Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN TAHUNAN

2012

BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BOGOR – INDONESIA
LAPORAN TAHUNAN
2012

BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
KEMENTERIAN PERTANIAN
Editor

SARWITRI ENDAH ESTUNINGSIH, YULVIAN SANI dan HARDIMAN

BBALITVET, BOGOR

Redaksi Pelaksana:
Eka Priatna
Linawati

BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER


Jalan R.E. Martadinata 30, PO. Box 151
BOGOR 16114, INDONESIA

Telepon : (0251) 8331048; 8334456


Fax : (0251) 8336425
E-mail : balitvet@indo.net.id
Website : www.bbalitvet.org
www.bbalitvet.litbang.deptan.go.id
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… 1

KEPEGAWAIAN BBALITVET ……………………………………………………………… 2

LAPORAN KEPALA BALAI ………………………………………………………………… 7

KELEMBAGAAN ………………………………………………………………….................. 9

BAGIAN TATA USAHA ……………………………………………………………….…….. 16

BIDANG KERJASAMA DAN PENDAYAGUNAAN HASIL PENELITIAN ……...………. 20

BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI ……………………………………….………….... 39

KELOMPOK PENELITI ………………………………………………………..…………….. 42


Kelti Bakteriologi ……………………………………………………………..…….……. 42
Kelti Virologi …………………………………………………………….………….…… 42
Kelti Patologi ……………………………………………………………….…….……… 43
Kelti Parasitologi ………………………………………………………….……….…….. 43
Kelti Toksikologi dan Mikologi …………………………………………….……..……... 44

UNIT PELAYANAN MASYARAKAT ……………………………………………..……….. 46


Unit Pelayanan Diagnostik ……………………………………………………….……… 46
Unit BBalitvet Culture Collection (BCC) …………………………………….…….…… 50
Kelompok Pengendali Mutu (KPM) ……………………………………………..……….. 52

LAPORAN PENELITIAN ……………………………………………………….….………... 53

PENELITIAN APBN ………………………………………………………………..………... 53

1. Pengembangan ELISA Antibodi untuk Diagnosis Leptospirosis pada Sapi …..……... 53


2. Pengembangan Teknik Diagnosa ELISA untuk Penyakit Infectious Bronchitis ( IB )
pada Unggas. …………………………………………………………………..……. 53
3. Identifikasi dan Karakterisasi Penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD) pada Sapi ..…. 54
4. Pengembangan Teknik Diagnosa Coryzza pada Ayam dengan Menggunakan
Antiserum Monospesifik ………………………………………………………..……. 54
5. Pengembangan Teknik ELISA untuk Deteksi Antibodi Bovine Ephemeral Fever.. 55
6. Pengembangan Teknik Diagnosa Cepat Berbagai Penyakit Penting pada Unggas untuk
Unggas untuk Kelompok Virus RNA (Avian Influenza,Disease, Reovirus dan Avian
Encepphalomyelitis) dengan Pendekatan Biologi Molekuler ………………….….….. 56
7. Pengembangan Teknik Diagnosa Penyakit Bovine Respiratory Syncitial Virus (BRSV)
pada Sapi dengan Nested Reverse Transcriptase PCR (Nested RT-PCR) …….…….. 56
8. Pengembangan Uji Cepat Paratuberculosis Dengan Teknik Imunokromatografi ……. 57
9. Pengembangan Teknologi Deteksi Vector Borne Disease (VBD) dengan RT-PCR
Sebagai Upaya Peringatan Dini Penyebaran Penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF).. 58
10. Pengembangan Vaksin Bivalen Inaktif untuk Pencegahan Penyakit IBR dan PI-3
pada Sapi ……………………………………………………………………….…….. 59
11.Pengembangan Vaksin Avian Influenza Berbasis Teknologi Rekayasa Genetika
dalam Upaya Perbaikan Seed Vaksin di Indonesia Sesuai Virus Influenza Subtype
H5N1 yang Bersirkulasi di Lapang ………………………………………….…….. 59
12. Uji Ekstrk Herbal untuk Obat Surra secara in-vivo ……………………………….. 60
13. Pencegahan Kematian Anak Sapi (neonatal mortality) Menggunakan Susu Frmula
yang Mengandung Immunoglobulin Dalam Rangka Mendukung Program PSDK 2014.. 61
14. Konservasi dan Karakterisasi 100 Isolat Lokal Mikroba Veteriner yang Berpotensi
Sebagai Kandidat Vaksin, Bahan Diagnostik dan Probiotik .......................................... 62
15. Pengendalian Penyakit IBR Menggunakan Vaksin Buatan BBalitvet………………… 62
16. Pengembangan Teknik Deteksi Serologik Infeksi Penyakit Jembrana Dalam Rangka
Pengembangan Vaksin JDV…………………………………………………………… 63.
17. Isolasi dan Identifikasi Cendawan Penyebab Keguguran pada Sapi…………………. 63
18. Penentuan Cemaran Melamin dalam Susu Import secara Liquid Chromatography
Mass Spectrometer (LCSM) …………………………………………………….……. 64
19. Teknik Reserve Passive Latex Aglutination (RPLA) Test untuk Deteksi Verositotoksin
Escherchia coli (VTEC/SLTEC) pada Sampel Pangan ………………………….…… 65
20. Pengembangan Strip Immunokhromatografi Berbasis Antibodi Poliklonal untuk
Deteksi Aflatoksin MI pada Produk Peternakan ……………………………….…….. 65
21. Pengembangan Metode Kit (deret warna) untuk Deteksi Residu Herbisida Paraquat
dalam Pakan Ternak ………………………………………………………….…….…. 66
22. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Pencemaran Aflatoksin M 1 pada Pakan Sapi
Perah dan Tingkat Residunya pada Susu yang Dihasilkan ……………………………. 66
23. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Cemaran Pestisida pada Pakan Sapi Perah dan
Tingkat Residunya pada Susu yang Dihasilkan ……………………………….……… 67
24. Antisipasi Kejadian Wabah Penyakit Hewan dalam Menghadapi Perubahan Iklim … 67
25. Karakterisasi Molekular dan Derajat Patogenitas Trypanosoma evansi Isolat Lokal
Indonesia pada Sapi dan Kerbau ……………………………………………………… 69
26. Biosekuriti dan Manajemen Penanganan Penyakit Ayam Broiler untuk Peningkatan
Produksi……………………………………………………………………………….. 69
27. Status Fe dan Zn pada Ternak Ruminansia Kecil dan Hubungannya dengan Suplemen
Absorpsi Fe dan Zn pada Saccaromyces cerevisae sebagai Calon Supplement ….… 70
28. Deteksi Virus Rabies dengan Immunohistokimia ………………………………..….. 71
29. Pengembangan Teknik Indirek ELISA Menggunakan Glycoprotein untuk Pengujian
Kekebalan Terhadap Rabies …………………………………………………….…… 71
30. Bass PCR untuk Identifikasi dan Diferensiasi Strain Brucella Abortus Isolat Lapang
dan Strain Vaksin ……………………………………………………………….…… 72
31. Analisis Dioksin pada Sapi Potong dan Pakan Ternak dengan GC-MS/MS serta
Pengaruhnya terhadap Kesehatan Ternak……………………………………………. 73
32. Perbanyakan Antigen Brucella ……………………………………………………….. 74
33. Perbanyakan Antigen Berwarna Mycoplasma gallispetcum …………………...……. 74
34. Perbanyakan Antigen Berwarna Pullorum …………………………………………… 75
35. Perbanyakan Antigen Avian Influenza (AI) ………………………………………….. 75
36. Perbanyakan Antigen Newcastle Disease (ND) …………………………………..….. 76

PUBLIKASI ……………………..……………………………………………………….…… 77
KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan ini merupakan Penelitian, Program dan Evaluasi, Unit


laporan tertulis yang diterbitkan oleh Balai Pelayanan Masyarakat, Kelompok Peneliti,
Besar Penelitian Veteriner berisi kegiatan Laporan Penelitian, Seminar/ Workshop,
yang telah dilaksanakan selama tahun 2012. serta Publikasi.
Laporan Tahunan ini menginformasikan
berbagai aspek seperti organisasi, personil, Ucapan terima kasih disampaikan
kegiatan, pelaksanaan, kemajuan, kendala kepada semua pihak yang telah
sampai hasil yang telah dicapai dari setiap menyumbangkan data dan laporannya
kegiatan. sehingga Laporan Tahunan 2012 ini dapat
diterbitkan. Saran dan kritik untuk perbaikan
Laporan Tahunan terdiri dari beberapa Laporan Tahunan ini sangat diharapkan.
Bab, yaitu Laporan Kepala Balai,
Kelembagaan, Bagian Tata Usaha,
Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Editor

1
KEPEGAWAIAN BBALITVET

Kepala Balai Besar : Dr. drh. Hardiman, MM

KELOMPOK PENELITI BAKTERIOLOGI

Peneliti Tenaga Penunjang


Dr. drh. Andriani, Msi - Ketua Kelti Suhaemi
Drh. Adin Priadi Sawal
Dra. Masniari Poeloengan, MS. Sukatma
Dr. drh. Anni Kusumaningsih, MSc. Hermawan
Drh. Lily Natalia, MS. Sopiah
Drh. Susan Maphilindawati Noor, MSc. Hassanudin
Drh. Siti Chotiah
Drh. Kusmiyati KELOMPOK PENELITI PARASITOLOGI
Drh. Rahmat Setya Adji, MSi
Drh. Tati Ariyanti, MP. Peneliti
Drh. Susanti April H. Wardhana,SKH,MSi.PhD – Ketua Kelti
Drh. Faidah Rachmawati Drh. Suhardono, MVSc.,PhD
Drh. Sarwitri Endah Estuningsih, MSc
Teknisi Drh. Didik Tulus Subekti, MKes.
Djaenuri – Pj. Laboratorium Drh. Dyah Haryuningtyas, MSi
Iskandar
Jaenal Islam Teknisi
Abdurachman Soedrajat - Pj Laboratorium
Agus Efendi Zaenal Kosasih
Agus Wahyudin Mukhamad Dahlan
Maryadi Suharyanta
M. Ramdhany Djoepri Aos Koswadi
M. Syafarudin Edi Satria
Nurdin Eko Setyo Purwanto
Rina Dewiyanti Farlin Nefho
Sri Mulyati
Supartono Tenaga Penunjang
Suryono Ismail Ali
Sumirah, A.Md. Sukatma
Tatang Tarmidi, SSi Yayan Daryani
Andi Mulyadi, A.Md.
Yudi Setiadi

2
KELOMPOK PENELITI VIROLOGI

Peneliti Dr. drs. Simson Tarigan, MSc.


Dr.drh.N.L.P.Indi Dharmayanti,MSi.– Ketua Kelti Drh. Hermawan W. Pratomo
Dr. drh. Sudarisman, MS. Drh. Sumarningsih
Dr. drh. R.M. Abdul Adjid Drh. Murni Nurhasanah Rosyid
Dr. drh. Agus Wiyono
Drh. Indrawati Sendow, MSc. Teknisi
Dr. Muharam Saepulloh, SSi., MSc. Yudi Mulyadi, SSi – Pj. Laboratorium
Risa Indriani, SSi. Mohamad Muntiha
Drh. Moh. Indro Cahyono Mohamad Soleh
Drh. Dyah Ayu Hewajuli Murniati
Drh. Risza Hartawan, MPhil. Opi Sajeli
Drh. Harimurti Nuradji Yulhamudin
Drh. Atik Ratnawati Gita Sekarmila

Teknisi Tenaga Penunjang


Kusmaedi – Pj. Laboratorium Ismet
Hanipah Ariyani Ahmad
Heri Hoerudin Ahpas
Nana Suryana, SE
Pudji Kurniadhi KELOMPOK PENELITI TOKSIKOLOGI
Zulkifli
Abdul Muhtadir Peneliti
Ace Endang Supriatna Dr. Raphaella Widiastuti, BSc – Ketua Kelti
Masitoh Prof.drh. Darmono, MSc., APU
Teguh Suyatno, A.Md. Drh. Indraningsih, MS.
Any Purwany Drh. Djaenudin Gholib
Agus Winarsongko Dr. drh. Riza Zainuddin Ahmad, MSi.
Dr. dra. Romsyah Maryam, M.Med.Sc
Tenaga Penunjang Sri Rachmawati, BSc., MSc.
Apipudin Yuningsih, BSc.
Saefudin Eni Kusumaningtyas, SSi., MSc.
Yoyoh Mulyanah Drh. Prima Mei Widiyanti.
Mansur Hasim Munawar, SSi.

KELOMPOK PENELITI PATOLOGI Teknisi


Rachmat Firmansyah, SSi.– Pj. Laboratorium
Peneliti Edi Supriadi
Dr.drh. Sutiastuti Wahyuwardani,Msi–Ketua Kelti Mihardja
Dr. drh. Yulvian Sani Sri Yuliastuti
Drh. Rini Damayanti, MSc. Yessy Anastasia, SPt.
Dr. drh. Ening Wiedosari, MSc. Wawan Sugiawan

3
Ermayati, SP Sugandi
Anik Zumrotul Khairiyah, AMd Jaelani
A. Kosasih
Tenaga Penunjang M. Sutadi
Dalilah
Suherman - Kebun & Kandang
Usman Cimanglid : Jayadi
Penunjang : Adang
Hamzah
BAGIAN TATA USAHA Hasim
Ica
Kepala Bagian : Dr. drh. RM. Abdul Adjid. Iing
M. Achyan
Ka Subbagian Kepegawaian Maman Mail
dan Rumah Tangga : Yati Nuryati, SE Purkon
Rosid
Urusan Kepegawaian : Anas Yusuf, SE Udin
- Fungsional : Kustini Tajudin
- Simpeg dan Administrasi Solihin
Pegawai : Arthauly Aman
Siregar,SE.
Sofian Suhendar - Benglat :Suparyono
Penunjang : Yayan Suryana Penunjang :
Sofian Sauri Jejen Jaelani
Hamdan Basuni
Odang Sukarna
Urusan Rumah Tangga : Subiyakto Mad Yunus
- Kesekretariatan : Elfrida H. Malau, BSc M. Sanusi
Penunjang : Lilis Srihartaty Mulyadi
Neneng Suprapti Sudirdja
Itoh Wawan Gunawan
Udin Yusup Supriana
Didik Badmono, AMd.
- Halaman & Hewan
Percobaan : Jainal Islam - Pool Kendaraan : Edi Komarudin
Penunjang : Amir Zaenal Abidin Penunjang : Awaludin Hidayat
Ali Hamidi Entan Sunardi
Muhamad Rofik Lukman Hakim
Sukarja M. Ridwan Saputra
Iwan Suganda Moh. Rachman
Ahmad Nurmali Rahmat
Tabroni Saepudin
Hoerudin Ahmad Sidik

4
Tedi Suwarna Wahyudin
- Satpam : Kurnaen - Urusan Perlengkapan dan
Penunjang : Andriayanto Inventaris : Suryadi
Dahyar S.
Dede Suparman - Gudang : Agus Sumantri
Dian Syarifudin Penunjang : Mohamad Djuanda
Engkus Kusnaedi
Mustar - Administrasi Barang : Gusharkat Purwadi
Kardi
M. Abbas BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI
M. Rukma
Ahmad - Kepala Bidang : Dr. drh. Yulvian Sani
Udin Nurdin
Achmad Ishak - Kepala Seksi
Sepriyatman Program : Dr. Muharam S.
R. Kuswara Dipradja SSi. MSc
Muhamad Juhari Penunjang : Heny Yusrini, STP
Edi Djunaedi, SE
-Arsip : Ujang Jarkasih
Robinson Napitupulu - Kepala Seksi
A. Sukanta Evaluasi : Drh. Sarwitri Endah
Estuningsih, MSc.
- Gaji : Iyus Sutarjana Penunjang : Eka Priatna, SE
Penunjang : Saepudin Linawati

Sub Bagian Keuangan dan BIDANG KERJASAMA DAN


Perlengkapan : Mamak Abdul Malik, SE PENDAYAGUNAAN HASIL PENELITIAN

- PPK : Mamak Abdul Malik, SE - Kepala Bidang : Dr. drh. Eny Martindah,
MSc.
- Urusan Keuangan : Cecep Wahyu
- Kepala Seksi
- Bendahara Kerjasama : Dr. dra. Romsyah
Pengeluaran : Drs. Subiyanto Maryam. MMed, Sci.
Penunjang : Rochayati Penunjang : Zainal Ridwan
Ujang Kosasih Saji
- Kepala Seksi Pendayagunaan
- Bendahara Hasil Penelitian :Dr. drh. Bambang Ngaji
Penerimaan : Ahmad Itjab, AMd Utomo, MSc.
Penunjang : Mimin Mindawati, SE
Budi Laksono Penunjang : Tiolina Sitompul, MA.
TB. Sastrawihana, SE Opan Sopandi
Ahmad Sukanta Kusnadi

5
Pengembangan : Ir. Gunawan Ramli
Sistim Informasi

Perpustakaan : Zakiah Muhajan, SS, M,Hum.


Penunjang : Sri Purwati, AMd
Yulia Rukminingsih, Amd.
Uka Kahfiana AMd
Siti Kuraesin, AMd
Erik Kurniawan

6
LAPORAN KEPALA BALAI

Balai Besar Penelitian epidemiologi penyakit. Antisipasi akan


Veteriner (BBalitvet) timbulnya wabah penyakit akibat perubahan
merupakan salah satu iklim perlu dilakukan dengan pengembangan
Unit Pelaksana Teknis teknologi diagnosis cepat dan akurat serta
(UPT) lingkup Badan teknologi veteriner berbasis teknologi
Penelitian dan molekuler.
Pengembangan Pertanian Pada Tahun Anggaran (T.A.) 2012 ini,
- Kementerian Pertanian BBalitvet telah berhasil mengembangkan
yang menyelenggarakan beberapa teknologi diantaranya adalah vaksin
kegiatan penelitian untuk bivalen isolat lokal untuk penyakit IBR dan
bidang veteriner. PI-3 pada sapi, teknik ELISA untuk diagnosa
BBalitvet dituntut untuk menghasilkan Leptospirosis, teknik IHK untuk deteksi virus
inovasi teknologi yang bermanfaat dalam Rabies, teknik diagnosa Paratuberkulosis
peningkatan dan perbaikan status kesehatan dengan imunokromatografi, teknik deteksi
hewan, produktivitas ternak serta kesehatan vector borne disease (VBD) dengan RT-PCR
masyarakat veteriner di Indonesia. Oleh dan teknik nRT-PCR untuk deteksi BRSV.
karena itu, program penelitian veteriner di BBalitvet telah disertifikasi ISO 9001-
lingkup BBalitvet harus mengacu pada 2008 dengan No. QMS/289 dan diakreditasi
program Empat Target Sukses Kementerian SNI ISO/IEC 17025-2008 (ISO/IEC 17025-
Pertanian selama 5 tahun (2010-2014). Salah 2005) dengan No. LP-121-IDN sebagai
satu program Empat Target Sukses tersebut laboratorium pengujian. Dengan demikian,
adalah program Pencapaian Swasembada BBalitvet telah menerapkan manajemen
Daging Sapi dan Kerbau (PSDS-K) 2014. penelitian dan pengujian sesuai standar
Tantangan yang dihadapi dalam program tersebut.
PSDS-K ini adalah tingginya angka kematian Pada Tahun Anggaran (T.A.) 2012,
ternak termasuk anak sapi, masalah BBalitvet melaksanakan penelitian dengan
produktivitas ternak, gangguan/penyakit anggaran DIPA sebanyak 8 judul RPTP
reproduksi dan penyakit hewan menular terdiri dari 37 kegiatan. Selain anggaran
strategis seperti Brucellosis, IBR, BVD dan DIPA, tahun 2012 BBalitvet mendapat
lain sebagainya. Disamping itu, masih bantuan dana dari Kementerian Riset dan
terdapat penyakit lain yang memiliki dampak Teknologi (RISTEK) untuk melaksanakan 4
yang luas yang perlu mendapatkan perhatian kegiatan penelitian. Selain itu, BBalitvet
seperti Flu Burung, Rabies, Anthrax dan juga melaksanakan kerja sama penelitian
Jembrana. Demikian pula dengan perubahan dalam negeri (pemerintah dan swasta)
iklim yang terjadi saat ini dapat menimbulkan maupun luar negeri (ACIAR dan IAEA).
emerging dan re-emerging diseases, vector Pengembangan sumberdaya manusia
borned diseases, penyakit bawaan makanan dilakukan melalui pendidikan jangka panjang
(food borned disease) serta perubahan peta dan jangka pendek. Sebanyak 9 orang peneliti

7
mengikuti pendidikan S1, S2 dan S3 baik di kinerja Balai Besar dan untuk melakukan
dalam maupun luar negeri. perencanaan program dimasa mendatang
Demikian laporan ini disampaikan, yang dapat bermanfaat bagi masyarakat
semoga dapat digunakan sebagai tolok ukur pengguna.

Kepala Balai Besar

Dr. drh. Hardiman, MM.

8
KELEMBAGAAN

Balai Besar Penelitian Veteriner adalah 7. Pelaksanaan kerjasama dan


unit pelaksana teknis dibidang penelitian dan pendayagunaan hasil penelitian veteriner
pengembangan veteriner yang berkoordinasi 8. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah
dengan Kepala Pusat Penelitian dan tangga Balai Besar
Pengembangan Peternakan (Peraturan Menteri
Pertanian No : 15/Permentan/ OT.140/3/2006). Visi
Balai ini didirikan pada tahun 1908 pada saat
pemerintahan kolonial Belanda. Pada tahun Visi yang ditetapkan oleh BBalitvet
1974, UPT ini ditetapkan berdasarkan SK bersifat futuristik sesuai dengan dinamika
Presiden RI No. 44 dan 45 masuk ke dalam perubahan lingkungan strategis, dan harus
jajaran Badan Litbang Pertanian, Departemen mampu menjadi akselerator kegiatan
Pertanian. penelitian dan pengembangan veteriner. Visi
tersebut adalah:
MANDAT DAN FUNGSI “Menjadi institusi penelitian veteriner
bertaraf internasional dalam menghasilkan
Tugas pokok BBalitvet adalah ilmu pengetahuan dan teknologi veteriner
melaksanakan penelitian veteriner dengan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal
fungsi sebagai berikut: untuk mendukung kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner dalam rangka
1. Penyusunan program dan evaluasi mewujudkan pertanian industrial
pelaksanaan veteriner berkelanjutan”.
2. Pelaksanaan penelitian eksplorasi,
konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan Misi
sumberdaya plasma nutfah mikroba
veteriner Untuk mewujudkan Visi BBalitvet yang
3. Pelaksanan penelitian virologi, telah ditetapkan maka diperlukan Misi. Misi
bakteriologi, parasitologi, mikologi, sebagai suatu pernyataan yang
toksikologi, patologi, epidemiologi, menggambarkan serangkaian aktifitas yang
bioteknologi, farmakologi dan teknik secara komprehensif dan saling bersinergi
penyehatan hewan akan mencapai Visi yang ditetapkan. Misi
4. Pelaksanaan penelitian penyakit zoonosis BBalitvet adalah melaksanakan aktifitas
dan penelitian keamanan pangan produk untuk:
peternakan 1. Melaksanakan eksplorasi, karakterisasi,
5. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan konservasi dan pemanfaatan sumberdaya
komponen teknologi veteriner plasma nutfah veteriner yang potensial
6. Pelaksanaan penelitian dan pelayanan untuk pengembangan IPTEK veteriner.
diagnostik veteriner sebagai rujukan
2. Menghasilkan ilmu pengetahuan dan
penyakit hewan
inovasi teknologi veteriner (vaksin, obat,

9
teknik diagnosa) yang sesuai dengan iii) Teknologi pengendalian penyakit
dinamika kebutuhan pengguna untuk reproduksi infeksius
mewujudkan pertanian industrial unggul iv) Teknologi penanganan gangguan
berkelanjutan. reproduksi non-infeksius dan penyakit
3. Mendiseminasikan inovasi teknologi di metabolik
bidang peternakan dan kesehatan hewan. 2. Kesehatan hewan
i) Teknologi vaksin untuk pengendalian
4. Melaksanakan layanan diagnostik veteriner
penyakit hewan
untuk kesehatan hewan, kesehatan
ii) Obat hewan untuk pengendalian dan
masyarakat veteriner dan keamanan
pencegahan penyakit hewan
pangan asal ternak secara prima sesuai
iii) Perangkat diagnostik untuk diagnosa
standar nasional dan internasional sebagai
cepat penyakit hewan
laboratorium rujukan.
iv) Data epidemiologi dan peta penyakit
5. Meningkatkan jejaring kerjasama hewan
penelitian dan pengembangan iptek 3. Keamanan pangan asal ternak
veteriner dengan lembaga penelitian, i) Teknologi deteksi cepat residu dan
instansi terkait serta pengguna baik kontaminan pada produk peternakan
nasional dan internasional. ii) Penanganan kontaminasi bahan
6. Meningkatkan publikasi ilmiah dalam berbahaya pada produk peternakan
jurnal nasional dan internasional dalam iii) Teknologi deteksi cemaran
rangka diseminasi hasil penelitian dan mikrobiologi pada produk peternkan
umpan bailk teknologi veteriner dari iv) Penanganan kontaminasi mikrobiologi
pengguna. pada produk peternakan
7. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan 4. Kesehatan masyarakat veteriner
kapabilitas sumberdaya penelitian untuk i) Penanggulangan penyakit zoonosis
menghasilkan ilmu pengetahuan dan ii) Penanggulangan food borned diseases
teknologi mengikuti acuan nasional dan iii) Epidemiologi penyakit zoonosis dan
internasional. food borned disease
5. Perubahan iklim global (climate change)
8. Meningkatkan kemampuan manajerial
i) Antisipasi wabah penyakit hewan
penelitian secara profesional sebagai
akibat perubahan iklim/anomali
lembaga penelitian bertaraf internasional. lingkungan
ii) Antisipasi emerging and re-emerging
Mengacu kepada Visi dan Misi tersebut, diseases
maka BBalitvet dalam kurun waktu lima iii) Penanganan vektor borned diseases
tahun mendatang (2010-2014) menetapkan akibat perubahan iklim/anomali
beberapa target utama yaitu : lingkungan
iv) Antisipasi transboundary diseases
1. Swasembada daging sapi dan kerbau 2014 akibat migrasi hewan pembawa bibit
i) Teknologi/strategi penanganan penyakit
kematian pedet 6. Plasma nutfah mikroba veteriner dan
ii) Teknologi diagnosa cepat kebuntingan bioteknologi veteriner

10
i) Karakterisasi dan konservasi plasma Bagian Tata Usaha
nutfah mikroba veteriner
ii) Pemetaan gen (gen mapping) penyakit Bagian Tata Usaha mempunyai tugas
hewan melakukan urusan Kepegawaian, Keuangan,
iii) Pengembangan teknologi mutakhir Perlengkapan, Tata Usaha dan Rumah Tangga.
(bioteknologi) veteriner untuk Bagian Tata Usaha terdiri dari:
pengendalian dan pencegahan penyakit
hewan 1. Subbagian Kepegawaian dan Rumah
7. Kelembagaan veteriner Tangga
i) Pemberdayaan dan peningkatan 2. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan
kapasitas Unit Pelayanan Diagnostik
veteriner Subbagian Kepegawaian dan Rumah
ii) Pemberdayaan dan peningkatan Tangga mempunyai tugas melakukan urusan
kapasitas Unit BBalitvet Culture kepegawaian, rumah tangga, surat menyurat,
Collection dan kearsipan, sedangkan Subbagian
iii) Pengembangan Laboratorium Keuangan dan Perlengkapan mempunyai
Referensi Nasional bidang veteriner tugas melakukan urusan keuangan dan
iv) Pengembangan UPBS veteriner dalam perlengkapan.
rangka diseminasi inovasi teknologi
veteriner Bidang Program dan Evaluasi
v) Peningkatan kompetensi institusional
melalui akreditasi pengujian (ISO/IEC Bidang Program dan Evaluasi terdiri dari
17025:2005), sertifikasi (ISO Seksi Program dan Seksi Evaluasi mempunyai
9001:2008) dan akreditasi pranata tugas melaksanakan penyusunan program dan
litbang (KNAPP) evaluasi pelaksanaan penelitian veteriner.
Dalam melaksanakan tugasnya Bidang
STRUKTUR ORGANISASI Program dan Evaluasi menyelenggarakan:

Sebagai lembaga penelitian, BBalitvet a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data


memiliki struktur utama sebagai organisasi kegiatan penelitian veteriner
fungsional, disamping organisasi struktural b. Penyusunan rencana, program dan anggaran
untuk melaksanakan kegiatan administrasinya. penelitian veteriner
Struktur organisasi BBalitvet terdiri dari c. Penyiapan evaluasi kegiatan penelitian
Bagian Tata Usaha, Bidang Program dan veteriner
Evaluasi dan Bidang Kerjasama dan d. Penyusunan laporan kegiatan dan hasil
Pendayagunaan Hasil Penelitian. Organisasi penelitian veteriner
fungsional merupakan wadah peneliti dan
teknisi litkayasa untuk menyelenggarakan Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan
kegiatan penelitian yang dirangkum dalam Hasil Penelitian
suatu Kelompok Peneliti (Kelti). Untuk
kelancaran tugas pokok dan fungsinya, Balai Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan
membentuk beberapa urusan Kerja, Unit Hasil Penelitian terdiri dari Seksi Kerjasama
Pelayanan dan Komisi. Penelitian dan Seksi Pendayagunaan Hasil

11
Penelitian mempunyai tugas melaksanakan Peneliti dan teknisi dibagi kedalam 5
penyiapan kerjasama dan pendayagunaan hasil (lima) Kelti yaitu:
penelitian veteriner. Dalam melaksanakan
tugas Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan 1. Kelti Virologi
Hasil Penelitian menyelenggarakan fungsi: 2. Kelti Bakteriologi
a. Penyiapan kerjasama penelitian veteriner 3. Kelti Parasitologi
b. Penyiapan pengembangan sistem informasi 4. Kelti Patologi
penelitian veteriner 5. Kelti Toksikologi dan Mikologi
c. Penyiapan promosi, diseminasi,
komersialisasi, dokumentasi, dan publikasi Unit Pelayanan Masyarakat
hasil penelitian veteriner.
Disamping kegiatan penelitian, BBalitvet
Kelompok Peneliti melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat
berupa diagnosis penyakit, koleksi biakan
Kelompok Peneliti (Kelti) merupakan mikroba dan jasa perpustakaan. Jasa
wadah dimana peneliti dan teknisi pelayanan disediakan untuk umum yang
melaksanakan kegiatan penelitian yang sesuai memerlukan bantuan teknis untuk bidang
dengan bidangnya masing-masing. veteriner. Kegiatan pelayanan masyarakat
Tugas utama Kelti adalah pembinaan tersebut dinaungi dalam suatu wadah unit
profesionalisme yang berkaitan dengan bidang pelayanan masyarakat yaitu:
dan latar belakang masing-masing Kelti.
Kelompok Jabatan Fungsional Peneliti 1. Unit Pelayanan Diagnostik
mempunyai tugas:
Unit Pelayanan Diagnostik merupakan
a. Melakukan penelitian eksplorasi, unit fungsional yang melaksanakan kegiatan
konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan diagnosa, pengujian dan konfirmasi penyakit
sumberdaya plasma nutfah mikroba dan kesehatan hewan. Jasa Pelayanan
veteriner ditawarkan kepada umum/masyarakat
b. Melakukan penelitian virologi, bakteriologi, khususnya peternak, perusahaan bidang
parasitologi, mikologi, toksikologi, patologi, peternakan dan pangan, laboratorium
epidemiologi, bioteknologi, farmakologi, kesehatan hewan, karantina, rumah sakit
dan teknik penyehatan hewan maupun individu lainnya. Sesuai dengan
c. Melakukan penelitian penyakit zoonosis dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
penelitian keamanan pangan produk 15/Permentan/OT.240/3/2006, BBalitvet
peternakan memiliki fungsi untuk melaksanakan
d. Melakukan penelitian dan pengembangan pelayanan diagnostik veteriner sebagai rujukan
komponen teknologi veteriner penyakit hewan maka peneguhan diagnosa
e. Melakukan penelitian dan pelayanan penyakit dilakukan bila laboratorium veteriner
diagnostik veteriner sebagai rujukan lainnya (laboratorium daerah) tidak mampu
penyakit hewan melakukan diagnosa penyakit hewan secara
f.Melakukan kegiatan fungsional lainnya fisik. Dalam melaksanakan tugasnya secara
sesuai dengan peraturan perundangan- teknis, unit ini berkoordinasi dengan Kelti
undangan yang berlaku dalam lingkup BBalitvet untuk melakukan

12
pengujian laboratorium sesuai dengan Toksikologi
permintaan pelanggan seperti virologi,
bakteriologi, parasitologi, patologi, toksikologi Administrasi Umum dan Keuangan
dan mikologi. Administrasi Umum : Edi Junaedi, SE
Unit Pelayanan Diagnostik telah Kasir : Nuli Elandari
diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Nasional
sebagai Laboratorium Pengujian sesuai dengan Pelayanan Pelanggan
SNI ISO/IEC 17025-2008 (ISO/IEC 17025- Staf Penerima Sampel : Moh. Muntiha
2005) dengan nomor LP-121-IDN, sehingga Moh. Soleh
seluruh hasil pengujian telah mengikuti Ekspedisi sampel : Ahmad
prosedur Good Laboratory Practices. Ismat
Berdasarkan Surat Penugasan Kepala
BBalitvet Nomor 146/KP.340/ I.5.1/05/12 Kelompok Pengendali Mutu (KPM)
susunan personal inti laboratorium Balai
Besar Penelitian Veteriner adalah: Manajer Mutu : Dr. drh. Ening
Wiedosari, MSc
Pimpinan Puncak : Kepala BBalitvet Deputi Manajer : Dr. drh Andriani, MSi
Manajer Diagnostik : Drh. Indraningsih, MS Mutu
Deputi Manajer : Drh. Lily Natalia, MS Sekretaris/Anggota : Drh. Murni
Diagnostik Nurhasanah Rosyid
MT. Unit Virologi : Ka. Kelti Virologi Anggota : Drh. Dyah Ayu H.
DMT. Unit Virologi : Drh..Risza Drh. Prima Mei W.
Hartawan,MPhil Yudi Setiadi
PJ. Peralatan Unit : Kusmaidi. Wawan Sugiawan
Virologi Eko Setyo Purwanto
MT. Bakteriologi : Ka. Kelti Bakteriologi
DMT. Bakteriologi : Drh. Siti Chotiah
PJ. Peralatan Unit : Jaenuri (MT = Manajer Teknis; DMT=Deputi
Bakteriologi Manajer Teknis)
MT. Parasitologi : Ka. Kelti Parasitologi
DMT.Unit : Drh. Didik Tulus Kelompok Pengendali Mutu (KPM)
Parasitologi Subekti. MKes. bertugas untuk menjaga agar Laboratorium
PJ. Peralatan Unit : Soedrajat secara kontinyu melaksanakan sistem
Parasitologi manejemen Mutu sesuai dengan ISO / IEC
MT. Unit Patologi : Ka. Kelti Patologi 17025- 2005.
DMT. Unit Patologi : Drh. Rini Damayanti,
MSc. 2. Unit Koleksi Biakan BBalitvet
PJ. Peralatan Unit : Yudi Mulyadi, SSi. (BBalitvet Culture Collection / BCC)
Patologi
MT. Toksikologi : Ka. Kelti Toksikologi Unit BCC adalah unit pengelolaan plasma
DMT. Unit : Sri Rachmawati, MSc nutfah mikroba untuk kegiatan
Toksikologi pengembangan dan penelitian veteriner. Unit
PJ. Peralatan Unit : Yessy Anastasia, SPt BCC memiliki berbagai koleksi plasma nutfah

13
yang telah terkarakterisasi dan terdokumentasi - Dr. Raphaella Widiastuti,
dengan baik. Koleksi tersebut dapat diakses BSc.
dan dimanfaatkan oleh umum untuk - April Hari Wardhana,
pengembangan ilmu pengetahuan dan SKH.MSi., PhD.
teknologi sesuai dengan aturan yang berlaku. - Dr.drh. Sutiastuti
Unit BCC terdaftar sebagai anggota WFCC Wahyuwardani, MSi.
(World Federation of Culture Collection) dan - Dr. drh. Andriani, MSi
WDC (World Data Culture). C. Komisi Hewan Percobaan :
Ketua : Dr. drh. Riza Zainuddin
Tim Pendukung Ahmad, MSi
Anggota :
Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan - Risa Indriani, SSi
fungsi Balai Besar, maka dibentuk beberapa - Drh. Atik Ratnawati.
tim pendukung untuk tugas-tugas tertentu, D. Perawatan Alat dan Sistem Tata Udara dan
antara lain: Kelistrikan :
Ketua : Suparyono
1. Tim Biosafety dan Biosecurity Anggota :
- Teguh Suyatno, AMd
Tim Biosafety dan Biosecurity BBalitvet - Wawan Gunawan
dibentuk dalam rangka menjalankan fungsi - Odang Sukarna
pemeliharan, perawatan dan monitoring - Yudi Setiadi
Laboratorium Zoonosis dan Laboratorium BSL - Muhamad Sanusi
3 Moduler. Tim ini dibentuk berdasarkan SK E. Perawatan Sistem IT Biosecurity dan
Kepala Balai Besar Nomor : Kendali Laboratorium :
164/OT.210/I.5.1/01/12 yang mempunyai Ketua : Yudi Setiadi
tugas sesuai dengan SK tersebut. Tim terdiri Anggota : Didik Badmono, AMd.
dari Biosafety dan Biosecurity Officer, Komisi
Biosafety dan Biosecurity BBalitvet, Komisi 2. Tim BSL 3 Moduler
Hewan Percobaan, Tim Perawatan Alat dan
Sistem Tata Udara serta Tim Perawatan Sistem Dalam rangka pengelolaan (penggunaan,
IT Biosecurity Laboratorium. Susunan personil pemeliharaan, perawatan dan monitoring)
Tim Biosafety BBalitvet sbb: Laboratorium BSL3 Moduler berfungsi dengan
baik, dibentuk Tim Pengelola Laboratorium
A. Biosafety dan Biosecurity Officer : BSL3 berdasarkan Surat Penugasan dari
Ketua : Drh. Indrawati Sendow, Kepala Balai Besar Nomor :
MSc 27/KP.340/I.5.1/01/10. Adapun susunan
Wakil : Dr. drh. NLP. Indi anggotanya sebagai berikut:
Dharmayanti, MSi. Kepala Laboratorium: Risa Indriani, S.Si.
B. Komisi Biosafety dan Biosecurity : Wakil Kepala : Dr. drh. N.L.P. Indi
Ketua : Dr. drh. RM Abdul Adjid Dharmayanti,MSi.
Anggota : Anggota :
- Dr. drh. NLP. Indi a) Bidang Alat dan Tata Udara:
Dharmayanti, MSi. 1. Suparyono

14
2. Wawan Gunawan Kerjasama dan Pendayagunaan
b) Bidang Sistem dan IT: Hasil Penelitian
1. Yudi Setiadi Manajer Situs Website :
2. Ir. Gunawan Ramli Kepala Seksi Pendayagunaan Hasil
c) Bidang Umum: Penelitian
1. Subiyakto Tim Pengelola :
2. Muhamad Sanusi Administrator Website : Ir. Gunawan
3. Hoerudin Ramli
d) Bidang Teknis Laboratorium: Administrator Sistem : Opan Supandi
1. Agus Winarsongko Uka Kahfiana,
2. Heri Hoerudin AMD
Editor :
- April H.W., SKH. M.Si., Ph.D.
3. Tim Web-site
- Drh. Murni Nurhasanah .
Keberadaan Website sangat penting
bagi suatu Institusi termasuk BBalitvet Anggaran
karena melalui website segala aktivitas Balai Sumber anggaran Balai berasal dari DIPA
bisa dilihat khususnya kegiatan dibidang yang dialokasikan untuk belanja pegawai,
penelitian veteriner. Untuk meningkatkan belanja barang dan belanja modal untuk
kinerja dilakukan perubahan tim website kegiatan administrasi Balai Besar seperti gaji,
BBalitvet dan dirumuskan SOP tim website belanja barang dan peralatan, perjalanan,
yang baru, yang tercantum dalam Surat konstruksi dan perawatan. Anggaran
Keputusan Kepala Balai Besar Penelitian pembangunan dialokasikan untuk kegiatan
Veteriner, nomor: 364/OT.130/1.5.1/02/2012, penelitian. Anggaran bantuan (kerjasama)
tanggal 3 Februari 2012. .Adapun susunan merupakan dana pendukung yang diperoleh
personalianya adalah sebagai berikut: melalui kerjasama baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Anggaran Balai Besar
Pembina/Pengarah : Kepala Balai Besar tertera pada Tabel 1.
Penelitian Veteriner
Penanggung Jawab : Kepala Bidang

Tabel 1. Anggaran BBalitvet selama 2 tahun periode TA 2011 – 2012

Kode Jenis Belanja Tahun Anggaran (X Rp.1000)


2011 2012
51 Belanja Pegawai 12.132.000.000 13.212.450.000
52 Belanja Barang 11.612.146.000 13.629.074.000
53 Belanja Modal 28.311.000.000 1.391.101.000
Jumlah 52.055.146.000 28.232.625.000

15
BAGIAN TATA USAHA

SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN Status dan komposisi PNS berdasarkan


RUMAH TANGGA pengelompokannya pada tahun 2012 disajikan
pada Tabel 3, 4 dan 5.

Kepegawaian
Tabel 3. Situasi pegawai berdasarkan
Pada akhir tahun 2012 pegawai
jabatan pada tahun 2012
BBalitvet tercatat sebanyak 246 orang.
Seluruh pegawai tersebar diberbagai bagian,
bidang dan kelompok peneliti. Dari jumlah No Kelompok Jabatan Jumlah
tersebut terdapat 238 orang pegawai negeri (orang)
sipil (PNS) dan 8 orang honorer. Distribusi 1. Peneliti 37
pegawai hingga tahun 2012 diilustrasikan Non Klasifikasi 12
pada Tabel 2. 2. Teknisi Litkayasa 42
Non Klasifikasi 26
3. Pustakawan 5
4 Administrasi 116
Tabel 2. Distribusi kepegawaian pada Total 238
tahun 2012

No. Distribusi Jumlah


(orang) Tabel 4. Situasi pegawai berdasarkan
golongan pada tahun 2012.
1. Ka Balai 1
2. Bagian Tata Usaha 103 Gol. Ruang Jumlah
3. Bidang Program & 7
Evaluasi A B C D E
4. Bidang KSPHP 14 IV 9 8 7 5 1 31
5. Kelti Virologi 22 III 20 39 37 14 - 111
6. Kelti Bakteriologi 36 II 25 30 6 10 - 71
7. Kelti Parasitologi 14 I 0 9 5 13 - 27
8. Kelti Patologi 17
Total 54 86 55 42 1 238
9. Kelti Toksikologi 20
dan Mikologi
10. Lab. Zoonosis 4
10. Honorer 8

Total 246

16
Tabel 5. Situasi pegawai berdasarkan 5. Drh. Harimurti Nuradji
jenjang pendidikan pada tahun S3 di University of Queensland Australia.
2012 6. Siti Kuraesin, AMd.
Program S1 di Unpad.
Pendidikan Jumlah 7. Drh. Tati Ariyanti, MP. Progrsm S3 di UI
terakhir 8. Uka Khafiana, AMd. Program S1
S3 18 9. Drh. Atik Ratnawati. Program S2 di
S2 18 UGM
S1 33
SM 2 RUMAH TANGGA
D3 9
D2 2 Urusan Rumah Tangga telah
SLTA 111 melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam
S LTP 15 urusan kerumah-tanggaan selama T.A. 2012.
SD 30 Urusan Rumah Tangga terlibat dalam
Total 238 pengawasan pemakaian listrik, air dan gas
yang bebannya semakin meningkat.
Begitu pula dengan perawatan gedung
Purna bakti kantor dan laboratorium seperti kebersihan,
inventarisasi aset, renovasi dan perawatan
Selama T. A. 2012 satu orang pegawai lainnya telah dilakukan selama T.A. 2012.
telah memasuki masa pensiun, yaitu: Bangunan dan Peralatan (Banglat) telah
Drh. Tolibin Iskandar, MSi melaksanakan kegiatannya berupa perawatan,
perbaikan dan penanganan peralatan
Sedangkan pegawai yang meninggal dunia laboratorium, kendaraan operasional, AC dan
yaitu : kandang hewan.
BBalitvet memiliki lahan seluas 287.425
1. Dr.dra. Tri Budhi Murdiati, MSi m2 (± 29 ha) yang tersebar di tiga lokasi yakni:
2. Gerhat, SSi (1) Jalan R.E. Martadinata No.30 Bogor seluas
3. Agus Sagiman 75.385 m2 untuk gedung perkantoran,
laboratorium, bengkel, kandang hewan
Pendidikan dan Pelatihan percobaan dan lain-lain serta seluas + 400 m2
digunakan untuk mess; (2) Cimanglid seluas
Sebanyak 7 orang peneliti sedang 139.525 m2 digunakan untuk kebun rumput,
mengikuti pendidikan S1, S2 dan S3 yaitu: kandang hewan percobaan, perumahan dinas
dan lain-lain ; dan (3) Kiaralawang seluas
1. Drh. Susan M. Noor, MSc. Program S3 80.475 m2 sebagai kebun rumput untuk
di UI keperluan pakan hewan percobaan. Total
2. Eni Kusumaningtyas. Ssi, MSc. Program produksi rumput Tahun 2012 adalah 187.200
S3 di IPB kg dari hasil lahan seluas 60.000 m2 (Tabel 6).
3. Drh. Dyah Haryuningtyas S., MSi
Program S3 di UI
4. Drh. Rahmat Setya Adji, MSi
Program S3 di IPB.
17
Gedung Laboratorium pengujian yang terakreditasi ISO/IEC 17025-
2005 (SNI ISO/IEC 17025-2008), peralatan
Luas lahan untuk gedung laboratorium
dalam lingkup kegiatan analisis yang
adalah 11.832 m2, yang terdiri dari 6
terakreditasi perlu dikalibrasi secara rutin
laboratorium Laboratorium Patologi dan
Toksikologi 4.704 m2 (38,21%), Virologi 950 setiap tahun (Tabel 7).
m2 (7,72%), Mikologi 1.280 m2 (10,40%),
Parasitologi 1.200 m2 (9,75%) dan Kandang Hewan Percobaan 2012
Bakteriologi 3.682 m2 (29,90%). Laboratorium Hewan ruminansia yang ada di kandang
Zoonosis 400 m2 (3,25%), dan Laboratorium percobaan Bogor digunakan untuk penelitian
BSL3 moduler 96 m2 ( 0,78%) pada tahun 2012 terdiri dari 2 ekor Sapi FH,
7 sapi PO. Sedangkan untuk hewan kecil
Peralatan Laboratorium terdiri dari kelinci sebanyak 47 ekor , marmot
Sampai akhir tahun 2012 BBalitvet 14 ekor, mencit 1.450 ekor dan ayam DOC
memiliki peralatan laboratorium dengan 200 ekor.
kondisi yang masih baik/layak sebanyak 738
unit. Peralatan yang ada tersebar di berbagai Pakan Hewan
laboratorium seperti Patologi, Toksikologi, Pakan hewan percobaan terdiri dari
Virologi, Mikologi, Parasitologi, Bakteriologi, rumput, konsentrat, pelet dan pakan ayam.
Zoonosis dan BSL3 Moduler 1 kesatuan unit. Konsentrat/pakan penguat untuk sapi
Alat utama yang diperlukan untuk sebanyak 4.459 kg, untuk ayam sebanyak
identifikasi penyakit hewan dan untuk 3.644 kg, sedangkan pelet untuk mencit
mendukung kegiatan keamanan pangan antara dan kelinci sebanyak 1.972 kg. Rumput
lain: berbagai jenis Mikroskop, ELISA reader, untuk pakan sapi sebanyak 139.200 kg.
Real Time-PCR, Konvensional PCR, LCMS,
HPLC, GC, AAS, Spectrophotometer, DNA
Sequencer, Chicken isolator, berbagai jenis
Biosafety Cabinet dan Sentrifuse, Autoclave
sertaTimbangan elektrik. Sebagai laboratorium

18
Tabel 6. Laporan Produksi Rumput Gajah, Kebun Rumput Cimanglid dan Kiaralawang T.A. 2012
Luas dan Jumlah Produksi
No. Bulan Kebun Cimanglid Kebun Kiaralawang Total Produksi
Ls (m2) Hasil (kg) Ls. (m2) Hasil (kg) Ls. (m2) Hasil (kg)
1 Januari 5000 15600 - - 5000 15600
2 Februari 5000 15600 - - 5000 15600
3 Maret 5000 15600 - - 5000 15600
4 April - - 5000 15600 5000 15600
5 Mei - - 5000 15600 5000 15600
6 Juni - 5000 15600 5000 15600
7 Juli - 5000 15600 5000 15600
8 Agustus - 5000 15600 5000 15600
9 September - 5000 - 5000 15600
10 Oktober 5000 15600 - - 5000 15600
11 Nopember 5000 15600 - - 5000 15600
12 Desember 5000 15600 - - 5000 15600
Jumlah 30000 93600 30000 93600 60000 187200
P roduksi/Bln 2500 7800 2500 7800 5000 15600
Produksi/Hari 84 260 884 260 167 520
Produksi/m2 3,1 3,1 3,1

Tabel 7. Daftar Kalibrasi Peralatan Laboratorium BBalitvet Pada Tahun 2012


No Unit kerja Patologi Toksikologi/ Virologi Parasitologi Bakteriologi Jumlah
Jenis Alat Mikologi

1. Centrifuge high - 2 - 2 1 5
2 Haematocrit - - 1 -
Centrifuge
3 Thermocycle PCR - - - 1 - 1
2. Inkubator CO2 - - - 1 2 3
3 Inkubator Aerob - - - - 2 2
4 Inkubator (cooled) - 1 - - - 1
3. Autoclave - 1 - 1 2 4
4. Oven - 1 - 1 1 3
5. pH meter 2 1 1 1 - 4
6. Timbangan Elektrik - 1 - 1 3 5
7 Timbangan Analitik - 3 - - - 3
7. Water Bath - - - - 1 1
8. Thermohygro meter - - - 2 3 5
Jumlah 37

19
BIDANG KERJASAMA DAN PENDAYAGUNAAN HASIL
PENELITIAN

Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan potensi yang dimiliki dalam upaya


Hasil Penelitian (KSPHP) pada Balai Besar meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Penelitian Veteriner (BBalitvet) mempunyai penelitian. Melalui kerjasama diharapkan
tugas untuk menyiapkan bahan penyusunan mitra dapat berkontribusi dalam bentuk
kerjasama, bahan promosi, diseminasi, sumber daya manusia, keuangan maupun
komersialisasi, dokumentasi, kepustakaan sarana dan prasarana.
dan publikasi hasil penelitian veteriner.
Bidang KSPHP terdiri dari Seksi Kerjasama Kegiatan Kerjasama Tahun 2012
Penelitian dan Seksi Pendayagunaan Hasil
Penelitian. Selama periode tahun 2012, Seksi
Kerjasama telah melaksanakan beberapa
SEKSI KERJASAMA BALAI BESAR kegiatan kerjasama baik kerjasama lanjutan
PENELITIAN VETERNER atau kerjasama baru. Selain itu, untuk
mengoptimalkan kinerja kerjasama, seksi
Dalam rangka peningkatan kapasitas kerjasama mengadakan penjajagan peluang
penelitian, maka BBalitvet berupaya untuk kerjasama baru, memfasilitasi pertemuan-
menjalin kerjasama dengan pihak mitra baik pertemuan dengan mitra dalam negeri atau
dalam maupun luar negeri. Kerjasama luar negeri, dan melaksanakan monitoring
diperlukan dalam upaya pelaksanaan kegiatan penelitian kerjasama
menumbuhkembangkan jaringan penelitian dalam dan luar negeri. Selama periode
guna peningkatan kemampuan pemanfaatan Januari-Desember 2012 terdapat 9 judul
serta penguasaan ilmu pengetahuan dan kegiatan kerjasama dalam negeri dan 5 judul
teknologi. Selain itu melalui kegiatan kegiatan kerjasama luar negeri (Tabel 8).
kerjasama penelitian dengan berbagai pihak,
diharapkan dapat saling memanfaatkan

Tabel 8. Kerjasama dalam dan luar negeri yang ada di BBalitvet pada tahun 2012

No JENIS JUMLAH MITRA


1 Kerjasama dalam negeri 9 kegiatan Badan Litbang, Kemenristek, KAN-BSN,
Swasta
2 Kerjasama luar negeri 5 kegiatan Lembaga internasional (ACIAR,
IAEA/FAO, US Dept of State) dan
Perguruan Tinggi (Univ. Qeensland)

20
Kerjasama dalam negeri

Beberapa kegiatan kerjasama dalam merupakan kegiatan penelitian program


negeri merupakan kegiatan lanjutan dari insentif peneliti dan perekayasa (PIKPP) yang
tahun-tahun sebelumnya, tetapi ada pula yang didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi
merupakan kegiatan kerjasama baru. Pada (Kemenristek), pengujian vaksin dan produk
Tabel 9 ditampilkan judul kegiatan kerjasama pengikat mikotoksin, penyiapan sampel uji
dengan mitra dalam negeri yang dilaksanakan profisiensi yang diselenggarakan oleh KAN-
pada tahun 2012. Kegiatan kerjasama tersebut BSN, serta analisis molekuler virus ND.

Tabel 9. Kegiatan-kegiatan kerjasama dalam negeri yang dilaksanakan pada tahun 2012

No Judul Kerja Penanggung Nama Mitra Jangka No. Perjanjian Luaran


sama Jawab waktu
A PKPP dan Kemitraan Badan Litbang Pertanian-BBalitvet.

1 Perakitan kit ELISA Dr. drh. Kemenristek 8 Februari - 100.1/HM.240/I/2/20 Prototipe kit
untuk Diagnosa Yulvian Sani 8 Oktober 12 dan untuk diagnosa
Kebuntingan pada 2012 416/PP.410/I.5.1/02/2 kebuntingan
Sapi dalam Rangka 012 pada sapi
Mendukung PSDS-
K 2012 (Lanjutan)
2 Aplikasi ELISA Dr. Dra. Kemenristek 8 Februari - 100.1/HM.240/I/2/20 1. Data aplikasi
fumonisin berbasis Romsyah 8 Oktober 12 dan teknik
antibodi Maryam,M.M 2012 416/PP.410/I.5.1/02/2 ELISA untuk
monoklonal untuk ed.Sc 012 mendeteksi
mengetahui risiko fumonisin
kontaminasi 2. Data cemaran
fumonisin pada fumonisin
bahan pakan dan pada pakan
pangan dan bahan
pakan asal
provinsi
NTT, Jawa
Barat, dan
Lampung,
3. Analisis
risiko
cemearan
fumonisin.
3 Deteksi Dioksin Drh. Kemenristek 8 Februari - 100.1/HM.240/I/2/20 Metode deteksi
pada Produk Pangan Indraningsih, 8 Oktober 12 dan dioksin dan data
Asal Ternak MS. 2012 416/PP.410/I.5.1/02/2 residu dioksin
(Daging dan Susu) 012 pada susu dan
dengan GC-MS/MS daging
4 Perakitan kit Dr. drh. Kemenristek 8 Februari - 100.1/HM.240/I/2/20 1. Prototipe kit
ELISA (enzyme Sudarisman, 8 Oktober 12 dan diagnostik
linked MS 2012 416/PP.410/I.5.1/02/2 ELISA IBR
immunosorbent 012 2. Data
assay) antibodi seroepidemio
untuk diagnosis dan logi

21
seroepidemiologi penyakit
penyakit IBR pada IBR
sapi potong
(Lanjutan)
5 Identifikasi marka Dr.drh. Badan Maret –
peningkatan NLP.Indi Litbang Desember
patogenisitas virus Dharmayanti, Pertanian 2012
avian influenza sub MSi
tipe H5N1 yang
menginfeksi unggas
di sekitar kasus
manusia terinfeksi
virus AI/H5N1 dan
yang mengalami
anti-fenic drift
B KAN – BSN
1 Penyiapan contoh Drh. Susan M. KAN/BSN 4 April – Sampel uji
uji profisiensi Noor, MVSc September profisiensi unuk
KAN XV tahun dan Risa 2012 ruang lingkup:
2012 Indriani, SSi 1. Uji serologis
Brucella
abortus pada
sapi
2. Titer antibodi
terhadap
Newcastle
Disease (ND)
3. Titer antibdi
terhadap
Avian
Influenza
(AI) subtype
H5N1

C SWASTA
1 Penelitian Sri CV. Gloria 5 Maret – 5 732/PT.410/I.5.l/03/2 Jenis pengikat
efektifitas Rachmawati, Mitra April 2012 012 mikotoksin yang
mycotoxin binders MSc. Niagatama efektif.
terhadap Internasional
aflatoksin B1 (GMNI)
(AFB1) secara in
vitro
2 Uji Lapang Drh. Faidah PT. Ceva 23 April-23 Data efikasi
Terbatas Vaksin Rachmawati Animal September vaksin CEVAC
CEVAC® MG-F Health 2012 MG-F.
untuk Pencegahan
Chronic
Respiratory
Disease pada
Ayam Petelur
3 Analisis Dr. drh. NLP. PT. Medion Oktober- 1. Karakteristik
Molekuler Virus Indi Farma Jaya November molekuler virus
ND Dharmayanti, 2012 ND
MSi 2. Informasi
genetic virus
ND

22
Kerjasama luar negeri sebanyak 5 kegiatan dengan judul terlihat pada
Tabel 10. Empat dari lima kegiatan kerjasama
Pada tahun 2012, kegiatan kerjasama tersebut telah didaftarkan ke Kementerian
penelitian yang didanai oleh mitra luar negeri Keuangan

Tabel 10. Kegiatan Penelitian Kerjasama yang didanai oleh hibah luar negeri (PHLN) 2012

No. Judul Penanggung Nama Mitra Jangka Nomor


Kerjasama Jawab waktu Luaran Registrasi
Penelitian
1. Improving April H. International April 2011 - IPTEK dan 70825701
Technique & Wardhana, SKH, Atomic Energy April 2012 Keberlanjutan
Methodologies for Msi., PhD Agency (IAEA) (Perpanjangan pemeliharaan
Predictive kontrak s/d asset biologis
Distribution Maps April 2013) (lalat Screw
of the OSWF worm)

2. Establishing a Drh. Risza ACIAR No. 1 Juni 2011 – Teknik diagnosis 72214001
PCR diagnostic Hartawan, MSc C2010/132 1 Juni 2012 penyakit Marek
protocol for dengan PCR
Marek’s disease in
IRCVS

3. Surveillance tools Dr. Simson ACIAR No. 29 November DIVA test untuk 7223301
and strategies for Tarigan AHA/2010/039 2011 – Juni diagnosa penyakit
improved control, 2015 flu burung
monitoring and
eradication of
avian influenza in
Indonesia
4. Chemical April H. University of Juni 2012- Penggunaan 72819501
containment and Wardhana, SKH, Queensland November parasitisida
eradication of Msi., PhD 2013 untuk
screw-worm pengendalian
incursions in penyakit miasis
Australia pada sapi
5 Molecular Dr. drh. NLP. CRDF, USDA- 1 November 1. Epidemiologi
epidemiology of Indi ARS 2012 – 1 penyakit ND
New Castle Dharmayanti, (US) October 2013 2. Karakteristik
Disease viruses in MSi molekuler virus
Indonesia: Focus ND
on historical cases
and new clinical
cases for
commercial and
backyard chicken
farms in Java
island Indonesia

23
Penugasan Staf Ke Luar Negeri
Untuk meningkatkan kapasitas dan pertemuan internasional. Selama tahun 2012,
kapabilitas, serta peran BBalitvet di forum sebanyak 5 training/ workshop dan 7
internasional, BBalitvet telah menugaskan pertemuan internasional yang telah diikuti
staf/teknisi ke luar negeri dalam rangka oleh staf/teknisi BBalitvet seperti terlihat
pelatihan, menghadiri seminar, dan pada Table 11.

Tabel 11. Penugasan Staf BBalitvet ke Luar Negeri Selama Tahun 2012

No Tanggal Nama Staf Tujuan Penugasan Negara


Penugasan
1 18-25 Februari 2012 Wawan Gunawan Training Operation and Hawai USA
Yudi Setiadi Maintenence of BSL3 Lab.
2 18 – 20 Juni 2012 Dr. drh. Eny Martindah, Meetings of the Global Network Bangkok
MSc for Animal Disease Research, Thailand
STAR-IDAZ
3 19-20 Juni 2012 Drh. Indrawati Sendow, Asia Pacific Biosafety Soul Korea
MSc. Association (A-PBA) Meeting Selatan
4 21-27 Juni 2012 April Hari Wardhana, Planning meeting and laboratory Brisbane,
SKH, Msi., Ph.D. testing Australia
5 2-5 Juli 2012 Drh. Indrawati Sendow, IAEA Technical Cooperation Lanzhou, RRC
MSc. Regional Meeting on project
RAS5060:Supporting early
warning response and control of
transboundary animal diseases
6 27 Agustus s/d 7 April H. Wardana, SKH, Training in Identification of Darwin, Australia
September 2012 MSi., Ph.D. Culicolides
7 24 – 28 September 2012 Dr. drh. Eny Martindah, Regional workshop on Eco- Ho Chi Minh
MSc Health Assessment on Poultry City, Vietnam
Production Clusters (PPCs) for
the Livelihood Improvement of
Small Producers
8 23 September 5 Oktober Dr. drh. Sutiastuti Training on Quality Assurance Geelong
2012 Wahyuwardani, and Standarization of Diagnostic Australia
Reagents
9 15-19 Oktober 2012 Drh. Indrawati Sendow Regional training course on Lanzhou, Cina
Drh. Atik Ratnawati mulecular diagnostic for trans
boundary animal diseases
10 10-15 November 2012 Dr. drh. Agus Wiyono The 7th TEPHINET Global Amman, Jordan
Scientific conference
11 26 Nov – 7 Des 2012 Sri Rachmawati, BSc, MSc Scientific Visit Barry, Italia

12 25-26 Nopember 2012 Drh. Indrawati Sendow, Asia-Pacific Biosafety Singapura


MSc Association (A-PBA) Exco
Meeting

24
Pelatihan, magang, PKL dan Penelitian ketrampilan staf/teknisi dari instansi atau
perusahaan. Kegiatan umumnya diadakan di
Dalam rangka pengamalan ilmu
BBalitvet pada laboratorium terkait dengan
pengetahuan dan pengabdiankepada
memanfaatkan fasilitas dan SDM yang
masyarakat, BBalitvet memfasilitasi kegiatan
tersedia. Tabel 12 menunjukkan kegiatan
pelatihan, magang dan PKL yang berkaitan
pelatihan dan magang yang difasilitasi
dengan tugas pokok dan fungsi BBalitvet.
BBalitvet selama tahun 2012
Pelatihan dan magang diajukan oleh instansi
pemerintah dan swasta untuk meningkatkan

Tabel 12. Pelatihan dan magang yang difasilitasi BBalitvet selama tahun 2012

No Tanggal Perguruan Nama Staf Tujuan Laboratorium


Tinggi/Instansi
1 24 Januari s/d IPB Bogor Nurul Aini S. Magang Parasitologi
3 Februari Harahap
2012 Febriana W.
Amatulloh Afifah
2 13 Februari Balai Besar Pengujian 2 staf Pelatihan Parasitologi
2012 Mutu Produk pengujian
Peternakan Toxoplasma
gondii
3 20-23 Balai Besar Teknik 3 staf Magang Bakteriologi
Februari 2012 Kesehatan lingkungan pemerikasaan
dan Pengendalian kuman Leptospira
Penyakit Jakarta pada urine tikus
4 20--24 Balai Penyidikan dan 2 staf paramedik Magang Parasitologi
Februari 2012 Pengujian Veteriner pengujian
Regional V Kalsel Trypanosomiasis
5 20-24 Balai Penyidikan dan Drh. Leosi Magang Inokulasi Parasitologi
Februari 2012 Pengujian Veteriner5 Putridi AS Trypanosoma
Regional I Medan pada mencit

6 19-24 Balai Penyidikan dan 1 orang para Magang Parasitologi


Februari 2012 Pengujian Regional V medik Pengujian
Banjarbaru Kalsel Trypanosomiasis

7 23-25 April Balai Uji Terap Drh. Winda Magang Bakteriologi dan
2012 Teknik dan Metode Rahmawati Laboratorium Toksikologi
Karantina Pertanian Widjarnako

8 14-16 Mei Balai Uji Terap Drh. Ika Suharti Magang Virologi
2012 Teknik dan Metode dan Herman Laboratorium
Karantina Pertanian Suherman
9 23 Juli – 6 FKH-UGM, 10 Mahasiswa Pengenalan
Agustus 2012 Yogyaskarata Keprofesian
Veteriner
10 10-14 BalaiBesar Veteriner Drh. Ari Puspita Magang Parasitologi
September Wates, Dewi
2012 Yogyakarta Koeswari Imron
25
11 10-14 Balai Penyidikan dan 2 staf paramedik Magang Elisa Parasitologi
September Pengujian Veteriner Trypanosoma dan
2012 Regional V Banjarbaru pengujian Parasit
Gastrointestinal
12 September FKH – UGM Drh. Maxs Urias Magang isolasi Bakteriologi
2012 Yogyakarta E. Sanam, MSc. DNA dan PCR
paraTB
13 28 Oktober Fakultas Farmasi,UI Via Rifkia Magang Virologi
2012
14 4 Pebruari - 4 Program Diploma, IPB Risdiyana Praktik Kerja Toksikologi
April 2013 Setiawan Lapang
Adila Sudirman

15 19-23 BPPV Regional III Joko Siswanto Magang Parasitologi


November Bandar Lampung Drh. Syarifah Laboratorium Bakteriologi
2012 Alawiyah Virologi
M. Tumisih
Septianta
Evarozani
Irma Efrilita,
A.Md.
16 26-30 Balai Karantina Drh. Anjar Magang Cemaran Lab. Bakteriologi
November Pertanian Kelas I Maryati Mikroba (TPC, E.
2012 Semarang Drh. Wiwit coli, Coliform)
Setyawati

Beberapa peneliti BBalitvet yang menjadi narasumber sesuai dengan keahliannya ditampilkan pada
Tabel 13.

Tabel 13. Penelti BBalitvet sebagai narasumber pelatihan

No Tanggal Nama Topik Pelatihan Instansi


1 Februari Dr. dra.Romsyah Analisis Mikotoksin PT. Saraswati Indo Genech
dan Maret Maryam, (Aflatoksin M1, Jl. Rasamala No. 46 Yasmin Bogor
2012 M.Med.Sc. Okratoksin, Zen, DON,
Dr. Raphaella Fumonisin
Widiastuti,BSc. menggunakan HPLC
2 November Dr. drh. NLP. Indi Avian Influenza Balai Uji Terap Teknik dan Mrtode
2012 Damayanti, MSi Karantina Pertanian
Jl. Raya Kampung Utan Cikarang
Kab. Bekasi
3 November Yuningsih, BSc. Toksikologi: Pengujian Balai Uji Terap Teknik dan Mrtode
2012 Nitrit Karantina Pertanian
Jl. Raya Kampung Utan Cikarang
Kab. Bekasi
4 16-20 April Dr. Muharam Deteksi Virus Bovine Balai Besar Uji Standar Karantina
2012 Saepulloh, MSc. Viral Diarrhe (BVD) Pertanian Jl. Pemuda Kav 16-17
Rawamangun Jakarta

26
Selain pelatihan dan magang, BBalitvet dengan bidang studinya. Topik PKL dan
juga memfaslitasi mahasiswa untuk penelitian disesuaikan dengan program
melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) penelitian yang ada di BBalitvet pada tahun
dan penelitian di laboratorum yang sesuai 2012 seperti pada Tabel 14.

Tabel 14. PKL dan Penelitian Mahasiswa yang difasilitasi di BBalitvet pada tahun 2012

No Tanggal Perguruan Tinggi Nama Judul Penelitian Pembimbing

1 Februari- Fakultas Teknologi Venti Oktovani Inventarisasi Metrode Dr. dra. Romsyah
April 2012 Pertanian IPB Bogor Sadiah Ekstrak dalam Analisis Maryam,M.Med.Sc.
Aflatoksin dari Isolat
Lokal Kapang
Aspergillus flavus
2 Februari- Sekolah Tinggi Agustina Tri Penelitian bidang Sri Rachmawati, BSc.
Agustus Teknologi Industri dan Aditya tokikologi MSc.
2012 Farmasi Bogor
3 Februari- Sekolah Tinggi Langgeng Penelitian bidang Dr. R. Widiastuti
Desember Teknologi Industri Pujianto toksikologi Drh. Indraningsih,MSi
2012 Farmasi Bogor Reza Rizky Sri Rahmawati, BSc
Yudiansyah
Putu Deva Kari
Kardika
4 Maret-Juni Sekolah Tinggi Mentari Penelitian bidang
2012 Teknologi Industri dan mikologi
Farmasi Bogor
5 Maret-Juni Program Pasca Drh. Siswantoro, Uji imunomodulasi Drh. Didik T. Subekti,
2012 Sarjana, Universitas M.Kes. dan Elisa Anti M.Kes.
Air Langga Trypanosoma
6 April-Juli FKH-IPB Drh. Rosmayani Infeksi Penularan Drh. Didik T. Subekti,
2012 Saridewi M.T.A. Toxoplasma gondii M.Kes.
melalui susu
7 14 Mei - Universitas Negeri Rizkiyani Zulfa L. Profil fitokimia dan uji Drh. Djaenudin Gholib
Agustus Jakarta aktivitas antifungsi
2012 ekstrak methanol daun
vitexpirmata serta
fraksi fraksinya
8 21 Mei - Universitas Negeri Iin Agraeni S Profil fitokimia dan uji Dr. drh. Ani
Agustus Jakarta aktivitas antibakteri Kusumaningsih
2012 ekstrak methanol daun
vitexpirmata serta
fraksi fraksinya
9 Juni – Juli Sekolah Ilmu dan Hanslibrery Praktik Kerja Lapang Lab. Bakteriologi dan
2012 Teknologi Hayati Simandjuntak bidang Mikrobiologi Lab. Virologi
ITB - Bandung JeanneElivia E
Indra Rudiansyah
Sri Utami
Ellisa Khoirunnisa
10 Juni 2012 Fakultas MIPA UGM, Deni Pranowo, Pembuatan silica abu Dr. dra. Romsyah
Yogyakarta M.Si. sekam padi Maryam,M.Med.Sc.
termodifikasi antibody
untuk clean up pada
analisis aflatoksin BI
dalam bahan pakan

27
11 Juni-Juli Sekolah Ilmu dan Hanslibrery Praktik Kerja Lapang Ketua Kelti
2012 Teknologi Hayati Simandjuntak bidang bakteriologi Bakteriologi dan
ITB Bandung Jeanne Elvia C. dan virologi Virologi
Indra Rudiansyah
Sri Uatami
Ellisa
Khoirunnisa
12 Juli- Fakultas MIPA-IPB Kania Dewi Praktik Kerja Lapang Ketua Kelti Patologi
Agustus Rahyu bidang patologi dan dan Parasitologi
2012 Theovany parsitologi
Oktaviana Ayu
Lestari
13 Juni 2012 FKH-UGM Elisa Kartika Praktik Kerja Lapang Ketua Kelti Virologi
Yogyakarta Dewi bidang virology dan dan Bakteriologi
Atini Solawati bakteriologi
14 Juli- Fakultas MIPA-IPB Mifthami Ramah Praktik Kerja Lapang Dr. dra. Romsyah
Agustus Bogor Minarti Sa’diah bidang toksikologi Maryam,M.Med.Sc
2012 Ajeng Mawangi Dr. Raphaella
Fahrul Kamal Widiatuti, BSc.

15 September Fakultas Kimia UNJ, Sakti Wicaksana Uji aktivitas Antifungi Lab. Mikologi
2012 Jakarta Ekstrak Metanol Daun Pembimbing
Vinex Cofossus sera Drh. Djaenudin G.
fraksi-fraksinya
terhadap Candida
albicans
16 September Fakultas Kimia UNJ, Heru Indriyanto Uji aktivitas Dr. drh. Anni
2012 Jakarta Antibaskteri Ekstrak Kusumaningsih,MSc.
Metanolo Daun Vitex
Cofossus sera fraksi
faraksinya
17 Oktober Universitas Air Retno Tanjung Pemeriksaan Drh. Susan M. Noor,
2012 Langga, Surabaya Herasintya Brucellosis Pada induk MV.Sc
Babi yang mengalami
abortus dengan
menggunakan uji
indrirect Elisa
18 Oktober ISTN, Jakarta Robiatul Uji aktivitas Dra. Masniari
2012 Adawiyah, antibakteri ekstrak n- Poeloengan, MS.
heksan diklormetan
dan etanol daun
babadotan terhadap
bakteri
Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli
19 12 Universitas Syahkuala, Febiola Rama Sari Gambaran April H. Wardhana,
Nopember Banda Aceh Mikroskopis Mencit SKH, MSi., Ph.D.
2012 s/d 12 Mus Musculus Balb-c
Februari yang diinokulasi
2013 Trypanosoma evansi
Isolat Ac eh

28
SEKSI PENDAYAGUNAAN HASIL siaran Radio Pertanian Ciawi, pameran dan
PENELITIAN (PHP) media promosi lainnya.

Seksi Pendayagunaan Hasil Penelitian Pameran


mempunyai tugas melakukan penyiapan Dalam rangka mempromosikan dan
bahan pengembangan sistem informasi, mendiseminasikan teknologi hasil penelitian
promosi, diseminasi, komersialisasi, BBalitvet telah mengikuti beberapa kegiatan
dokumentasi, dan publikasi hasil penelitian pameran yang diselenggarakan oleh instansi
veteriner. Diseminasi adalah salah satu terkait maupun mitra swasta. Pada pameran
kegiatan untuk menginformasikan hasil-hasil tersebut BBalitvet menampilkan berbagai
penelitian meliputi pengumpulan dan teknologi hasil penelitian (vaksin, antigen
pengolahan data, pendokumentasian hasil dan teknologi diagnosa), berbentuk leaflet,
penelitian dalam bentuk publikasi, baik booklet, poster, contoh produk yang telah
melalui karya ilmiah maupun seminar. dikerjasamakan dengan mitra swasta maupun
Selanjutnya hasil penelitian tersebut yang belum dikerjasamakan. Pameran yang
disebarluaskan kepada masyarakat umum diikuti oleh BBalitvet selama tahun 2012
melalui seminar, promosi interaktif melalui disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Kegiatan pameran yang diikuti BBalitvet selama tahun 2012

No. Tanggal Nama Kegiatan Tempat


1. 13 Jan 2012 KRPL Pacitan, Jawa Timur

2. 30 Maret – 1 April Agrinex Expo 2012 JCC Jakarta


3. 14 – 16 Mei Pameran Wisata Ilmiah Pustaka, Bogor
4. 8 – 11 Agustus 2012 Ritech Expo 2012/ Hakteknas ke 17 Sabuga Bandung
5. 10-13 Sep. 2012 Pekan Pertanian Lahan Kering, Iklim Kupang NTT
Kering Nasional
6. 26 Sep. 2012 Pameran Bulan Bhakti Peternakan dan Universitas
Kesehatan Hewan Pajajaran

7. 23 – 24 Okt 2012 Open House Pustaka 2012 Pustaka Bogor

8. 28 Oktober 2012 Hari Pangan Sedunia Palangkaraya

9. 30 – 31 Okt 2012 Open House BB-Mektan BB-Mektan

Radio Pertanian Ciawi

Disamping pameran, sarana diseminasi yang disiarkan langsung secara interaktif oleh
inovasi teknologi veteriner lain yang Radio Pertanian Ciawi (RPC) sebanyak 3 kali
dimanfaatkan adalah mengisi acara Karedok selama tahun 2012 (Tabel 16).

29
Tabel 16. Acara Siaran Radio Pertanian Ciawi selama tahun 2012

No. Narasumber Judul


1 Drh. Faidah Rachmawati Bahaya bakteri Escherichia coli
O157:H7
2. Drh. Prima Mei Kasus Tympani/Bloat Pada Hewan
Widiyanti Ternak
3. Drh. Moh. Indro Pemilihan dan Ciri-ciri daging ayam
Cahyono yang layak dikonsumsi masyarakat

Media Cetak Sinar Tani

Media informasi lainnya untuk artikel telah diterbitkan di Media Cetak Sinar
mempromosikan inovasi teknologi veteriner Tani selama tahun 2012 (Tabel 17).
adalah Media Cetak Sinar Tani. Sebanyak 4

Tabel 17. Artikel yang diterbitkan di Sinar Tani selama tahun 2012.

No Penulis Judul
1. Drh. Atik Ratnawati Virus Nipah, Permasalahan dan
penanggulangannya
2. Drh. Faidah Rachmawati Bahaya bakteri Escherichia coli
O157:H7
3 Drh. Prima Mei Kasus Tympani/Bloat Pada Hewan
Widiyanti Ternak
4 Drh. Moh. Indro Pemilihan dan Ciri-ciri daging ayam
Cahyono yang layak dikonsumsi masyarakat

Partisipasi Ilmiah Database Veteriner

Partisipasi ilmiah yang diikuti meliputi Untuk meningkatkan kinerja Urusan


kegiatan Seminar. Pada kegiatan International Pengolahan Data, BBalitvet membentuk
Conference on Livestock Production and Database Veteriner untuk mengolah dan
Veterinary Technology yang diselenggarakan menyiapkan seluruh data termasuk data
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan kepegawaian, koleksi plasma nutfah veteriner,
Peternakan pada tanggal 1 – 4 Oktober 2012 di hasil diagnosis penyakit, teknologi hasil
Cisarua, Bogor, BBalitvet menyampaikan 5 penelitian dan Sistem Informasi dan mnajemen
makalah. (SIM). Simpanan data hanya dapat diakses oleh
penanggung jawab masing-masing kegiatan
yang terkait dengan data base tersebut.

30
Kunjungan Tamu

Tamu yang berkunjung ke BBalitvet selama ingin mengenal BBalitvet dari dekat. Daftar
tahun 2012 kebanyakan dari mahasiswa yang tamu tersebut disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Daftar kunjungan tamu selama tahun 2012.

No. Tanggal Pengunjung Kegiatan


1. 26 Jan 2012 Mahasiswa Pasca Mengenal dari dekat
Sarjana UGM BBalitvet

2. 02 Feb 2012 Mahasiswa IPB/D3 Mengenal dari dekat


BBalitvet

3. 28 Juni 2012 Kunjungan Tim DSO Melihat BBalitvet dan


kunjungan ke lab

4. 7 Sep. 2012 Kementerian Kesehatan Kunjungan ke


laboratorium Virologi
dan lab. Zoonosis
5. 31 Okt 2012 SDN Sukadamai 3 Melihat dari dekat
Bogor tentang BBalitvet

6 04 Des 2012 Mahasiswa Politeknik Mengenal dari dekat


Kemenkes Jakarta BBalitvet dan
kunjungan ke lab-lab

Round Table Meeting Center pada tanggal 12 Desember 2012.


UK/UPT yang berpartisipasi adalah BBalitvet,
Kegiatan RTM direncanakan untuk BPTP Bali, BPTP DIY, BPTP DKI, BPTP
bidang peternakan dan veteriner, namun kali Banten, BPTP Jawa Barat. Pada ajang tersebut
ini dikemas berbeda karena melibatkan BBalitvet masih mempromosikan tentang
BBP2TP yang berpartisipasi untuk inovasi teknologi diagnosa ELISA KIT
mempromosikan hasil-hasil kajiannya, Aflatoksin dan FelisaVet dengan pertimbangan
sehingga kegiatan tersebut mengambil judul ada pihak luar yang bisa memanfaat inovasi
Promosi dan Ekspose Pengembangan teknologi tersebut dalam rangka membantu
Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung penanganan penyakit yang terkait dengan
Pencapaian Diversifikasi Pangan. Kegiatan inovasi teknologi diagnosa tersebut secara
dilaksanakan di IPB International Convention lebih cepat.

31
PERPUSTAKAAN

Pada tahun 2012 pengelolaan perpustakaan berbasis elektronik. Selain itu,


Perpustakaan BBalitvet telah memanfaatkan indikator fungsi perpustakaan berbasis
teknologi informasi. Oleh karena itu kegiatan konvensional masih digunakan, karena
pengembangan koleksi perpustakaan dan perpustakaan BBalitvet masih tetap
pemberian jasa kepada pengguna lebih memberikan jasa kepada pengguna secara
menitik beratkan pada penggunaan fasilitas langsung di tempat dan juga masih menerima
internet yang ada di perpustakaan. Terkait koleksi dalam bentuk cetak (Tabel 19 dan
dengan hal tersebut pengukuran kinerja 20).
perpustakaan menggunakan indikator fungsi

Tabel 19. Statistik Perpustakaan BBalitvet 2012

Sumber daya Penambahan dokumen Format dokumen Jumlah Masuk


perpustakaan Tercetak Elektronik Tercetak Elektronik koleksi pangkalan
Keseluruh- data
an hingga perpusta-
Desember kaan
2012
Hadiah Beli Download 6360 mfn
23 jdl/31 35 e.book 179 expl. dalam
expl. e.book format
(lihat .pdf (hasil meta data
51 12.680 12.859 expl
a.Buku (libcat) lampiran download dari
Judul judul
pembelia pustakawa koleksi
hadiah n dari buku
n buku)
internet) keseluruha
n (50% )
13 13 judul 1142 mfn
- baru (100 %).
1142 mfn
Koleksi
(Judul
majalah
b. Majalah majalah
seluruhnya
(kimba) elektronis +
sudah
koleksi
masuk
lengkap)
pangkalan
data.
c.Publikasi - 39 mfn - 1838 mfn
tulisan baru + (1433
peneliti Digitasi fullpaper.p
bbalivet(veter publikasi 1838 mfn 1838 mfn df;
iana) cetak 405
peneliti= metadata).
139. Total Publikasi
32
tambahan fulteks
=178 mfn peneliti
Bbalitvet
yang sudah
masuk
pangkalan
data l
hingga
tahun
2012,
sebesar
77, 96%)

d. Artikel - - 3427 mfn 3427 mfn 3187 mfn


download full text full text full text
dari internet (koleksi
384 mfn
(vetral) artikel
(born
digital
digital);
yang sudah
137 artikel
masuk
hasil
pangkalan
digitasi
data Vetral
sebesar
93%)
e. Artilek - 686 mfn
bidang dari 771
veteriner di records =
Indonesia 85 mfn - 686 mfn 771 mfn 88, 97%
(Pinvet) (398 full
text; 373
metadata)

33
Tabel 20. Jasa Perpustakaan BBalitvet 2012

Jenis Layanan Langsung Virtual/elektronik Jumlah


1. Kunjungan 472 (Peneliti BBalitvet=367 8772 (jumlah hits ke web 9194 {
(77,75%); Teknisi= 14 perpustakaan BBalitvet (langsung=472
(2,96%); Mahasiswa= 61 libang deptan.go.id ) (5,13%) (virtual
(12,9%); Pegawai BBalitvet= =8722
15(3, 17%); Swasta= (94,87%)}
14(2,96%); Pustakawan=
1(0,21%)
77 artikel (cetak) /128 buku 47 artikel (dalam bentuk 124 artikel
2. Permintaan (cetak) soft copy)/ 2 buku fotokopi / 128
fotocopy / down discanning dan disimpan buku
load dalam bentuk CD difotokopi/ 2
buku di
scanning dan 47
artikel jurnal
discanning
3. Permintaan 121 permintaan datang dan 121 permintaan
Penelusuran dilayani melalui email, dgn. datang dan
rincian: 104 (85, 95%) dilayani melalui
peneliti BBalitvet, email, dgn.
mahasiswa= 2 (1, 65%); rincian: 104 (85,
peneliti luar= 3 (2, 95%) peneliti
47%);swasta = 7 (5, 78%) BBalitvet,
dan pustakawan = 5 (4, 13). mahasiswa= 2
(1, 65%);
peneliti luar= 3
(2, 47%);swasta
= 7 (5, 78%)
dan pustakawan
= 5 (4, 13).

34
4. Promosi 12 terbitan (daftar display) 12 terbitan Daftar Display 20 terbitan=
perpustakaan dan 3 terbitan Bibliografi 8786 hits
diterbitkan dalam dan 5 Daftar Publikasi yang (dengan rincian
display dan terbitan berjudul : jumlah total
bibliografi 1. Bibliografi Anthrax akses per item
2. Bibliografi Animal promosi selama
Welfare tahun 2012: Hit
3. Publikasi Peneliti 2008 Daftar Display=
s/d/ 2011 2066{(23,51%);
4. Majalah Online Hit bibliografi=
1106(12,59%);
Hit Publikasi
Peneliti = 5295
(60,27%)dan
Hit Majalah
Online= 319
(3,63%)}.

5. Permintaan silang - - -
layan

6. Peminjaman buku Transaksi peminjaman 81 eks 81 eks.masih


dalam
peminjaman
hingga akhir
tahun 2012.
Dari
pemeriksaan
administrasi
peminjaman
hingga tahun
2012 sebanyak
292 judul buku
yang masih
dipinjam; yang
sudah kembali
51 judul (17,
40%) karena
sudah lewat
masa pinjam.

35
PEMBELIAN BUKU TAHUN ANGGARAN 2012

1. CROWTHER, John R. Simpson, Peter D. Adams and Erica A.


The Elisa guidebook/by John R. Golemis.-- New York: Cold Spring
Crowther.-- Second edition.-- New York: Harbor Laboratory,2009.
Humana,2010 18/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN:
8/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN: 978-087969867-6 R.631.147/BAS1
978-1-61737-884-3 R.631.147/CRO/e
7. BELLAMY, James E.C.
2. EARLY, Rapid and sensitive veterinary Quality assurance handbook for
molecular diagnostics-real time PCR veterinary laboratories/James. E.C.
applications/Ericka A. Pestana [et.al.].-- Bellamy and Dennis W.
London: Springer Derdrecht Olexson.-- First edition.-- Ames: Iowa
Heidelberg,2010 State University,2000
10/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN: 19/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN: 0-
978-90-481-3131-0 R.631.147/EAR 8138-0276-8 R.574.6.006.2/BEL/q

3. SAMBROOK, Joseph. Molecular 8. BERGEY'S manual of systematic


cloning : A Laboratory manual/Joseph bacteriology Vol. 4 : The Bacteroidetes,
Sambrook.-- Third edition; Vol. 1.-- Spirochaetes, Tenericutes (Mollicutes),
New York: Cold Spring Harbor Acidobacteria, Fibrobacteres,
Laboratory,2001 R.631.147/SAM/m4 Fusobacteria, Dictyoglomi,
Gemmatimonadetes, Lentisphaerae,
4. SAMBROOK, Joseph. Molecular Verrucomicrobia, Chlamydiae, and
cloning : A Laboratory manual/Joseph Planctomycetes/Edited by Noel R. Krieg
Sambrook.-- Third edition; Vol. 2.-- [et.al.].-- Second edition.-- New York:
New York: Cold Spring Harbor Springer,2011 20/BPV/2012 Beli T.A.
Laboratory,2001. 15/BPV/2012 Beli 2012 ISBN: 978-0-387-95042-6
T.A. 2012 ISBN: 978-087969-577-4 R.576.8.001/BER
R.631.147/SAM/m5
9. KIRK'S Current veterinary therapy
5. SAMBROOK, Joseph. Molecular XIV/Edited by John D. Bonagura and
cloning : A Laboratory manual/Joseph David C. Twedt.-- St. Louis:
Sambrook.-- Third edition; Vol. 3.-- Saunders,2009. 21/BPV/2012 Beli T.A.
New York: Cold Spring Harbor 2012 ISBN: 978-0-7216-9497-9
Laboratory,2001. 16/BPV/2012 R.636.7/.8.09/KIR
Beli T.A. 2012 ISBN: 978-087969-
577-4 R.631.147/SAM/m6 10. SPARKMAN, D. David. Gas
Chromatography and mass spectrometry
6. BASIC methods in protein purification : A Practical guide/O. David Sparkman,
and analysis : A Laboratory Zelda E. Penton and Fulton G.
manual/Edited by Richard J. Kitson.-- Second edition.-- Amsterdam:
Elsevier,2011. 17/BPV/2012 Beli T.A.
36
2012 ISBN: 978-0-12-373628-4 38/BPV/2012 Beli TA 2012 ISBN:
R.543/SPA/g 978-0-8138-1237-3 R.616.9/PAT

11. IANIMAL clinical chemistry : A 17. (The) SIXTH Conference of the World
Practical guide for toxicologists and Mycotoxin Forum held in
biomedical researchers/Edited by G.O. Noordwijkerhout (6th: 2010: Nov 8-10:
Evans.-- Second edition.- Boca Raton: Netherlands) An International
CRC,2009. 31/BPV/2012 Beli T.A. conference of the world mycotoxin
2012 ISBN: 978-1-4200-8011-7 forum.../Edited by Hans P. Van
615.9/AN2 Egmond.- Wageningen: Wageningen
Academic, 2011. World Mycotoxin
12. FRAENKEL, Dan G. Yeast Journal, Vol. 4, no. 3; 2011.
intermediary metabolism/Dan G. 39/BPV/2012 Pembelian 2012
Fraenkel.-- New York: Cold Spring 615.9/SIX/i
Harbor Laboratory,1989.
33/BPV/2012 Beli 2012 ISBN: 978- 18. TRADITIONAL medicine
087969797-6 582.28/FRA/y TRADITIONAL medicine/Edited by
Steven B. Kayne.-- First edition.--
13. HARKNESS and Wagner's Biology and London: Pharmaceutical, 2010.
medicine of rabbits and rodents/by John 40/BPV/2012 Beli TA 2012 ISBN:
E. Harkness [et.al.].-- Fifth edition.-- 978-0-85369 833 3 633.887.9/TRA
Ames: Wiley-Blackwell,2010. TRADITIONAL MEDICINES.
34/BPV/2012 Beli TA. 2012 ISBN:
978-0-8138-1531-2 R.636.028.09/HAR 19. ZACHARY, James F. Pathologic basis
of veterinary diseases/James F. Zachary
14. NICHOLAS, F.W. Introduction to and M. Donald McGavin.-- Fifth
veterinary genetics/F.W. Nicholas.-- edition.-- St. Louis: Elsevier,2012.
Second edition.-- Ames: Blacwell, 2003 41/BPV/2012 Beli TA 2012 ISBN:
37/BPV/2012 Beli TA 2012 ISBN: 978-0-323-07533-6 R.616.09/ZAC/p
0-4051-0633-6 631.147/NIC/i
20. SAFETY analysis of foods of animal
15. NICHOLAS, Robin. Mycoplasma origin/Edited by Leo M.L. Nollet and
diseases of ruminants/Robin Nicholas, Fidel Taldra.-- Boca Raton: CRC,2011
Roger Ayling and Laura McAuliffe.— 53/BPV/2012 Pembelian T.A. 2012
Wallingford: CAB International,2008 ISBN: 978-1-4398-4817-3
30/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN: 614.31/SAF
978-0-85199-012-5 616.9/NIC/n
21. BRITISH Pharmacopoeia (Veterinary)
16. PATHOGENESIS of bacterial infections 2012.- London: The Stationery Office,
in animals/Edited by Carlton L. Gyles 2011 xxxiii, 409 p.: ill.; 30 cm.
[et.al.].-- Fourth edition.- Ames : 57/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN:
Blackwell,2010. 978-0-11-322869-0 615/BRI12

37
22. BRITISH Pharmacopoeia 2012.-- Vol. T.A. 2012 ISBN: 0-85199-332-X
I.- London: The Stationery Office, 2011 576.8/ESC4
Vol. I: ill.; 30 cm. 58/BPV/2012 Beli
T.A. 2012 ISBN: 978-0-11-322869-0 29. INFECTIOUS and parasitic diseases of
615/BRI12(1). livestock/Edited by Pierre-Charles
Lefevre [et.al.].-- Vol. 1: General
23. BRITISH Pharmacopoeia 2012.-- Vol. considerations viral diseases .-- Paris:
II.- London: The Stationery Office, 2011 Lavoisier, 2010. 65/BPV/2012 Beli
Vol. I: ill.; 30 cm. 59/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN: 978-2-7430-0872-7
T.A. 2012 ISBN: 978-0-11-322869-0 616.9/INF1
615/BRI12(2).
30. INFECTIOUS and parasitic diseases of
24. BRITISH Pharmacopoeia 2012.-- Vol. livestock/Edited by Pierre-Charles
III.- London: The Stationery Office, Lefevre [et.al.].-- Vol. 2: Bacterial
2011 Vol. III: ill.; 30 cm. diseases, Fungal diseases and Parasitic
60/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN: diseases.-- Paris: Lavoisier, 2010
978-0-11-322869-0 615/BRI12(3). 66/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN:
978-2-7430-0872-7 616.9/INF2
25. BRITISH Pharmacopoeia 2012.-- Vol.
IV.- London: The Stationery Office, 31. FASCIOLOSIS/Edited by J.P. Dalton.-
2011 Vol. IV: ill.; 30 cm. London: CAB International, 1999.
61/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN: xi, 544 p.: ill.; 25 cm. 67/BPV/2012
978-0-11-322869-0 615/BRI12(4). Beli T.A. 2012 616.995.1/FAS1

26. BRITISH Pharmacopoeia 2012.-- Vol.


V.- London: The Stationery Office, 2011
Vol. V: ill.; 30 cm. 62/BPV/2012 Beli
T.A. 2012 ISBN: 978-0-11-322869-0
615/BRI12(5).

27. DUBEY, J.P. Toxoplasmosis of animals


and humans/J.P. Dubey.-- Second
edition.-- Boca Raton: CRC Press, 2010
63/BPV/2012 Beli T.A. 2012 ISBN:
978-1-4200-9236-3 616.993.1/DUB/t

28. ESCHERICHIA coli 0157 in farm


animals/Edited by C.S. Stewart and H.J.
Flint.-- London: CAB International,
1999. 64/BPV/2012 Beli

38
BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI

Bidang Program dan Evaluasi Seksi Program

Sesuai dengan SK Permentan No.15/ Sesuai dengan SK Ka Badan No.229/


Permentan/OT.140/3/2006 Bidang Program Kpts/ OT.140/J/12/2006 Seksi Program
dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan mempunyai tugas menyiapkan bahan
penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan penelitian
penelitian veteriner. Dalam melaksanakan veteriner, menyiapkan bahan penyusunan
tugasnya Bidang Program dan Evaluasi program penelitian veteriner, menyiapkan
menyelenggarakan fungsi, yaitu : melakukan bahan penyusunan anggaran penelitian
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data veteriner (RAPBN, RKAKL, DIPA dan revisi
kegiatan penelitian veteriner, penyusunan DIPA/POK), serta menyiapkan bahan rencana
rencana, program dan anggaran penelitian pengembangan dan implementasi sistem
veteriner, penyiapan evaluasi kegiatan informasi SIM program dan anggaran.
penelitian veteriner dan penyusunan laporan
1. Penelitian T.A. 2012
kegiatan dan hasil penelitian veteriner. Bidang
Program dan Evaluasi terdiri dari 2 seksi yaitu Selama T.A. 2012 telah dilaksanakan
: Seksi Program dan Seksi Evaluasi. sebanyak 8 judul RPTP dan 37 kegiatan
penelitian yang didanai oleh APBN (Tabel
19).

Tabel 19. Daftar Kegiatan Penelitian APBN T.A. 2012


Kode Judul penelitian/kegiatan penelitian
1806.020.011A Pengembangan ELISA antibodi untuk diagnosis Leptospirosis pada sapi

1806.020.011B Pengembangan teknik diagnosa ELISA untuk penyakit Infectious Bronchitis (IB) pada unggas
1806.020.011C Identifikasi dan karakterisasi penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD) pada sapi
1806.020.011D Pengembangan teknik diagnosa Coryza pada ayam menggunakan antiserum monospesifik
1806.020.011E Pengembangan teknik ELISA untuk deteksi antibodi Bovine Ephemeral Fever
1806.020.011F Pengembangan teknik diagnosa cepat berbagai penyakit penting pada unggas untuk kelompok
virus RNA dengan pendekatan biologi molekuler
1806.020.011G Pengembangan Nested-PCR untuk deteksi Bovine Respiratoty Syncytial Virus (BRSV) pada
sampel usap mukosa hidung sapi
1806.020.011H Pengembangan uji cepat paratuberculosis dengan teknik imunokromatografik
1806.020.011I Pengembangan teknologi deteksi vector borne disease (VBD) dengan RT-PCR sebagai upaya
peringatan dini penyebaran penyakit BEF
1806.021.011A Pengembangan vaksin bivalen inaktif untuk pencegahan penyakit IBR dan PI 3 pada sapi
1806.021.011B Pengembangan vaksin AI berbasis teknologi rekayasa genetika dalam upaya perbaikan seed
vaksin di Indonesia sesuai virus influenza subtipe H5N1 yang bersirkulsi di lapang
1806.021.011C Uji ekstrak herbal untuk obat Surra secara invivo

39
1806.021.011D Pencegahan kematian anak sapi (neonatal moratlity) menggunakan susu formula yang
mengandung immunoglobulin dalam rangka mendukung program PSDSK 2014
1806.022.011 Konservasi dan karakterisasi 100 isolat mikroba veteriner yang berpotensi sebagai kandidat
vaksin, vahan diagnostik dan probiotik
1806.023.001.011A Pengendalian penyakit IBR menggunakan vaksin buatan BBalitvet
1806.023.001.011B Pengendalian penyakit pasteurelosis, kolibasilosis dan enterotoksemia pada sapi dengan vaksin
multivalen buatan BBalitvet
1806.023.002.011A Pengembangan teknik deteksi serologik infeksi penyakit Jembrana dalam rangka
pengembangan vaksin JDV
1806.023.002.011B Isolas dan identifikasi cendawan penyebab keguguran
1806.023.002.011C Penentuan cemaran melamin dalam susu impor secara Liquid Chromatography Mass
Spectrometer (LCMS)
1806.023.002.011D Teknik Reserve Passive Latex Aglutination (RLPA) test untuk deteksi verositotoksin Escherisia
coli (VTEC) pada sampel pangan
1806.023.002.011E Pengembangan strip imunokhromatografi berbasis antibodi poliklonal untuk deteksi aflatoksin
M1 pada produk peternakan
1806.023.002.011F Pengembangan metode kit (deret warna) untuk deteksi cepat residu herbisida paraquat dalam
pakan ternak
1806.024.011A Pengaruh perubahan iklim terhadap pencemaran aflatoksin M1 pada pakan sapi perah dan
tingkat residunya pada susu yang dihasilkan
1806.024.011B Pengaruh perubahan iklim terhadap pencemaran pestisida pada pakan sapi perah dan tingkat
residunya pada susu yang dihasilkan
1806.024.011C Antisipasi kejadian wabah penyakit hewan dalam menghadapi perubahan iklim
1806.024.011D Karakterisasi molekuler dan derajat patogenitas Trypanosoma evansi isolat lokal Indonesia
pada sapi dan kerbau
1806.024.011E Manajemen penanganan penyakit ayam broiler mengantisipasi perubahan cuaca untuk
peningkatan produksi
1806.024.011F Status mineral pada ternak ruminansia kecil dan hubungannya dengan supplemen absorbsi
beberapa mineral esential pada Saccaromyces cerevisae sebagai calon feed supplement
1806.025.011A Deteksi virus rabies dengan imunohistokimia
1806.025.011B Pengembangan teknik indirek ELISA menggunakan glycoprotein untuk pengujian kekebalan
terhadap rabies
1806.025.011C Bass PCR untuk identifikasi dan diferensiasi strain Brucella abortus isolat lapang dan strain
vaksin
1806.025.011D Analisis dioksin pada sapi potong dan pakan ternak dengan GC-MS/MS serta pengaruhnya
terhadap kesehatan ternak
1806.033.011A Perbanyakan antigen Brucella
1806.033.011B Perbanyakan antigen berwarna Mycoplasma gallisepticum
1806.033.011C Perbanyakan antigen berwarna Pullorum
1806.033.011D Perbanyakan antigen Avian Influenza (AI)
1806.033.011E Perbanyakan antigen Newcastle Disease (ND)

Seksi Evaluasi identifikasi masalah dalam pelaksanaan


program dan anggaran, menyiapkan bahan dan
Seksi Evaluasi mempunyai tugas untuk
sosialisasi pedoman pemantauan, evaluasi dan
menyiapkan bahan pemantauan perkembangan
pelaporan program dan anggaran, menyiapkan
pelaksanaan program dan anggaran, bahan evaluasi pelaksanaan program dan

40
anggaran, menyiapkan bahan rekomendasi dan 2. Laporan Akuntabilitas Kinerja
saran tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan Instansi Pemerintah (LAKIP)
program dan anggaran berbasis kinerja,
melakukan penyiapan bahan penyusunan LAKIP adalah suatu laporan tertulis
laporan pelaksanaan program dan anggaran, tentang kinerja instansi pemerintah terhadap
SIM Monev, LAKIP, laporan bulanan, tengah seluruh kegiatan selama satu tahun anggaran
tahunan, tahunan dan laporan lain serta untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan
menyiapkan bahan rapat koordinasi atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi
pelaksanaan program dan anggaran. dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. LAKIP dibuat setiap tahun dan
1. Monitoring dan Evaluasi Penelitian. diserahkan kepada Badan Litbang Pertanian
melalui Puslitbang Peternakan. Untuk
Kegiatan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan T.A. 2012 ini, LAKIP telah disusun
penelitian dilakukan bersama Tim Ilmiah dan diserahkan kepada Puslitbang Peternakan
BBalitvet. Laporan bulanan disiapkan secara dan Badan Litbang Pertanian.
rutin, laporan triwulan dan tengah tahun
berupa kemajuan pelaksanaan kegiatan, 3. Laporan Tahunan/Annual Report
sedangkan laporan akhir tahun berupa laporan
lengkap pelaksanaan kegiatan dan Laporan Tahunan merupakan
pertanggung jawaban. pertanggung jawaban Balai Besar secara
Monitoring dan Evaluasi penelitian tertulis atas kegiatan yang telah dilakukan
diselenggarakan minimal 3 kali dalam satu selama tahun berjalan, untuk itu seksi
tahun anggaran, yang terdiri dari pembahasan Evaluasi bertugas untuk menerbitkan Laporan
ROPP, evaluasi kemajuan penelitian dan Tahunan/ Annual Report.
evaluasi akhir penelitian. Sebanyak 8 RPTP
yang mencakupi 37 kegiatan dibahas dan
dievaluasi selama T.A. 2012.
Dari hasil Monev untuk kegiatan
penelitian T.A. 2012, sebagian besar kegiatan
telah selesai dilaksanakan. Beberapa kegiatan
penelitian agak terhambat terutama pada
ketersediaan bahan penelitian yang spesifik
dan agak sulit diperoleh serta kesiapan/kondisi
alat yang sulit diprediksi.

41
KELOMPOK PENELITI

Kelti Bakteriologi Kelti Virologi

Kelti Bakteriologi pada tahun 2012 Pada tahun 2012, kegiatan penelitian
terdiri dari 35 personil yang terdiri dari yang dilaksanakan oleh peneliti Kelti
peneliti, teknisi, dan laboran. Dua orang Virologi sebanyak sembilan penelitian yang
peneliti drh. Rahmat Setya Adji, M.Si. dan mendapatkan dana dari APBN T.A. 2012
drh. Tati Aryanti, MP pada tahun ini sedang yaitu: Identifikasi dan karakterisasi Penyakit
melaksanakan tugas belajar S3. Tugas pokok (BVD) pada Sapi, Teknik diagnosa Bovine
pada kelompok peneliti bakteriologi adalah Respiratory Syncitial Virus (BRSV) pada
melaksanakan dan mengembangkan sapi dengan nested RT-PCR, Pengembangan
penelitian mengenai penyakit hewan yang Vaksin Bivalen (IBR dan PI3),
disebabkan oleh bakteri dan penelitian Pengendalian Penyakit IBR menggunakan
mengenai keamanan pangan asal hewan Vaksin Buatan BBalitvet, Vaksin AI rekayasa
(daging, telur, susu) yang berkaitan dengan genetika , Pengembangan teknik diagnosa
penyebaran penyakit bakterial (foodborne Multiplex RT-PCR virus RNA,
disease). Disamping kegiatan penelitian, Pengembangan teknik ELISA untuk penyakit
masing-masing laboratorium di bakteriologi BEF, Pengembangan teknik deteksi
melakukan kegiatan pengujian sampel serologik penyakit Jembrana dan
sebagai pelayanan diagnostik. Sebagai Pengembangan teknik ELISA Rabies.
jaminan mutu pelayanan kepada konsumen, Sedangkan, dua penelitian yang didanai oleh
beberapa metode pengujian yang digunakan RISTEK dan Badan Litbang masing-masing
di laboratorium bakteriologi telah adalah Perakitan kit ELISA untuk diagnosis
terakreditasi menurut ISO/IEC 17025-2005 dan seroepidemiologi penyakit IBR dan
(SNI ISO IEC17025-2008). Identifikasi Marka Molekuler Virus AI.
Kegiatan penelitian di Bakteriologi Rencana pengembangan sarana dan
yang dibiayai APBN T.A. 2012 yaitu (i) prasarana dilingkup Kelti Virologi akan
Pengembangan teknik diagnosa Coryza pada dibangun Laboratorium molekuler dan ruang
ayam menggunakan antiserum monospesifik, penelitian yang lebih representatif.. Adapun
(ii) Pengembangan uji cepat paratuberculosis rencana jangka menengah untuk penelitian di
dengan teknik Imunokromatografik, (iii) Virologi diantaranya adalah memfokuskan
Teknik Reserve Latex Aglutination (RPLA) pada riset dasar virus yang belum diketahui
test untuk deteksi verositotoksin Escherichi urutan DNA/RNA nya (karakterisasi dan
coli (VTEC) pada sampel pangan dan feses, lain-lain) serta pengaruhnya pada hewan
(iv) Bass PCR untuk identifikasi dan coba, dan riset aplikatif (vaksin skala
diferensiasi strain Brucella abortus isolat laboratorium, lapang, antigen, pengembangan
lapang dan strain vaksin, (v) Pengendalian metode diagnosa dan lain-lain).
penyakit Pasteurellosis, colibasillosis,
Enterotoksemia pada sapi dengan vaksin
multivalent buatan BBalitvet.
42
Kelti Patologi Laboratorium Kesehatan Hewan, Direktorat
Kesehatan Hewan Bogor 19-21 September
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan 2012; Pembahasan Pedoman Suveilans
di Patologi pada tahun 2012 ada 6 kegiatan: 4 Penyakit Rabies, Subdit P2H, Direktorat
kegiatan penelitian didanai APBN dan 1 Kesehatan Hewan Jakarta (10 Oktober 2012);
kegiatan penelitian didanai ACIAR. Penyusunan Manual Penyakit Mamalia pada
Pelaksanaan kegiatan tersebut didukung oleh Ruminansia (khusus penyakit viral).
7 orang peneliti, 7 orang teknisi, dan 2 orang Direktorat Kesehatan Hewan, Bogor 22-23
pembantu teknisi. Beberapa pelatihan untuk Oktober 2012; Penyusunan manual
meningkatkan kompetensi peneliti dan teknisi Survelians Rabies, Direktorat Kesehatan
telah diikuti oleh kelti Patologi yaitu: Hewan, Bogor 23-24 Nopember 2012.
Pelatihan berkelanjutan dan Pertemuan Kelti Patologi juga melakukan
Ilmiah Nasional APVI XI di BPPV di bimbingan kepada mahasiswa magang dari
Subang, Jawa Barat pada tanggal 25-28 Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
Maret 2012 (Dr. drh. Sutiastuti dan kepada Mahasiswa dari Departemen
Wahyuwardani, MSi; drh. Murni Biologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam,
Nurhasanah, Opi Sajeli dan Murniati), Institut Pertanian Bogor yang telah
Pelatihan Penerapan sistem Dinamika untuk melakukan praktek Lapang selama 6 minggu.
Analisa Kebijakan. Sektor Pertanian
Indonesia 1-6 April 2012 di Bandung (drh. Kelti Parasitologi
Murni Nurhasanah); Pelatihan Etika
Penggunaan Hewan Laboratorium 19-20 Peneliti yang bertugas di Kelti
September 2012 dilaksanakan di Balai Besar Parasitologi berjumlah enam orang, namun
Penelitian Veteriner Bogor (Dr. drh. hanya tiga orang yang aktif dikarenakan satu
Sutiastuti Wahyuwardani, MSi, drh. Murni orang aktif di struktural (Drh. Sawitri Endah
Nurhasanah dan Yudi Mulyadi SSi), Estuningsih., MSc), satu orang sedang
Laboratory Quality Assurance & menjalani tugas belajar jenjang S3 (Drh.
Standardisation of Diagnostic Reagents & Dyah Haryuningtyas Savitri, MSi) dan satu
Tests Workshop di Geelong, Melbourne orang telah memasuki masa paripurna
Australia 23 September-06 Oktober 2012 (pensiun) per Agustus 2012 (Drh. Tolibin
(Dr. drh. Sutiastuti Wahyuwardani, MSi). Iskandar, MS., APU). Dalam melaksanakan
Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan kegiatan penelitian, para peneliti didukung
peneliti dalam menyusun Karya tulis Ilmiah oleh sembilan orang teknisi dan dua tenaga
dalam bahasa Inggris telah diikuti oleh laboran. Berdasarkan jenjang pendidikannya,
Peneliti Patologi pada tanggal 1 Oktober kelti Parasitologi dikelola oleh dua orang S3,
2012 di Balitnak, Bogor (drh. Murni tiga orang S2, delapan orang SLTA dan dua
Nurhasanah); Workshop Penulisan KTI untuk orang SLTP.
publikasi Internasional 18-20 Desember 2012 Kegiatan penelitian yang didanai oleh
di selenggarakan oleh Puslitbangbun di APBN T.A. 2012 berjumlah 3 buah, yaitu
Puncak, Bogor (Dr. Drh. Sutiastuti “Pengembangan teknologi deteksi vector borne
Wahyuwardani, MSi). disease (VBD) dengan RT-PCR sebagai upaya
Peneliti Patologi drh. Rini Damayanti, peringatan dini penyebaran penyakit Bovine
MSc, APVet telah menjadi narasumber pada Ephemeral Fever (BEF)”; “Uji efikasi ekstrak
rapat Revisi Manual Metoda Diagnosa herbal untuk obat surra secara in vivo” dan

43
“Karakterisasi molekuler dan derajat sangat menunjang di dalam kegiatan
patogenitas Trypanosoma evansi isolat lokal penelitian yang sedang dan akan berlangsung
Indonesia pada sapi dan kerbau”. Disamping kemudian.
itu, terdapat dua kegiatan penelitian kerjasama,
yaitu “Improving technique and methodologies Kelti Toksikologi dan Mikologi
for predictive distribution maps of the Old
World Scerwworm Fly – Wing morphology Personil yang melaksanakan tugas di
study of Chrysomya bezziana” yang merupakan Kelti Toksikologi dan Mikologi pada awal
kerjasama dengan the Natural History tahun 2012 terdiri dari 12 staf peneliti dan 11
Museum, London, United Kingdom dan orang teknisi, namun pada bulan April 2012
didanai oleh International Atomic Energy Dr. Tri Budhi Murdiati, MSc (Ahli Peneliti
Agency (IAEA) serta “Chemical containment Utama) meninggal dunia karena sakit.
and eradication of screwworm incursions” Sedangkan Eni Kusumaningtyas, SSi, MSc
yang merupakan kerjasama dengan University sedang melanjutkan pendidikan S3 di IPB
of Queensland, Australia dan didanai oleh dan Dr. Romsyah Maryam, MMedSc
Meat Livestock Australia (MLA). menjabat sebagai struktural. Pada tahun 2012
Kelti parasitologi juga melakukan terdapat 7 kegiatan penelitan yang dibiayai
bimbingan kegiatan magang dari BPPV Banjar APBN yaitu Isolasi dan identifikasi
Baru, BPPV Lampung, BPPV Medan, BBVet cendawan penyebab keguguran, Uji
Wates dan Badan Karantina Hewan Mataram, penentuan cemaran melamin pada susu impor
termasuk menerima beberapa kunjungan secara LCMS, Pengembangan imunostrip
Mahasiswa dan membantu Mahasiswa S1, S2 berbasis antibodi poliklonal untuk deteksi
dan S3 dari beberapa Perguruan Tinggi di Jawa aflatoksin M1, Pengembangan metoda kit
serta Sumatra dalam rangka penyelesaian tugas (deret warna) untuk deteksi analisis residu
akhirnya yang diikutkan dalam kegiatan paraquat dalam pakan ternak, Pengaruh
penelitian di Kelti Parasitologi. perubahan iklim terhadap pencemaran
Bulan Juni 2012, Ketua Kelti aflatoksin pada pakan sapi perah dan tingkat
Parasitologi mendapat undangan dari Eco resiidunya pada susu, Pengaruh perubahan
Science University of Queensland untuk iklim terhadap pencemaran pestisida pada
melakukan technical meeting tentang pakan sapi perah dan tingkat residunya pada
kegiatan penelitian yang dilaksanakan antara susu serta Status mineral pada ternak
UQ dan BBalitvet, termasuk melakukan ruminansia kecil dan hubungannya dengan
diskusi tentang potensi kerjasama dalam suplemen absorspsi beberapa mineral pada S.
bidang Parasitologi. Pada bulan Agustus, cereviseae sebagai calon feed supplement.
April Hari Wardhana., SKH., MSi., PhD Sedangkan, penelitian kerjasama dengan
mendapat grant dari Crawford Foundation – Loka Penelitian Kambing berjudul
Australia untuk melaksanakan training Peningkatan produktivitas kambing melalui
pendek (dua minggu) tentang koleksi dan kombinasi penggunaan cendawan SAMAR
identifikasi Culicoides yang dilaksanakan di (Saccharomyces cerevisiae dan Marasmius
Northern Australia Quarantine Strategy, sp). Pada tahun 2012 juga terdapat 2
Darwin – Australia. Grant tersebut penelitian Insentif Ristek PIKPP yaitu
memberikan kontribusi yang nyata terhadap Deteksi dioksin pada produk ternak dan
peningkatan kompetensi Sumber Daya Aplikasi ELISA fumonisin B1 berbasis
Manusia (SDM) di Parasitologi sehingga antibodi monoklonal untuk mengetahui

44
resiko kontaminasi fumonisin pada bahan Maros pada tanggal 4 - 8 Juni 2012 dan
pakan dan pangan. Di samping itu, terdapat “Intensive training on mycotoxin analysis”
juga 1 kegiatan bantuan teknik “Technical pada tanggal 28 September - 8 Oktober 2012
Corporation Project” (TCP/INS/5040) dari di Ghent University, Belgia yang didanai
IAEA dengan judul “Supporting the National VLIR-UOS. Sri Rachmawati, MSc mengikuti
Mycotoxins Reduction Programe and “Workshop on logical framework approach
Enhancing the National Reference laboratory for TC project design di BATAN, Jakarta
of the Indonesian Research Center for pada tanggal 6 - 9 Maret 2012, Scientific
Veterinary Science” . Yuningsih BSc Visit di Institute of Science of Food
mengikuti seminar “Sample Preparation for Production, Bari, Italia yang didanai IAEA
Food Safety Analysis” pada tanggal 19 Juni pada tanggal 26 November - 8 Desember
2012 di Bogor. Hasim Munawar, S.Si, 2012 dan “Pilot national workshop on
mengikuti “Seminar Standardisasi Nasional- monitoring and evaluation tools for TC
BSN” di Bali, “Seminar Mikologi Nasional: project” pada tanggal 10 - 12 Desember
di UNSOED, Purwokerto dan Training 2012.
“Teknik Analisis AAS” di Bandung. Kelti Toksikologi-Mikologi juga
Peneliti Toksikologi dan Mikologi memberikan bimbingan dalam praktek di
mengikuti pelatihan baik di dalam maupun di laboratorium berupa PKL dan penyusun
luar negeri, diantaranya adalah “Workshop on skripsi bagi mahasiswa Kimia IPB, STIF
Biorisk Principles and Practices” di Bogor Bogor, FMIPA Universitas Pancasila, Jakarta
pada tanggal 27 - 29 Maret 2012 , “Pelatihan dan magang bagi pelajar SMK Analis Kimia
Etika Penggunaan Hewan Laboratorium” di Bogor.
Bogor pada tanggal 19 - 20 September 2012
dan Pelatihan Epidemiologi di Bogor pada
tanggal 15 Oktober 2012. Dr. Raphaella
Widiastuti mengikuti ‘Workshop
Farmakologi dan Toksikologi” di BBV

45
UNIT PELAYANAN MASYARAKAT

Disamping tugas pokoknya untuk melakukan pengujian laboratorium sesuai


menyelenggarakan kegiatan penelitian di dengan permintaan pelanggan seperti
bidang veteriner, BBalitvet juga virologi, bakteriologi, parasitologi, patologi,
menyelenggarakan kegiatan fungsional toksikologi dan mikologi.
lainnya untuk kegiatan pelayanan masyarakat Unit Pelayanan Diagnostik (UPD) telah
seperti pelayanan diagnostik veteriner, diakreditasi oleh komisi Akreditasi Nasional
koleksi biakan mikroba veteriner (bakteri, (KAN) sebagai Laboratorium Pengujian
virus, parasit dan jamur) serta komersialisasi sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025-2008)
teknologi hasil penelitian. Kegiatan ini dengan nomor LP-121-IDN sehingga seluruh
merupakan kegiatan dalam rangka hasil pengujian telah mengikuti prosedur
intensifikasi dan ekstensifikasi PNBP Good Laboratory Practices.
(Pendapatan Negara Bukan Pajak) yang Unit Pelayanan Diagnostik menawarkan
diselenggarakan oleh unit-unit fungsional sebanyak 154 pengujian dan 36 produk
seperti Unit Pelayanan Diagnostik dan Unit berupa antigen, dan kit diagnostik, yang
BCC. terdiri dari 71 jenis pengujian bakteriologi, 21
jenis pengujian virologi, 31 jenis pengujian
1. Unit Pelayanan Diagnostik toksikologi, 9 jenis pengujian mikologi, 10
jenis pengujian patologi dan 12 jenis
Unit Pelayanan Diagnostik merupakan pengujian parasitologi. Dari 154 pengujian
unit fungsional yang melaksanakan kegiatan tersebut sebanyak 54 pengujian telah
diagnosa, pengujian dan konfirmasi penyakit diakreditasi sehingga pengujian tersebut telah
dan kesehatan hewan. Jasa Pelayanan mengikuti Good laboratory Practices dan
ditawarkan kepada umum/masyarakat sisanya 100 pengujian sedang dalam proses
khususnya peternak, perusahaan bidang untuk dapat diajukan akreditasinya.
peternakan dan pangan, laboratorium Jumlah kegiatan pengujian yang dilakukan
kesehatan hewan, karantina, rumah sakit laboratorium selama tahun 2012
maupun individu lainnya. Sesuai dengan diilustrasikan pada Tabel 21 – Tabel 27.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
15/Permentan/OT.240/2/2006, BBalitvet
memiliki fungsi untuk melaksanakan
pelayanan diagnostik veteriner sebagai
rujukan penyakit hewan maka peneguhan
diagnosa dilakukan bila laboratorium
veteriner lainnya (laboratorium daerah) tidak
mampu melakukan diagnosa penyakit hewan
secara fisik. Dalam melaksanakan tugasnya
secara teknis, unit ini berkoordinasi dengan
Kelti dalam lingkup BBalitvet untuk

46
Tabel 21. Jumlah total sampel selama tahun 2012

Bulan Laboratorium Total


Patologi Toksikologi Virologi Bakteriologi Parasitologi
dan
Mikologi
Januari 134 146 881 414 0 1.575
Februari 4 67 870 412 1 1.354
Maret 34 67 1.026 2.005 6 3.738
April 23 73 1.055 1.296 179 2.626
Mei 53 128 973 190 8 1.359
Juni 16 29 971 302 1 1.319
Juli 50 26 1.497 455 0 2.028
Agustus 0 177 1.116 648 0 1.941
September 6 88 926 403 0 1.423
Oktober 68 116 1.748 335 10 2.277
Nopember 36 27 1.841 2.121 252 4.277
Desember 50 49 1.041 1.199 349 2.688
Total 474 993 13.945 9.780 806 26.605

Tabel 22. Jenis dan jumlah pengujian di laboratorium Virologi tahun 2012

No Jenis Uji Jumlah

1 New Castle Disease (ND) 4183


2 Avian Influensia (AI) 7.662
3 Eqiune Bovine Leucosis (EBL) 805
4 Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR) 918
5 Bovine Virus Diarae (BVD) 239
6 Isolasi AI dan PCR 20
7 Rabies (ELISA) 7
8 AE (ELISA) 80
9 Sequensing 31
Total 13.945

47
Tabel 23. Jenis dan jumlah pengujian di laboratorium Bakteriologi tahun 2012

No. Jenis Uji Jumlah


1 Brucellosis RBT 1.523
2 Brucellosis CFT 141
3 Isolasi dan identifikasi Anthraks 322
4 PCR- Anthraks 6
5 Elisa- Anthraks 1.150
6 Listeria 0
7 Leptospira 2.489
8 Isolasi dan Identifikasi Salmonella 54
9 Salmonella Serotyping 10
10 Salmonella pullorum 39
11 MPN- E. coli 42
12 MPN- Coliform 37
13 PCR-Paratubercilosis (M.bovis) 1.223
14 Elisa –Paratuberculosis (John Disease) 1.624
15 Mycoplsma gallisepticum (MG) 964
16 Mycoplasma sinoviae (MS) 88
17 Bacillus cereus 2
18 TPC 12
19 Uji sensitivitas antibiotik 4
20 Isolasi dan identifikasi Bakteri sampai genus 17
21 Camphylobacter 1
22 Staphylococcus aureus 2
23 Haemophyullus paragallinarum 1
24 Enterobacter 4
25 Lactobacillus sp 2
26 Bifidobakterium 2
27 Streptococcus 10
28 Shigella 10
29 Ascoli Test 1
Total 9.780

48
Tabel 24. Jenis dan jumlah pengujian di laboratorium Toksikologi dan Mikologi
Tahun 2012

No. Jenis Uji Jumlah


1 Aflatoksin (ELISA) 171
2 Aflatoksin (HPLC) 109
3 Aflatoksin (TLC) 2
4 Ammonia 1
5 DON (HPLC) 80
6 Fumonisin (HPLC) 17
7 Keracunan 12
8 Khlorin 1
9 Khloramfenicol (HPLC) 8
10 Logam Berat 310
11 Logam / Mineral 0
12 Mycotoksin 7
13 Nitrat 18
14 Nitrit 23
15 Ochratoksin (HPLC) 76
16 Oxitetrasiklin 1
17 Penicillin (HPLC) 16
18 Pestisida (GC) 35
19 Pestisida (TLC) 0
20 pH 3
21 Pitokimia 1
22 Residu Antibiotik 7
23 Sianida 3
24 Sulfat 1
25 T-2 Toksin 2
26 Tetrasiklin 28
27 Trenbolon 32
28 Zearalenon 13
29 Identifikasi Jamur 7
30 Aspergillus sp. 2
31 Kapang / Khamir 6
32 Sacharomyces 1
Total 993

Tabel 25. Jenis dan jumlah pengujian di laboratorium Patologi tahun 2012

No Jenis Uji Jumlah


1 Diferensiasi WBC 9
2 HB 10
3 Histopatologi 420
4 Patologi Anatomi 26
5 PCV 9
Total 474

49
Tabel 26. Jenis dan jumlah pengujian di laboratorium Parasitologi tahun 2012

No Jenis Uji Jumlah


1 Anaplasma 9
2 Babesia 9
3 Coccidia (Uji Apung) 4
4 Dermatitis 0
5 Identifikasi Nematoda (Uji Apung) 41
6 Insect Provoking 1
7 Parasit Darah 531
8 Surra 22
9 Theilerosis 9
10 Trichomonas 170
11 Trypanosoma (ELISA) 10
Total 806

Tabel 27. Bahan biologik dari BBalitvet selama tahun 2012

No. Bakteriologi Virologi Parasitologi


1 Antigen Pullorum 71 btl Antigen AI Elisa
277 ml Toxoplasma
2 kit
2 MRT 3 btl Antigen ND
62 ml
3 RBT 62 btl Antisera AI
37 ml
4 Antigen MS 2 btl Antisera ND
32 ml
5 Antigen MG 5 btl
6 PPD Tuberculin 50 btl
7 Serum positip SE 2 ml
8 Serum negatip SE 2 ml
9 Antigen SE 3 btl

1. Unit BBalitvet Culture Collection berbagai jenis mikroba yang terdiri dari
(BCC) bakteri, virus, kapang/khamir, dan parasit.
Sebagian besar dari koleksi telah
Unit BCC (BBalitvet Culture diidentifikasi, dikarakterisasi, dikonservasi,
Collection) adalah unit pengelola dan koleksi dan dikontrol mutunya. Sampai Desember
plasma nutfah mikroba veteriner yang dapat 2012 BCC memiliki koleksi mikroba yang
dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian dan telah dikonservasi sebanyak 1536 isolat yang
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan terdiri dari 1039 isolat bakteri, 94 isolat virus,
Teknologi (IPTEK). Unit ini memiliki 192 isolat kapang/khamir, dan 211 isolat
50
protozoa. Koleksi mikroba tersebut dapat mikroba veteriner dari BBalitvet Culture
dimanfaatkan oleh peneliti BBalitvet maupun Collection.
peneliti lain untuk keperluan penelitian dan Daftar mikroba veteriner yang
pengembangan IPTEK dengan mengikuti dikonservasi dan dikontrol mutunya pada
prosedur pengeluaran kultur berdasarkan SK tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 28.
Kepala Bbalitvet No. KP.150.0207.9.2.1256
tentang ” Sistem dan prosedur tata cara
permintaan, pengeluaran dan
pemakaian/penggunaan plasma nutfah

Tabel 28. Daftar mikroba veteriner yang dikonservasi dan dikontrol mutunya pada
tahun 2012

N0. Jenis Mikroba Nama Mikroba Jumlah Isolat Keterangan


1. Bakteri Pasteurella haemolytica 1 Keringbeku
Pasteurella multocida 11 Keringbeku
Pasteurella pneumotropica 2 Keringbeku
Lactobacillus plantarum 3 Keringbeku
Lactobacillus casei spp. Ramnosus 1 Keringbeku
Lactobacillus fermentum 1 Keringbeku
Acetobacter xylinum 1 Keringbeku
Acinetobacter baumannii 3 Keringbeku
Bacillus subtilis 6 Keringbeku
Bacillus cereus 3 Keringbeku
Bacillus megaterium 1 Keringbeku
Bacillus polimyxa 1 Keringbeku
Bacillus pumilus 2 Keringbeku
Escherichia coli 2 Keringbeku
Brucella abortus 6 Keringbeku
Leptospira interrogans 15 Subkultur
berulang
Streptococcus sanguinis 1 Keringbeku
Enterococcus avium 1 Keringbeku
Lactobacillus casei 4 Keringbeku
Aerococcus urinae 1 Keringbeku
Actinomyces israelii 1 Keringbeku
Leuconostoc pseudomesenteroides 1 Keringbeku
Enterococcus faecalis 2 Keringbeku
Enterococcus hirae 1 Keringbeku
Pediococcus sp. 1 Keringbeku
2. Virus IB 4 Keringbeku
ILT 15 Keringbeku
ND 2 Keringbeku
AI 1 Keringbeku
IBR 15 Keringbeku
3. Kapang/khamir Duddingtonia flagrans 1 Keringbeku
Saccharomyces cerevisiae 1 Keringbeku
4. Parasit/protozoa Trypanosoma evansi 11 Kriopreservasi
Total 122

51
3. Kelompok Pengendali Sistem Mutu
(KPM)

Pada tahun 2012, KPM melakukan H5N1, HI New Castle Disease, RBPT dan
pergantian personel manajerial yang berarti CFT Brucella, TPC, Staphyloccus aureus,
perubahan penanda-tangan hasil uji, yaitu MPN Coliform dan E. Coli, Isolasi dan
Ketua Kelti Virologi menjadi Dr. Drh. Indi identifikasi Salmonella dan E. Coli serta
Darmayanti dan Ketua Kelti bakteriologi isolasi Aspergillus flavus. Laboratorium
menjadi Dr. Drh. Andriani, MSi. Selain itu, penyiap contoh uji bertanggung jawab
perubahan personel juga terjadi di KPM, menyiapkan contoh uji, melakukan dan
berdasarkan SK Kepala Bbalitvet No menghitung uji homogenitas maupun uji
146/KP.340/1.5.1/05/12 sebagai Manajer stabilitas. Berdasarkan hal tersebut maka
Mutu dan wakilnya adalah Dr. Drh. Ening BbBlitvet berpotensi menjadi LPUP terutama
Wiedosari, MSc dan Dr. Drh. Andriani, MSi. untuk unit bakteriologi, virologi dan mikologi
Sedangkan anggota terdiri dari Drh. Dyah serta pengujian lain yang telah terakreditasi.
Ayu Hewajuli, Drh. Prima Mei Widiyanti, Untuk itu perlu perencanaan dan persiapan
Drh. Murni Nurhasanah Rosyid, Yudi yang matang agar BBalitvet dapat segera
Setiadi, Wawan Sugiawan dan Eko Setyo terakreditasi menjadi LPUP berdasarkan SNI
Purwanto. ISO/IEC 17043:2010.
Pada tanggal 19-22 Maret 2012 Audit internal tahun 2012 telah
Manajer Mutu (Dr. drh. Ening Wiedosari, dilakukan pada 11-13 september 2012
MSc ) mengikuti pelatihan ISO/IEC dengan Auditor Kepala Dr. drh. Andriani,
17043:2010 Conformity Assesment General MSi. Audit internal tahun 2012 dilaksanakan
Requirments for Proficiency Testing yang dengan melibatkan personel dari unit
diselenggarakan oleh KAN, dengan peserta laboratorium . Surveilens lapang II oleh
dari laboratorium-laboratorium rujukan di Asesor KAN telah dilaksanakan pada tanggal
Indonesia. Acara ini dilaksanakan dalam 14 Januari 2013. Tim asesor terdiri dari dari
rangka memenuhi kebutuhan akan Asesor Kepala yaitu Dra Tri Pratiwi, MSi dan
persyaratan kompetensi dari Lembaga 2 orang Asesor Anggota Dr. Rer. Nat Anna
Penyedia Jasa Uji Profesiensi di Indonesia. Setiadi Ranti Apt dan Dra. Risma DR
BBalitvet sebagai instansi yang mempunyai Matondang, Apt.
tugas dan fungsi salah satunya dalam .
pelayanan diagnostik veteriner sebagai
rujukan penyakit hewan di Indonesia.
Uji profisiensi merupakan salah satu
instrumen jaminan mutu yang sangat penting
untuk laboratorium dalam rangka memantau
kinerja hasil ujinya, dengan cara
membandingkan hasil ujinya dengan hasil uji
laboratorium lain dalam lingkup sejenis,
melalui skema uji banding antar laboratorium
untuk sampel yang serupa. Selama periode
tahun 2006 - 2011 Laboratorium BBalitvet
telah berpartisipasi dalam uji profisiensi yaitu
sebagai Laboratorium Penyiap Sampel
(provider) bekerja sama dengan KAN.
Adapun sampel yang diuji adalah: HI AI

52
LAPORAN PENELITIAN

PENELITIAN APBN

Pada tahun anggaran 2012 telah membandingkan dengan metode


dilakukan sebanyak 8 program penelitian konvensional microscopic agglutination test
(Rencana Penelitian Tingkat Peneliti, RPTP) (MAT). Dalam penelitian ini dilakukan
yang meliputi 37 kegiatan (Rencana pengujian sampel serum sapi yang dikoleksi
Operasional Pelaksanaan Penelitian, ROPP). dari lapang dengan MAT dan dibandingkan
Rangkuman hasil penelitian tersebut sebagai dengan ELISA menggunakan antigen hardjo
berikut: dan tarrasovi. Hasil yang diperoleh yaitu
ELISA dengan coating antigen hardjo
1. Pengembangan ELISA Antibodi untuk memiliki sensitifitas relatif 86,54% dan
Diagnosis Leptospirosis pada Sapi spesifisitas relatif 95,2% dibandingkan MAT.
Sedangkan ELISA dengan coating antigen
Leptospirosis merupakan penyakit tarrasovi memiliki sensitifitas relatif 94,12%
zoonosis yang disebabkan oleh bakteri dan spesifisitas relatif 95,36% dibandingkan
Leptospira interrogans yang terdiri dari dengan MAT. Untuk ELISA dengan coating
beberapa serovar. Penyakit ini bisa antigen yang berbeda serovar tidak sensitif
menginfeksi baik hewan ternak, hewan liar untuk serovar yang lain.
maupun manusia. Leptospirosis pada sapi
menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat 2. Pengembangan Teknik Diagnosa
besar berupa kegagalan reproduksi, aborsi, ELISA untuk penyakit Infectious
lahir mati, lahir lemah, mastitis, penurunan Bronchitis ( IB ) pada Unggas.
produksi susu dan infertilitas. Kasus
Leptospirosis pada ternak meningkatkan Penyakit Infectious Bronchitis (IB) pada
penyebaran dan prevalensi Leptospirosis unggas disebabkan oleh virus Corona yang
pada manusia karena kontak dengan ternak termasuk dalam family Coronaviridae. Ayam
yang terinfeksi. Diagnosa penyakit biasanya muda umur > 4 minggu bila terinfeksi virus
didasarkan sejarah penyakit, gejala klinis, IB memperlihatkan gejala klinis pernafasan
isolasi agen penyebab, dan hasil uji serologis. berat seperti sneezing, coughing dan rales,
Uji serologis yang banyak digunakan adalah daerah wajah terlihat rhinitis dan
secara konvensional yaitu dengan conjungtivitis. Ayam terlihat depresi dan
Microscopic Agglutination Test (MAT). berat badan menurun, pada ayam petelur
Metode MAT menggunakan kultur bakteri dewasa produksi telur dan kwalitas telur
segar dan hanya mempunyai daya tahan 5-9 menurun, bentuk krabang lunak dan
hari, serta kemungkinan reaksi silang antar berwarna pucat serta albumin telur yang
serovar cukup tinggi. Sehubungan dengan hal bersifat encer. Di lapang sering terungkap
tersebut maka diperlukan pengembangan uji adanya kasus IB di dalam flok peternakan
serologis sampai tingkat genus yaitu dengan ayam petelur, keadan ini akan berdampak
ELISA. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merugikan secara ekonomi bagi peternak
mengembangkan penggunaan enzyme-linked unggas. Diagnosa IB di lapang umumnya
immunosorbent assay (ELISA) untuk dilakukan berdasarkan perubahan pathologi
diagnosis Leptospirosis pada sapi, dan anatomi dan serologi yang menggunakan

53
serum convalescent dengan uji Enzyme gangguan pernapasan, kelainan bawaan
Linked Immonosorbent Assay (ELISA) IB. (congenital malformation), dan kegagalan
Perangkat ELISA kit IB yang ada pada saat reproduksi atau keguguran. BVDV-1 biasa
ini diimpor dari luar negeri dengan harga dikenal sebagai BVD yang termasuk ke
yang relative mahal, sehingga dengan dalam galur yang menimbulkan CPE (CPE
pengembangan reagensia teknik ELISA IB strain), sedangkan BVDV-2 termasuk ke
isolat lokal PTS III dapat membantu dalam BVD galur non CPE. Untuk
meringankan pengadaan dan biaya uji ini. mengetahui adanya genotipe 1 dan 2
Indirect enzyme-linked immunosorbent diperlukan identifikasi dan karakterisasi
assay (ELISA) menggunakan isolat lokal molekuler terhadap virus BVD yang
infectious bronchitis (IB) PTS III telah diperoleh. Sehingga diharapkan dapat
dikembangkan untuk mendeteksi antibodi IB diketahui karakteristik virus BVD dari
pada unggas (ayam). Antigen ELISA beberapa daerah di Indonesia. Sebanyak 588
dipersiapkan dari whole virus IB PTS III, di sampel yang terdiri dari sampel darah, feses,
propagasi dalam cairan alantois telur ayam dan semen sapi yang berasal dari daerah Jawa
tertunas specific pathogenic free (SPF). Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta telah
Optimalisasi pengenceran dilakukan terhadap dikoleksi. Hasil RT-PCR menunjukkan
konsentrasi antigen, conjugate dan serum. bahwa dari 588 sampel tersebut terdeteksi
Hasil optical density (OD) dibandingkan positif BVD sebanyak 69 sampel atau
dengan ELISA kit komersial dan 11,74%. Sementara itu, untuk tujuan
heamaglutinasi inhibisi (HI). ELISA isolat karakterisasi molekuler BVDV, maka
lokal IB PTS III yang dikembangkan, dapat dilakukan penyeleksian sampel yang positif
mendeteksi antibodi IB virus baik pada serum BVD dan dihasilkan sebanyak 17 sampel
ayam percobaan di laboratorium maupun yang memenuhi kriteria untuk sampel
serum ayam komersial dari lapang. ELISA sekuensing. Berdasarkan hasil analisis sekuen
isolat lokal IB PTS III ini, mempunyai dan hubungan kekerabatan antara virus BVD
tingkat sensitifitas dengan presentasi lebih isolat Indonesia yang dibandingkan dengan
tinggi terhadap ELISA komersial dan mampu isolat virus BVD yang ada di dunia, maka ke-
untuk monitoring evaluasi pascavaksinasi IB 17 isolat virus BVD Indonesia termasuk ke
dan screening sampel di dalam laboratorium dalam BVDV-1 (genotipe 1).
diagnostik.
4. Pengembangan Teknik Diagnosa
3. Identifikasi dan Karakterisasi Penyakit Coryza pada ayam dengan
Bovine Viral Diarrhea (BVD) pada Menggunakan Antiserum
Sapi Monospesifik

Bovine viral diarrhea virus (BVDV) Infeksius Coryza (Snot) adalah penyakit
memiliki arti ekonomi yang sangat penting saluran pernapasan bagian atas pada unggas
dan merupakan penyakit yang patogen pada terutama ayam yang disebabkan oleh
sapi, termasuk ke dalam kelompok Pestivirus Haemophilus paragallinarum (Hpg) dan
dari famili Flaviviridae. BVDV terdiri dari bersifat akut. Penyakit ini mengakibatkan
dua genotipe yang berbeda yaitu BVDV-1 kerugian ekonomi yang cukup besar karena
dan BVDV-2. BVDV selalu berkaitan dengan bisa menurunkan produksi telur sampai 10-
berbagai macam klinis termasuk diare ringan, 40%, penurunan bobot badan ayam dan

54
mempercepat ayam diafkir. Hpg dapat Penyakit bovine ephemeral fever yang
menyerang ayam broiler ataupun layer segala disebabkan oleh virus bovine ephemeral
umur dengan mortalitas rendah dan fever (BEF) merupakan infeksi virus akut
morbiditas tinggi. Secara rapid plate- pada sapi. Penyakit BEF pada sapi
agglutination test Hpg dibedakan menjadi 3 menyebabkan demam tinggi, penurunan
serotype yang berbeda yaitu serotype A, B produksi susu, abortus, kepincangan atau
dan C. Umumnya tes haemaalutination– kelumpuhan. Penyakit BEF biasanya
inhibition dan immunodiffusion digunakan berlangsung selama tiga hari sehingga BEF
untuk serodiagnosis dari infeksius Coryza disebut juga demam tiga hari. Gejala klinis
tetapi tes tersebut tidak sesuai untuk BEF antara lain ditandai dengan terjadinya
mendeteksi tipe yang spesifik dari antibodi demam secara mendadak, kejang, pincang,
masing-masing serovar Hpg. Selain itu telah adanya leleran dari mulut dan mata serta
dilaporkan bahwa di luar negeri muncul depresi. BEF disebarkan oleh vector
varian baru dari Hpg yaitu varian B. Hal ini (nyamuk) antara lain Culicoides spp. (C.
mempunyai dampak bahwa konfirmasi brevitasis), Culex spp. dan Anopheles spp .
diagnosis terhadap infeksius Coryza semakin Informasi mengenai penyakit BEF di
sulit. Oleh karena itu, untuk mempermudah Indonesia belum banyak dilaporkan sehingga
deteksi dari masing-masing serotipe Hpg prevalensi penyakit BEF dan data
yang lebih spesifik diperlukan antiserum epidemiologinya masih kurang. Diagnosa
monospesifik. BEF dilakukan dengan menggunakan uji
Pada penelitian ini telah dilakukan serum netralisasi dan dengan menggunakan
isolasi dan identifikasi bakteri Hpg dari ELISA yang sampai saat ini masih
sampel swab hidung ayam yang dikoleksi menggunakan kit impor yang harganya cukup
dari lapang, dan hasilnya diperoleh 4 isolat mahal.
lapang H. Paragallinarum serotipe A (2 Dalam penelitian ini telah
isolat), B, dan C masing-masing 1 isolat. dikembangkan teknik ELISA untuk
Telah diperoleh pula imun serum Hpg mendeteksi antibodi virus BEF tanpa
serotipe B yang spesifik, sedangkan untuk menggunakan monoklonal antibodi. Hasil
imun serum Hpg serotipe A dan C masih yang diperoleh ternyata tidak bagus karena
bereaksi lemah (positif satu) dengan antigen hasil OD dari kontrol negatif sangat tinggi,
Hpg lainnya, dan akan dilakukan absorbsi walaupun sudah dilakukan modifikasi dalam
lebih lanjut pada penelitian tahun berikutnya. pengenceran bahan yang digunakan.
Disarankan pada tahun anggaran 2013 untuk Sehingga teknik ELISA tanpa menggunakan
melakukan validasi uji serologis dari imun monoklonal antibodi ini tidak dapat
serum spesifik yang telah diperoleh pada dikembangkan untuk diaplikasikan di lapang.
penelitian tahun 2012. Untuk mengetahui Selanjutnya, dilakukan pengembangan
bahwa metode pengujian tersebut merupakan teknik ELISA dengan menggunakan
metode yang baik, valid dan dapat dipercaya monoklonal antibodi untuk mengetahui
keabsahannya. apakah OD kontrol negatif bisa berubah
menjadi lebih rendah. Hasil menunjukkan
5. Pengembangan Teknik ELISA untuk bahwa OD kontrol negatif berubah menjadi
Deteksi Antibodi Bovine rendah dan berbeda nyata dengan kontrol
Ephemeral Fever. positif yang mempunyai OD tinggi. Dari hasil
ini dapat dikatakan bahwa pengembangan

55
teknik ELISA dengan menggunakan dalam platform multiplek untuk deteksi
monoklonal antibodi dapat digunakan dan beberapa jenis virus secara bersamaan.
diaplikasikan sebagai uji serologis penyakit Sebagai hasilnya, uji RT-PCR untuk setiap
BEF. Meskipun demikian, validasi dan virus yang ditargetkan secara individual telah
evaluasi hasil perlu dilakukan sebelum dapat dilakukan dan dioptimasi. Sembilan
diterapkan untuk monitoring penyakit BEF di kombinasi uji multipleks RT-PCR telah
Indonesia. dirancang untuk deteksi 2-4 jenis virus
Hasil uji serum sampel lapang dari 5 sekaligus, yaitu ND & AI, ND & IB, ND &
lokasi di Jawa Barat (Sukabumi, IBD, ND & AE, AI & IB, IBD & REO, ND
Pangalengan, Lembang, dan Sumedang) dan & AI & IB, ND & AI & IBD, ND & AI & IB
DKI Jakarta dengan menggunakan teknik & IBD. Sebagian besar uji multipleks
ELISA menunjukkan bahwa prevalensi tersebut diatas dapat dilakukan dan
reaktor BEF telah ditemukan pada sapi di didapatkan hasil yang cukup memuaskan.
daerah sampling kecuali Lembang dan Aplikasi 3 macam uji multiplek RT-PCR
Pangalengan. (ND&AI&IB, ND&AE, IBD&REO) pada 84
Teknik deteksi antibodi terhadap BEF sampel lapang dari beberapa peternakan
telah berhasil dikembangkan, namun akan ayam komersial di kabupaten Sukabumi
lebih bagus hasilnya apabila menggunakan ternyata mampu mendeteksi adanya virus
antibodi monoklonal, agar teknik ini dapat ND, AI, AE dan REO baik infeksi tunggal
diterapkan untuk monitoring penyakit maupun campuran
maupun surveilan.
7. Pengembangan teknik diagnosa
6. Pengembangan Teknik Diagnosa Cepat penyakit Bovine Respiratory Syncitial
Berbagai Penyakit Penting pada Virus (BRSV) pada sapi dengan
Unggas untuk Unggas untuk Nested Reverse Transcriptase PCR
Kelompok Virus RNA (Avian (Nested RT-PCR).
Influenza,Disease, Reovirus dan Avian
Encepphalomyelitis) dengan Salah satu penyakit pernafasan penting
Pendekatan Biologi Molekuler yang masih menjadi masalah adalah penyakit
pernafasan yang disebabkan oleh Bovine
Banyaknya patogen virus yang beredar Respiratory Syncytial Virus (BRSV), yang
di industri peternakan ayam komersial merupakan virus dari genus Pneumovirus
menyebabkan kesulitan dalam peneguhan familI Paramyxoviridae . Penyakit
diagnosa suatu penyakit viral di lapang. pernafasan adalah salah satu dari problem
Untuk itu diperlukan suatu terobosan dalam kesehatan terpenting pada anak sapi.
teknologi diagnosis penyakit yang tidak Morbiditas penyakit BRSV sangat tinggi (60
hanya murah dan mudah tetapi juga – 80 %), walaupun mortalitasnya rendah
mempunyai keakuratan yang tinggi. Uji (hingga 20 %).
polymerase chain reaction (PCR) merupakan Penularan virus BRSV umumnya
aplikasi teknik molekuler yang mampu melalui oral ataupun intra nasal. Masa
mendeteksi agen penyakit secara mudah, inkubasi berkisar anatar 2 – 6 hari. Tanda
cepat dan tepat dalam tingkat molekuler. klinis dari penyakit ini adalah keluarnya
Penelitian ini bertujuan untuk cairan hidung yang berlebih, pireksia, batuk
merancang uji RT-PCR untuk keenam virus dan peningkatan frekuensi pernafasan (≥ 60
yang ditargetkan dan mengkombinasikannya gerakan per menit).
56
Walaupun BRSV merupakan patogen Paratuberkulosis atau Johne’s Disease
utama penyebab penyakit gangguan (JD) merupakan penyakit enteritis granuloma
pernafasan pada sapi, namun perangkat kronik terutama pada ternak ruminansia yang
deteksi virus pada sampel asal sapi yang disebabkan oleh Mycobacterium
menujukkan klinis penyakit BRSV masih paratuberculosis. Penyakit ini bersifat
jarang, dikarenakan belum banyak zoonotik potensial, karena bakteri ini
pengembangan teknik untuk deteksi virus dilaporkan juga dapat menginfeksi manusia
tersebut. Masalah utama dalam mempelajari dan lebih dikenal dengan sebutan Crohn’s
pathogenesis BRSV adalah sulitnya untuk Disease (CD). Gejala klinis penyakit pada
mengidentifikasi keberadaan virus secara ternak ruminasia antara lain : diare,
cepat dan akurat. Oleh karena itu diperlukan penurunan berat badan pada kondisi penyakit
pengembangan teknik deteksi BRSV berupa yang progresif, penurunan produksi susu sapi
teknik molekular biologi yaitu nested RT- sehingga sangat merugikan secara ekonomi.
PCR yang memanfaatkan primer gen yang Di Indonesia prevalensi penyakit ini pada
mengkode Glicoprotein F (fusi) BRSV. sapi perah di daerah Jawa Barat dan Jawa
Teknik ini sangat bermanfaat untuk diagnosa Tengah berkisar 2 %. Keberadaan penyakit
penyakit yang disebabkan oleh BRSV, dan ini di Indonesia akan sangat berpengaruh
studi epidemiologi virus BRSV di Indonesia. terhadap proses pembibitan baik untuk sapi
Sebanyak 579 sampel darah dan swab perah maupun sapi potong, karena sifat
hidung dari sapi FH asal DKI Jakarta , sapi penyakit yang kronis dan sangat sulit dalam
PO asal PT. Karyana, sapi FH asal KPBSU pengendalian. Sehingga, diperlukan diagnosa
Lembang, dan sapi FH asal Sumedang telah yang akurat untuk mengontrol keberadaan
diuji dengan menggunakan nested RT-PCR penyakit ini , karena program pengobatan
untuk mendeteksi keberadaan BRSV pada yang mahal, serta tidak adanya vaksinasi
sapi.. Hasil uji nested RT-PCR terhadap yang efektif. Penelitian dilakukan untuk
BRSV menunjukkan bahwa 43 (7,43%) mengembangkan teknik imunokromatografi
sampel terdeteksi positif BRSV. Sementara untuk diagnosa paratuberculosis yang lebih
itu, isolasi virus pun dilakukan terhadap sensitif, spesifik dan mudah diaplikasikan di
sampel yang positif BRSV berdasarkan uji lapang dengan menggunakan antigen M.
nested RT-PCR. Dari 43 sampel yang positif paratuberculosis isolat lokal. Antigen
dengan nested RT-PCR, ternyata hanya 5 didapatkan dengan menumbuhkan M.
sampel yang terdeteksi dengan isolasi virus. paratuberculosis dalam medium sintetik cair
Oleh karena itu, nested RT-PCR yang Watson Reid’s ataupun Midlebrook 7H9
dikembangkan untuk deteksi BRSV pada sapi broth. Kultur ekstrak atau whole cells M.
memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi phlei yang digunakan untuk mengabsorbsi
dibandingkan dengan isolasi virus. Sehingga serum didapatkan dengan menumbuhkan
aplikasi RT-PCR dapat digunakan untuk pada medium sintetik cair (Sauton’s).
deteksi secara langsung, cepat, spesifik dan Sensitifitas dan spesifitas uji
sensitif dalam mendeteksi BRSV pada imunokromatografik untuk deteksi antibodi
sampel sekresi hidung dari ternak sapi baik adalah 5,7 % dan 98,1%, sedangkan uji
yang menunjukkan klinis maupun normal. ELISA dengan menggunakan kit komersial
LSIVet dan IDEXX, masing-masing
8. Pengembangan Uji Cepat mempunyai sensitifitas 42,9 % dan 31,4 %
Paratuberculosis Dengan Teknik dengan spesifitas 92,7 % dan 96,8 %. Seratus
Imunokromatografi
57
tiga puluh sampel serum sapi perah yang perangkap cahaya (light traps) dipasang di
berasal dari Jawa Barat dan diuji dengan kandang sapi untuk menangkap culicoides.
metode ELISA menunjukkan hasil 2 Hasil tangkapan diidentifikasi jenis
seropositif paratuberculosis, sedangkan diuji spesiesnya dan hanya culicoides betina
dengan metode imukromatografi dengan status biologis parous (adanya
menunjukkan hasil negatif. pigment darah didalam abdomen), gravid
(adanya telur didalam abdomen) dan blood
9. Pengembangan Teknologi Deteksi feeding (adanya darah didalam abdomen)
Vector Borne Disease (VBD) dengan yang digunakan untuk ektraksi RNA virus.
RT-PCR sebagai upaya Peringatan Adapun culicoides jantan dan betina dengan
Dini Penyebaran Penyakit status nulliparous (tidak ada pigment darah
Bovine Ephemeral Fever (BEF). didalam abdomen) tidak diekstraksi RNA-
nya karena kemungkinan besar tidak
Penyakit Bovine Ephemeral Fever mengandung virus. Ekstraksi RNA hanya
(BEF) atau demam tiga hari disebabkan oleh dapat dilakukan pada spesies culicoides yang
ephemerovirus (family Rabdovirus) dan jumlahnya banyak (30 – 50 ekor per spesies).
masih sering dijumpai di peternak tradisional Sebanyak 1663 culicoides berhasil ditangkap
maupun komersial, terutama pada masa ditiga lokasi tersebut yang terdiri dari 22
peralihan musim kemarau ke musim spesies. Beberapa diantaranya adalah jenis
penghujan. Kerugian ekonomi yang culicoides yang dikenal sebagai vektor
ditimbulkan akibat penurunan produksi susu arbovirus, seperti C. oxystoma, C. brevitarsis,
dan daging. Culicoides telah lama diketahui C. fulvus, C. peregrines dan lain-lain. Dari 22
sebagai vektor penyakit baik pada manusia species, hanya lima spesies yang dapat
maupun hewan. Sejauh ini lebih dari 1400 diekstrasi RNA virusnya karena jumlahnya
spesies culicoides yang telah berhasil memenuhi untuk persyaratan, yaitu C.
diidentifikasi dan lebih dari 50 jenis virus trithecoides, C. fulvus, C. oxystoma, C. huffi
berhasil diisolasi dari tubuh insek ini. Kendati dan C. peregrines. Hasil pengukuran
demikian, dokumen yang mempublikasi kemurnian ekstraksi RNA mempunyai nilai
perannya sebagai vektor penyakit masih 1,7 – 2,1 yang termasuk dalam kategori
terbatas dan jenis spesies culicoides yang murni.
berpotensi sebagai vektor BEF dibeberapa Dua jenis primer, BEF1 dan BEF2
negara berbeda. Studi vektor culicoides digunakan untuk mengamplifikasi fragmen
terkait dengan penyakit BEF di Indonesia gen N Ephemerovirus.. Hasil amplifikasi
belum pernah dilaporkan sebelumnya. Oleh fragmen gen N dengan primer BEF2
karena itu, kegiatan penelitian ini difokuskan menampilkan pita-pita DNA (hasil transkripsi
pada pengembangan teknologi deteksi vector RNA) pada gel elektoforesis, sedangkan
borne disease (VBD) menggunakan RT-PCR primer BEF1 tidak memberikan hasil yang
sehingga dapat diketahui species culicoides diharapkan. Meskipun dari lima spesies
yang berpotensi sebagai vector penyakit ini. culicoides yang diekstraksi RNA-nya juga
Lokasi penelitian ini berdasarkan tidak menunjukkan adanya pita DNA, tetapi
laporan adanya kasus BEF yang masih sampel kontrol positif (positif
menyerang di beberapa peternakan, ephemerovirus) teramplifikasi dengan
khususnya peternakan tradisional di Kediri, sempurna, baik digunakan secara individual
Yogyakarta dan Sukabumi. Beberapa maupun dicampur dengan primer BEF1.

58
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dikembangkan menunjukkan bahwa vaksin
teknologi RT-PCR yang dikembangkan tersebut telah memenuhi syarat sebagai
dengan primer BEF2 mampu mendeteksi vaksin untuk pencegahan terhadap IBR dan
virus ephemerovirus (penyebab penyakit BEF PI-3. Berdasarkan hasil uji laboratorium
pada ternak). Selanjutnya, teknologi maka vaksin bivalen (IBR/PI-3) inaktif dapat
diharapkan dapat diaplikasikan di lapang, memberikan respon tanggap kebal yang
terutama pada daerah-daerah endemis BEF. cukup tinggi dengan rataan titer (GMT)
mencapai 64 (IBR) dan 256 (PI-3) pada
10. Pengembangan vaksin Bivalen Inaktif minggu ke-6. Hasil uji PCR menunjukkan
untuk Pencegahan Penyakit IBR dan bahwa pada hewan yang divaksinasi tidak
PI 3 pada Sapi terdeteksi adanya virus yang disekresikan
melalui hidung, sehingga vaksin ini sangat
Di Indonesia penyakit IBR dan PI-3 aman untuk lingkungan peternakan. Vaksin
telah terdeteksi di Jawa Barat, Jawa Tengah, bivalen (IBR/PI-3) inaktif isolat lokal harus
Jawa Timur, NTB, Bali, Sumatera Utara, diaplikasikan dengan 2 kali vaksinasi dimana
Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Barat. vaksinasi ke-2 (bosster) dilakukan setelah 3
Secara serologik penyakit IBR pada sapi FH minggu pasca vaksinasi ke-1.
dan PO di Jawa Barat mencapai 46,49%,
sedangkan berdasarkan pendeteksian virus 11. Pengembangan vaksin Avian
BHV-1 sebagai agen penyebab penyakit IBR Influenza berbasis teknologi rekayasa
dengan menggunakan nested PCR di Jawa genetika dalam upaya perbaikan seed
Barat terdeteksi 19,34%. Demikian pula vaksin di Indonesia sesuasi virus
dengan penyakit PI-3 pada sapi telah berhasil influenza subtype H5N1 yang
dideteksi baik secara serologik di beberapa bersirkulasi di lapang.
daerah di Indonesia dengan tingkat prevalensi
bervariasi antara 0- 60% dan telah diisolasi Pada tahun 2010, ditemukannya virus
virus PI-3 dari pedet asal Jawa Barat. Untuk mirip A/Ck/West Java/Pwt-Wij/2006 di pulau
pengendalian penyebaran penyakit IBR, yang Sumatara, Jawa dan Kalimantan
sering dilakukan adalah pemusnahan hewan mengindikasikan dua kemungkinan yaitu
yang secara serologik positip terhadap IBR, virus memang tercipta akibat tekanan
tetapi hal ini dirasa merugiakan karena akan vaksinasi atau karena kurang amannya
mengakibatkan populasi sapi di Indonesia penggunaan vaksin whole virus untuk
akan menurun. Adapun cara lain untuk digunakan sebagai vaksinasi. Penggunaan
mencegah terjadinya penyebaran penyakit vaksin whole virus sebagai vaksin meskipun
IBR yaitu dengan melakukan vaksinasi. organisme dalam vaksin sudah dimatikan,
Demikian juga untuk pencegahan penyakit tetap harus dikontrol keamanannya terhadap
PI-3 hanya dapat dilakukan dengan cara kemungkinan lepasnya partikel virus yang
vaksinasi. Oleh karena itu tujuan dari tidak ikut termatikan pada saat proses di
penelitian ini adalah mengembangkan vaksin produsen. Sehingga pada penelitian ini
bivalen inaktif isolat lokal untuk pencegahan dilakukan penelitian pengembangan vaksin
penyakit IBR dan PI-3 pada sapi. AI berbasis rekayasa genetika dengan
Berdasarkan uji inaktivasi, abnormal menggunakan informasi genetik terkini
toksisitas, potensi terhadap vaksin bivalen sebagai alternatif penggunaan vaksin yang
(IBR/PI-3) inaktif isolat lokal yang telah memiliki potensi serupa vaksin whole virus ,

59
namun lebih aman terhadap lingkungan Indonesia menggunakan preparat obat
terhadap pencemaran virus-virus hidup AI Tripamedium (isometamidium chloride).
yang membahayakan bagi keselamatan Namun, obat tersebut tidak mampu
hewan dan manusia. Metode yang digunakan membersihkan T. evansi dari sirkulasi darah
dalam penelitian ini adalah melakukan induk semang sehingga tidak efektif. Preparat
monitoring sirkulasi virus dengan yang lain adalah Triponil
menggunakan RT-PCR dan sekuensing untuk (diminazene aceturate), tetapi jarang
mengidentifikasi virus yang bersirkulasi dan dijumpai di pasaran. Adapun obat yang
cloning gen HA pada plasmid vektor ekspresi efektif (drug of choice) seperti Cymelarsan
pQE-80L. Hasil monitoring virus hanya (melarsamine hydrochloride) tidak beredar di
berhasil mengidentifikasi satu virus AI Indonesia sehingga kasus Surra masih sering
subtipe H5N1 clade 2.1.3. Hal ini dilaporkan bahkan telah menjadi wabah.
disebabkan karena pada saat pengambilan Kondisi ini melahirkan pemikiran baru untuk
spesimen di lapang, kasus AI sedang mencari preparat anti trypanosomiasis yang
menurun dan jarang terjadi wabah. Selain itu berbasis pada tanaman obat.
pada penelitian ini juga berhasil mengkloning Studi tentang tanaman obat sebagai
gen HA1 dan HA2 virus AI yang diharapkan antitrypanosoma (typanosidal) cukup intensif
dapat dijadikan sebagai alternatif kandidat dilakukan. Pada tahun anggaran 2011 telah
master seed vaksin. berhasil mendapatkan tanaman yang
berpotensi sebagai antisura secara in vitro.
12. Uji ekstrk herbal untuk obat surra Kegiatan tahun 2012 difokuskan pada uji in
secara invivo vivo pada hewan coba dan pengamatan
pengaruh pemberian ekstrak herbal tersebut
Trypanosomiasis atau penyakit Surra pada perubahan patologi anatomi hewan
disebabkan oleh Trypanosoma evansi, yaitu coba.
protozoa darah yang bersifat ekstraseluler dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menyerang berbagai jenis hewan, termasuk aplikasi secara intraperitoneal lebih efektif
ternak. Penyakit ini ditularkan melalui dibandingkan dengan intramuskular. Seluruh
gigitan lalat penghisap darah hewan coba yang diinfeksi menunjukkan
(Haematophagus flies) dan tersebar luas di adanya pembesaran limpa dan dalam
Kepulauan Indonesia. Kerugian ekonomis beberapa kasus dijumpai organ ginjal dan hati
akibat Surra terbilang sangat besar, yaitu berwarna merah pucat. Berdasarkan nilai
berupa kematian, harga obat yang mahal serta PCV dan jumlah eritrosit, pemberian dengan
biaya penanggulangan vektornya. Sifat dosis tunggal tidak mampu meningkatkan
penyakit ini dapat berjalan secara akut nilai tersebut. Pemberian dosis ganda (dua
maupun kronis tergantung pada induk kali) berhasil memberikan nilai PCV dan
semangnya. jumlah eritrosit yang lebih baik, meskipun
Pengendalian dan pemberantasan Surra masih berada dibawah nilai rata-rata
harus melibatkan pengobatan terhadap ternak kelompok hewan coba yang normal dan
yang sakit dan kontrol vektor yang efektif. hewan yang diobati dengan antisura
Langkah ini masih menemui beberapa komersial. Menurut gambaran histopatologis,
kendala di lapang. Salah satu diantaranya pemberian ekstrak daun terjadi infiltrasi
adalah tidak tersedianya obat Surra yang eritrosit pada sinusoid (hemorhagi ringan),
efektif. Sejauh ini, pengobatan Surra di udema, hipertropi hepatocyt dan degenerasi

60
lemak. Oleh karena itu, pemberian dapat sapi (neonatal mortality) menggunakan susu
dilakukan secara bertahap sehingga efek formula yang mengandung imunoglobulin
toksisitas ekstrak daun terhadap hewan coba dalam rangka mendukung PSDS-K 2014”
dapat dikurangi. merupakan kegiatan lanjutan yang dimulai
Ekstrak etanol dan metanol daun sejak tahun 2009. Tujuan penelitian ini
Kipahit (Tithonia diversifolia), Ekor Kucing adalah pengembangan susu kolostrum yang
(Acalypa welkisiana) dan Teh (Camelia mengandung imunoglobulin dan mineral
sinensis) pada dosis 25 mg/Kg BB mampu lainnya untuk pencegahan kematian anak sapi
menghambat pembelahan T. evansi dalam potong (neonatal mortality). Kegiatan
tubuh hewan coba, meskipun tidak dapat penelitian ini dilakukan melalui 4 tahap yakni
membersihkan parasit ini dari peredaran (1) kegiatan lapang dan kegiatan
darah. Hal ini ditandai dengan jumlah laboratorium untuk koleksi sampel penelitian,
parasitemia yang lebih rendah dibandingkan (2) identifikasi penyebab kematian sapi
dengan kelompok infeksi (kontrol negatif). potong dalam pada kawasan program PSDS
Pemberian ekstrak daun tersebut juga mampu di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Barat, (3)
memperpanjang daya tahan hidup hewan analisis IgG dalam susu dan serum sapi, dan
coba selama 2 – 3 hari dibandingkan dengan (4) pengembangan susu formula yang
kelompok infeksi (kontrol negatif). mengandung imunoglobulin protektif untuk
pencegahan kematian anak sapi potong.
13. Pencegahan kematian anak sapi Lokasi penelitian dilaksanakan pada 3
(neonatal mortality) menggunakan propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan DIY.
susu formula yang mengandung Hasil survei lapang diketahui bahwa
immunoglobulin dalam rangka kasus kematian anak sapi masih cukup
mendukung program PSDK 2014. tingggi yakni berkisar antara 33,3 – 36,4% di
Kabupaten Semarang (Jawa Tengah) dan 8,3
Kasus kematian anak sapi (neonatal – 45,5% di Kabupaten Sumedang (Jawa
mortality) sampai umur 6 bulan dilaporkan Barat). Gambaran hematologi sapi potong di
dapat mencapai 20 – 30%. Kematian anak Jawa Tengah nilai neutrofil dan eosinofil
sapi umumnya terjadi pada umur 1 – 7 hari melebihi batas maksimum kondisi normal.
pertama setelah lahir. Penanggulangan Kondisi ini menunjukkan bahwa sapi
kematian anak sapi sampai saat ini masih terinfeksi oleh penyakit bakterial dan/atau
bersifat simptomatis yang hanya parasiter. Berdasarkan hasil isolasi dan
menanggulangi gejala klinis. Pada periode identifikasi penyebab diare pada sapi potong
umur 1 – 3 bulan perlu mendapatkan di Jawa Tengah adalah Eschericia coli, rota
perhatian melalui perawatan kesehatan yang dan corona virus. Begitupula sampel asal
baik sehingga anak sapi dapat tumbuh dan Kabupaten Sragen paling banyak infeksi oleh
berkembang dengan baik pula. Anak sapi rota virus yang menimbulkan diare baik pada
membutuhkan air susu kolostrum yang cukup induk maupun anak sapi.
tinggi 2 – 3 liter/hari, namun pada sapi Hasil analisis mikromineral pada sapi
potong sering terjadi kekurangan pemberian potong di Jawa Tengah dan Jawa Barat
susu kolostrum kepada anak sapi yang menunjukkan bahwa nilai rata – rata zat besi
berakibat pada kematian anak sapi (neonatal (685,6 mg/l) dan magnesium (638,8 mg/l)
mortality). lebih tinggi daripada batas normalnya,
Penelitian “Pencegahan kematian anak sebaliknya nilai rata – rata kalsium dalam

61
darah sapi (369,8 mg/l) lebih rendah dari urinae, Bacillus cereus, Bacillus pumilus,
batas normal. Sementara itu pada anak sapi, Bacillus megaterium, Bacillus polymixa,
nilai rata – rata zat besi mencapai 580,0 mg/l Bacillus subtilis var. Globii, Enterococcus
dan magnesium mencapai 400,0 mg/l lebih avium, Enterococcus hirae, Enterococcus
tinggi dibanding kisaran normal, sedangkan faecium, Lactobacillus casei, Lactobacillus
kalsium mencapai 232,1 mg/l lebih rendah casei ssp Ramnosus, Lactobacillus fermetum,
dari kisaran normal. Selanjutnya,. sampel Lactobacillus plantarum, Leptospira
susu yang diperiksa mengandung kadar interogans 15 serovar, Leuconostoc
kalsium dan magnesium dibawah kisaran pseudomesenteroides, Pasteurella multocida,
normal (800 – 1100 mg/l Ca dan 200 – 350 Pasteurella haemolytica, Pasteurella
mg/l Mg) dan sebanyak 18 (64,3%) sampel pneumotropica, Pediococus species dan
susu mengandung kadar pospor dibawah Streptococcus sanguis. Konservasi virus
kisaran normal. Beberapa sampel di sebanyak 37 isolat terdiri dari Avian
Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami Influenza subtipe H5N1, Infectious Bovine
defisiensi kalsium, magnesium dan pospor Rinotracheitis, Infectious Bronchaitis,
yang kemungkinan disebabkan karena Infectious Laryngotracheitis, dan Newcastle
kualitas hijauan pakan ternak yang kurang disesase. Konservasi kapang dan khamir 2
memadai. Analisis IgG dan IgM dalam susu isolat maning-masing Dudingtonia flagrant
sapi potong masih dalam proses analisis. dan Saccharomyces cerevisiae Konservasi
parasit darah (protozoa) sebanyak 11 isolat
14. Konservasi dan Karakterisasi 100 yaitu Trypanosoma evansi. Pada kegiatan
Isolat Lokal Mikroba Veteriner yang karakterisasi telah dilakukan kontrol mutu
Berpotensi Sebagai Kandidat Vaksin, (uji viabilitas, kemurnian dan reidentifikasi)
Bahan Diagnostik dan Probiotik terhadap 58 koleksi mikroba di BCC dalam
konservasi eks situ selama 8 sampai dengan
Tahun 2012 BBalitvet telah melakukan 28 tahun, yang terdiri dari 37 koleksi bakteri
kegiatan Konservasi dan Karakterisasi 100 dan 21 koleksi viru. Hasil menunjukkan
isolat mikroba veteriner yang berpotensi bahwa 56 koleksi dikonservasi kembali, 2
sebagai kandidat vaksin, bahan diagnostik koleksi bakteri dikeluarkan dari daftar
dan probiotik. Tujuan dari kegiatan ini untuk koleksi dan 32 koleksi direjuvenisasi.
melestarikan plasma nutfah mikroba yang Disamping itu telah dilakukan penapisan
berpotensi. Telah dikonservasi sebanyak 122 sebanyak 27 isolat bakteri yang berpotensi
isolat mikroba yang terdiri dari 66 koleksi memproduksi bakteriosin dari 208 isolat
baru dan 56 koleksi lama hasil kontrol mutu. bakteri Gram positif. Daftar koleksi biakan
Konservasi secara ex-situ dengan metode plasma nutfah mikroba veteriner BBalitvet
frezze-drying (bakteri, virus dan Tahun 2012 telah disusun dan dilaporkan
kapang/khamir), cryopreservation dalam N2 terpisah.
cair (protozoa menggunakan medium
krioprotektan glicerol 7,5%) dan subkultur 15. Pengendalian Penyakit IBR
berulang (bakteri leptospira yang tidak tahan Menggunakan Vaksin Buatan
teradap metode frezze-drying). Konservasi BBalitvet.
bakteri sebanyak 72 isolat terdiri dari Berdasarkan uji inaktivasi, abnormal
Acetobacter xylinum, Actinobacter toksisitas dan potensi terhadap vaksin IBR
baumanii, Actinomyces israeli, Aerococcus inaktif isolat lokal (N60521T/Jabar/07) yang

62
telah dikembangkan BBalitvet menunjukkan atas. Oleh karena itu, mengingat
bahwa vaksin tersebut telah memenuhi kompleksitas permasalahan tersebut, pada
syarat sebagai vaksin IBR inaktif. Hasil tahun anggaran 2012 ini, kegiatan penelitian
aplikasi vaksin IBR inaktif tersebut yang Penyakit Jembrana difokuskan pada upaya
telah dilakukan di daerah Kalimatan Selatan pembentukan dan keterlibatan pada
dapat memberikan respon tanggap kebal yang Konsorsium Penyakit Jembrana dan kegiatan
cukup tinggi dengan rataan titer antibodi lapang (pengambilan sampel) dan
mencapai 30,45 (GMT) pada bulan ke-8. laboratorium pengujian serologi mendukung
Hasil uji PCR menunjukkan bahwa pada program Konsorsium tersebut.
hewan yang divaksinasi tidak terdeteksi Setelah melalui 4 (empat) kali
adanya virus yang disekresikan melalui pertemuan, ide tentang perlunya Konsorsium
hidung, sehingga vaksin ini sangat aman Penyakit Jembrana dapat diterima namun
untuk lingkungan peternakan. Vaksin IBR pembagian dan mekanisme kerja institusi
inaktif isolat lokal harus diaplikasikan dengan serta pendanaan masih dalam proses
2 kali vaksinasi dimana vaksinasi kedua pembahasan. Hasil kegiatan lapang dan
(booster) dilakukan setelah 1 bulan pasca pengujian serologis Penyakit Jembrana
vaksinasi pertama dan dapat digunakan untuk sebagai bagian dari Konsorsium,
sapi bunting serta aman bagi fetus. Vaksinasi menunjukkan bahwa secara serologis sapi
ulang dapat dilakukan setiap 1 tahun sekali. Bali di Kabupaten Jembrana, Kabupaten
Tabanan dan Kotamadya Denpasar memiliki
16. Pengembangan teknik deteksi prevalensi keseluruhan cukup tinggi yaitu
serologik infeksi penyakit Jembrana 47,97%. Namun demikian untuk kehati-
dalam rangka pengembangan vaksin hatian pengambilan keputusan program
JDV. vaksinasi, disarankan uji serologis ELISA ini
dilakukan konfirmasi dengan uji Western
Penyakit Jembrana adalah penyakit Blotting yang akan dilaksanakan tahun depan.
yang secara alami menyerang ternak
ruminansia besar dan disebabkan oleh virus 17. Isolasi dan Identifikasi Cendawan
Retro (famili Retroviridae, sub-famili Penyebab Keguguran Pada Sapi
Lentivirinae). Penyakit Jembrana sejak
pertama kali dilaporkan menyerang sapi Bali Aborsi pada sapi yang disebabkan
pada tahun 1964 di Kabupaten Jembrana, kini oleh spesies Candida telah dilaporkan di luar
telah menyebar ke beberapa propinsi, negeri. Dari laporan kasus yang terjadi di luar
terutama yang memiliki populasi sapi Bali. negeri, jenis cendawan yang berhasil
Permasalahan pada program penanggulangan diidentifikasi sebagai penyebab keguguran
penyakit Jembrana antara lain bahwa dalam adalah kapang Aspergillus, terutama A.
rangka melaksanakan program vaksinasi fumigatus, A. flavus, A. nidulans, A. terreus,
masih diperlukan vaksin yang efektif yang A.niger dan A. versicolor, dan kapang lain
bukan berasal dari vaksin “konvensional” seperti Mucor rhizopodiformis, M. disperse,
saja. Permasalahan lain adalah dukungan uji M. psillus, Absidia corymbifera, A. ramosa,
serologis pada program vaksinasi tersebut. dan Allescheria boydii, Rhizopus arrhizus, R.
Balai Besar Penelitian Veteriner pada boyinus, Mortierella polycephala, M. Zychae,
kegiatan pengendalian dan penanggulangan M.rhizopodiformis, M. Wolfi, Koniospora
Penyakit Jembrana diharapkan berperan pada lanuginose. Sedangkan khamir adalah
penanganan terhadap kedua permasalahan di
63
Candida tropicalis, Polystictus dan Nocardia Melamin adalah suatu zat organik
asteroids. dengan berat molekul 126,12 berbentuk
Kejadian infeksi mikotik yang mungkin kristal putih dan agak sulit terlarut dalam air.
dapat mengakibatkan keguguran atau abortus Penambahan melamin ditujukan untuk
pada hewan belum pernah dilaporkan di meningkatkan kadar nitrogen sehingga pada
Indonesia, sehingga tidak diketahui saat susu diperiksa seolah olah susu
kemungkinan ada atau tidaknya kejadian mempunyai kandungan protein yang tinggi,
abortus yang disebabkan oleh jamur. Metoda karena secara umum kandungan protein
konvensional secara kultur dan isolasi ditetapkan dengan cara menentukan
penyebab infeksi serta identifikasi, kandungan nitrogennya. Pada akhir tahun
merupakan cara diagnosa penyakit awal yang 2008, dilaporkan dari Cina banyak bayi yang
dilakukan dalam dunia medis dan veteriner. mengalami kerusakan ginjal dan bahkan
Untuk pencarian kasus penyakit yang belum beberapa diantaranya meninggal dunia.
terdeteksi secara kongkrit, seperti keguguran Setelah diselidiki ternyata penyebabnya
akibat cendawan, maka metoda kultur adalah adanya kandungan melamin di dalam
merupakan cara yang sederhana dan murah. produk susu di RRC. Penelitian ini bertujuan
Pada kegiatan penelitian ini telah untuk mendapatkan metode dalam
dilakukan pengambilan sampel cairan vagina mendeteksi melamin dan melakukan analisis
dan sampel semen beku seta mencari kasus residu melamin pada susu bubuk impor
sapi abortus yang disebabkan oleh jamur. secara chromatography serta mendapatkan
Sampel cairan vagina dikoleksi dari sapi-sapi data kandungan melamin dalam susu bubuk
yang sulit hamil dan pernah keguguran, dan impor. Tahapan penelitian meliputi
dari sapi normal sebagai kontrol, serta pengembangan metode secara HPLC dan
sampel berupa semen beku (straw). Proses LCMS, validasi metode, dan analisa sampel
pemeriksaan sampel cairan vagina dan semen susu bubuk secara LCMS. Pada penelitian ini
beku dengan pembiakan pada media didapatkan hasil bahwa analisa melamin
Sabouraud terdapat pertumbuhan koloni secara LCMS lebih baik dibandingkan
cendawan khamir dan kapang. Khamir dengan HPLC.
merupakan organism /flora normal di saluran- Analisa melamin yang dikembangkan
saluran tubuh hewan dan merupakan agen dengan menggunakan LCMS dapat
oportunis yang mungkin bisa berperan di diaplikasikan untuk analisa melamin pada
dalam gangguan reproduksi, seperti repeat susu bubuk. Limit deteksi melamin 5 ppb dan
breeding. Penelitian ini belum bisa limit kuantitasi 7 ppb. Analisa melamin
menyimpulkan tentang adanya aborsi mikotik dengan menggunakan LCMS pada 35 sampel
pada sapi di Indonesia. Tetapi khamir/ragi susu bubuk dari swalayan di daerah Jabar
yang terdapat di saluran reproduksi (vagina) (Bandung) dan DKI Jakarta, sebanyak 40%
kemungkinan ada hubungannya dengan tidak terdeteksi, sedangkan 60% sampel
gangguan konsepsi. terdeksi adanya melamin dengan kadar sangat
kecil dalam kisaran 5,1 ppb sd 26,5 ppb
18. Penentuan Cemaran Melamin dalam (1/200 sd 1/38 kali batas limit, batas limit =
susu import secara Liquid 1mg/kg = 1ppm =1000 ppb ). Sampel dari
Chromatography Mass spectrometer karantina sebanyak 91,3% (n=46) terdeteksi
(LCSM). adanya melamin dengan kadar dalam kisaran
6,7 ppb sampai 61,5 ppb (1/49 kali sampai

64
1/16 kali lebih kecil batas limit). Namun O157 non hemolisis. Pembuatan hiperimun
demikian, semua sampel yang dianalisa terhadap toksin VTEC/SLTEC pada kambing
hasilnya dibawah batas limit (1 ppm). masih berlangsung.

19. Teknik Reserve Passive Latex 20. Pengembangan Strip


Aglutination (RPLA) test untuk Immunokhromatografi berbasis
Deteksi Verositotoksin Escherchia coli. antibody Poliklonal untuk Deteksi
(VTEC/SLTEC) pada sampel pangan. Aflatoksin MI pada Produk
Peternakan.
Keracunan makanan yang disebabkan
oleh shiga-like toksin yang dihasilkan oleh Aflatoksin merupakan kontaminan
E. coli (SLTEC) atau disebut juga alami yang dihasilkan oleh kapang
verotoxigenic E. coli (VTEC) telah tersebar Aspergillus sp terutama Aspergillus flavus
di seluruh belahan dunia termasuk di dan Aspergillus parasiticus. Kapang ini
Indonesia. Toksin tersebut dapat disebarkan banyak ditemukan pada produk pertanian
melalui makanan (food borne pathogen) yang digunakan sebagai bahan pakan ternak.
termasuk bahan pangan, air, dan feses. Jenis aflatoksin yang paling toksik, aflatoksin
Untuk mencegah atau mengurangi kasus B1 (AFB1) di dalam tubuh ternak akan
tersebut perlu adanya deteksi toksin tersebut terhidrolisis menjadi aflatoksin M1 (AFM1)
secara dini terhadap makanan atau bahan sebagai metabolit. Residu AFM1 ditemukan
pangan dalam rangka menunjang program pada produk ternak seperti daging, susu,
keamanan pangan dan kesehatan masyarakat. telur, hati, serta organ lainnya sehingga tidak
Teknik deteksi langsung toksin tersebut aman untuk dikonsumsi. Untuk menghindari
dengan metode reverse pasive latex pengaruh AFM1 terhadap kesehatan, maka
agglutination (RPLA) telah dikembangkan di perlu dilakukan analisis AFM1 pada produk
BBalitvet. Pada tahap pertama (tahun 2012) ternak dengan teknik deteksi yang cepat dan
dari studi ini telah dilakukan isolasi, akurat. Strip imunokhromatografi merupakan
identifikasi dan karakterisasi isolat lokal E. salah satu teknik imunoassay yang praktis
coli yang berpotensi memproduksi toksin untuk digunakan di lapang dengan
verotoksigenik (VTEC), dan pembuatan memberikan hasil secara cepat dan akurat.
hiperimun terhadap toksin VTEC/ SLTEC. Pada tahun 2012 telah dilakukan
Telah teridentifikasi sebanyak 269 isolat penelitian pengembangan strip
E.coli hasil isolasi dari 345 sampel yang imunokhromatografi untuk mendeteksi
berasal dari beberapa sumber ternak dan adanya cemaran AFM1 pada produk ternak di
bahan pangan asal ternak. Sebanyak 85 dari BBalitvet. Tujuan jangka pendek dari
269 isolat tersebut terkarakter E. coli VTEC kegiatan penelitian ini yaitu produksi antibodi
dengan tingkatan verotoksisitas sedang poliklonal anti AFM1 pada kelinci,
sebanyak 32 isolat, sangat toksik sebanyak penentuan format imunostrip, dan seleksi
53 isolat. Dari 53 isolat E. coli VTEC bahan pelabel atibodi.
tersebut, 14 isolat diantaranya memiliki Antibodi diproduksi dengan
toksisitas tertinggi (pengenceran > 215) yang menggunakan AFM1-BSA sebagai antigen
terdiri dari dari 4 isolat terkarakter O157  yang disuntikan pada kelinci (New Zealand
hemolisis, 3 isolat O157 non hemolisis, 5 White) sebanyak 4x100µg AFM1-BSA.
isolat non O157  hemolisis, dan 2 isolat non Booster dilakukan 3 minggu setelah

65
penyuntikan terakhir dan darah diambil setiap rata-rata 1,21 - 5,7% (±5%). Berdasarkan
minggu untuk diambil serumnya. Titer keseluruhan hasil uji validasi pengembangan
antibodi diuji secara id-ELISA (indirect metode kit ini menunjukkan cukup signifikan
enzyme-linked immunoassay) dan spesifitas sehingga intensitas warna biru dari standar
diketahui melalui dot blot immunoassay. Uji paraquat mulai 25, 50, 75 dan 1.000 ppm
spesifitas menunjukkan bahwa antibodi yang dapat dijadikan sebagai deret warna paraquat
dihasilkan bereaksi positif dengan AFM1, (metode kit) dan menjadi pembanding
akan tetapi titer antibodi belum dapat (acuan) dalam analisis paraquat dalam sampel
ditentukan karena antigen AFM1-BSA untuk tanaman dan metode kit ini cukup valid
ELISA tidak tersedia karena tidak dapat untuk analisis herbisida paraquat dalam
diperoleh sampai akhir tahun penelitian. tanaman. Hasil analisis sampel asal Banten
(Cikasungka, Cigudeg, Rangkasbitung) dan
21. Pengembangan metode Kit (deret Garut (Pameuengpeuk, Cisompet) negatif
warna) untuk deteksi residu herbisida terhadap senyawa ammonia, klorida dan
Paraquat dalam pakan ternak bahan oksidan (hasil degradasi paraquat),
sedangkan sampel asal Sukabumi
Telah dilakukan pengembangan metode (Salabintana, Cikidang) menunjukkan positif
kit analisis herbisida paraquat dalam terhadap ketiga senyawa hasil degradasi
tanaman.. Paraquat dalam ekstrak air tanaman paraquat tersebut.
direduksi dengan glukosa dalam medium
basa (NaOH) dan ion radikal warna biru yang 22. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap
dihasilkan diukur dengan spektrofotometer Pencemaran Aflatoksin M 1 pada
pada panjang gelombang 600 nm. Dilakukan Pakan Sapi Perah dan Tingkat
uji validasi terhadap pengembangan metode: Residunya pada susu yang dihasilkan.
presisi dan linearitas dari standar paraquat
dengan konsentrasi mulai dari 5, 10, 20, 30, Pemanasan global yang dapat
40 dan 50 ppm masing - masing 5 ulangan. meningkatkan suhu dunia rata-rata antara 1,8
Kemudian uji validasi metoda kit paraquat hingga 4°C. Hal ini akan menyebabkan
dalam sampel tanaman : presisi, linearitas dan adanya perubahan pola curah hujan, kenaikan
uji perolehan kembali dari 4 macam permukaan laut dan kekeringan serta
konsentrasi paraquat: 25, 50, 75 dan 100 berubahnya arah dan kecepatan angin yang
ppm. Hasil uji validasi dari standar paraquat: berdampak pada pergeseran musim.
presisi rata-rata mulai dari 1,0- 5,88% Perubahan ini berpengaruh pada
(±5%), uji linieritas dengan koefisien pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin
korelasi:rata-rata r2 : 0,997- 0,999 mendekati (termasuk aflatoksin), karena kapang
korelasi terbaik (0,999). Hasil uji validasi toksigenik pertumbuhannya dipengaruhi oleh
metode kit paraquat dengan uji perolehan faktor suhu dan kelembaban. Peningkatan
kembali rata-rata: 95,89%, 108,18%, kontaminasi aflatoksin perlu mendapat
101,11% dan 100,30 % yang masuk kisaran perhatian karena aflatoksin merupakan salah
70 - 110%, kriteria yang diterima dalam satu mikotoksin yang dilaporkan sebagai
validasi analisis residu petisida. Kemudian pencemar utama yang berpengaruh terhadap
hasil uji linearitas: rata- rata kofesien kesehatan ternak dan terbentuknya residu
korelasi( r2 ) 0,966 - 0,999 merupakan aflatoksin M1 dalam susu yang
korelasi yang baik (0,999) dan presisi dengan dihasilkannya. Tujuan dari penelitian ini

66
adalah untuk mengetahui dampak perubahan dan Tanggamus yang diharapkan mewakili
cuaca terhadap kadar aflatoksin dalam pakan daerah dataran rendah dan dataran tinggi.
ternak sapi perah dan kadar aflatoksin M1 Pengambilan sampel dilakukan pada musim
dalam susu yang dihasilkannya pada musim hujan dan musm panas, sedangkan sampel
yang berbeda (hujan dan kemarau) dan lokasi yang dikoleksi berupa tanah, hijauan dan
berbeda (dataran tinggi dan rendah) yang susu. Dari sampel yang dikoleksi pada musim
dikaitkan dengan pengamatan cuaca selama hujan terdeteksi residu golongan
5-10 tahun terakhir dari wilayah Jakarta, organoklorin (lindan, heptaklor dan
Pangalengan dan Sukabumi. Data BMKG klorfrifos) sedangkan sampel yang dikoleksi
tahun 2006-2010 untuk wilayah Pangalengan, pada musim kemarau terdeteksi lebih
tahun 2007-2009 untuk wilayah Sukabumi, beragam (lindan, heptaklor, aldrin dieldrin,
serta tahun 2002-2008 untuk Jakarta tidak endrin, endosulfan dan DDT). Dari data
ada perubahan suhu, kelembaban dan curah yang dihasilkan ternyata musim berpengaruh
hujan yang berarti. Curah hujan yang rendah pada timbulnya residu pada tanah, hijauan
dimulai pada bulan Mei hingga Okober dan maupun susu. Sedangkan sampel yang
kondisi terendah pada bulan Juli atau dikoleksi musim kemarau residunya lebih
Agustus. Hasil analisis terhadap sampel tinggi serta lebih beragam jenis pestisidanya.
pakan yang dikumpulkan dari peternak di Karena pengaruh panas residu tidak ada yang
Pangelengan dan Sukabumi menunjukkan terlarut sehingga lebih terakumulasi pada
bahwa sebagian besar pakan tercemar oleh hijauan yang menyebabkan timbulnya lebih
aflatoksin meskipun pada status cemaran banyak residu pada susu yang dihasilkan.
yang belum membahayakan ternak. Meskipun residu yang terdeteksi masih
Sedangkan, susu sapi segar yang dibawah batas maksimum residu (BMR) yang
dikumpulkan dari wilayah Pangalengan, diizinkan namun karena residu tersebut
Sukabumi, Lampung dan Jakarta tidak golongan organoklorin maka perlu
terdeteksi adanya residu aflatoksin M1 diupayakan untuk meminimalisasinya agar
kemungkinan karena pada umumnya ternak susu yang dihasilkan bebas dari residu
hanya diberi hijauan rumput dan hanya pestisida. Dari data kuesioner yang diberikan
sedikit atau tanpa menggunakan tambahan pada peternak diketahui bahwa produksi susu
pakan. dari 3 lokasi peternakan tersebut lebih
rendah dari tahun sebelumnya hal ini
23. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap kemungkinan disebabkan oleh karena terjadi
Cemaran Pestisida pada Pakan Sapi kenaikan suhu udara.
Perah dan Tingkat Residunya pada
susu yang dihasilkan. 24. Antisipasi Kejadian Wabah Penyakit
Hewan dalam menghadapi
Pengamatan perubahan iklim terhadap Perubahan Iklim.
timbulnya residu pestisida terutama golongan
organoklorin pada tanah bekas tanaman Perubahan iklim yang sedang dihadapi
sayuran, hijauan sebagai pakan sapi perah saat ini dapat mempengaruhi berbagai aspek
dan susu yang dihasilkan telah dilakukan di kehidupan seperti produksi dan produktivitas
3 lokasi peternakan. Koleksi sampel untuk pertanian termasuk peternakan, kualitas dan
dianalisis jenis residunya telah dilakukan dari keamanan pangan, keragaman hayati serta
peternakan di Jakarta Selatan, Pangalengan wabah penyakit hewan. Kondisi iklim

67
ekstrim mengakibatkan peningkatan resiko yang positip terhadap Trypanosoma dan satu
kejadian wabah penyakit baik pada hewan ekor dubious (meragukan) namun cenderung
dan manusia serta pencemaran oleh berbagai dinyatakan positip sehingga prevalensi
senyawa toksik. Dalam beberapa tahun trypanosomiasis pada kerbau di kecamatan
terakhir telah terjadi berbagai wabah penyakit ini berkisar antara 47,37 – 52,63%.
di Indonesia antara lain wabah penyakit Prevalensi sebesar 47,37% dikategorikan
cacing di Kalimantan Timur, penyakit sebagai tingkat prevalensi penyakit yang
Jembrana di Kalimantan Selatan, penyakit sangat tinggi mengingat pada umumnya
Surra di Jawa Timur dan NTT serta penyakit prevalensi trypanosomiasis di Indonesia
rabies di pulau Bali. Sehingga peran dengan MHCT tidak melebihi 5%.
perubahan iklim terhadap penyakit – penyakit Sebaliknya pada kuda, tingkat prevalensinya
tersebut perlu dipelajari. lebih rendah dibanding pada kerbau yakni
Diantara beberapa penyakit ternak dari 22 ekor kuda, hanya 1 ekor yang positip
besar, penyakit yang ditularkan melalui dan 1 ekor dubious cenderung positip
vektor (vector borne disease) masih menjadi sehingga prevalensi berkisar antara 4,5 –
masalah dikalangan peternak karena terkait 9,1%. Selanjutnya di Kecamatan Lewa, dari
langsung dengan dampak perubahan iklim. 25 sampel darah kuda yang diambil
Perubahan iklim yang ekstrim memicu dinyatakan negatip terhadap Surra. Meskipun
berkembangnya populasi vektor dan demikian, lokasi ini belum dapat disimpulkan
berakibat pada penyebaran penyakit yang aman terhadap penyakit Surra sebelum
semakin luas. Salah satu vector borne disease dilakukan pemeriksaan yang menyuluruh dan
pada ternak besar yang menyebabkan berulang. Hasil isolasi agen penyakit dari 7
kerugian ekonomi yang tinggi di Indonesia sampel darah kerbau yang positip telah
adalah penyakit Surra. Pada peternakan ayam berhasil diisolasi sebanyak 6 isolat
broiler, permasalahan yang sering terjadi Trypanosoma evansi dari Sumba Timur.
adalah munculnya berbagai jenis penyakit Demikian pula dengan kejadian wabah
hewan seperti penyakit pernapasan (CRD, penyakit AI pada itik, hasil analisis
Coryza), Gumboro, Avian Influenza (AI) dan laboratorium diketahui bahwa wabah AI pada
Newcastle Disease (ND). itik disebabkan oleh virus avian influenza
Selama tahun 2012 ini, tercatat 2 kasus H5N1 patogenik dari clade yang tidak pernah
utama wabah penyakit hewan di Indonesia dijumpai di Indonesia sebelumnya. Virus AI
yakni (1) penyakit Surra yang menyerang tersebut merupakan introduksi dari luar
sapi, kerbau dan kuda di Propinsi Indonesia. Namun berdasarkan uji biologis
Nusatenggara Timur dan (2) penyakit avian pada telur itik tertunas terdapat indikasi
influenza (AI) pada itik di Propinsi Jawa bahwa wabah penyakit AI pada itik tersebut
Barat, Jawa Tengah, DI – Yogyakarta, Jawa dapat disebabkan oleh virus lain selain virus
Timur, Bengkulu, Lampung dan Riau. Survei AI seperti duck viral hepatitis. Kegiatan
lapang dalam rangka konfirmasi kejadian penelitian AI dilanjutkan secara terpadu
wabah penyakit Surra telah dilakukan pada melalui konsorsium penelitian untuk
dua kecamatan di Kabupaten Sumba Timur mempelajari pengendalian wabah AI pada
(NTT). Hasil analisis berdasarkan pengujian itik dan pengembangan vaksin AI.
microhaematocrite terhadap sampel darah
asal Kecamatan Waijelu menunjukkan bahwa
dari 19 ekor Kerbau yang diperiksa (secara
klinis kelihatan sehat) terdapat 9 ekor kerbau
68
25. Karakterisasi Molekular dan Derajat teridentifikasi. Penanda molekuler T. evansi
Patogenitas Trypanosoma Evansi isolat-isolat lokal berdasarkan berbagai
Isolat Lokal Indonesia Pada Sapi an tingkat patogenitas dan sebaran geografisnya.
Kerbau. Penanda ini sangat berguna untuk studi
epidemiologi molekuler dan dinamika T.
Trypanosoma evansi adalah protozoa evansi di sepanjang kepulauan Indonesia.
darah berflagella di dalam darah secara Dari hasil penelitian telah diperoleh dua
ekstraseluler yang menyebabkan penyakit puluh empat (24) isolat T. evansi yang 50%
trypanosomiasis (Surra). Penyakit ini memiliki derajat patogenisitas tinggi, 33%
ditularkan melalui vektor lalat penghisap moderat dan 17% rendah terhadap mencit
darah jenis Tabanus, serta menyerang DDY. T. evansi yang berhasil diisolasi dari
seluruh hewan vertebrata, seperti hewan daerah yang sedang terjadi wabah di pulau
ternak (sapi, kerbau, kuda), hewan Sumba ternyata memiliki derajat
kesayangan (anjing, kucing), dan hewan liar. patogenisitas yang berbeda-beda terhadap
Sejauh ini, BBalitvet telah berhasil mencit DDY. Sedangkan, hasil uji ELISA
mengisolasi T. evansi dari beberapa daerah di menunjukkan bahwa imunoglobulin yang
pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dihasilkan mencit DDY (induk semang)
Madura dan Sumbawa Besar. Isolat-isolat sebagai respon adanya infeksi T. evansi tidak
tersebut belum diidentifikasi tingkat mampu melindungi akibat serangan parasit
patogenitasnya dan belum dikarakterisasi tersebut. Lonjakan kadar sitokin
secara molekuler. Di sisi lain, data proinflamatorik dalam darah diduga ada
keragaman genetik T. evansi yang hubungan dengan kematian mencit DDY
berhubungan dengan tingkat patogenitas yang diinfeksi dengan T. evansi. Gen ESAG6
sangat diperlukan untuk pengembangan dan ESAG7 tidak dapat dipakai sebagai
deteksi dini penyakit Surra termasuk penanda derajat patogenisitas isolat T. evansi.
pemilihan isolat sebagai kandidat vaksin. Penelitian ini masih perlu dilanjutan tahun
Disamping itu, studi tentang hubungan berikutnya untuk mengamplifikasi kandidat
antara spesies Trypanosoma yang patogen gen yang lain untuk mendapatkan marka
dan keragaman genetiknya adalah sangat vital genetik yang dapat digunakan untuk
dalam strategi pengendalian dan pengobatan membedakan isolat yang memiliki derajat
trypanosomiasis sekaligus untuk mengetahui patogenisitas tinggi dan rendah.
molekuler epidemiologi dan evolusi parasit
ini. Teknik molekuler telah terbukti 26. Biosekuriti dan manajemen
mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi penanganan penyakit ayam broiler
baik dalam tehnik diagnosis ataupun untuk untuk peningkatan produksi
uji keragaman genetik.
Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk Ayam broiler merupakan salah satu
mengetahui hubungan antara tingkat unggas yang dibudidayakan untuk diambil
patogenitas isolat lokal T. evansi yang dagingnya dan memberikan kontribusi
diinfeksikan pada hewan coba dengan profile terbesar terhadap penyediaan daging.
karakter molekulernya, selanjutnya data yang Permasalahan yang sering terjadi di
diperoleh dipetakan berdasarkan asal peternakan ayam broiler di Indonesia adalah
geografis isolat tersebut sehingga penyebaran munculnya penyakit-penyakit seperti
patogenitasnya di Indonesia dapat penyakit CRD, Coryza, Gumboro (Infectius

69
bursal disease), AI (Avian influenza) dan ND dengan presentase yang paling tinggi adalah
(Newcastle disease). Adanya isu global Kolibasilosis , kemudian diikuti oleh Asites,
warming yang mengakibatkan kenaikan suhu Gumboro, ND, Pulorum, Nekrotik enteritis
lingkungan akan membawa berbagai dampak dan CRD. Untuk strategi pengendalian
yang spesifik, termasuk ke dunia peternakan. penyakit ayam broiler perlu dilakukan
Saat musim hujan, suhu udara di dalam diagnosa yang tepat, tatalaksana
kandang menjadi dingin, dan udara dalam pemeliharaan yang baik dan biosekuriti ketat
kandang menjadi lembab. Sebaliknya antara lain dengan melakukan pengafkiran
dimusim kemarau, suhu udara di dalam pada ayam yang terinfeksi, membersihkan
kandang menjadi panas, kadar kandang dengan tekanan air tinggi dan
karbondioksida meningkat dan udara dalam penyemprotan dengan desinfektan,
kandang terasa lebih pengap. Kondisi seperti mengosongkan kandang minimal 2 minggu
ini sulit dihindari dan mengakibatkan setelah dibersihkan dan pengontrolan lalu
kematian dengan tingkat mortalitas yang lintas (kendaraan dan manusia) yang keluar
cukup tinggi. masuk lokasi peternakan. Untuk peningkatan
Vaksinasi, pengobatan dan manajemen produktivitas disarankan meningkatkan
pemeliharaan yang baik merupakan beberapa pengetahuan peternak tentang penanganan
tindakan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan pengetahuan
dan penanganan penyakit. Hal penting lain peternak mengenai manajemen pemeliharaan
yang juga harus dilakukan adalah biosekuriti. ayam yang baik/sesuai standar.
Penerapan biosekuriti yang ketat dan
berkelanjutan sangat menentukan 27. Status Fe dan Zn pada ternak
keberhasilan pengendalian kasus penyakit ruminansia kecil dan hubungannya
seperti gumboro, AI, ND, salmonellosis, dengan suplemen absorpsi Fe dan Zn
mikoplasma dll. pada Saccaromyces cerevisae sebagai
Tujuan penelitian ini adalah untuk calon feed supplement.
mengidentifikasi penyakit ayam yang terjadi
di peternakan ayam broiler dan menganalisis Besi (Fe) dan seng (Zn) adalah mineral
strategi yang bisa diterapkan untuk mengatasi mikro yang berperan dalam kelangsungan
dan mencegah penyakit tersebut. Penelitian hidup ternak. Fe berfungsi pada proses
lapang dilakukan pada musim hujan dan metabolisme untuk enzimatis dalam
musim kemarau di peternakan ayam broiler haemoglobin, sedangkan Zn berfungsi
di Kabupaten Sukabumi (Kec Cicurug, sebagai komponen enzim. Kambing/domba
Cikembar dan Citamiang) dan Kabupaten memperoleh mineral Fe dan Zn berasal dari
Bogor (Kec. Ciomas, Pamijahan dan Parung). pakan, tetapi sebagian besar peternak
Diagnosa dilakukan berdasarkan pemeriksaan indonesia masih menggunakan metode
patologi anatomi di peternakan terhadap tradisional yaitu dengan memberikan pakan
ayam yang menunjukkan gejala klinis hijauan yang mempunyai kandungan Fe dan
penyakit dan mikroskopik (histopatologi, Zn rendah. Fakta tersebut dapat
dengan pewarnaan HE). Untuk memperkuat mengakibatkan gejala defisiensi mineral yaitu
diagnosa dilakukan anamnesa (kuesioner) gangguan sistem reproduksi, pertumbuhan
kepada pemilik peternakan. dan sistem pencernaan. Salah satu upaya
Dari hasil peneltian ini, penyakit yang dalam mengatasi pemasalahan ini adalah
telah teridentifikasi pada ayam broiler mengembangkan teknologi feed supplement

70
atau suplemen asupan dari S. Cerevisae. dRIT pada penelitian ini. Hasil yang dicapai
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu sangat memuaskan, pewarnaan dapat
Penentuan status mineral Fe dan Zn dilapang, dilakukan dalam 2 jam dan hasil dapat dibaca
Formulasi Suplemen Fe dan Zn, dan Aplikasi tanpa menggunakan mikroskop fluorescent.
dari supplemen. Tahun 2012, hanya Dari ke 119 sampel yang diuji, dengan
melakukan monitoring kandungan Fe dan Zn Fluorescent Anntibody Test (FAT)
dalam serum kambing/domba sebagai data menunjukkan 80 (67.23%) sampel positif
awal dalam penentuan formulasi supplemen. rabies dan 39 (32.77%) sampel negatif rabies.
Serum diambil dari 4 wilayah yaitu Hasil dRIT menunjukkan 78 (65.54%)
Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, sampel positif rabies dan 41 (34.45 %)
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. sampel negatif rabies. Hasil pemeriksaan
Pengukuran dilakukan dengan preparasi dengan dRIT ini divalidasi dan dibandingkan
serum dengan menggunakan air deionisasi dengan hasil menggunakan golden standard
dan diukur dengan spektrofotometer serapan untuk diagnosis rabies yaitu FAT sehingga
atom (SSA) yang sudah tervalidasi. Hasil sensitifitas dan spesifisitas untuk FAT masing
pengukuran menunjukan bahwa kandungan masing dianggap bernilai 100%. Hasil pada
Zn pada semua sampel masuk dalam kategori penelitian ini menunjukkan bahwa dRIT
defisiensi (<10,8 ppm), sedangkan untuk sensitifitas relatifnya terhadap FAT sebesar
kandungan Fe terbagi dalam kelompok 97.5% dan spesifisitas relatifnya terhadap
defisiensi 83%, normal 12%,dan toksisitas FAT mencapai 100%. Hasil tersebut
5%. menandakan bahwa dRIT sangat potensial
untuk direkomendasikan sebagai uji diagnosa
28. Deteksi Virus Rabies dengan cepat untuk rabies dengan biaya lebih murah
Immunohistokimia. dari FAT karena tidak diperlukan mikroskop
fluorescent.
Rabies merupakan penyakit zoonosis
yang disebabkan oleh virus neurotropik yang 29. Pengembangan Teknik Indirek ELISA
bersifat fatal. Virus rabies tergolong pada Menggunakan Glycoprotein untuk
genus Lyssavirus yang termasuk ke dalam Pengujian Kekebalan Terhadap
family Rhabdoviridae. Penyakit rabies Rabies.
menyerang hewan berdarah panas dan
manusia, dengan vektor atau reservoir Rabies merupakan penyakit hewan
meliputi anjing, kucing dan kera. Virus rabies menular yang bersifat zoonotik, disebabkan
ditularkan melalui gigitan hewan yang positif oleh virus dari golongan Lyssavirus dan
rabies melalui salivanya. Penelitian ini dilaporkan telah menyebar di 24 provinsi di
bertujuan untuk mengaplikasikan metode Indonesia. Salah satu program untuk
diagnosis cepat untuk mendeteksi virus rabies penanggulangan rabies di Indonesia adalah
baik pada organ otak dengan metode program vaksinasi hewan pembawa rabies
imunohistokimia (IHK) yang disebut dengan (HPR) dan untuk memantau keberhasilan
direct rapid immunohistochemical test program vaksinasi diperlukan pengujian
(dRIT) pada preparat ulas/ sentuh. Sebanyak serologis pasca-vaksinasi.
119 organ otak telah diperoleh dari BPPV Uji standard untuk mendeteksi antibodi
Regional II Bukittinggi, Sumatra Barat, yang rabies, yaitu fluorescent antibody virus
dipakai pada standarisasi dan validasi metode neutralization (FAVN) test atau Rapid

71
fluorescent focus inhibition test (RFFIT), Pengendalian brucellosis pada ternak
namun tidak semua laboratorium memiliki melalui program vaksinasi di Indonesia
perlengkapan untuk melaksanakan kedua menggunakan 2 vaksin yang berbeda yaitu
pengujian tersebut. Oleh karena itu, alternatif S19 dan RB51. Untuk membedakan ke dua
pengujian yang dapat digunakan adalah strain vaksin tersebut dengan strain lapang
penggunaan teknik Enzyme-linked tidak cukup dilakukan hanya dengan isolasi
immunosorbent assay (ELISA). Di Indonesia, dan identifikasi. Oleh karena itu diperlukan
hingga saat ini kit ELISA untuk pengujian suatu metode deteksi dan identifikasi
serologis Rabies yang diproduksi di dalam Brucella sp melalui metode molekular seperti
negeri masih menggunakan virus utuh yang BaSS-PCR yang mampu untuk membedakan
berpotensi mengakibatkan ketidak-akuratan strain vaksin dan strain lapang tersebut.
hasil pengujian. Oleh karena itu perlu Selain itu juga regulasi baru yang telah
dikembangan teknik ELISA berbasis diterapkan di banyak negara di dunia untuk
Glycoprotein yang spesifik dan sensitif untuk dapat mendeteksi dan mengidentifikasi
mendeteksi kekebalan terhadap virus Rabies. Brucella sampai ke strain spesifik maka
Pada penelitian ini telah diperoleh sudah saatnya diaplikasikan teknik Bass-PCR
reagensia untuk pengembangan uji ELISA yang mampu membedakan species Brucella
Rabies berbasis glycoprotein berupa strain asal vaksin dengan strain lapang.
hyperimmune sera Rabies dari kelinci dan BaSS-PCR merupakan teknik
reagensia lainnya, namun reagensia utama Polymerase Chain Reaction (PCR) multiplek
yaitu glycoprotein murni belum diperoleh. yang mampu untuk mengidentifikasi dan
Selain itu, telah diperoleh data hasil ELISA membedakan isolat Brucella abortus strain
dengan menggunkan kit komersial produksi vaksin S19, strain RB51 maupun strain
dalam negeri (Pusat Veterinaria Farma / lapang. Pada penelitian ini digunakan 55
PUSVTEMA) terhadap sampel lapang yang isolat B. abortus yang diisolasi dari sampel
diperoleh dari Provinsi Bali (Kabupaten susu, cairan amnion dan cairan hygroma dan
Tabanan, Badung dan Denpasar), Provinsi telah diidentifikasi secara konvensional.
Banten (Kabupaten Pandegelang) dan sampel Identifikasi isolat B. abortus secara
dari Balai Besar Veteriner (BBV) Denpasar molekuler dilakukan dengan teknik BaSS-
dan dari Balai Penyidikan dan Pengujian PCR (Brucella abortus Strain Spesific) assay.
Veteriner Regional II Bukittinggi. Kit ELISA Ekstraksi DNA dari isolat B. abortus
PUSVETMA tersebut berbasis virus utuh, dilakukan dengan QIAamp DNA mini kit.
sehingga siap digunakan dalam validasi BaSS-PCR dijalankan dengan menggunakan
metoda. 7 primer dengan 4 locus yang berbeda.
Disimpulkan bahwa apabila uji ELISA Volume reaksi PCR digunakan 25ul, dan
Rabies berbasis glycoprotein berhasil untuk visualisasi produk PCR dilakukan
dikembangkan maka diharapkan akan dengan elektroforesis gel. Analisis hasil
meningkatkan spesifistas dan sensitifitas hasil BaSS-PCR dilakukan dengan melihat jumlah
pengujian dan mengurangi ketergantungan dan ukuran band yang terbentuk pada agarose
pada penggunaan kit komersial impor gel setelah proses elektroforesis. Berdasarkan
hasil uji BaSS-PCR dari 50 isolat B. abortus,
30. Bass PCR untuk Identifikasi dan teridentifikasi 1 isolat B. abortus strain19
Diferensiasi Strain Brucella abortus (S19), 42 isolat adalah strain B. abortus
Isolat lapang dan Strain Vaksin. lapang, 11 isolat adalah strain Brucella spp
dan 1 isolat adalah non-B. abortus
72
31. Analisis Dioksin pada Sapi Potong dan pangan seperti sapi potong dan perah.
Pakan Ternak dengan GC-MS/MS Disamping itu perlu pula mempelajari
serta Pengaruhnya terhadap kemungkinan untuk pengembangan teknik
Kesehatan Ternak deteksi yang efektif untuk melakukan
skrining pencemaran dioxins secara cepat dan
Dioxins merupakan senyawa toksik akurat.
yang terdiri dari berbagai macam gugus Penelitian lapang dilakukan pada lokasi
kimia. Dioxins sangat persisten di alam bebas peternakan yang kemungkinan terjadi
dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pencemaran dioxin seperti lahan bekas
makhluk hidup. Kontaminasi dioxins dan bencana alam letusan gunung berapi
senyawa terkait lainnya seperti PCDDs, (Yogyakarta) dan lokasi ternak yang
PCDFs dan PCBs di dalam lingkungan digembalakan di lahan Tempat Pembuangan
diketahui tersebar di berbagai negara Akhir (TPA) seperti TPA – Mojosongo,
sehingga menjadi perhatian masyarakat Kotamadya Solo. Tujuan kegiatan lapang ini
umum karena sifatnya yang persisten. adalah koleksi sampel yang terdiri dari darah,
Senyawa ini merupakan limbah dari proses daging dan matriks lingkungan peternakan
kimiawi atau akibat kebakaran hutan dan (pakan, tanah dan air). Residu pestisida
erupsi gunung berapi. Dioxins dapat dijumpai golongan organokhlorin dianalisis dengan
pada berbagai matriks lingkungan seperti menggunakan gas chromatography – electron
tanah, air dan udara. Bila senyawa ini capture detection (GC – ECD), sementara itu
terabsorbsi oleh makhluk hidup dapat dioxin dianalisis dari sampel yang positip
terakumulasi di dalam jaringan yang pada terhadap residu POP (persistent
akhirnya menimbulkan gangguan kesehatan. organochlorine pollutants) seperti DDT,
Toksisitas kronik dapat menimbulkan aldrin, dieldrin dan heptachlor menggunakan
berbagai efek toksik termasuk gangguan GC MS/MS.
reproduksi dan pertumbuhan, efek neurologi Hasil analisis terlihat bahwa: (1) telah
dan tingkah laku, gangguan dermal, terdeteksi senyawaan POP (aldrin, DDT,
kekebalan dan efek karsinogenik. Paparan dieldrin dan heptakhlor) pada produk ternak
dioxins pada makhluk hidup umumnya terjadi (daging) dan matriks lingkungan peternakan
melalui makanan seperti daging, telur dan dengan menggunakan GC-ECD baik pada
susu. Dioxins pada pakan dianggap sebagai sampel asal Solo dan Yogyakarta, (2)
sumber utama kontaminasi pada pangan dan Senyawa yang sama juga terdeteksi pada
produk asal hewan, meskipun hewan tersebut matriks lingkungan di TPA Mojosongo
dapat terpapar secara langsung melalui tanah, dimana ternak sapi potong digembalakan
udara dan air tercemar. Selama beberapa pada lokasi tersebut, (3) Gambaran patologi
tahun belakangan ini, sejumlah kasus anatomi pada seekor ternak yang dipelihara
pencemaran dioxins terjadi pada pakan ternak di TPA menunjukkan kerusakan hati,
dan mata rantai pangan. Oleh karena itu kerusakan limpa, kurus, anaemia,
analisis kualitas pakan ternak menjadi penyumbatan saluran pencernaan akibat
penting untuk mengetahui tingkat sampah plastik, diare dengan feses bewarna
pencemaran pada produk ternak yang akan hitam dan dermatitis, yang diikuti dengan
dikonsumsi masyarakat serta mendapatkan gambaran histopatologis berupa hepatik
informasi yang tepat dan data sebaran nekrosis, enteritis dan encephalitis, dan (4)
pencemaran dioxin pada ternak penghasil analisis dioxins pada sampel yang positip

73
POP telah dilakukan dengan menggunakan 33. Perbanyakan Antigen berwarna
GC MS/MS. Residu DDT pada sampel Mycoplasma gallispetcum
limbah TPA terdeteksi cukup tinggi di TPA –
Mojosongo (Solo) yakni 7.3 – 22.3 ppb. Mycoplasmosis pada unggas merupakan
Residu aldrin dari limbah dan air sebesar 1.5 salah satu penyakit yang cukup penting di
– 7.3 ppb, heptakhlor sebesar 0.94 – 1.96 ppb dunia perunggasan. Species Mycoplasma
dan dieldrin tidak terdeteksi pada sampel yang bersifat paling patogen pada unggas
yang sama. Keberadaan keempat senyawa adalah Mycoplasma gallisepticum. Infeksi M.
tersebut terlihat berkorelasi terhadap residu gallisepticum pada ayam umumnya disebut
yang sama yang terdeteksi pada ternak seperti dengan Chronic Respiratory Disease (CRD),
feses, daging, ginjal, lambung/usus, hati, dan telah terjadi di seluruh dunia termasuk di
jantung, limpa dan otak. Analisis dioxin pada Indonesia. CRD mengakibatkan kerugian
sampel positip POP sudah dilakukan ekonomi yang cukup besar bagi industri
menggunakan GC MS/MS dimana senyawa peternakan, karena dapat menurunkaan
dioxin terdeteksi pada sampel daging sapi produksi telur, daya tetas telur, efisiensi
dari daerah bekas letusan gunung berapi dan pakan, naiknya biaya pengobatan, dan
dari TPA Jawa Tengah. turunnya nilai karkas. Penularan M.
gallisepticum dapat terjadi secara vertikal
32. Perbanyakan Antigen Brucella. maupun horizontal. Ayam yang terinfeksi
Mycoplasma pada umumnya akan menjadi
Brucellosis pada sapi masih bersifat karier untuk waktu yang lama. Untuk
endemis antara lain di Pulau Jawa, Sulawesi mencegah terjadinya CRD di suatu
Selatan dan Nusa Tenggara Timur. Program peternakan, maka perlu dilakukan tindakan
pengendalian penyakit brucellosis dilakukan kontrol dan pencegahan yang dapat dilakukan
dengan melakukan surveilans dan monitoring dengan program biosekuriti, sanitasi,
pada sapi setiap tahun melalui uji monitoring, dan vaksinasi. Monitoring
penyaringan secara serologis dengan Rose sebagai salah satu program kontrol untuk
Bengal Test (RBT). Untuk terlaksananya mencegah CRD, dapat dilakukan dengan uji
program pengendalian brucellosis dibutuhkan serologi secara rutin. Uji yang umumnya
antigen RBT, namun dalam pelaksanaan dilakukan oleh peternakan ayam adalah uji
pengendalian di lapanag masih terkendala RSA (Rapid Serum Agglutination) dengan
adanya keterbatasan jumlah antigen RBT di antigen berwarna. Karena uji ini cukup cepat,
lapang. Pada penelitian ini telah dilakukan praktis, murah, dan sensitive. Pembuatan
perbanyakan antigen Brucella yang dibuat antigen berwarna M. gallisepticum di
dari strain B. abortus S99. Sebanyak 100 BBalitvet telah lama dikerjakan, sejak tahun
botol antigen RBT (10ml/botol) telah di 1980-an.
produksi di laboratorium Bakteriologi Pada kegiatan ini telah dilakukan
BBalitvet. Diseminasi antigen RBT telah pembuatan antigen berwarna M.
dilakukan ke Dinas Peternakan Propinsi Jawa gallisepticum sebanyak 30.000 dosis. Satu
Barat dan Dinas Perikanan dan Pertanian dosis untuk satu kali pengujian diperlukan
Propinsi DKI Jakarta untuk didistribusikan ke antigen berwarna M. gallisepticum 25-30 µL.
laboratorium pengujian terkait. Sebanyak 13.000 dosis telah didiseminasikan
ke Balai Kesehatan Hewan Type B
Semarang, Balai Kesehatan Hewan Type B

74
Purwokerto dan Balai Kesehatan Hewan unggas terutama ayam, dan diseminasi
Type B Surakarta, Dinas Peternakan dan antigen berwarna Pullorum di lapang untuk
Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. monitoring adanya antibodi S. pullorum, S.
Dalam diseminasi ini dilakukan juga enteritidis dan Salmonella lain yang termasuk
pengujian untuk membandingkan hasil dalam Grup D baik pada serum maupun
dengan metode yang biasa dilakukan produk ternak (telur unggas) di peternakan
BBalitvet dan yang biasa dilakukan Balai ayam.
Kesehatan Hewan Type B Semarang. Hasil Pada kegiatan telah berhasil diproduksi
yang diperoleh sama, dengan demikian antigen berwarna Pullorum sebanyak 6000
antigen berwarna M. gallisepticum yang telah mL atau 600 botol, dan sebanyak 410 botol
dibuat BBalitvet dapat mendeteksi antibodi telah didiseminasikan ke Dinas Petenakan
terhadap M. gallisepticum. dan Kesehatan Hewan Prov. Jawa Tengah,
Kab. Berau-Prov.Kalimantan Timur dan Kab.
34. Perbanyakan Antigen Berwarna Pandeglang-Prov. Jawa Barat serta Dinas
Pullorum. Pertanian Kota Serang.

Penyakit Pullorum atau berak kapur 35. Perbanyakan Antigen Avian Influenza
merupakan salah satu penyakit bakterial yang (AI)
sangat penting pada unggas, yang disebabkan
oleh spesies Salmonella pullorum. Penyakit Flu burung atau AI (Avian Influenza)
tersebut menyerang unggas terutama anak adalah penyakit viral yang menyerang ternak
ayam umur kurang dari 4 minggu dengan unggas di Indonesia sejak tahun 2003.
angka kematian yang tinggi. Pada ayam Penyakit ini bersifat zoonotik dan wajib
dewasa yang terinfeksi S. pullorum, tidak dilaporkan kejadiannya di seluruh Indonesia.
menunjukkan gejala klinis namun bertindak Sejak awal kemunculannya, penyakit AI telah
sebagai karier. Penyakit pullorum dapat menular pada ternak unggas di hampir
ditularkan secara vertikal/ transovarial seluruh propinsi di Indonesia dan masih tetap
maupun secara horizontal. Penyakit ini berlanjut hingga saat ini. Berdasarkan
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar penyebaran/distribusi penularan virus AI
karena menyebabkan produksi telur turun, maka diperlukan adanya perangkat
daya tunas (fertilitas) telur rendah, daya tetas laboratorium yang mampu mendeteksi serta
telur rendah, kematian yang tinggi baik pada mengawasi penyebaran virus AI tersebut.
embrio maupun anak ayam. Sejak tahun Laboratorium harus mampu melakukan uji
1970-an BBalitvet telah membuat antigen deteksi AI secara cepat, tepat, dan efisien.
berwarna Pullorum untuk digunakan sebagai Hingga saat ini uji deteksi AI yang aplikatif
alat diagnosa cepat Pullorum di lapang. serta mudah dilakukan di banyak
Antigen berwarna Pullorum yang saat ini laboratorium adalah uji HI (Hemaglutinasi
dibuat di BBalitvet terdiri dari 2 galur S. Inhibisi). Komponen terpenting dalam uji HI
pullorum yang telah diketahui tipenya yaitu untuk menguji serum ayam yang diperoleh
S. pullorum 11 (tipe “standard”) atau S. dari lapang adalah antigen, RBC (Red Blood
pullorum Amerika (tipe “variant”). Cell) ayam, PBS (Phospate Buffer Saline),
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk serta plat mikrotiter steril.
memproduksi antigen berwarna Pullorum Penelitian ini bertujuan untuk
untuk diagnosa cepat penyakit pullorum pada memproduksi serta mendiseminasikan

75
antigen AI dari BBalitvet dalam rangka mampu mengenali antibodi terkait ND di
mendukung program UPBS Veteriner (Unit lapang. Sebanyak 350 vial (70%) antigen
Pengelolaan Benih Sumber Veteriner). Dari telah didiseminasikan ke laboratorium
penelitian ini telah menghasilkan 500 vial pengujian penyakit ND. Selanjutnya, 150 vial
antigen AI isolate local (30%) antigen ND di diseminasikan lewat
(A/Chicken/BBALITVET-PWT/2006 yang Unit Diagnostik BBalitvet untuk menunjang
mampu mengenali antibodi terkait AI terbaru kegiatan UPBS. Program diseminasi antigen
di lapang. Sebanyak 350 vial (70%) antigen ND yang disertai dengan standarisasi dan
telah di diseminasikan ke beberapa konsultasi pengujian HI memperoleh respon
laboratorium pengujian penyakit AI, dan yang sangat positif dari semua laboratorium
yang 150 vial (30%) antigen AI di penerima antigen ND.
diseminasikan lewat Unit Diagnostik
BBalitvet untuk menunjang keiatan UPBS.
Program diseminasi antigen AI yang disertai
dengan standarisasi dan konsultasi pengujian
HI memeperoleh respon yang sangat positif
dari semua laboratorium penerima antigen
AI.

36. Perbanyakan antigen Newcastle


Disease (ND)

Penyakit tetelo atau ND (New Castle


Disease) merupakan penyakit yang sering
menyerang unggas di Indonesia serta
memiliki tingkat mortalitas yang tinggi.
Kematian yang tiba-tiba dalam jumlah
banyak adalah salah satu tanda unggas
terinfeksi oleh virus VVND (Very Virulence
Newcastle Disease). Kematian akibat
penyakit ND di Indonesia sangat tinggi dan
tidak hanya pada ternak yang sedang
berproduksi, tetapi juga pada ternak yang
muda dan yang tua. Deteksi antibodi terkait
virus ND dapat dilakukan menggunakan uji
HI, sehingga kebutuhan akan ketersediaan
antigen ND merupakan faktor penting dalam
usaha pemerintah memberantas penyakit ND
di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
memproduksi serta mendiseminasikan
antigen ND dari BBalitvet dalam rangka
mendukung program UPBS Veteriner (Unit
Pengelolaan Benih Sumber Veteriner). Dari
penelitian ini dihasilkan 500 vial antigen ND
isolat lokal (Chicken/BBalitvet-RIVS2) yang
76
DAFTAR PUBLIKASI

International Journal for Parasitology, Ahmad, Riza Zainuddin; Satrija, Fajar;


Vol.42, Tahun 2012. Pasaribu, Fachriyan Hasmi; Sukarno,
Nampiah. Pemakaian Duddingtonia flagrans
Wardhana, April H.; Muharsini, Sri.; Hall, dan Saccharomyces cerevisiae dalam
M.J.R; Mahamdallie, S.S.; Ready, P.D. Mereduksi Larva Infektif Haemonchus
Phylogenetics of the Old World screwworm contortus, p. 70-76.
fly and its significance for planning control
and monitoring invasions in Asia. p.729-738. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner,
Vol.17(1). Tahun 2012.
PLoS One. Tahun 2012: 7(7): e40740.
Published online 2012 July 18. Wardhana, April H.; Muharsini, Sri;
doi: 10.1371/journal.pone.0040740. Ready, P.D.; Hall, M.J.R.; Cameron, M.M.
Nidom, Chairul A.; Eri Nakayama; Reviany Geographical characteristics of Chrysomya
V. Nidom; Mohamad Y. Alamudi; Syafril bezziana based on external morphology
Daulay; Indi N. L. P. Dharmayanti; Yoes P. study. p.36-48.
Dachlan; Mohamad Amin; Manabu Igarashi;
Hiroko Miyamoto; Reiko Yoshida; Ayato Wartazoa, Vol.22(1). Tahun 2012.
Takada. Serological Evidence of Ebola Virus
Infection in Indonesian Orangutans. Hewajuli, Dyah Ayu; Dharmayanti, N.L.P.I.
Hubungan AI dan unggas air dalam
Curr. Top. Microbiol. Immunol. Tahun menciptakan keragaman genetik serta peran
2012 Sep 6. [Epub ahead of print]. unggas air sebagai Reservoir pada
penyebaran virus AI. p.12-23.
Daniels, Peter; Agus Wiyono; Elly Sawitri,
Bagoes Poermadjaja; L. D. Sims. H5N1 Wartazoa, Vol. 22(2). Tahun 2012.
Highly Pathogenic Avian Influenza in
Indonesia: Retrospective Considerations. Ahmad, Zainuddin Riza; Anis, S.
Kejadian Penyakit Selakarang pada Kuda
Jurnal Veteriner, Vol. 13 (1). Tahun 2012. dan Cara Pengendaliannya. p.65-71.
Wiedosari, Ening; Piedrafita, David. Sendow, Indrawati. Peran Bank Serum
Comparison of Cytokine Profile between Hewan dalam Menyidik Suatu Penyakit
Indonesian Thin-Tailed and Merino Sheep Hewan Secara Seroepidemiologis dan
during A Primary Infection with Fasciola Retrospektif. p.79-84.
gigantica. p. 20-25.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Purnawarman, Trioso; Wibawan, I Wayan Pertanian, V.31(1). Tahun 2012.
Teguh; Pasaribu, Fachriyan Hasmi; Setiyono,
Agus; Saepulloh, Muharam. Sensitivitas Yuningsih. Keracunan sianida pada hewan
dan Spesifisitas Polymerase Chain Reaction dan upaya pencegahannya. p. 21-26.
untuk Mendeteksi DNA Coxiella burnetii. p.
51-56.

77
Pengembangan Inovasi Pertanian Munawar, Hasim; Yuningsih. Validasi
(publikasi elektronis), vol. 05(2). Tahun Metode Analisis Artemisinin (Obat
2012. Pustaka.litbang.deptan.go.id.publikasi/ Antimalaria) dalam Tanaman Artemisia
ip052125.pdf annua dengan Kromatografi Lapis Tipis.
p.282-288.
Dharmayanti, N.L.P. Indi. Mewaspadai
Perkembangan Avian Influenza (AI) dan Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Keragaman Genetik Virus AI/H5N1 di Peternakan dan Veteriner. Bogor, 7 - 8
Indonesia. p.124-141. Juni 2011. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. 2012.
Prosiding Seminar Nasional Mikologi
Biodeversitas dan Bioteknologi Ahmad, Riza Zainuddin. Mastitis Mikotik di
Sumberdaya Hayati Fungi. Fakultas Indonesia. p. 403- 410.
Biologi Universitas Jenderal Soedirman.
15 - 16 Mei 2012, Purwokerto, 2012. Wardhana, April Hari; Muharsini, Sri;
Maryam, Romsyah; S. Santosa;
Rachmawati, Sri; Munawar, Hasim. Arambewela, L.S.R.; Kumarasinghe,S.P.W.
Pembuatan Immunoreagen (Konjugat OTA- Pengobatan Myiasis Dengan Sediaan Krim
HRPO) Untuk Pengembangan Deteksi Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (Piper betle
Okratoksin Pada Pakan Ternak Secara L) pada Domba yang Diinfestasi Dengan
ELISA. p.248-256. Larva Chrysomyia bezziana. p.586-597.

Ahmad, Riza Zainuddin. Cemaran Cendawan Haryuningtyas, Dyah; Yuningsih;


Pada Virgin Coconut Oil (VCO), Kelapa Estuningsih Sarwitri Endah. Efektivitas
Parut Dan Ampas Kelapa. p.401-407. Ekstrak Biji Bengkuang (Pachyrhizus erosus)
Dengan Pelarut Air dan Aseton Terhadap
Ahmad, Riza Zainuddin; Khotiah, Siti; Tungau Sarcoptes scabiei Secara In Vitro.
Hardiman. Peran Cendawan dalam Bidang p.598-605.
Veteriner. Dalam : Prosiding Seminar
Nasional Mikologi Biodeversitas dan Wardhana, April Hari; Muharsini, Sri;
Bioteknologi Sumberdaya Hayati Fungi. Maryam, Romsyah. Uji Lapangan Pemikat
p.408-415. Bezzilure Untuk Menangkap Lalat Penyebab
Myasis Pada Ternak. p.606-612.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi
Ilmiah Standardisasi, Bali, 8 Mei 2012. Rachmawati, Sri. Produksi Pereaksi
Jakarta. Badan Standardisasi Nasional. Imunokimia Untuk Pengembangan Teknik
2012 Elisa Okratoksin A (Ota) Dalam Rangka
Monitoring Keamanan Pakan Ternak. p. 732-
Rachmawati, Sri; Munawar, Hasim. Validasi 740.
Metoda Analisis Aflatoksin B1 Secara
Enzyme Linked Immunosorbent Assay Widiastuti, Raphaella; Murdiati, T.B. Residu
(ELISA) pada Jagung, Pakan dan Kacang Antibiotika Spiramisin Pada Hati dan Daging
Tanah. p.97-108.. Ayam Pedaging yang Dicekok Antibiotika
Spiramisin. p. 741- 745.

78
Saepulloh, Muharam; Bahri, Sjamsul; Kusumaningtyas, Eni; Maryam, Romsyah.
Rahmawati , Sri; Dharmayanti, N.L.P. Indi. Pencemaran Bahan Pakan oleh Aspergillus
Pengaruh Toksin Binder dan Aflatoksin B1 flavus yang Mampu Memproduksi Aflatoksin
Terhadap Respon Tanggap Kebal Newcastle di Wilayah Cianjur, Depok dan Bekasi Tahun
Disease Pada Ayam Pedaging. p. 753-764. 2009. p.870-875.

Ahmad, Riza Zainuddin. Dinamika Populasi Yuningsih. Metode Cepat dan Mudah Deteksi
Cendawan dalam Pakan Unggas Menghadapi Residu Pestisida Pentachlorophenol (Pcp)
Anticendawan. p. 746- 752. Dalam Jerami dan Dedak Padi. p.876-881.

Munawar, Hasim. Perbandingan Standar Natalia, Lily; Priadi, Adin. Enterotoksemia


Multi Elemen dan Elemen Tunggal Untuk Yang Disebabkan Clostridium perfringens
Analisis Kadar Seng (Zn) Pada Daging Ayam Tipe C Pada Ikan Paus Putih (Delphinapterus
dan Sapi. p. 765-771. Leucas). p. 894-901.

Wahyuwardani, Sutiastuti. Gambaran


Patologik Infeksi Virus Gumboro dan Deteksi
Antigen pada Bursa Fabricius dengan Teknik
Imunohistokimia. p.772-778.

Yuningsih. ]. Metode Mudah dan Efektif


(Metode Kit) Deteksi Residu Herbisida
Paraquat (Gramoxone) Dalam Air Minum.
p.882-886.

79

Anda mungkin juga menyukai