Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aziz Syaharuddin

NIM : 012111133049

Pancasila

Mereview film berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini” dengan menjawab pertanyaan pertanyaan
berikut

1. Sebutkan masalah-masalah yang ada di film terkait dengan perlaksanaan Pancasila!


2. Mengapa masalah tersebut muncul?
3. Menurut pendapatmu, bagaimana solusi mengatasi masalah tersebut?
4. Sebutkan nilai-nilai baik yang bisa kamu tunjukan dalam film!
5. Buatlah kata-kata mutiara atau notes yang bisa mengingatkan orang agar masalah seperti di film
tidak akan muncul lagi!

Jawab :

1. Setelah melihat dan mendalami film tersebut saya mendapati bahwa masalah yang benar benar
diusung dalam film tersebut adalah tentang banyaknya korupsi yang terjadi pada saat itu.
Banyak sekali dialog dialog yang dengan jelas menceritakan tentang masalah tersebut
contohnya :
o Adegan Ketika tokoh Samsul menjelaskan arti dari Pendidikan kepada anak anak pencopet
“orang berpedidikan yang mencopet itu bukan disebut pencopet, tetapi koruptor”
o Adegan saat anak anak dibawa kedepan Gedung DPR disertai beberapa dialog yang menurut
saya merupakan sindiran kepada para koruptor “wakil copet ada nggak bang?”, “didalam boleh
nyopet nggak bang”
o Lalu ada juga adegan ketika bos copet, Jarot, memarahi anak anak pencopet “ kalo kamu jadi
pencopet, paling top juga kamu masuk penjara, miskin dan tetep miskin. Kalo kamu jadi
koruptor, kaya. Kalau masuk penjara juga tetap kaya. Kenapa? Karena mereka berpendidikan.”
o Ada lagi adegan yang menurut saya paling emosional dalam film tersebut yaitu ketika Samsul
ingin tetap mengajar anak anak pencopet meskipun tidak diberi honor dan hanya diberi ongkos
perjalanan. Disini Samsul menyalahkan mereka para koruptor atas apa yang terjadi “Muluk, dosa
yang paling besar adalah mereka yang korupsi, mereka yang habisin duit rakyat, yang biarin
rakyatnya melarat, yang biarin rakyatnya jadi tukang copet”.

Masalah yang lainnya yang bisa saya lihat adalah tentang kesenjangan sosial dan
ekonomi yang sangat tinggi antara pejabat negara dengan rakyat biasa. Disini dilihatkan oleh
tokoh Jupri sebagai calon anggota DPR yang dilihatkan memiliki baju yang rapi serta Laptopnya
yang seharga 15 juta. Bukan hanya itu, tokoh Jupri juga mencerminkan sikap acuh kepada
keadaan rakyat atau orang orang sekitar dan hanya mempedulikan tentang kampanye dan
karirnya yang akan menjadi seorang anggota DPR, ditunjukkan dalam adegan ketika Samsul
selesai berteriak kepada Muluk. Di sana Jupri seperti tidak mengerti apa – apa malah asyik
membagikan kaos gratis dan menyuruh untuk memilihnya sebagai calon anggota DPR. Tak
hanya itu diperlihatkan juga adegan terakhir ketika Jupri sedang asik memasang pamphlet
dirinya lalu menyuruh cabut sambal berkata “orang kaya gini nih ujung ujungnya minta duit.”.
Pendidikan juga menjadi masalah utama yang diusung dalam film tersebut. Dalam film
ini pendidikan dijelaskan sebagai suatu hal yang penting maupun tidak penting. Kasus ketika
pendidikan dibuat layaknya sesuatu yang tidak penting diperlihatkan ketika ketiga tokoh utama
Muluk, Samsul, dan Pipit yang masih belum memiliki pekerjaan, diceritakan pula bahwa kerabat
kerabatnya sudah memiliki pekerjaan dan sukses meskipun tidak berpendidikan. Diperlihatkan
pula pendidikan itu penting pada adegan saat pembagian sembako di awal film. Anak anak
pencopet pun menurut saya telah banyak mengalami perkembangan akibat pendidikan yang
dilakukan oleh 3 tokoh utama tersebut.

Ada juga masalah tentang kekerasan terhadap anak yang diperlihatkan dari tokoh Jarot
selaku bos para pencopet yang kerap kali diperlihatkan melakukan tindak kekerasan terhadap
anak – anak pencopet.

2. Inti dari penyebab banyaknya masalah di atas adalah kurangnya sikap pancasilais dan sikap taat
pada aturan. Ketuhanan yang maha Esa, jika para pejabat menerapkan butir pertama dari
Pancasila ini seharusnya mereka tidak akan berani melakukan perbuatan korupsi karena
larangan dari Agamanya. Kemanusiaan yang adil dan beradab, pemerintah selayaknya
memberikan bantuan kepada penduduk miskin dan membantu para sarjana sarjana muda
terutama anak bangsa untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Selain itu kita dapat melihat
diskriminasi yang dialami oleh anak anak pencopet dimana hal tersebut tidak mencerminkan
nilai dari butir Pancasila sila ke-2. Persatuan Indonesia, diskriminasi yang dilakukan dan rasa
saling tidak percaya. Kurangnya rasa persatuan membuat para pejabat pemerintahan sibuk
melakukan korupsi untuk memakmurkan diri mereka sendiri tanpa melihat kenyataan yang
terjadi pada rakyatnya. Masyarakat pun hendaknya membantu orang yang membutuhkan.
Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
Para pejabat pemerintahan sibuk melakukan korupsi untuk memakmurkan diri mereka sendiri
tanpa melihat kenyataan yang terjadi pada rakyatnya. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, sebagai mana kita lihat ada banyak ketidakadilan yang ditampilkan dalam film
tersebut. Perilaku tidak taat pada aturan, terlihat dari banyaknya pelanggaran HAM yang
ditampilkan. Pasal 34 ayat 1 “Fakir miskin dan anak-anak telantar dipelihara oleh negara”
namun kenyataannya mereka tidak dipedulikan. Pasal 27 ayat 2 “tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Namun banyak dijumpai
dalam film tersebut pengangguran. Dll.

3. Seperti yang sudah saya jelaskan pada jawaban nomer 2 diatas bahwa masalah utamanya
adalah kurangnya sikap pancasilais masyarakat dan pejabat pemerintah sehingga menyebabkan
terjadinya pelanggaran pelanggaran. Menurut saya untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menanamkan nilai nilai Pancasila kepada seluruh rakyat Indonesia sehingga memiliki
sikap nasionalisme dan pacasilais yang tinggi. Di dunia Kesehatan kita mengenal istilah
promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitative, dengan menggunakan konsep yang serupa kita
juga dapat menangani masalah tersebut:
a. Promotif
- Dilakukan penyuluhan tetang pentingnya rasa persatuan dan taat pada hukum
- Ditayangkannya film film nasionalisme, patriotism, dan pancasilaisme
- Diadakan kegiatan kegiatan hari besar nasional
- Diajarkannya nilai moral baik melalui penyuluhan maupun satuan pendidikan formal
b. Preventif
- Membuat peraturan peraturan ketat tentang pelanggaran hukum
- Pendisiplinan aparatur penegak hukum
- Membuat badan badan independent untuk mengawasi adanya pelanggaran
c. Kuratif
- Dilakukannya OTT
- Partisipasi rakyat dalam pengajuan gugatan adalanya pelanggaran
d. Rehabilitatif
- Penanaman nilai moral dan Pancasila kepada generasi generasi muda
- Pemberian sanksi kepada pelanggar hukum
4. Agama, mengajarkan kita untuk senantiasa mengingat Tuhan yang maha Esa dan bertaubat atas
apa yang telah kita lakukan

Persatuan digambarkan dalam adegan ketika para anak pencopet selesai menyanyikan lagu
Indonesia raya lalu mengucapkan kata Aamiin

Patriotisme, digambarkan tokoh Samsul yang sangat Bahagia karena dirinya akhirnya bisa
merasa berguna dengan mengajarkan anak anak pencopet itu, bahkan rela tidak di beri honor.

Kejujuran, disini kita dituntut untuk bersikap jujur tidak boleh mencopet apalagi korupsi

Sikap ingin berubah digambarkan dengan anak anak pencopet yang berganti menjadi seorang
pengasong untuk mendapatkan uang dengan cara halal

Rela berkorban dimana ketiga tokoh utama mengajarkan anak anak pencopet itu untuk menjadi
lebih baik

5. Film ini mengajarkan kita bahwa tidak ada gunanya ilmu tanpa didampingi oleh sikap yang baik,
moral yang baik, dan kesadaran akan sesama.

“ Ilmu bagaikan sebuah kapal, sedangkan aturan dan etika sebagai kompas yang dapat menuntunmu
kemanapun tujuanmu berlayar. Tanpa adanya sebuah kompas sebagai penunjuk jalan maka kapalmu
akan terombang ambing dalam lautan sama halnya dengan manusia yang terombang ambing dalam
hiruk – pikuk kehidupan”

Anda mungkin juga menyukai