Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA KORUPSI?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa dengan mudah melihat berbagai perilaku
sesorang baik dan buruk. Jika perilaku seseorang baik, maka kita berhak untuk
meneladaninya. Sebaliknya, jika perilaku orang lain itu buruk, maka kita harus menjauhinya
atau menegur agar orang tersebut menyadari kesalahan yang dilakukannya. Nah, simaklah
kisah dibawah ini.

Kisah Keadilan
ini terjadi pada di Kerajaan
masa lampau kalingga
dijawa tengah bagian utara. Disebuah kerajaan
bernama kalingga seorang pemimpin negarayang kharismatik dikenal menjunjung tinggi prinsip
keadilan, kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini, bercerita mengenai ratu
shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian
yang menerapkan hukuman yang keras bagi siapa saja yang mencuri.

Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashyuran
rakyat kerajaan kalingga yang terkenal jujur dan taat hukuman. Untuk mengujinya, raja itupun
meletakkan sekantung emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada seorangpun rakyat kalingga
yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya

Hingga 3 tahun kemudian, kantung itu disentuh oleh putera mahkota dengan kakinya. Demi
menjunjung keadilan dan menegakkan hukuman, ratu shima menjatuhkan hukuman mati kepada
puteranya. Dewan mnteri memohon agar ratu mengampuni kesalahan puteranya karena kaki sang
pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhkan
hukuman potong kakinya.
A. Apa itu korupsi?
Berdasarkan kisah diatas, kita pun tahu bahwa mencuri adalah perbuatan
tercela. Nah korupsi itu memiliki kaitan erat dengan perbuatan mencuri lho, teman-
teman. Mengapa? Yuk, simak uraian dibawah ini.
Siapa yang tidak pernah mendengar kata korupsi? Hampir setiap hari kita semua
mendengar berita, baik di media cetak maupun elektronik, yang mengangkat
peristiwa seputar kasus-kasus korupsi yang melibatkan banyak kalangan, mulai dari
pejabat negara (menteri dan pejabat eselon di lembaga negara), pejabat daerah
polisi, jaksa, hingga pengusaha. Pusing enggak sih, jika kalian setiap hari mendengar
berita-berita kasus korupsi? Wajar saja jika kalian merasa pusing, tetapi itulah
kenyataan yang dihadapi oleh bangsa indonesia sekarang.
Apa itu korupsi? Sebelum mengetahui banyak hal tentang korupsi, kita harus
mengetahui terlebih dahulu definisi korupsi. Banyak ahli dan tokoh-tokoh yang
menjelaskan arti korupsi. Korupsi berasal dari bahasa latin corruptio, dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balikkan, atau
menyogok. Korupsi atau dikenal juga dengan kata rasuah, mengandung arti tindakan
pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan ilegal menyalahgunakan kepercayaan
publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Sederhananya, menurut lembaga Transparansi Internasional, korupsi adalah
penyalahgunaan kepercayaan yang diberikan orang lain untuk kepentingan pribadi.
 Menurut kamus umum bahasa indonesia (W.J.S Poerwadarminta), korupsi
adalah penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dan
sebagainya untuk kepentingan pribadi dan orang lain.
 Menurut Black Law Dictionary, korupsi adalah perbuatan yang dilakukan
dengan sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang
bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran-kebenaran lainnya.
 World Bank atau bank dunia mengartikan korupsi sebagai penyalahgunaan
kewenangan publik untuk memperoleh keuntungan pribadi

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan


bahwa korupsi itu meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Pencurian/ penggelapan uang
2. Penyalahgunaan wewenangan, dan
3. Ketidak adilan

B. Mengapa negara kita rawan korupsi?


Kementrian dalam negeri (kemendagri) mengungkapkan, sejak tahun 2004 sampai Februari
2013, sudah ada 291 kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun walikota yang terjerat
kasus korupsi.
Menurut ilham gunawan (1993), ada beberapa faktor yang menyebabkan negara kita rawan
korupsi. Apa saja itu?
 Ketiadaan atau lemahnya kepemimpinan dalam posisi-posisi strategis
 Kelemahan ajaran agama dan etika
 Pengaruh kolonialisme atau penjajahan
 Lemahnya pengaruh pendidikan
 Kemiskinan
 Sanksi hukum yang lemah
 Langkanya lingkungan yang bersih dari korupsi

1. Ketiadaan atau lemahnya kepemimpinan dalam posisi-posisi strategis


Jika pemimpinnya tidak bertanggung jawab dan bertindak sewenang-wenang, maka
rakyatnya pun tidak akan berbeda jauh dengan pemimpinnya. Coba sekarang kalian
menonton tv, membaca koran, majalah, atau berita di internet. Kalian pasti akan
dengan mudah menemukan pejabat negara yang korup, mulai dari bupati, walikota,
gubernur, hingga menteri. Jika para pemimpin di negara ini memberikan contoh yang
baik, maka kemungkinan besar rakyatnya pun akan menjadi warga negara yang
berperilaku baik dan tidak suka melawan hukum.

2. Lemahnya ajaran agama dan etika


Jika seseorang tidak menjalankan agamanya dengan benar, maka ia kemungkinan besar
akan mudah berbuat hal-hal yang dilarang oleh agama. Salah satunya adalah mencuri.
Korupsi sama saja dengan mencuri. Seseorang yang rajin beribadah , misalnya seorang
muslim yang rajin shalat, berpuasa, dan berdzikir, memiliki benteng diri yang kuat untuk
menolak godaan korupsi. Sayangnya, dinegara kita, ajaran agama dan etika cenderung
diabaikan penerapannya.

3. Pengaruh kolonialisme atau penjajahan


Penjelasan tentang pengaruh kolonialisme dan penjajahan dapat kalian temukan pada
bab berikutnya di buku ini yang membahas tentang sejarah kolonialisme di Indonesia.
Perilaku gaya hidup mewah pajabat-pejabat asal belanda yang bekerja di VOC menjadi
awal dari terjadinya korupsi sistematis ketika itu. Ternyata, perilaku itu menular kepada
para pegawai pribumi yang bekerja dengan mereka.

4. Lemahnya pengaruh pendidikan


Pendidikan sepatutnya mampu mencegah terjadinya korupsi. Masyarakat yang dididik
dengan benar, akan mampu membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan
kriminal atau melawan hukum. Pendidikan antikorupsi juga belum serius ditanamkan
kedalam kegiatan belajar mengajar disekolah-sekolah. Kualitas pendidikan di indonesia
masih rendah dan tidak merata. Jika dikota besar, sekolah-sekolah berdiri megah dengan
fasilitas lengkap, ditempat lain kegiatan belajar-mengajar terpaksa diselenggarakan
dalam ruang kelas beralas tanah, serta atap dan dinding sekolah yang hampir roboh.
5. Kemiskinan
Kemiskinan adalah salah satu pendorong besar korupsi. Tekanan hidup yang besar
membuat orang akan mudah terjerumus untuk menghalalkan banyak cara untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya dengan korupsi. Korupsi adalah “jalan
pintas” untuk mereka yang ingin cepat kaya dengan cara yang tidak halal.

6. Sanksi hukum yang lemah


Pernahkan kalian melihat di televisi ketika maling sepeda motor atau maling sendal
mendapat perlakuan yang begitu sadis dari massa? Nah, hukuman kepada mereka justru
berbanding terbalik dengan apa yang dialami oleh para tersangka korupsi yang
merugikan negara miliaran rupiah, namun hanya divonis hukuman ringan

7. Langkanya lingkungan yang bersih dari korupsi


Ada sebuah nasihat yang berbunyi “jika ingin wangi bergaullah dengan tukang minyak
wangi. Sebaliknya jika ingin bau, bergaullah dengan tukang sampah”. Nasihat itu
menunjukkan bahwa lingkungan pergaulan sangatlah penting bagi kita semua.
Lingkungan yang baik, religius, dan giat bekerja akan mendorong kita menjadi pribadi
yang sama dengan tempat kita berbeda. Artinya mencari teman dan lingkungan yang
jauh dari budaya korupsi mendorong kita menjadi pribadi yang bersih pula!

Anda mungkin juga menyukai