Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Dosen : Ns. Arni Rahmawati, M.Kep

Disusun oleh:

1. FATWA KAMAL YULIANTO (180103035)


2. INDRIA SRI UTARI (180103042)
3. ITA PRAYULIS (180203106)
4. KELVIN ANGLING KUSUMO (180103047)
5. KHAIRIN WANDA AURELIA (180301048)
6. KHARISMA LALA DEWI (180103049)
7. LIA HIKMATUL MAULA (180103053)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA 2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas Kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan hidayah
serta inayahNya, sehingga makalah Tentang Defisit Perawatan Diri dapat terselesaikan
dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak yang pada akhirnya semua dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pidahk yang telah berkonstribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari
itu dengan senang hari kami menerima kritik dan saran agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya dapat lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. II
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..…… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………………... 1
B. Tujuan………………………………………………………………........ 1
C. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 3

A. Definisi………………………………………………………………….. 3
B. Etiologi………………………………………………………………….. 3
C. Tanda dan Gejala……………………………………………………....... 5
D. Jenis-jenis………………………………………………………………... 5
E. Rentang respon………………………………………………………….. 6
F. Proses terjadinya masalah……………………………………………….. 6
G. Pohon masalah…………………………………………………………… 8
H. Mekanisme koping………………………………………………………. 8
I. Penatalaksanaan…………………………………………………………. 9
J. Akibat…………………………………………………………………… 10
K. Masalah keperawatan…………………………………………………… 10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….. 11

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………........ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya. Defisit perawatan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang
yang mengalami kelemahan kemampuan dalam diri merupakan suatu kondisi pada
seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati
aktivitas perawatan diri secara mandiri. melakukan/melewati aktivitas perawatan diri
secara mandiri.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. !eperti pada orang sehat dapat memenuhi kebutuhan
personal hygienenya sendiri. dan kesehatan. !eperti pada orang sehat dapat memenuhi
kebutuhan personal hygienenya sendiri. "ara perawatan diri menjadi rumit
dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. "ara perawatan diri menjadi
rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. !elain itu,beragam
faktor pribadi dan sosial budaya !elain itu,beragam faktor pribadi dan sosial budaya
mempengaruhi praktik hygiene klien.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Defisit Perawatan Diri
2. Untuk mengetahui Etiologi Defisit Perawatan Diri
3. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri
4. Untuk mengetahui Jenis Defisit Perawatan Diri
5. Untuk mengetahui Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
6. Untuk mengetahui Proses Terjadinya Masalah Defisit Perawatan Diri
7. Untuk mengetahui Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri
8. Untuk mengetahui Mekanisme Koping Defisit Perawatan Diri
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri
10. Untuk mengetahui Akibat Defisit Perawatan Diri

1
11. Untuk mengetahui Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Defisit Perawatan Diri?
2. Apa Etiologi Defisit Perawatan Diri?
3. Apa Tanda Gejala Defisit Perawatan Diri
4. Apa Jenis Defisit Perawatan Diri?
5. Bagaimana Rentang Respon Defisit Perawatan Diri?
6. Bagaimana Proses Terjadinya Masalah Defisit Perawatan Diri?
7. Bagaiman Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri?
8. Bagaimana Mekanisme Koping Defisit Perawatan Diri?
9. Bagaimana Penatalaksanaan Defisit Perawatan Diri
10. Apa Akibat Defisit Perawatan Diri?
11. Apa Masalah Keperawatan Defisit Perawatan Diri

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang  perawatan diri terlihat
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam
melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi
kesehatannya. (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa
dilakukan secara mandiri ( Herman, 2011).

B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000),  penyebab
kurang perawatan diri adalah:
1. Factor predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.  
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan
realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial

3
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri
2. Faktor presivitasi
Faktor presivitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan  perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial
Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang  baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan
kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain  – lain
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

4
C. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit  perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.  
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Social
a. Interaksi kurang.  
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur.
e. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.

D. Jenis-jenis
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian Hambatan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas  berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3. Defisit perawatan diri : makan Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas sendiri.
4. Defisit perawatan diri : eliminasi Hambatn kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.

5
E. Rentang Respon
Adaptif maladafrif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri, Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan diri pada saat
stress

1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan mampu
untuk berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya. 3.
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stress (Ade, 2011)

F. Proses Terjadinya Masalah


Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan jiwa
yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya gangguan defisit
perawatan diri pada klien. Pada klien skizofrenia dapat mengalami defisit perawatan
diri yang signifikan. Tidak memerhatikan kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi
terutama selama episode psikotik. Klien dapat menjadi sangat preokupasi dengan ide-
ide waham atau halusinasi sehingga ia gagal melaksanakan aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari (stuart&laraia, 2005).
Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan ketidakseimbangan
dari neurotransmiternya. Dampak yang dapat dinilai sebagai manifestasi adanya
gangguan adalah pada perilaku maladaptif pasien (Townsend, 2005). Secara biologi
riset neurobiologikal mempunyai fokus pada   tiga area otak yang dipercaya dapat
melibatkan perilaku agresi yaitu sistem limbik, lobus frontalis dan hypothalamus.
Sistem Limbik merupakan cicin kortek yang berlokasi dipermukaan medial masing-
masing hemisfer dan mengelilingi pusat kutup serebrum. Fungsinya adalah mengatur
persyarafan otonom dan emosi (Suliswati,et al, 2002: Struat & Laraia, 2005).

6
Menyimpan dan menyatukan informasi  berhubungan dengan emosi, tempat
penyimpanan memori dan pengolahan informasi. Disfungsi pada sistem ini akan
menghadirkan beberapa gejala klinik seperti hambatan emosi dan perubahan
kebribadian (Kaplan, Saddock & Grebb, 2002).
Lobus Frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam
perilaku dan berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik
(Suliswati,et al, 2002: Struat & Laraia, 2005). Lobus frontal terlibat dalam dua fungsi
serebral utama yaitu kontrol motorik gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi
fikir dan kontrol berbagai ekspresi emosi. Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat
meyebabkan gangguan berfikir, dan gagguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan
serta tidak mampu mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif seperti tidak
mau merawat diri : mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting. Kondisi ini
menunjukkan gejala defisit perawatan diri (Townsend 2005).
Hypotalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam dari serebrum
yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer serebrum. Fungsi utamanya
adalah sebagai respon tingkah laku terhadap emosi dan juga mengatur mood dan
motivasi. Kerusakan hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi
sehingga kurang aktivitas dan dan malas melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini sering
kita temui pada klien dengan defisit perawatan diri , dimana klien butuh lebih banyak
motivasi dan dukungan untuk dapat merawat dirinya (Suliswati, 2002; Stuart &
Laraia, 2005).
Ganguan defisit perawatan diri juga dapat terjadi karena ketidakseimbangan
dari beberapa neurotransmitter. misalnya : Dopamine fungsinya mencakup regulasi
gerak dan koordinasi, emosi, kemampuan pemecahan masalah secara volunter (Boyd
& Nihart,1998 ; Suliswati, 2002). Transmisi dopamin berimplikasi pada penyebab
gangguan emosi tertentu. Pada klien skizoprenia dopamin dapat mempengaruhi fungsi
kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) kondisi ini
pada klien dengan defisit perawatan diri memiliki perilaku yang menyimpang seperti
tidak  berkeinginan untuk melakukan perawatan diri (Hawari, 2001).
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam  perasaan,
halusinasi, persepsi nyeri, muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi kognitif
(alam pikir), afektif (alam perasaan) dan psikomotor (perilaku) (Hawari, 2001). Jika
terjadi penurunan serotonin akan mengakibatkan kecenderungan perilaku yang kearah
maladaptif. Pada klien dengan defisit  perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat

7
terlihat dengan tidak adanya aktifitas dalam melakukan perawatan diri seperti : mandi,
berganti pakaian, makan dan toileting (Wilkinson,2007).  Norepinephrin berfungsi
untuk kesiagaan, pusat perhatian dan orientasi; proses pembelajaran dan memori. Jika
terjadi penurunan kadar norepinephrine akan dapat mengakibatkan kelemahan
sehingga perilaku yang ditampilkan klien cendrung negatif seperti tidak mau mandi,
tidak mau makan maupun tidak mau berhias dan toileting (Boyd & Nihart, 1998;
Suliswati, 2002).

G. Pohon masalah

Effect
Isolasi Sosial : Menarik Diri

Core Problem
Defisit Perawatam Diri : mandi,
berdandan

Cause
Harga Diri Rendah Kronis

H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 menurut
Damaiyanti 2012 yaitu:
1. Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang mendukung fungsi
integrasi pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien
bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat fungsi
integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.

8
I. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin.  
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnebarbital
2. Terapi
a. Terapi Keluarga Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu
mengatasi masalah klien dengan memberikan perhatian :
Jangan memancing emosi klien.
1) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan
keluarga.
2) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
3) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan
masalah yang dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau
aktivitas lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk
mengembalikan keadaan klien karena maslah sebagian orang
merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain. Ada 5 sesi yang
harus dilakukan :
1) Manfaat perawatan diri
2) Menjaga kebersihan diri
3) Tata cara makan dan minum
4) Tata cara climinasi
5) Tata cara berhias
c. Terapi musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran pasien.
Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut
1) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2) Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3) Ciptakan lingkungan yang mendukung

9
J. Akibat
Akibat dari Defisit Perawatan Diri Menurut Damiyanti, 2012 sebagai berikut:
1. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak tidak terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan 12
fisik yang seering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku.  
2. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygine adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
K. Masalah keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial
3. Harga diri rendah

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam
melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi
kesehatannya. Penyebabnya karena faktor predisposisi dan faktor presifitasi. Tanda
gejala defisit perawatan diri meliputi gejala fisik, psikologi dan social. jenis
perawatan diri terdiri dari, defisit perawatan diri :mandi, defisit perawatan diri:
berpakaian dan defisit perawatan diri : berpakaian. Untuk penatalaksanaanya bisa
menggunakan farmakologi dan non farmakologi. Masalah keperawatan yang sering
muncul pada defisit perawatan diri seperti Defisit perawatan diri, Isolasi Sosial dan
Harga Diri Rendah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anna Keliat, Budi. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Faisal, Deny. 2014. “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn.J dengan Gangguan Defisit
Perawatan diri : Kebersihan Diri dan Pakaian/Berhias di Ruangan Abimanyu RSJ Daerah
Surakarta.” Skripsi.  Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ellya. 2014. Keperawatan Jiwa: Landasan Teori Defisit Perawatan Diri.
https://ellya70.wordpress.com/2014/04/21/keperawatan-jiwa.Diakses pada tanggal 09
Oktober 2017

12

Anda mungkin juga menyukai