Anda di halaman 1dari 26

Sebelum kita mulai, mari kita lihat background kenapa kita membutuhkan Design Thinking….

WICKED PROBLEM
>
Tidak ada formula pasti untuk Wicked Problem.

Tidak ada cara untuk mengetahui apakah solusi Anda final

Tidak ada benar atau salah terkait Solusi untuk wicked problem;
yang ada hanya good or bad / fit or not fit.

Di era yang penuh ketidakjelasan, tingginya kompleksitas, banyaknya Selalu ada lebih dari satu penjelasan terkait wicked problem karena
ambiguitas, banyak permasalahan sekarang ini yang tidak dapat penjelasannya sangat bervariasi tergantung pada perspektif individu.
diselesaikan secara straightforward.

*Wicked Problem menurut Rittell and Webber (1973), adalah problem yang bukan hanya
kompleks dan penuh dengan segala komplikasi tetapi juga sangat sulit untuk di pinpoint mana
awal, tengah, dan ujung dari permasalahannya.
….. dan bahkan dalam memecahkan masalah yang bukan wicked problem pun ada tantangannya .…

REAKSI IMPULSIF EGO DIRI GROUPTHINK


seringkali dalam men-tackle suatu banyak pihak yang berfokus untuk sering kali dalam diskusi grup
permasalahan kita cenderung untuk “pamer” sehingga mengunggulkan diri kebanyakan orang menghindari konflik
spontan, terlalu cepat mengambil kita terhadap orang lain, menganggap dalam perbincangan atau diskusi,
asumsi dari permasalahan yang ada. ide orang lain tidak lebih baik. sehingga pada akhirnya cenderung
untuk menjadi conformist (iya-iya aja).

MISDIAGNOSIS MAN WITH HAMMER SYNDROME


sering kali kita salah dalam kita selalu meng-address sebuah permasalahan dari
memframing problem sehingga sudut pandang keahlian kita, dan menyelesaikannya
memunculkan “obat” yang salah pula pun berdasarkan keahlian yang kita miliki saja.
….. jadi apa itu Design Thinking dan hubungannya dengan Wicked Problem ?

Design thinking ada sebuah proses iterative untuk mengerti user,


mengasumsikan challenge, me-redefine permasalahan, untuk
mengidentifikasi strategi maupun solusi yang belum terlihat jelas. Pada
intinya design thinking ada mindset namun juga framework men-tackle
problem

Design thinking bukan lah proses yang linear karena inti dari design
thinking bukanlah menghadirkan sebuah solusi yang ”sempurna” tetapi
menghadirkan sebuah solusi yang bagus dengan memunculkan
emphaty dan pengertian terhadap pihak yang ingin kita selesaikan
permasalahannya.

Dari Stanford mendefinisikan terdapat 5 tahapan dalam design thinking: Empathise, Define, Ideate, Prototype, Test
Empathize adalah ……

ASSUMING A BEGINNER’S MINDSET


kita harus meninggalkan asumsi pribadi dan pengalaman saat melakukan observasi.
Never judge what we observe and question everything even if we think we know the
answer, dan benar-benar mendengarkan apa yang orang lain katakan
Design thinking tidak dapat dimulai tanpa adanya
pengertian yang mendalam terhadap pihak-pihak yang
TANYA “WHAT”, “HOW”, “WHY”
kita pecahkan permasalahan

Kita harus paham kebutuhan, pikiran, emosi, dan motivasi ENGAGING EXTREME USER
dari pihak tersebut.
>
Walaupun design thinking bukanlah sebuah proses linear
tetapi mayoritas dari alur menyelesaikan permasalahan
lewat design thinking seringkali di mulai melalui
empathise.

VIDEO JOURNAL
mengikuti dan membuat journal dari keseharian user yang kita tuju
Define adalah ……

Definisi kan permasalahan yang dialami oleh user yang kita tuju. Mensintesiskan hasil observasi kita. ini merupakan tahap yang paling
menantang. Karena problem yang kita definisikan akan menjadi guidance dalam proses selanjutnya (walaupun kita dapat mengiterasi dan
mengulang proses ini).

EMPATHY MAPPING POINT OF VIEW STATEMENT


Bagaimana kah contoh statement permasalahan yang baik?
[User . . .
(descriptive)] needs
1. Human-centered : frame problem sesuai persona user [need . . . (verb)]
yang kita tuju. > because [insight. . .
(compelling)]
2. Broad enough to enable creative freedom : problem
statement yang kita buat harus memungkinkan
beberapa spektrum solusi

3. Narrow enough to make it manageable : harus cukup HOW MIGHT WE QUESTION


spesifik. Hindari statement seperti “Improving the
human condition:
Ideate adalah ……

Melakukan ideasi solusi sebanyak-banyaknya terhadap problem statement yang telah ditentukan. Biasanya fase ini dilakukan dalam sebuah sesi
brainstorming. Ada beberapa rule yang perlu di perhatikan :

RULES

SET TIME LIMIT STAY FOCUS ON TOPIC

DEFER JUDGEMENT/CRITICISM
dilarang berargumen, mempertanyakan ide pihak lain

ENCOURAGE WEIRD, WILD IDEAS


buat suasana dimana setiap individu untuk menyampaikan ide ter-gilanya

AIM FOR QUANTITY


focus terhadap kuantitas ide daripada kesempurnaan ide

BUILD ON EACH OTHER’S IDEA


terima masukkan, ide, dan pandangan dari member brainstorm lain karena seringkali hal
tersebut dapat memunculkan ide baru.

BE VISUAL
Prototype adalah ……

LOW FIDELITY PROTOTYPE

JUST START BUILDING


Jangan terlalu lama, don’t spend to much time. Inti dari protipe adalah representasi ideasi
sehingga kita bisa cepat mendapatkan data.

>
REMEMBER WHAT YOU’RE TESTING FOR
Ingat pada hal-hal yang akan diujikan. Pastikan prototipe anda meng-cover hal tersebut
HIGH FIDELITY PROTOTYPE

BUILD WITH USER IN MIND


buat ekspektasi behaviour dari calon pengguna untuk nantinya dilihat gap dari ekspakstasi
dan realita untuk dijadikan feedback pengembangan.
Test adalah ……
Perbedaan Design Thinking dan Design Sprint

Design thinking is a philosophy to internalize and a mindset to adopt. It is about structuring our thought process to understand and define
the problem, conceptualize, actualize and test solutions.

In contrast, ‘design sprint’ is a methodological process, based on design thinking, which tackles and solves the problems in the most
efficient way within a specific time range.

Google Design Sprint


Telkom Design Sprint
Posisi Design Thinking dan Design Sprint dalam Journey Corporate Innovation

BUSINESS MODEL VALIDATION


Memastikan business value chain layanan
dapat tersampaikan
dengan efektif dan efisien, serta
4 mendapatkan validasi revenue stream
yang dapat diadopsi bagi perusahaan

MARKET VALIDATION
Melakukan validasi ekspansi layanan dan
CUSTOMER VALIDATION 5 ekspansi market, untuk
Melakukan validasi terhadap masalah oleh meningkatkan Potensi revenue
2 pelanggan potensial
sehingga didapatkan problem nyata yang
membutuhkan solusi
PRODUCT VALIDATION
Melakukan pembuatan MInimum Viable
Product (MVP) dan
3 melakukan validasi terhadap pelanggan akan
kemungkinan potensi produk tersebut
digunakan secara aktif oleh pelanggan

IDEA GENERATION & VALIDATION AS FOUNDATION


1 Melakukan idea generation atau
idea sourcing melalui metoda
Design Thinking sampai dengan membentuk
prototype ideanya
From To

(Membuat konsumen (Membuat sesuatu yang


menginginkan sesuatu) diinginkan konsumen)
WHAT IS DESIGN THINKING?

Design Thinking adalah "pola pikir fungsional dengan pendekatan “human-centered”, berorientasi pada
inovasi yang memanfaatkan tools untuk mengintegrasikan kebutuhan orang-orang, kemungkinan
teknologi, dan syarat untuk kesuksesan bisnis"

--- as noted by Tim Brown, CEO of IDEO

Design thinking menciptakan wawasan baru dan mengurangi bias yang mengakar, mencegah tindakan
sehingga tidak mewujudkan inovasi

--- California Management Review, HBR


WHAT IS DESIGN THINKING?

Source : Gartner 2019


WHAT IS DESIGN THINKING?

Source : Gartner 2019


TANTANGAN UTAMA DARI TRANSFORMASI DIGITAL

Key Challenges

• Bagian tersulit dari transformasi adalah perubahan manusia dan budaya. Ini bukan berita, juga tidak mudah
untuk dipecahkan. Tanpa pendekatan baru untuk masalah abadi ini, organisasi tidak akan dapat bergerak dengan
kecepatan yang dibutuhkan bisnis digital.

• Transformasi bisnis digital membutuhkan kelincahan dan kreativitas lebih dari pengetahuan dan proses yang
sudah stabil atau mumpuni. Namun, sebagian besar organisasi telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk
merekrut dan memberi penghargaan kepada pekerja berdasarkan yang terakhir.

• Hanya sekedar mengajak orang untuk “bergabung” dengan perubahan akan berdampak kecil dan bahkan dapat
menjadi bumerang

Source : Gartner 2019


How?
MINDSET FOR DIGITAL TRANSFORMATION

Source : Gartner 2019


MINDSET FOR DIGITAL TRANSFORMATION

Source : Gartner 2019


MINDSET FOR DIGITAL TRANSFORMATION

ENABLER AND
CATALYSATOR

Source : Gartner 2019


MINDSET FOR DIGITAL TRANSFORMATION

DESIGN
THINKING

Kita tidak dapat mengubah pasar, tetapi kita
dapat mengubah cara kita dalam melakukan
berbagai hal

Anda mungkin juga menyukai