Anda di halaman 1dari 20

Bagian Aturan Mengemudi dan Aturan Berlayar

Seksi 1 - Sikap Kapal dalam Setiap Kondisi


Penglihatah (Aturan 8 10)
Presentasi Matakuliah Ilmu Nautika

Oleh :
Lidya Mutiara Rosa
23 2011 049

Jurusan Teknik Geodesi


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional
Bandung 2016

Sumber
Bahan ajar mata pelajaran P2TL di SMK Negeri 1 Jeunieb.
Peraturan internasional mencegah tubrukan di laut, 1972 oleh Silvester
Simau, A.Pi, S.Pi, M.Si.

Pendahuluan
Berikut aturan yang akan dibahas :
Aturan 8
: Tindakan untuk Menghindari Tubrukan.
Aturan 9
: Alur Pelayaran Sempit.
Aturan 10
: Bagan Pemisah Lalu Lintas

ATURAN 8
Tindakan untuk Menghindari Bahaya Tubrukan
Aturan ini terdiri dari 6 bagian :
1.Mengambil tindakan tegas dalam waktu yang tepat.
2.Perubahan haluan yang cukup besar.
3.Mencegah situasi meruncing lainnya.
4.Menjaga jarak aman.
5.Mengurangi dan menghentikan kecepatan.
6.Dirincikan menjadi dua bagian yaitu :
Tidak boleh merintangi alur pelayaran atau jalur yang aman bagi kapal lainnya.
Kedua belah pihak kapal wajib senantiasa melaksanakan aturan aturan yang
sudah ditetapkan.

ATURAN 8
Penerapan : kapal dalam situasi berpotongan

ATURAN 8
Penerapan : perubahan haluan yang cukup besar.

ATURAN 8
Penerapan : mencegah situasi dengan ilustrasi sudut
pandang antara dua kapal.

ATURAN 8
Penerapan : mengatur kecepatan dan toleransi pemberian
jalan antara dua kapal.

ATURAN 9
Alur Pelayaran Sempit
Aturan ini terdiri dari 7 bagian :
1.Mempertahankan jarak sedekat mungkin dengan batas luar alur
pelayaran atau air pelayaran yang berada di lambung kanannya.

ATURAN 9
Alur Pelayaran Sempit
2.
3.

Tidak boleh merintangi penyebrangan kapal lain.


Tidak boleh memotong alur pelayaran.

ATURAN 9
Alur Pelayaran Sempit
4. Menghindar dari berlabuh jangkar.
5. Pemberian isyarat pada kapal yang akan berpapasan.

ATURAN 9
Alur Pelayaran Sempit
6. Kapal yang sedang berada di tikungan atau daerah pelayaran
sempit harus waspada dan membunyikan isyarat sesuai dengan
aturan yang ada di Bagian D mengenai isyarat bunyi dan isyarat
cahaya.
7. Setiap kapal jika keadaan mengizinkan, harus selalu menghindari
dari berlabuh jangkar di alur pelayaran sempit.

ATURAN 9
Penerapan : memutuskan apakah berada di alur pelayaran
sempit dengan faktor pendukung yang ada dan tindakan
yang akan dilakukan.

ATURAN 9
Penerapan : setiap kapal dengan ukuran kurang dari 20
meter harus memperhatikan dan menyadari keadaan di
sekitar alur pelayaran.

ATURAN 9
Penerapan : kapal penangkap ikan harus waspada jika
berada di alur pelayaran sempit.

ATURAN 10
Bagan Pemisah Lalu Lintas
Terdiri dari macam, yaitu :
1.Aturan ini berlaku untuk seluruh bagan pemisah lalu lintas.
2.Berlayar dalam arah jalur lalu lintas yang sesuai.
3.Menjauhi garis/zona pemisah.
4.Memasuki/meninggalkan jalur pada ujung jalur.
5.Menghindari memotong jalur-jalur lalu lintas.
6.Dilarang untuk menggunakan daerah lalu lintas dekat pantai selama
masih dalam kategori aman.
7.Dilarang untuk memasuki daerah pemisah atau pemotong garis
pemisah kecuali dalam keadaan darurat atau kapal penangkap ikan.
8.Menghindari berlabuh di dalam bagian pemisah lalu lintas.

ATURAN 10
Penerapan

ATURAN 10
Penerapan

Kesimpulan

Aturan 8 Tindakan menghindari tubrukan dapat dilakukan dengan


cara menjaga jarak, kecepatan dan sudut pandang antar kapal.

Aturan 9 Saat kapal berada di alur pelayaran sempit, kapal harus


bisa mendeteksi kondisi lingkungan sekitar dan apabila sedang
berpapasan dengan kapal lainnya harus memberikan isyarat apakah
ia harus berhenti atau diberi jalan oleh kapal lainnya.

Aturan 10 Bagan pemisah lalu lintas. Setiap kapal yang


berpapasan, kedua kapal harus menjauhi bagan pemisah lalu lintas
atau harus berada di bagian ujung alur pelayaran untuk menghindari
tubrukan.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai