Anda di halaman 1dari 3

Nama: Novita Saribudi (9500019040)

Versi iklan: Iklan Popmie, LEBAY “lemessh bray”, 31 second/detik

Sumber: Youtube

Untuk lebih memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan
bagaimana cara perusahaan yang menciptakan Popmie ini menjalankan bisnis mereka, berikut
analisa menurut saya :

1. Faktor Budaya, Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Produsen Popmie ini mengerti, bagaimana mereka menciptakan produk yang sesuai
dengan budaya dari pasar yang akan mereka jadikan target penjualan. Contoh kongkritnya
ialah, mereka menciptakan produk dengan varian rasa sesuai lidah dan kebiasaan masyarakat
target pasar mereka.

Popmie rasa Baso


dan Popmie rasa Soto Ayam adalah 2 dari sekian produk mereka, yang merupakan contoh
kongkrit dari hasil kerja produsen Popmie guna mendapatkan tempat di hati para costumernya.
Di Indonesia, Baso dan Soto Ayam merupakan makanan yang khas dan sering dimakan oleh
mereka, menandakan bahwa lidah mereka cocok dengan makanan itu. Dari hal tersebut,
produsen Popmie ini menciptakan varian rasa Baso dan rasa Soto Ayam, karena tidak dipungkiri
lagi, kedua varian rasa tersebut sudah tidak asing bagi costumernya di Indonesia.

2. Faktor Sosial
Faktor sosial dari iklan popmie ini terdiri dari :
– Kelompok referensi (Teman)

Produsen Popmie cukup jeli dalam melihat faktor sosial ini, terbukti ketika Popmie
menciptakan iklan atau pariwara mereka, dengan kebanyakan bentuk iklannya adalah
diperankan oleh remaja. Sesuai target pasar mereka. Untuk contoh, iklan Popmie yang terbaru
memiliki adegan tiga orang remaja sedang berlari, lalu salah satu diantara mereka tidak kuat
berlari lagi, ketika ditanya oleh dua remaja yang lain, remaja yang lelah ini berkata “gua ga
sanggup bro, tinggalin gua aja bro, gua lapeer, gua lebay! Lemes bray!” lalu akhirnya dua teman
itu memberikan Popmie kepada si remaja lemah, dan mereka akhirnya bisa lanjut kembali
berlari. Dengan penggunaan bahasa yang sangat akrab dengan remaja ini dan ada adegan
teman memberikan Popmie itu merupakan bentuk sub-sosial kelompok referensi, lebih dalam
lagi adalah masuk kedalam jenis kelompok referensi pengaruh langsung yang berasal dari
kelompok primer, dalam kasus ini kelompok primernya adalah teman.
Dalam iklan Popmie LEBAY “lemessh bray”, peran yang dimainkan adalah peran remaja
yang mungkin masih menyandang status pelajar atau mahasiswa. Dengan peran tersebut
mereka menyandang status sebagai remaja yang aktif dan bersinergi, namun seringkali peran
remaja itu dikaitkan dengan tingkat ekonomis, maka dari itu harga Popmie dijual di pasaran
tidak mahal, melainkan pas atau cocok di saku kaum remaja.

Dalam iklan Popmie LEBAY “lemessh bray”,


Waktu Sebagai Variabel Situasional dimana peran remaja dalam keadaan urgent/sepenting
apapun mereka tetap mementingkan urusan perut atau makan peran pop mie disini sangatlah
praktis, yang menjadi tagline iklan ini pun “atasi laper lo, atasi lebay lo” setelah tagline ini sang
remaja berkaus merah pun bilang “lanjut brooo”. Urusan lapar selesai, baru lah focus untuk
urusan utama mereka yaitu foto bareng artis atau idol yang mereka suka. Produk Popmie ini
sangat cocok untuk mereka. Karena pembuatannya yang mudah, lalu produknya dapat dibeli di
banyak tempat, mula dari warung di pinggir jalan, hingga supermarket besar yang ada di tengah
perkotaan.

Anda mungkin juga menyukai