Anda di halaman 1dari 33

AKUTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUNAHAN

KEBIJAKAN DAN PERISTIWA LUAR BIASA

Disusun Oleh:

Kelompok 1
Daffa Riyadi
Sekar Kirana larasati
Azarine Carelina Delfina
Ilga Elvira
Melta Arinda Putri
Yulia Kartika
Repa Ariski
Nama Guru Pembimbing : Fitri Yuliani S.pd

XII AKL 1
PRAKTIKUM AKUTANSI LEMBAGA/INSTANSI
PEMERINTAH
SMK N 1 PRABUMULIH
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Dalam konteks pengelolaan keuangan pemerintah, akuntansi memiliki peran
yang sangat penting dalam menghasilkan informasi keuangan yang akurat,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan pemangku
kepentingan. Dalam lingkup akuntansi pemerintah, terdapat tiga aspek yang
memegang peranan sentral, yaitu akuntansi koreksi kesalahan, perubahan
kebijakan akuntansi, dan perlakuan terhadap peristiwa luar biasa.

Akuntansi koreksi kesalahan menjadi hal yang relevan dalam menghadapi


potensi kesalahan dalam proses pencatatan transaksi atau pelaporan keuangan.
Pengenalan standar akuntansi yang lebih baik atau evaluasi kembali atas transaksi
masa lalu mungkin mengakibatkan identifikasi kesalahan material. Oleh karena
itu, memahami bagaimana akuntansi koreksi kesalahan beroperasi dalam konteks
akuntansi pemerintah sangatlah penting untuk memastikan keakuratan dan
integritas informasi keuangan.

Sementara itu, perubahan kebijakan akuntansi dapat terjadi sebagai respons


terhadap perkembangan regulasi atau untuk lebih mendekati prinsip-prinsip
akuntansi yang lebih baik. Dalam akuntansi pemerintah, perubahan kebijakan ini
memiliki implikasi yang luas terhadap pelaporan keuangan dan analisis kinerja
pemerintah. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat mengenai bagaimana
perubahan kebijakan akuntansi diterapkan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan pemerintah sangatlah diperlukan.

Tidak kalah pentingnya, perlakuan akuntansi terhadap peristiwa luar biasa


memainkan peran kunci dalam merefleksikan dampak peristiwa yang luar biasa,
seperti bencana alam atau perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi, pada
posisi keuangan dan kinerja pemerintah. Kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengukur, dan mengkomunikasikan efek dari peristiwa luar biasa dalam laporan
keuangan pemerintah membantu para pemangku kepentingan dalam memahami
respon pemerintah terhadap tantangan yang dihadapi.

2
Dalam tulisan ini, kami akan mengulas lebih lanjut tentang akuntansi
koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan perlakuan akuntansi
terhadap peristiwa luar biasa dalam konteks akuntansi pemerintah. Kami akan
menjelaskan prinsip-prinsip, pedoman, dan implikasi pelaporan yang relevan
untuk setiap aspek ini. Dengan memahami isu-isu ini, diharapkan Anda dapat
memiliki wawasan yang lebih baik tentang bagaimana akuntansi pemerintah
mengelola dan melaporkan dinamika keuangan yang unik.

Prabumulih,17 Juli 2023

Kelompok V

3
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………

KATA PENGANTAR…………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………

1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........

BAB II: PEMBAHASAN

2.1 KOREKSI KESALAHAN .......................................................................


2.1.1 Pengertian Koreksi Kesalahan ………………………………….......
2.1.2 Klasifikasi Kesalahan..........................................................................
2.1.3 Macam Macam Koreksi Kesalahan Pada Satuan sataf Kerja ……..
2.2 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUTANSI ………………....................
2.2.1 Pengertian Kebijakan Akutansi .........................................................
2.2.2 Dasar Perubahan Kebijakan Akutansi ................................................
2.3 PERISTIWA LUAR BIASA ………………...........................................
2.3.1 Pengertian Peristiwa Luar Biasa ........................................................
2.3.2 Kreteria Peristiwa Luar Biasa ............................................................
2.3.3 Dokumen Sumber yang Digunakan....................................................
2.4 SOAL .......................................................................................................
2.4.1 Soal Pilihan Ganda..............................................................................
2.4.2 Soal ESSAY .......................................................................................
BAB III: PENUTUP ....................................................................................

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...

3.2 Saran…………………………………………………………………….

4
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan, dan peristiwa luar biasa dalam
akuntansi pemerintah melibatkan prinsip akuntansi yang diterapkan untuk
menjaga keakuratan dan transparansi dalam pelaporan keuangan pemerintah.

1. Koreksi Kesalahan : Ini melibatkan penyesuaian atas kesalahan-


kesalahan yang terjadi dalam pencatatan transaksi atau laporan keuangan
sebelumnya. Pemerintah perlu memperbaiki kesalahan ini untuk
menghasilkan laporan yang akurat dan dapat diandalkan.
2. Perubahan Kebijakan : Terkadang, pemerintah perlu mengubah
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan.
Perubahan ini harus dijelaskan secara rinci dalam laporan keuangan dan
dilakukan jika perubahan tersebut dianggap lebih merepresentasikan
kondisi keuangan dan kinerja pemerintah.
3. Peristiwa Luar Biasa : Ini mencakup peristiwa yang jarang terjadi dan
signifikan, seperti bencana alam atau perubahan legislasi yang berdampak
besar pada keuangan pemerintah. Akuntansi peristiwa luar biasa
membantu menggambarkan dampak keuangan yang diakibatkan oleh
peristiwa tersebut.

Semua ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jujur, akurat, dan
terpercaya tentang kondisi keuangan pemerintah kepada para pemangku
kepentingan.

5
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah terkait akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan,
dan peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah:

1. Bagaimana proses pelaksanaan akuntansi koreksi kesalahan dalam konteks


akuntansi pemerintah dan dampaknya terhadap laporan keuangan?

2. Apa saja pertimbangan yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam


mengimplementasikan perubahan kebijakan akuntansi dan bagaimana cara
mengkomunikasikan perubahan tersebut kepada pemangku kepentingan?

3. Bagaimana peristiwa luar biasa, seperti bencana alam atau perubahan


regulasi, dipengaruhi dalam pencatatan akuntansi pemerintah dan
bagaimana pengaruhnya terhadap penilaian kinerja keuangan?

4. Apa kebijakan dan pedoman yang telah ditetapkan untuk mengelola


situasi-situasi khusus seperti koreksi kesalahan, perubahan kebijakan, dan
peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah?

5. Bagaimana perbandingan perlakuan akuntansi atas koreksi kesalahan,


perubahan kebijakan, dan peristiwa luar biasa antara pemerintah dan
sektor swasta, serta apa alasan di balik perbedaan tersebut?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, akan lebih mudah memahami


bagaimana akuntansi pemerintah mengatasi tantangan yang terkait dengan koreksi
kesalahan, perubahan kebijakan, dan peristiwa luar biasa dalam pelaporan
keuangan.

6
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan mengenai akuntansi koreksi kesalahan, perubahan
kebijakan, dan peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah adalah:
1. Pemahaman Mendalam: Memberikan pemahaman yang mendalam
kepada pembaca mengenai konsep, prinsip, dan prosedur yang terlibat
dalam mengatasi dan melaporkan koreksi kesalahan, perubahan kebijakan,
serta peristiwa luar biasa dalam konteks akuntansi pemerintah.
2. Transparansi dan Akurasi: Mendorong transparansi dan akurasi dalam
pelaporan keuangan pemerintah dengan menjelaskan bagaimana
pemerintah mengelola situasi-situasi yang berpotensi mempengaruhi
laporan keuangan, serta bagaimana informasi tersebut diungkapkan kepada
publik.
3. Pengambilan Keputusan yang Bijak: Memberikan panduan kepada para
pembaca, termasuk para pemangku kepentingan di pemerintahan dan
masyarakat umum, agar dapat mengambil keputusan yang lebih bijak
berdasarkan informasi yang akurat dan relevan mengenai perubahan
kebijakan, peristiwa luar biasa, dan koreksi kesalahan dalam keuangan
pemerintah.
4. Kepatuhan dengan Standar: Membantu pemerintah dalam mematuhi
standar akuntansi pemerintah yang berlaku serta pedoman yang
dikeluarkan oleh badan-badan pengatur seperti standar akuntansi
pemerintah yang relevan.
5. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintah,
memastikan bahwa informasi keuangan yang diberikan kepada publik
dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk mengawasi kinerja keuangan
pemerintah.

7
Secara keseluruhan, tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk
memberikan wawasan yang komprehensif dan bermanfaat mengenai bagaimana
akuntansi pemerintah mengelola dan melaporkan perubahan kebijakan, peristiwa
luar biasa, serta koreksi kesalahan demi menjaga integritas dan keandalan laporan
keuangan pemerintah.

8
BAB II
PEMBAHASAN

Pembahasan lebih rinci mengenai akuntansi koreksi kesalahan, perubahan


kebijakan, dan peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah:

1. Akuntansi Koreksi Kesalahan:


- Definisi: Koreksi kesalahan merujuk pada penyesuaian yang
dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam
pencatatan transaksi atau pelaporan keuangan sebelumnya.
- Proses: Identifikasi kesalahan, penentuan dampak finansial,
pencatatan perubahan di periode yang sesuai, dan pengungkapan
rinci dalam laporan keuangan.
- Dampak: Koreksi kesalahan dapat mempengaruhi neraca, laba rugi,
dan arus kas, serta mengubah evaluasi kinerja keuangan dan posisi
keuangan pemerintah.

2. Perubahan Kebijakan:
- Definisi: Perubahan kebijakan mengacu pada modifikasi dalam
prinsip akuntansi atau metode estimasi yang diterapkan dalam
pelaporan keuangan.
- Langkah-langkah: Identifikasi kebutuhan perubahan, penentuan
metode baru, retrospektif atau prospektif penerapan, pencatatan
perubahan, dan pengungkapan rinci dalam laporan keuangan.
- Dampak: Perubahan kebijakan dapat mengubah cara laporan
keuangan disusun dan dapat mempengaruhi interpretasi kinerja
serta posisi keuangan pemerintah.

9
3. Peristiwa Luar Biasa:
- Definisi: Peristiwa luar biasa adalah peristiwa yang jarang terjadi
dan signifikan, seperti bencana alam atau perubahan legislasi yang
mempengaruhi keuangan pemerintah.
- Perlakuan Akuntansi: Peristiwa luar biasa diungkapkan secara
terpisah dalam laporan keuangan dan dapat mempengaruhi
penilaian kinerja dan stabilitas keuangan.
- Pengungkapan: Peristiwa luar biasa dijelaskan secara rinci dalam
laporan keuangan untuk memberikan pemahaman yang jelas
mengenai dampaknya.

4. Pedoman dan Regulasi:


- Entitas pemerintah harus mengacu pada standar dan pedoman
akuntansi pemerintah yang relevan, seperti yang diterbitkan oleh
badan pengatur atau lembaga akuntansi pemerintah.
- Standar-standar ini memberikan panduan tentang bagaimana
mengidentifikasi, mengukur, mencatat, dan mengungkapkan
koreksi kesalahan, perubahan kebijakan, dan peristiwa luar biasa.

5. Tujuan Utama:
- Tujuan dari akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan, dan
peristiwa luar biasa adalah untuk menjaga transparansi, akurasi,
dan konsistensi dalam pelaporan keuangan pemerintah.
- Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
memberikan gambaran yang jujur dan akurat tentang kondisi
keuangan serta kinerja pemerintah kepada pemangku kepentingan.

10
2.1 KOREKSI KESAAHAN
2.1.1 Pengertian Koreksi Kesalahan
Koreksi kesalahan dalam akuntansi pemerintah merujuk pada
langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki dan mengoreksi
kesalahan yang terjadi dalam pencatatan transaksi atau pelaporan
keuangan entitas pemerintah. Kesalahan tersebut bisa melibatkan berbagai
aspek, seperti kesalahan perhitungan, pengklasifikasian yang salah, atau
ketidaksesuaian dengan standar akuntansi yang berlaku.
Proses koreksi kesalahan melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Kesalahan: Mendeteksi kesalahan yang terjadi dalam
pencatatan transaksi atau pelaporan keuangan sebelumnya.
2. Penilaian Dampak: Mengukur dampak finansial dari kesalahan
tersebut terhadap laporan keuangan dan kinerja entitas pemerintah.
3. Pencatatan Perubahan: Mencatat penyesuaian yang diperlukan dalam
buku catatan akuntansi untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
4. Pengungkapan: Mengungkapkan koreksi kesalahan secara rinci dalam
laporan keuangan, termasuk penjelasan tentang sifat kesalahan,
dampak finansial, dan cara perbaikan yang dilakukan.
5. Konsistensi: Memastikan konsistensi dalam pelaporan keuangan di
masa depan setelah koreksi kesalahan dilakukan.
Penting untuk mengatasi kesalahan dengan cermat dan transparan
untuk memastikan bahwa laporan keuangan pemerintah memberikan
informasi yang akurat dan dapat diandalkan kepada para pemangku
kepentingan, termasuk masyarakat umum dan auditor.

11
1.1.1 Klasifikasi Kesalahan
Kesalahan dalam akuntansi pemerintah dapat diklasifikasikan menjadi dua
kategori berdasarkan sifat berulang atau tidak berulang serta apakah
kesalahan tersebut bersifat sistematik atau tidak sistematik:
1. Kesalahan Tidak Berulang (Non-recurring Errors):
- Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang terjadi secara
sporadis dan tidak muncul secara teratur dalam pelaporan
keuangan.
- Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti
kesalahan manusia atau situasi khusus yang jarang terjadi.
- Penanganan kesalahan tidak berulang melibatkan koreksi
kesalahan dalam periode berjalan dan memastikan bahwa
kesalahan serupa tidak terulang di masa mendatang.

2. Kesalahan Berulang dan Sistematik (Recurring and Systematic


Errors):
- Kesalahan berulang adalah kesalahan yang terjadi secara berulang
dalam periode-periode pelaporan yang berbeda.
- Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang muncul secara
konsisten dalam proses pencatatan atau pelaporan akuntansi.
- Kesalahan ini bisa muncul karena kekurangan dalam prosedur
internal atau masalah yang lebih mendalam dalam sistem
akuntansi.
- Penanganan kesalahan berulang dan sistematik memerlukan
langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengatasi akar
penyebab kesalahan serta memperbaiki prosedur yang terlibat.

12
Contoh:
Pada 12 juli 2018 bendahara penerimaan menerima pendapatan pajak hotel
dari hotel AVVin sebesar Rp 15.000.000,00 dari pajak hotel bulan juni yang di
lakukan pemeriksaan kurang bayar. Juranal atas trnsaksi tersebut tersebut
sebagai berikut.
Tanggal Uraian Debit Kredit
Jurnal finansial
Kas di bendahara penerimaan Rp. 15.000.000,00
Pajak hotel-LO Rp. 15.000.000,00

Jurnal realisasi anggran


Perubahan SAL Rp. 15.000.000,00
Pajak hotel-LRA Rp. 15.000.000,00

Mengklasifikasikan kesalahan berdasarkan sifat berulang atau tidak


berulang serta apakah kesalahan tersebut bersifat sistematik atau tidak
sistematik membantu pemerintah dan auditor dalam mengidentifikasi pola
kesalahan yang mungkin terjadi, merumuskan tindakan perbaikan yang
diperlukan, dan menjaga integritas laporan keuangan pemerintah.

1.1.2 Macam Macam Koreksi kesalahan Pada Satuan Kerja


Koreksi kesalahan yang tidak berulang terjadi pada ode yang
mempengaruhi posisi kas maupun tidak, dilakukan dengan pembetulan
pada akun yang bersangkutan dalam periode berjalan pada akun
pendapatan LRA atau akun belanja, maupun akun pembelian LO atau akun
beban..
Contoh transaksi:
Pada tanggal 2 Maret 2018 SKPD menjadi membeli ATK sebesar
Rp. 5.200.000 tetapi oleh fungsi akuntansi dicatat sebesar Rp.2.500.000

13
per tanggal 1 Desember 2018 kesalahan pencatatan tersebut diketahui dan
langsung dikoreksi

Analisis dari transaksi tersebut:


Bendahara pengeluaran telah melakukan pembayaran dengan benar
dan fungsi akuntansi melakukan kesalahan pencatatan sehingga dilakukan
koreksi tidak mengakibatkan aliran kas keluar dari pemerintah daerah
contoh soal
Misalnya salah memasukkan akun atau salah memasukkan
nominal.
Misalnya saja ketika kamu mengantuk lantas salah memasukkan angka
yang seharusnya Rp6.000.000 menjadi Rp8.000.000.
Kalau memang terjadi kesalahan semacam itu, kamu boleh
mengganti nilai atau menghapus kesalahan pencatatan pada jurnal. Lantas
menggantinya dengan catatan baru yang sudah benar.
Apakah membuat correction entry ini merupakan cara yang sah? Tentu
saja, kamu tidak perlu takut mengenai hal ini.
Correction entry memang ditujukan untuk koreksi pencatatan
transaksi, bukan hal ilegal atau menyalahi aturan ketika kamu
menerapkannya.
Mungkin ada banyak pertanyaan yang bermunculan, seperti apakah sulit
untuk membuat correction entry.
Kalau kamu mengamati contoh soal jurnal koreksi dengan baik,
pembuatannya tampak sederhana atau tidak rumit.
Kamu hanya perlu melakukan beberapa langkah sederhana. Tidak
seperti membuat neraca lajur yang memerlukan banyak kolom dan
penghitungan. Correction entry jauh lebih sederhana dan mudah
dilakukan.
Kamu tidak perlu mencari-cari contoh soal jurnal koreksi di internet. Di
dalam artikel ini akan kami sematkan beberapa contohnya supaya kamu
bisa mempelajarinya dengan mudah.

14
Sejumlah teori tentang correction entry juga kami tuliskan agar
kamu dapat memahami topik ini secara menyeluruh. Jadi, jangan hanya
fokus pada contohnya, ya. Perhatikan juga mengenai teorinya.

2.2 PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUTANSI


2.2.1 Pengertian Kebijakan Akutansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, kovensi-
konvensi,aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipakai oleh
suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan.Para pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari
suatu entitas pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui trend posisi
keuangan,
kinerja,dan arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang
digunakan harusditerapkan secara konsisten pada setiap periode.
Perubahan di dalam perlakuan,pengakuan, atau pengukuran akuntansi
sebagai akibat dari perubahan atbasis akuntansi, kriteria kapitalisasi,
metode, dan estimasi, merupakan contohperubahan kebijakan
akuntansi.atasPerubahan kebijakan akuntansi dan harus diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2.2.2 Dasar Perubahan kebijkan Akutansi


Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan apabila :
1) diwajibkan penerapan suatu kcbijakan akuntansi yang berbeda oleh
peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang
berlaku
2) diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih
relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas

15
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang
secara
substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya
2) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi
yang
sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.
Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu
perubahan
kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuai
dengan
standar akuntansi terkait yang telah menerapkan persyaratan-persyaratan
sehubungan dengan revaluasi.

2.3. PERISTIWA LUAR BIASA


2.3.1 Pengertian Peristiwa Luar Biasa
Peristiwa luar biasa adalah kejadian atau transaksi yang jelas
berbeda dari aktivitas normal suatu entitas, tidak diharapkan terjadi, dan
berada di luar kendali atau pengaruh entitas. Peristiwa luar biasa memiliki
dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi
aset/kewajiban.

Peristiwa luar biasa mengacu pada kejadian atau transaksi yang


belum pernah atau jarang terjadi sebelumnya, yang secara tunggal dapat
menyebabkan penyerapan sebagian besar anggaran belanja yang tak
tersangka atau dana darurat. Dampak yang signifikan terhadap posisi
aset/kewajiban terpenuhi jika peristiwa tersebut mengakibatkan perubahan
mendasar dalam keberadaan atau nilai aset/kewajiban entitas.

Penting untuk mencatat bahwa jumlah dan pengaruh yang


diakibatkan oleh peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah

16
dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian, definisi yang
Anda berikan menggambarkan bagaimana peristiwa luar biasa diakui dan
diungkapkan dalam akuntansi pemerintah.
Peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah merujuk pada
kejadian atau situasi yang di luar kendali pemerintah, jarang terjadi, dan
memiliki dampak materiil yang signifikan terhadap keuangan atau operasi
pemerintah. Dalam panduan standar akuntansi pemerintah, seperti Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) di Indonesia atau Governmental
Accounting Standards Board (GASB) di Amerika Serikat, peristiwa luar
biasa diatur untuk memastikan bahwa laporan keuangan pemerintah
mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

Contoh peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah meliputi:

1. Bencana Alam: Gempa bumi, banjir, kebakaran hutan, atau bencana


alam lainnya yang menyebabkan kerusakan yang signifikan pada aset
pemerintah atau mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran dengan
cara yang tidak dapat diantisipasi.

2. Perubahan Regulasi atau Hukum: Perubahan tiba-tiba dalam peraturan


atau undang-undang yang mempengaruhi keuangan pemerintah.
Misalnya, perubahan regulasi pajak yang mempengaruhi pendapatan
pemerintah secara signifikan.

3. Krisis Ekonomi: Krisis ekonomi yang mendadak dapat memiliki


dampak besar pada keuangan pemerintah, seperti penurunan tajam
dalam pendapatan pajak atau peningkatan pengeluaran sosial.

4. Kebijakan Pemerintah: Keputusan pemerintah yang tidak terduga dan


signifikan, seperti perubahan dalam kebijakan subsidi atau perubahan
dalam program pengeluaran sosial.

17
5. Kasus Hukum: Keputusan hukum yang mengakibatkan pembayaran
ganti rugi atau denda yang besar oleh pemerintah.

Dalam akuntansi pemerintah, peristiwa luar biasa diakui secara


terpisah dari aktivitas rutin pemerintah dalam laporan keuangan. Ini
memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mengidentifikasi
peristiwa yang dapat mempengaruhi penilaian tentang kesehatan keuangan
pemerintah. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk dengan jelas
mengidentifikasi, mengukur, dan mengungkapkan peristiwa luar biasa
dengan teliti dan akurat dalam laporan keuangan mereka.

2.3.2 Kreteria Peristiwa Luar Biasa


Dalam akuntansi pemerintah, kriteria untuk mengidentifikasi
peristiwa luar biasa meliputi:
1. Berbeda dari Aktivitas Normal: Peristiwa tersebut secara jelas berbeda
dari aktivitas normal atau rutin suatu entitas pemerintah.
2. Tidak Diharapkan Terjadi: Peristiwa tersebut tidak diharapkan terjadi
dan bukanlah bagian dari operasi atau kegiatan yang sudah
direncanakan.
3. Di Luar Kendali Entitas: Peristiwa tersebut berada di luar kendali atau
pengaruh entitas pemerintah. Artinya, entitas tidak memiliki kontrol
atas terjadinya peristiwa tersebut.
4. Dampak Signifikan: Peristiwa tersebut memiliki dampak yang
signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban
entitas.
5. Jarang Terjadi: Peristiwa tersebut belum pernah atau jarang terjadi
sebelumnya, sehingga dianggap tidak biasa.
6. Penyerapan Anggaran atau Perubahan Aset/Kewajiban Mendasar:
Peristiwa tersebut dapat menyebabkan penyerapan sebagian besar
anggaran belanja yang tak tersangka atau dana darurat, atau

18
mengakibatkan perubahan mendasar dalam keberadaan atau nilai
aset/kewajiban entitas.
7. Diuangkan Secara Terpisah dalam Catatan Laporan Keuangan: Jumlah
dan dampak peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Jadi, kriteria-kriteria ini membantu untuk mengidentifikasi apakah


suatu kejadian atau transaksi dapat dikategorikan sebagai peristiwa luar
biasa dalam akuntansi pemerintah.

2.3.3 Dokumen Sumber yang Digunakan


Dokumen yang digunakan dalam akuntansi koreksi kesalahan,
perubahan kebijakan dan peristiwa luar biasa antara lain :
1) Peraturan Kepala Daerah tentang kebijakan akuntansi pemerintah
daerah: Ini merujuk pada panduan atau aturan yang dikeluarkan oleh
kepala daerah yang mengatur kebijakan akuntansi yang harus diikuti
oleh pemerintah daerah dalam pencatatan dan pelaporan keuangan
mereka.
2) Bukti memorial / dokumen lain yang dipersamakan: Ini termasuk
bukti-bukti tertulis atau dokumentasi lainnya yang mendukung
perubahan kebijakan akuntansi, koreksi kesalahan, atau peristiwa luar
biasa yang terjadi. Dokumen-dokumen ini membantu dalam
memberikan dasar yang jelas untuk melakukan perubahan atau koreksi
dalam pencatatan keuangan.
3) SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana): Ini adalah surat yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang untuk memberikan perintah
pencairan dana dari kas pemerintah. SP2D digunakan dalam proses
pembayaran atas transaksi atau pengeluaran tertentu yang tercatat
dalam sistem akuntansi pemerintah.

19
Dengan menggunakan dokumen-dokumen ini, praktisi akuntansi dan
entitas pemerintah dapat melakukan penyesuaian akuntansi yang
diperlukan untuk mengatasi kesalahan, menerapkan perubahan kebijakan,
atau menghadapi peristiwa luar biasa dalam pencatatan dan pelaporan
keuangan mereka.

2.4 SOAL
2.4.1 Soal Pilihan Ganda
1. Akun yang tidak diperlukan dalam jurnal koreksi terhadap kesalahan yang
terjadi akibat tidak adanya penyesuaian di akhir tahun untuk asuransi dibayar
dimuka adalah
A asuransi dibayar dimuka
B kas
C. biaya asuransi
D koreksi laba tahun-tahun lalu
Jawaban : A.
2. Terdapat kesalahan pencatatan belanja yang terlalu besar pada periode berjalan
akibat kesalahan tersebut maka akan dicatat
A. Menambah pendapatan
B menambah belanja
C mengurangi pendapatan
D mengurangi belanja
Jawaban: B
3. Berikut pernyataan yang benar mengenai pengukuran aset tetap pada akuntansi
pemerintah,kecuali.
A. asal tetap yang diperoleh melalui pembelian dinilai berdasarkan seluruh biaya
perolehan yang mendapatkan aset tetap tersebut
B. aset tetap yang diterima dengan kegiatan membangun sendiri dinilai
berdasarkan biaya yang dikeluarkan dari perencanaan sampai aset tetap digunakan
C aset tetap yang diperoleh melalui hibah dinilai menggunakan nilai tukar aset
secara wajar

20
D aset tetap yang diperoleh dengan cara lain dinilai berdasarkan biaya perolehan
Dari aset tersebut
jawaban : D.
4.Satuan kerja B lebih membayar terlalu besar seorang pegawai pada bulan
Desember tahun 2005 sebesar Rp500.000 kepada yang bersangkutan diminta
mengembalikan sesuai dengan SK tuntutan ganti rugi pada bulan Januari 2006
tetapi karena pegawai yang bersangkutan sedang tugas belajar..
A. dikatakan sebagai pengurang belanja
B dicatat sebagai pendapatan lain-lain
C dicatat sebagai piutang lain-lain
D tidak dicatat karena belum dibayar
jawabann:D
5. Berikut ini yang merupakan peristiwa yang memerlukan koreksi kecuali
A. kesalahan pencatat aset
B kelebihan pembayaran belanja
C kesalahan pencatatan utang jangka panjang
D kesalahan berulang
jawaban:A.

6.Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang sehingga mengakibatkan


penambahan beban yang terjadi pada periode sebelumnya dan mempengaruhi
posisi kas dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset selain kas laporan
keuangan Sudah terbit dilakukan pembetulan pada akun
A. pendapatan lain-lain
B kas
C aset
D. salah semua
Jawaban : B.

21
7.penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu
dilakukan penambahan pembayaran dari wajib pajak merupakan jenis kesalahan?
a. Berulang
B. Tidak berulang
C. Berulang dan sistematik
D. Tidak berulang dan sistematik
E. Sistematik
Jawaban: C. Berulang dan sistematik
8.setelah fungsi akuntansi melakukan koreksi kesalahan, maka hasil dari koreksi
tersebut harus diungkapkan dalam
a. Catatan atas laporan keuangan
B. Laporan realisasi anggaran
C. Laporan operasional
D. Laporan perubahan ekuitas
E. Neraca konsolidasi
Jawaban:A
9.berikut ini dokumen yang digunakan dalam koreksi kesalahan
A. Bukti memorial
B. Nota kredit
C. PMK
D. Pepres
E. Sertifikat
Jawaban:A.
10. Akun yang tidak diperlukan dalam jurnal koreksi terhadap kesalahan yang
terjadi akibat tidak adanya penyesuaian di akhir tahun untuk asuransi dibayar
dimuka adalah :....
A. Asuransi dibayar dimuka
B. Kas
C. Biaya asuransi
D. Koreksi laba tahun-tahun lalu
Jawabannya :( A)

22
11. Terdapat kesalahan pencatatan belanja yang terlalu besar pada periode
berjalan. Akibat kesalahan tersebut maka akan dicatat :....
A. Menambah pendapatan
B. Menambah belanja
C. Mengurangi pendapatan
D. Mengurangi belanja
Jawabannya :( B)
12.Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga
mengakibatkanpenambahan beban, yang terjadi pada periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisikas dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset
selain kas, laporan keuangan
sudah terbit, dilakukan pembetulan pada akun :...
A. Pendapatan lain-lain
B. Kas
C. Aset
D. Salah semua
Jawabannya :( B )
13. Apa yang dimaksud dengan perubahan kebijakan akuntansi pemerintah?
a) Perubahan struktural dalam pemerintahan.
b) Perubahan aturan dan undang-undang yang mengatur akuntansi pemerintah.
c) Pengadopsian metode akuntansi baru atau perubahan kebijakan akuntansi
d) Proses pemilihan pejabat akuntansi dalam pemerintahan.
14. Mengapa pemerintah melakukan perubahan kebijakan akuntansi?
a) Untuk menghindari pembayaran pajak.
b) Untuk menyulitkan pengawasan oleh lembaga eksternal.
c) Untuk meningkatkan transparansi, relevansi, dan keandalan informasi
keuangan.
d) Untuk menutupi kegagalan kebijakan ekonomi.
15. Bagaimana perubahan kebijakan akuntansi biasanya dipresentasikan dalam
laporan keuangan pemerintah?
a) Tidak ada kewajiban untuk mengungkapkan perubahan kebijakan akuntansi.

23
b) Dalam catatan kaki laporan keuangan.
c) Dalam laporan keuangan tanpa penekanan khusus.
d) Dalam catatan atas laporan keuangan atau dalam laporan keuangan terpisah.

1.4.2 Soal ESSAY


1. Jelaskan pengertian dari koreksi kesalahan akuntansi dan berikan contoh situasi
di pemerintahan di mana koreksi kesalahan dapat terjadi.
2. Apa perbedaan antara perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa
dalam akuntansi pemerintahan? Jelaskan dengan memberikan contoh masing-
masing.
3. Bagaimana proses koreksi kesalahan akuntansi dilakukan dalam pemerintahan?
Sebutkan langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kesalahan yang
terjadi dalam laporan keuangan.
4. Pemerintah XYZ memutuskan untuk mengubah metode akuntansi dalam
menghitung depresiasi aset tetap. Jelaskan bagaimana perubahan kebijakan ini
dapat mempengaruhi laporan keuangan pemerintah dan bagaimana
pengungkapannya harus dilakukan.
5. Apa tujuan utama dari pengungkapan peristiwa luar biasa dalam laporan
keuangan pemerintahan? Jelaskan mengapa pengungkapan ini penting dan apa
dampaknya terhadap analisis kinerja keuangan pemerintah
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan "kesalahan pencatatan" dalam akuntansi
pemerintahan dan bagaimana kesalahan tersebut dapat diidentifikasi dan
dikoreksi.
7. Mengapa penting bagi pemerintah untuk mengungkapkan perubahan kebijakan
akuntansi dalam laporan keuangan mereka? Jelaskan implikasinya terhadap
pemahaman para pemangku kepentingan.
8. Dalam konteks akuntansi pemerintah, jelaskan perbedaan antara "peristiwa luar
biasa" dan "peristiwa yang terjadi di luar bisnis rutin".
9. Sebutkan dan jelaskan tiga faktor yang dapat menyebabkan perubahan
kebijakan akuntansi dalam pemerintahan.

24
10. Apa yang dimaksud dengan "restatement" dalam konteks akuntansi
pemerintah dan kapan ini diperlukan?
11. Jelaskan bagaimana peristiwa luar biasa dapat mempengaruhi laporan
keuangan pemerintah dan bagaimana pengungkapannya harus dilakukan.
12. Bagaimana akuntansi koreksi kesalahan berbeda dari akuntansi perubahan
kebijakan dalam konteks akuntansi pemerintah?
13. Jelaskan perbedaan antara "akuntansi basis akrual" dan "akuntansi basis kas"
dan pilih yang mana yang lebih relevan dalam konteks akuntansi pemerintahan.
14. Pemerintah daerah Anda mengadopsi standar akuntansi baru yang berbeda
dari yang sebelumnya. Jelaskan bagaimana perubahan kebijakan ini akan
mempengaruhi laporan keuangan mereka.
15. Apa perbedaan antara pengarahan internal dan eksternal dalam proses koreksi
kesalahan akuntansi pemerintah? Jelaskan bagaimana keduanya berperan dalam
mengoreksi kesalahan tersebut.

Jawaban Soal Essay


1. Koreksi kesalahan akuntansi adalah tindakan memperbaiki kesalahan dalam
pencatatan transaksi atau pelaporan keuangan yang telah terjadi sebelumnya.
Contoh di pemerintahan: Salah menghitung jumlah dana yang dialokasikan untuk
program pendidikan dalam laporan anggaran.
2. Perubahan kebijakan akuntansi melibatkan adopsi metode baru, sedangkan
peristiwa luar biasa adalah peristiwa jarang terjadi dan signifikan. Contoh
perubahan kebijakan: Pemerintah mengubah metode penyusutan aset tetap.
Contoh peristiwa luar biasa: Bencana alam yang menyebabkan kerugian besar.
3. Proses koreksi kesalahan melibatkan identifikasi, evaluasi, dan koreksi
kesalahan. Langkah-langkahnya termasuk mengidentifikasi kesalahan,
menghitung dampak finansial, dan merevisi laporan keuangan.

4. Perubahan metode akuntansi dapat mempengaruhi jumlah depresiasi dan laba


bersih, memerlukan pengungkapan terperinci dalam catatan laporan keuangan.

25
5. Tujuan utama pengungkapan peristiwa luar biasa adalah memberi pemahaman
yang lebih baik tentang situasi ekstraordinary dan dampaknya terhadap keuangan
pemerintah.
6. "Kesalahan pencatatan" adalah ketidaksesuaian antara pencatatan transaksi
dengan prinsip akuntansi. Dapat diidentifikasi melalui rekonsiliasi dan audit.
7. Pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi penting untuk memahami
dampak perubahan pada laporan keuangan dan membantu pemangku kepentingan
dalam pengambilan keputusan.
8. "Peristiwa luar biasa" tidak biasa dan signifikan, sedangkan "peristiwa di luar
bisnis rutin" adalah kejadian biasa yang tidak biasa dalam ukuran atau frekuensi.
9. Faktor perubahan kebijakan akuntansi termasuk standar baru, evaluasi lebih
baik, dan perubahan operasional.
10. "Restatement" adalah penyajian ulang laporan keuangan yang dikoreksi untuk
mengatasi kesalahan yang signifikan.
11. Peristiwa luar biasa dapat memengaruhi keseimbangan finansial dan
pengungkapannya harus terperinci dalam laporan keuangan.
12. Akuntansi koreksi kesalahan melibatkan perbaikan kesalahan sebelumnya,
sementara akuntansi perubahan kebijakan melibatkan adopsi metode baru.
13. "Akuntansi basis akrual" merekam transaksi saat terjadi, lebih relevan dalam
pemerintahan daripada "akuntansi basis kas."
14. Perubahan kebijakan dapat mempengaruhi jumlah pendapatan, biaya, dan laba
bersih dalam laporan keuangan.
15. Pengarahan internal melibatkan langkah-langkah untuk memperbaiki
kesalahan, sedangkan pengarahan eksternal melibatkan auditor dan pemangku
kepentingan eksternal. Keduanya berperan dalam memastikan akurasi laporan
keuangan.

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan, dan peristiwa luar biasa memiliki
implikasi signifikan dalam akuntansi pemerintah. Kesimpulannya adalah:

1) Koreksi Kesalahan: Saat kesalahan terdeteksi dalam pencatatan keuangan


pemerintah, penting untuk mengoreksi dan memperbaikinya sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku. Koreksi kesalahan dapat memengaruhi
laporan keuangan dan transparansi, sehingga perlu dilakukan dengan hati-
hati dan sesuai prosedur yang ditetapkan.

2) *Perubahan Kebijakan*: Ketika ada perubahan dalam kebijakan akuntansi


pemerintah, entitas harus mengikuti panduan yang diatur oleh peraturan
kepala daerah atau standar akuntansi yang berlaku. Perubahan kebijakan
dapat mempengaruhi penyajian informasi keuangan dan hasil operasional,
sehingga diperlukan pengungkapan yang jelas kepada pengguna laporan
keuangan.

3) *Peristiwa Luar Biasa*: Peristiwa luar biasa yang signifikan, seperti


bencana alam atau perubahan hukum yang mendalam, dapat memiliki
dampak besar pada keuangan pemerintah. Pencatatan dan pengungkapan
peristiwa ini penting agar pengguna laporan keuangan memahami
dampaknya terhadap kondisi keuangan dan kinerja pemerintah.

Secara keseluruhan, akuntansi untuk koreksi kesalahan, perubahan


kebijakan, dan peristiwa luar biasa membantu memastikan akurasi, keterbukaan,
dan transparansi dalam pelaporan keuangan pemerintah kepada para pemangku
kepentingan. Hal ini memungkinkan evaluasi yang tepat terhadap kesehatan

27
keuangan pemerintah dan pengambilan keputusan yang informasional dan
berdasarkan fakta.

3.2 Saran
Saran terkait dengan akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan,
dan peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah:

1. Pahami Regulasi: Pastikan Anda memahami peraturan kepala daerah atau


standar akuntansi yang berlaku terkait dengan koreksi kesalahan,
perubahan kebijakan, dan peristiwa luar biasa. Hal ini penting agar Anda
dapat mengikuti panduan yang benar dalam melaksanakan perubahan
akuntansi.

2. Rekam Bukti dengan Teliti: Saat melakukan koreksi kesalahan atau


menghadapi peristiwa luar biasa, pastikan Anda memiliki bukti
dokumentasi yang cukup dan teliti. Bukti-bukti ini akan mendukung
keputusan-keputusan akuntansi yang Anda ambil dan memberikan dasar
yang kuat untuk pengungkapan dalam laporan keuangan.

3. Lakukan Pengungkapan yang Jelas: Saat melakukan perubahan kebijakan


atau menghadapi peristiwa luar biasa, jangan lupakan pentingnya
pengungkapan yang jelas dalam laporan keuangan. Informasikan dengan
rinci tentang alasan perubahan kebijakan, dampaknya terhadap laporan
keuangan, dan implikasi yang mungkin timbul.

4. Gunakan Profesional Akuntansi: Jika Anda merasa kurang yakin atau


memahami dengan baik akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan,
dan peristiwa luar biasa, pertimbangkan untuk bekerja sama dengan
profesional akuntansi yang berpengalaman. Mereka dapat membantu Anda
mengatasi situasi ini dengan tepat dan sesuai regulasi.

28
5. Monitor Dampak Finansial: Setelah melakukan koreksi atau perubahan,
pantau dengan cermat dampak finansial yang mungkin timbul. Ini
membantu Anda memahami bagaimana tindakan Anda memengaruhi
laporan keuangan dan kesehatan keuangan pemerintah secara keseluruhan.

6. Jaga Transparansi dan Etika: Dalam semua langkah akuntansi yang Anda
ambil, pastikan Anda menjaga transparansi, integritas, dan etika. Pengguna
laporan keuangan memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan jujur, sehingga penting untuk menjaga standar etika akuntansi.

7. Pelajari dari Pengalaman: Setelah menghadapi situasi koreksi kesalahan,


perubahan kebijakan, atau peristiwa luar biasa, ambil waktu untuk
mengevaluasi proses yang telah Anda lalui. Pelajari dari pengalaman ini
untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang akuntansi pemerintah dan
menghadapi situasi serupa di masa depan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Semua rujukan-rujukan yang diacu di dalam isi makalah harus didaftarkan di


bagian Daftar Pustaka. Isi daftar pustaka minimal harus memuat pustaka-pustaka
acuan yang berasal dari sumber yang direkomendassikan oleh dosen pengampu
mata kuliah. Sangat dianjurkan untuk menggunakan sumber acuan atau literatur
yang diterbitkan selama 10 tahun terakhir.
Penulisan Daftar Pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi manajemen referensi
seperti Mendeley atau References Ms. Word. Bentuk font yang digunakan adalah
Times New Roman ukuran 12 pt. Spasi untuk daftar referensi adalah 1 spasi.
Daftar pustaka ditulis dengan model paragraf Hanging. Format penulisan yang
digunakan adalah sesuai dengan format APA 6th Edition (American
Psychological Association). Berikut adalah contoh penggunaan beberapa
referensi.
Catatan: Penjelasan ini tidak perlu dimasukkan dalam penulisan daftar pustaka
yang sebenarnya. Demikin juga dengan tulisan bertanda *) tidak perlu
dimasukkan pada daftar pustaka sebenarnya.
Buku 1 Penulis*)
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Buku 2 Penulis*)
Tubagus, A, & Wijonarko. (2009). Langkah-Langkah Memasak. Jakarta: PT
Gramedia.
Buku 3 Penulis*)
Leen, B., Bell, M., & McQuillan, P. (2014). Evidence-Based Practice: a Practice
Manual. USA: Health Service Executive.
Buku Lebih Dari Satu Edisi*)
Prayitno, & Amti, E. (2012). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Edisi ke-
10). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Penulis Dengan Beberapa Buku*)

30
Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi
untuk Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.
Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.
Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)
Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.
Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)
Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance
Psychological Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being,
4 (13), 1-9.
Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)
Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L.
C.,Asgaard, G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG
activation and attention last for more than 31 days and are more severe
with stress, dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine
and Tobacco Research, 6, 249—267
Artikel Jurnal dengan DOI*)
Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and
the survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-
229. doi: 10.1037/0278-6133.24.2.225
Artikel dalam Prosiding Online*)

31
Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008).
The basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the
National Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1
073/pnas.Q80541 7105
Artikel dalam Prosiding Cetak*)
Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using
multiple cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P.
Scheunders (Eds.), Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678.
Advanced Concepts for intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin,
Germany: Springer-Verlag.
Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.
Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.
Diakses dari: http//majalahmarketing.com//
Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.
Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi*)
Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.
Akuntansi Pemerintah/Disertasi dari Sumber Online*)
Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-Based Community
Counseling untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Subyek
Eks-Pecandu NAPZA di Kota Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas
Negeri Semarang). Diakses dari: http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/

Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding
therapeutically to patient expressions of sexual attraction [DVD].
Tersedia di http://www.apa.org/videos/

32
Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New
York, NY: Fox Broadcasting.
Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.

33

Anda mungkin juga menyukai