Anda di halaman 1dari 10

MATHEdunesa

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016


ISSN : 2301-9085

KEMAMPUAN TRANSLASI ANTAR REPRESENTASI MATEMATIKA SISWA


DALAM MEMECAHKAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
VARIABEL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA

Dhini Marliyanti
Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: dhinimarliyanti@mhs.unesa.ac.id

Prof. Dr. Siti Maghfirotun Amin, M.Pd.


Dosen Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: amin3105@yahoo.com

Abstrak
Kemampuan translasi antar representasi matematika merupakan satu dari beberapa kemampuan yang
diperlukan dalam proses pemecahan masalah. Proses translasi antar representasi adalah proses perubahan dari
suatu bentuk representasi ke bentuk representasi lain. Indikator proses translasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah unpacking source, preliminary coordinator, constructing the target, dan determining equivalence.
Salah satu materi yang menggunakan berbagai representasi matematika adalah materi sistem persamaan linear
dua variabel. Bentuk-bentuk representasi yang digunakan antara lain: representasi verbal, simbolik, dan visual.
Kemampuan siswa dalam melakukan proses translasi antar representasi dapat berbeda-beda bergantung pada
kemampuan matematika siswa, yang terdiri dari kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan translasi antar representasi matematika siswa berkemampuan
matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
tiga siswa kelas VIII-1 SMPN 1 Dawarblandong, Mojokerto tahun pelajaran 2015/2016 yang masing-masing
berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah dan berjenis kelamin sama. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode tes dengan pemberian tes pemecahan masalah dan metode wawancara. Data
dianalisis berdasarkan kegiatan yang mungkin muncul di setiap tahap proses translasi, dari representasi verbal ke
simbolik dan visual, dari representasi simbolik ke visual dan verbal, dan dari representasi visual ke verbal dan
simbolik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berkemampuan matematika tinggi mampu mencapai seluruh
tahap proses translasi untuk keenam translasi, yaitu translasi representasi verbal ke simbolik dan visual,
representasi simbolik ke visual dan verbal, dan representasi visual ke verbal dan simbolik. Kemampuan translasi
siswa berkemampuan matematika sedang yaitu mampu mencapai keseluruhan tahap proses translasi untuk
translasi representasi verbal ke simbolik, representasi simbolik ke verbal, dan representasi visual ke verbal. Hal
ini dikarenakan siswa cenderung mengalami kesulitan pada tahap constructing the target, sehingga representasi
target yang dibentuk tidak sesuai dengan representasi awal. Kemampuan translasi siswa berkemampuan
matematika rendah yaitu mampu mencapai keseluruhan tahap proses translasi untuk translasi representasi
simbolik ke verbal saja. Hal ini dikarenakan siswa cenderung mengalami kesulitan pada tahap preliminary
coordinator, sehingga tidak dapat menentukan langkah pembentukan representasi target.

Kata kunci: Translasi, Representasi, Kemampuan Matematika

Abstract
Translation’s ability between mathematical representations is one of the few capabilities that are needed
in the process of problem solving. The process of translation between representations is the process of changing
from one form of representation to another representation. Translational process indicators used in this study are
unpacking source, preliminary coordinator, constructing the target, and determining equivalence. One of the
material using a variety of mathematical representations are systems of linear equations two variables. These
forms of representation which was used, are: symbolic, verbal, and visual representation. The ability of the
students in the process of translation between representations can be different depending on the student's
mathematical ability, which consists of high, medium, and low ability. This study aims to describe the translation
ability of students with different math-ability from high, medium, and low in solving systems of linear equations
two variables problems.
This study is descriptive study with qualitative approach. The subjects of this study were three students of
VIII-A SMP 1 Dawarblandong, Mojokerto 2015/2016, each their mathematical abilities are high, medium, and
low who have same sex. Data collection method used are test method by giving mathematical problem solving
test and method of interview. The data were analyzed based on the activities that might appear at every step of
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

the translational process of verbal representations to symbolic and visual representations, symbolic
representations to visual and verbal representations, and visual representation to verbal and symbolic
representations.
The results showed that the translation ability of student with high mathematical ability was being able to
achieve the overall translation process for the sixth stage translation, i.e. translation of verbal representations to
the symbolic and visual, symbolic representations to visual and verbal, and visual representation to verbal and
symbolic. The translation ability of student with medium mathematical ability was being able to reach the
overall translation process stage to provide a translation of verbal to symbolic representations, symbolic to verbal
representation, visual to verbal representation. This was because student tended to have difficulty at constructing
the target, so the target representation which was formed not equivalence with the source representation.
Translational ability of student with low mathematical alibity was able to achieve the overall translation process
stages for symbolic to verbal representation translation only. This was because student tended to have difficulty
in preliminary coordinator, so the student could not determine the establishment of targets representation.

Keywords: Translation, Representation, Mathematical Ability

going from one mode of representation to another, for


PENDAHULUAN example, from an equation to a graph.” Hal ini berarti
Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses bahwa proses translasi merupakan proses perubahan dari
belajar mengajar akan memperkuat pemahaman siswa suatu bentuk representasi ke representasi lainnya. Sebagai
terhadap konsep-konsep matematika. Hal ini sesuai contoh dari bentuk simbol ke bentuk grafik.
dengan prinsip-prinsip konstruktivisme yakni Berdasarkan data Badan Penelitian dan
pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri (Sanjaya, Pengembangan (2015), daya serap siswa SMP terhadap
2006:255). Sehingga setiap siswa mempunyai cara yang soal matematika Ujian Nasional tahun 2015 yang
berbeda untuk mengonstruksikan pengetahuannya. berkaitan dengan materi sistem persamaan linear dua
Pada pembelajaran dengan pendekatan variabel adalah 57,17%. Indrajaya, dkk (2012)
konstruktivisme, siswa diajarkan cara merepresentasikan menyatakan kesulitan yang dialami siswa terletak pada
masalah dan menemukan penyelesaian masalah dengan menentukan nilai dari variabel-variabel yang ada dan
cara mereka sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam menyelesaikan soal cerita karena siswa harus
siswa memiliki kemungkinan untuk mencoba berbagai mengubah soal ke model matematika. Pada materi ini
macam representasi dalam memahami suatu konsep dan representasi matematika yang dapat digunakan adalah
menyelesaikan masalah matematika. representasi verbal, representasi simbolik, dan
Kemampuan representasi matematika merupakan representasi visual. Hal ini memungkinkan siswa untuk
satu dari delapan kecakapan matematika yang harus menggunakan berbagai bentuk representasi dan
dimiliki siswa di Indonesia seperti yang tercantum pada mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 58 representasi lain, sehingga masalah yang digunakan pada
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Matematika SMP penelitian ini adalah masalah yang berkaitan dengan
yang menyatakan bahwa salah satu indikator pencapaian materi sistem persamaan linear dua variabel.
kecakapan matematika adalah menyajikan konsep dalam Bosse et.al (2014) menyatakan bahwa kemampuan
berbagai macam bentuk representasi matematis. Selain siswa dalam melakukan proses translasi antar
dalam dokumen resmi negara Indonesia, pentingnya representasi dapat berbeda-beda bergantung pada
representasi matematika juga tercantum dalam dokumen kemampuan matematikanya, proses translasi yang
National Council of Teacher of Mathematics (2000) yang dimaksud adalah unpacking the source
mengungkapkan bahwa salah satu standar proses untuk (mengungkap/mengeksplorasi sumber), preliminay
pendidikan matematika adalah representasi. coordinator (mengoordinasi awal), constructing the
Dalam menggunakan representasi matematika targets (mengonstruksi tujuan), dan determining
untuk mengungkapkan suatu ide matematika tertentu equivalence (menentukan ekivalensi).
dalam memecahkan masalah tidak tertutup kemungkinan Pengungkapan kemampuan representasi
siswa harus mengubah suatu bentuk representasi ke matematika siswa SMP dalam penelitian ini ditinjau dari
bentuk representasi lain yang disebut translasi antar kemampuan matematika siswa, yang terdiri dari
bentuk representasi. Translasi antar bentuk representasi kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Hal
adalah proses yang terjadi dalam representasi. Menurut ini dikarenakan representasi dipandang sebagai abstraksi
Janvier (1987), “the psychological processes involved in internal dari ide-ide matematika atau skema kognitif yang

2
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

dibangun oleh siswa. Begitupula dalam mentranslasi Kemampuan Matematika


antar bentuk representasi matematika dipengaruhi oleh Mengacu pada hasil belajar siswa,
kemampuan matematika siswa. Akibatnya masing- pengklasifikasian skor siswa dengan kemampuan tinggi,
masing siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, sedang, dan rendah adalah sebagai berikut.
dan rendah mempunyai kemampuan translasi yang 1. Kemampuan matematika tinggi merupakan kelompok
siswa dengan hasil belajar sangat baik dengan range
berbeda-beda. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk
skor .
mengetahui bagaimana kemampuan translasi antar 2. Kemampuan matematika sedang merupakan
representasi matematika pada setiap tingkat kemampuan kelompok siswa dengan hasil belajar baik dengan
matematika dalam memecahkan masalah sistem range skor .
persamaan linear dua variabel. 3. Kemampuan matematika rendah merupakan
Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti ingin kelompok siswa dengan hasil belajar cukup dan
meneliti lebih lanjut mengenai “Kemampuan Translasi kurang dengan range skor .
Antar Representasi Matematika Siswa dalam Dalam penelitian ini, kemampuan matematika
dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu kemampuan
Memecahkan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua matematika tinggi, sedang, dan rendah yang ditentukan
Variabel Ditinjau dari Kemampuan Matematika” untuk berdasarkan skor tes kemampuan matematika siswa.
membantu guru menentukan strategi yang tepat dalam
mengajarkan dan mengembangkan kemampuan geometri Kaitan antara Kemampuan Translasi Antar
siswa secara optimal. Representasi dalam Memecahkan Masalah dengan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kemampuan Matematika
kemampuan translasi antar representasi matematika siswa Perubahan satu bentuk representasi (masalah) yang
berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah diberikan ke bentuk representasi lain (penyelesaian
dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua masalah) merupakan proses translasi. Dalam
variabel. Diharapkan hasil penelitian ini memberi memecahkan masalah tidak tertutup kemungkinan untuk
tambahan informasi bagi guru dan peneliti lain. menggunakan lebih dari satu bentuk representasi.
Penyajian masalah yang diberikan tidak terbatas hanya
Representasi Matematika dalam satu bentuk representasi saja. Untuk memecahkan
Representasi matematika yang digunakan dalam masalah tersebut, siswa harus dapat menganalisis
penelitian ini adalah representasi visual yaitu dengan informasi dari representasi awal tersebut, kemudian siswa
membuat grafik atau tabel untuk menyelesaikan masalah, dapat menyelesaikan masalah tersebut menggunakan
representasi simbolik yaitu dengan membuat model representasi target sesuai dengan kemampuan mereka.
matematika untuk menyelesaikan masalah, dan Tabel 1 Indikator Translasi Antar Representasi
representasi verbal yaitu dengan menyusun cerita sesuai Matematika dalam Memecahkan Masalah
dengan representasi yang disajikan. Indikator
Tahap
Translasi Keterangan
Pemecahan
Antar
Memecahkan Masalah Masalah
Representasi
Masalah terjadi karena adanya kesenjangan situasi Memahami Unpacking 1.1 Menyebutkan informasi
saat ini dengan situasi mendatang, atau keadaan saat ini masalah source yang diketahui pada
dengan tujuan yang diinginkan (Suharnan, 2005:283). masalah
1.2 Menyebutkan apa yang
Masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal ditanyakan pada
yang tidak dapat segera diselesaikan atau diketahui masalah
penyelesaiannya dan memerlukan pemikiran lebih lanjut Merencanakan Preliminary 2.1 Menentukan langkah
untuk menyelesaikannya. penyelesaian coordinator awal pembentukan
masalah representasi target.
Memecahkan masalah yang dimaksud dalam Melaksanakan Constructing 3.1 Membentuk
penelitian ini adalah menyelesaikan masalah yang penyelesaian the targets representasi target
diberikan menggunakan langkah-langkah yang masalah untuk menyelesaikan
disarankan oleh Polya, yaitu meliputi memahami masalah.
masalah, merencanakan pemecahan masalah, Memeriksa Determining 4.1 Memeriksa apakah
menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan memeriksa kembali equivalence representasi target
sesuai dengan
kembali. representasi awal.

3
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

METODE 2. Translasi Representasi Simbolik ke Representasi


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Visual dan Verbal
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Siswa mampu memenuhi setiap indikator
kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Dawarblandong pada translasi pada tahap unpacking the source,
semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Subjek preliminary coordinator, constructing the target, dan
penelitian ini adalah tiga siswa dengan masing-masing determining equivalence pada translasi representasi
mewakili kemampuan matematika tinggi, sedang, dan simbolik ke visual dan verbal.
rendah. Pengkategorian kemampuan matematika siswa 3. Translasi Representasi Visual ke Representasi Verbal
dilakukan berdasarkan skor Tes Kemampuan Matematika dan Simbolik
(TKM) siswa. Ketiga subjek yang terpilih selanjutnya Siswa mampu memenuhi setiap indikator
diberi Tes Pemecahan Masalah (TPM) kemudian translasi pada tahap unpacking the source,
diwawancarai. Data yang diperoleh kemudian dianalisis preliminary coordinator, constructing the target, dan
berdasarkan indikator kemampuan translasi antar determining equivalence pada translasi representasi
representasi dalam memecahkan masalah. visual ke verbal dan simbolik.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
pemberian TPM dan wawancara. Data TPM yang didapat Analisis Kemampuan Translasi Antar Representasi
dianalisis dengan cara analisis data kualitatif yaitu Matematika Siswa Berkemampuan Matematika
reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan Sedang
berdasarkan hasil tertulis yang dihasilkan subjek dan 1. Translasi Representasi Verbal ke Representasi
indikator yang telah dibuat peneliti. Begitupula dengan Simbolik dan Visual
analisis hasil wawancara yang dilakukan dengan Siswa hanya mampu memenuhi setiap
mereduksi data hasil wawancara, menyajikan data, dan indikator translasi pada tahap unpacking the source,
penarikan kesimpulan sesuai indikator. preliminary coordinator, constructing the target, dan
determining equivalence pada translasi representasi
HASIL DAN PEMBAHASAN verbal ke simbolik, namun representasi target yang
TKM diberikan kepada 30 siswa kelas VIII-1 dibentuk tidak tepat dan pada translasi representasi
SMPN 1 Dawarblandong dengan hasil 6 siswa berada verbal ke visual hanya dapat mencapai tahap
pada kategori kemampuan matematika tinggi, 6 siswa unpacking the source, preliminary coordinator, dan
dalam kategori kemampuan matematika sedang, dan 18 constructing the target dengan pembentukan
siswa dalam kategori kemampuan matematika rendah. representasi target yang tidak tepat.
Dari hasil TKM tersebut, dipilihlah tiga subjek dengan 2. Translasi Representasi Simbolik ke Representasi
jenis kelamin yang sama dari masing-masing kategori. Visual dan Verbal
Ketiga siswa tersebut yaitu satu subjek pada kategori Siswa hanya mampu memenuhi setiap
kemampuan matematika tinggi (ST), satu subjek pada indikator translasi pada tahap unpacking the source,
kategori kemampuan matematika sedang (SS), dan satu preliminary coordinator, constructing the target, dan
siswa pada kategori kemampuan matematika rendah determining equivalence pada translasi representasi
(SR). Ketiga subjek yang dipilih diberikan tes pemecahan simbolik ke verbal dengan representasi target yang
masalah dan dilakukan wawancara. dibentuk tidak tepat, sedangkan pada translasi
representasi simbolik ke visual, subjek hanya
Analisis Kemampuan Translasi Antar Representasi mencapai tahap constructing the target dengan
Matematika Siswa Berkemampuan Matematika membentuk representasi yang tepat.
Tinggi 3. Translasi Representasi Visual ke Representasi Verbal
1. Translasi Representasi Verbal ke Representasi dan Simbolik
Simbolik dan Visual Siswa hanya mampu melakukan tahap
Siswa mampu memenuhi setiap indikator unpacking the source, preliminary coordinator,
translasi pada tahap unpacking the source, constructing the target, dan determining equivalence
preliminary coordinator, constructing the target, dan pada translasi representasi visual ke verbal dengan
determining equivalence pada translasi representasi pembentukan representasi target yang tidak tepat,
verbal ke simbolik dan visual. sedangkan pada translasi representasi visual ke

4
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

simbolik, subjek hanya mencapai tahap constructing Pada tahap unpacking source, subjek ST dapat
the target. memahami masalah yang diberikan dengan
menyebutkan hal-hal yang diketahui pada masalah
Analisis Kemampuan Translasi Antar Representasi nomor 1, 2, dan 3, yaitu masalah dalam bentuk
Matematika Siswa Berkemampuan Matematika verbal, simbolik, dan visual. Pada setiap masalah
Rendah yang diberikan, subjek ST dapat menyebutkan
1. Translasi Representasi Verbal ke Representasi informasi yang ada pada masalah dan dapat
Simbolik dan Visual menyebutkan informasi yang tidak diperlukan
Siswa hanya mampu mencapai tahap untuk memecahkan masalah. Hal ini sesuai
unpacking the source, preliminary coordinator, dan dengan pendapat Bossé et.al (2014) bahwa siswa
constructing the target dengan pembentukan pada kelompok kemampuan tinggi secara
representasi target yang tidak tepat pada translasi bersamaan mempertimbangkan representasi awal
representasi verbal ke simbolik, sedangkan dan target dan membedakan kedua representasi,
representasi target yang dibentuk pada translasi hal-hal yang diperlukan dan tidak diperlukan
representasi verbal ke visual dapat dibentuk dengan untuk proses translasi. Menurut Duval (2006),
tepat. siswa harus membedakan informasi yang relevan.
2. Translasi Representasi Simbolik ke Representasi Kemampuan subjek ST dalam unpacking source
Visual dan Verbal terlihat pada proses pengerjaan yang telah sesuai
Siswa hanya mampu mencapai tahap dengan informasi yang diketahui dan ditanyakan
unpacking the source, preliminary coordinator, untuk soal nomor 1, 2 , dan 3.
constructing the target, dan determining equivalence Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa
pada translasi representasi simbolik ke verbal dengan subjek ST dapat menyebutkan informasi yang
pembentukan representasi target yang tidak tepat, diketahui pada masalah baik yang diperlukan
sedangkan pada translasi representasi simbolik ke maupun yang tidak diperlukan untuk proses
visual, subjek hanya mencapai tahap determining translasi dan apa yang ditanyakan pada masalah.
equivalence. b. Preliminary coordinator
3. Translasi Representasi Visual ke Representasi Verbal Pada tahap preliminary coordinator, subjek ST
dan Simbolik dapat menentukan apa yang harus dilakukan
Siswa hanya mampu mencapai tahap pertama kali untuk membentuk representasi target
unpacking the source, preliminary coordinator, dan menggunakan informasi awal. Hal ini terlihat pada
constructing the target. Pada translasi representasi saat subjek membuat pemisalan untuk membentuk
visual ke verbal, representasi target yang dibentuk representasi simbolik, menentukan langkah awal
sudah tepat, sedangkan pada translasi representasi pembentukan tabel dan grafik, dan
visual ke simbolik, representasi target yang dibentuk memperkirakan representasi verbal berupa soal
tidak tepat. cerita yang berkaitan dengan informasi yang
diberikan. Berdasarkan hasil analisis data, subjek
Pembahasan ST dapat menghubungkan ide matematika yang
Berdasarkan hasil analisis dari tes pemecahan ada pada representasi awal dan representasi target
masalah dan wawancara, diperoleh deskripsi dari untuk digunakan dalam proses pembentukan
kemampuan translasi antar representasi siswa dalam representasi target. Hal ini sesuai dengan pendapat
memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan Bossé et.al (2014) bahwa mereka mengenali ide
matematika sebagai berikut. matematika dan menghubungkan informasi yang
1. Kemampuan Translasi Antar Representasi Siswa ada pada representasi awal dan representasi target.
Berkemampuan Matematika Tinggi (Subjek ST) Kaput, et.al. (1987) menyatakan bahwa pada tahap
dalam Memecahkan Masalah ini terjadi preliminary encoding, yaitu pengkodean
Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah dan awal. Hal ini terlihat pada langkah awal yang
wawancara, diperoleh kemampuan translasi antar diambil subjek untuk membentuk representasi
representasi subjek ST dalam memecahkan masalah target.
yaitu sebagai berikut. Berdasarkan uraian di atas, subjek ST dapat
a. Unpacking source menentukan langkah awal pembentukan

5
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

representasi target, baik dalam bentuk representasi Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
verbal, visual, maupun simbolik. bahwa subjek ST dapat mencapai tahap
c. Constructing the target determining equivalence dengan memeriksa
Pada tahap constructing the target, subjek ST apakah representasi target sesuai dengan
dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan representasi awal pada setiap proses translasi.
rencana yang dibuat dengan mengolah informasi Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
yang tersedia pada representasi awal. Sesuai diketahui bahwa subjek ST dapat melakukan
dengan pendapat Bossé et.al (2014) bahwa mereka keseluruhan tahap unpacking source, preliminary
secara simultan menggordinasikan representasi coordinator, constracting the target, dan determining
awal dan representasi target dan menggunakan equivalence dengan baik pada setiap proses translasi.
apapun yang mereka perlukan dari representasi 2. Kemampuan Translasi Antar Representasi Siswa
yang menyediakan informasi paling banyak yang Berkemampuan Matematika Sedang (Subjek SS)
mereka cari. Hal ini terlihat pada pembentukan dalam Memecahkan Masalah
representasi target menggunakan konsep Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah dan
representasi yang sesuai. Subjek ST dapat wawancara, diperoleh kemampuan translasi antar
membentuk soal cerita yang logis untuk masalah representasi subjek SS dalam memecahkan masalah
yang diberikan menggunakan situasi sekitar, yaitu sebagai berikut.
sesuai dengan pendapat Sheffield (2000) bahwa a. Unpacking source
siswa berkemampuan tinggi dapat memahami Pada tahap unpacking source, subjek SS dapat
konsep dan strategi matematika secara cepat, memahami masalah yang diberikan dengan dapat
dengan retensi yang baik dan dapat menyebutkan informasi yang diketahui pada
menghubungkan konsep matematika yang ada masalah nomor 1, 2, dan 3 dalam bentuk verbal,
dengan situasi di kehidupan nyata. simbolik, dan visual. Subjek SS tidak menuliskan
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui informasi pada lembar pengerjaan, namun dapat
bahwa subjek ST dapat melakukan tahap menyebutkan informasi yang diketahui pada saat
constructing the target dengan membentuk wawancara, seharusnya informasi yang diketahui
representasi target untuk menyelesaikan masalah, tersebut dituliskan pada lembar pengerjaan untuk
baik dalam bentuk representasi verbal, visual, membantu menyelesaikan masalah. Pada saat
maupun simbolik. wawancara, subjek SS dapat menyebutkan
d. Determining equivalence informasi yang diketahui dan yang ditanyakan
Pada tahap determining equivalence, subjek serta informasi yang tidak digunakan secara tepat.
ST melakukan pemeriksaan kembali pada soal Hal ini sesuai dengan pendapat Bossé, et.al.
TPM yang diberikan. Pada saat memeriksa (2014) bahwa siswa pada kelompok kemampuan
kembali, subjek ST dapat menentukan secara sedang dapat menentukan ide matematika yang
langsung bagaimana memeriksa kembali jawaban diperlukan dan tidak diperlukan untuk melakukan
yang telah diperoleh. Hal ini terlihat pada tindakan translasi.
yang dilakukan, yaitu dengan memeriksa proses Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa
translasi yang telah dilakukan, sesuai dengan subjek SS dapat menyebutkan informasi yang
pendapat Bossé, et.al. (2014), yaitu untuk diketahui pada masalah baik yang diperlukan
membuktikan kesamaan antara bentuk-bentuk maupun yang tidak diperlukan untuk proses
representasi, mereka secara otomatis memeriksa translasi dan apa yang ditanyakan pada masalah.
secara keseluruhan proses translasi. Subjek ST b. Preliminary coordinator
juga memeriksa kembali jawaban yang diperoleh Subjek SS dapat menentukan apa yang harus
dengan menyesuaikan informasi pada representasi dilakukan pertama kali untuk membentuk
target dengan representasi awal, sesuai dengan representasi target menggunakan informasi awal.
pendapat Sternberg (1984), bahwa pada tahap ini Menurut pendapat Bossé, et.al. (2014) bahwa
dapat dilakukan dengan selective comparison, mereka memperhatikan mikro-konsep dan ide
yaitu dengan membandingkan apakah informasi matematika yang terdapat pada representasi awal
yang diperoleh pada representasi target dan target. Hal ini terlihat pada hasil pengerjaan
berhubungan dengan informasi awal. dan wawancara. Subjek SS dapat menentukan

6
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

langkah awal pembentukan representasi target, TPM nomor 1a, 2b, dan 3a, sedangkan untuk soal
namun pada translasi verbal ke visual dan TPM nomor lainnya tidak diperiksa. Hal ini
simbolik ke verbal siswa kurang memperhatikan disebabkan oleh subjek yang merasa yakin
informasi yang ditanyakan pada masalah. Hal ini jawaban yang diberikan sudah tepat dan kehabisan
akan berpengaruh pada proses pembentukan waktu pengerjaan. Untuk soal nomor 1a, 2b, dan
representasi target untuk menyelesaikan masalah. 3a, subjek memeriksa kembali representasi target
c. Constructing the target yang telah dibuat dengan memeriksa informasi
Subjek SS hanya dapat menyelesaikan masalah pada representasi target tersebut dengan
dengan membentuk representasi target secara tepat representasi awal. Sesuai dengan pendapat Bossé,
pada translasi simbolik ke visual, sedangkan untuk et.al. (2014), “checking micro-concepts and
nomor yang lain sesuai dengan rencana yang mathematical ideas in each representation.” yaitu
dibuat namun terjadi kesalahan dalam dengan memeriksa mikro-konsep dan ide
pembentukan representasi target. Hal ini matematika pada setiap representasi. Hal ini
dikarenakan langkah pengubahan yang tidak tepat, diperoleh berdasarkan hasil pengerjaan dan
penggunaan informasi lain yang berlebihan atau wawancara.
tidak tepat, sehingga mengakibatkan representasi Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
yang dibuat tidak tepat. Sesuai dengan pendapat bahwa subjek SS dapat mencapai tahap
Bossé, et.al. (2014), bahwa siswa mengubah determining equivalence dengan memeriksa
mikro-konsep dari representasi awal ke peralihan apakah representasi target sesuai dengan
representasi target yang tepat namun setelah representasi awal pada nomor 1a, 2b, dan 3a.
melakukannya baru mengetahui bahwa terdapat Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
langkah-langkah yang tidak tepat, mengabaikan diketahui bahwa subjek SS dapat melakukan
informasi yang berlebihan, dan keseluruhan tahap unpacking source, preliminary
mempertimbangkan kembali mikro-konsep lain. coordinator, constructing the target, dan determining
Subjek SS dapat membentuk representasi simbolik equivalence hanya pada soal TPM nomor 1a, 2b, dan
berupa persamaan matematika, namun persamaan 3a, namun cenderung belum dapat melakukan dengan
yang dibuat tidak sesuai. Kesalahan yang dibuat baik tahap constructing the target. Untuk nomor
adalah penggunaan operasi pengurangan dengan lainnya, subjek SS melakukan kesalahan pada tahap
lima dan penjumlahan dengan empat. Hal ini preliminary coordinator dan constructing the target
berlaku untuk semua persamaan yang dibentuk yang disebabkan oleh beberapa kesalahan, namun
oleh subjek SS. Hal ini sesuai dengan pendapat dapat menyadari kesalahan yang dibuat dan langkah
Lesh, et.al. (1987), “content transfer from the apa yang tepat.
source into the target representation.” yaitu pada 3. Kemampuan Translasi Antar Representasi Siswa
tahap ini dilakukan pemindahan informasi dari Berkemampuan Matematika Rendah (Subjek SR)
representasi awal ke representasi target. dalam Memecahkan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui a. Unpacking source
bahwa subjek SS melakukan beberapa kesalahan Pada tahap unpacking source, subjek SR dapat
dalam pembentukan representasi target untuk memahami masalah yang diberikan dengan dapat
menyelesaikan masalah, sehingga tidak diperoleh menyebutkan informasi yang diketahui pada
penyelesaian yang tepat. Namun menyadari masalah nomor 1, 2, dan 3 dalam bentuk verbal,
kesalahan tersebut dan dapat menentukan langkah simbolik, dan visual. Pada saat wawancara, subjek
apa yang tepat untuk membentuk representasi SR dapat menyebutkan informasi yang diketahui
target. Kesalahan yang dilakukan diantaranya dan yang ditanyakan serta informasi yang tidak
adalah kesalahan pengubahan informasi, digunakan secara tepat, namun tidak dapat
kesalahan pada tahap sebelumnya, dan kesalahan memahami masalah secara detail. Hal ini terlihat
penggunaan informasi yang tidak diketahui di soal pada saat wawancara, siswa hanya menyebutkan
tanpa perhitungan. satu atau dua informasi dan tidak menyebutkan
d. Determining equivalence informasi lain yang penting, namun kemudian
Pada tahap determining equivalence, subjek SS dapat menyebutkan informsi tersebut setelah
hanya melakukan pemeriksaan kembali pada soal ditanyakan lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan

7
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

pendapat Reid (2013), yaitu mengalami kesulitan pembentukan representasi visual dari representasi
mengidentifikasi informasi yang penting. Subjek verbal dan pembentukan representasi verbal dari
SR tidak menuliskan informasi pada lembar representasi visual.
pengerjaan, namun dapat menyebutkan informasi Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui
yang diketahui pada saat wawancara, seharusnya bahwa subjek SR melakukan beberapa kesalahan
informasi yang diketahui tersebut dituliskan pada dalam pembentukan representasi target untuk
lembar pengerjaan untuk membantu menyelesaikan masalah, sehingga tidak diperoleh
menyelesaikan masalah. penyelesaian yang tepat. Kesalahan yang
Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa dilakukan diantaranya adalah kesalahan pada
subjek SR dapat menyebutkan informasi yang tahap preliminary coordinator, kesalahan
diketahui pada masalah baik yang diperlukan penambahan informasi yang tidak seharusnya
maupun yang tidak diperlukan untuk proses digunakan untuk pembentukan representasi target,
translasi dan apa yang ditanyakan pada masalah, dan kesalahan pengubahan representasi.
meskipun dengan sedikit kesulitan. d. Determining equivalence
b. Preliminary coordinator Pada tahap determining equivalence, subjek
Subjek SR kesulitan untuk menentukan apa SR hanya melakukan pemeriksaan kembali pada
yang harus dilakukan pertama kali untuk soal TPM nomor 2b, sedangkan untuk soal TPM
membentuk representasi target menggunakan nomor lainnya tidak diperiksa. Hal ini disebabkan
informasi awal. Pada tahap ini, subjek cenderung oleh subjek yang merasa yakin jawaban yang
tidak dapat memahami informasi yang penting diberikan sudah tepat dan tidak dapat
yang terdapat diantara kedua representasi. menyelesaikan tahap pembentukan representasi
Menurut pendapat Duval (2006), terjadinya target. Untuk soal 2b, subjek memeriksa kembali
keberhasilan atau kesalahan bergantung pada representasi target yang telah dibuat, namun siswa
pengetahuan terhadap konten dari representasi menjelaskan dengan ragu-ragu bahwa soal cerita
awal dan representasi target. tersebut dapat diselesaikan menggunakan dua
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa persamaan yang diketahui. Menurut pendapat
subjek SR kesulitan untuk menentukan langkah Bossé, et.al. (2014), yaitu mereka tidak dapat
awal pembentukan representasi target., Subjek menentukan bagaimana cara memeriksa kesamaan
melakukan kesalahan pada nomor 1a, 2a, dan 2b, bahkan cara memulai proses memeriksa.
yaitu kesalahan pemahaman representasi awal dan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
kurang teliti dalam perhitungan. bahwa subjek SR dapat mencapai tahap
Kesalahan yang dilakukan pada langkah ini determining equivalence untuk nomor 2b, yaitu
akan berpengaruh pada tahap constructing the translasi representasi simbolik ke representasi
target, yaitu tahap pembentukan representasi verbal dengan memeriksa apakah representasi
target untuk menyelesaikan masalah. target sesuai dengan representasi awal meskipun
c. Constructing the target dengan ragu-ragu.
Subjek SR hanya dapat menyelesaikan Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
masalah dengan membentuk representasi target diketahui bahwa subjek SR hanya dapat mencapai
secara tepat pada translasi verbal ke visual dan tahap unpacking source, preliminary coordinator,
visual ke verbal, sedangkan untuk nomor yang constructing the target, dan determining equivalence
lain representasi yang dibuat tidak tepat karena pada soal TPM nomor 2b namun representasi target
kesalahan pada tahap preliminary coordinator. yang dibuat kurang tepat. Subjek SR cenderung
Representasi target yang dibentuk tidak sesuai belum dapat melakukan dengan baik tahap
cenderung dikarenakan kesalahan pada tahap preliminary coordinator, constructing the target, dan
preliminary coordinator. Hal ini sesuai dengan determining equivalence untuk nomor lainnya yang
pendapat Bossé, et.al. (2014), yaitu mereka disebabkan oleh beberapa kesalahan. Kesalahan yang
terganggu oleh mikro-konsep yang cenderung dilakukan adalah pada tahap preliminary
membingungkan. Hal ini menyebabkan siswa coordinator, sehingga berpengaruh pada tahap
membentuk representasi target yang tidak tepat, selanjutnya.
namun hal tersebut tidak berlaku untuk

8
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

PENUTUP menyebutkan apa yang ditanyakan pada masalah.


Kesimpulan Siswa dapat melaksanakan dengan baik tahap ini pada
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang setiap masalah yang diberikan, masalah dalam bentuk
dibahas sebelumnya, maka dapat diambil simpulan representasi verbal, simbolik, dan visual.
sebagai berikut. Pada tahap preliminary coordinator, siswa dapat
1. Kemampuan Translasi Antar Representasi merencanakan pembentukan representasi target untuk
Matematika Siswa Berkemampuan Matematika memecahkan masalah. Siswa dapat melaksanakan
Tinggi dalam Memecahkan Masalah dengan baik tahap ini untuk merencanakan
Siswa berkemampuan matematika tinggi dapat pembentukan representasi target dalam bentuk
mencapai keseluruhan tahap translasi antar representasi simbolik dari representasi verbal,
representasi matematika yang terdiri dari tahap representasi visual dari representasi simbolik, dan
unpacking source, preliminary coordinator, representasi verbal dan simbolik dari representasi
constructing the target, dan determining equivalence. visual.
Pada tahap unpacking source, siswa dapat Pada tahap constructing the target, siswa cukup
menyebutkan informasi yang diketahui pada masalah dapat membentuk representasi target untuk
baik yang diperlukan dan tidak diperlukan dan dapat menyelesaikan masalah. Siswa dapat melaksanakan
menyebutkan apa yang ditanyakan pada masalah. dengan baik tahap ini untuk pembentukan representasi
Siswa dapat melaksanakan dengan baik tahap ini pada target dalam bentuk representasi visual dari
setiap masalah yang diberikan, masalah dalam bentuk representasi simbolik dan representasi verbal dari
representasi verbal, simbolik, dan visual. representasi visual.
Pada tahap preliminary coordinator, siswa dapat Pada tahap determining equivalence, siswa dapat
merencanakan pembentukan representasi target untuk memeriksa apakah representasi target sesuai dengan
memecahkan masalah. Siswa dapat melaksanakan representasi awal untuk translasi dari representasi
dengan baik tahap ini untuk merencanakan verbal ke simbolik, dari representasi simbolik ke
pembentukan representasi target. verbal, dan dari representasi visual ke verbal.
Pada tahap constructing the target, siswa dapat Siswa berkemampuan matematika sedang
membentuk representasi target untuk menyelesaikan mampu mencapai keseluruhan tahap proses translasi
masalah. Siswa dapat melaksanakan tahap ini untuk untuk translasi representasi verbal ke simbolik,
pembentukan setiap representasi target. representasi simbolik ke verbal, dan representasi
Pada tahap determining equivalence, siswa dapat visual ke verbal. Siswa cenderung mengalami
memeriksa apakah representasi target sesuai dengan kesulitan pada tahap constructing the target, sehingga
representasi awal untuk setiap proses translasi. representasi target yang dibentuk tidak sesuai dengan
Siswa berkemampuan tinggi mampu mencapai representasi awal.
keseluruhan tahap untuk keenam proses tranlasi, yaitu 3. Kemampuan Translasi Antar Representasi
translasi dari representasi verbal ke representasi Matematika Siswa Berkemampuan Matematika
simbolik dan representasi visual, representasi Rendah dalam Memecahkan Masalah
simbolik ke representasi visual dan representasi Siswa berkemampuan matematika rendah cukup
verbal, dan representasi visual ke representasi verbal dapat mencapai keseluruhan tahap translasi antar
dan simbolik. representasi matematika yang terdiri dari tahap
2. Kemampuan Translasi Antar Representasi unpacking source, preliminary coordinator,
Matematika Siswa Berkemampuan Matematika constructing the target, dan determining equivalence.
Sedang dalam Memecahkan Masalah Pada tahap unpacking source, siswa dapat
Siswa berkemampuan matematika sedang dapat menyebutkan informasi yang diketahui pada masalah
mencapai keseluruhan tahap translasi antar baik yang diperlukan dan tidak diperlukan dan dapat
representasi matematika yang terdiri dari tahap menyebutkan apa yang ditanyakan pada masalah.
unpacking source, preliminary coordinator, Siswa dapat melaksanakan dengan baik tahap ini pada
constructing the target, dan determining equivalence. setiap masalah yang diberikan, masalah dalam bentuk
Pada tahap unpacking source, siswa dapat representasi verbal, simbolik, dan visual meskipun
menyebutkan informasi yang diketahui pada masalah dengan sedikit kesulitan untuk menentukan informasi
baik yang diperlukan dan tidak diperlukan dan dapat yang penting.

9
Volume 3 No. 5 Tahun 2016

Pada tahap preliminary coordinator, siswa (http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/bosse5.p


cukup dapat merencanakan pembentukan representasi df, diakses 21 November 2015).
target untuk memecahkan masalah. Siswa dapat Duval, R. 2006. A cognitive analysis of problems of
melaksanakan dengan baik tahap ini untuk comprehension in a learning of mathematics.
merencanakan pembentukan representasi target dalam Educational Studies in Mathematics, (Online).
bentuk representasi visual dari representasi verbal, (http://www.edumatec.mat.ufrgs.br/artigos/esm_2
representasi verbal dan representasi simbolik dari 008_v68/5semiotic.pdf, diakses 11 Desember
2015).
representasi visual.
Pada tahap constructing the target, siswa cukup Indrajana, dkk. 2012. Strategi Pemecahan Masalah
dapat membentuk representasi target untuk dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi
SPLDV Siswa Kelas VIII di SMP Kristen 2
menyelesaikan masalah. Siswa dapat melaksanakan
Salatiga. (Online). (http://repository.uksw.edu/
dengan baik tahap ini untuk pembentukan representasi bitstream/123456789/1866/2/T1_2020 08027_Full
target dalam bentuk representasi visual dari %20text.pdf, diakses 29 April 2016).
representasi verbal dan representasi verbal dari
Janvier, C. 1987. Problem of Representation in the
representasi visual.
Teaching and Learning of Mathematics. New
Pada tahap determining equivalence, siswa dapat Jersey/London: Lawrence Erlbaum.
memeriksa apakah representasi target sesuai dengan
Kaput, J.J. 1987. Toward a theory of symbol use in
representasi awal untuk translasi dari representasi
mathematics. Hillsdale: Erlbaum.
simbolik ke verbal saja.
Siswa berkemampuan matematika rendah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2014.
mampu mencapai keseluruhan tahap proses translasi Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014.
untuk translasi representasi simbolik ke verbal saja. Lesh, dkk. 1987. Representation and Translations among
Siswa cenderung mengalami kesulitan pada tahap Representations in mathematics learning and
preliminary coordinator, sehingga tidak dapat problem solving. Hillsdale: Lawrence Erlbaum
Associates.
menentukan langkah pembentukan representasi target.
National Council of Teachers of Mathematics. (2000).
Saran Executive Summary: Principles and Standards for
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka School Matnematics. Reston, VA: National
peneliti dapat memberi saran sebagai berikut. Council of Teachers of Mathematics.
1. Bagi peneliti lain, sebaiknya subjek matematika untuk Reid, Robert. 2013. Study Skills Strategies (Part 1):
siswa dengan kategori kemampuan matematika Foundations for Effectively Teaching Study Skills.
rendah adalah siswa dengan skor matematika yang (Online), (http://iris.peabody.vanderbilt.edu/
module/ss1/, diakses 29 Juni 2016).
terendah, sehingga hasil yang diperoleh lebih
mewakili kemampuan matematika siswa dengan Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi
kemampuan matematika rendah. Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
2. Diharapkan guru mulai membiasakan siswa Sheffield, Linda J. 2000. Developing Mathematically
menggunakan berbagai representasi, karena Promising Students. Reston VA: National Council
penggunaan berbagai representasi dapat membantu of Teachers of Mathematics.
siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.
dengan materi yang dapat disajikan dalam beberapa
bentuk representasi.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2015. Laporan
Hasil Ujian Nasional SMA/MTs Tahun Pelajaran
2014/2015. Jakarta: Puspendik Balitbang
Kemdikbud.
Bossé, M. J., dkk. 2014. Students' Differentiated
Translation Processes. International Journal for
Mathematics Teaching and Learning, (Online),

10

Anda mungkin juga menyukai