Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

REFERAT
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA KELUHAN SAKIT KEPALA
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA KELUHAN SAKIT KEPALA

Pembimbing :
dr. Irfan Taufik, Sp.S

Oleh :
Nadya Lutfi 2016730075

KEPANITERAAN KLINIK STASE NEUROLOGI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


2020
Anatomi Kepala
Definisi
Berdasarkan International Association for the Study of Pain
Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosi yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan (Tissue damage)
yang actual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut

Nyeri Kepala adalah sensasi tidak nyaman yang dirasakan di


daerah kepala akibat segala hal yang merusak atau berpotensi
mengakibatkan kerusakan structural. Areanya mencakup
intracranial dan ekstrakranial (termasuk wajah) yang memang
banyak memiliki struktur peka nyeri
DEFINISI
Nyeri kepala yang bukan diakibatkan oleh adanya
Nyeri kepala kelainan struktural di intrakranial maupun kelainan
primer metabolik yang mendasarinya

Nyeri kepala sekunder merupakan sebuah gejala


Nyeri kepala dari suatu proses organik dan berhubungan
sekunder dengan lebih dari 316 gangguan dan penyakit.
Nyeri kepala didasari oleh adanya kerusakan
struktural atau sistemik
Prevalensi
prevalensi diketahui bahwa nyeri kepala menempati
prevalensi
peringkat diketahui
teratas dengan bahwa nyeri kepala
persentase menempati
sebanyak 42%
peringkat teratas dengan persentase
dari semua keluhan pasien neurologi sebanyak 42%
dari semua keluhan pasien neurologi
Dari data pasien poli saraf Rumah Sakit Umum Daerah
Dari data
(RSUD) Dr. pasien
Soetomo poli Surabaya
saraf Rumah Sakit
dalam Umum waktu
rentang Daerah
(RSUD)(Oktober
setahun Dr. Soetomo
2014 Surabaya
– Oktoberdalam
2015)rentang waktu
didapatkan
setahun 1.580
sebanyak (Oktoberjiwa2014atau– sebanyak
Oktober 2015) didapatkan
8% dari total
sebanyak 1.580 jiwa atau sebanyak 8%
pasien yang datang berobat ke poli saraf RSUD Dr. dari total
pasien menderita
Soetomo yang datang nyeriberobat
kepala ke poli saraf RSUD Dr.
primer.
Soetomo menderita nyeri kepala primer.
Salah satu contoh nyeri kepala primer adalah migren
Salah satu contoh nyeri kepala primer adalah migren
Patomekanisme Nyeri Kepala
Klasifikasi Nyeri Kepala
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
Terdapat
 Nyeri beberapa pertanyaan
kepala primer yang penting
: Pemeriksaan ditanyakan
fisik dalam batas untuk
normalnyeri kepala seperti:
1. Lokasikepala
 Nyeri nyeri (jidat,
sekunder leher, dekat mata) fisik terdapatnya demam, kaku kuduk dan kulit
: Pemeriksaan
2. kemerahan
Intensitas nyeri
dan (ringan, sedang,
jika terdapat berat) kesadaran dan defisit neurologis ( curiga
penurunan
3. dahulu
Onset nyeri
untuk(udah
nyeri berapa lama keluhan
kepala sekunder ) ini dirasakan)
4. Durasi nyeri ( berapa lama nyeri dirasakan jika timbul)
5. Frekuensi nyeri ( berapa kali terjadi serangan nyeri)
6. Kualitas nyeri ( tertusuk, tertekan, denyut, dsb)
Pemeriksaan
7. Yang memperberat
Pemeriksaan atau memperingan
imaging dilakukann nyeri defisit neurologis atau jika nyeri kepala
jika ditemukan
8. Riwayat
dicurigai penyakit
nyeri kepala sebelumya
sekunder ( pernah atau tidak mengalami nyeri ini atau belum)
Pada nyeri primer dapat dilakukan juga pemeriksaan imaging jika pola nyeri berubah,
memberat dan disertai gejala lain bahkan gejala psikiatri
GEJALA & TANDA KLINIS
PRIMER
Fase prodromal Fase aura Fase nyeri kepala Fase postdormal
Berlangsung selama beberapa Gejala disfungsi serebrl fokal, dapat -Durasi : jam-hari (4-27 jam) Perubahan nafsu
jam-hari sebelum terjadi nyeri membaik dalam waktu <60 menit. -Karakteristik : berdenyut, makan, gejala
berupa: Bentuk gangguan umumya unilateral (terutama pada daerah otonom, perubahan
-Perubahan mental dan mood berbentuk; fotofobia dan fonofobia, fronto temporal) mood, serta agitasi
(depresi, marah, euforia) parestesia unilateral, kesemutan, -Memburuk pada malam hari.
-Leher kaku kelelahan -Gejala penyerta : mual atau
-Lemas muntah, fotofobia atau fonofobia,
unilateral, berdenyut -Menguap
-Sering berkemih

Tension Type Headache (TTH) Karakteristik Faktor yang memicu


Nyeri kepala -lokasi : bilateral Faktor risiko yang dapat
-sifat : rasa menekan atau mengikat, mempengaruhi TTH seperti posisi
tidak berdenyut tidur atau bekerja yang tidak baik
-intensitas : ringan-sedang
-tidak bertambah pada aktifitas fisik rutin
Terasa tegang disekitar leher dan kepala
belakang
bilateral, rasa menekan
atau mengikat Tidak ada mual tapi bisa ada fotofobia
atau fonofobia
Cluster Type Headache (CH)

-Nyeri kepala hebat sering terjadi pada malam hari dengan jangka waktu mingguan hingga bulanan
-Periodesitas serta gejala otonom

Unilateral disekitar orbita, supraorbita dan atau temporal


Unilateral disekitar orbita,
supraorbita dan atau temporal Tidak ada mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia

Pada nyeri kepala primer umumnya dalam batas normal, akan tetapi pada CH dapat
ditemukan:

Pemeriksaan -lakrimasi ipsilateral/konjungtiva injeksi


fisik umum dan
neurologis
- Hidung tersumbat/rinore
- Edema palpebra ipsilateral
- Miosis/ptosis ipsilateral
- Perspirasi pada dahi & wajah sisi ipsilateral
DIAGNOSIS
Diagnosis nyeri kepala primer berdasarkan : anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan fisik umum dan neurologis.
Pemeriksaan penunjang seperti CT san dan MRI dilakukan untuk menyingkirkan nyeri kepala sekunder

Diagnosis nyeri kepala sekunder melalui pengenalan tanda bahaya nyeri kepala secara dini sehingga dapat diputuskan untuk
melakukan pemeriksaan penunjang (CT scan dan MRI, analisis cairan otak, pemeriksaan laboratorium dan EEG)

Migren tanpa aura Migren dengan aura


Nyeri kepala minimal berlangsung selama 4-72 jam (baik Sekurng-kurangnya telah terjadi 2 serangan nyeri
dalam kondisi belum diobati atau sudah diobati namun kepala yang memenuhi kriteria migren tanpa aura
belum berhasil)
Minimal mempunyai 2 karakteristik nyeri kepala berikut: Ada aura tipikal yang dapat berupa aura visual dan
1.Unilateral atau sensoris dan atau gangguan berbahasa
2.Berdenyut
3.Intensitas nyeri : sedang-berat
4.Diperberat dengan aktivitas fisik rutin maupun tidak rutin
Migren (seperti berjalan jauh, naik tangga

Terdapat salah satu gejala penyerta: Nyeri kepala tidak berkaitan dengan penyakit lain
1.Mual dan/atau muntah
2.Fotofobia dan fonofobia

Nyeri kepala tidak berkaitan dengan penyakit lain


Migren
Terapi abortif Terapi nonmedikamentosa Terapi profilaksis

nonspesifik spesifik Edukasi seputar : menejemen Obat harus dititrasi perlahan sampai dosis efektif
Indikasi : serangan migren Diberikan jika analgetik atau faktor pencetus dan gaya atau maksimum untuk meminimalkan efek samping.
ringan-sedang OAINS tidak ada respon hidup melalui strategi self Obat :
management, teknik relaksasi, a. Beta bloker
Obat : golongan antiinflamasi Obat : penggunaan obat akut atau o Propanolol 80-240 mg per hari (terapi profilaksi
nonsteroid (OAINS) atau obat -Sumatriptan 6 mg subkutan profilaksi secara wajar lini pertama)
analgesik atau sumatriptan 50-100 mg o Timolol 10-15 mg 2x/hari, dan metropolol 45- 200
-Paracetamol 500-1000 mg peroral mg/hari (alternatif)
tiap 6-8 jam -Ergotamin 1-2 mg (oral, b. Antiepilepsi
-ibuprofen 400-800 mg tiap 6 subukan, atau rektal) o Topiramat 25-200 mg per hari untuk profilaksi
jam migrain episodik dan kronik (A).
-Kalium diklofenak (powder) o Asam valproat 400-1000 mg per hari untuk
50-100 mg/hari dosis tunggal profilaksi migrain episodik (A).
c. Antidepresi
o Amitriptilin 10-75mg, untuk profikasi migrain
d. Obat antiinflamasi non steroid
Ibuprofen 200 mg 2 kali sehari
TTH episodik tipe jarang (infrequent TTH episodik tipe sering TTH kronik
(frequent)
a. Sekurangnya terdapat 10 episode serangan Mirip dengan tipe jarang a. Nyeri kepala terjadi ≥15 hari/bulan dan berlangsung >3
dengan rerata <1hari/bulan (<12 hari/tahun) dan tetapi mempunyai bulan (≥180 hari/tahun)
memenuhi kriteria b-e frekuensi yang lebih
sering pada kriteria
b. Nyeri kepala dapat berlangsung 30 menit-7 hari pertama, yaitu paling b. Nyeri kepala harus memenuhi kriteria berikut:
tidak terdapat 10 episode •Berlangsung beberapa jam atau terus menerus
serangan dalam 1-15 •Nyeri kepala memiliki sekurangnya 2 karakteristik
hari/bulan selama paling berikut:
tidak 3 bulan (12-180 - lokasi bilateral
hari/tahun) - terasa menekan atau mengikat (bukan berdenyut)
- intensitas : ringan-sedang (dapat mengganggu aktivitas
tetapi pasien masih bisa beraktivitas
- TIDAK MEMBERAT dengan aktivitas fisik rutin (seperti
TTH berjalan atau naik tangga)

c. Nyeri kepala paling tidak memiliki 2 gejala khas c. TIDAK DIDAPATKAN :


berikut: 1. Lebih dari satu keluhan ini, yaitu fotofobia, fonofobia,
1. Bilateral atau mual
2. Terasa menekan atau mengikat (tidak berdenyut) 2. Muntah
3. Intensitasnya : ringan-sedang
4. TIDAK DIPERBERAT dengan aktivitas rutin
(seperti berjalan atau naik tangga)

d. TIDAK DIDAPATKAN keluhan atau gejala berupa: d. Tidak berkaitan dengan kelainan lain pada kepala atau
1. Mual atau muntah (walaupun pasien mengeluh organ tubuh lainnya
anoreksia)
2. Fotofobia atau fonofobia

e. Tidak berkaitan dengan kelainan lain pada kepala


atau organ tubuh lainnya
TTH

Terapi Medikamentosa
Terapi non medikamentosa
Akut (tidak boleh lebih dari 2 Kronik
hari/minggu) 1. Edukasi
Analgetik: 1. Antidepresan: 2. Kontrol diet
1. Aspirin 1000 mg/hari, Jenis trisiklik: amytriptiline
2. Asetaminofen 1000 mg/hari, 2. Antiansietas 3. Terapi fisik laihan postur dan posisi,
3. NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Golongan benzodiazepin masase, manual terapi, kompres
Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam
mefenamat, ibuprofen 800 mg/hari, panas/dingin, akupuntur TENS
diklofenak 50-100 mg/hari). (transcutaneus electrical stimulation).
4. Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg.
5. Kombinasi: 325 mg aspirin, 5. Behaviour treatment : manajemen
asetaminofen + 40 mg kafein. stress, konseling, terapi relaksasi,
atau terapi kognitif-sikap
cluster headache (CH)
a. Terdapat minimal 5 serangan yang memenuhi kriteria b-d

b. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, superorbita dan atau temporal yang unilateral,
berlangsung 15-180 menit bila tidak diobati

c. Nyeri kepala disertai setidaknya satu dari gejala berikut:


-Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
-Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral
-Edema palpebra ipsilateral
-Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
-Miosis dan atau ptosis ipsilateral
-Perasaan gelisah atau agitasi

d. Serangan-serangan tersebut mempunyai frekuensi : dari 1 kali setiap 2 hari sampai 8 kali perhari

e. Tidak berkaitan dengan gangguan lain


CH
Terapi untuk serangan akut nyeri kepala CH adalah sebagai berikut:
1. Inhalasi oksigen (sungkup): oksigen 100% 7 liter/menit selama 15 menit
2. Dihidroergotamin (DHE ) 0,5–1,5 mg i.v. akan mengurangi nyeri dalam 10 menit; pemberian i.m. dan nasal lebih lama.
3. Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg, akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-15 menit. Dapat diulang setelah 24 jam.
Kontraindikasi:penyakit jantung iskemik, hipertensi tidak terkontrol. Sumatriptan nasal spray 20 mg (kurang efektif dibanding
subkutan).
4. Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral.
5. Ergotamine aerosol 0,36–1,08 mg (1–3 inhalasi) efektif 80%.
6. Gabapentin atau Topiramat.

Terapi profilaksis
-Pilihan pertama: prednison 60–80 mg/hari (selama 7–14 hari) dan verapamil 240 mg/hari. Jika gagal: Methysergide 2 mg t.i.d (1–2
bulan) jangan diberikan dengan obat lain, kecuali hydrocodon bitartrat (Vicodin).
− Jika tidak efektif:
o Lithium atau asam valproat atau keduanya dapat dipakai bersama dengan verapamil.
o Untuk pasien yang dirawat inap karena nyeri kepala klaster intractable: dihidroergotamin i.v. setiap 8 jam, juga diberikan sedatif.

Terapi non-medikamentosa : edukasi


1. Hidup dan istirahat cukup
2. Hindari tidur sore
3. Hindari alkohol
4. Hindari tembakau
5. Hindari ketinggian
PROGNOSIS

Prognosis Migren TTH CH


Ad vitam Bonam Bonam Bonam
Ad Sanationam Dubia ad Bonam Bonam
/ Kekambuhan malam
Ad Fungsionam Bonam Bonam Bonam
Sekunder
Sebuah proses organik dan berhubungan dengan lebih
dari 316 gangguan dan penyakit.

Waspada nyeri kepala sekunder:


• Nyeri pertama kali
• Berulang atau muncul pada usia > 40
tahun

Nyeri kepala akan sangat dicurigai sebagai


sekunder jika mengidap human immunodeficiency
virus (HIV) atau terdapat riwayat trauma kepala,
stroke, kejang, atau keganasan sebelumnya.
Tanda Bahaya Sakit
Kepala
Tanda Bahaya Diagnosis Banding Rencana Pemeriksaan

Nyeri kepala setelah usis Arteritis temporal, lesi massa LED, pencitraan
50 tahun

Nyeri kepala awitan Perdarahan subarachnoid, Pungsi lumbal, pencitraan


mendadak apopleksi pituitari, malformasi
ateriovena, lsi massa (terutama
fossa posterior)

Nyeri kepala progresif Lesi massa, subdural hematom, Pencitraan, skrining obat
bertambah berat overuse medication

Nyeri kepala dengan Meningitis, ensefalitis, infeksi Tes darah, pungsi lumbal,
pnyekit sistemik (demam, sistemik, Lyme disease pencitraan
kaku kuduk, ruam kulit)

Defisit neurologis fokal Lesi massa, stroke, penyakit Pencitraan. Evaluasi


(selain aura tipikal) vaskular kolagen (misalnya kolagen vaskular
anterior pituitary – like/APL)

Edema papil Lesi massa, pseudotumor, Pencitraan, pungsi lumbal


meningitis
Nyeri Neuropati Cranial, Nyeri Wajah Lain
Dan Sakit Kepala Lainnya / Neuralgia Kranial.

Trigeminal Neuralgia Terapi Medikamentosa

Kriteria Diagnosis : • Karbamazepin 200 – 1200 mg/hari


• Pregabalin 50 – 75 mg/hari
Nyeri pada wajah
A. Serangan unilateral yang
nyeri paroksismal beberapabersifat :
detik hingga 2 menit yang • Gabapentin 300 – 3600 mg/hari
• Episodik • Baklofen 60 – 80 mg/hari
melibatkan 1 atau lebih cabang N. Trigeminal
• Spontan • Fenitoin 100 – 200 mg/hari
• B. Menusuk
Nyeri memiliki 1 karakteristik berikut : • Clobazam 10 mg/hari
• Seperti tersengat listrik
• Kuat, tajam, superfisial, atau rasa tertekan • Topiramat 100 – 400 mg/hari
Nyeri bersifat• progresif dalam waktu 20 detik  pasien • Okskarbamazepin 600 – 3000 mg/hari
Dicetuskan dari satu titik pada zona nyeri atau oleh • Mecobalamine 500 – 1000 mg/hari
merasa sangat kesakitan yang kemudian menghilang
dan menyisakansatu faktor
rasa pencetus yang bertahan
terbakar Terapi non – medikamentosa
beberapa detik hingga
C. Jenis serangan menit
sterotipik pada tiap individu Rehabilitasi medik
D. Tidak ada defisit neuologis
E. Tidak berkaitan dengan gangguan pada organ lain Neuralgia
trigeminal hendaknya memenuhi seluruh tersebut; minimal
kriteria A, B, dan C.
Cephalgia Sifat Lokasi Lama nyeri Frekuensi Gejala ikutan
Migren tanpa Berdenyut Unilateral/bilateral 4-72 jam Sporadik, < 5 Mual muntah,
aura serangan nyeri fotofobia,fonofobia
Migren dengan Berdenyut Unilateral < 60 menit Sporadik, 2 serangan Gangguan visual,
aura didahului gejala gangguan sensorik,
neurologi fokal 5-20 gangguan bicara
menit
Tension Tipe Tumpul, Bilateral 30 menit -7 Terus menerus Depresi ansietas stress
Headache tekan diikat hari
cluster Tajam, Unilateral orbita, 15-180 menit Periodik 1 x tiap 2 Lakrimasi ipsilateral.,
headache menusuk supraorbital hari – 8x perhari rhinorrhoea ipsilatral,
miosis/ptosis ipsilatral,
dahi & wajah berkeringat
Neuralgia Ditusuk-tusuk Dermatom saraf V 15-60 detik Beberapa kali sehari Zona pemicu nyeri
trigeminus
Kesimpulan

Nyeri kepala (cephalgia), rasa tidak nyaman pada daerah atas kepala dan dapat
menjalar. Dapat disebabkan adanya kelainan organ-organ dikepala, jaringan sistem
persarafan dan pembuluh darah. Faktor risiko terjadinya nyeri kepala adalah gaya hidup,
kondisi penyakit, jenis kelamin, umur. Tidak ada pemeriksaan khusus pada nyeri kepala.

Umunya nyeri kepala tidak berbahaya dengan syarat memastikan tidak adanya tanda
bahaya. Dapat diobati dengan menggunakan analgetik, profilaksis, serta antidepresan
jika dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai