Disusun Oleh :
Aldi Reynaldi
NIS. 130703210
KALIMANTAN TIMUR
2021
BIDANG KEAHLIAN NAUTIKA KAPAL NIAGA
2021
REPORT THIS AD
Guru Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Sekolah Ketua Kompetensi Keahlian
Ike
NIP
Mardijanti, S. Pi. ,M.Pd Lukman Abdullah, ST
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun laporan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan di daerah Pelabuhan Kariangau.
Penulis menyadari bahwasanya dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan,
baik dari segi sistematika penyusunan maupun dari segi sistematika penguraiannya, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, maka dari itu segala kritik dan saran yang
sifatnya membangun penulis sangat mengharapkan guna lebih sempurna laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….. iii
DAFTAR
iv
ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
1
Belakang…………………………………………………………………………………
B. Tujuan…………………………………………………………………………… 2
C.Manfaat………………………………………………………………………………………
3
……
BAB II PROSES OPERASI
A. Perlengkapan Keselamatan Kapal Penumpang…………………………………….. 3
B. Prosedur Dinas Jaga Mesin………………………………………………… 10
C. Proses Bongkar Muat……………………………………………………….. 14
BAB III PEMBAHASAN
A. Keterlaksanaan (Faktor Pendukung/Penghambat) 18
B. Analisis Usaha 19
C. Pengembangan /Tindak Lanjut 21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 21
B. Saran………………………………………………………………………. 21
LAMPIRAN…………………………………………………………………………
23
………………
BAB 1.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan dari sekolah yang
memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program
pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk
mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya
dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu
pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada,
sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan
langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan
Sistem Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana
para siswa yang melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang
didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem
Ganda ini kita tidak dapat langsung terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui
situasi dan kondisi lingkungan kerja. Ada beberapa peraturan tentang Paktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dan putusan Menteri. Adapun peraturan Praktek Kerja Industri(PRAKERIN)
adalah sebagai berikut : Tercantum pada UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
yaitu untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiataan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990
tentang Pendidikan Menengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik
sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan; Peraturan
pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional,
serta Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam
melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan didalam sekolah
dan Pendidikan diluar sekolah” 11.2 Tujuan Tujuan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang
berharga, dan memperoleh masukan serta umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.
Dalam Konvensi Internasional tentang Keselamatan Jiwa dilaut atau yang lebih dikenal
dengan SOLAS Convention Ferry Ro – Ro dikategorikan sebagai kapal penumpang. Sealian
untuk mengangkut penumpang, kapal penumpang memiliki ruang muat khusus untuk
mengangkut kendaraan dan juga barang bawaan. Dengan demikian terdapat peraturan
keselamatan dan kelaikan kapal yang menjamin tingkat keselamatan pada saat kapal
beroperasi.
Sejak awal tahun 2007 Indonesia mengalami beberapa kecelakaan kapal terutama Ferry Ro –
Ro. Sebagai orang terpilih yang bergerak di bidang maritim terutama di dunia perkapalan,
kita harus mengetahui persyaratan apa saja yang berlaku saat ini untuk meningkatkan kualitas
keselamatan khususnya untuk kapal penumpang. Selanjutnya kita akan membahas macam
peralatan keselamatan yang ada di kapal berikut dengan peraturan yang mengatur jumlah dan
tata letak peralatan keselamatan tersebut.
1. Mempersiapkan taruna untuk bekerja keras secara mandiri dalam lingkungan dan
mengembangkan potensi serta kreatifitas sesuai dengan minat dan bakat taruna.
2. Meningkatkan status dan kepribadian taruna sehingga mampu berinteraksi, memiliki
rasa tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.
3. Memberi kemampuan kepada taruna untuk menjadi tenaga kerja terampil dan
produktif sesuai dengan tuntutan kerja.
4. Mempersiapkan taruna agar memiliki keterampilan dengan standar internasional
sehingga dapat mengatasi gejolak krisis moneter.
5. Sebagai study banding antara teori dan praktek kerja sehingga terbuka
pengetahuannya.
C.Manfaat
1. Menciptakan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang berkualitas
nasional dan internasional.
a.Meningkatkan efektifitas dan efisien proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja untuk
masa yang akan datang.
b.Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses kerja dan pendidikan.
c.Melatih fisik dan mental serta keterampilan taruna dalam menghadapi lapangan kerja.
Sekoci penolong yang ada dikapal jumlah kapasitas minimal dapat menampung 50% dari
jumlah semua orang di atas kapal. Sekoci penolong dapat diganti dengan rakit penolong yang
kapasitasnya sama dan harus dilengkapi dengan alat peluncur di sisi – sisi kapal. Perlu
diketahui bahwa semua kendaraan penolong dan perahu penyelamat harus mampu
diluncurkan semuanya dalam waktu 30 menit sejak sinyal untuk meninggalkan kapal
dibunyikan. Untuk mengetahui kualitas dari kendaraan penolong dan perahu penyelamat, kita
dapat mengecek tanggal kadaluarsa ( expired ) atau dari inspeksi terakhir yang menjelaskan
tentang kondisi dari peralatan keselamatan tersebut.
Sebagai tambahan, untuk kapal penumpang dengan tonase kurang dari 500 GT dimana
jumlah penumpang di kapal kurang dari 200 orang kendaraan penolong dan perahu
penyelamat harus memenuhi peratunan berikut :
1. Diletakkan pada setiap sisi kapal dan rakit penolong harus mampu menampung
jumlah semua orang yang ada di kapal.
2. Setiap rakit penolong dalam kondisi siap dipakai dan dapat diluncurkan pada salah
satu sisi kapal, selain itu dengan mudah dipindahkan dari satu sisi ke sisi kapal yang
lain.
3. Rakit penolong harus dilengkapi dengan keterangan atau gambar tata cara peluncuran,
sehingga mempermudah penumpang atau awak akapl untuk dapat
mengoperasikannya.Di bawah ini adalah gambar kendaraan penolong dan perahu
penyelamat yang biasa kita jumpai di kapal penumpang.
Suatu kapal penumpang harus membawa pelampung penolong yang jumlahnya sesuai dengan
persyaratan yang tertera dalam tabel berikut :
Sebagai tambahan, untuk kapal penumpang yang panjangnya kurang dari 60 m harus
membawa minimal 6 pelampung yang dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri.
Kotak pemadam kebakaran terdiri dari selang pemadam kebakaran dan nozzle. Berikut
adalah peraturan yang mengatur peralatan tersebut :
Selang kebakaran harus dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan harus tetap dalam
keadaan siap pakai. Peletakannya ditempat - tempat yang mudah dijangkau dan letaknya
dekat dengan tempat hidran atau sambungan layanan air. Untuk kapal penumpang yang
mengangkut lebih dari 36 orang, pada selang kebakaran itu harus disambungkan dengan
hidran setiap saat. Pada kapal dengan berat kotor 1.000 GT atau lebih minimal terdapat 5
buah selang pemadam kebakaran ditambah 1 untuk cadangan.
2.Nosel ( Nozzle )
Ukuran diameter standar untuk nosel antara lain : 12 mm, 16 mm, atau 19 mm. Pada ruang
akomodasi dan ruang layanan digunakan nosel ukuran diameter 12 mm. Sedangkan pada
ruang mesin dan tempat – tempat di luar, ukuran nosel harus sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh pengeluaran semaksimal mungkin, akan tetapi tidak lebih besar dari 19 mm.
Kapasitas dari pemadam kebakaran jinjing ( Fire Extinguisher ) yang disyaratkan tidak boleh
lebih dari 13,5 liter dan tidak kurang dari 9 liter. Ruang akomodasi, ruang layanan, dan
stasiun kontrol juga harus dilengkapi dengan fire extinguisher. Pada kapal dengan berat kotor
1.000 GT atau lebih minimal terdapat 5 buah fire extinguisher.
Alarm kebakaran diletakkan pada tempat dimana penumpang dan awak kapal dapat
mendengar saat alarm kebakaran diaktifkan. Alarm kebakaran dilengkapi dengan penekan
manual ( switch on ) untuk mengkatifkan alarm dan dilindungi.
4. Pendeteksi Kebakaran ( Fire Detector )
Kapal yang memuat penumpang lebih dari 36 orang harus memiliki alat pendeteksi
kebakaran yang tetap. Sistem alarm kebakaran harus dipasang dan disusun untuk mendukung
pendeteksi asap di ruangan -ruangan publik, pusat kontrol / kemudi dan ruang akomodasi,
termasuk koridor, tanggga, dan rute penyelamatan. Alat pendeteksi kebakaran dibagi menjadi
2, yaitu : Detektor Panas ( Heat Detector ), Detektor Asap ( Smoke Detector ), atau Detektor
Asap – Panas ( Smoke – Heat Detector ). Di bawah ini adalah tata letak dan jarak peletakan
dari pemasangan fire detector :
Detektor panas harus dipasang pada ruang akomodasi, ruang pelayanan, dan stasiun
pengontrol.
Detektor asap harus dipasang pada semua tangga, koridor dan jalan penyelamatan dalam
ruang akomodasi. Pertimbangan-pertimbangan harus diberikan untuk instalasi dari detektor
asap dengan maksud khusus dalam saluran ventilasi.
5. Sprinkle
Sprinkle adalah alat bantu pemadam kebakaran berupa saluran air yang menyemprot dari
langit – langit saat diaktifkan jika terjadi kebakaran. Untuk kapal yang mengangkut
penumpang labih dari 36 orang diharuskan terdapat sprinkle.
Pada setiap ruang pemadam kebakaran harus ada wadah yang berisi pasir, serbuk gergaji
yang dicampur dengan soda, atau material kering yang lain untuk alat bantu pemadam
kebakaran.
Untuk kapal yang mengangkut lebih dari 36 orang penumpang diwajibkan memasang denah
keselamatan di tempat umum ( publik ) agar penumpang dan awak kapal dapat mengetahui
tempat evakuasi jika terjadi kebakaran atau kecelakanan di kapal.
Tata susunan harus sedemikian rupa sehingga dapat menjamin sekurang – kurangnya 2/3 gas
yang dibutuhkan ruang tersebut harus masuk selama 10 menit. Dalam ruang muatan harus
dipasang sistem pemadam kebakaran. Sistem pemadam kebakaran gas lain atau sistem
pemadam kebakaran dengan busa ekspansi tinggi dapat dipasang dengan syarat dapat
memberikan perlindungan yang sepadan. Selanjutnya setiap ruang muatan yang didesain
hanya untuk kendaraan yang tidak mengangkut muatan dapat dipasang dengan sistem
pemadam kebakaran hidrokarbon berhalogen.
Berikut ini adalah peraturan dari SOLAS yang mengatur tentang instalasi listrik :
1. Semua kabel yang berada di lauar atau secara langsung terkena cuaca di luar harus
dikedapkan.
2. Kabel – kabel dan jaringan listrik harus dipasang dan ditopang dengan cara
sedemikian rupa sehingga terhindar dari pengelupasan atau kerusakan lainnya.
Saluran ventilasi harus dari bahan yang tidak mudah terbakar. Namun untuk saluran ventilasi
pendek pada umumnya tidak lebih dari 0,02 m2 dan panjang tidak melebihi 2 m tidak harus
dari bahan yang tidak mudah terbakar. Sistem ventilasi dapat menggunakan alat seperti
exhaust van atau blower. Sedangkan pada Kamar Mesin umumnya menggunakan mushroom.
Pemasangan / instalasi peralatan navigasi harus diperhatikan, misal untuk instalasi radio
harus sesuai dengan peraturan sebagai berikut :
1. Ditempatkan pada tempat yang aman, tidak terpengaruh oleh gangguan mekanis,
listrik, atau sumber lain yang merusak pemakaian perangkat.
2. Ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah untuk segera di operasikan.
3. Dilengkapi dengan lampu listrik yang disusun secara permanen yang terpisah dari
sumber tenaga listrik utama dan cadangan untuk penerangan ruang kontrol radio.
4. Ditandai secara jelas dengan tanda panggilan, identitas stasiun radio kapal dan kode
lain sebagai penerapan dalam penggunaan instalasi radio.
Setiap kapal harus mempunyai awak yang mampu dalam penggunaan komunikasi radio
keselamatan. Awak tersebut harus memiliki sertifikat dan bertanggung jawab penuh dalam
komunikasi radio.
Buku catatan radio adalah buku yang mencatat semua kejadian, berupa kecelakaan,
marabahaya yang berhubungan dengan layanan radio komunikasi. Buku ini penting untuk
mengetahui history / sejarah dari peralatan komunikasi radio di kapal.
1. Mampu mentransmisikan sinyal darurat pada layanan satelit orbit polar yang
dioperasikan pada gelombang 406 MHz atau jika kapal hanya melakukan pelayaran
pada kawasan yang dicakup INMARSAT.
2. Dipasang pada posisi yang dapat terjangkau dengan mudah dan selalu siap
dilepaskan / diaktifkan secara manual.
3. Mampu mengapung bebas jika kapal tenggelam dan aktif secara otomatis pada saat
terapung.
. Monitoring System
Untuk memantau kondisi ruangan, kapal biasanya menggunakan sistem monitoring dengan
camera CCTV ( Close Circuit Television ). Di bawah ini adalah beberapa macam gambar dari
CCTV camera :
BSeseorang atau sekelompok personil tugas jaga atau suatu periode tanggung jawab seorang
perwira mana kehadirannya di kamar mesin merupakan keharusan atau tidak menjalankan
tugas jaga.
Tugas dinas jaga mesin adalah untuk mencapai keamanan dari mesin tersebut dan kapal
sampai tujuan dengan selamat.
Wakil kepala kamar mesin dan terutama selalu bertanggung jawab untuk keselamatan dan
efisiensi pengoperasian dari pemeliharaan mesin yang mempengaruhi keselamatan kapal dan
juga bertanggung jawab dalam pemeriksaan, pengoperasian dan pengujian peralatan yang
dibawah tanggung jawab tugas juga kamar mesin.
1. Setengah jam perwira jaga dan oiler pengganti jaga, turun kamar mesin semua kita
periksa, suhu air pendingin suhu oil masuk dan keluar serta dengan tekanan
2. Periksa bahan bakan LO pump separator dan mesin kemudi
3. Panel board, lampu indicator kita periksa
4. Temperature gas buang setiap silinder
5. Lihat log book setelah itu serah terima
1. Parallel generator
2. Menghidupkan Pump LO
3. Menghidupkan pump FW
4. Menghidupkan mesin kemudi
5. Isi service tank
6. Turning ME kurang lebih ½ jam
7. Mengisi bejana udara kurang lebih 30 kg / cm 2
8. Coba mesin kemudi, telegraph ME
9. Menghidupkan pump air check
10. Menghidupkan mesin jangkar atau capstan
11. Siap untuk olah gerak
1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang fungsi cara kerja permesinan di atas
kapal dan bagian terkait masing-masing
2. Mengerti prinsip kerja yang benar
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam penanggulangan
keadaan darurat dan pencemaran lingkungan laut.
1. Kegiatan yang dilaksanakan bongkar muat, perbaikan bunker isi FW permakanan dan
lain-lain
2. Pemimpin bagian masing-masing mualim jaga dan masinis jaga
3. Permesinan alat apa yang beroperasi dan bila tanpa kegiatan permesinan apa yang
sedang beroperasi atau yang diperbaiki serta bagaimana kondisinya.
4. Mengerti pengoperasian permesinan pada saat tugas jaga termasuk dalam keadaan
darurat.
5. Mengetahui letak sarana penghubung/ tangga / gang away, room door bila sandar
(tangga monyet bila labuh jangkar).
6. Pengamatan periodic tetap dilaksanakan dan dilaporkan dalam jurnal jaga.
7. Pintu-pintu akses yang menuju tempat terbatas dan saran peringatan.
8. Segera matikan dan amankan permesinan yang tidak digunakan lagi
9. Amati lingkungan perarian, apakah ada pencemaran minyak dan bila ada lakukan
pencegahan secara memadai.
Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk kedalam kapal
dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga sehingga disebut sebagai
kapal roll on – roll off disingkat Ro-Ro, untuk itu kapal dilengkapi dengan pintu rampa yang
dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga.
Kapal Roro selain digunakan untuk angkutan truk juga digunakan untuk mengangkut mobil
penumpang, sepeda motor serta penumpang jalan kaki. Angkutan ini merupakan pilihan
populer antara Bali dengan Lombok
PINTU RAMPA
Pintu rampa adalah pintu untuk memasukkan kendaraan ke dalam kapal Ro-Ro,
yang sedang membongkar dan memuat kendaraan dari dermaga penyeberangan ke kapal dan
sebaliknya. Pintu rampa dihubungkan dengan moveable bridge atau pelengsengan yang ada
di dermaga
Sebuah jembatan bergerak adalah jembatan yang bergerak untuk memungkinkan bagian
untuk (biasanya) perahu atau kapal tongkang. Sebuah keuntungan membuat jembatan
bergerak termasuk harga yang lebih rendah, karena tidak adanya dermaga yang tinggi dan
pendekatan lama
Alat untuk menggerakkan moveable bridge atau jembatan bergerak yaitu dengan hydraulic.
Moveable bridge ini digunakan untuk pengantar atau sambungan dengan pintu rampa sebagai
jembatan penyebrangan kendaraan keluar masuk kapal.
Tahap I
Kapal harus menepatkan posisinya untuk mengambil posisi yang benar agar kapal dapat
menghubungkan pintu rampa dengan jembatan bergerak dengan tepat .
Tahap II
Setelah kapal sudah mendekati daratan kapal harus meghubungkan pintu rampa dengan
moveable bridge sebagai jembatan keluar masuknya kendaraan.
Tahap III
Setelah kapal sudah menghubungkan antara pintu rampa dengan moveable bridge, muatan
atau kendaraan bisa diturunkan.
Tahap IV
Setelah semua kendaraan keluar, giliran jadwal selanjutnya kendaraan masuk ke kapal guna
penyebrangan selanjutnya lagi.
Tahap V
Setelah kendaraan masuk semua, pintu rampa harus ditutup kembali agar air tidak masuk
kedalam kapal.
Tahap VI
Setelah pintu rampa tertutup dengan rapat, kapal siap berangkat untuk penyebrangan jadwal
selanjutnya.
BAB III.PEMBAHASAN
Faktor Penghambat :
Faktor Pendukung :
B.Analisis Usaha
Operasi muat penumpang yang di laksanakan selama 5 hari untuk 25 trip pelayaran,
membutuhkan biaya operasional sebesar Rp200.000.000 dengan rincin di sajikan dalam tabel
berikut ini :
= Rp360.920.000-Rp200.000.000
= Rp160.920.000
Total Biaya(Perbekalan)
= Rp360.920.000
Rp200.000.000
= 1,8
Kriteria :
Hasil muat penumpang dari pelayaran kapal Sp Ferry setiap 5 hari di Lintasan Padang Bai-
Lembar. Terdiri dari penumpang, sepeda, motor, mobil, bus dll. Rincian perolehan hasil
terdapat dalam tabel berikut:
Kriteria :
Pengembangan usaha perlu ditingkatkan dengan menambah armada kapal penyeberangan dan
tempat muatan agar dapat mengimbangi penduduk di Indonesia yang semakin padat serta
diimbang dengan peningkatan kualitas awak kapal.
BAB IV.PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Operasi dengan Kapal Ro-ro di Lembar Lombok Barat termasuk alat transportasi
untuk membantu menyebrangkan truk, bus, maupun kebutuhan masyarakat dalam
perekonomian, perindustrian dan perdagangan.
2. Cara menjaga keselamatan muatan baik di kapal cukup baik hanya beberapa saat
gelombang besar pada tengah malam sehingga kapal oleng dan membuata muatan
kendaraan menjadi sulit dikendalikan.
B.Saran
Untuk Sekolah
1.Sebelum prakerin diharapkan taruna diberikan pembekalan baik fisik dan materi yang lebih
baik karena di kapal di butuhkan fisik,stamina dan mental yang kuat.
3.Pada mata pelajaran kejuruan yang diharapkan lebih banyak praktik agar tidak kaku dalam
pelaksanaan Prakerin.
Untuk Industri
1. Hendaknya membantu taruna mencari kapal yang sesuai dari segi keamanan dan
keadaan kapal agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.
Kapal yang digunakan dalam operasi pelayaran selama praktek industry adalah jenis kapal
Roll on Roll (RO-RO) dengan identitas sebagai berikut :
Lebar Kapal : 10 m
1. Merk : NISSAN
2. Type : RE - 10
3. Langkah : 4 Langkah
4. Daya : 2 x 370 HP
5. Jumlah Silinder : 10
6. Sistem Pendinginan : Air Tawar/Air Laut
7. Sistem Pelumasan : Oli Hidraulik
8. Sistem Starting : Angin
9. Pemakaian Bahan Bakar/ Hari: 200 liter/jam 1 Hari = 4800/hari
10. RPM : 2200
1. Mesin : Generator/Genzet
2. Merk : Mitshubishi
3. Daya : 2 x 77 HP
4. Langkah : 4 Langkah
5. Jumlah Silinder : 6
6. Sistem Pendinginan : Air Laut/Air Tawar
7. Sistem Pelumasan : Oli Hidraulik
8. Sistem Starting : Starter