Laporan SPG Acara I
Laporan SPG Acara I
ACARA I
BENTUK LAHAN TENTATIF
Pengampu:
Drs. Suharjo, M.Si
Aditya Saputra, M.Sc, Ph.D
Asisten :
Abdurrohman A
Aditya Saifuddin
Ahmad Sirath Hadiyansah
Eka Budi Khoirul Umam
Khusna Furoida
Viki Febrianto
Disusunoleh :
Sela Astralia F.P/E100170088
(Kamis jam 11-12)
I. Tujuan
1. Mengetahui cara mengidentifikasi bentuk lahan dengan bantuan citra.
2. Mampu mengklasifikasi bentuk lahan.
3. Mengetahui persebaran bentuk lahan berdasarkan ciri-ciri fisik yang
terlihat dari bentuk kontur.
3. Klik select feature pada bagian morfogenesis atau bentuk lahan yang
dipilih.
4. Pilih cut polygon tools dan deliniasi dari luar kotak morfogenesis yang
merupakan kontur rapat
18. Kemudian klik kanan satu kali pilih direction kemudian isi 90 lalu
tekan enter
19. Ulangi langkah tersebut sebanyak tiga kali dengan mengisi length
dengan angka 100 dan direction berurutan 180 dan 270 hingga
membentuk persegi
20. Kemudian klik finish sketch
25. Buat field baru dengan nama L, N, N-1, Ci dengan type double
26. Klik measure dan isikan nilai L atau panjang titik sampel
menggunakan field calculator yaitu 141,42 meter
27. Selanjutnya isikan nilai N atau jumlah kontur tiap kotak sampel yang
terpotong garis diagonalnya menggunakan field calculator
28. Kemudian isikan nilai N-1 yaitu dengan memakai field calculator
dengan rumus N dikurang 1
29. Selanjutnya menambah interval contur yaitu 12,5 meter dengan field
calculator
30. Kemudian add field kembali dengan nama kemiringan dan mean
bertype double
31. Selanjutnya add field kembali dengan nama keterangan tetapi bertype
text
32. Untuk mendapatkan nilai kemiringan menggunakan rumus [N-1]*Ci /
[L]*100
33. Untuk mendapatkan nilai mean, maka klik kanan pada kolom
kemiringan lalu pilih statistik dan isikan menggunakan field calculator
42. Tunggu beberapa saat hingga muncul tanda ceklist dibagian kanan
bawah yang menandakan proses intersect telah berhasil
43. Kemudian klik kanan pada intersect pilih open attribute table
49. Tunggu beberapa saat hingga muncul tanda ceklist dibawah kanan
yang menandakan proses disolve telah berhasil
50. Maka akan telihat seperti pada tampilan kemudian membuat klasifikasi
bentuk lahan dengan perbedaan warna masing masing
51. Ikuti langkah kerja tersebut untuk membuat bentuk lahan yang lainnya
pada sebagian wilayah Kabupaten Bantul sehingga akan terlihat seperti
pada tampilan data attribute intersect
Selain berada pada apitan bukit patahan dan bentuk lahan dataran
fluvio-marin, Kabupaten Bantul juga berada pada wilayah transisi yaitu
dataran yang asal prosesnya dari aktivitas Vulkanis dan endapan sungai
(Fluvio-Vulcan). Bentuklahan fluvial disebabkan oleh akibat aktivitas
aliran sungai. Aktivitas aliran sungai tersebut berupa pengikisan,
pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) sehingga membentuk
bentangan dataran aluvial dan bentukan lain dengan struktur horisontal
yang tersusun oleh material sedimen.
Bentuk lahan pada praktikum kali ini di sebagian wilayah
kabupaten bantul yang berjumlah 6 bentuk lahan yaitu bentuk lahan
denudasional formasi sambipitu (D3.3), bentuk lahan fluvial endapan
merapi muda (F2), bentuk lahan fluvial formasi semilir (F1.4), bentuk
lahan denudasional formasi semilir (D1.2.1), bentuk lahan struktural
formasi nglanggaran (S2), dan bentuk lahan denudasional formasi
nglanggaran (D3.2). Secara keseluruhan sebagian wilayah bantul ini
bermorfografi bergelombang-berbukit dengan kemiringan lereng sekitar
15,66%. Bentuk lahan fluvial endapan merapi muda tersebar di bagian
barat laut sebagian wilayah Kabupaten Bantul. Bentuk lahan ini bersama
bentuk lahan fluvial Formasi Semilir mengapit sungai besar. Bentuk lahan
denudasional formasi semilir tersebar di bagian tengah dari sebagian
wilayah Kabupaten Bantul. Tekstur bentuk lahan ini cenderung
bertampalan seperti gerigi yang menandakan wilayah tersebut merupakan
daerah perbukitan. Dibagian tenggara sebagian wilayah bantul ini terdapat
bentuk lahan denudasional formasi sambipitu.
VII. Kesimpulan
1. wilayah Kabupaten Bantul merupakan wilayah transisi antara asal
lahan fluvial (proses yang mengerjai air-sungai) dan asal lahan marin
(proses yang mengerjai angin dan gelombang dari Samudra Hindia).
2. Kabupaten Bantul juga berada pada wilayah transisi yaitu dataran yang
asal prosesnya dari aktivitas Vulkanis dan endapan sungai (fluvio-
vulcan).
3. Sebagian wilayah Kabupaten bantul memiliki 6 bentuk lahan yaitu
bentuk lahan denudasional formasi sambipitu (D3.3), bentuk lahan
fluvial endapan merapi muda (F2), bentuk lahan fluvial formasi semilir
(F1.4), bentuk lahan denudasional formasi semilir (D1.2.1), bentuk
lahan struktural formasi nglanggaran (S2), dan bentuk lahan
denudasional formasi nglanggaran (D3.2).
4. Secara keseluruhan sebagian wilayah bantul ini bermorfografi
bergelombang-berbukit dengan kemiringan lereng sekitar 15,66%.
DAFTAR PUSTAKA
Supriyadi, D. 2013. Kajian Proses Geografi Dan Konservasi Tanah Di
Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah.
Surakarta : eprints.ums.ac.id
https://www.academia.edu/10189775/Graben_Bantul