Makalah Akutansi Pemerintah Bab 4 Progres 80%
Makalah Akutansi Pemerintah Bab 4 Progres 80%
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Daffa Riyadi
Sekar Kirana larasati
Azarine Carelina Delfina
Ilga Elvira
Melta Arinda Putri
Yulia Kartika
Repa Ariski
Nama Guru Pembimbing : Fitri Yuliani S.pd
XII AKL 1
PRAKTIKUM AKUTANSI LEMBAGA/INSTANSI
PEMERINTAH
SMK N 1 PRABUMULIH
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dalam konteks pengelolaan keuangan pemerintah, akuntansi memiliki peran
yang sangat penting dalam menghasilkan informasi keuangan yang akurat,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan pemangku
kepentingan. Dalam lingkup akuntansi pemerintah, terdapat tiga aspek yang
memegang peranan sentral, yaitu akuntansi koreksi kesalahan, perubahan
kebijakan akuntansi, dan perlakuan terhadap peristiwa luar biasa.
2
Dalam tulisan ini, kami akan mengulas lebih lanjut tentang akuntansi
koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, dan perlakuan akuntansi
terhadap peristiwa luar biasa dalam konteks akuntansi pemerintah. Kami akan
menjelaskan prinsip-prinsip, pedoman, dan implikasi pelaporan yang relevan
untuk setiap aspek ini. Dengan memahami isu-isu ini, diharapkan Anda dapat
memiliki wawasan yang lebih baik tentang bagaimana akuntansi pemerintah
mengelola dan melaporkan dinamika keuangan yang unik.
Kelompok V
3
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I: PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
3.2 Saran…………………………………………………………………….
4
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Semua ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jujur, akurat, dan
terpercaya tentang kondisi keuangan pemerintah kepada para pemangku
kepentingan.
5
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah terkait akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan,
dan peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah:
6
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan mengenai akuntansi koreksi kesalahan, perubahan
kebijakan, dan peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah adalah:
1. Pemahaman Mendalam: Memberikan pemahaman yang mendalam
kepada pembaca mengenai konsep, prinsip, dan prosedur yang terlibat
dalam mengatasi dan melaporkan koreksi kesalahan, perubahan kebijakan,
serta peristiwa luar biasa dalam konteks akuntansi pemerintah.
2. Transparansi dan Akurasi: Mendorong transparansi dan akurasi dalam
pelaporan keuangan pemerintah dengan menjelaskan bagaimana
pemerintah mengelola situasi-situasi yang berpotensi mempengaruhi
laporan keuangan, serta bagaimana informasi tersebut diungkapkan kepada
publik.
3. Pengambilan Keputusan yang Bijak: Memberikan panduan kepada para
pembaca, termasuk para pemangku kepentingan di pemerintahan dan
masyarakat umum, agar dapat mengambil keputusan yang lebih bijak
berdasarkan informasi yang akurat dan relevan mengenai perubahan
kebijakan, peristiwa luar biasa, dan koreksi kesalahan dalam keuangan
pemerintah.
4. Kepatuhan dengan Standar: Membantu pemerintah dalam mematuhi
standar akuntansi pemerintah yang berlaku serta pedoman yang
dikeluarkan oleh badan-badan pengatur seperti standar akuntansi
pemerintah yang relevan.
5. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintah,
memastikan bahwa informasi keuangan yang diberikan kepada publik
dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk mengawasi kinerja keuangan
pemerintah.
7
Secara keseluruhan, tujuan utama dari penulisan ini adalah untuk
memberikan wawasan yang komprehensif dan bermanfaat mengenai bagaimana
akuntansi pemerintah mengelola dan melaporkan perubahan kebijakan, peristiwa
luar biasa, serta koreksi kesalahan demi menjaga integritas dan keandalan laporan
keuangan pemerintah.
8
BAB II
PEMBAHASAN
2. Perubahan Kebijakan:
- Definisi: Perubahan kebijakan mengacu pada modifikasi dalam
prinsip akuntansi atau metode estimasi yang diterapkan dalam
pelaporan keuangan.
- Langkah-langkah: Identifikasi kebutuhan perubahan, penentuan
metode baru, retrospektif atau prospektif penerapan, pencatatan
perubahan, dan pengungkapan rinci dalam laporan keuangan.
- Dampak: Perubahan kebijakan dapat mengubah cara laporan
keuangan disusun dan dapat mempengaruhi interpretasi kinerja
serta posisi keuangan pemerintah.
9
3. Peristiwa Luar Biasa:
- Definisi: Peristiwa luar biasa adalah peristiwa yang jarang terjadi
dan signifikan, seperti bencana alam atau perubahan legislasi yang
mempengaruhi keuangan pemerintah.
- Perlakuan Akuntansi: Peristiwa luar biasa diungkapkan secara
terpisah dalam laporan keuangan dan dapat mempengaruhi
penilaian kinerja dan stabilitas keuangan.
- Pengungkapan: Peristiwa luar biasa dijelaskan secara rinci dalam
laporan keuangan untuk memberikan pemahaman yang jelas
mengenai dampaknya.
5. Tujuan Utama:
- Tujuan dari akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan, dan
peristiwa luar biasa adalah untuk menjaga transparansi, akurasi,
dan konsistensi dalam pelaporan keuangan pemerintah.
- Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
memberikan gambaran yang jujur dan akurat tentang kondisi
keuangan serta kinerja pemerintah kepada pemangku kepentingan.
10
2.1 KOREKSI KESAAHAN
2.1.1 Pengertian Koreksi Kesalahan
Koreksi kesalahan dalam akuntansi pemerintah merujuk pada
langkah-langkah yang diambil untuk memperbaiki dan mengoreksi
kesalahan yang terjadi dalam pencatatan transaksi atau pelaporan
keuangan entitas pemerintah. Kesalahan tersebut bisa melibatkan berbagai
aspek, seperti kesalahan perhitungan, pengklasifikasian yang salah, atau
ketidaksesuaian dengan standar akuntansi yang berlaku.
Proses koreksi kesalahan melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Kesalahan: Mendeteksi kesalahan yang terjadi dalam
pencatatan transaksi atau pelaporan keuangan sebelumnya.
2. Penilaian Dampak: Mengukur dampak finansial dari kesalahan
tersebut terhadap laporan keuangan dan kinerja entitas pemerintah.
3. Pencatatan Perubahan: Mencatat penyesuaian yang diperlukan dalam
buku catatan akuntansi untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
4. Pengungkapan: Mengungkapkan koreksi kesalahan secara rinci dalam
laporan keuangan, termasuk penjelasan tentang sifat kesalahan,
dampak finansial, dan cara perbaikan yang dilakukan.
5. Konsistensi: Memastikan konsistensi dalam pelaporan keuangan di
masa depan setelah koreksi kesalahan dilakukan.
Penting untuk mengatasi kesalahan dengan cermat dan transparan
untuk memastikan bahwa laporan keuangan pemerintah memberikan
informasi yang akurat dan dapat diandalkan kepada para pemangku
kepentingan, termasuk masyarakat umum dan auditor.
11
1.1.1 Klasifikasi Kesalahan
Kesalahan dalam akuntansi pemerintah dapat diklasifikasikan menjadi dua
kategori berdasarkan sifat berulang atau tidak berulang serta apakah
kesalahan tersebut bersifat sistematik atau tidak sistematik:
1. Kesalahan Tidak Berulang (Non-recurring Errors):
- Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang terjadi secara
sporadis dan tidak muncul secara teratur dalam pelaporan
keuangan.
- Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti
kesalahan manusia atau situasi khusus yang jarang terjadi.
- Penanganan kesalahan tidak berulang melibatkan koreksi
kesalahan dalam periode berjalan dan memastikan bahwa
kesalahan serupa tidak terulang di masa mendatang.
12
Contoh:
Pada 12 juli 2018 bendahara penerimaan menerima pendapatan pajak hotel
dari hotel AVVin sebesar Rp 15.000.000,00 dari pajak hotel bulan juni yang di
lakukan pemeriksaan kurang bayar. Juranal atas trnsaksi tersebut tersebut
sebagai berikut.
Tanggal Uraian Debit Kredit
Jurnal finansial
Kas di bendahara penerimaan Rp. 15.000.000,00
Pajak hotel-LO Rp. 15.000.000,00
13
per tanggal 1 Desember 2018 kesalahan pencatatan tersebut diketahui dan
langsung dikoreksi
14
Sejumlah teori tentang correction entry juga kami tuliskan agar
kamu dapat memahami topik ini secara menyeluruh. Jadi, jangan hanya
fokus pada contohnya, ya. Perhatikan juga mengenai teorinya.
15
Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) adopsi suatu kebijakan akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang
secara
substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya
2) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi
yang
sebelumnya tidak ada atau yang tidak material.
Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu
perubahan
kebijakan akuntansi. Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuai
dengan
standar akuntansi terkait yang telah menerapkan persyaratan-persyaratan
sehubungan dengan revaluasi.
16
dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Dengan demikian, definisi yang
Anda berikan menggambarkan bagaimana peristiwa luar biasa diakui dan
diungkapkan dalam akuntansi pemerintah.
Peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah merujuk pada
kejadian atau situasi yang di luar kendali pemerintah, jarang terjadi, dan
memiliki dampak materiil yang signifikan terhadap keuangan atau operasi
pemerintah. Dalam panduan standar akuntansi pemerintah, seperti Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) di Indonesia atau Governmental
Accounting Standards Board (GASB) di Amerika Serikat, peristiwa luar
biasa diatur untuk memastikan bahwa laporan keuangan pemerintah
mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
17
5. Kasus Hukum: Keputusan hukum yang mengakibatkan pembayaran
ganti rugi atau denda yang besar oleh pemerintah.
18
mengakibatkan perubahan mendasar dalam keberadaan atau nilai
aset/kewajiban entitas.
7. Diuangkan Secara Terpisah dalam Catatan Laporan Keuangan: Jumlah
dan dampak peristiwa luar biasa harus diungkapkan secara terpisah
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
19
Dengan menggunakan dokumen-dokumen ini, praktisi akuntansi dan
entitas pemerintah dapat melakukan penyesuaian akuntansi yang
diperlukan untuk mengatasi kesalahan, menerapkan perubahan kebijakan,
atau menghadapi peristiwa luar biasa dalam pencatatan dan pelaporan
keuangan mereka.
2.4 SOAL
2.4.1 Soal Pilihan Ganda
1. Akun yang tidak diperlukan dalam jurnal koreksi terhadap kesalahan yang
terjadi akibat tidak adanya penyesuaian di akhir tahun untuk asuransi dibayar
dimuka adalah
A asuransi dibayar dimuka
B kas
C. biaya asuransi
D koreksi laba tahun-tahun lalu
Jawaban : A.
2. Terdapat kesalahan pencatatan belanja yang terlalu besar pada periode berjalan
akibat kesalahan tersebut maka akan dicatat
A. Menambah pendapatan
B menambah belanja
C mengurangi pendapatan
D mengurangi belanja
Jawaban: B
3. Berikut pernyataan yang benar mengenai pengukuran aset tetap pada akuntansi
pemerintah,kecuali.
A. asal tetap yang diperoleh melalui pembelian dinilai berdasarkan seluruh biaya
perolehan yang mendapatkan aset tetap tersebut
B. aset tetap yang diterima dengan kegiatan membangun sendiri dinilai
berdasarkan biaya yang dikeluarkan dari perencanaan sampai aset tetap digunakan
C aset tetap yang diperoleh melalui hibah dinilai menggunakan nilai tukar aset
secara wajar
20
D aset tetap yang diperoleh dengan cara lain dinilai berdasarkan biaya perolehan
Dari aset tersebut
jawaban : D.
4.Satuan kerja B lebih membayar terlalu besar seorang pegawai pada bulan
Desember tahun 2005 sebesar Rp500.000 kepada yang bersangkutan diminta
mengembalikan sesuai dengan SK tuntutan ganti rugi pada bulan Januari 2006
tetapi karena pegawai yang bersangkutan sedang tugas belajar..
A. dikatakan sebagai pengurang belanja
B dicatat sebagai pendapatan lain-lain
C dicatat sebagai piutang lain-lain
D tidak dicatat karena belum dibayar
jawabann:D
5. Berikut ini yang merupakan peristiwa yang memerlukan koreksi kecuali
A. kesalahan pencatat aset
B kelebihan pembayaran belanja
C kesalahan pencatatan utang jangka panjang
D kesalahan berulang
jawaban:A.
21
7.penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi sehingga perlu
dilakukan penambahan pembayaran dari wajib pajak merupakan jenis kesalahan?
a. Berulang
B. Tidak berulang
C. Berulang dan sistematik
D. Tidak berulang dan sistematik
E. Sistematik
Jawaban: C. Berulang dan sistematik
8.setelah fungsi akuntansi melakukan koreksi kesalahan, maka hasil dari koreksi
tersebut harus diungkapkan dalam
a. Catatan atas laporan keuangan
B. Laporan realisasi anggaran
C. Laporan operasional
D. Laporan perubahan ekuitas
E. Neraca konsolidasi
Jawaban:A
9.berikut ini dokumen yang digunakan dalam koreksi kesalahan
A. Bukti memorial
B. Nota kredit
C. PMK
D. Pepres
E. Sertifikat
Jawaban:A.
10. Akun yang tidak diperlukan dalam jurnal koreksi terhadap kesalahan yang
terjadi akibat tidak adanya penyesuaian di akhir tahun untuk asuransi dibayar
dimuka adalah :....
A. Asuransi dibayar dimuka
B. Kas
C. Biaya asuransi
D. Koreksi laba tahun-tahun lalu
Jawabannya :( A)
22
11. Terdapat kesalahan pencatatan belanja yang terlalu besar pada periode
berjalan. Akibat kesalahan tersebut maka akan dicatat :....
A. Menambah pendapatan
B. Menambah belanja
C. Mengurangi pendapatan
D. Mengurangi belanja
Jawabannya :( B)
12.Koreksi kesalahan atas beban yang tidak berulang, sehingga
mengakibatkanpenambahan beban, yang terjadi pada periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisikas dan tidak mempengaruhi secara material posisi aset
selain kas, laporan keuangan
sudah terbit, dilakukan pembetulan pada akun :...
A. Pendapatan lain-lain
B. Kas
C. Aset
D. Salah semua
Jawabannya :( B )
13. Apa yang dimaksud dengan perubahan kebijakan akuntansi pemerintah?
a) Perubahan struktural dalam pemerintahan.
b) Perubahan aturan dan undang-undang yang mengatur akuntansi pemerintah.
c) Pengadopsian metode akuntansi baru atau perubahan kebijakan akuntansi
d) Proses pemilihan pejabat akuntansi dalam pemerintahan.
14. Mengapa pemerintah melakukan perubahan kebijakan akuntansi?
a) Untuk menghindari pembayaran pajak.
b) Untuk menyulitkan pengawasan oleh lembaga eksternal.
c) Untuk meningkatkan transparansi, relevansi, dan keandalan informasi
keuangan.
d) Untuk menutupi kegagalan kebijakan ekonomi.
15. Bagaimana perubahan kebijakan akuntansi biasanya dipresentasikan dalam
laporan keuangan pemerintah?
a) Tidak ada kewajiban untuk mengungkapkan perubahan kebijakan akuntansi.
23
b) Dalam catatan kaki laporan keuangan.
c) Dalam laporan keuangan tanpa penekanan khusus.
d) Dalam catatan atas laporan keuangan atau dalam laporan keuangan terpisah.
24
10. Apa yang dimaksud dengan "restatement" dalam konteks akuntansi
pemerintah dan kapan ini diperlukan?
11. Jelaskan bagaimana peristiwa luar biasa dapat mempengaruhi laporan
keuangan pemerintah dan bagaimana pengungkapannya harus dilakukan.
12. Bagaimana akuntansi koreksi kesalahan berbeda dari akuntansi perubahan
kebijakan dalam konteks akuntansi pemerintah?
13. Jelaskan perbedaan antara "akuntansi basis akrual" dan "akuntansi basis kas"
dan pilih yang mana yang lebih relevan dalam konteks akuntansi pemerintahan.
14. Pemerintah daerah Anda mengadopsi standar akuntansi baru yang berbeda
dari yang sebelumnya. Jelaskan bagaimana perubahan kebijakan ini akan
mempengaruhi laporan keuangan mereka.
15. Apa perbedaan antara pengarahan internal dan eksternal dalam proses koreksi
kesalahan akuntansi pemerintah? Jelaskan bagaimana keduanya berperan dalam
mengoreksi kesalahan tersebut.
25
5. Tujuan utama pengungkapan peristiwa luar biasa adalah memberi pemahaman
yang lebih baik tentang situasi ekstraordinary dan dampaknya terhadap keuangan
pemerintah.
6. "Kesalahan pencatatan" adalah ketidaksesuaian antara pencatatan transaksi
dengan prinsip akuntansi. Dapat diidentifikasi melalui rekonsiliasi dan audit.
7. Pengungkapan perubahan kebijakan akuntansi penting untuk memahami
dampak perubahan pada laporan keuangan dan membantu pemangku kepentingan
dalam pengambilan keputusan.
8. "Peristiwa luar biasa" tidak biasa dan signifikan, sedangkan "peristiwa di luar
bisnis rutin" adalah kejadian biasa yang tidak biasa dalam ukuran atau frekuensi.
9. Faktor perubahan kebijakan akuntansi termasuk standar baru, evaluasi lebih
baik, dan perubahan operasional.
10. "Restatement" adalah penyajian ulang laporan keuangan yang dikoreksi untuk
mengatasi kesalahan yang signifikan.
11. Peristiwa luar biasa dapat memengaruhi keseimbangan finansial dan
pengungkapannya harus terperinci dalam laporan keuangan.
12. Akuntansi koreksi kesalahan melibatkan perbaikan kesalahan sebelumnya,
sementara akuntansi perubahan kebijakan melibatkan adopsi metode baru.
13. "Akuntansi basis akrual" merekam transaksi saat terjadi, lebih relevan dalam
pemerintahan daripada "akuntansi basis kas."
14. Perubahan kebijakan dapat mempengaruhi jumlah pendapatan, biaya, dan laba
bersih dalam laporan keuangan.
15. Pengarahan internal melibatkan langkah-langkah untuk memperbaiki
kesalahan, sedangkan pengarahan eksternal melibatkan auditor dan pemangku
kepentingan eksternal. Keduanya berperan dalam memastikan akurasi laporan
keuangan.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Koreksi kesalahan, perubahan kebijakan, dan peristiwa luar biasa memiliki
implikasi signifikan dalam akuntansi pemerintah. Kesimpulannya adalah:
27
keuangan pemerintah dan pengambilan keputusan yang informasional dan
berdasarkan fakta.
3.2 Saran
Saran terkait dengan akuntansi koreksi kesalahan, perubahan kebijakan,
dan peristiwa luar biasa dalam akuntansi pemerintah:
28
5. Monitor Dampak Finansial: Setelah melakukan koreksi atau perubahan,
pantau dengan cermat dampak finansial yang mungkin timbul. Ini
membantu Anda memahami bagaimana tindakan Anda memengaruhi
laporan keuangan dan kesehatan keuangan pemerintah secara keseluruhan.
6. Jaga Transparansi dan Etika: Dalam semua langkah akuntansi yang Anda
ambil, pastikan Anda menjaga transparansi, integritas, dan etika. Pengguna
laporan keuangan memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan jujur, sehingga penting untuk menjaga standar etika akuntansi.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Soeseno, S. (1980). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: PT Gramedia.
Soeseno, S. (1993). Teknik Penulisan Ilmiah-Populer: Kiat Menulis Nonfiksi
untuk Majalah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nama Penulis Tidak Diketahui / Lembaga*)
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2003). Panduan Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Ekonomi. Jakarta: UI Press.
Buku Terjemahan*)
Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh (6th ed.). (Terj. P.
Winarno, & L. Yuwono). Jakarta: PT. Indeks.
Buku Kumpulan Artikel/Memiliki Editor*)
Ginicola, M. M., Filmore, J. M., Smith, C., & Abdullah, J. (2017). Physical and
Mental Health Challenges Found in the LGBTQI+ Population. In M. M.
Ginicola, C. Smith, & J. M. Filmore (Eds.), Affirmative Counseling with
LGBTQI+ People (pp. 75 - 85). Alexandria, VA: American Counseling
Association.
Artikel Jurnal / Ensiklopedi*)
Ruini, C., Masoni, L., Otolini, F., & Ferrari, S. (2014). Positive Narrative Group
Psychotherapy: The Use of Traditional Fairy Tales to Enhance
Psychological Well-Being and Growth. Journal Psychology of Well-Being,
4 (13), 1-9.
Artikel Jurnal dengan Lebih dari 7 Penulis*)
Gilbert, D. G., Mcclernon, J. F., Rabinovich, N. F., Sugai, C., Plath, L.
C.,Asgaard, G., … Botros, N. (2004). Effects of quitting smoking on EEG
activation and attention last for more than 31 days and are more severe
with stress, dependence, DRD2 Al allele, and depressive traits. Nicotine
and Tobacco Research, 6, 249—267
Artikel Jurnal dengan DOI*)
Herbst-Damm, K. L., & Kuhk, J. A. (2005). Volunteer support marital status, and
the survival times of terminally ill patients. Health Psychology, 24, 225-
229. doi: 10.1037/0278-6133.24.2.225
Artikel dalam Prosiding Online*)
31
Herculano-Houzel, S., Collins, C. E., Wong, R, Kaas, J. H., & Lent R. (2008).
The basic nonuniformity of the cerebral cortex. Proceedings of the
National Academy of Sciences, 105, 12593—12598. doi:1 0. 1
073/pnas.Q80541 7105
Artikel dalam Prosiding Cetak*)
Katz, I., Gabayan, K., & Aghajan, H. (2007). A multi-touch surface using
multiple cameras. In J. Blanc-Talon, W. Philips, D. Popescu, & P.
Scheunders (Eds.), Lecture Notes in Computer Science: Vol. 4678.
Advanced Concepts for intelligent Vision Systems (pp. 97—108). Berlin,
Germany: Springer-Verlag.
Majalah*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.
Majalah Online*)
Susanta, R. (Juni 2010). “Ambush Marketing”. Marketing, 140 (2), 15-17.
Diakses dari: http//majalahmarketing.com//
Surat Kabar*)
Irawan, A. (24 September 2010). “Impor Beras dan Manajemen Logistik Baru”.
Koran Tempo, A11.
Skripsi/Tesis/Disertasi Tidak Terpublikasi*)
Nurgiri, M. (2010). Antropologi Indonesia (Skripsi Tidak Terpublikasi). Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Jakarta.
Akuntansi Pemerintah/Disertasi dari Sumber Online*)
Haryadi, R. (2017). Pengembangan Model Evidence-Based Community
Counseling untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis pada Subyek
Eks-Pecandu NAPZA di Kota Semarang (Tesis, Pascasarjana Universitas
Negeri Semarang). Diakses dari: http//pps.unnes.ac.id//tesis/rudiharyadi/
Video*)
American Psychological Association. (Produser). (2000). Responding
therapeutically to patient expressions of sexual attraction [DVD].
Tersedia di http://www.apa.org/videos/
32
Serial Televisi
Egan, D. (Penulis), & Alexander, J. (Pengarah). (2005). Failure to communicate
[Episode Seri Televisi]. In D. Shore (Produser Pelaksana), House. New
York, NY: Fox Broadcasting.
Musik Rekaman*)
Lang, K.D. (2008). Shadow and the frame. On Watershed [CD]. New York, NY:
Nonesuch Records.
33