Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KEBUTUHAN DASAR MANUSIA II

“PERAWATAN LUKA ULKUS DEKUBITUS”

DOSEN PEMBIMBING:
WAHYU JATI, M.Tr.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


Mar’atus S
Karina Gina O
Laila Fatimah A
Dina Aulia R
M. Naufal Ariq H
Wimarsinta Mia V
Dian Fatma Kusuma W
Okta Yuanita R
Nur Amniatun S
Yusril Adi I

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG 2020


A. Defenisi 
Luka dekubitus juga dikenal dengan istilah luka tekan (pressure ulcer/ bedsores). Luka dekubitus
adalah luka terbuka pada permukaan kulit yang sering muncul pada pasien yang mengalami
hambatan dalam pergerakannya (mobilitas)
Dekubitus adalah kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan sammpai
menembus otot hingga mengenai tulang akibat terjadinya penekanan pada suatu tempat secara
terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
Memasuki usia lanjut, mempunyai resiko besar untuk terjadi luka dekubitus, karena perubahan
kulit yang berkaitan dengan bertambahnya umur yaitu sebagai berikut: 

 Jaringan lemak subkutan berkurang


 Jaringan kolagen dan elastin berkurang
 Efesiensi kolateral kapiler pada kulit menurun sehingga kulit akan menjadi lebih tipis dan
menjadi rapuh. 

B. Tujuan 
 Mencegah terjadinya infeksi, akibat dari masuknya mikroorganisme kedalam membrane
mukosa kulit  
 Mencegah bertambah kerusakan pada jaringan 
 Mempercepat proses penyembuhan 
 Membersihkan luka dari debris (benda asing) 
 Drainase yang berguna untuk memudahkan pengeluaran eksudat 
 Mencegah terjadinya penyebaran luka 
 Mencegah pendarahan pada luka
 Mencegah excoriasi sekitar kulit drainase 

C. Derajat luka dekubitus 


 Derajat I => Reaksi inflamasi (peradangan) masih terbatas pada epidermis, nampak
sebagai daerah kemerahan atau eritema indurasi ( lecet). 
 Derajat II => Reaksi inflamasi yang lebih dalam lagi hingga mencapai seluruh dermis
hingga ke lapisan lemah subkutan, nampak sebagai ulkus (luka) yang dangkal, dengan
tepi luka yang jelas serta perubahan warna pada pigmen kulit. 
 Derajat III => Ulkus (luka) menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan
bertepi dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai nampak infeksi dengan jaringan
nekrotik yang berbau busuk. 
 Derajat IV => Perluasan luka menembus otot, hingga tulang di dasar ulkus sudah
nampak yang bisa mengakibatkan teradinya infeksi pada tulang ataupun sendi.

D. Skor Norton untuk Mengukur Resiko Dekubitus

NAMA, PENDERITA, SKOR, TANGGA, Kondisi fisik :


 umum:-Baik = 4 -Lumayan = 3 -Buruk = 2 -Sangat buruk = 1
 Kesadaran:-omposments =4 -Apatis =3 -Konfus atau Soporis = 2 -Stupor atau Koma = 1 
 Aktivitas :-Ambulan = 4 -Ambulan dengan bantuan = 3 -Tiduran = 1
 Mobilitas :-Bergerak bebas = 4 -Sedikit terbatas = 3 -Sangat terbatas = 2 -tidak bisa
bergerak =1 
 Ergeranontnensa :-Tidak = 4 -Kadang-kadang = 3 -Sering Inkontinentia urin = 2
-Sering Inkontinentia alvi dan urin = 1 
Risiko dekubitus jika skor total ≤ 14

E. Persiapan 
1. Persiapan Alat dan Bahan 
 Set steril terdiri atas : 
-Kapas alcohol 
-Kasa steril 
-kom untuk larutan NaCl 0,9% 
-Pinset anatomi 
-Pinset chirurgi 
-Lidi kapas yang steril  
 Derian tule atau cutimed sorbad/salep obat topikal 
 Gunting plester 
 Plester/perekat atau hipafix 
 Alkohol 70 % 
 Larutan NaCl 0.9 % 
 Handscoon bersih 
 Handscoon steril 
 Penggaris millimeter disposable  
 Pencahayaan yang adekuat

2.Persiapan Pasien 
 Pasien atau keluarga diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan  
 Atur posisi pasien miring kiri ataupun kanan (sesuai dengan lokasi luka dekubitus) 

3.Persiapan Lingkungan 
 Ciptakan suasana yang tenang sebelum pelaksanaan tindakan  
 Pasang sampiran 

F. Prosedur Kerja 
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Tutup ruangan atau pasang sampiran 
 Cuci tangan 
 Pakai handscoon bersih 
 Buka balutan dengan menggunakan kapas alcohol dan buang pada tempat sampah atau
kantong plastic yang telah disediakan 
 Observasi luka, ukur panjang, kedalaman dan lebar luka dengan menggunakan Penggaris
millimeter disposable. Lalu lihat keadaan luka, warna sekitar tepi luka, warna luka,
derajat luka serta adanya cairan atau tidak. Catat semua hasil observasi 
 Buka set steril 
 Kasa digulungkan keujung pinset chirugi, lalu tangan yang satu memegang  pinset
anatomi 
 Bersihkan luka menggunakan kasa steril yang sudah diberi NaCl 0,9 %, dengan cara dari
dalam keluar (gerakan melingkar) sambil memencet luka untuk mengeluarkan eksudat 
 Kasa hanya dipakai satu kali dan diganti lagi 
 Ulangi pembersihan hingga semua luka bersih serta cairan eksudat keluar 
 Buang handscoon bersih 
 Pakai handscoon steril 
 Pakai cutimed sorbad untuk luka yang banyak mengandung eksudat 
 Balut luka menggunakan kasa steril. Kalau luka masih basah atau masih banyak
mengeluarkan cairan, maka balut luka tersebut dengan kasa hingga 7 lapisan. Dan kalau
luka sudah mulai kering maka balut 3 lapis saja. 
 Fiksasi dengan menggunakan plester atau hipafix 
 Buang handscoon dan kasa ditepat yang telah disediakan 
 Bantu pasien dalam pemberian posisi yang nyaman 
 Aangkat peralatan dan kantong plastic yang berisi balutan dan handscoon kotor.
Bersihkan alat dan buang samapah dengan baik 
 Cuci tangan 
 Laporkan adanya perubahan pada luka kepada perawat yang bertanggung jawab. Catat 
penggantian balutan, kaji keadaan luka da respon pasien

G. Lampiran

1. Bengkok 2. Cutimet Sorbat 3. NaCl 0,9%

4. Pinset anatomis 5. Pinset Chirurgis 6. Plester

7. Gunting 8. Handscoon Bersih 9. Handscoon Steril


10. Kasa Steril 11. Kom 12. Ultrafix

13. Alkohol 70% 14. Cotton Swab/Kapas lidi 15. Masker

16. Kasa Bersih 17. Rivanol

Anda mungkin juga menyukai