Anda di halaman 1dari 15

TURAP BETON

Turap adalah tiang yang ditanam ke dalam tanah dengan tujuan untuk memberikan
kestabilan di suatu lereng atau konstruksi lainnya.sedangkan untuk turap beton adalah turap
yang paling sering digunakan arena turap beton dapat dipakai untuk konstruksi yang besar
maupun yang kecil. Turap beton biasanya dibuat di  pabrik (prefabricated), sehingga
kekuatannya dapat dikontrol dengan baik. Turap beton juga lebih murah daripada turap baja.
Tapi turap baja mempunyai masalah dengan ukurannya yang terbatas.

Tiang turap beton pracetak adalah untuk konstruksi berat yang dirancang dengan
tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani
tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Penampang tiang – tiang ini adalah sekitar 500 –
800 mm lebar dan tebal 150 – 250 mm. Gambar 1 memperlihatkan diagram skematik
ketinggian dan penampang tiang turap beton bertulang.

Tiang turap beton di USA adalah sekitar 10 – 13 mm tebal. Penampang tiang turap
yang berasal dari Eropa bisa lebih tipis tetapi lebih lebar. Penampang tiang bisa berbentuk Z,
lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch), atau sayap lurus (straight web).
Interlock pada tiang turap dibentuk seperti jempol – telunjuk atau bola – keranjang untuk
hubungan yang ketat untuk menahan air. Gambar 2(a) memperlihatkan diagram skematik
untuk hubungan interlock jempol – telunjuk untuk penampang sayap lurus. Sedangkan tipe
interlock bola – keranjang untuk penampang Z diberikan pada Gambar 2(b).

Gambar 1. Turap Beton Cetak


Gambar 2. Hubungan tiang turap : (a) jenis jempol – telunjuk (b) jenis bola – keranjang

Ada beberapa hal yang mempengaruhi dalam perencanaan turap yaitu misalnya:

a) Kondisi Tanah

Apakah Tanah itu berkohesi atau tidak. Kondisi tanah ini sangat mempengaruhi terhadap
dalamnya turap yang diperlukan. Untuk mensimplimisasi penentuan kedalam suatu turap
pada tanah granuler dapat menggunakan tabel dibawah ini :

Tabel 1 Estimasi Penetrasi Turap Pada Tanah Granuler (Teng, 1962)

Kedalam Penetrasi 
Kerapatan Relatif N-SPT
Turap (D)
Sangat Padat >50 0.75 H
Padat 31-50 1.0 H
Sedang 11-30 1.25 H
Tidak Padat 5-10 1.5 H
Sangat Tidak Padat 0-4 2.0 H

Dimana H adalah tinggi dari dasar galian sampai dengan  elevasi tanah yang di tahan.

b) Kemudahan Pelaksanaan
Adanya jenis turap yang bermacam maka kita dapat memilih jenis mana yang aman serta
mudah dilaksanakan. Semua menjadi tidak ada artinya jika sudah mendesain sebuah turap
tapi tidak bisa dilaksankan.

c) Biaya

Faktor biaya juga sangat mempengaruhi dalam penentuan jenis turap, misalnya :

Kita menggunkan turap jenis kayu pada daerah yang sulit ditemukan kayu. Secara ekonomi
memang harga kayu relatif murah namun jika di daerah tersebut sulit menemukan kayu dan
biaya mobilisasi kayu ke daerah itu mahal maka pilihan kayu menjadi tidak ekonomis.

Hal-hal tersebut diatas perlu dipertimbangkan kembali dalam mendesain suatu turap. Namun
ada satu hal yang ingin sedikit saya sampaikan kepada semua temen-temen:

“Uang memang penting namun jangan sampai nilai engineering itu dikalahkan. Katakan
itu aman jika desain itu aman katakan tidak jika sebaliknya. Bukannya mengatakan aman
jika desain itu murah.”

Secara umum konstruksi turap dilapangan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
  Gambar 5.1 konstruksi turap beton yang runtuh / gagal

A. Gaya-gaya yang bekerja pada turap beton


Pada sebuah konstruksi turap beton,gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :

 Tekanan tanah aktif (Pa)

Yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah tekanan tanah lateral minimum yang
mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menjauhi tanah dibelakangnya
(Hary Christady, 1996)

 Tekanan tanah pasif (Pp)

Yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah tekanan tanah lateral maksimum yang
mengakibatkan keruntuhan geser tanah akibat gerakan dinding menekan tanah urug (Hary
Christady, 1996)

Dimana :
Ka adalah koefisien tekanan tanah aktif
Kp adalah koefisien tekanan tanah pasif
Θ adalah sudut geser dalam

Sementara itutekanan tanah aktif dan tekanan tanah pasif merupakan luasan dari
diagram tekanan tanah yang terjadi dikalikan dengan koefisien tekanan tanahnya. Contoh :

Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segiempat

Bila diagram tekanan tanahnya berbentuk segitiga

 Dimana :
  γ adalah berat volume tanah
H adalah kedalaman titik yang ditinjau dari permukaan tanah
Ka adalah koefisisen tekanan tanah aktif

Begitu juga dengan rumus untuk menghitung tekanan tanah pasif. Analogi dengan
rumus tekanan tanah pasif.

B. Perhitungan Turap
Bangunan perkuatan turap dibuat di Profil 8 dimana di profil tersebut terdapat tikungan
yang kemungkinan besar dapat terjadi gerusan yang mengakibatkan longsoran.

Menghitung beban P(beban dinding balok pada lereng sepanjang 3m)


 Sisi Tegak

Volume       = 0,3 x 0,3 x 2,83 = 0,254558 m3

Berat   = Volume x berat jenis beton = 0,2546 x 2,4 = 0,61094 ton

 Sisi Datar

Volume       = 0,3 x 0,3 x 3 = 0,27 m3

Berat          = Volume x berat jenis beton = 0,27 x 2,4 = 1,944 ton

 Berat total            ( P )  = Berat sisi tegak + Berat sisi datar


                                  = 0,61094 T + 1,944 T = 2,555 Ton

          P sin α  = P sin 45 = 2,555 sin 45 = 1,806616 ton

        P cos α  = P cos 45 = 2,555 cos 45 = 1,806616 ton


PA2            = 0,5 x gb x Ka x (0,3)2 x 3

                =0,5 x (0,3)2  x 1,62 x 0,528 x 3


            = 0,115

PA3            = q x Ka x (0,6+d) x 3

  = 2,565d + 1,539

PA4                = 0,5 x gsat  x Ka x (0,6+d)2 x 3

=0,5 x (2,11)2  x 0,528 x (0,6+d)2  x 3


 

  = 1,671d2 + 0,601

Lengan
NO. Pa (Ton) (m) Momen (Tm')
1 2,565d +2.309 0.45 +0.5d 1,28d2+2,309d+1,039
2 0.115 0.7 +d 0,0805 + 0,115d
3 2.565d+1.539 0.3 +0.5d 1,2825d2 + 1,539d + 0,1617

4 1.671d2+0.601 0.2 +1/3 d 0,557d3 + 0,3342d2 + 0,2d + 0,1702


Ema (0.557d3)+(2.8967d2)+(4.163d)+(1.4514)

Tabel 5.1 Tabel Hasil Perhitungan Momen aktif


Pengaruh beban titik (P)
Ma = P sin α  x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626
Ma = P cos α  x lengan = 1,806616 x (0,6+0,3+d) = 1,807d + 1,626

d = 3,7m

Maka kedalaman turap adalah   = 0,9 m + d


                                                            = 0,9 m + 3,7 m
                                                            = 4,6 m

Menghitung angka keamanan turap


PA1         = 11,801 T/m
PA2            = 0,115 = 0,115 T/m
PA3            = q x Ka x (0,6+d) x 3
            = 1,62 x 0,528 x (0,6+3,7) x 3  = 11,031 T/m
PA4            = 0,5 x gsat  x Ka x (0,6+d)2 x 3
= 0,5 x (2,11)2  x 0,528 x (0,6+3,7)2  x 3       
= 30,891 T/m

∑ PA = 53,839 T/m

∑P = 5,996 d2
    
= 5,996.(3,7)2
    = 82,08335 T/m

SF        =  ∑ PP/ ∑ PA ≥1,2


= 1,525≥ 1,2         Aman
C. Jenis dan Metode Konstruksi Turap Beton
Pada prinsipnya, perencanaan dinding turap beton dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu: (a)dinding cantilever (cantilver walls) dan (b) dinding berjangkar
(anchored walls). Turapdengan dinding cantilever, sebagaimana dinyatakan dalam
namanya adalah tiang yangujungnya tertahan oleh tanah sehingga seolah-olah
tergantung. Stabilitas turap jenis ini s a n g a t tergantung pada panjang
p e n a n a m a n t i a n g . S e d a n g k a n t u r a p b e r j a n g k a r , disamping ujungnya
tertanam.

ONDAS
D. Pekerjaan dinding turap beton

1. Pengukuran dan pematokan


Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai
potensi bahaya terhadap tenaga kerja, yaitu :
 Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan
kerja yang sesuai dengan syarat,
 Kecelakaan atau tertabrak kendaraan pada saat melakukan pengukuran di jalan raya,
 Terluka pada kaki atau tangan akibat terkena paku atau palu.
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengukuran
dan Pematokan pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu:
 Pekerja harus memakai pakaian dan perlengkapan kerja yang sesuai (sarung tangan,
sepatu boot dan helm) serta memenuhi syarat,
 Memasang rambu-rambu pada lokasi pekerjaan untuk melindungi personil yang
bekerja dari kendaraan yang melintasi proyek dan menempatkan petugas bendera
disemua tempat kegiatan pelaksanaan,
 Pelaksanaan pengukuran dan pematokan harus dilakukan oleh pekerja yang terampil
dan berpengalaman.
2. Penggalian
Pekerjaan Penggalian pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja, yaitu :
1) Potensi bahaya akibat pipa gas, pipa air, dan konduktor listrik yang terkena galian,
2) Kecelakaan akibat terkena cangkul/alat penggali lain dari sesama pekerja,
3) Terkena cangkul sendiri/luka akibat lainnya jika penggalian dilakukan malam hari,
4) Runtuhnya lereng galian,
5) Terpeleset pada saat menggali,
6) Tertimpa benda jatuh dari atas,
7) Potensi kecelakaan akibat penggalian menggunakan mesin penggali/Excavator.
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Penggalian
pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu :
1) Sebelum pekerjaan dimulai pada setiap tempat galian pemberi kerja harus
melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas segala instalasi di bawah tanah seperti
saluran pembuangan, pipa gas, pipa air, dan konduktor listrik yang dapat
menimbulkan bahaya selama waktu pekerjaan,
2) Diusahakan agar menjaga jarak antar pekerja jika penggalian mengunakan tenaga
manusia dengan alat bantu (Cangkul, balincong, dll),
3) Diusahakan sedemikian rupa penggalian yang dilakukan dimalam hari menggunakan
lampu penerangan yang cukup,
4) Penggalian pada lereng dan tebing jalan diusahakan agar tetap mempertahankan
kemiringan lereng,
5) Apabila tanah tidak menjamin tempat berpijak yang aman, harus disediakan
konstruksi penyangga yang cukup,
6) Apabila orang sedang bekerja pada ketinggian yang berbeda, sarana yang cukup
seperti papan lantai harus disediakan untuk mencegah orang yang ada dibawahnya
tertimpa alat atau benda yang terjatuh dari atas,
7) Excavator yang dilengkapi dengan unit untuk panggilan yang dalam harus dirancang
sedemikian rupa sehingga gigi pengeruknya tidak dapat mendekati lengannya
sampai sejarak 40 cm atau harus dilengkapi dengan suatu alat penyetop yang dapat
dipercaya dapat mencegah kejadian ini. Operator excavator harus:
 Sedikitnya berumur 18 tahun,
 Sudah terbiasa menjalankan dan memelihara mesin yang bersangkutan.
3. Pembuatan bekisting
Pekerjaan Pembuatan Bekisting pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai
potensi bahaya terhadap tenaga kerja, yaitu :
a. Potensi bahaya pada pemasangan bekisting pada tanah galian meliputi : tertimpa
tanah galian, tertimbun tanah galian, tertimpa benda jatuh dan terpeleset jatuh,
b. Kecelakaan atau luka karena tertimpa/tergencet kayu/bekisting,
c. Potensi bahaya akibat penyetelan bekisting apabila memakai bekisting yang sudah
jadi,
d. Potensi bahaya akibat gergaji untuk pembuatan bekisting.
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pembuatan
Bekisting pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu :
1) Pemasangan bekisting harus dilakukan oleh pekerja terampil yang telah
berpengalaman dibidangnya, pemasangan bekisting di daerah galian harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini:
 Memakai pakaian dan perlengkapan kerja terutama helm yang sesuai dengan
standar,
 Dinding galian harus diberi penahan dinding secukupnya,
 Pada daerah pemasangan bekisting harus diberi penerangan secukupnya,
 Dilarang menyimpan/menempatkan tanah galian dipinggir pembuatan bekisting,
tanah galian harus dibuang pada tempat yang aman yang telah ditentukan,
 Disediakan jalan keluar untuk menyelamatkan diri bila terjadi bahaya,
 Dipasang tangga yang sesuai dan memenuhi syarat dari segi kekuatannya,
2) Diusahakan sedemikian rupa peralatan dan bahan berada sedekat mungkin dengan
tempat bekerja,
3) Apabila bekisiting yang dipergunakan sudah jadi, maka yang perlu diperhartikan
adalah proses penyetalan/pengakuan,
4) Jika menggunakan gergaji bundar para pekerja tidak diperkenankan mengatur
bilah/pisau gergaji atau kedudukannya pada waktu gergaji yang bersangkutan
sedang bekerja, apabila hal itu dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Para
pekerja diusahakan sedemikian rupa menggunakan sarung tangan yang sesuai. Jika
penggergajian dilakukan pada ketinggian maka para pekerja diberi perlindungan
yang cukup misalnya dengan sabuk pengaman.
4. Penulangan
Pekerjaan Penulangan pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja, yaitu :
a) Terluka akibat pelaksanaan penulangan tidak dilakukan oleh tenaga yang
berpengalaman dan ahli dibidangnya, seperti : tertimpa besi tulangan, terkena kawat
tulangan, dan lain-lain,
b) Tertimpa benda jatuh bekisting/besi tulangan, jika bekerja pada ketinggian tertentu,
c) Bahaya akibat pembengkokan tulangan.
Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Penulangan
pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu :
a. Pelaksanaan penulangan harus dilakukan oleh pekerja yang terampil dan
berpengalaman dibidangnya, dilengkapi dengan helm, sarung tangan, sepatu boot
yang sesuai dan memenuhi syarat serta memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
 Sisa-sisa besi/kawat baja ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan bahaya,
 Besi tulangan yang menjorok keluar dari lantai atau dinding harus diberi
pelindung,
 Bila melakukan penyambungan besi tulangan maka ujungnya menjorok keluar
tidak boleh menimbulkan bahaya,
 Besi tulangan tidak boleh disimpan pada perancah atau papan acuan yang dapat
membahayakan kestabilannya,
b. Apabila orang sedang bekerja pada ketinggian yang berbeda, sarana yang cukup
seperti papan lantai harus disediakan untuk mencegah orang yang ada dibawahnya
tertimpa alat atau benda yang terjatuh dari atas,
c. Diusahakan sedemikian rupa pembengkokan tulangan dengan menggunakan alat
pembenkok baja tulangan dilakukan secara hati-hati, menggunakan alat yang sesuai
dan ada jarak yang cukup sesama pekerja.
5. Pengecoran
Pekerjaan Pengecoran pada Pekerjaan Dinding Turap Beton mempunyai potensi bahaya
terhadap tenaga kerja, yaitu:
Gangguan kesehatan atau gangguan fisik akibat pekerja tidak memakai perlengkapan kerja
yang sesuai dengan syarat,
 Kecelakaan akibat concrete mixer (kena rantai, roda pemutar, dll),
 Tertimpa pengaduk beton ketika alat tersebut sedang diangkat,
 Terjatuh dari tempat pengecoran,
 Terluka akibat membersihkan tabung pengaduk beton,
 Terluka akibat terkena percikan beton pada saat menuangkan beton dari pengaduk
beton,
 Terjadi gangguan pada mata dan pendengaran akibat getaran vibrator dan debu pada
saat mencampur semen, agregat dan air,
 Terluka akibat arus pendek atau tersengat aliran listrik ketika menggunakan vibrator
listrik,
 Kecelakaan akibat penyalur uetori ke alat vibrator,
 Bahan campuran kimia apabila beton mulai mengeras,
 Robohnya cor beton,
 Potensi bahaya akibat mesin pompa beton jika beton bukan mencampur sendiri,
 Tertabrak kendaraan beton molen.

Antisipasi pencegahan terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat Pekerjaan Pengecoran


pada Pekerjaan Dinding Turap Beton, yaitu:
1) Pelaksanaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga terampil yang berpengalaman
dan dalam melaksanakan pekerjaan harus memakai pakaian dan perlengkapan kerja
sesuai dengan standar,
2) Semua gigi, rantai-rantai dan roda pemutar dari pengaduk beton harus dilindungi
sedemikian sehingga aman,
3) Penyangga pengaduk beton harus dilindungi oleh pagan pengaman untuk mencegah
para pekerja lewat dibawahnya ketika alat yang bersangkutan sedang diangkat,
4) Operator mixer beton tidak diperkenankan menurunkan penyangga sebelum semua
pekerja berada ditempat yang aman,
5) Pada waktu membersihkan tabung pengaduk tindakan-tindakan pengamanan harus
diambil untuk melindungi para pekerja didalamnya, misalnya dengan mengunci
tombol dalam posisi terbuka, melepaskan sekring-sekring atau dengan cara
mematikan sumber tenaga,
6) Ketika beton sedang dituang dari bak muatan, pekerja harus berada pada jarak yang
aman terhadap setiap percikan beton,
7) Pelaksanaan pencampuran aggregat, semen dan air harus tidak menimbulkan debu
yang berterbangan, pekerja harus menggunakan masker pernapasan, kaca mata dan
penutup telinga,
8) Bila menggunakan vibrator listrik, maka:
 Dihubungkan ketanah (earthed),
 Bagian-bagian yang penting harus cukup diberi isolasi,
 Arus listrik harus dimatikan bila sedang tidak digunakan,
9) Pipa-pipa penyalur uetori ke alat vibrator harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
 Hubungan pipa harus diikat dengan rantai pengaman atau cara lain yang efektif,
 Mulut pipa pengeluaran harus terikat kuat sehingga dapat mencegah gerakan
bergeser,
10) Jika menggunakan zat aditif tangan harus dilindungi dengan sarung tangan,
11) Selama pengecoran papan acuan dan penumpunya harus dicegah terhadap
kerusakan,
12) Pekerja yang bekerja disekitar pemompa beton harus menggunakan kaca mata
pengaman,
13) Untuk mencegah resiko bahaya kecelakaan menugaskan dan menempatkan petugas
bendera disemua tempat kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Ir. Pintor Tua Simatupang, MT REKAYASA, a k a n Pusat Pengembangan Bahan Ajar –
UMB.
 DPU bina marga,Pedoman perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk konstruksi
jalan dan jembatan.
 Hary Christady, 1996,teknik pondasi II
 www.google.com/turapbeton.

 Ariefrahman,Prinsip dan Gambaran umum Konstruksi Prefabrikasi

Anda mungkin juga menyukai