Anda di halaman 1dari 2

seorang siswi, menjaga koperasi sekolah.

kemudian ada pembeli memberikan uang sejumlah 3000 rupiah,


namun barang yang diambil senilai 5000 rupiah. kemudian guru menegur siswa tersebut agar tidak curang
saat melakukan transaksi jual beli dimanapun dan kapanpun.

KORUPSI adalah fenomena sosial yang telah menjadi budaya di kalangan masyarakat, entah dari
korupsi waktu hingga uang (alih-alih dijadikan suatu jalan untuk meraih kekayaan). Bahkan, pelaku
korupsi, yang biasa kita sebut dengan koruptor atau penjahat kerah putih, tidak memandang usia dan
gender .
Menurut WJS Poerwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia (1976), arti harfiah dari korupsi
adalah “perbuatan yang buruk, seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya”.
Adapun pencegahan perilaku korupsi sejak dini bisa dilakukan dengan cara:

1. Penanaman kejujuran sejak dini. ...


2. Kedisiplinan dan taat pada hukum yang berlaku. ...
3. Kesadaran mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. ...
4. Penerapan Pajak kekayaan yang tinggi. ...
5. Hidup sederhana, dan bersyukur.

Sedangkan Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagai tingkah laku individu
yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi,
merugikan kepentingan umum, serta merupakan gejala salah pakai dan salah urus
dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber
kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal
(misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri
sendiri. Dengan demikian, secara harfiah dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya
istilah korupsi memiliki arti yang sangat luas, yaitu penyelewengan atau
penggelapan (uang negara atau perusahaan dan sebagainya) untuk kepentingan
pribadi dan orang lain.
Belakangan ini muncul kasus-kasus korupsi yang terungkap dari pelaksanaan
pemberantasan korupsi oleh lembaga-lembaga hukum negara. Akan tetapi,
penanganan kasus tersebut pun tiada ujungnya. Bahkan, seiring dengan
berjalannya waktu, muncul kasus-kasus korupsi yang lain. Karena itu, bila
pemberantasan hanya sekadar menjadi angin lalu, maka pencegahan korupsi secara
dini kian diperlukan. Adapun pencegahan perilaku korupsi sejak dini bisa
dilakukan dengan cara:
1. Penanaman kejujuran sejak dini
Kejujuran adalah suatu hal yang sangat penting dari pembentukan karakter
seseorang, bila kejujuran ditanamkan secara dini, bukan tidak mungkin kita
akan mendapatkan pejabat-pejabat pemerintahan yang jujur.
2. Kedisiplinan dan taat pada hukum yang berlaku
Tidak dimungkiri, kedisiplinan merupakan suatu karakter dari seseorang yang
sangat diperlukan dalam hidupnya. Bila seseorang disiplin dan taat pada hukum
yang berlaku, maka perilaku korupsi bisa musnah dengan sendirinya.
3. Kesadaran mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi
Bila seseorang lebih mementingkan kepentingan umum, maka dia tidak akan
egois tentang kepentingan pribadinya. Jika perilaku korupsi bisa terpinggirkan,
maka bukan tidak mungkin kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat pun
terjamin.
4. Penerapan Pajak kekayaan yang tinggi
Perilaku korupsi bisa disebabkan oleh keegoisan seseorang dalam meraih
kekayaan. Guna mencegah kekayaan yang berlimpah, maka pajak kekayaan
yang tinggi akan menjadi solusi yang baik. Dengan begtiu. seseorang enggan
untuk menambah kekayaannya. Langkah ini bisa juga dimaksudkan untuk
penurunan tingkat korupsi berdasarkan keinginan untuk kaya.
5. Hidup sederhana, dan bersyukur
Tekanan ekonomi yang tinggi bisa memunculkan suatu ide dan gagasan
seseorang mencari jalan pintas guna meraih kekayaan. Untuk mencegah hal
tersebut, perlu ditananmkan kesederhanaan kepada seseorang sejak dini dan tak
lupa rasa syukur kepada illahi atas apa yang kita miliki.

Anda mungkin juga menyukai