Anda di halaman 1dari 11

PONDASI TIANG BOR (BORE PILE)

A. Pengertian
Pondasi tiang bor (Bored Pile) merupakan pondasi yang dikerjakan ditempat (cast in
place) melalui pengeboran sesuai diameter yang direncanakan, diperkuat oleh tulangan
dengan selimut (casing) plat baja saat pengecoran (Gambar 1).

Gambar 1. Pondasi Sumuran (Bored Pile)


Pondasi tiang bor biasanya dibuat dalam bentuk tunggal atau bentuk berkelompok
untuk beban beban yang sangat besar (Gambar 2). Pondasi bor banyak digunakan
terutama untuk pondasi jembatan berbentuk silinder dengan diameter 250cm s/d 400
cm seperti halnya pondasi untuk jembatan Suramadu.

Gambar 2. Tampak samping pondasi tiang bor


Tiang bor dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru
kemudian diisi dengan tulangan dan dicor beton. Tiang ini, biasanya, dipakai pada tanah
yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil
dengan alat bor. Jika tanah mengandung air, pipa besi dibutuhkan sebagai selimut
(casing) untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik ke atas pada waktu
pengecoran beton.
Keuntungan penggunaan tiang bor, antara lain :
1. Tidak ada resiko kenaikan muka tanah,
2. Kedalaman tiang dapat divariasikan,
3. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium,
4. Tiang dapat dipasang sampai kedalaman yang dalam, dengan diameter besar, dan
dapat dilakukan pembesaran ujung bawahnya jika tanah dasar, berupa lempung atau
batu lunak,
5. Penulangan tidak dipengaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan dan
pemancangan.
Kerugian:
1. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau
tanah yang berkerikil,
2. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat
dikontrol dengan baik,
3. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah,
sehingga mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang,
4. Pembesaran ujung bawah tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa pasir.

B. Metode Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan konsruksi tiang bor sebgai beriku
1. Rencanakan lokasi/titik tiang bor (Set up the Location of Bored Pile)
Perencanaan awal dilakukan berdasarkan atas posisi kolom gedung dan rencana titik
pondasi serta dimensi poer pondasi untuk pondasi kelomppok (Gambar 1). Untuk
memberikan akurasi titik pondasi yang terjamin sebaiknya digunakan alat bantu
pengukuran (waterpass/Theodholit/Total Station) sehingga koordinat titik pondasi
tepat sesuai perencanaan (Gambar 2). Selanjutnya dibuat model (mal) dimensi
pondasi sesuai yang direncanakan biasanya menggunakan cat untuk memudahkan
pengeboran atau proses memasukkan selimut tiang (Gambar 3).
Gambar 1. Titik rencana pondasi tiang bor

Gambar 2. Penggunaan alat bantu ukur untuk menentukan titik pondasi

Gambar 3. Pemodelan dimensi tiang


2. Pancang Selimut Tiang (Insert Casing)
Pada pondasi dengan kedalalaman yang lebih dari 7 meter biasanya casing
dipancang terlebih dahulu (Gambar 4) agar dimensi tiang bor sesuai perencanaan
dan menghindari longsor akibat pengeboran.

Gambar 4. Pemancangan casing tiang bor


Untuk memastikan sudut pemancangan casing tegak lurus (90o) digunakan alat
bantu sederhana yang terbuat dari tulangan besi dan unting unting (Gambar 5).

Gambar 5. Monitoring sudut pemancangan.


3. Pengeborang (Drilling)
Pengeborang tanah dapat dilakukan setelah pemancangan casing selesai. Pengeboran
dilakukan dengan alat berat sesuai diameter tiang bor (Gambar 6).

BG - 28 drilling depth : 39m


diameter : 2.5m
weight : 91tons

Gambar 6. Proses pengeboran pondasi

4. Buang Lumpur dan sejenisnya (Removing Slime)


Untuk menjaga kualitas beton makan perlu dilakukan pembersihan lumpur/kotoran
hasil pengeboran dengan pompa (Gambar 7).

Gambar 7. Proses pembersihan lumpur sisa pengeboran

5. Uji KODEN (KODEN-Test)


Pengujian KODEN (Gambar 8) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profile
pengeboran (Gambar 9) seperti derajat vertical pengeboran, dimensi pengeborang,
dan keruntuhan dinding.
Gambar 8. Uji KODEN (Alat Perekam & Kabel Monitoring)

Gambar 9. Hasil perekaman uji KODEN

6. Masukkan Rangkaian Tulangan (Insert of Steel Cage)


Tulangan beton yang telah disiapkan sesuai perencanaan dimasukkan dalam lubang
bor menggunakan alat berat (Gambar 10).

Gambar 10. Pemasangan tulangan beton


7. Masukkan Pipa Tremie (Insert Tremie Pipe)
Karena dimensi tiang bor yang dalam untuk memastikan kualitas/mutu beton sesuai
tang direncananakan penuangan beton wajib menggunakan pipa tremie (Gambar 11)
agar adukan beton tidak mengalami segresi dan tidak menghantam dasar pondasi
denan keras.

Gambar 11. Penggunaan pipa tremie untuk pengecoran.

8. Tuangkan Beton (Pouring the Concrete)


Setelah pipa tremie siap beton dituangkan (Gambar 12) melalui mobil beton (Ready
Mix) yang telah disiapkan.
Gambar 12. Pengecorang tiang bor

9. Cabut Selimut (Removing Casing)


Setelah proses pengecoran selesai, casing dapat segera ditarik (Gambar 13)
menggunakan alat berat. Durasi satu titik konstruksi tiang bor disajikan oleh Gambar
14.

Gambar 13. Penarikan casing tiang bor


Gambar 14. Waktu yang diperlukan untuk satu titik tiang bor

C. Perhitungan (Desain)
Daya dukung pondasi tiang ditentukan oleh besarnya nilai tahanan uung tiang/end
bearing (qb) dan tahanan gesek tiang/skin friction (Qs), sehingga daya dukung
ultimet (Qu) tiang pancang adalah
Qu = Qb + Qs
Untuk meghitung daya dukung ujung tiang (Qb) dapat digunakan persamaan
Terzaghi dan Peck dengan asumsi/pemodelan bahwa dimensi ujung tiang bor yang
besar akan berperilaku sama dengan pondasi telapak saat terjadi keruntuhan, maka
untuk pondasi tiang bor (umunya berbentuk silender) berlaku :
Qb = (1,3.C.Nc) + (Df.1.Nq) + (0,3.B.2.N)
Dengan :
Qb = Daya dukung batas pondasi (per m2)
C = kohesi tanah
1 = Berat volume tanah disamping pondasi
2 = Berat volume tanah dibawah pondasi
Df = Kedalaman sampai dasar pondasi
B = Lebar pondasi
Nc, Nq, N = Faktor daya dukug Terzaghi sesuai Tabel 1 berikut ini
Tabel 1. Daftar nilai aktor daya dukung pondasi

Tahan ujung tiang bor ditentukan berdasarkan nilai kohesi tanah (C) dan nilai sudut
geser dalam tanah (Ø) sekitar pondasi.
Untuk daya dukung akibat nilai kohesi tanah :
Qsc = AS . C
Dengan :
Qs = Daya dukung akibat kohesi tanah
C = kohesi tanah
As = luas selimut tiang = 2..r.Df

Untuk daya dukung akibat sudut geser dalam tanah :


Qsf = k.Eo.f
Dengan :
k = keliling pondasi 2..r
f = Koeesien gesek = tg Ø
Eo = ½.Df2.t.ko
ko = 1+tg2Ø
D. Contoh Soal
Direncanakan pondasi bor dengan kedalaman (Df) 5,5 meter dan diameter (D)= 2
meter. Beban yang bekerja sebesar 250 ton. Data tanah dilokasi adalah 1,6 t/m3,
Ø=20o, C=0,5 kg/cm2. Cek keamanan pondasi terhadap beban yng bekerja jika
Nc=17,7; Nq=7,4; N=5 dan sf=3.
Penyelesaian :
Qu = Qb + Qs
Qb = (1,3.C.Nc) + (Df.1.Nq) + (0,3.B.2.N)
= (1,3.5.17,7) + (6.1,6.7,4) + (0,3.b.1,6.5)
= 190,89 ton/m2.
Luas ujung tiang (A) = 1/4..D2
= ¼..4
= 3,14 m2
Maka Qb total = Qb . A
= 190,89 . 3,14
= 599,4 ton

Menghitung Qs akibat c dan Ø


Qsc = AS . C
= (2..r.Df) . C
= 37,68 . 5
= 188,4 ton
Qsf = k.Eo.f
= (2..r).(1/2.62.1,6.0,1324).(tg 20o)
= 8,962 ton
Maka
Qult = Qb+Qs
= Qb+(Qsc+Qsf)
= 599,4+188,4+8,962
= 796,8 ton
Karena angka keamanan (Sf) 3, maka
Qijin = Qult/sf
= 796,8/3
= 265,6 ton > 250 ton ... ok (pondasi aman thd beban)

Anda mungkin juga menyukai