Anda di halaman 1dari 13

KOREKSI KESALAHAN KEBIJAKAN DAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN MAKALAH

 
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat danhidayah-Nya kepada
penulis untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini,serta salawat serta salam penulis
haturkan kepada junjungan kita Nabi AgungMuhammad SAW. Semoga di hari kiamat nanti kita
mendapatkan syafaat darinya.Amin ya RabbaAlaamin.Dalam hal ini penulis tidak terlepas dari
keterlibatan berbagai pihak, maka penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada1.
 
Ayah dan Ibu tercinta yang telah merelakan hari-harinya untukmencurahkan kasih sayangnya
pada penulis;2.
 
Bapak Febra Robiyanto, SE., MSi., Akt. Selaku Dosen pengajar matakuliah AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK;3.
 
Teman dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulisdalam penyusunan
makalah ini.Penulis juga menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyakkesalahan.
Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik maupun sarannya dari pembaca makalah ini. Sehingga
di kemudian hari dapat menyusun lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat digunakan dengan
baik dan bermanfaat bagi kitasemua. Amin.
1
Bab IPENDAHULUAN
1.1
 
Latar Belakang
Dalam penyusunan dan pelaporan keuangan adakalahnya terjadi kesalahandalam pencatatan
transaksi keuangan yang secara signifikan akan berpengaruhterhadap kondisi kinerja suatu
entitas. Kesalahan yang terjadi dalam pencatatanakuntansi mengakibatkan informasi yang
disajikan dalam bentuk laporankeuangan menjadi bias. Oleh karena itu, penyusunan dan
penyajian laporankeuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang relefan mengenai
posisikeuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan entitas pelaporan. Untuk menjagainformasi
laporan keuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan.Para
pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas pelaporan dari waktu
ke waktu untuk mengetahui
trend 
 posisi keuangan, kinerja,dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan
harusditerapkan secara konsisten pada setiap periode oleh pemerintah. Laporankeuangan juga
disusun untuk tujuan umum maupun tujuan khusus. Laporandengan tujuan umum dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna akaninformasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal
ini, yang dimaksud
dengan pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihakyang
memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.Laporan
Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat
mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya. Kesalahpahaman ini dapat sajadiseb
abkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasadengan orientasi
anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman dalam memahamikonsep akuntansi akrual.
Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor
 
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013
2
komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporankeuangan perusahaan.
Untuk itu, diperlukan pembahasan umum dan referensi ke pos-
pos laporan keuangan menjadi penting bagi pembaca laporan keuangan.Untuk menghindari
kesalahpahaman, laporan keuangan harus disertai denganCatatan atas Laporan Keuangan yang
berisi informasi untuk
memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan berupa Laporan RealisasiAnggara
n, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atasLaporan Keuangan adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkanoleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) NO 04.Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak
luput daritudingan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan
sumber pemborosan negara. Pemerintah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah
an yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena
itu, penyelenggara pemerintahan harus mampu mempertanggung jawabkankepercayaan yang
telah diberikan oleh masyarakat. Maka dari itu,
audit pemerintahan diperlukan untuk menjamin kualitas, profesionalisme danakuntabilitas publik
serta
value for money
 dalam menjalankan aktivitasnya sertauntuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban publik
oleh organisasi sektor publik.
1.2
 
Rumusan Masalah
1.
 
Apa yang di maksud dengan kesalahan, koreksi kesalahan, perubahankebijakan akuntansi dan
peritiwa luar biasa ?2.
 
Bagaimana untuk memahami dan menguasai teknis dalam melakukankoreksi kesalahan,
pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi danmengungkapkan peristiwa luar biasa dalam
laporan keuangan dalam penyajian laporan keuangan ?3.
 
Jelaskan langkah-langkah dalam penyajian Catatan atas LaporanKeuangan ?4.
 
Bagaimana dalam pengungkapan laporan keuangan pemerintah ?

 
 
3
5.
 
Jelaskan apa yang di maksud dengan audit ekonomi dan efisiensi ?6.
 
Jelaskan apa yang di maksud dengan audit efektivitas?
1.3
 
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk melatih kemampuanseorang mahasiswa dalam
membuat makalah guna meningkatkan kemampuandalam mata kuliah akuntansi sektor publik.
1.4
 
Tujuan Teoritis
Tujuan teoritis dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mampumengoreksi kesalahan yang
diakibatkan baik dari perubahan kebijakan yangterjadi maupun berasal dari peristiwa-peristiwa
luar biasa sehingga mampumampu menghasilkan laporan keuangan yang memadai, serta untuk
mengetahuicara penyajian catatan atas laporankeuangan yang sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan.
1.5
 
Metoda
Metoda yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah melaluistudipustaka yang
dilakukan di berbagai sumber sebagai referensi atas hal yangmelatar belakangi permasalahan
dalam makalah ini.

 
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013
4
Bab IIPEMBAHASAN
2.1
 
Koreksi Kesalahan Kebijakan
2.1.1
 
Dasar Hukum
Akuntansi kewajiban pemerintahan diatur dalam peraturan pemerintah (PP)nomor 24 Tahun
2005 dalam standar akuntansi pemerintah pernyataan No. 10(PSAP 10) tentang Koreksi
Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, danPeristiwa Luar Biasa.Berikut istilah
 – 
 istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan pengertian :a.
 
Kebijakan akuntansi adalah prinsip
 – 
 prinsip, dasar
 – 
 dasar, konvensi
 – 
 konvensi, aturan
 – 
 aturan, dan praktik
 – 
 praktik spesifik yang dipilih olehsuatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. b.
 
Kesalahan adalah penyajian pos
 – 
 pos yang secara signifikan tidak sesuaidengan yang seharusnya yang mempengaruhi laporan
keuangan periode berjalan atau periode sebelumnya.c.
 
Koreksi adalah tindakan pembentulan akuntansi agar pos
 – 
 pos yang tersajidalam laporan keuangan entitas menjadi sesuai dengan yang seharusnya.d.
 
Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas
normal entitas dan karenanya tidak diharapkan terjadidan berada diluar kendali atau pengaruh
entitas sehingga memiliki dampakyang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi
aset/kewajiban.

5
2.1.2
 
Koreksi Kesalahan
Laporan keuangan disusun dan disajikan untuk menyediakan informasi yangrelevan mengenai
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan olehentitas pelaporan. Untuk menjaga
integritas data dan agar informasi laporankeuangan tidak menyesatkan maka laporan keuangan
harus bebas dari kesalahan.Laporan keuangan disusun pada pisah tanggal tertentu;
terhadap laporan
keuangan pemerintah, mengikuti periode tahun anggaran yaitu meliputi masa satu tahunmulai
tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.Adapun kesalahan dalam penyusunan laporan
keuangan bisa terjadi padasatu atau beberapa periode sebelumnya dan mungkin baru ditemukan
pada
periode berjalan. Kesalahan mungkin timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti trans
aksi anggaran oleh pengguna anggaran, kesalahan perhitunganmatematis, kesalahan dalam
penerapan standar dan kebijakan akuntansi,kesalahan interpretasi fakta, kecurangan, atau
kelalaian.Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis :1.
 
Kesalahan yang tidak berulang : Kesalahan yang diharapkan tidak akanterjadi kembali yang
dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:a.
 
Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode berjalan; dan b.
 
Kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.2.
 
Kesalahan yang berulang dan sistemik : Kesalahan yang disebabkan olehsifat alamiah (normal)
dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakanakan terjadi berulang. Contohnya adalah
penerimaan pajak dari wajib pajakyang memerlukan koreksi sehingga perlu dilakukan restitusi
atau tambahan pembayaran dari wajib pajak.Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja yang
tidak berulang terjadi pada periode
 – 
 periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas dan tidakmempengaruhi secara material
posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan

 
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013
6
 periode tersebut sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain
 – 
 lain. Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak berulang yang terjadi pada
periode
 – 
 periode sebelumnya dan mempengaruhi posisikas, apabila laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan, dilakukandengan pembentulan pada akun akuitas dana lancar. Koreksi
kesalahan tidakdengan sendirinya berpengaruh terhadap pada anggaran atau belanja entitas
yang bersangkutan dalam periode dilakukannya koreksi kesalahan.Koreksi kesalahan belanja
dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldo kasdan yang mengurangi saldo kas.1.
 
Contoh koreksi kesalahan belanja yang menambah saldo kas yaitu
 
 pengembalian belanja pegawai karena salah penghitungan jumlah gaji,dikoreksi menambah
saldo kas dan pendapatan lain-lain.2.
 
Contoh koreksi kesalahan belanja yang mengurangi saldo kas yaitu terdapattransaksi belanja
pegawai tahun lalu yang belum dilaporkan, dikoreksimengurangi akun ekuitas dana lancar dan
mengurangi saldo kas. Terhadapkoreksi kesalahan yang berkaitan dengan belanja yang
menghasilkan aset,disamping mengoreksi saldo kas dan pendapatan lain-lain juga perludilakukan
koreksi terhadap aset yang bersangkutan dan pos ekuitas danadiinvestasikan. Sebagai contoh,
belanja aset tetap yang dimark-up dansetelah dilakukan pemeriksaan, kelebihan belanja tersebut
harusdikembalikan, maka koreksi yang harus dilakukan adalah denganmenambah kas dan
pendapatan lain-lain, serta mengurangi pos aset tetapdan pos ekuitas dana diinvestasikan.Koreksi
kesalahan pendapatan dapat dibagi dua yaitu yang menambah saldokas dan yang mengurangi
saldo kas.1.
 
Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang menambah saldo kas yaituterdapat transaksi
penyetoran bagian laba perusahaan negara yang belumdilaporkan. Dalam hal demikian, koreksi
yang perlu dilakukan adalahmenambah saldo kas dan ekuitas dana lancar.
7
2.
 
Contoh koreksi kesalahan pendapatan yang mengurangi saldo kas yaitukesalahan pengembalian
pendapatan dana alokasi umum karena kelebihantransfer. Dalam hal demikian, koreksi yang
perlu dilakukan adalahmengurangi saldo kas dan ekuitas dana lancar.Koreksi kesalahan yang
tidak berulang yang terjadi pada periode-periodesebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas,
baik sebelum maupun setelahlaporan keuangan periode tersebut diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pos- pos neraca terkait pada periode ditemukannya kesalahan.

 
Contoh kesalahan yang tidak mempengaruhi posisi kas adalah belanja untukmembeli perabot
kantor (aset tetap) dilaporkan sebagai belanja perjalanandinas. Dalam hal demikian, koreksi yang
perlu dilakukan adalah mendebet pos aset tetap dan mengkredit pos ekuitas dana investasi pada
aset tetap.Kesalahan berulang dan sistemik seperti yang tidak memerlukan koreksi,melainkan
dicatat pada saat terjadi. Akibat kumulatif dari koreksi kesalahan
yang berhubungan dengan periode-periode yang lalu terhadap posisi kas dilaporkandalam baris
tersendiri pada Laporan Arus Kas tahun berjalan.
2.1.3
 
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansisebagai akibat dari
perubahan atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi, metode,dan estimasi, merupakan contoh
perubahan kebijakan akuntansi. Suatu perubahankebijakan akuntansi harus dilakukan hanya
apabila penerapan suatu kebijakanakuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang
 – 
 undangan ataustandar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan
bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan,kinerja
keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan.

 
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013
8
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal
 
sebagai berikut:1.
 
adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secarasubstansi berbeda dari
peristiwa atau kejadian sebelumnya; dan
 
2.
 
adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yangsebelumnya tidak ada
atau yang tidak material.
 
Perubahan kebijakan akuntansi mencakup hal sebagai berikut:
 
1.
 
 perubahan didalam perlakuan, pengakuan atau pengukuran akuntansisebagai akibat dari
perubahan atas basis akuntansi, criteria kapitalisasi,metode, dan estimasi.
 
Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu perubahan kebijakan
akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuaidengan standar akuntansi terkait
yang telah menerapkan persyaratan-persyaratansehubungan dengan revaluasi.
 
“Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkandalam Catatan atas
Laporan Keuangan.”
 
2.1.4
 
Peristiwa Luar Biasa
Peristiwa luar biasa menggambarkan kejadian atau transaksi yang
secara jelas berbeda dari aktivitas biasa. Di dalam aktivitas biasa entitas pemerintahtermasuk
penanggulangan bencana alam atau sosial yang terjadi berulang.Peristiwa luar biasa harus
memenuhi seluruh persyaratan sebagai berikut :1.
 
tidak merupakan kegiatan normal dari entitas;2.
 
tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang;3.
 
 berada diluar kendali atau pengaruh entitas; dan4.
 
memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.
9
“Hakikat
nya, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwaluar biasa harus diungkapkan
secara terpisah dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.”
 
2.1.5
 
Aturan PSAP 10 atas Koreksi Kesalahan, Perubahan KebijakanAkuntansi, dan Peristiwa
Luar Biasa
Tujuan koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan peristiwaluar biasayaitu
meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding LaporanKeuangan suatu perusahaan atau
entitas dan mengatur perlakuan akuntansi ataukoreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi
dan peristiwa luar biasa.Dalam situasi tertentu suatu kesalahan mungkin mempunyai
pengaruhsignifikan bagi suatu atau lebih Laporan Keuangan itu tidak dapat diandalkan.Agar
informasi Laporan Keuangan bebas dari unsur kesalahan, maka PSAP Nomor 10 mengatur
perlakuan tentang koreksi kesalahan. Menurut
paragraf 11
,menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi
pada priode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukandengan
pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam priode yang berjalan.Kesalahan dalam jenis
belanja dan pendapatan akan dilakukan koreksi terhadap jenis belanja dan pendapatan yang
bersangkutan dengan memperhatikan pengaruhkesalahan itu terhadap kas.Apabila terdapat
kesalahan yang terjadi pada priode sebelum atau
priode berjalan yangt bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas,maupun
pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam CatatanAtas Laporan Keuangan
secara memadai sehingga pengguna laporan dapatmemahami kejadian itu.Dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan perlu memperhatikanPeraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan
Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset,
kewajiban ekuisitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta lapoiran keuangan.
10
Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu priodeakuntansi berbeda dengan
priode sebelumnya.
Paragraf 26 PSAP 10
 menyatakan: suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila
penerapansuatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan atau standar akuntansi pemerintah yang berlakuatau apabiladiperkirakan bahwa
perubahan itu akan menghasilkan informasi mengenai posisikeuangan, kinerja keuangan, atau
arus kas yang lebih relevan dan lebih andaldalam penyajian laporan keuangan entitas.
Paragraf 29
 menyatakan
bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalamCatatan Atas
Laporan Keuangan.Peristiwa Luar Biasa adalah kejadian atau transaksi secara jelas berbeda
dariaktivitas biasa atau normal suatu entitas karenanya tidak diharapkan terjadi
dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yangsignifikan
terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.Pada
paragraf 35
, menyatakan bahwa peristiuwa luar biasa harusmemenuhi seluruh persyaratan berikut : (1)
Tidak merupakan kegiatan normaldari entitas ; (2) Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan
terjadi berulang;(3) Berada diluar kendali atau pengaruh entitas; dan (4) Memiliki dampak
yangsignifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.Selanjutnya pada
paragraf 36
 dinyatakan bahwa hakikat, jumlah
dan pengaruh yang diakibatkan oleh Peristiwa Luar Biasa harus diungkapkan secaraterpisah
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2.2
 
Catatan atas Laporan Keuangan
2.2.1
 
Definisi Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan atau daftar rinci atauanalisis atas nilai
suatu pos yang telah disajikan dalam laporan RealisasiAnggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Catatan atas laporan keuangan jugaharus disajikan secara sistematis, setiap pos dalam Laporan
Realisasi Anggaran,
  pedoman tersebeut adalah Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan AuditKinerja, dan Standar

Pelaporan Audit Kinerja. Pengawasan dilakukan oleh pihakdiluar eksekutif, pengendalian dilakukan oleh
pihak eksekutif, dan pemeriksaandilakukan oleh pihak yang independen.Audit kinerja terhadap lembaga-
lembaga pemerintah di Indonesia berpedoman pada Standar Audit Pemerintah (SAP) yang
dikeluarkan oleh BadanPemeriksa Keuangan (BPK) tahun 1995. Menurut Standar Audit
Pemerintah pedoman tersebeut adalah Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan AuditKinerja, dan
Standar Pelaporan Audit Kinerja. Pengawasan dilakukan oleh pihakdiluar eksekutif, pengendalian
dilakukan oleh pihak eksekutif, dan pemeriksaandilakukan oleh pihak yang independen.
31
BAB IIIPENUTUP
3.1
 
Kesimpulan
Penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan untuk menyediakaninformasi yang relefan
mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yangdilakukan entitas pelaporan. Untuk menjaga
informasi laporan keuangan tidakmenyesatkan maka laporan keuangan harus bebas dari kesalahan.
“Suatu
 perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya
apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan a
tau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabiladiperkirakan bahwa perubahan tersebut
akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih
andal dalam penyajian laporan keuangan entitas.”
 
“Hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh peristiwa luar biasa
harus diungkapkan secara t 
erpisah dalam Catatan atas Laporan Keuangan.”
 
Sedamgkan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu darikomponen Laporan Keuangan di
samping Laporan Arus Kas, Neraca, danLaporan Arus Kas. Secara awam, Catatan ini merupakan bentuk
Laporan yang paling tidak terstruktur, sehingga cara pembacaannya pun sangat akrab dengancara
pembacaan yang dikuasai oleh kaum awam. Oleh karena itu, jika Catatan ataslaporan Keuangan ini dapat
memuat aspek-aspek yang memadai dan lengkap,
bisa jadi ia akan menjadi suatu sumber informasi yang sangat relevan bagi pengambilan keputusan bagi
pengguna umum.Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi
sektor publik mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik sertavalue for money
dalam menjalankan aktivitasnya, diperlukan audit terhadap

 
MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKNovember 20, 2013
32
organisasi sektor publik tersebut. Akan tetapi, audit yang dilakukan tidak hanyaterbatas pada audit
keuangan dan kepatuhan saja, namun perlu diperluas denganmelakukan audit terhadap kinerja organisasi
sektor publik tersebut.Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit.Audit kinerja merupakan
suatu proses yang sistematis untuk memperoleh danmengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat
melakukan penilaian secaraindependen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian
hasilyang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku,
menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteriayang telah ditetapkan
sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak pengguna laporan
tersebut.Kemampuan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas) dari sektor
publik pemerintah sangat tergantung pada kualitas audit sektor publik. Tanpa kualitasaudit yang baik,
maka akan timbul permasalahan, seperti munculnya kecurangan,korupsi, kolusi dan berbagai
ketidakberesan di pemerintahan. Kualitas audit
sektor publik dipengaruhi oleh kapabilitas teknikal auditor serta independensi auditor baik secara pribadi 
maupun kelembagaan. Untuk meningkatkan sikapindependensi auditor sektor publik, maka kedudukan
auditor sektor publik harusterbebas dari pengaruh dan campur tangan serta terpisah dari pemerintah,
baiksecara pribadi maupun kelembagaan.
3.2
 
Saran
Makalah Koreksi Kesalahan Kebijakan dan Catatan Atas Laporan Keuanganmasih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, pendapat, saran, dan kritik
dari pembaca dibutuhkan untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik. Penulis berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai