Anda di halaman 1dari 8

Hanif Shaifa Risma

P1337434119101
D3 TLM Reguler B

PRAKTIKUM 3

Buatlah check list observasi tentang beberapa perilaku yang bisa menjadi bibit tumbuh
suburnya perilaku korupsi dan antikorupsi di :

1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Kampus
3. Lingkungan Layanan Publik

LEMBAR OBSERVASI
PENGAMATAN PERILAKU BERPOTENSI KORUPSI
DI LINGKUNGAN KELUARGA

No Perilaku Berpotensi Korupsi


1. Meminta uang kepada orangtua untuk membeli buku pelajaran melebihi dari
harga buku sebenarnya
2. Berkata bohong dengan cara mengambil sebagian uang kembalian belanja yang
diamanahkan oleh ibu
3. Pulang ke rumah tidak sesuai dengan jam yang telah ditentukan peraturan
keluarga
4. Kepala keluarga yang tidak memberikan hak-hak keluarganya

5. Perbuatan berkata bohong

6. Perlakuan tidak adil sesama keluarga

7. Pilih kasih terhadap keluarga

8. Menghambur-hamburkan uang keluarga untuk membeli barang yang tidak


berguna
9. Pembagian tugas keluarga yang tidak sesuai

10. Peranan orangtua yang membiasakan anaknya hidup yang berlebihan atau
memberi barang-barang yang tidak berguna sehingga bisa membuat karakter
anak bisa rusak

LEMBAR OBSERVASI
PENGAMATAN PERILAKU ANTI KORUPSI
DI LINGKUNGAN KELUARGA

No Perilaku Anti Korupsi


1. Peranan orangtua yang tidak membiasakan anaknya hidup yang berlebihan atau
tidak memberi barang-barang yang tidak berguna sehingga bisa membuat karakter
anak bisa rusak
2. Orangtua mengarahkan anaknya hidup mandiri, sederhana dan membiasakan
hidup yang jujur
3. Bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada keluarga dan tidak mengeluh
4. Sikap tanggung jawab terhadap masing-masing pekerjaan di lingkungan keluarga
5. Perlakuan adil terhadap sesama keluarga, tidak pilih kasih
6. Sesama kelurga harus bisa menghalangi, mengingatkan, atau bahkan mencegah
jika keluarga melakukan tindak korupsi
7. Jika ada masalah diselesaikan dengan baik-baik dan musyawarah
8. Tidak menghambur-hamburkan uang kelurga untuk membeli barang yang tidak
berguna
9. Membiasakan hidup sederhana dalam keluarga
10. Orang tua mengajarkan anak bagaimana hidup kerja keras

PRAKTIKUM 4
1. Memberikan contoh korupsi nyata yang telah dimuat di media
Korupsi Hambalang, siapa saja penerima dana haram Hambalang?
Andi Zulkarnain Mallarangeng alias Choel, yang ditahan KPK pada 6 Februari
2017, terkait dengan dugaan keterlibatannya pada kasus korupsi pembangunan
Stadion Hambalang, membuka kembali serangkaian perjalanan korupsi proyek Pusat
Pelatihan dan Pendidikan Olahraga di Hambalang ini.
Dalam dokumen yang salinannya diterima Tempo, miliaran rupiah dana Hambalang
diduga mengalir ke sejumlah pejabat tinggi, pengusaha, dan anggota parlemen.
Uang haram tersebut ada yang disalurkan melalui subkontraktor, ada pula yang
dikirim langsung oleh konsorsium PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.
Sumber: https://nasional.tempo.co/read/848109/korupsi-hambalang-siapa-saja-
penerima-dana-haram-hambalang

2. Mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam korupsi tersebut


1. Kementerian Pemuda dan Olahraga
Pada 2010-2011, mencairkan uang pembayaran kepada Kerja Sama Operasi
(KSO) PT Adhi Karya-PT Wijaya Karya senilai Rp 471 miliar.
2. KSO Adhi-Wika
- Sebelum KSO terbentuk, dari 2009 hingga 2010, Adhi dan Wika telah
mengalirkan ongkos komitmen Rp 19,32 miliar ke banyak orang.
- Setelah KSO terbentuk dikeluarkan lagi Rp 15,22 miliar. Sehingga total dana
yang mengalir ke pihak tertentu paling sedikit Rp 34,54 miliar.
3. Pribadi
- Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (Rp 2,2 miliar).
- Direktur Utama Dutasari Mahfud Suroso (Rp 28,8 miliar)
- Mantan Ketua Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat Mahyudin (Rp
500 juta).
- Anggota Badan Anggaran DPR Olly Dondokambey (Rp 2,5 miliar).
- Mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional Joyo Winoto (Rp 3 miliar).
- Mantan Sekretaris Kementerian Olahraga Wafid Muharam (Rp 6,5 miliar).
- Deddy Kusdinar (Rp 1 miliar).
- Mantan Direktur Operasi Adhi Karya, Teuku Bagus M. Noor (Rp 4,5 miliar).
- Beberapa pejabat Kementerian Pekerjaan Umum (Rp 135 juta).
4. PT Global Daya Manunggal
Mendapat kontrak pekerjaan struktur dan arsitektur asrama junior dan gedung
serba guna senilai Rp 142,4 miliar. Perusahaan ini telah menerima
pembayaran Rp 60,2 miliar. Dari Global dana mengalir kepada:
- Mantan Menteri Olahraga Andi Alifian Mallarangeng (Rp 4 miliar dan US$
550 ribu).
- Adik Menpora, Andi Zulkarnain Mallarangeng (Rp 4 miliar).
- Mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Olahraga Deddy Kusdinar
(Rp 250 juta).

3. Mengidentifikasi jenis korupsi menurut tipologinya dari orang yang terlibat tersebut
1. Korupsi transaktif
Korupsi transaktif (transactive corruption); yaitu menunjukkan kepada
adanya kesepakatan timbal balik antara pihak pemberi dan pihak penerima,
demi keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan tercapainya
keuntungan ini oleh kedua-duanya.Dalam kasus korupsi Hambalang tersebut,
ada timbal balik yang menguntungkan para pejabat negara yang terlibat kasus
korupsi Hambalang yaitu miliaran rupiah dana Hambalang diduga mengalir
ke sejumlah pejabat tinggi, pengusaha, dan anggota parlemen. Uang haram
tersebut ada yang disalurkan melalui subkontraktor, ada pula yang dikirim
langsung oleh konsorsium PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk.
2. Korupsi perkerabatan
Korupsi perkerabatan (nepotistic corruption) adalah penunjukan yang tidak
sah terhadap teman atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam
pemerintahan, atau tindakan yang memberikan perlakuan yang mengutamakan
dalam bentuk uang atau bentuk-bentuk lain, kepada mereka, secara
bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku.Dalam korupsi
tersebut yaitu ada adik Menpora, Andi Zulkarnain Mallarangeng menerima
uang 4 milyar.Dan ada beberpa teman lain.

PRAKTIKUM 5
Bagaimana perspektif budaya, agama dan hukum terhadap jenis-jenis korupsi pada kasus
praktikum 3?
1. Perspektif budaya
Dalam perspektif budaya, korupsi menjadi sesuatu yang dianggap biasa karena telah
dilakukan, baik secara sadar maupun tidak sadar dalam sikap hidul sehari-hari.Jika
dikategorikan secara berjenjang perilaku seseorang terhadap praktik korupsi dimulai
dari sangat permisif, permisif, antikorupsi, dan sangat antikorupsi.Dalam hal ini
pelaku sadar bahwa tindakannya akan merugikan suatu pihak dan ada konsekuensi
yang dihadapinya.Dan kasus dalam kelurga ini bisa seperti sering pulang terlambat
tidak sesuai waktu dan lain-lain.Almarhum Moh Hatta berkata bahea korupsi adalah
masalah budaya yang dapat diartikan bahwa korupsi di Indonesia tidak mungkin
diberantas kalau masyarakat seluruhnya tidak bertekad untuk memberantas.
2. Perspektif agama
Agama merupakan salah satu hal yang sangat berhubungan erat dengan kasus korupsi,
karena agama merupakan dasar dari segala kepercayaan dan keyakinan tiap individu.
Dalam semua ajaran agama, tidak ada yang mengajarkan umatnya untuk berlaku atau
melakukan tindakan korupsi.Namun pada kenyataannya, praktek korupsi sudah
menjadi kegiatan yang tidak asing, dan secara sadar atau tidak, terjadi dalam berbagai
aspek kehidupan, terutama kehidupan sehari-hari.Sebuah negara agama tidak
menjanjikan kebersihan negara itu sendiri dari praktek korupsi. Indonesia sebagai
negara yang memiliki penduduk mayoritas Muslim, maupun negara-negara di
Amerika Latin yang mayoraitas penduduknya bukan non-Muslim memiliki "citra"
yang serupa di mata dunia terkait dengan praktek korupsi yang terjadi di masing-
masing negara.
Hukum korupsi dalam berbagai ajaran agama dan tradisi lain ada beragam,
diantaranya yaitu:
Kristen: suap dapat butakan mata (hati), agar terus jaga tatanan hidup, hidup adalah
perjuangan, takut kepada Tuhan, jauhkan koruptor.
Hindu: pemimpin korup tak akan hidup kembali, suap sebagai pintu masuk dosa,
pendosa tak diakui oleh Tuhan dan kena karma, etika "kau rasakan apa yang
kurasakan", agar terus hidup sederhana.
Konfusianis: pendidikan beretika, pengendalian diri, pemerintahan akan hancur bila
rakyat sudah tak    menaruh kepercayaan terhadapnya.Buddha: tujuan hidup yaitu
nirwana (puncak), manusia korup akan tak bahagia.
Di dalam konsep keislaman, korupsi mempunyai tiga istilah yang paling popular
yaitu:
1) Al-rishwah (suap menyuap atau gratifikasi)
2) Al-shut (gratifikasi atau suap)
3) Al-ghul (menyembunyikan sesuatu yang bukan haknya)
Islam member peringatan dan melaknat siapa saja yang melakukan tiga perbuatan di
atas. Islam adalah agama yang peka terhadap isu korupsi. Al-qur’an dan Hadits telah
menjelaskan, memberi peringatan, dan memberi gambaran hukuman menyangkut
bahaya korupsi dan implikasinya bagi umat manusia. Islam dengan demikian adalah
agama antikorupsi.
3. Perspektif Hukum
Korupsi merupakan suatu perbuatan melawan hukum baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat merugikan perekonomian atau keuangan negara yang dari segi
materiil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-
nilai keadilan masyarakat.
Dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia, sesuai dengan asas
hukum maka diterapkan peraturan khusus tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi yaitu UU No. 3 Tahun 1971, UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun
2001, akan tetapi peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk kejahatan seperti
kejahatan perpajakan, money laundering, kehutanan, perikanan, pertambangan dan
sebagainya yang deliknya dapat memenuhi unsur-unsur perbuatan korupsi, berlaku
peraturan perundang-undangan masing-masing.
PRAKTIKUM 6

1. Bagaimana penyebab korupsi dari factor internal dan eksternal dari jenis-jenis
korupsi kasus praktikum 3
Faktor internal :
 Moral yang kurang kuat
 Sifat malas atau tidak mau bekerja
 Gaya hidup yang konsumtif
 Ajaran agama yang kurang diterapkan
 Sifat tamak
 Ada kesempatan

Faktor eksternal
 Lemahnya pengawasan atau pengendalian terhadap keluarga
 Pengelolaan keuangam keluarga yang tidak sesuai
 Gaya hidup yang kosumtif
 Tidak bisa memprioritaskan kebutuhan sehingga membeli barang yang tidak
bermamfaat

2. Bagaimana cara mencegah korupsi dari factor internal dan eksternal dari jenis-jenis
korupsi kasus praktikum 3
Faktor internal
 Mengurangi gaya hidup konsumtif
 Menguatkan pendidikan agama dan etika
 Menanamkan sifat jujur sejak dini
 Membangun pendidikan moral dari kecil
Faktor eksternal
 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap keluarga
 Menciptakan pendidikan anti korupsi
 Menghindari pergaulan yang tidak baik
 Membiasakan gaya hidup sederhana dan cukup
 Menetapkan prioritas kebutuhan hidup

Anda mungkin juga menyukai