Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DENGAN WAHAM

Disusun Oleh

DIMAS KHOZINATUL ASRSI


NIM. 19014025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2020
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN WAHAM

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien

Klien mengatakan ia memiliki hoby bermain voly.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan WAHAM

3. Tujuan

Tujuan khusus :

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria

sebagai berikut:

1) Ekspresi wajah bersahabat

2) Menunjukkan rasa senang

3) Bersedia berjabat tangan

4) Bersedia menyebutkan nama

5) Ada kontak mata

6) Klien bersedia duuk berdampingan dengan perawat

7) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya

b) Klien mampu berorientasi kepada realistis secara bertahap

4. Intervensi Keperawatan

a) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik

1) Sapa klien dengan ramah baik verval maupun non verbal


2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Jelaskan tujuan pertemuan

4) Jujur dan menepati janji

5) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

6) Beri perhatian pada klien khususnya kebutuhan dasar klien

b) Identifikasi kebutuhan klien

c) Bicara pada konteks realita

d) Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya

e) Masukkan dalam jadwal harian klien

B. STRATEGI PELAKSANAAN I

a. Fase Orientasi

 Salam terapeutik

“Assalamualaikum Pak... bertemu lagi dengan saya, masih kenal tidak

dengan saya? Nama saya S, biasa dipanggil S, Bapak ingat? Seperti

kemarin saya bertugas disini dari jam 07.30-14.00 siang nanti”.

 Evaluasi/ validasi

a) Perasaan klien saat ini

b) Kondisi klien saat ini

c) Latihan sebelumnya (pertemuan kedua dst)

 Kontrak :

“Baiklah, sesuai dengan janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol-

ngobrol ya pak? Bagai mana kalo hari ini kita bercakap-cakap tentang
hoby yang Bapak sukai? Dimana kita duduk? Berapa lama?

Bagaimana 10 menit?”

b. Fase kerja

Saya mengerti bapak J merasa bahwa bapak J adalah seorang nabi,

tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua

nabi sudah tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi

terputus bang?”

“Tampaknya bapak J gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang

bapak J rasakan?”

“O... jadi bapak J merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan

tidak punya hak untuk mengatur diri bapak sendiri?”

“Siapa menurut bapak J yang sering mengatur-atur diri Bapak?”

“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya pak, juga kakak dan adik

abang yang lain?”

c. Fase Terminasi

1) Evaluasi

a) Subjektif : “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-

cakap?”

b) Objektif : “Jadi bidang apa yang Bapak sukai?”

2) Rencana tindak lanjut

“Setelah kita tahu hoby yang Bapak sukai, bagai mana kalau besok

kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan lain yang Bapak

miliki?”
3) Kontrak pertemuan selanjutnya

 Topik : “Bagaimana kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau

kemampuan lain yang Bapak miliki? Selanjutnya kita pilih mana

yang bisa kita lakukan di sini, Bapak setuju?”

 Waktu : “Besok mau ketemu jam berapa? Bagai mana kalau jam

10.00 saja? Sampai ketemu besok ya”

 Tempat : “bagai mana ngobrolnya ditempat biasa?”

Anda mungkin juga menyukai