Anda di halaman 1dari 5

F.1.

Upaya Promosi Kesehatan


dan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas Kapuan, Blora
27 November 2019

Penyuluhan dan Verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

dr. Saina Abas


Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap orang sehingga diharapkan terjadi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan
Nasional, 2009). Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat adalah melalui program nasional Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat,
bahwa dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan
sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan,
meningkatkan kemampuan masyarakat, serta meningkatkan akses air
minum dan sanitasi dasar perlu menyelenggarakan STBM.
Program STBM merupakan upaya dalam pencapaian Millenium
Development Goals (MDG’s) tahun 2015 poin 7c, yaitu meningkatkan akses
air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari
proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses. Data dari BPS dan
KemenPU tahun 2012 menyebutkan bahwa capaian akses sanitasi layak
masyarakat Indonesia pada tahun 2012 sebesar 57,35% dengan target MDG’s
2015 sebesar 62,41% , yang artinya ada 5,06% akses sanitasi
masyarakat kita yang masih menjadi perhatian pemerintah sampai
tahun 2015.
Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar
(Stop Buang air besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun, Pengelolaan
Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan Sampah Rumah
Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga) akan mempermudah
upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah
dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat.
Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop Buang Air
Besar Sembarangan (Stop BABS). Fokus pertama dilakukan pada Stop BABS
karena pilar tersebut berfungsi sebagai pintu masuk menuju sanitasi total serta
merupakan upaya untuk memutus rantai kontaminasi kotoran manusia
terhadap air baku minum, makanan, dan lainnya.
Buang air besar sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi
pada air, tanah, udara, makanan, dan perkembangbiakan lalat. Sesuai
dengan model ekologi, ketika lingkungan buruk akan menyebabkan
penyakit. Penyakit yang dapat terjadi akibat kontaminasi tersebut antara
lain tifoid, paratiroid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis
viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta infeksi
parasit lain. Upaya untuk memutus terjadinya penularan penyakit dapat
dilaksanakan dengan memperbaiki sanitasi lingkungan.

Permasalahan Program STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku


higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara
pemicuan. Pelaksanaan program STBM yang menitiberatkan pada
kesadaran dan partisipasi masyarakat akan pentingnya buang air besar di
jamban sehat menjadi suatu tantangan bagi petugas sanitasi Puskesmas.
Di Desa Ngloram masih banyak anggota keluarga yang mempunyai
kebiasaan ODF. Hygiene sanitasi jamban dan pembuangan air limbah
rumah tangga yang buruk dapat menimbulkan banyak penyakit infeksi
yang seperti diare. Hal ini dapat memperngaruhi derajat kesehatan
masyarakat setempat. Dalam Konsep Analisis Konsep Kesehatan
Masyarakat, Hendrik L. Blum menjelaskan 40% kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan.
Sanitasi lingkungan yang buruk dan kebiasaan ODF juga dapat
menyumbang angka stunting balita. Penyakit infeksi seperti diare dapat
menyebabkan gangguan absorbsi gizi yang merupakan faktor resiko
stunting. Hal tersebut sesuai dengan temuan stunting di desa Ngloram
karena masih terdapat 2 balita yang mengalami stunting di desa
Ngloram Kebiasaan ODF akan berimbas pada angka kesakitan balita
dan dapat menyebabkan menetapnya angka stunting di desa Ngloram.
Perencanaan Diperlukan adanya suatu kegiatan penyuluhan STBM bagi masyarakat
dan Pemilihan yang masih memiliki kebiasaan ODF maupun masyarakat yang sudah
Intervensi tidak memiliki kebiasaan ODF sebagai upaya pencegahan penyakit
infeksi dan menurunkan angka stunting. Pemberian bantuan pembuatan
jamban sehat juga akan dilaksanakan oleh pemerintah desa Ngloram.
Hari / Tanggal : Rabu 27 November 2019
Lokasi : Balai Desa Ngloram
Metode : Metode yang digunakan untuk penyuluhan adalah
metode inspeksi langsung, penyuluhan dan tanya
jawab.
Media :Media yang digunakan adalah Questioner
Verifikasi STBM.
Peserta : PKK dan keluarga ODF
Pelaksanaan Sebelum Penyuluhan dilaksanakan, anggota Puskesmas melakukan
intervensi dan pengisian questioner verifikasi STBM di beberapa rumah
masyarakat yang belum memiliki jamban.
Penyuluhan dilaksanakan pukul 10.30 WIB di ruang Balai Desa
Ngloram yang dihadiri oleh Kepala Desa, PKK desa Ngloram, Anggota
TNI dan POLRI serta anggota Dinas Kesehatan Blora . Penyuluhan
diawali dengan sambutan Tim Kesehatan Lingkungan Puskesmas
Kapuan, sambutan Kepala Desa Ngloram, perkenalan diri penyuluh
kemudian dilanjutkan dengan Tanya jawab yang santai dan interaktif.
Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 10.30 WIB hingga pukul 12.00
WIB. Materi yang diberikan berupa informasi mengenai STBM
terutama mengenai 5 Pilar STBM yaitu :
1) Stop Buang Air Sembarangan
2) Cuci Tangan Pakai Sabun
3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan
4) Pengelolaaan Sampah serta
5) Pengelolaaan Limbah cair
Monitoring Sebelum penyuluhan dilaksanakan Tim Kesehatan Lingkungan
dan Evaluasi mendatangi satu persatu rumah warga yang belum memiliki jamban.
Inspeksi ini dilakukan secara langsung dan dikawal oleh TNI dan
POLRI. Intervensi dan Edukasi dilakukan door to door kepada warga
yang belum memiliki jamban yang masih memiliki kebiasaan ODF.
Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik, kemudian dilanjutkan
tanya jawab. Antusiasme para peserta terlihat dari peserta aktif bertanya
sehingga diskusi berjalan lancar. Adanya penyuluhan ini disambut
dengan baik oleh para peserta .
Dokumentasi

Komentar / saran pendamping :


Blora 27 November 2019

Peserta Pendamping

dr. Saina Abas dr. Budy Cahyany Halimatunn

Anda mungkin juga menyukai