Anda di halaman 1dari 24

REFRESHING

TRAKTUS RESPIRATORIUS

Pembimbing:
dr. Rachmat Mulyana Memet, Sp. Rad

Oleh :
Nadya Lutfi (2016730075)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU RADIOLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya laporan Refreshing yang
berjudul “TRACTUS RESPIRATORIUS”. Laporan ini disusun dalam rangka
meningkatkan pengetahuan penyusun sekaligus memenuhi tugas kepaniteraan klinik stase
Ilmu Radiologi di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
berguna bagi penulis maupun lainnya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, harapkan saran dan kritik untuk dapat
membuat laporan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Terima kasih
Jakarta, April 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Pemeriksaan radiologi foto thoraks merupakan pemeriksaan yang sangat


penting. Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dapat dianggap
tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan pasti
sebelum dilakukan pemeriksaan radiologik. Selain itu, berbagai kelainan dini
dalam paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto roentgen sebelum
timbul gejala-gejala klinis.

Walaupun foto thorax merupakan pemeriksaan sinar x yang lazim


dilakukan, namun juga merupakan foto polos yang sulit di interpretasi. Film
yang dibuat secara acak bila ditemukan kelainan cenderung di analisis menurut
kemungkinan yang dibuat oleh pembacanya, jadi bila pembaca memiliki
kemungkinan interpretasi berbeda akan menghasilkan interpretasi yang berbeda
pula.

Untuk mengetahui adanya suatu kelainan pada foto roentgen memang


diperlukan sedikit latihan tetapi untuk menilai dengan teliti suatu kelainan yang
terlihat serta menarik kesimpulan yang tepat, merupakan hal yang jauh lebih
sulit dan memerlukan latihan yang lebih lama di samping pengetahuan yang
mendalam tentang cabang ilmu kedokteran lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi Traktus Respiratorius

Saluran pernapasan terbentang dari lubang hidung dan bibir sampai ke


alveoli paru-paru.

Keterangan :
1. Trakea
2. Os klavikula
3. Kosta IV posterior
4. Bronkus utama kanan
5. Bayangan payudarah kanan
6. Udara dalam lambung
7. Hemidiagfragma kiri
8. Ventrikel kiri
9. Aorta decendens
10. Arteri pulmonalis kiri
11. Lobus superior kiri
12. Atrium kiri
13. Ventrikel kanan
14. Arteri pulmonalis kanan , vena pulmonalis kanan
15. Corpus vertebra
16. Sudut kostofrenikus posterior

Radioanatomi Foto Thorax

A. Posisi simetris dilihat dari proyeksi tulang corpus vertebra thorak yang
terletak di tengah sendi sternoklavikular dextra dan sinistra.
B. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak cavum thorax
sampai sinus phrenico-costalis dextra dan sinistra.
C. Vertebra thorakal biasanya dapat dilihat pada thorakal 3-4.
D. Inspirasi cukup dilihat ketika diafragma dextra setinggi kosta 9 -10
posterior.

Lobus thorax
 Pulmo dextra dibagi oleh fissura obliqua dan fissura horizontalis
menjadi 3 lobus, lobus superior dan lobus medial serta lobus inferior.
 Pulmo sinistra dibagi oleh fissura obliqua menjadi 2 lobus, lobus
superior dan lobus inferior.
Macam – Macam Cara Pemeriksaan

 Fluoroscopy Thorax
Adalah cara pemeriksaan yang mempergunakan sifat tembus sinar
roentgen dan suatu tabir yang bersifat fluoresensi bila terkena sinar
tersebut. Fluoroskopi terutama diperlukan untuk menyelidiki pergerakan
suatu organ/sistem tubuh seperti dinamika alat- alat peredaran darah,
misalnya jantung dan pembuluh darah besar serta pernapasan berupa
pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru. Pada fluoroscopy baik pada
penderita maupun pemeriksa terpapar sinar roentgen sehingga dapat
menyebabkan bahaya radiasi, maka perlu diperhatikan beberapa
petunjuk agar bahaya sinar dibatasi pada tingkat minimum yang masih
praktis.

 Roentgenography
Adalah pembuatan foto roentgen toraks, yang biasanya dibuat
dengan arah postero-anterior (PA) dan lateral bila perlu. Dengan tekanan
listrik yang di gunakan antara 60-90 kV, semakin tinggi semakin baik,
karena ini mengurangi kontras antara hitam dan putih. Pemakaian
tekanan tinggi akan menambah daya tembus sinar, sehingga bagian-
bagian mediastinal dan retrokardial dapat pula dilihat. Bagian ini tidak
mungkin terlihat bila tekanan listrik terlalu rendah. Agar distorsi dan
magnifikasi yang diperoleh menjadi sekecil mungkin, maka jarak antara
tabung dan film harus 1,80 meter dan foto dibuat sewaktu penderita
sedang bernapas dalam (inspirasi).
 Bronchography
Adalah pemeriksaan percabangan bronkus, biasanya dilakukan
baik dengan fluoroskopi maupun roentgenografi dengan cara mengisi
saluran bronkial dengan suatu bahan kontras yang bersifat opaque
(menghasilkan bayangan putih pada foto). Bahan
kontras tersebut biasanya mengandung jodium (lipiodol, dionosil, dsb).
Indikasi pemeriksaan ini misalnya pada bronkiektasis untuk
meneliti letak, luas, dan sifat bagian-bagian bronkus yang melebar; dan
pada tumor-tumor yang terletak dalam lumen bronkus (space occupying
lesions), yang mungkin mempersempit bahkan menyumbat sama sekali
bronkus bersangkutan.

Gambar. Bronchograpy

 Tomography
Istilah lainnya : Planigrafi , Laminagrafi , atau Stratigrafi.
Dengan istilah ini dimaksudkan pemeriksaan terhadap 1 lapisan
jaringan dengan mengaburkan lapisan-lapisan lain di atas dan
dibawahnya. Cara pemeriksaan ini juga berguna untuk mempertegas
persangkaan akan adanya suatu kavitas, misalnya pada
tuberculosis. Pada penyelidikan karsinoma bronkogen, cara pemeriksaan
ini dapat dipergunakan untuk melihat adanya penyumbatan pada bronkus
terutama bronkus yang besar seperti pada daerah hilus. Tomografi juga
berguna sekali untuk mengetahui apakah ada sarang perkapuran pada
tumor-tumor kecil di parenkima paru-paru dan dalam penyelidikan lebih
lanjut terhadap abses paru.

 Computerized Tomography (CT- Scan)


Yaitu Tomography transversal, dengan X-ray dan komputer.
Pemeriksaan ini terutama untuk daerah mediastinum.

 Arteriography
Mengisi kontras pada pembuluh darah pulmonale, sehingga dapat
diketahui vaskularisasi pada mediastinum atau pada paru.

Indikasi Dilakukan Foto Thorax

Indikasi dilakukannya foto toraks antara lain :

1. Infeksi traktus respiratorius bawah, misalnya : TB paru, bronkitis,


pneumonia
2. Batuk kronis
3. Batuk darah
4. Trauma dada
5. Tumor
6. Nyeri dada
7. Metastase neoplasma
8. Penyakit paru akibat kerja
9. Aspirasi benda asing
Posisi pada Foto Thorax
PA (Postero-Anterior)
 Pasien berdiri di depan kaset film & dada menghadap kaset.
 Gelombang diarahkan dari punggung pasien.
 Pengambilan Foto : tahan nafas saat inspirasi dalam

Bila terlihat kelainan pada posisi ini maka perlu ditambahkan proyeksi lateral.

AP (Antero-posterior)
 Dilakukan pada pasien yang sakit (tirah baring)
 Film diletakan di bawah punggung
 Sinar datang dari anterior
Cara membedakan AP dan PA

PA

• Klavikula berbentuk lurus

• Tidak ada super posisi paru dengan scapula

• Tidak ada pelebaran dari mediastinum

AP

• Klavikula berbentuk V

• Superposisi paru dengan scapula

• Pelebaran dari mediastinum


Lateral

 Untuk melihat lokasi/bentuk kelainan yang tidak jelas pada posisi PA

 Lateral kiri ( LL ) (A) danlateral kanan (RL) (B).

 Tangan di atas kepala.

 Pengambilan foto : tahan nafas saat inspirasi dalam.

Lateral kiri untuk memperlihatkan gambaran jantung dan paru-paru kiri dan
lateral kanan untuk memperlihatkan paru-paru kanan. Untuk melihat retrosternal
space, diagfragma dan trakhea.

Top Lordotik

• Penderita berdiri di antara film dengan sumber sinar, menghadap


ke arah sinar

• Penderita berdiri 30 cm di depan film dengan punggung menempel


pada film

• Tepi atas / puncak film berada 1 inchi diatas bahu

• Sinar diarahkan ke manubrium sterni


Posisi ini digunakan untuk melihat apex pulmonary Karena pada posisi PA /
AP apex pulmonary superposisi dengan ribs.

Right / Left Anterior Obliques (RAO/LAO)

• Posisikan pasien antara film dengan sumber sinar

• Bagian ventral thoraks sebelah kiri / kanan menempel pada kaset dan
membentuk sudut 45°

• Centrasi sinar di vertebrata thorakal 6 – 7


Lateral Dekubitus

• Penderita berbaring di meja pada sisi kanan / kiri dengan lengan diatas kepala

• Sinar diarahkan pada vertebra thorakal 6-7 dari anterior / posterior

Cara Membaca Dan Menilai Kelayakan Foto

1. Periksa identitas

2. Periksa marker

3. Pasang foto pada light box


4. Perhatikan posisi foto

5. Vertebra torakalis tampak vertebra thorakal I – IV

6. Inspirasi cukup ; diafragma kanan setinggi kosta IX – X posterior.

7. Simetris ; jarak antara sternoklavikularis dekstra dan sinistra terhadap


garis median.

8. Foto thorax tidak terpotong

9. Nilai / baca foto;

 Jantung

 Trakea

 Diafragma

 Sinus costophrenicus

 Parenkim paru

 Corakan bronkovaskular

 Apex paru

 Tulang

10. Trakea terdapat di tengah

11. Pasien posisi inspirasi maksimal

12. Aorta dalam batas normal, tidak lebar, tidak tinggi, tidak ada elongasi.

13. Cor dalam batas normal, CTR <50% , apeks jantung di kiri dan kanan
normal, pinggang jantung normal.

14. Sinus dan Diafragma

 Sinus costrophrenicus dextra dan sinistra normal.

 Diafragrma dextra dan sinsitra normal.

15. Pulmo

Kanan/ Kiri

 Hilus dextra normal

 Corakan bronkovaskuler normal

 Tidak tampak adanya infiltrat pada parenkim paru, tidak tampak


adanya kalsifikasi

16. Mediastinum

 Tidak tampak pergeseran bagian mediastinum

17. Tulang dan Soft Tissue

 Tulang costae, clavicula, vertebra terlihat normal

 Tidak nampak adanya massa yang berlebih pada soft tissue.

Contoh cara Membaca foto thorax

1. Identitas : Layak
2. Marker : Ada
3. Posisi : PA
4. Simetrisasi : Simetris (Jarak Sternoclavicula ke processus spinosus sama kiri dan
kanan)
5. Kondisi Foto : Cukup
Tampak pulmo keseluruhan, V.Th I-IV, foto tidak terpotong (tampak sinus
costophrenicus )
6. Inspirasi : Cukup
(Diafragma terlihat, tampak costa belakang 9 / 10 dan costa depan 6)
7. Sistema Tulang : Intak
(Lokasi dan sistema tulang costa, scapula, clavicula dan vertebra)
8. Jaringan lunak : Baik
(Lokasi dan gambaran mamae)
1. CTR : <50%
2. Arcus Aorta : Normal
3. Sinus Costophrenikus : Kedua sinus lancip
4. Diafragma : Licin (Dextra > Tinggi Sinistra)
5. Trakea : Ditengah
6. Mediastinum : Kedua mediastinum superior tidak melebar
7. Apex : Tenang
8. Hilus : Sinistra lebih tinggi drpd dextra
9. Corakan Bronkovaskular: Normal
10. Parenkim Paru : Tidak tampak infiltrat
11. Pleura : Tidak tampak perselubungan
Expertise thorax Foto PA & Lateral

THORAX NORMAL PA

Trachea : posisi ditengah, ukuran normal, opasitas patologis (-)


Cor : cardio thoraxic ratio / CTR < 0,5 , apex dan pinggang jantung normal
Pulmo : corakan bronkhovaskuler normal, hilus kanan dan kiri normal, infiltrat /
perbercakan (-)
Sinus costophrenicus kanan dan kiri : sudut tajam, perselubungan (-)
Diafragma : posisi dan bentuk dalam batas normal
Skeletal yang terekspos : bentuk normal, tidak tampak fraktur dan emfisema subcutis

KESAN :
Tidak tampak TB paru aktif / Bronkhopneumonia
Tidak tampak kardiomegali
Pleura, diafragma, skeletal dalam batas normal
THORAX NORMAL LATERAL

LATERAL :
Sinus anterior dan posterior cerah
Retrocardiac dan retro sternal normal
Tidak tampak infiltrat
Hillus normal tak tampak KGB

KESAN :
Tidak tampak TB paru aktif / Bronkhopneumonia
Tidak tampak lympadenopati perihiler
Gambar . Gambar Radiograph dada Posterior Anterior

Gambar .Gambar Radiograph dada Anterior Posterior


Gambar .Gambar Radiograph Dada Lateral

Gambar Gambar Segman Radiograph Paru


Gambar . Gambar Radiograph Dada Anterior Oblique
BAB III

KESIMPULAN

Pemeriksaan foto thorax sangat penting sebagai pemeriksaan penunjang


yang dapatmenegakkan diagnosis.Terdapat enam jenis cara pemeriksaan
radiology thorax. Indikasi pemeriksaan adalah gejala yang di akibatkan kelainan
anatomi organ-organ thorax, antara lain Infeksi traktus respiratorius bawah ( TB
Paru, bronkitis, Pneumonia ),batuk kronis/ berdarah, trauma dada, tumor, nyeri
dada, metastase neoplasma, penyakit paru akibat kerja, Aspirasi benda asing.
Terdapat dua posisi yang umum dilakukan, yaitu PA dan lateral tetapi terdapat
juga posisi lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik. Sebelum
membaca foto sebaiknya kita menganalisa kelayakan dari foto tersebut.
Membaca foto thorax bermacam-macam cara tetapi sebaiknya dilakukan secara
sistematis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad Sjahriar. “Radiologi Diagnostik”. Ed. 2. Jakarta : Balai Penerbit


FKUI. 2013
2. Palmer P.E.S, Cockshott W.P, Hegedus V, Samuel E. Manual of
Radiographic Interpretation for General Practitioners (Petunjuk Membaca
Foto Untuk Dokter Umum). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta :
EGC,1995.
3. Armstrong Peter, L.Wastie Martin. Pembuatan Gambar Diagnostik.
Jakarta : EGC,1995.
4. http://www.lookfordiagnosis.com/mesh_info.php?term=bronchography&l
ang=1. di acces tanggal 13 agustus 2010
5. Moeller.Torsten B,et all. Pocket Atlas of Radiographic Anatomy second
ed.Stuttgart. New York.2000

Anda mungkin juga menyukai