basah) atau oleh sebab lain seperti terkena benda tajam atau
terkena sengatan listrik alat produksi serta resiko akibat terjadinya kebakaran
yang disebabkan oleh hubungan pendek peralatan listrik yang dipergunakan
saat proses produksi.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 15 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Gambar 6. Alat produksi dengan potensi bahaya (Genset, Automatic Heater,


Aerator dan Blower akuarium)

Semua jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang teridentifikasi harus
disusun prosedur menghadapinya dalam bentuk prosedur menghadapi kondisi
darurat atau bencana berupa mempersiapkan peralatan dan perlengkapan K3
antara lain:
1. Penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai
mendapatkan pertolongan medik
2. Peralatan pemadam kebakaran (Terutama alat pemadam api ringan/ APAR).
3. Proses perawatan lanjutan.
Penilaian risiko adalah proses untuk menentukan prioritas pengendalian
terhadap tingkat risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Tindakan
pengendalian, dimana perusahaan harus merencanakan manajemen dan
pengendalian kegiatan-kegiatan, produk jasa yang dapat menimbulkan risiko
kecelakaan kerja yang tinggi.

Hal ini dapat dicapai dengan mendokumentasikan dan menerapkan kebijakan


standar bagi tempat kerja, perancangan pabrik dan bahan, prosedur dan
instruksi kerja untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan produk barang dan
jasa.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 16 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan melalui


metoda :
a. Pengendalian teknis/ rekayasa yang meliputi eliminasi, substitusi, isolasi,
ventilasi, higiene dan sanitasi
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Pembangunan kesadaran dan motivasi yang meliputi sistes bonus insentif,
penghargaan dan motivasi diri
d. Evaluasi melalui internal audit, penyelidikan insiden dan etiologi
e. Penegakan hukum
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menjelaskan tentang
keselamatan & Kesehatan kerja (K3)
B1. Menyiapkan Perlengkapan dan Peralatan K3
Perlengkapan dan peralatan K3 yang harus disiapkan untuk menghadapi kondisi
darurat dalam kegiatan budidaya ikan air tawar antara lain :
1. Peralatan dan perlengkapan P3K
a. Penutup luka; kasa steril dan bantalan kasa
b. Pembalut luka; pembalut gulung (pita), pembalut segitiga (mitella),
pembalut tubuller (tabung) dan pembalut rekat (plester)
c. Cairan antiseptic; alkohol 70%, betadine, cairan pencuci mata
(boorwater)
d. Bidai dan plint / spalek (Kayu penyangga tulang patah)
e. Tandu pengangkut korban
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Oksigen
l. Tensimeter
m. Stetoskop
n. Tandu
o. Alat tulis

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 17 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Gambar 7. Perlengkapan dan peralatan P3K

2. Peralatan Pemadam Kebakaran


a. Saluran kran air aktif dan selang panjang bebas bocor
b. Karung goni ukuran kecil, sedang dan besar
c. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Gambar 8. Alat pemadan api ringan (APAR)

B2. Memperagakan Sarana & Prasarana K3


Kendati dalam perusahaan ada tim penanggulangan kondisi darurat sesuai
dengan amanat SMK3, namun alangkah lebih baiknya di samping ada tim
terlatih tersebut, seluruh pekerja juga memahami cara penggunaan sarana
prasarana K3 yang dimiliki oleh perusahaan budidaya ikan air tawar.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 18 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Tim dapat diberikan tanggung jawab memperagakan sarana prasarana K3


dengan cara :
1. Menunjukan tempat sarana dan prasarana K3 itu tersedia, diutamakan di
simpan ditempat-tempat yang mudah terlihat dan terjangkau
2. Memperagakan cara penggunaan sarana prasarana terkait P3K dan alat
pemadam kebakaran
3. Melakukan peragaan secara kontinyu.

Gambar 9. Contoh memperagakan cara penggunaan APAR

Prosedur pengunan APAR dikenal dengan PASS yaitu :


P Pull the pin (Tarik pin) Tarik pin
A Aim low at the base of flames Arahkan pada dasar sumber api
S Squeeze the handle Tekan tuas
S Sweep side to side Semprotkan satu sisi ke sisi yang lain

Daftar Cek Unjuk Kerja


DAFTAR
NO POIN YANG DICEK
TUGAS/INSTRUKSI
1. Lakukan pemadaman  Tarik pin
api  Arahkan pada dasar sumber api
 Tekan tuas
 Semprotkan satu sisi ke sisi yang lain

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 19 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

B3. Menerapkan Unsur Penunjang K3 dalam Setiap Kegiatan Teknis


Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja harus di antisipasi dengan selalu
menerapkan unsur penunjang K3 dalam setiap kegiatan teknis. Unsur-unsur
penunjang K3 diperlukan untuk mendukung terciptanya suasana kerja yang
aman.

Unsur penunjang K3 terbagi 2 (dua) yaitu unsur material dan non material.
Unsur-unsur yang bersifat material antara lain Alat Pelindung Diri (APD)
sedangkan yang bersifat non material adalah; buku petunjuk penggunaan alat,
rambu-rambu dan isyarat bahaya, himbauan-himbauan dan tersedianya
petugas keamanan dilingkungan kerja.

Pekerja yang sedang bertugas di lokasi budidaya ikan air tawar diharuskan
menggunakan alat pelindung diri berupa pakaian kerja anti air (supaya
badannya tidak basah), sepatu boot anti slip (supaya tidak tergelincir) serta jas
hujan jika kondisi sedang hujan (badan tidak terkena air langsung). Kegiatan
teknis ini sebagai upaya mengantisipasi kecelakaan (kaki menginjak benda
tajam berbahaya atau terjatuh) dan penyakit akibat kerja (masuk angin dlsb).

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam menjelaskan tentang keselamatan &


Kesehatan kerja (K3)
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi sumber bahaya;
2. Taat asas dalam mengaplikasikan SOP K3 yang ditetapkan perusahaan;
3. Berpikir analitis serta evaluatif waktu melakukan analisis.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 20 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

BAB III
MELAKSANAKAN PROSEDUR KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur


keselamatan & kesehatan kerja (K3)
A1. Persyaratan komponen K3 sebelum mengoperasikan semua mesin,
sarana angkut, bahan-bahan berbahaya dan sarana listrik.
Dalam kegiatan K3 dilingkungan budidaya ikan air tawar, perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap komponen-komponen / unsur-unsur pendukung K3 yang
ada didalamnya antara lain;
1. Alat Pelindung Diri (APD) seperti; sepatu boot, sarung tangan karet harus
tersedia cukup dan dalam kondisi baik
2. Perlengkapan K3 berupa; spanduk, papan informasi, rambu-rambu, APAR,
obat-obatan P3K, Poster, jas hujan, lampu malam dll harus tersedia cukup
dan dalam kondisi yang baik.
3. Peralatan kerja;
4. Alat bantu kerja;
5. Barak, sanitasi dan air minum bagi pekerja
6. Pembayaran premi jamsostek / BPJS

Gambar 10. Contoh kartu BPJS ketenagakerjaan

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 21 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

7. Penanganan emergensi (nomor telepon rumah sakit terdekat, polsek,


pemadam kebakaran dll)

Gambar 11. Contoh nomor telepon penting

8. Pola pelaksanaan SMK3 (SOP, aturan, pedoman).


Semua harus tercatat dan tersedia dengan baik sehingga penerapan K3 bisa
dilaksanakan sebaik mungkin.

A2. Pakaian pelindung dan peralatan yang dibutuhkan


Alat pelindung diri dan peralatan K3, khususnya dalam kegiatan Budidaya
Perikanan Air Tawar tidaklah terlalu sulit untuk di dapat yaitu.
1. Pakaian kerja anti air,
2. Sepatu boot anti slip,
3. Topi kerja anti air,
4. Sarung tangan karet dan kain
5. Masker karet dan kain
Peralatan alat pelindung diri harus digunakan pada saat melakukan kegiatan
teknis produksi.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 22 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

A3. Seluruh kegiatan K3 sesuai prosedur


Semua prosedur K3 memiliki fungsi yang sama, namun karena kondisi dan
keadaan yang berbeda beda, menjadikan setiap jenis pekerjaan memiliki prosedur
yang berbeda-beda pula. Prosedur kerja adalah aturan-aturan atau cara kerja
yang berlaku saat melakukan suatu pekerjaan dalam bidang pekerjaan tertentu.
Biasanya prosedur kerja ditunjukan kepada pekerja yang akan memulai suatu
pekerjaan.

Prosedur kerja yang lengkap dan benar akan dapat mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, sehingga akan menjamin keefektifan dan efisiensi dalam suatu
pekerjaan. Oleh karena itu para pekerja dimanapun dan jenis pekerjaan apapun
wajib mentaati prosedur kerja yang ditetapkan baik oleh perusahaan maupun SOP
yang berlaku secara umum (Ada otoritas yang menstandarkan).

Resiko kerja akan ada disetiap pekerjaan, hanya dibedakan besar kecil resiko
ditentukan oleh jenis pekerjaan, besar pekerjaan, pekerja yang terlibat, fasilitas
alat pelindung diri (APD) dan kompetensi pekerja.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur


keselamatan & kesehatan kerja (K3)
B1. Melakukan pemeriksaan persyaratan komponen K3
Setiap komponen K3 memiliki persyaratan teknis. Semua peralatan kerja dalam
kegiatan budidaya ikan air tawar harus disesuikan dengan persyaratan teknis
penggunaannya sehingga resiko terjadinya kecelakaan kerja dan kerusakan alat
dapat di minimalisasi.

Berikut sebuah abstraksi untuk disimulasikan:

Melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan


melaksanakan seluruh kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai
prosedur pada perlengkapan listrik di lokasi budidaya ikan air tawar.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 23 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Setelah membaca abstraksi, selanjutnya ikuti instruksi kerja sebagai berikut:


1. Persiapan
 Petugas menyiapkan cheklis pencegahan bahaya listrik
 Gunakan Alat Proteksi Diri (APD) yang baik dan benar
2. Pelaksanaan
 Pada saat melakukan pekerjaan pemeriksaan, listrik harus selalu dimatikan
dulu (Off atau LOTO), kecuali terpaksa
 Hindari kemungkinan terjadi short circuit dan pastikan harus ada alat
proteksi (CB atau Fuse)
 Hindari kondisi tidak aman (unsafe condition) dan perilaku yang tidak
aman (unsafe Act)
 Gunakan kualitas kabel (kawat dan isolasi) yang baik
 Gunakan jenis kabel yang benar
 Gunakan ukuran kawat yang sesuai KHA (Ampacity)nya
 Hindari terjandinya loss connection
3. Setelah selesai pelaksanaan
 Melakukan pelaporan cheklist
 Kembali melakukan pekerjaan utamanya

Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas II


DAFTAR
NO POIN YANG DICEK
TUGAS/INSTRUKSI
1. Persiapan  Petugas menyiapkan cheklis pencegahan
bahaya listrik
 Gunakan Alat Proteksi Diri (APD) yang baik
dan benar
2. Pelaksanaan  Pada saat melakukan pekerjaan
pemeriksaan, listrik harus selalu dimatikan
dulu (Off atau LOTO), kecuali terpaksa
 Hindari kemungkinan terjadi short circuit
dan pastikan harus ada alat proteksi (CB
atau Fuse)
 Hindari kondisi tidak aman (unsafe

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 24 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

condition) dan perilaku yang tidak aman


(unsafe Act)
 Gunakan kualitas kabel (kawat dan isolasi)
yang baik
 Gunakan jenis kabel yang benar
 Gunakan ukuran kawat yang sesuai KHA
(Ampacity)nya
 Hindari terjandinya loss connection
3. Setelah selesai  Melakukan pelaporan cheklist
pelaksanaan  Kembali melakukan pekerjaan utamanya

B2. Melaksanakan seluruh kegiatan K3 sesuai prosedur


Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan
standar prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk dapat menyelesaikan
suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang lebih efektif
dan efisien dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Tujuan dibuatnya SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang
telah ditetapkan mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang
dilaksanakan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Fungsi SOP sendiri adalah sebagai berikut :


1. Mempermudah pekerjaan petugas / pegawai atau tim / unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bilamana terjadi penyimpangan.
3. Untuk mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan yang dialami.
4. Mengarahkan petugas atau pegawai untuk sama-sama lebih disiplin dalam
bekerja.
5. Sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan pekerjaan.

Berikut abstraksi sebuah contoh untuk disimulasikan:

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 25 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan


melaksanakan seluruh kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai
prosedur pada korban kecelakaan kerja patah tulang kaki sebelah kiri.

Daftar Cek Unjuk Kerja


NO DAFTAR TUGAS/ POIN YANG DICEK
INSTRUKSI
1. Persiapan  Penolong segera membawa
perlengkapan dan peralatan P3K
2. Pelaksanaan  Jangan panic
 Menjauhkan atau menghindarkan
korban dari kecelakaan berikutnya
 Mewaspadai adanya pendarahan
 Mewaspadai terjadinya tanda-tanda
shock
 Tidak memindahkan korban secara
terburu-buru
 Segera mentrasportasikan korban ke
sentral pegobatan
3. Selesai pelaksanaan  Penolong membereskan perlengkapan
dan peralatan P3K
 Melakukan pelaporan kegiatan
 Kembali bekerja

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur keselamatan


& kesehatan kerja (K3)
Harus bersikap secara:
1. Benar dan tepat
2. Taat asas dalam melaksanakan SOP yang telah disepakati perusahaan.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 26 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

BAB IV
MELAKUKAN TINDAKAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) DALAM
KONDISI BERBAHAYA/ DARURAT

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melakukan tindakan keselamatan &


kesehatan kerja (K3) dalam kondisi berbahaya/ darurat
A1. Prosedur Tindakan K3 dalam Kondisi Berbahaya
Penanganan Luka
Luka pada prinsipnya digolongkan pada luka biasa dan luka yang mengakibatkan
pendarahan. Khusus untuk luka biasa, tidak menimbulkan pendarahan sehingga
tidak perlu begitu dirisaukan. Cukup dijaga saja agar tidak menjadi infeksi.

Sedangkan untuk pendarahan besar terdiri dari :


Pendarahan Luar :
 Pendarahan pembuluh rambut (capiler ); biasanya sembuh sendiri
 Pendarahan pembuluh darah balik (Vena); Darah merembes perlahan, warna
darah merah tua
 Pendarahan pembuluh nadi (arteri); darah warna merah muda, keluar
memancar sesuai irama jantung

Pendarahan Dalam :
 Terjadi di dalam rongga tubuh ; darah keluar melalui hidung, telinga, mulut,
dan lubang-lubang pelepasan;
 Penyebabnya; pecahnya pembuluh darah, benturan hebat, robeknya
pembuluh darah oleh ujung tulang yang patah

Tindakan pertolongan pendarahan :


1) Pendarahan Luar
Cara mengatasi pendarahan luar yaitu :
 Luka ditekan dengan gaas steril / verband / kain bersih
 Bila alat-alat lengkap dapat dicoba menjahit luka

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 27 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

 Khusus pendarahan karena putusnya pembuluh nadi pada alat gerak


(tangan/kaki) yaitu pengikatan bagian atas dari luka (torniquet) yaitu
dengan simpul tali kemudian masukkan potongan kayu diantara simpul tali
dan kulit kemudian putar kuat-kuat.

Perlu diperhatikan ikatan harus jelas terlihat. Simpul kendorkan selama


kurang lebih 1 menit, pada tiap-tiap 15 menit sekali, sambil menekan
bagian yang luka. Demikian seterusnya sampai tiba di rumah sakit.
Bila alat-alat lengkap memungkinkan jahit pembuluh darah yang putus
dan lukanya dan segara bawa ke rumah sakit terdekat.

Gambar 12. Cara menggunakan Torniquet dengan aman dan benar.


(Shryock, 1991)

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 28 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Gambar 13. Cara Menggunakan Pembalut Untuk Menekan Pembuluh


Darah. (Shryock, 1991)

Gambar 14. Cara membalut Pada Selangkangan Dan Daerah Pinggul.


(Shryock, 1991)

2) Pendarahan Dalam
Cara pertolongannya yaitu :
 Usahakan mencegah terjadinya shock
 Beri banyak minum sebagai ganti cairan darah yang keluar
 Kalau sarana dan keadaan memungkinkan pasang infus
 Hubungi dokter terdekat atau usahakan secepatnya dibawa ke rumah
sakit.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 29 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Penanganan Patah Tulang


Pada saat diidentifikasi korban diperkirakan mengalami patah tulang, upayakan
korban tidak banyak bergerak. Masalah lain yang muncul akibat tulang patah
tidak ditangani dengan semestinya, atau korban salah pengangkatannya adalah
terjadinya luka robek akibat tusukan tulang (ujung tulang yang patah) terhadap
kulit, yang mengakibatkan pendarahan pada korban.

Tubuh manusia didominasi oleh tulang dan daging, sehingga resiko patah tulang
bisa terjadi dimana saja. Dari mulai retak sampai patah tulang jari, tangan, kaki,
dada, kepala atau hanya keluarnya tulang dari persendian yang ada pada tubuh
korban.

Ini bisa diakibatkan oleh benturan, jatuh atau tergencet oleh mesin-mesin yang
bergerak di atas kapal

Gambar 15. Pertolongan pertama untuk patah tulang jari (Shryock, 1991)

Biasanya tidak banyak yang bisa kita lakukan terhadap korban yang mengalami
patah tulang selain :
1. Mengurangi luka akibat gesekan tulang yang patah
2. Mengurangi rasa sakit bagi korban
3. Menenangkan korban supaya terhindar dari shock dan,

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 30 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

4. Upayakan korban tetap sadar supaya pernafasannya bisa terjaga.

Mengurangi atau mencegah luka tambahan pada korban patah tulang dilakukan
dengan memberikan penanganan berupa pemasangan spalek, bidai, torniquite
atau apa saja yang bisa menyangga bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

Pada kasus benturan di kepala terutama yang diikuti dengan pendarahan


sebagaiknya korban mendapat pertolongan pertama dengan cara membalut
kepala korban seperti pada contoh Gambar 8.

Gambar 16. Cara membalut kepala (Shryock, 1991)

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 31 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

Pembalut kepala mencegah pergerakan tulang jika ada yang retak, menekan
pendarahan serta menjaga agar luka tidak kotor sampai korban mendapat
pertolongan yang lebih jauh dari tim medis di rumah sakit.
Untuk setiap wilayah patah tulang pemasangan penyangga menyesuaikan
dengan kondisi yang ada, yang intinya mengurangi pergerakan tulang yang
patah supaya tidak terus bergeser sehingga menimbulkan luka akibat gesekan
tulang yang patah dengan kulit.

Penanganan Keracunan
1) Keracunan Makanan dan Minuman
Karena makanan dimasukan ke dalam saluran pencernaan, lapisan lendir di dalam
tubuh sangat cepat menghisap. Secara alamiah beberapa jenis dedaunan, akar
dan buah mengandung unsur racun. Makanan yang ditulari kuman, dan tidak
tersimpan dalam alat pendingin, atau makanan kaleng yang tidak dimasak dengan
baik sehingga mengandung spora kuman.
Semuanya menyebabkan keracunan. Selain itu dikarenakan hal lain dengan
tertelannya racun dari zat kimia seperti deterjen, racun serangga ataupun zat lain
yang akan ditolak oleh tubuh.
Reaksi yang muncul secara umum untuk keracunan dari makanan / minuman /
tertelannya zat berbahaya antara lain :
1. sakit perut
2. Muntah
3. Mencret
4. Menjurus pada shock
5. Menggelepar
6. Tidak sadarkan diri, bahkan ada yang langsung meninggal dunia.

Tindakan yang harus dilakukan adalah :


1. Korban diistirahatkan di tempat tidur
2. Jika pasien belum muntah, upayakan kuras perutnya dengan
merangsangnya supaya muntah

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 32 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

3. Jagalah pasien tetap hangat dan tenang untuk mengurangi bahaya


karena shock.

2) Keracunan akibat sengatan binatang berbisa


Biasanya diakibatkan oleh gigitan atau sengatan binatang berbisa. Bahaya
gigitan / sengatan binatang berbisa tidak dapat diukur dari rupa lukanya. Bisa
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah di dalam jaringan tubuh korban
bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Binatang berbisa / beracun yang sering ada di lokasi budidaya ikan air tawar
antara lain: Ular berbagai jenis, Kutu, Kalajengking dan Laba-Laba. Binatang-
binatang selain ular muncul pada lokasi-lokasi yang lemban misalnya di bawah
jaring atau di bawah terpal kapal yang tak terpakai.

Gambar 17. Macam-macam binatang berbisa / beracun (Shryock, 1991)

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :


1. Cucilah luka dengan air bersih, sedapat mungkin menghapuskan liur si
penggigit (jika ada). Bersihkan dengan deterjen dengan bantuan sepotong
kain bersih kemudian siram dengan air bersih kembali.
2. Lalu balutlah luka tersebut dan bagian tubuh yang terluka perlu diistirahatkan.
3. Bila memungkinkan pengisapan bisa / racun yang masuk ke dalam tubuh
upayakan racun dari wilayah luka tidak menyebar ke bagian lain dengan cara
di ikat pada bagian yang bisa membantu menghambat bisa / racun menjalar.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 33 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

4. Cara pengikatan, kekencangannya masih bisa dimasuki oleh jari kita pada
ikatan tersebut.
5. Bekas gigitan ditoreh dengan pisau yang steril untuk mempercepat
pengeluaran racun.
6. Mulut si penolong (Si penghisap) sudah dipastikan tidak memiliki luka yang
bisa membahayakan jiwa si penolong sendiri.

Gambar 18. Proses penyedotan racun dari luka korban (Shryock, 1991)

3) Penanganan Korban Pingsan


Tanda-tanda korban tidak sadarkan diri
1. Bila di panggil-panggil korban tidak menjawab.
2. Bila di guncang-guncangkan badan korban tidak ada reaksi
3. Bila dibuka kelopak mata, pupil matanya menghadap ke bawah dan bila di
beri sinar tidak ada reaksi.
Penanganan orang pingsan:
 Segera pindah ke tempat yang relatif lebih aman
 Kendorkan pakaian-pakaian yang terlalu ketat
 Lakukan PPPK sesuai urutan urgensinya
 Observasi terus vital signnya
 Keadaan sudah aman / bantuan datang segera pindahkan ke RS terdekat
 Sebaiknya di catat jenis, tempat kecelakaan serta identitas korban untuk
kemudian diserahkan kepada yang berwenang

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 34 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

4) Memindahkan korban
Bila kondisi sudah aman, kemudian korban sudah diidentifikasi sumber sakitnya,
sebaiknya korban dipindahkan ketempat yang lebih aman. Ini membantu juga
pada kestabilan emosional dan psikologis korban.

Evakuasi lanjutan dilakukan bila :


 Gangguan pernafasan telah ditanggulangi
 Pendarahan dihentikan
 Luka telah dibersihkan dan ditutup
 Tulang-tulang yang patah telah di bidai

Cara pemindahan bervariasi tergantung; jenis cidera korban dan jumlah


penolongnya.

Gambar 19. Sebuah contoh pemindahan korban yang benar (Shryock, 1991)

Tindakan yang harus diperhatikan pada saat evakuasi adalah :


 Diawasi kesadaran korban
 Pernafasan harus bebas
 Tekanan darah dan denyut nadi
 Daerah perlukaan (Pendarahan, bahaya infeksi, posisi tulang yang patah
dlsb)

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 35 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

5) Pemadaman Kebakaran
Resiko yang dapat ditimbulkan dari kebakaran akan menyebabkan kerugian baik
materi maupun nyawa anda. Pencegahan yang harus dilakukan meliputi dilarang
merokok, dilarang membawa/menggunakan korek api, dilarang menggunakan
kalkulator yang tidak flame proof, dilarang memindahkan atau mempermainkan
alat pemadam kebakaran kecuali kepserluan kebakaran/pengecekan.

Berikut adalah langkah kerja penanggulangan kebakaran yang harus diikuti :

Bila sendiri, segera padamkan api dengan alat pemadam terdekat. Bila mungkin
beritahu orang lain dulu baru memadamkan api. Bila berdua atau lebih seorang
membunyikan alarm yang lainnya memadamkan.
1. Selamatkan material atau dokumen.
2. Ingat ! keselamatan diri.
3. Bila ada korban celaka, lakukan P3K sesuai prosedur
4. Segera hubungi dinas kebakaran apabila tidak dapat menanggulangi
kebakaran sebutkan identitas, nama lokasi, kondisi dan korban
5. Ikuti prosedur darurat dan evakuasi

A2. Mengikuti Prosedur Penanganan Darurat Sesuai Standar


Perusahaan
Prosedur tanggap darurat adalah tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat
yang biasanya meliputi :
a. Rencana penanganan keadaan darurat
b. Penanganan keadaan darurat
c. Pengendalian peralatan keadaan darurat

A3. Menginformasikan Otoritas yang Sesuai K3 Menurut Kebijakan


Perusahaan
Unsur manajemen perusahaan berkewajiban menyampaikan susunan tim
pelaksana K3 dilingkungan aktivitas budidaya ikan air tawar kepada semua pekerja

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 36 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

yang terlibat. Sebagai pihak yang ditunjuk oleh unsur manajemen, maka tim K3
menjadi tim yang memiliki otoritas untuk melakukan pengendalian tanggap
darurat di perusahaan budidaya ikan air tawar ini.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan tindakan keselamatan


& kesehatan kerja (K3) dalam kondisi berbahaya/ darurat
B1.Mengikuti Prosedur Penanganan Darurat Sesuai Standar Perusahaan
Perencanaan Penanganan Keadaan Darurat
 Tim K3 melakukan identifikasi terhadap potensi keadaan darurat yang ada,
tuangkan dalam form daftar potensi keadaan darurat.
 Buat rencana pengendalian terhadap potensi keadaan darurat yang ada
dengan metode dokumentasi berupa pembuatan Standar Keadaan Darurat,
nomor telepon penting, struktur organisasi keadaan darurat, tugas dan
tanggung jawab team penanggulangan keadaan darurat dan standar
penyimpanan tabung gas bertekanan.
 Sosialisasikan standar keadaan darurat untuk memastikan setiap karyawan
mengetahui tatacara penanganan keadaan darurat.
 Lakukan uji coba penanganan keadaan darurat sesuai jadwal uji coba (dua
kali dalam satu tahun) dibawah koordinasi koordinator team
penanggulangan. Tuangkan evaluasinya dalam form Evaluasi uji coba
penanganan keadaan darurat.
 Simpan semua record uji coba sesuai prosedur pengendalian catatan.

Penanganan Keadaan Darurat


 Setiap karyawan yang mengetahui adanya keadaan darurat harus
melaporkannya kepada team penanganan keadaan darurat.
 Tim penanggulangan keadaan darurat bertanggungjawab menangani
keadaan darurat yang ada. Untuk keadaan darurat kebakaran,
penggunaan alat pemadam mengikuti standar penggunaan APAR dan
standar penggunaan APAB.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 37 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

 Jika keadaan darurat tidak dapat ditangani oleh team penanggulangan


keadaan darurat, maka koordinator team harus segera menghubungi
pihak luar yang terkait untuk meminta bantuan

 Setelah keadaan terkendali, koordinator team bertanggungjawab


melakukan koordinasi investigasi bersama Management Representatif dan
kepala departemen terkait maksimal 2 X 24 jam.

 Lakukan aktivitas pemulihan keadaan segera setelah keadaan terkendali

 Simpan semua record investigasi sesuai prosedur pengendalian catatan

Pengendalian Peralatan Keadaan Darurat


 Tim K3 bertanggungjawab mengidentifikasi semua peralatan keadaan
darurat, tuangkan dalam form daftar peralatan keadaan darurat.
 Tim K3 bertanggungjawab untuk memastikan peralatan keadaan darurat
dalam kondisi baik dan siap pakai, untuk kepentingan ini, lakukan inspeksi
peralatan keadaan darurat, gunakan form check list APAR, check list kotak
P3K, dan check list box alarm system.

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan tindakan keselamatan &


kesehatan kerja (K3) dalam kondisi berbahaya/ darurat
Harus bersikap secara:
1. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan
pedoman yang dilakukan dalam membuat dan mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan
2. Berpikir analitis serta evaluatif waktu mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan dan media/sarana pembelajaran

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 38 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

BAB V
MEMELIHARA PERALATAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memelihara peralatan keselamatan


dan kesehatan kerja (K3)
A1. Perawatan Peralatan dan Perlengkapan K3 Sesuai Petunjuk
Perawatan
Peralatan dan perlengkapan K3 harus dalam kondisi baik dan selalu siap untuk
digunakan dalam keadaan darurat. Gunakan form checklist kelengkapan kotak
P3K dan Chekslist APAR.

Perlengkapan P3K di chek terkait jumlah kecukupan termasuk masa kadaluarsa


terutama untuk perlengkapan P3K seperti obat-obatan. Sedangkan untuk
peralatan pemadam kebakaran dipastikan bahan didalamnya tidak melebihi
tanggal kadaluarsanya.

Gambar 20. Cheklist inspeksi kotak P3K

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 39 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

A2. Bantuan K3 untuk Antisipasi Efektif dalam Mengendalikan Resiko


Pekerjaan di Tempat Kerja
Setiap pekerja yang mengetahui adanya keadaan darurat harus segera
melaporkan kepada tim penanganan darurat guna menghindari resiko kedaruratan
yang lebih besar. Jika kondisi darurat tidak dapat ditangani oleh team
penanganan darurat, maka koordinator tim harus menghubungi pihak luar yang
terkait untuk dimintai bantuan.

Nomor telepon yang harus dimiliki oleh team penanganan darurat adalah :
1) Dinas pemadam kebakaran
2) Rumah sakit / puskesmas
3) Dokter praktek terdekat
4) Kantor polisi terdekat
5) Dlsb

A3. Catatan Rekaman Penerapan K3 di Tempat Kerja


Catatan rekaman penerapan K3 di tempat kerja antara lain;
1) Pelaporan terjadinya insiden
2) Pelaporan identifikasi sumber bahaya
3) Pelaporan ketidaksesuai
4) Pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memelihara peralatan


keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
B1. Merawat Peralatan dan Perlengkapan K3 Sesuai Petunjuk
Perawatan
Peralatan dan perlengkapan K3 harus dalam kondisi baik dan selalu siap untuk
digunakan dalam keadaan darurat. Gunakan form checklist kelengkapan kotak
P3K dan Chekslist APAR.

Perlengkapan P3K di chek terkait jumlah kecukupan termasuk masa kadaluarsa


terutama untuk perlengkapan P3K seperti obat-obatan. Sedangkan untuk

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 40 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

peralatan pemadam kebakaran dipastikan bahan didalamnya tidak melebihi


tanggal kadaluarsanya.

Berikut abstraksi untuk melakukan simulasi:


Kegiatan Memelihara peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan
merawat sesuai dengan petunjuk perawatan serta membuat catatan rekaman
hasil pekerjaan menerapkan K3 di tempat kerja dengan menggunakan format dan
prosedur yang ditetapkan.

Daftar Cek Unjuk Kerja


DAFTAR
NO POIN YANG DICEK
TUGAS/INSTRUKSI
1. Lakukan perawatan  Menyiapkan peralatan dan kelengkapan
peralatan dan K3 sesuai persyaratan teknis
perlengkapan  Melakukan perawatan peralatan dan
keselamatan dan perlengkapan K3 sesuai dengan petunjuk
kesehatan kerja (K3) perawatan
sesuai dengan petunjuk  Merapikan dan membersihkan peralatan
perawatan). (TMS) dan perlengkapan K3 sesuai persyaratan
teknis
 Menyimpan peralatan dan perlengkapan
K3 pada tempatnya
2. Buatlah catatan rekaman  Menyiapkan format catatan rekaman hasil
hasil pekerjaan pekerjaan penerapan K3 sesuai
menerapkan K3 di tempat persyaratan teknis
kerja dengan  Melakukan pencatatan rekaman hasil
menggunakan format dan pekerjaan penerapan K3 pada format dan
prosedur yang ditetapkan sesuai prosedur
(TS)  Menandatangani catatan rekaman hasil
pekerjaan K3 sesuai standar
 Menyimpan catatan rekaman hasil
pekerjaan penerapan K3 pada tempatnya

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 41 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

B2. Membuat Catatan Rekaman Penerapan K3 di Tempat Kerja


Catatan rekaman penerapan K3 di tempat kerja antara lain;
1. Pelaporan terjadinya insiden
2. Pelaporan identifikasi sumber bahaya
3. Pelaporan ketidaksesuaian
4. Pelaporan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja

Berikut adalah beberapa contoh cheklist pemeriksaan peralatan dan perlengkapan


K3 seperti APAR (Gamba 21) dan Cheklist kebersihan WC (Gambar 22)

Gambar 21. Cheklist pemeriksaan APAR

Gambar 22. Cheklis monitoring kebersihan WC (Toilet)

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 42 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memelihara peralatan keselamatan


dan kesehatan kerja (K3)
Harus bersikap secara:
a. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi
b. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan
pedoman yang dilakukan dalam membuat dan mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan dan media/sarana pembelajaran
c. Berpikir analitis serta evaluatif waktu mengisi checklist kesiapan
bahan/perlengkapan dan media/sarana pembelajaran

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 43 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Referensi
a. Universitas Indonesia. 2006. Keselamatan dan keselamatan kerja. Penerbit UI
Press. Jakarta.
b. Cahaya,AB. 2010. Keselamatan kerja bahan kimia di Industri. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
c. Daryanto & Imam Mahir. 2001. Keselamatan Kerja Bengkel Otomotif. Bumi
Aksara. Jakarta.

B. Referensi Lainnya
a. Focus. 2002. Basic Safety Training (Elementary First Aid).Focus Training,
Recruitment & Placement Center. Jakarta.
b. Shryock, H. 1991. Penuntun Perawatan & Pengobatan Modern. Indonesia
Publishing House. Bandung.

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 44 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop, infocus, laserpointer Untuk di ruang teori
2. Laptop Untuk setiap peserta
3.
4.
5.
6.
7.

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Setiap peserta
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. Setiap peserta

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 45 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Golongan Budidaya Ikan Air Tawar PRK.CFO1.001.01

DAFTAR PENYUSUN

No. Nama Profesi

1. Widyasiwara
1. Dr. R. Diyan Krisdiana, A.Pi., M.Si
2. Asesor

Judul Modul: Menerapkan K3 di Tempat Kerja


Halaman: 46 dari 46
Buku Informasi - Versi 2018

Anda mungkin juga menyukai