Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI

OPERASI PENANGKAPAN IKAN

Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Persyaratan Penyelesaian praktek

Kerja Industri SMK Negeri 1 Kuala Baru

Jurusan Nautika Perikanan laut

Disusun Oleh :

AZMI
NISN.9992764799

SMK NEGERI 1 KUALA BARU

2016
Teknik Penangkapan Ikan Di Kapal Purse Seine
KM. TIRTA MINA JUWANA-PATI

Yang Disusun Oleh :


AZMI
NISN.9992764799

Telah di Seminarkan di Depan Dewan Penguji Seminar prakerin

Pada Tanggal 09 Mei 2016

Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Menjadi Laporan Prakerin

Disahkan Pada Tanggal : 09 Mei 2016

Penguji I Penguji II Penguji III

NIP. NIP. NIP.

Di ketahui Oleh :

Ketua Bidang Studi Nautika Kapal Penangkapan Ikan

SMK Kelautan dan Perikanan Kuala Baru

Syamun Nasution, SST


NIP.19871212 201103 1 001
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dilaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin ) bagi Taruna-Taruni

SMK Negeri 1 Kuala Baru Pada Tanggal 20 februari s/d 06 mei 2016

Di Juwana kab.pati Jawa Tengah

Nama : Azmi

Nisn : 9992764799

Jurusan : Nautika Perikanan Laut (NPL)

Dengan Judul :

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN DI KAPAL PURSE SEINE KM. TIRTA MINA JUWANA-PATI

Disahkan Pada Tanggal : 09 Mei 2016

Kepala Sekolah Ketua jurusan

SMK Negeri 1 Kuala Baru Nautika Perikanan Laut

Syamun Nasution,SST Vera sri Mulyanti


NIP.19871212 201103 1 001 NIP................................
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

Telah dilaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) bagi Taruna-Taruni

SMK Negeri 1 Kuala Baru Pada Tanggal 20 Februari s/d 06 Mei 2016

Di Juwana Kab.pati Jawa Tengah

Nama : Azmi

NISN : 9992764799

Jurusan : Nautika Perikanan Laut

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Syamun Nasution, SST Ira Noviyanti Jambak,S.pd


NIP.19871212 201103 1 001 NIP. -

Mengetahui,

Kepala Sekolah Pimpinan Industri

SMK Negeri 1 Kuala Baru

Syamun Nasution,SST
NIP.19871212 201103 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT,karena dengan rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja industri (prakerin)yang telah
dilaksanakan di bendar kec.Juwana kab. Pati-Jawa Tengah. Laporan ini disusun sebagai
salah satu persyaratan ujian nasional (UN)tahun ajaran 2015/2016.

Kegiatan prakerin dimaksudkan sebagai salah satu bekal dalam memasuki jenjang
dunia usaha atau dunia industri dan untuk memupuk sikap mental yang lebih baik dalam
melaksanakan kewajiban sebagai penerus bangsa sehingga mampu dan siap bekerja.

Sehubungan dengan terlaksananya prakerin ini tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari semua pihak secara moril maupun materil, oleh karena itu saya ucapkan
terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan motivasi selama prakerin
2. Bapak Budiono selaku pemimpin/Nahkoda Kapal
3. Bapak syamun SST selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Kuala Baru dan
pembimbing pertama saya.
4. Ibu Ira Noviyanti Jambak,S.pd selaku pembimbing kedua saya
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan
ini

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi pembaca dan
masyarakat umum,semoga laporan ini bermanfaat.

Kuala Baru,

Penulis
DAFTAR ISI

COVER(SAMPUL) ........................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL
.......................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. iii

LENBAR PENGESAHAN INDUSTRI ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1


1.2. Tujuan Praktek Kerja Industri ................................................................................
1.3. Rumusan Masalah .................................................................................................
1.4. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................

2.1 Definisi/Pengertian Purse Seine ...........................................................................


2.2 Desain Purse Seine ...............................................................................................
2.3 Klasifikas Purse Seine ...........................................................................................
2.4 Kontruksi Purse Seine ..........................................................................................
2.5 Operasi Penangkapan Dengan Menggunakan Purse Seine..................................
BAB III METODE PELAKSANAAN PRAKERIN ......................................................................

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..........................................................................


3.2 Metode Pelaksanaan Prakerin ...........................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................

4.1 Gambaran Umum Perusahaan .........................................................................

4.2 Proses Penangkapan ........................................................................................


4.2.1 Persiapan .................................................................................................
4.2.2 Daerah Penangkapan ..............................................................................
4.2.3 Teknik Penangkapan ...............................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................
a.Kesimpulan ...........................................................................................................
b. Saran ...................................................................................................................
DARTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

Gambar umum kapal purse seine


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sekitar 70% wilayahnya terdiri dari
perairan, indonesia memiliki sumber daya perikanan yang sangat besar dan mengagumkan.
Potensi perikanan yang besar tersebut tentunya akan menumbuhkan banyak jenis usaha
bagi masyarakat indonesia, terutama bidang perikanan laut yang potensial namun masih
belum dimanfaatkan secara optimal.
Salah stu daerah yang sangat potensial bagi usaha penangkapan ikan adalah di perairan
laut jawa, karena sebagian dasar perairannyaadalah berlumpur dan tidak berkarang.Daerah
ini sangat cocok untuk daerah penangkapan ikan dengan alat tangkap Purse Seine(pukat
cincin) merupakan alat tangkap yng efektif yang banyak digunakan oleh nelayan-nelayan
skala menengah kebawah. Untuk mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien
untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman.
Purse Seine disebut juga pukat cincin karena alat tangkapnya dilengkapi dengan
cincin,tali cincin dan tali kerut(tali kolor). Oleh karena itu prinsip tejnik penangkapan ikan
dengan mrnggunakan Purse Seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan
dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah di tarik sampai kerucut sehingga ikan-ikan
yang terkumpul masuk dibagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup
gerak ikan, sehingga ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.
1.2 Tujuan praktek Kerja Industri
Tujuan praktek kerja industri (prakerin) adalah sebagai berikut :
Sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester dan Ujian
Nasional (UAS/UN)
Dapat meningkatkan wawasan bagi siswa SMK Kelautan dan
Perikanan kuala Baru
Dapat mengembangkan kreativitas kemampuan siswa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat nelayan
Dapat memupuk keberanian siswa

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana klasifikasi alat tangkap purse seine?
2. Jenis ikan apa saja yang ditangkap dengan menggunakan alat
tangkap purse seine?
3. Kapal apa yang digunakan untuk melakukan penangkapan dengan
menggunakan alat tangkap purse seine?
4. Dengan menggunakan alat tangkap purse seine daerah apa saja yang
menjadi lokasi penangkapan?
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode ini penulis gunakan untuk mendapat informasi yaitu :
1. Observasi(pengamatan)
Metode ini penulis gunakan sewaktu pelaksanaan prakerin
2. Interview(wawancara)
Dengan menanyakan langsung data-data kepada orang yang
terkait di atas kapal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi/pengertian purse seine


Pukat cincin atau lazim disebut dengan purse seine adalah alat penangkap ikan
yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat pada bagian atas di pasang
pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat dan tali kerut(purse line) yang
berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring sehingga ikan tidak dapat
meloloskan diri dari bawah (vertikal) dan samping(horizontal), biasanya besar mata
jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akn di tangkap. Ukuran benang dan mata
jaring tiap-tiap bagian biasanya tidak sama. Disebut pukat cincin sebab pada jaring
bagian bawah di pasangi cincin (ring) yang berguna untuk memasang tali kerut
(purse line) atau biasa juga disebut jaga tali kolor.
Puse seine dinamakan demikian karenasifat alat tangkap yang mengurng
gerombolan ikan kemudian tali kerut(purse line) di tarik sehingga jaring membentuk
kantongyang besar, sehingga ikan-ikan terkurung. Purse seine memiliki bentuk
umum dan bagian-bagian yang sama walaupun ada berbagai macam purse seine.
2.2 Desain purse seine
Untuk mendesai pukat cincin (purse seine), harus diketahui bahan dan ukuran
pelampung, tali pelampung, tali ris, tali penggantung badan jaring atas, srampad atas,
mata jaring, srampad bawah, tali penggantung(bila ada), tali ris bawah, tali pemberat,
tinggi jaring, cincin, tali kolor,dan lainnya. Penentuan tipe pukat cincin yang di
dasari pada ikan yang menjadi tujuan penangkapan, daerah penangkapan, metode
penangkapanyang akan diterapkan dan kapal pukat cincin yang akan di pergunakan,
sangat penting untuk keperluan mendesainnya.
Pukat cincin didesain supaya dapat dibuat menjadi alat tangkap ikan sehingga
mampu menangkap ikan dalam jumlah besar yang membentuk
kelompok/gerombolan (schooling). Untuk maksud ini maka pukat cincin harus dapat:
1. Melingkari secara horizontal, sehingga panjang jaring dan kecepatan
melingkarnya harus dipertimbangkan secara baik.
2. Memagari secara vertikal dari permukaan laut hingga kedalaman tertentu,
dimana ikan ikan sulit keluar dari lingkaran jaring, sehingga lebar jaring dan
kecepatan tenggelam tali pemberat harus cukup.
3. Mengurung dengan menutup[i bagian bawahjaring melalui penarikan tali
kolor (purse line). Jadi bagian bawah jaring harus berada lebih dalam dari
pada kedalaman menyelam ikan.

Secara umum, material penyusun pukat cincin (purse seine) terdiri dari :
A. Kantong (bund)
Bagian kantong yang terletak dibagian jaring dengan material
pembentuknya PACF 210 D/9. Yang dimaksudkan dengan kantong adalah
bagian dari jaring yang pada waktu penarikan tali kolor dengan serentak
membentuk suatu kantong, yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat untuk
mengurung / mengumpulkan ikan. Karena berfungsi sebagai penadah maka
kantong memiliki ukuran mata jaring yang lebih kecil di bandingkan dengan
mata jaring yang terletak padakantong dan sayap sehingga di harapkan ikan-ikan
yang telah terkumpul pada bagian kantongtidak dapat meloloskan diri.
B. Badan (body)

Badan jaring terletak pada bagian kiri dan kanan dari pada kantong.
Material pembentuknya adalah PACF 210 D/6, yang berfungsi sebagai
pengiring ikan ke bagian jaring. Dengan demikian maka ikan-ikan akan dengan
mudah terkumpul pada bagian kantong.

C. Sayap (wing)
Sayap terletak pada bagian kiri dan kanan badan jaring, dengan material
pembentuknya nylon PACF 210 D/6. Sayap jaring berfungsi sebagai alat untuk
menggiring ikan ke dalam areal tangkap dari alat ini.

D. Pelampung (float)

Sesuai dengan namanya sudah barang tentu pelampung ini berfungsi sebagai
alat untuk mengapungkan sesuatu alat atau bagian-bagian alat tertentu dari suatu
jenis alat sesuai dengan tujuannya. Ada beberapa fungsi dari pelampung pada
pukat cincin yaitu :
Sebagai pengapung untuk memberikan adanya daya apung pada alat
secara keseluruhan yang di operasikan di permukaan air.
Sebagai material pengapung untuk mempertahankan jaring pukat
cincin agar selalu berada di permukaan air.
Sebagai tanda atau batas mengurung ikan pada saat operasi
penangkapan, sehingga ikan tidak lolos melewati permukaan air.
Pelampung yang digunakan pada bagian sayap dan badan jaring
adalah pelampung dengan type y-30 dan y-8, sedangkan pelampung
yang digunakan pada bagian kantong adalah pelampung dengan type
y-60 karena pada bagian kantong memiliki beban yang sangat besar,
yang di akibatkan oleh adanya hasil tangkapan sehingga perlu
adanya gaya apung yang sangat besar pula.

E. Tali temali

Beberapa tali temali beberapa alat tangkap pukat cincin sesuai dengan
fungsinya adalah sebagai berikut :
Tali pelampung berfungsi sebagai tempat pelampung
Tali ris berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan daging
jaring, selain itu pula mempermudah penarikan alat
Tali pemberat berfungsi untuk menempatkan /memasang pemberat
Tali cincin (tali kolor) berfungsi untuk menggantungkan cincin.
1) Tali pelampung
Tali pelampung digunakan untuk dapat menempatkan pelampung
dan merupakan penghubung antara pelampung yang satu dengan
pelampung yang lain.
2) Tali ris atas
Tali ris atas digunakan sebagai pengikat tali pelampung atau
merupakan penghubung antara tali pelampung dan juga berfungsi
sebagai tempat untuk mengikat pepetan sebelah atas.
3) Tali pemberat
Tali yang digunakan sebagai penikat tali pelampung atau merupakan
tali penghubung pemberat yang satu dengan yang lain, serta
berfungsi sebagai penghubung dengan jaring pada tepi bagian
bawah.
4) Tali cincin
Tali pengikat cincin yang di pasang di antara tali pemberat dengan
cincin sepanjang bahagian dasar dari pada jaring.
5) Tali kolor
Tali yang dipasang untuk dapat menghubungkan cincin yang terletak
dibawah bridle line pada bagian bawah. Yang dimaksudkan untuk
menutup bagian sisi tepi jaring pada waktu pursing.
6) Bridle line
Tali tempat untuk menggantungkan tepi yang (selvege) sebelah
samping yang berfungsi untuk menarik tali pemberat serta tali tali
kolor ke permukaan.
7) Tali sama-sama
Tali yang dipasang pada bagian ujung sebelah kiri dan kanan jaring
yang dapat berfungsi untuk mempertemukan kedua jaring serta dapat
berfungsi sebagai alat bantu (perahu semang) sebagai tanda untuk
dapat megetahui ujung jaring pada waktu penebaran(setting).
8) Tali bantu
Tali yang dipasang untuk memisahkan sero denagn tali jangkar , tali
ini juga khusus dipakai untuk membantu dalam penangkapandenagn
cara melingkar sero.
F. Cincin

Cincin merupakan tempat lewatnya tali kolo, cincin yang terletak tepat
ditengah jaring yang telah diberi tanda khusus untuk dapat memudahkan pada
saat penyusunan alat kembali.

G. Pemberat (singker)
Pemberat pada jaring berfungsi untuk dapat menarik jaring kebawah secara
vertikal agar jaring dapat terentang dengan sempurna. Material pembentuk
pemberat yang digunakan pada bagian sayapdari pada jaring.

2.3 Klasifikasi puse seine


Pada dasarnya purse seine dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu : purse seine
dengan kantong dibagian ujung jaring dan purse seine dengan kantong dibagian
tengah. Purse seine dengan kantong di ujung jaring bisanya di operasikan oleh nelayan
kecil dengan alat tangkap yang relatif kecil. Sedangkan purse seine dengan kantong
ditengah biasanya di operasikan oleh kapal-kapal modern yang relatif lebih besar.
Purse seine berkembang menjadi alat tangkap ikan pelagis yang bergerombol
yang paling efektif, sehingga dapat di jumpai berbagai macam purse seine. Maka
untuk memudahkan memahami pukat cincin, maka diklasifikasikan menurut :
1.) Letak kantong (bunt) pada jaring utama
a. Kantong terletak pada salah satu ujung jaring
b. Kantong terletak pada tengah-tengah jaring
2.) Bentuk dasar jaring utama
Berdasarkan bentuk jaring utama purse seine yaitu :
a. Bentuk segi empat
b. Bentuk trapesium
c. Bentuk lekuk
3.) Ikan yang menjadi tujuan penangkapan :
a. Ikan Layang (Decapterus ruselli dan D. Macrosomo)
b. Ikan Banyar (Rastrellinger kanagurta)
c. Ikan Bentong/selar (Selar crumenopthalmus)
d. Ikan Sero (Amblygaster sirm)
e. Ikan lemuru (Sardinella sp)
4.) Jumlah kapal yang dipergunakan dalam operasi penangkapan
a. Purse seine dengan satu buah kapal
b. Purse seine dengan dua buah kapal

2.4 Kontruksi purse seine dan material purse seine


1) Bagian bagian pukat cincin antara lain sebagai berikut gambar(2.4) :
Sayap (wing)
Perut (midle)
Bahu (shoulder)
Kantong (bunt)
Pelampung
Tali ris atas
Mata penguat
Tali ris bawah
Pemberat
Tali ring
Cincin (ring)
Tali kerut

Gambar 2.4

2) Bagian utama pukat cincin (purseseine)


Sayap (wing),perut,bahu, dan kantong merupakan bagian utama dari pukat
cincin, biasanya bagian ini dibuat dengan menggunakan benang nylon (PA) atau
bahan lainnya.ukuran mata jaring (mesh size)biasanya sama tetapi kadang kala
berbeda. Hal ini disesuaikan dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Pada
setiap bagian jaring purse seine yang menggunakan ukuran jaring yang berbeda,
biasanya pada bagian sayap menggunakan ukuran mata jaring yang paling besar
dan makin kearah kantong semakin mengecil.
Penggunaan benang pada umumnya kebalikan dari mata jaring, yaitu dari
sayap kearah kantong semakin besar, maksudnya agar jaring pada kantong lebih
kuat. Sebab pada bagian kantong merupakan tempat terkumpulnya ikan. Sedangkan
pada bagian sayap, perut dan bahu ukuran benangnya relatif lebih kecil dari pada
ukuran benang pada kantong. Hal ini disebabkan pada bagian-bagian tersebut hanya
merupakan bagian penggiring ikan agar ikan berkumpul di kantong.
a. Pelampung (bouy)
Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring
ditambah dengan kelebihan daya apung (extra bouyancy), sehingga alat ini
tetep mampu mengapung walaupun didalamnya ada ikan hasil tangkapan.
Bahan yang digunakan sebagai pelampung biasanya memiliki berat jenis
(bj) yang lebih kecil di bandingkan dengan bj air laut. Selain itu bahan
tersebut tidak menyerap air ,pada umumnya pelampung purse seine dibuat
dari bahan plastik yang keras.

b. Pemberat (sinker)
Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu di
operasikan. Semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin cepat
tenggelamnya. Tetapi daya tenggelam ini tidak sampai menenggelamkan
pelampung jaring,sehingga pelampung jaring harus memiliki extra
buoyancy yang besar.
Pemberat di buat dari benda yang berat jenisnya (bj) lebih besar dari
pada bj air laut. Bahan yang biasa dipergunakan adalah timah, bila
menggunakan pemberat lain harus di pergunakan bahan yang tidak mudah
berkarat.

c. Tali ris
Tali ris yang termasuk dalam tali ris yaitu :
Tali ris atas
Tali ris bawah
Tali pelampung
Tali pemberat
Tali penguat ris atas
Tali penguat ris bawah
Tali ris atas dan tali pelampung harus berbeda arah pintalnya
maksudnya supaya jaring tetap lurus , demikian juga antara tali pemberat
dan tali ris bawah. Selain itu untuk memperkuat tali ris atas dengan tali
pelampung dan jaring serta untuk memperkuat tali ris bawah, tali pemberat
dan jaring di tambah dengan tali penguat. Bahan tali ris ini biasanya
terbuat dari benang kuralon tetapi banyaj juga yang menggunakan
polyester.
d. Mata penguat(selvege)
Selvege biasanya di buat dari benang polyester (PE) atau kadang-
kadang mempergunakan bahan jaring sama dengan jaring utama tetapi
ukuran benangnya biasanya lebih besar. Selvege merupakan jaring yang
berfungsi untuk melindungi bagian tepi jaring utama tidak cepat rusak.

e. Tali ring
Tali ring adalah tali yang dipergunakan untuk menggantung cincin
(ring) pada tali ris bawah. Bahan yang dipergunakan biasanya terbuat dari
bahan kuralon.
Tali ring di buat berbagai macam bentuknya antar lain :
1) Tali ring kaki tunggal
2) Tali ring kaki ganda

f. Cincin (ring)
Cincin atau biasa di sebut ring pada umunya berbentuk bulat, dimana
pada bagian tengahnya merupakan bagian tempat untuk lewatnya tali
kerut,agar ring terkumpul sehingga jaring bagian bawah tertutup. Bahan
yang di pergunakan biasanya di buat dari besi dan kadang-kadang
kuningan. Ring ini juga dapat berfungsi sebagai pemberat.

g. Tali kerut (purse line)


Tali kerut (purse line) yang biasa di sebut oleh nelayan sebagai tali
kolor adalah tali yang berfungsi untuk mengumpulkan ris, sehingga bagian
bawah jaring tertutup dan ikan tidak dapat meloloskan diri. Tali kerut harus
di buat dari bahan yang kuat sehingga pada umumnya ukurannya relatif
lebih besar . bahan yang dipergunakan biasanya kuralon (PVA) dan
kadang-kadang menggunakan talki polyester (PE) ,dan kadang-kadang
untuk purse seine ukuran besar menggunakan tali baja.
2.5 Operasi penangkapan dengan menggunakan purse seine
1. Persiapan penangkapan
Penyusunan alat tangkap sebelum kapal purse seiner (kapal penangkap
ikan dengan purse seine) merupakan pekerjaan yang harus di kerjakan.
Penyusunan jaring di atas dek kapal biasanya di susun pada : samping kapal,
samping kanan, dan buritan kapal.
Penempatan alat tangkap di atas kapal ini di sesuaikan arah putaran baling-
baling kapal. Pada kapal dengan baling-baling kapal putaran kiri (di lihat dari
buritan kapal ) biasanya pukat cincin diletakkan di sisi kiri, pada kapal baling-
baling putar kanan alat tangkap di letakkan disisi kanan kapal. Sedangkan
penyusunan di buritan kapal dapat di lakukan pada kapal balinh-baling putar
kiri maupun kanan.

2. Waktu penurunan
Penangkapan dengan purse seine biasanya dilakukan pada sore (setelah
matahari terbenam) sampai dengan pagi hari (menjelang matahari terbit).
Waktu penangkapan ini berhubungan dengan berkumpulnya ikan di alat
pengumpul ikan (rumpon dan lampu). Pada saat malam ikan-ikan pelagis yang
menjadi target penangkapan biasanya berkumpul bergerombol di daerah sekitar
rumpon, sehingga pada saat ini paling tepat purse seine dioperasikan. Tetapi
ada pula operasi penangkapan tidak menggunakan rumpon tetapi mencari
gerombolan ikan yang ada dengan menggunakan alat bantu pencari ikan/Sonar
(Sound Navigation and Ranging) yaitu suatu alat yang dapat di pergunakan
untuk mengetahui keberadaan gerombolan ikan di dalam laut.
Pada umumnya nelayan mengoperasikan 2 s/d 3 kali sehari, hal ini
tergantung dari jumlah ikan yang tertangkap. Bila hasilnya banyak maka
operasi penangkapan sampai dengan penyimpanan hasil ke dalam palkah relatif
membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam satu hari hanya melakukan
dua kali penangkapn. Demikian sebaliknya bila hasil tangkapan sedikit maka
operasi penangkapan sampai dengan penyimpanan memerlukan waktu yang
sedikit pula, sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan purse seine lebih dari
tiga kali.

3. Daerah penangkapan (fishing ground)

Daerah penagkapan atau lazim disebut fishing ground adalah suatu


daerah dimana ikan dapat di tangkap dengan hasil tangkapan ikan yang
menguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine
yaitu :
a. Bukan daerah yang di larang menagkap ikan
b. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol
c. Perairannya relatif lebih dalam di bandingkan dengan dalamnya jaring
Operasi penangkapan yang membutuhkan rumpon sebagai alat bantu
menangkap ikan, maka kapal penagkap tersebut setelah sampai daerah
penagkapan yang di inginkan maka rumpon di turunkan kedalam perairan dan
diberi pelampung tanda kemudian di tinggalkan. Tetapi ada pula rumpon tidak
di tinggalkan,tetapi setelah kapal lego jangkar (menurunkan jangkar) rumpon
diturunkan ke dalam air kemudian diikatkan satu buah dihaluan dan satu buah
diburitan kapal. Lampu penerangan dinyalakn disekililing kapal sehingga kapal
tersebut sangat terang, maksudnya supaya ikan bergerombol disekitar kapal.
4. Penurunan alat (setting)
Ikan-ikan akan bergerombol disekitar rumpon yang diberi penerangan
telah terlihat padat maka operasi penangkapan dapat dilaksanakan. Pertama
melepas rumpon dari haluan kapal, rumpon yang di buritan dinaikkan ke atas
kapal. Rumpon yang di lepas dan diberi tanda serta penerangan, kemudian
kapal hibob jangkar (menaikkan jangkar) menjauhi rumpon sampai dengan
jarak yang optimum untuk melingkari gerombolan ikan di sekitar rumpon.
Operasi penangkapan dengan purse seine perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Arah angin, yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada dimana
arah angin datang sedangkan kapal penangkap berada setelah alat
tangkap,sehingga kapal tidak akan masuk kedalam lingkaran purse
seine, sebab kapal lebih cepat terbawa angin di bandingkan dengan alat
tangkap.
b. Arah arus, yaitu kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus barada di
atas arus sehingga alat tangkap tidak hanyut dibawah kapal, sehingga
menyulitkan penarikan alat tangkap.
c. Arah pergerakan gerombolan ikan,yaitu jaring harus menghadang
pergerakan gerombolan ikan ,sehingga ikan yang telah di lingkari tidak
dapat meloloskan diri. Jaring diturunkan di depan gerombolan ikan
sehingga setelah selesai setting kapal berada di belakang gerombolan
ikan.
Setelah pengaruh-pengaruh tersebut dipertimbangkan dan mencapai jarak
dengan gerombolan yang diinginkan, maka pelingkaran jaring dapat dimulai.
Adapun urutan-urutan penurunan jaring sebagai berikut :
1) Ujung-ujung tali ris (atas dan bawah) disatukan dengan dengan tali
kerut, kemudian diberikan pelampung tanda dan pelampung tersebut
dibawa terjun ke laut oleh seorang anak buah kapal (ABK) pada kapal
yang beroperasi dengan dua kapal ujung tersebut di bawa oleh kapal
yang tidak membawa alat tangkap dan kapal satunya membawa alat
tangkap.
2) Setelah itu maka kapal penangkapa akan melingkari gerombolan ikan
dimulai dengan menurunkan jaring pelampung ,pemberat,dan cincin.
Menuju ke arah pelampung tanda atau kapal membawa ujung jaring
awal, bagi purse seine yang di operasikan dengan dua buah kapal,
dengan baling-baling putaran kanan maka arah pelingkaran jaring ke
arah kanan dan sebaliknya kapal dengan baling-baling putar kiri
pelingkaran jaring ke arah kiri
3) Pada saat pelingkaran sudah selesai maka ujung jaring yang satu
dinaikkan ke kapal penangkap dan selanjutnya tali kerut di tarik hingga
cincinnya terkumpul demikian juga jaring bagian bawah sudah
terkumpul menjadi satu di atas dek, dengan demikian ikan-ikan sudah
terkurung di dalam jaring.
5. Pengangkutan alat dan hasil tangkap
Pada keadaan tali kerut sudah ditarik cincin dan jaring bagian bawah sudah
terkumpul menjadi satu maka :
a. Menarik badan jaring dimulai dari ujung-ujung sayap,hal ini dilakukan
pada purse seine yang menggunakan kantong yang di tengah-tengah
jaring atau yang di tarik oleh tenaga manusia. Tetapi pada purse seine
yang di tarik dengan tenaga hydrolik (power block) biasa kantong di
buat pada salah satu ujung sayap. Penarikan jaring dilakukan mulai
dari ujung sayap yang tidak berkantong penarikan dilakukan dengan
melepas ring dari badan jaring. Tetapi pada purse seine yang di tarik
manusia cincin tidak di lepaskan.
b. Setelah bagian wing,midle,shoulder naik ke atas kapal maka ikan-ikan
akan terkurung pada bagian bunt yang relatif lebih sempit, kemudian
ikan dinaikkan ke atas kapal dengan memakai serok sampai dengan
ikan yang ada di dalam bunt terambil semua.
c. Bagian yang masih berada di dalam air dinaikkan ke atas kapal dan
disusun kembali sehingga kapal siap setting.
d. Ikan hasil tangkapan di cuci bersih dan disimpan ke dalam palkah
pendingin. Cara penanganan ikan di atas kapal dapat dilihat pada
modul penaganan hasil tangkap.

BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKERIN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Praktek kerja industri (prakerin) pada tahun 2015/2016 dilaksanakan pada
tanggal 20 februari 2016 s/d 06 mei 2016 yang bertempatan di desa bendar kecamatan
juwana kab.pati-provinsi semarang jawa tengah.

3.2 Metode Pelaksanaan Prakerin


Adapun cara untuk mengikuti metode prakerin ialah selama berada di industri
kegiatan yang di lakukan pertama, melapor ke pihak sabandar untuk mengikuti
praktek, mengunjungi pembimbing atau nahkoda, melapor naik ke kapal, mencari
data-data pelabuhan. Adapun prosedur yang di lakukan pada waktu di kapal yaitu
mulai dari berangkat berlayar sampai kembali ke darat. Waktu yang di butuhkan
selama operasi penangkapan ikan satu sampai dua bulan di laut, tergantung dari cuaca
dan kondisi di laut. Setelah berada di darat siswa SMK Kelautan dan Perikanan Kuala
Baru ikut bekerja melakukan pelelangan ikan seterusnya siap kembali beroperasi dan
mempersiapkan segala pembekalan yang di butuhkan saat berada di laut.
Sebelum kapal berangkat menuju fishing ground, semua kebutuhan-kebutuhan
yang di butuhkan selama operasi penangkapan harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Persiapan-persiapan itu meliputi persiapan di darat dan di laut. Persiapan-persiapan
itu sebagai berikut:
a) Persiapan di darat
b) Persiapan di laut
c) Mencari fishing ground
d) Pelaksanaan operasi penangkapan
e) Pengangkatan alat tangkap dan pengambilan ikan
f) Penanganan hasil tangkap
g) Pelelangan hasil tangkap

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan


Kota semarang merupakan salah satu pusat usaha perikanan yang ada di Jawa
Tengahkeadaan geogravis kota semarang sangat cocok sebagai daerah berlangsungnya
kegiatan perikanan terutama usaha penangkapam ikan. Secara geografis wilayah kota
semarang berada antara 60 50 70 10 LS 1090 35 1100 35 BT dengan luas
wilayah 373,70 Km2dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Utara berbatasan dengan laut jawa
b. Selatan berbatasan dengan kabupaten semarang
c. Timur berbatasan dengan kabupaten demak
d. Barat berbatasan dengan kabupaten kendal
Praktek kerja industri di laksanakan di pelabuhan perikanan juwana, kab.pati-jawa
tengah. Tepatnya di desa Bendar Rt.001 Rw.001 juwana pati jawa tengah. Nama kapal
yang kami tempati adalah KM. TIRTA MINA dengan Nahkoda Budiono(japra).
Praktek kerja industri berlangsung selama 4(empat) bulan. Pelaksanaan praktek
kerja industri di mulai sejak tanggal 20 februari 2016 s/d 06 mei 2016.
4.2 Proses Penangkapan
4.2.1 Persiapan
Setelah merasa yakin dengan keadaan kapal, kapal siap di berangkatkan
dengan beberapa persiapan perbekalan antra lain :
1) Bahan bakar
Solar
Bensin
Oli
2) Alat tangkap
Satu unit kapal penangkap ikan
Jaring dengan bahan PE berukuran 2,5 cm
2(dua) buah caduk
Satu unit alat navigasi (Gps,Fish finder,Radio
komunikasi,Kompas, Dll.)
3) Bahan makanan
Sayur
Minyak makan
Beras
Kopi,teh,
Dll
4.2.2 Daerah penangkapan (fishing ground)
Sebelum kapal berangkat menuju fishing ground atau daerah penangkapan,
kapal harus menempuh perjalanan selama 4 hari. Terdapat titik koordinat
masing-masing daerah yaitu :
Kalimantan dengan titik 50 0000 LS -11403000 BT
Kalimantan selatan dengan titik 0200000 LS-11503000
Bawean dengan titik 0504600 LS-11203545
Madura dengan titik 0703015 LS-11400000 BT
Adapun komponen hasil tangkapan utama perikanan purse seine di laut jawa
dan sekitarnya antara lain yaitu:
Ikan Layang(Decapterus ruselli dan D.macrosomo)
Ikan Bentong/selar(Selar crumenopthalmus)
Ikan Banyar(Rastrellinger kanagurta)
Ikan Sero(Amblygaster sirm)
Ikan Lemuru(Sardinella sp)
4.2.3 Teknik penangkapan
Untuk melakukan teknik penangkapan ada beberapa prosedur yang harus di
ikuti yaitu :
1. Setting
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan setting
yaitu dengan mengikuti pola antara lain :
a. Arah angin
Pada saat melakukan setting hal-hal yang harus selalu di
perhatikan adalah arah angin. Pada saat cuaca baik jaring di
turunkan dibawah angin dan kapal berada di atas angin, sehingga
pada saat jaring selesai di turunkan kapal akan melintang angin,dan
jaring akan terdorong oleh arus. Hal ini dimaksudkan agar pada
waktu proses penarikan tali kolor berlangsung dimana kapal (mesin)
dalam keadaan berhenti, kapal tidak masuk dalam lingkaran jaring
yang bisa mengakibatkan jaring membelit baling-baling kapal.

b. Arus
Selain arah angin, arus merupakan hal yang tidak boleh kita abaikan pada saat
melakukan setting. Arah arus yang mendorong jaring diupayakan tidak membuat
posisi jaring menjadi semakin mendekati dan menyelimuti kapal atau menghindari
kondisi dimana akibat dorongan arus menyebabkan posisi kapal semakin
mendekati dan masuk ke dalam lingkaran jaring yang bisa mengakibatkan jaring
membelit baling-baling kapal.

c. Panjang jaring
Seorang Nahkoda harus mengetahui dengan pasti berapa panjang jaring
yang akan dioperasikannya. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan keliling
lingkaran jaring serta jari-jari lingkaran atau merupakan jarak antara rumpon/rakit
lampu kapal sehingga bentuk lingkaran jaring bisa tepat dan sudut kemudipun
dapat diperhatikan.
Setting diawali dengan diturunkannya tali selembar depan yang dibawa
oleh seorang ABK. Kapal maju dan mengitari rakit lampu/rumpon dengan
kecepatan penuh sambil menurunkan jaring. Kapal mengurangi kecepatannya
setelah jaring hampir semuanya berhasil diturunkan dan bertemu dengan ABK
yang membawa tali selembar ditarik ke atas untuk melepaskan tali kolor (purse
seine) segera diberikan kepada petugas yang berada dibagian purse winch.

2. Hauling
Hauling diawali dengan menarik tali kolor dengan menggunakan purse
winch, kecepatan penarikan sesuai dengan keadaan angin,arus,dan ombak.
Apabila arus sangat kuat maka jangan menarik tali kolor terlalu kuat karena
bisa mengakibatkan putusnya tali kolor. Jika kedalaman laut lebih dangkal
dari tinggi jaring maka penarikan tali kolor segera dilakukan untuk
menghindari agar jaring dan pemberat tidak menyentuh dasar perairan.
Namun jika penangkapan di laut dalam, penarikan tali kolor tidak perlu
tergesah-gesah dilakukan dan sebaiknya menunggu sampai pemberat jaring
turun semua. Hal ini dapat diketahui dengan tanda yaitu pelampung telah
rata-rata mengapung, barulah melakukan penarikan tali kolor. Penarikan tali
kolor dilakukan dengan menggunakan purse winch. Sedangkan badan
jaring,tali ris atas dan pelampung ditarik dengan tenaga manusia sampai
jaring membentuk kantong di bagian sisi sebelah kanan. Setelah hampir
seluruh jaring dinaikkan, pelampung diikat dengan menggunakan
Boom/ganco atau menggunakan tali pada Boom dan ikan dinaikkan
menggunakan caduk dan segera dinaikkan ke dalam palka kapal.
Apabila ikan hasil tangkapan telah dimasukkan seluruhnya ke dalam
palka, Ikatan pelampung pada boom dilepas. Jaring yang masih ada di air
dinaikkan kemudian diperiksa apabila ada yang sobek dan langsung di
tambal. Ikan yang masih tersangkut di jaring dikeluarkan karena dapat
merusak jaring. Apabila sudah selesai melakukan penambalan kegiatan
selanjutnya adalah penyusunan jaring pada lambung kanan kapal dengan
cara jaring du tarik bersama-sama oleh semua awak kapal lalu disusun.
Semua peralatan kerja (alat bantu penangkapan dan alat kerja lainnya)
dirapikan disimpan ditempatnya semula, kemudian dilakukan pembersihan
dek kapal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam teori operasi penangkapan dengan menggunakan purse seine, Sonar
di gunakan untuk mendeteksi kawanan ikan yang menjadi target tangkapan,
selanjutnya kapal akan menurunkanjaring (purse seine) dan brlari mengejar
kawanan tersebutdengan cara melingkarinya. Ikan-ikan yang menjadi target
adalah gerombolan ikan pelagis yang berenang dengan cepat seperti Tongkol,
Tenggiri dah bahkan tuna kapal-kapal super purse seiner.
Teknik operasional penangkapan dengan alat tangkap purse seine
menggunakan dua kapal (two boats system) dan sistem operasi hanya dilakukan
selama satu hari atau lebih tergantung cuaca dan banyaknya ikan. Teknik
operasional alat tangkap purse seine memiliki tiga tipe operasional, yaitu tipe
gerakan, tipe cadangan dan tipe operasional penangkapan di rumpon. Tahapan
operasional alat tangkap purse seine terdiri dari persiapan awal, penentuan
fishing ground,setting,hauling, dan penanganan hasil tangkapan.ketepatan
melingkari gerombolan ikan, kecepatan tenggelamnya pemberat dan kecepatan
penarikan purse line merupakan faktor penting dalam operasional purse seine.
5.2 Saran
Beberapa permasalahan yang timbul dalam teknis penangkapan yaitu
rusaknya alat tangkap pada saat melakukan operasional penangkapan dan
kondisi cuaca yang tidak mendukung.

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhya,A.U.1974. Metode Penangkapan Ikan . Fakultas Perikanan IPB.Bogor


Ayodhya,1972.Kapal Perikanan.Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.Bogor
Nedelec. FISH LAMPS. Japanese Fishing Gear and Method Textbook for Marine Fisheries
Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian
Perikanan Badan Penilitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
Subani,W dan H.R. Barus.. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut Indonesia Jurnal
Penelitian 1989
Waluyo Subani dan H.R Barus. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut Di Indonesia.
Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta. 1989.

Anda mungkin juga menyukai