Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PELAYARAN KAPAL DI PERUSAHAAN PT.PASCA DANA SUNDARI

Disusun Oleh :

Aldi Reynaldi

NIS. 130703210

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDIDAYAAN PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR

SMK NEGERI 02 BONTANG

NAUTIKA KAPAL NIAGA

2021
BIDANG KEAHLIAN NAUTIKA KAPAL NIAGA

SMK NEGRI 2 BONTANG

2021
REPORT THIS AD

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI


PELABUHAN KARIANGAU

Laporan Prakerin ini telah diseujui dan disahkan pada tgl

          

 
Guru Pembimbing
Mengetahui,

 
Kepala Sekolah   Ketua Kompetensi Keahlian

 
 
   Ike

NIP
Mardijanti, S. Pi. ,M.Pd Lukman Abdullah, ST

NIP. 19700314 2005 02 2 004 NIP. 197012202005021002

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun laporan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan di daerah Pelabuhan Kariangau.

Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu Mardijanti, S. Pi. ,M.Pd selaku kepala SMK N 2 Bontang


2. Bapak Lukman Abdullah,ST selaku Ketua Kompetensi Keahlian
3. Ibu Ike selaku pembimbing
4. Bapak Aco Dermawan selaku koordinator ditempat Prakerin
5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan baik
langsung maupun tidak langsung sehingga tersusun laporan ini.

Penulis menyadari bahwasanya dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi sistematika penyusunan maupun dari segi sistematika penguraiannya, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, maka dari itu segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun penulis sangat mengharapkan guna lebih sempurna laporan ini.

Bontang, 24 Januari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. iii
DAFTAR
iv
ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
1
Belakang…………………………………………………………………………………
B. Tujuan…………………………………………………………………………… 2
C.Manfaat………………………………………………………………………………………
3
……
BAB II PROSES OPERASI
A. Perlengkapan Keselamatan Kapal Penumpang…………………………………….. 3
B. Prosedur Dinas Jaga Mesin………………………………………………… 10
C. Proses Bongkar Muat……………………………………………………….. 14
BAB III PEMBAHASAN
A. Keterlaksanaan (Faktor Pendukung/Penghambat) 18
B. Analisis Usaha 19
C. Pengembangan /Tindak Lanjut 21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 21
B. Saran………………………………………………………………………. 21
LAMPIRAN…………………………………………………………………………
23
………………

BAB 1.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan dari sekolah yang
memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk
mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya
dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu
pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada,
sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan
langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan
Sistem Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana
para siswa yang melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang
didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem
Ganda ini kita tidak dapat langsung terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui
situasi dan kondisi lingkungan kerja. Ada beberapa peraturan tentang Paktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dan putusan Menteri. Adapun peraturan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN)
adalah sebagai berikut : Tercantum pada UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
yaitu untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiataan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990
tentang Pendidikan Menengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik
sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan; Peraturan
pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional,
serta Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam
melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan didalam sekolah
dan Pendidikan diluar sekolah” 11.2 Tujuan Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
berharga, dan memperoleh masukan serta umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.

Dalam Konvensi Internasional tentang Keselamatan Jiwa dilaut atau yang lebih dikenal
dengan SOLAS Convention Ferry Ro – Ro dikategorikan sebagai kapal penumpang. Sealian
untuk mengangkut penumpang, kapal penumpang memiliki ruang muat khusus untuk
mengangkut kendaraan dan juga barang bawaan. Dengan demikian terdapat peraturan
keselamatan dan kelaikan kapal yang menjamin tingkat keselamatan pada saat kapal
beroperasi.

Sejak awal tahun 2007 Indonesia mengalami beberapa kecelakaan kapal terutama Ferry Ro –
Ro. Sebagai orang terpilih yang bergerak di bidang maritim terutama di dunia perkapalan,
kita harus mengetahui persyaratan apa saja yang berlaku saat ini untuk meningkatkan kualitas
keselamatan khususnya untuk kapal penumpang. Selanjutnya kita akan membahas macam
peralatan keselamatan yang ada di kapal berikut dengan peraturan yang mengatur jumlah dan
tata letak peralatan keselamatan tersebut.

B.Maksud dan Tujuan

1. Mempersiapkan taruna untuk bekerja keras secara mandiri dalam lingkungan dan
mengembangkan potensi serta kreatifitas sesuai dengan minat dan bakat taruna.
2. Meningkatkan status dan kepribadian taruna sehingga mampu berinteraksi, memiliki
rasa tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.
3. Memberi kemampuan kepada taruna untuk menjadi tenaga kerja terampil dan
produktif sesuai dengan tuntutan kerja.
4. Mempersiapkan taruna agar memiliki keterampilan dengan standar internasional
sehingga dapat mengatasi gejolak krisis moneter.
5. Sebagai study banding antara teori dan praktek kerja sehingga terbuka
pengetahuannya.

C.Manfaat

1. Menciptakan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang berkualitas
nasional dan internasional.

a.Meningkatkan efektifitas dan efisien proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja untuk
masa yang akan datang.

b.Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses kerja dan pendidikan.

c.Melatih fisik dan mental serta keterampilan taruna dalam menghadapi lapangan kerja.

BAB II. PROSES OPERASI

1. Perlengkapan Keselamatan Kapal Penumpang

Kendaraan Penolong dan Perahu Penyelamat ( SOLAS Seksi II Peraturan 20)

Sekoci penolong yang ada dikapal jumlah kapasitas minimal dapat menampung 50% dari
jumlah semua orang di atas kapal. Sekoci penolong dapat diganti dengan rakit penolong yang
kapasitasnya sama dan harus dilengkapi dengan alat peluncur di sisi – sisi kapal. Perlu
diketahui bahwa semua kendaraan penolong dan perahu penyelamat harus mampu
diluncurkan semuanya dalam waktu 30 menit sejak sinyal untuk meninggalkan kapal
dibunyikan. Untuk mengetahui kualitas dari kendaraan penolong dan perahu penyelamat, kita
dapat mengecek tanggal kadaluarsa ( expired ) atau dari inspeksi terakhir yang menjelaskan
tentang kondisi dari peralatan keselamatan tersebut.

Sebagai tambahan, untuk kapal penumpang dengan tonase kurang dari 500 GT dimana
jumlah penumpang di kapal kurang dari 200 orang kendaraan penolong dan perahu
penyelamat harus memenuhi peratunan berikut :

1. Diletakkan pada setiap sisi kapal dan rakit penolong harus mampu menampung
jumlah semua orang yang ada di kapal.
2. Setiap rakit penolong dalam kondisi siap dipakai dan dapat diluncurkan pada salah
satu sisi kapal, selain itu dengan mudah dipindahkan dari satu sisi ke sisi kapal yang
lain.
3. Rakit penolong harus dilengkapi dengan keterangan atau gambar tata cara peluncuran,
sehingga mempermudah penumpang atau awak akapl untuk dapat
mengoperasikannya.Di bawah ini adalah gambar kendaraan penolong dan perahu
penyelamat yang biasa kita jumpai di kapal penumpang.

Peralatan Keselamatan Untuk Masing – Masing Personil


( SOLAS Seksi II Peraturan 21 )

1. Pelampung Penolong / Lifebuoy

Suatu kapal penumpang harus membawa pelampung penolong yang jumlahnya sesuai dengan
persyaratan yang tertera dalam tabel berikut :

Panjang Kapal Jumlah Minimum Pelampung


L < 60 m 8
60 m ≥ L < 120 m 12
120 m ≥ L < 180 m 18
180 m ≥ L < 240 m 24
L ≥ 240 m 30

Tabel. Persyaratan Jumlah Pelampung Pada Kapal Penumpang

Sebagai tambahan, untuk kapal penumpang yang panjangnya kurang dari 60 m harus
membawa minimal 6 pelampung yang dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri.

2. Baju Penolong ( Life Jacket )


Peraturan keselamatan untuk baju penolong dewasa pada kapal penumpang minimal 105 %
dari jumlah seluruh penumpang yang ada di kapal. Sedangkan untuk baju penolong anak –
anak minimal 10 % dari jumlah seluruh penumpang yang ada di kapal. Baju penolong harus
disimpan ditempat yang terlihat dengan jelas di geladak kapal dan tempat berkumpul. Baju
penolong juga dilengkapi dengan lampu dan tata cara pemakaiannya.

Peraturan Keselamatan Untuk Pencegahan Kebakaran ( SOLAS BAB II – 2 )

1. Kotak Pemadam Kebakaran ( Hydrant Box )

Kotak pemadam kebakaran terdiri dari selang pemadam kebakaran dan nozzle. Berikut
adalah peraturan yang mengatur peralatan tersebut :

1. Selang Pemadam Kebakaran

Selang kebakaran harus dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan harus tetap dalam
keadaan siap pakai. Peletakannya ditempat - tempat yang mudah dijangkau dan letaknya
dekat dengan tempat hidran atau sambungan layanan air. Untuk kapal penumpang yang
mengangkut lebih dari 36 orang, pada selang kebakaran itu harus disambungkan dengan
hidran setiap saat. Pada kapal dengan berat kotor 1.000 GT atau lebih minimal terdapat 5
buah selang pemadam kebakaran ditambah 1 untuk cadangan.

2.Nosel ( Nozzle )

Ukuran diameter standar untuk nosel antara lain : 12 mm, 16 mm, atau 19 mm. Pada ruang
akomodasi dan ruang layanan digunakan nosel ukuran diameter 12 mm. Sedangkan pada
ruang mesin dan tempat – tempat di luar, ukuran nosel harus sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh pengeluaran semaksimal mungkin, akan tetapi tidak lebih besar dari 19 mm.

2. Pemadam Kebakaran Jinjing ( Fire Extinguisher )

Kapasitas dari pemadam kebakaran jinjing ( Fire Extinguisher ) yang disyaratkan tidak boleh
lebih dari 13,5 liter dan tidak kurang dari 9 liter. Ruang akomodasi, ruang layanan, dan
stasiun kontrol juga harus dilengkapi dengan fire extinguisher. Pada kapal dengan berat kotor
1.000 GT atau lebih minimal terdapat 5 buah fire extinguisher.

Terdapat bermacam – macam jenis fire extingusher, antara lain :

1. ABC Powder Fire Extinguisher


2. Foam Fire Extinguisher
3. CO2 Fire Extinguisher
4. Water Fire Extinguisher
5. Alarm Kebakaran ( Fire Alarm )

Alarm kebakaran diletakkan pada tempat dimana penumpang dan awak kapal dapat
mendengar saat alarm kebakaran diaktifkan. Alarm kebakaran dilengkapi dengan penekan
manual ( switch on ) untuk mengkatifkan alarm dan dilindungi.
4. Pendeteksi Kebakaran ( Fire Detector )

Kapal yang memuat penumpang lebih dari 36 orang harus memiliki alat pendeteksi
kebakaran yang tetap. Sistem alarm kebakaran harus dipasang dan disusun untuk mendukung
pendeteksi asap di ruangan -ruangan publik, pusat kontrol / kemudi dan ruang akomodasi,
termasuk koridor, tanggga, dan rute penyelamatan. Alat pendeteksi kebakaran dibagi menjadi
2, yaitu : Detektor Panas ( Heat Detector ), Detektor Asap ( Smoke Detector ), atau Detektor
Asap – Panas ( Smoke – Heat Detector ). Di bawah ini adalah tata letak dan jarak peletakan
dari pemasangan fire detector :

1. Detektor Panas ( Heat Detector )

Detektor panas harus dipasang pada ruang akomodasi, ruang pelayanan, dan stasiun
pengontrol.

2. Detektor Asap ( Smoke Detector )

Detektor asap harus dipasang pada semua tangga, koridor dan jalan penyelamatan dalam
ruang akomodasi. Pertimbangan-pertimbangan harus diberikan untuk instalasi dari detektor
asap dengan maksud khusus dalam saluran ventilasi.

5. Sprinkle

Sprinkle adalah alat bantu pemadam kebakaran berupa saluran air yang menyemprot dari
langit – langit saat diaktifkan jika terjadi kebakaran. Untuk kapal yang mengangkut
penumpang labih dari 36 orang diharuskan terdapat sprinkle.

6. Kotak Pasir ( Sand Box )

Pada setiap ruang pemadam kebakaran harus ada wadah yang berisi pasir, serbuk gergaji
yang dicampur dengan soda, atau material kering yang lain untuk alat bantu pemadam
kebakaran.

7. Denah Keselamatan ( Safety Plan )

Untuk kapal yang mengangkut lebih dari 36 orang penumpang diwajibkan memasang denah
keselamatan di tempat umum ( publik ) agar penumpang dan awak kapal dapat mengetahui
tempat evakuasi jika terjadi kebakaran atau kecelakanan di kapal.

8. Tata Susunan Peralatan Pemadam Kebakaran

Tata susunan harus sedemikian rupa sehingga dapat menjamin sekurang – kurangnya 2/3 gas
yang dibutuhkan ruang tersebut harus masuk selama 10 menit. Dalam ruang muatan harus
dipasang sistem pemadam kebakaran. Sistem pemadam kebakaran gas lain atau sistem
pemadam kebakaran dengan busa ekspansi tinggi dapat dipasang dengan syarat dapat
memberikan perlindungan yang sepadan. Selanjutnya setiap ruang muatan yang didesain
hanya untuk kendaraan yang tidak mengangkut muatan dapat dipasang dengan sistem
pemadam kebakaran hidrokarbon berhalogen.

Peraturan Keselamatan Untuk Instaliasi Listrik

Berikut ini adalah peraturan dari SOLAS yang mengatur tentang instalasi listrik :

1. Semua kabel yang berada di lauar atau secara langsung terkena cuaca di luar harus
dikedapkan.
2. Kabel – kabel dan jaringan listrik harus dipasang dan ditopang dengan cara
sedemikian rupa sehingga terhindar dari pengelupasan atau kerusakan lainnya.

Peraturan Keselamatan Untuk Sistem Ventilasi

Saluran ventilasi harus dari bahan yang tidak mudah terbakar. Namun untuk saluran ventilasi
pendek pada umumnya tidak lebih dari 0,02 m2 dan panjang tidak melebihi 2 m tidak harus
dari bahan yang tidak mudah terbakar. Sistem ventilasi dapat menggunakan alat seperti
exhaust van atau blower. Sedangkan pada Kamar Mesin umumnya menggunakan mushroom.

Peraturan Keselamatan Untuk Peralatan Navigasi

Pemasangan / instalasi peralatan navigasi harus diperhatikan, misal untuk instalasi radio
harus sesuai dengan peraturan sebagai berikut :

1. Ditempatkan pada tempat yang aman, tidak terpengaruh oleh gangguan mekanis,
listrik, atau sumber lain yang merusak pemakaian perangkat.
2. Ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah untuk segera di operasikan.
3. Dilengkapi dengan lampu listrik yang disusun secara permanen yang terpisah dari
sumber tenaga listrik utama dan cadangan untuk penerangan ruang kontrol radio.
4. Ditandai secara jelas dengan tanda panggilan, identitas stasiun radio kapal dan kode
lain sebagai penerapan dalam penggunaan instalasi radio.

Setiap kapal harus mempunyai awak yang mampu dalam penggunaan komunikasi radio
keselamatan. Awak tersebut harus memiliki sertifikat dan bertanggung jawab penuh dalam
komunikasi radio.

 . Buku Catatan Radio

Buku catatan radio adalah buku yang mencatat semua kejadian, berupa kecelakaan,
marabahaya yang berhubungan dengan layanan radio komunikasi. Buku ini penting untuk
mengetahui history / sejarah dari peralatan komunikasi radio di kapal.

 . EPIRB ( Emergency Position Indicating Radio Beacon )


EPIRB pada kapal harus memenuhi standard sebagai berikut :

1. Mampu mentransmisikan sinyal darurat pada layanan satelit orbit polar yang
dioperasikan pada gelombang 406 MHz atau jika kapal hanya melakukan pelayaran
pada kawasan yang dicakup INMARSAT.
2. Dipasang pada posisi yang dapat terjangkau dengan mudah dan selalu siap
dilepaskan / diaktifkan secara manual.
3. Mampu mengapung bebas jika kapal tenggelam dan aktif secara otomatis pada saat
terapung.

 . Monitoring System

Untuk memantau kondisi ruangan, kapal biasanya menggunakan sistem monitoring dengan
camera CCTV ( Close Circuit Television ). Di bawah ini adalah beberapa macam gambar dari
CCTV camera :

BSeseorang atau sekelompok personil tugas jaga atau suatu periode tanggung jawab seorang
perwira mana kehadirannya di kamar mesin merupakan keharusan atau tidak menjalankan
tugas jaga.

1. Prosedur Dinas Jaga Mesin

Tugas dinas jaga mesin adalah untuk mencapai keamanan dari mesin tersebut dan kapal
sampai tujuan dengan selamat.

TANGGUNG JAWAB PERWIRA YANG MELAKSANAKAN TUGAS JAGA MESIN :

Wakil kepala kamar mesin dan terutama selalu bertanggung jawab untuk keselamatan dan
efisiensi pengoperasian dari pemeliharaan mesin yang mempengaruhi keselamatan kapal dan
juga bertanggung jawab dalam pemeriksaan, pengoperasian dan pengujian peralatan yang
dibawah tanggung jawab tugas juga kamar mesin.

PERATURAN SERAH TERIMA TUGAS JAGA :

1. Setengah jam perwira jaga dan oiler pengganti jaga, turun kamar mesin semua kita
periksa, suhu air pendingin suhu oil masuk dan keluar serta dengan tekanan
2. Periksa bahan bakan LO pump separator dan mesin kemudi
3. Panel board, lampu indicator kita periksa
4. Temperature gas buang setiap silinder
5. Lihat log book setelah itu serah terima

SYARAT PENGGANTI TUGAS JAGA :

1. Sehat jasmani dan rohani, tidak mabuk


2. Disiplin tepat waktu
3. Harus mempunyai sertifikat pelaut
4. Dapat membaca jurnal kamar mesin
5. Tahu menghitung putara ME selama menjalankan tugas jaga

SEMUA ANGGOTA TUGAS JAGA MESIN HARUS MENGENALI TUGAS :


1. Menyiapkan ME untuk olah gerak
2. Menjalankan motor dan pesawat bantu lainnya termasuk AE pump separator mesin
kemudi dan jangkar
3. Dapat berilah gerak
4. Harus dapat start dan stop semua mesin
5. Harus dapat pararel generator
6. Harus dapat maintenance dan mengoperasikan mesin

TUGAS JAGA OILER :

1. Membantu masini jaga


2. Meminyaki mesin yang bergerak
3. Mencatat suhu dan tekanan air tawar maupun minyak lumas

IKUT MENYIAPKAN MESIN UNTUK BERLAYAR :

1. Membersihkan kamar mesin


2. Hal yang perlu disiapkan saat kapal bergerak
3. Check list engine
4. Warming Up engine
5. Trial engine / percobaan mesin
6. Stand by (tunggu perintah dari anjungan)
7. Running Up / Full away

PERSIAPAN ME / DAN A/E PADA SAAT OLAH GERAK

1. Parallel generator
2. Menghidupkan Pump LO
3. Menghidupkan pump FW
4. Menghidupkan mesin kemudi
5. Isi service tank
6. Turning ME kurang lebih ½ jam
7. Mengisi bejana udara kurang lebih 30 kg / cm 2
8. Coba mesin kemudi, telegraph ME
9. Menghidupkan pump air check
10. Menghidupkan mesin jangkar atau capstan
11. Siap untuk olah gerak

PERSONIL TUGAS JAGA MESIN HARUS MEMENUHI SYARAT SESUAI SOLAS 74 :

1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang fungsi cara kerja permesinan di atas
kapal dan bagian terkait masing-masing
2. Mengerti prinsip kerja yang benar
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam penanggulangan
keadaan darurat dan pencemaran lingkungan laut.

PRINSIP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS JAGA MESIN :

1. Perwira memastikan bahwa tugas jaga tetap diperhatikan


2. Tanggung jawab
3. Mengenai tugas masing-masing

ANGGOTA TUGAS JAGA MESIN HARUS MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG :

1. Sistem komunikasi internal


2. Rute meloloskan diri dari kamar mesin
3. Sistem tanda bahaya
4. Alat pemadam kebakaran
5. Penanganan kasus pada mesin tertentu
6. Siap mengadakan perubahan kecepatan dan haluan
7. Secepatnya ada dan siap menangani mesin

PERINTAH DARI ANJUNGAN SIAP DILAKSANAKAN :

1. KKM Menjamin anggotanya dan selalu melakukan tugas pemeliharaan


2. Perhatian yang sungguh-sungguh
3. Bila dalam keadaan olah gerak menjamin mesin siap
4. Perwira tugas jaga mesin tidak boleh merangkap

TUGAS-TUGAS JAGA DIPELABUHAN :

1. Kegiatan yang dilaksanakan bongkar muat, perbaikan bunker isi FW permakanan dan
lain-lain
2. Pemimpin bagian masing-masing mualim jaga dan masinis jaga
3. Permesinan alat apa yang beroperasi dan bila tanpa kegiatan permesinan apa yang
sedang beroperasi atau yang diperbaiki serta bagaimana kondisinya.
4. Mengerti pengoperasian permesinan pada saat tugas jaga termasuk dalam keadaan
darurat.
5. Mengetahui letak sarana penghubung/ tangga / gang away, room door bila sandar
(tangga monyet bila labuh jangkar).
6. Pengamatan periodic tetap dilaksanakan dan dilaporkan dalam jurnal jaga.
7. Pintu-pintu akses yang menuju tempat terbatas dan saran peringatan.
8. Segera matikan dan amankan permesinan yang tidak digunakan lagi
9. Amati lingkungan perarian, apakah ada pencemaran minyak dan bila ada lakukan
pencegahan secara memadai.

1. PROSES BONGKAR MUAT

Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk kedalam kapal
dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga sehingga disebut sebagai
kapal roll on – roll off disingkat Ro-Ro, untuk itu kapal dilengkapi dengan pintu rampa yang
dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga.
Kapal Roro selain digunakan untuk angkutan truk juga digunakan untuk mengangkut mobil
penumpang, sepeda motor serta penumpang jalan kaki. Angkutan ini merupakan pilihan
populer antara Bali dengan Lombok

PINTU RAMPA

              Pintu rampa adalah pintu untuk memasukkan kendaraan ke dalam kapal Ro-Ro,
yang sedang membongkar dan memuat kendaraan dari dermaga penyeberangan ke kapal dan
sebaliknya. Pintu rampa dihubungkan dengan moveable bridge atau pelengsengan yang ada
di dermaga

MOVEABLE BRIDGE (JEMBATAN BERGERAK)

Sebuah jembatan bergerak adalah jembatan yang bergerak untuk memungkinkan bagian
untuk (biasanya) perahu atau kapal tongkang. Sebuah keuntungan membuat jembatan
bergerak termasuk harga yang lebih rendah, karena tidak adanya dermaga yang tinggi dan
pendekatan lama

Alat untuk menggerakkan moveable bridge atau jembatan bergerak yaitu dengan hydraulic.
Moveable bridge ini digunakan untuk pengantar atau sambungan dengan pintu rampa sebagai
jembatan penyebrangan kendaraan keluar masuk kapal.

CARA BONGKAR MUAT KAPAL RO-RO

Tahap I

Kapal harus menepatkan posisinya untuk mengambil posisi yang benar agar kapal dapat
menghubungkan pintu rampa dengan jembatan bergerak dengan tepat .

Tahap II

Setelah kapal sudah mendekati daratan kapal harus meghubungkan pintu rampa dengan
moveable bridge sebagai jembatan keluar masuknya kendaraan.

Tahap III

Setelah kapal sudah menghubungkan antara pintu rampa dengan moveable bridge, muatan
atau kendaraan bisa diturunkan.
Tahap IV

Setelah semua kendaraan keluar, giliran jadwal selanjutnya kendaraan masuk ke kapal guna
penyebrangan selanjutnya lagi.

Tahap V
Setelah kendaraan masuk semua, pintu rampa harus ditutup kembali agar air tidak masuk
kedalam kapal.

Tahap VI

Setelah pintu rampa tertutup dengan rapat, kapal siap berangkat untuk penyebrangan jadwal
selanjutnya.

  BAB III.PEMBAHASAN

A.Keterlaksanaan (Faktor Pendukung/Penghambat)

 Faktor Penghambat :

1. Mesin yang sudah tua sehingga sering mengalami kerusakan


2. Penggunaan teknologi yang masih tradisional atau kurang menggunakan teknologi
canggih
3. Banyak alat keselamatan yang telah rusak dan tidak berfungsi
4. Sekoci sudah tidak dapat digunakan

 Faktor Pendukung :

1. Alat Navigasi yang sudah memadai


2. Kapten/Nakhoda yang bijaksana sebagai pemimpin kapal
3. Awak kapal yang sudah berpengalaman dan professional
4. Car Deck yang luas

B.Analisis Usaha

Operasi muat penumpang yang di laksanakan selama 5 hari untuk 25 trip pelayaran,
membutuhkan biaya operasional sebesar Rp200.000.000 dengan rincin di sajikan dalam tabel
berikut ini :

No Nama Spesifikasi Satuan Jumlah Harga/kg Jumlah(Rp)


1 Solar Standar Liter 25.000 6.000 150.000.000
2 Air Tawar Standar Liter 5.000 1.000 5000.000
3 Beras Standar Kg 18 7.000 126.000
4 Minyak goring Standar Liter 10 11.000 110.000
5 LPG Standar – 3 110.000 330.000
6 Pelumas Standar Liter 1.000 30.000 30.000.000
7 Aqua Standar Gallon 8 13.000 104.000
8 Bumbu Masak Standar – – 500.000 50.000
9 Gas Refrijerator Standar – 1 500.000 500.000
11 Lain-Lain Standar – – – 13.780.000
Total 200.000.000

Analisis usaha pelayaran KMP. Nusa Sakti adalah sabegai berikut :


Laba    = Pendapatan-Biaya

= Rp360.920.000-Rp200.000.000

= Rp160.920.000

R/C Ratio        = Total Penerimaan(hasil yang dicapai)

Total Biaya(Perbekalan)

= Rp360.920.000

Rp200.000.000

= 1,8

Kriteria :

R/C Ratio > 1 usaha layak dikembangkan

R/C Ratio < 1 usaha tidak layak dikembangkan

Hasil Muatan Penumpang

Hasil muat penumpang dari pelayaran kapal Sp Ferry setiap 5 hari di Lintasan Padang Bai-
Lembar. Terdiri dari penumpang, sepeda, motor, mobil, bus dll. Rincian perolehan hasil
terdapat dalam tabel berikut:

No Angkutan Harga(Rp) Jumlah/5 Hari Total Harga(Rp)


1 Penumpang Anak 25.000 500 12.500.000
2 Penumpang Dewasa 40.000 700 28.000.000
3 Sepeda 55.000 50 2.750.000
4 Sepeda Motor 105.000 200 21.000.000
5 Sepeda Motor(+500CC) 235.000 2 470.000
6 Mobil Sedang 660.000 50 33.000.000
7 Mobil Barang 620.000 20 12.400.000
8 Bus Sedang 1.400.000 25 35.000.000
9 Truk Sedang 1.150.000 20 23.000.000
10 Bus Besar 2.350.000 28 65.800.000
11 Truk Besar 1.900.000 35 66.500.000
12 Truk Traller(-12m) 2.400.000 15 36.000.000
13 Truk Traller(-16m) 3.500.000 7 24.500.000
Jumlah 360.920.000
C.Pengembangan/Tindak Lanjut

Kriteria :

R/C Ratio > 1 usaha layak dikembangkan

R/C Ratio < 1 usaha tidak layak dikembangkan

Pengembangan usaha perlu ditingkatkan dengan menambah armada kapal penyeberangan dan
tempat muatan agar dapat mengimbangi penduduk di Indonesia yang semakin padat serta
diimbang dengan peningkatan kualitas awak kapal.

BAB IV.PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Operasi dengan Kapal Ro-ro di Lembar Lombok Barat  termasuk alat transportasi
untuk membantu menyebrangkan truk, bus, maupun kebutuhan masyarakat dalam
perekonomian, perindustrian dan perdagangan.
2. Cara menjaga keselamatan muatan baik di kapal cukup baik hanya beberapa saat
gelombang besar pada tengah malam sehingga kapal oleng dan membuata muatan
kendaraan menjadi sulit dikendalikan.

B.Saran

Untuk Sekolah
1.Sebelum prakerin diharapkan taruna diberikan pembekalan baik fisik dan materi yang lebih
baik karena di kapal di butuhkan fisik,stamina dan mental yang kuat.

2.Harus adanya koordinasi antara pihak sekolah dan pihak industri

3.Pada mata pelajaran kejuruan yang diharapkan lebih banyak praktik agar tidak kaku dalam
pelaksanaan Prakerin.

Untuk Industri

1. Hendaknya membantu taruna mencari kapal yang sesuai dari segi keamanan dan
keadaan kapal agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

2.Lebih meningkatkan hubungan antara pihak sekolah dengan industri.

Spesifikasi KMP. TAWES

Kapal yang digunakan dalam operasi pelayaran selama praktek industry adalah jenis kapal
Roll on Roll (RO-RO) dengan identitas sebagai berikut :

Nama Kapal                : KMP. TAWES

Pemilik Kapal              : Dittopel Dirjen Hobla

Type Kapal                  : ROLL ON-ROLL (Ro-Ro)

Panjang Kapal (LOA) : 38.40 m

Lebar Kapal                : 10 m

Dalam Kapal/Draft     : 1.521 m

Tanda Selar                 : GT. 676 No.2/PA

Jenis Kapal                  : Penyeberangan


Bahan Kapal               : Baja

Daerah Operasi           : Kariangau – Panajam

Spesifikasi Mesin KMP. TAWES

Data Mesin Induk

1. Merk : NISSAN
2. Type : RE - 10
3. Langkah : 4 Langkah
4. Daya : 2 x 370 HP
5. Jumlah Silinder : 10
6. Sistem Pendinginan : Air Tawar/Air Laut
7. Sistem Pelumasan : Oli Hidraulik
8. Sistem Starting : Angin
9. Pemakaian Bahan Bakar/ Hari: 200 liter/jam 1 Hari = 4800/hari
10. RPM : 2200

Data Mesin Bantu/Generator

1. Mesin : Generator/Genzet
2. Merk : Mitshubishi
3. Daya : 2 x 77 HP
4. Langkah : 4 Langkah
5. Jumlah Silinder : 6
6. Sistem Pendinginan : Air Laut/Air Tawar
7. Sistem Pelumasan : Oli Hidraulik
8. Sistem Starting : Starter

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB AWAK KAPAL

Nama Kapal : KMP. TAWES


No Nama Jabatan Tugas Dan Tanggung Jawab di Kapal
1 Risnandar Subroto Nakhoda Pemimpin Umum
2 Aco Dermawan Mualim 1 Wakil Nakhoda
Muhammad
3 Mualim 2 Pembantu Nakhoda dan Mualim 1
Sirajudin
Theopilus
4 Mualim 3 Pembantu Nakhoda dan Mualim 1
Palimbongan
5 Arman Serang Mengoperasikan Radio
6 Markus Tato KKM Pemimpin Kamar Mesin
7 Edi Masinis 2 Pembantu KKM dan Kepala Kerja
8 Iwan Masinis 3 Pembantu KKM
9 Renvil Saputra Juru Mudi Memegang Kemudi
10 Demi Herlambang Juru Mudi Memegang Kemudi
11 Angga Zenit Kelasi Bertanggung Jawab Saat Kapal Sandar
12 Dwi Aryanto Kelasi Bertanggung Jawab Saat Kapal Sandar
13 Markus Oiler Bertanggung Jawab Di Mesin
14 Reza Oiler Bertanggung Jawab Di Mesin
15 Yusuf Oiler Bertanggung Jawab Di Mesin

Anda mungkin juga menyukai