Pembimbing:
dr. Futiha
Arabia, Sp.OG
Disusun oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan Rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan journal reading ini tepat pada waktunya, journal
reading yang di tulis berjudul “ Prevalence Of Bacterial Vaginosis And Associated
1. dr. Futiha Arabia, Sp.OG selaku dokter pembimbing serta dokter spesialis Obstetri Dan
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya
kepada penulis dan kepada pembaca.
Terimakasih
Nadya Lutfi
Prevalensi Bakterial Vaginosis dan Faktor Risiko Terkait di antara Wanita Keluhan
Infeksi Saluran Genital
Latar Belakang. Bakterial Vaginosis adalah masalah global karena meningkatnya risiko
penularan infeksi menular seksual.
Tujuan. Untuk mengetahui prevalensi bakterial vaginosis dan bakteri penyebab aerobik
vaginitis.
Metode. penelitian cross-sectional dilakukan antara 210 pasien antara September 2015 dan
Juli 2016 di Rumah Sakit St. Paul. Swab vagina gram-stained diperiksa secara mikroskopik
dan dinilai sesuai prosedur Nugent. Bakteri yang menyebabkan vaginitis aerobik ditandai,
dan pola kerentanan antimikroba mereka ditentukan.
Hasil. Prevalensi keseluruhan dari bakterial vaginosis adalah 48,6%. Bakterial vaginosis
secara bermakna dikaitkan dnegan jumlah celana yang digunakan per hari (= 0,001) dan
frekuensi membersihkan vagina (= 0,045). Dari 151 isolasi bakteri, 69,5% adalah gram-
negatif dan 30,5% adalah bakteri gram positif. Tingkat resisntensi obat secara keseluruhan
bakteri gram positif tinggi terhadap penisilin, tetrasiklin, dan eritromisin. Cefoxitin dan
tobramycin adalah yang paling aktif melawan bakteri gram-positif. Tingkat resistensi obat
keseluruhan bakteri gram negative tinggi terhadap tetrasiklin, ampisilin, dan amoksisilin.
Amikacin dan tobramycin adalah obat yang paling efektif melawan bakteri gram-negatif.
Kesimpulan. Prevalensi bakterial vaginosis tinggi dan dipengaruhi oleh kebersihan individu.
Seharusnya kultur rutin sampel vagina dilakukan pada pasien dengan vaginitis dan pola
kerentanan obat dari masing – masing isolasi harus ditentukan.
1. Pendahuluan
Vaginitis adalah peradangan pada vagina dimana bakterial vaginosis, kandidiasis
vulvovaginal, dan trikomoniasis adalah yang paling banyak. Hampir 5 – 10 juta wanita
mencari saran ginekologis untuk vaginitis setiap tahunnya diseluruh dunia.
Bakterial vaginosis digambarkan sebagai perubahan keseimbangan dari mikroflora
vagina yang ditandai dengan peningkatan pH vagina, penurunan lactobacilli, terutama
spesies penghasil hydrogen peroksida, dan peningkatan bakteri fakultatif dan anaerob
dalam jumlah dan/atau tipe. Meskipun prevalensi bakterial vaginosis sangat berbeda dari
satu negara ke negara dalam wilayah yang sama dan bahkan dalam kelompok populasi
yang sempurna, telah diperkirakan dalam kisaran 8% hinggan 75%. Bakterial vaginosis
dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi secara global lebih banyak ditemukan
pada wanita usia reproduksi.
Selama bertahun – tahun, bakterial vaginosis telah menerima sedikit perhatian,
karena itu dianggap sebagai penyakit sepele. Namun, itu adalah penyakit tidak wajar
dalam hal kehilangan hari kerja dan biaya perawataan. Selain itu, meningkatkan risiko
memperoleh (i) human immunideficiency virus dan infeksi menular seksual (IMS)
lainnya, seperti gonore, trikomoniasis, dan virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2), dan (ii)
keguguran, persalinan prematur, dan komplikasi pasca persalinan seperti endometriosis
dan luka infeksi pada wanita hamil. Ini juga meningkatkan paparan virus HIV.
Diagnosis bakterial vaginosis dapat digunakan dengan menggunakan kriteria klinis
atau di laboratorium dengan skor morfotipe bakteri dari strain gram cairan vagina. Skor
0-3 mewakili flora normal vagina, skor 4 – 6 mewakili flora vagina menengah, dan skor
7 – 10 dianggap sebagai diagnosis untuk bakterial vaginosis. Beberapa penelitian juga
telah mengisolasi dan mengkarakterisasi mikroorganisme aerob yang diidentifikasi
sebanyai penyebab utama aerob vaginitis dari biakan swab vagina. E. coli, Pseudomonas
spp., S. aureus, Mycoplasma hominis, dan Ureaplsama urealyticum telah dilaporkan
sebagai mikroorganisme yang paling sering diisolasi dari pasien dengan vaginitis aerob.
Meskipun bakterial vaginosis dikaitkan dengan banyak hal masalah kesehatan dan
merupakan masalah utama global, telah menjadi fokus pada studi intensif maupun
program kontrol aktif di Etiopia. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menemukan prevalensi bakterial vaginosis dan hubugan faktor risiko yang terkait antara
wanita yang mendatangi klinik ginekologi dan antenatal.
5. Kesimpulan
Prevalensi bakterial vaginosis relatif tinggi dan dipengaruhi oleh kebersihan
individu. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan kesehatan secara komprehensif yang
bertujuan mengurangi bakterial vaginosis. Isolat dan karakterisasi bakteri aerob
penyebab vaginitis aerobik dari kultur vagina dan uji sensitifitas dengan mikroskop dan
diagnosis klinis bakterial vaginosis.