Anda di halaman 1dari 11

Penalaran Umum

Silogisme
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali
merebak di sejumlah wilayah di Indonesia. Hingga 15
Maret 2020, jumlah penderita DBD telah mencapai 25.693
orang. Penyakit tersebut juga telah merenggut 164 jiwa.
Sedangkan pada awal tahun 2019 lalu data tercatat jumlah
penderita DBD sebesar 13.683 penderita, dilaporkan dari
34 Provinsi dengan 132 kasus diantaranya meninggal
dunia. Kabupaten Sikka merupakan wilayah yang
mengalami kasus DBD tertinggi di Nusa Tenggara Timur.
Tak hanya di NTT, penyakit DBD juga menyerang di
berbagai daerah lain, seperti Lampung, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa timur, Jawa Tengah,
dan NTB. Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo tak
menampik bahwa penyebab utama DBD adalah
lingkungan yang kotor, termasuk dengan drainase yang
bermasalah. Jika saja masyarakat Sikka lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan maka sarang
nyamuk tidak akan banyak di sana. Jika sarang nyamuk
berkurang maka jumlah penderita DBD semakin menurun.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik,
Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, "Upaya yang dilakukan mendorong peningkatan kegiatan
preventif." Kegiatan preventif tersebut ialah pemberantasan sarang nyamuk, baik di rumah,
sekolah, tempat umum maupun rumah ibadah. Pemerintah juga berupaya memastikan
logistik untuk tes DBD mencukupi di berbagai wilayah, selain juga persediaan abate,
insektisida serta larvasida, serta menggiatkan gerakan PSN 3M Plus serentak. Nadia juga
mengklaim pemerintah sudah menyiagakan rumah sakit maka pertambahan kasus
penderita DBD diberbagai wilayah dapat ditekan.
Selain melakukan pencegahan melalui kontrol perilaku, membaca kasus DBD dalam
hubungannya dengan situasi iklim (kenaikan kasus DBD pada bulan-bulan tertentu di
daerah tertentu) sesungguhnya sama pentingnya untuk diketahui publik. Dengan demikian
upaya pencegahan DBD tidak hanya soal menjaga kebersihan dan upaya preventif seperti
pemberantasan sarang nyamuk, tapi juga menggunakan proyeksi wilayah lengkap dengan
deteksi sistem informasi geografis. Jika masyarakat dapat memperhatikan situasi iklim,
maka tindakan pencegahan menjadi efektif untuk mengurangi angka kasus penderita DBD.
Jika tindakan pencegahan efektif maka masyarakat Indonesia akan bebas dari DBD.
World Health Organization (WHO) dalam laporannya berjudul “WHO Global strategy
for dengue prevention and control 2012–2020” menunjukkan bahwa sebagian besar negara
di Asia merupakan endemic DBD. WHO juga menjelaskan adanya pola musiman DBD di
berbagai negara. Di India, misalnya, kasus yang tinggi terjadi pada Agustus hingga
November. Di Myanmar dan Sri Lanka, peningkatan jumlah kasus dilaporkan antara Mei dan
Agustus. Sementara di Indonesia peningkatan kasus memang terjadi pada Januari hingga
Februari.
1 Berdasarkan informasi paragraf 1, Penambahan jumlah penderita DBD dari
berapakah penambahan jumlah tahun 2019 ke 2020 : 25.693 – 13.683 =
penderita dan jumlah kematian 12.010 orang
akibat DBD selama dua tahun
terakhir?
(A) 11.910 dan 23
(B) 12.010 dan 32 Penambahan jumlah kematian akibat DBD
(C) 10.101 dan 35 dari tahun 2019 ke 2020 : 164 – 132= 32
(D) 12.202 dan 53 orang
(E) 11.010 dan 32
Jawaban (B)
2 Berikut ini merupakan provinsi Informasi paragraf 1 line 6 “tak hanya di NTT,
yang terjangkit penyakit DBD, penyakit DBD juga menyerang di berbagai
kecuali... daerah lain, seperti Lampung, Riau, Jambi,
(A) NTT Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa timur,
(B) Lampung Jawa Tengah, dan NTB”
(C) Jawa Tengah Maka provinsi yang tidak disebutkan
(D) Sumatera Barat terjangkit penyakit DBD adalah sumatera
(E) Jawa Timur barat

Jawaban (D)
3 Berdasarkan informasi paragraf 1 Jika masyarakat Sikka lebih memperhatikan
simpulan yang paling tepat kebersihan lingkungan maka sarang nyamuk
adalah..... tidak akan banyak di sana
(A) Jika masyarakat Sikka Jika sarang nyamuk berkurang maka jumlah
memperhatikan kebersihan penderita DBD semakin menurun
lingkungan walaupun sarang
nyamuk banyak ditemukan (logika silogisme hipotetis)
(B) masyarakat Sikka melupakan pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
kebersihan lingkungan atau pernyataan 2 : q ⟹ r
sarang nyamuk tidak konklusi : p⟹ 𝑟
ditemukan simpulan : jika masyarakat Sikka lebih
(C) jika masyarakat Sikka lebih memperhatikan kebersihan lingkungan maka
memperhatikan kebersihan jumlah penderita DBD semakin menuru
lingkungan maka jumlah
penderita DBD semakin jawaban (C)
menuru
(D) jika masyarakat Sikka
mengubah tata kotanya dan
angka penderita DBD semakin
tajam
(E) jika masyarakat Sikka tidak
memperhatikan kebersihan
lingkungan atau sarang
nyamuk masih ditemukan
disana
4 Berdasarkan informasi paragraf 2, pemerintah sudah menyiagakan rumah sakit
jika pemerintah tidak menyiagakan maka pertambahan kasus penderita DBD
rumah sakit, maka simpulan yang diberbagai wilayah dapat ditekan
paling tepat....
(A) tidak ada sama sekali (logika modus ponen)
pertambahan kasus penderita pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
DBD diberbagai wilayah pernyataan 2 : -p
konklusi :-q
(B) pertambahan kasus penderita simpulan : pertambahan kasus penderita
DBD diberbagai wilayah DBD diberbagai wilayah tidak dapat ditekan
semakin tinggi
(C) pertambahan kasus penderita jawaban (E)
DBD diberbagai wilayah
semakin banyak
(D) pertambahan kasus penderita
DBD diberbagai wilayah dapat
ditekan
(E) pertambahan kasus penderita
DBD diberbagai wilayah tidak
dapat ditekan
5 Berdasarkan paragraf 2, langkah Pernyataan (A) paragraf 2 line 22
yang diambil pemerintah untuk Pernyataan (B) paragraf 2 line 23
menghadapi wabah penyakit DBD Pernyataan (C) paragraf 2 line 24
sebagai berikut, kecuali.... Pernyataan (D) paragraf 2 line 25
(A) pemberantasan sarang Pernyataan (E) pernyataan salah, tidak sesuai
nyamuk diberbagai tempat data pada paragraf 2
umum
(B) memastikan logistik untuk tes
DBD Jawaban (E)
(C) mencukupi persediaan abate,
insektisida serta larvasida
(D) menggiatkan gerakan PSN 3M
Plus serentak
(E) mengubah pola pemukiman
penduduk pedesaan menjadi
pola pemukiman perkotaan
6 Berdasarkan paragraf 3, maka Jika masyarakat dapat memperhatikan situasi
simpulan yang paling tepat adalah.... iklim, maka tindakan pencegahan menjadi
(A) tindakan pencegahan menjadi efektif untuk mengurangi angka kasus
efektif untuk mengurangi penderita DBD
angka kasus penderita DBD Jika tindakan pencegahan efektif maka
(B) Jika masyarakat dapat masyarakat Indonesia akan bebas dari DBD
memperhatikan situasi iklim
maka masyarakat Indonesia (logika silogisme hipotetis)
akan bebas dari DBD pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
(C) tindakan pencegahan perlu pernyataan 2 : q ⟹ r
dievaluasi untuk mengurangi konklusi :p⟹r
dampak penyakit DBD simpulan : Jika masyarakat dapat
(D) Jika masyarakat tidak dapat memperhatikan situasi iklim maka
memperhatikan situasi iklim masyarakat Indonesia akan bebas dari DBD
maka masyarakat Indonesia
jauh dari DBD
(E) tindakan pencegahan justru jawaban (B)
memperbesar angka kasus
penderita DBD
7 Berdasarkan informasi di paragraf Dari paragraf 4 diketahui bahwa negara di
4, berikut negara di Asia yang Asia yang dianggap sebagai endemic DBD
dianggap sebagai endemic DBD pada laporan WHO Global strategy for dengue
pada laporan WHO Global strategy prevention and control 2012–2020 yaitu
for dengue prevention and control India, Myanmar dan Sri Lanka, dan Indonesia
2012–2020, kecuali...... peningkatan kasus memang terjadi pada
(A) Singapura Januari hingga Februari
(B) India
(C) Myanmar Jawaban (A)
(D) Sri Lanka
(E) Indonesia

Indonesia yang terletak dalam Cincin Api Pasifik


(Ring of Fire) memiliki 127 gunung api aktif yang dapat
meletus sewaktu-waktu. Saat ini, tiga gunung berstatus
siaga dan 18 gunung berstatus waspada. Status tersebut
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik,
bahkan bisa berlanjut dengan letusan atau erupsi. Saat
gunung berapi meletus, radius aman ditentukan oleh
pemerintah. Jika pemerintah menentukan radius aman
dari puncak maka masyarakat akan mengosongkan
daerah yang dianggap berbahaya. Jika masyarakat akan
mengosongkan daerah yang dianggap berbahaya maka
sedikit masyarakat yang menjadi korban erupsi gunung
api. Pada saat Gunung Agung Meletus pada 2017 silam
misalnya, radius amannya mencapai 12 km. Sementara
untuk Gunung Merapi kali ini, radius aman yang berlaku
adalah 3 km. Pada saat letusan freatik Merapi pada tahun
2018, BNPB Sleman menginstruksikan warganya yang
rumahnya berada kurang dari 5 km dari puncak, untuk mengungsi ke barak-barak yang
sudah disediakan. Warga kemudian melakukan evakuasi secara mandiri
Selain mengosongkan zona bahaya, masyarakat juga diinstruksikan untuk menjauhi
daerah aliran sungai. Hal ini dilakukan guna menjauh dari ancaman banjir lahar yang kerap
terjadi di musim hujan. Banjir lahar itu berisi material vulkanik yang tercampur dengan air.
Apabila masyarakat tetap mendekati daerah aliran sungai saat terjadi banjir lahar maka
mereka akan mengalami keracunan sistem pernapasan bahkan kematian. Selain itu, banjir
lahar juga menyebabkan kerugian materil. Oleh karena itu, masyarakat yang bekerja di
sungai, seperti penambang pasir, diminta berhenti ke sungai. Jika banjir lahar kembali
terjadi saat mereka sedang bekerja maka lahar akan menimbun truk-truk bahkan
mengancam keselamatan mereka. Ketika letusan atau erupsi pada gunung berapi terjadi,
akan muncul abu dan juga awan panas yang menyebar ke berbagai penjuru. Awan panas ini
dapat dengan mudah menghancurkan makhluk hidup yang bersentuhan dengannya. Jika
makhluk hidup yang terkena abu vulkanik maka makhluk hidup tersebut akan mengering
hingga mengeras lalu mati.
Letusan Gunung Merapi menyebabkan kerugian senilai Rp 4,23 triliun. Angka ini
berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh BNPB bekerjasama dengan Bappenas dan
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Nilai kerugian yang dialami sektor
perumahan yang mencapai 39%. Disusul oleh sektor sumber daya air dan irigasi yang
mencapai 13%. Sektor pertanian mengalami kerugian mencapai Rp 1,396 triliun atau 33%
dari total nilai kerugian, sisanya dialami oleh sektor peternakan. Selain itu, ketika gunung
meletus, dampak yang bisa dirasakan hingga ke kota atau negara lain ialah pencemaran
udara. Gas yang ikut disemburkan dari dalam perut bumi mengandung zat berbahaya,
seperti Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur
dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
8 Berdasarkan informasi diparagraf Jika pemerintah menentukan radius aman
1, maka simpulan yang paling dari puncak maka masyarakat akan
tepat adalah..... mengosongkan daerah yang dianggap
(A) masyarakat akan berbahaya
mengosongkan daerah yang Jika masyarakat akan mengosongkan daerah
dianggap berbahaya yang dianggap berbahaya maka sedikit
(B) Jika pemerintah menentukan masyarakat yang menjadi korban erupsi
radius aman dari puncak gunung api
maka sedikit masyarakat
yang menjadi korban erupsi (logika silogisme hipotetis)
gunung api pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
(C) Jika pemerintah menentukan pernyataan 2 : q ⟹ r
radius aman dari puncak konklusi :p⟹r
maka tidak sedikit simpulan : Jika pemerintah menentukan
masyarakat yang menjadi radius aman dari puncak maka sedikit
korban erupsi gunung api masyarakat yang menjadi korban erupsi
(D) Jika pemerintah tidak gunung api
menentukan radius aman
dari puncak maka sedikit jawaban (B)
masyarakat yang menjadi
korban erupsi gunung api
(E) masyarakat dapat bermigrasi
ke provinsi lain

9 Pernyataan berikut sesuai dengan Pernyataan (A) pernyataan salah, tidak sesuai
informasi yang terdapat di data pada paragraf 1
paragraf 1, kecuali.... Pernyataan (B) paragraf 1 line 1
(A) memiliki 137 gunung api Pernyataan (C) paragraf 1 line 10
aktif Pernyataan (D) paragraf 1 line 12
(B) Indonesia yang terletak Pernyataan (E) paragraf 1 line 14
dalam Cincin Api Pasifik
(Ring of Fire)
(C) Gunung Agung Meletus pada Jawaban (A)
2017 silam misalnya, radius
amannya mencapai 12 km
(D) BNPB Sleman
menginstruksikan warganya
yang rumahnya berada
kurang dari 5 km dari
puncak
(E) Saat ini, tiga gunung
berstatus siaga dan 18
gunung berstatus waspada
10 Berdasarkan informasi di paragraf Apabila masyarakat tetap mendekati daerah
2, jika masyarakat tidak aliran sungai saat terjadi banjir lahar maka
mengalami keracunan sistem mereka akan mengalami keracunan sistem
pernapasan, maka simpulan yag pernapasan bahkan kematian
paling tepat adalah ....
(A) masyarakat mendekati (logika modus tollen)
daerah aliran sungai saat pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
terjadi banjir lahar pernyataan 2 : -q
(B) masyarakat membuka akses konklusi :-p
daerah aliran sungai saat simpulan : masyarakat tidak mendekati
terjadi banjir lahar daerah aliran sungai saat terjadi banjir lahar
(C) masyarakat tidak mendekati
daerah aliran sungai saat jawaban (C)
terjadi banjir lahar
(D) masyarakat memasang tanda
peringatan daerah aliran
sungai saat terjadi banjir
lahar
(E) masyarakat memperbaiki
jalur daerah aliran sungai
saat terjadi banjir lahar
11 Berdasarkan informasi di paragraf Jika banjir lahar kembali terjadi saat mereka
2, apabila banjir lahar tidak sedang bekerja maka lahar akan menimbun
kembali terjadi, maka simpulan truk-truk
yang paling tepat adalah ..... (logika modus tollen)
(A) lahar menimbun truk-truk pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
penambang pasir pernyataan 2 : -q
(B) lahar tidak mengendap konklusi :-p
didasar sungai simpulan : lahar tidak akan menimbun truk-
(C) lahar menghanyutkan truk- truk penambang pasir
truk penambang pasir
(D) lahar tidak akan menimbun
truk-truk penambang pasir jawaban (D)
(E) truk-truk penambang pasir
terbenam ke dasar sungai
12 Berdasarkan paragraf 2, apabila Jika makhluk hidup yang terkena abu
makhluk hidup tidak terkena abu vulkanik maka makhluk hidup tersebut akan
vulkanik, maka simpulan yang mengering hingga mengeras
paling tepat adalah .... (logika modus ponen)
(A) makhluk hidup tersebut pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
tidak akan mengering hingga pernyataan 2 : -p
mengeras konklusi :-q
(B) makhluk hidup tersebut simpulan : makhluk hidup tersebut tidak
akan mengering hingga akan mengering hingga mengeras
mengeras jawaban (A)
(C) makhluk hidup tersebut
akan kekurangan oksigen
(D) makhluk hidup tersebu akan
sulit bergerak
(E) makhluk hidup tersebut
akan kehilangan kesadaran
13 Berdasarkan informasi diparagraf
3, berapakah nilai kerugian yang peternakan
pertanian
dialami sektor peternakan akibat 39% ?? %

erupsi gunung berapi? sumber daya


pertanian
air
(A) 0,562 triliun 13% 33%

(B) 0,634 triliun


(C) 0,721 triliun
Dari informasi di paragraf 3 diketahui bahwa:
(D) 0,834 triliun
Persentase kerugian pada sektor peternakan
(E) 0,962 triliun
= 100% - (39% + 13% + 33%)
= 100% - 85%
= 15%

Total nilai kerugian = Rp 4,23 triliun


Maka nilai kerugian sektor peternakan
adalah:
15
= 100 x 4,23 triliun
= 0,634 triliun

Jawaban (B)
14 Berikut ini adalah senyawa Pernyataan (A) paragraf 3 line 38
berbahaya yang terdapat dalam Pernyataan (B) paragraf 3 line 38
gas yang disemburkan saat erupsi Pernyataan (C) paragraf 3 line 39
gunung api, kecuali... Pernyataan (D) paragraf 3 line 40
(A) SO2 Pernyataan (E) salah, karena senyawa N2
(B) H2S bukanlah senyawa yang diseburkan dalam
(C) NO2 erupsi gunung api
(D) CO2
(E) N2 Jawaban (E)

Peneliti dari Pusat Studi Perkotaan Universitas


Trisakti, Nirwono Joga menilai Pemerintah Provinsi
(Pemprov) DKI Jakarta tidak siap menghadapi
banjir. Menurutnya, banjir yang terjadi di hari
pertama pada tahun 2020, cukup membuktikan,
Pemprov tidak banyak melakukan antisipasi banjir.
Jika Pemprov telah melakukan antisipasi banjir
maka banjir awal 2020 tidak akan terjadi. "Hal ini
dikarenakan program penataan bantaran kali masih
terhenti akibat ketidaksepakatan atau perbedaan
konsep penanganan normalisasi maupun
naturalisasi," ujar Nirwono. Apabila pemprov
mampu menyelesaikan penataan bantaran kali atau
menyepakati konsep penanganan normalisasi maka
banjir Jakarta dapat diatasi.
Selanjutnya, aspek teknis yang juga mendapat perhatian para peneliti adalah faktor
manusia. Gusti Ayu Surtiari, peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI menyatakan
“Pembangunan BKB dan BKT sudah direncanakan sejak zaman kolonial yang menunjukkan
masalah banjir sudah menjadi kekhawatiran sejak lama, apalagi sistem drainase di
perumahan, kantor-kantor, ataupun jalanan tidak terlalu besar, juga tidak pernah ada
perencanaan matang sebelum membangun fasilitas atau bangunan,”. Apabila penduduk
memperhitungkan dengan baik drainase sebelum mendirikan bangunan maka aliran
resapan air akan semakin baik. Jika aliran air semakin baik maka resiko banjir berkurang.
Hal lain yang menjadi perhatian Ayu adalah perilaku masyarakat yang masih memandang
sungai sebagai bagian belakang, tempat sampah komunal. Masyarakat masih membuang
sampah yang diperkirakan 0,5-08 kilogram per hari. Apabila kegiatan membuang sampah
ke sungai tidak segera dihentikan maka banjir mungkin terjadi lagi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo,
mengungkap bahwa kerugian akibat banjir pada Januari 2020 menyentuh angka Rp960
miliar. Usaha ritel mengalami kerugian 38%, usaha pangan rugi 27%, usaha tekstil rugi 15%
sisanya kerugiaan akibat infrastruktur yang rusak. Oleh sebab itu, BI DKI Jakarta
menyarankan Pemprov DKI Jakarta serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta sektor
pangan bersiap dalam manajemen stok, demi menghadapi potensi inflasi akibat bencana
banjir. Apabila Pemprov mengambil langkah efisien atau mempersiapkan manajemen stok
maka inflasi dapat dihindari.
15 Berdasarkan paragraf 1, “apabila Apabila pemprov mampu
pemprov mampu menyelesaikan menyelesaikan penataan bantaran kali
penataan bantaran kali atau menyepakati atau menyepakati konsep penanganan
konsep penanganan normalisasi maka normalisasi maka banjir Jakarta dapat
banjir Jakarta dapat diatasi, namun banjir diatasi
jakarta tidak dapat diatasi. Simpulan Pernyataan : (𝑝 ⋁ 𝑞) ⇒ 𝑟
yang paling tepat adalah.... Fakta : −𝑟
(A) pemprov mampu menyelesaikan Logika modus tollen : −(𝑝 ⋁ 𝑞) ≡
penataan bantaran kali walaupun −𝑝 ⋀– 𝑞
tidak menyepakati konsep Simpulan : pemprov tidak mampu
penanganan normalisasi menyelesaikan penataan bantaran kali
(B) pemprov tidak mampu dan menyepakati konsep penanganan
menyelesaikan penataan bantaran normalisasi
kali dan menyepakati konsep jawaban : (B)
penanganan normalisasi
(C) pemprov tidak mampu
menyelesaikan penataan bantaran
kali meskipun mampu menyepakati
konsep penanganan normalisasi
(D) pemprov mampu menyelesaikan
penataan bantaran kali dan
menyepakati konsep penanganan
normalisasi
(E) pemprov mampu menyelesaikan
penataan bantaran kali atau
menyepakati konsep penanganan
normalisasi
16 Berdasarkan paragraf 1, jika banjir awal Jika Pemprov telah melakukan
2020 terjadi, maka simpulan yang paling antisipasi banjir maka banjir awal
tepat adalah ...... 2020 tidak akan terjadi
(A) Pemprov menghentikan kegiatan (logika modus tollen)
antisipasi banjir pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
(B) Pemprov tidak menyetujui pernyataan 2 : -q
kegiatan antisipasi banjir konklusi :-p
(C) Pemprov belum melakukan simpulan : Pemprov belum
antisipasi banjir melakukan antisipasi banjir
(D) Pemprov gagal mengantisipasi
banjir jawaban (C)
(E) Pemprov belum menginstruksikan
untuk melakukan antisipasi banjir
17 Berdasarkan paragraf 2, simpulan yang Apabila penduduk memperhitungkan
paling tepat adalah... dengan baik drainase sebelum
(A) Apabila penduduk tidak mendirikan bangunan maka aliran
memperhitungkan dengan baik resapan air akan semakin baik. Jika
drainase sebelum mendirikan aliran air semakin baik maka resiko
bangunan maka tidak ada resiko banjir berkurang
banjir berkurang (logika silogisme hipotetis)
(B) Apabila penduduk kurang pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
memperhitungkan dengan baik pernyataan 2 : q ⟹ r
drainase sebelum mendirikan konklusi :p⟹r
bangunan atau resiko banjir simpulan : Apabila penduduk
berkurang memperhitungkan dengan baik
(C) Apabila penduduk drainase sebelum mendirikan
memperhitungkan dengan baik bangunan maka resiko banjir
drainase sebelum mendirikan berkurang
bangunan atau resiko banjir
berkurang jawaban (E)
(D) Apabila penduduk tidak
memperhitungkan dengan baik
drainase sebelum mendirikan
bangunan dan resiko banjir
berkurang
(E) Apabila penduduk
memperhitungkan dengan baik
drainase sebelum mendirikan
bangunan maka resiko banjir
berkurang
18 Berdasarkan informasi di paragraf 2, Apabila kegiatan membuang sampah
apabila kegiatan membuang sampah ke ke sungai tidak segera dihentikan
sungai segera dapat dihentikan, maka maka banjir mungkin terjadi lagi
simpulan yang paling tepat adalah ....
(A) banjir masih terus terjadi (logika modus ponen)
(B) banjir tidak mungkin terjadi lagi pernyataan 1 : p⟹ 𝑞
(C) banjir tidak dapat diatasi lagi pernyataan 2 : -p
(D) banjir pasti terjadi lagi konklusi :-q
(E) banjir hampir tidak pernah terjadi simpulan : banjir tidak mungkin
lagi terjadi lagi

jawaban (B)
19 Berdasarkan informasi paragraf 3, Apabila Pemprov mengambil langkah
apabila Pemprov mengambil langkah efisien atau mempersiapkan
efisien atau mempersiapkan manajemen manajemen stok maka inflasi dapat
stok maka inflasi dapat dihindari, namun dihindari
inflasi tetap terjadi. Simpulan yang paling Pernyataan : (𝑝 ⋁ 𝑞) ⇒ 𝑟
tepat adalah ..... Fakta : −𝑟
(A) Pemprov mengambil langkah Logika modus tollen : −(𝑝 ⋁ 𝑞) ≡
efisien dan mempersiapkan −𝑝 ⋀– 𝑞
manajemen stok Simpulan : Pemprov tidak mengambil
(B) Pemprov tidak mengambil langkah langkah efisien dan mempersiapkan
efisien meskipun mempersiapkan manajemen stok
manajemen stok jawaban : (C)
(C) Pemprov tidak mengambil langkah
efisien dan mempersiapkan
manajemen stok
(D) Apabila Pemprov tidak mengambil
langkah efisien namun
mempersiapkan manajemen stok
(E) Apabila Pemprov mengambil
langkah efisien walaupun
mempersiapkan manajemen stok
20 Berdasarkan paragraf 3 berapakah nilai •usaha •usaha
ritel pangan
kerugiaan infrastruktur akibat banjir
Jakarta? 38% 27%
(A) 476,78 miliar
(B) 555, 2 miliar
(C) 667,9 miliar 15% ???
(D) 777,6 miliar •usaha •infrastru
(E) 856, 2 miliar tekstil ktur

Dari informasi di paragraf 3 diketahui


bahwa:
Persentase kerugian infrastruktur
= 100% - (38% + 15% + 27%)
= 100% - 81%
= 19%

Total nilai kerugian = Rp 960 miliar


Maka nilai kerugian insfrastruktur
adalah:
81
= 100 x 960 miliar
= 777,6 miliar

Jawaban (D)

Anda mungkin juga menyukai