Dhini Marliyanti
Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail: dhinimarliyanti@mhs.unesa.ac.id
Abstrak
Kemampuan translasi antar representasi matematika merupakan satu dari beberapa kemampuan yang
diperlukan dalam proses pemecahan masalah. Proses translasi antar representasi adalah proses perubahan dari
suatu bentuk representasi ke bentuk representasi lain. Indikator proses translasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah unpacking source, preliminary coordinator, constructing the target, dan determining equivalence.
Salah satu materi yang menggunakan berbagai representasi matematika adalah materi sistem persamaan linear
dua variabel. Bentuk-bentuk representasi yang digunakan antara lain: representasi verbal, simbolik, dan visual.
Kemampuan siswa dalam melakukan proses translasi antar representasi dapat berbeda-beda bergantung pada
kemampuan matematika siswa, yang terdiri dari kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan translasi antar representasi matematika siswa berkemampuan
matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam memecahkan masalah sistem persamaan linear dua variabel.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
tiga siswa kelas VIII-1 SMPN 1 Dawarblandong, Mojokerto tahun pelajaran 2015/2016 yang masing-masing
berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah dan berjenis kelamin sama. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode tes dengan pemberian tes pemecahan masalah dan metode wawancara. Data
dianalisis berdasarkan kegiatan yang mungkin muncul di setiap tahap proses translasi, dari representasi verbal ke
simbolik dan visual, dari representasi simbolik ke visual dan verbal, dan dari representasi visual ke verbal dan
simbolik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berkemampuan matematika tinggi mampu mencapai seluruh
tahap proses translasi untuk keenam translasi, yaitu translasi representasi verbal ke simbolik dan visual,
representasi simbolik ke visual dan verbal, dan representasi visual ke verbal dan simbolik. Kemampuan translasi
siswa berkemampuan matematika sedang yaitu mampu mencapai keseluruhan tahap proses translasi untuk
translasi representasi verbal ke simbolik, representasi simbolik ke verbal, dan representasi visual ke verbal. Hal
ini dikarenakan siswa cenderung mengalami kesulitan pada tahap constructing the target, sehingga representasi
target yang dibentuk tidak sesuai dengan representasi awal. Kemampuan translasi siswa berkemampuan
matematika rendah yaitu mampu mencapai keseluruhan tahap proses translasi untuk translasi representasi
simbolik ke verbal saja. Hal ini dikarenakan siswa cenderung mengalami kesulitan pada tahap preliminary
coordinator, sehingga tidak dapat menentukan langkah pembentukan representasi target.
Abstract
Translation’s ability between mathematical representations is one of the few capabilities that are needed
in the process of problem solving. The process of translation between representations is the process of changing
from one form of representation to another representation. Translational process indicators used in this study are
unpacking source, preliminary coordinator, constructing the target, and determining equivalence. One of the
material using a variety of mathematical representations are systems of linear equations two variables. These
forms of representation which was used, are: symbolic, verbal, and visual representation. The ability of the
students in the process of translation between representations can be different depending on the student's
mathematical ability, which consists of high, medium, and low ability. This study aims to describe the translation
ability of students with different math-ability from high, medium, and low in solving systems of linear equations
two variables problems.
This study is descriptive study with qualitative approach. The subjects of this study were three students of
VIII-A SMP 1 Dawarblandong, Mojokerto 2015/2016, each their mathematical abilities are high, medium, and
low who have same sex. Data collection method used are test method by giving mathematical problem solving
test and method of interview. The data were analyzed based on the activities that might appear at every step of
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
the translational process of verbal representations to symbolic and visual representations, symbolic
representations to visual and verbal representations, and visual representation to verbal and symbolic
representations.
The results showed that the translation ability of student with high mathematical ability was being able to
achieve the overall translation process for the sixth stage translation, i.e. translation of verbal representations to
the symbolic and visual, symbolic representations to visual and verbal, and visual representation to verbal and
symbolic. The translation ability of student with medium mathematical ability was being able to reach the
overall translation process stage to provide a translation of verbal to symbolic representations, symbolic to verbal
representation, visual to verbal representation. This was because student tended to have difficulty at constructing
the target, so the target representation which was formed not equivalence with the source representation.
Translational ability of student with low mathematical alibity was able to achieve the overall translation process
stages for symbolic to verbal representation translation only. This was because student tended to have difficulty
in preliminary coordinator, so the student could not determine the establishment of targets representation.
2
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
3
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
4
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
simbolik, subjek hanya mencapai tahap constructing Pada tahap unpacking source, subjek ST dapat
the target. memahami masalah yang diberikan dengan
menyebutkan hal-hal yang diketahui pada masalah
Analisis Kemampuan Translasi Antar Representasi nomor 1, 2, dan 3, yaitu masalah dalam bentuk
Matematika Siswa Berkemampuan Matematika verbal, simbolik, dan visual. Pada setiap masalah
Rendah yang diberikan, subjek ST dapat menyebutkan
1. Translasi Representasi Verbal ke Representasi informasi yang ada pada masalah dan dapat
Simbolik dan Visual menyebutkan informasi yang tidak diperlukan
Siswa hanya mampu mencapai tahap untuk memecahkan masalah. Hal ini sesuai
unpacking the source, preliminary coordinator, dan dengan pendapat Bossé et.al (2014) bahwa siswa
constructing the target dengan pembentukan pada kelompok kemampuan tinggi secara
representasi target yang tidak tepat pada translasi bersamaan mempertimbangkan representasi awal
representasi verbal ke simbolik, sedangkan dan target dan membedakan kedua representasi,
representasi target yang dibentuk pada translasi hal-hal yang diperlukan dan tidak diperlukan
representasi verbal ke visual dapat dibentuk dengan untuk proses translasi. Menurut Duval (2006),
tepat. siswa harus membedakan informasi yang relevan.
2. Translasi Representasi Simbolik ke Representasi Kemampuan subjek ST dalam unpacking source
Visual dan Verbal terlihat pada proses pengerjaan yang telah sesuai
Siswa hanya mampu mencapai tahap dengan informasi yang diketahui dan ditanyakan
unpacking the source, preliminary coordinator, untuk soal nomor 1, 2 , dan 3.
constructing the target, dan determining equivalence Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa
pada translasi representasi simbolik ke verbal dengan subjek ST dapat menyebutkan informasi yang
pembentukan representasi target yang tidak tepat, diketahui pada masalah baik yang diperlukan
sedangkan pada translasi representasi simbolik ke maupun yang tidak diperlukan untuk proses
visual, subjek hanya mencapai tahap determining translasi dan apa yang ditanyakan pada masalah.
equivalence. b. Preliminary coordinator
3. Translasi Representasi Visual ke Representasi Verbal Pada tahap preliminary coordinator, subjek ST
dan Simbolik dapat menentukan apa yang harus dilakukan
Siswa hanya mampu mencapai tahap pertama kali untuk membentuk representasi target
unpacking the source, preliminary coordinator, dan menggunakan informasi awal. Hal ini terlihat pada
constructing the target. Pada translasi representasi saat subjek membuat pemisalan untuk membentuk
visual ke verbal, representasi target yang dibentuk representasi simbolik, menentukan langkah awal
sudah tepat, sedangkan pada translasi representasi pembentukan tabel dan grafik, dan
visual ke simbolik, representasi target yang dibentuk memperkirakan representasi verbal berupa soal
tidak tepat. cerita yang berkaitan dengan informasi yang
diberikan. Berdasarkan hasil analisis data, subjek
Pembahasan ST dapat menghubungkan ide matematika yang
Berdasarkan hasil analisis dari tes pemecahan ada pada representasi awal dan representasi target
masalah dan wawancara, diperoleh deskripsi dari untuk digunakan dalam proses pembentukan
kemampuan translasi antar representasi siswa dalam representasi target. Hal ini sesuai dengan pendapat
memecahkan masalah ditinjau dari kemampuan Bossé et.al (2014) bahwa mereka mengenali ide
matematika sebagai berikut. matematika dan menghubungkan informasi yang
1. Kemampuan Translasi Antar Representasi Siswa ada pada representasi awal dan representasi target.
Berkemampuan Matematika Tinggi (Subjek ST) Kaput, et.al. (1987) menyatakan bahwa pada tahap
dalam Memecahkan Masalah ini terjadi preliminary encoding, yaitu pengkodean
Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah dan awal. Hal ini terlihat pada langkah awal yang
wawancara, diperoleh kemampuan translasi antar diambil subjek untuk membentuk representasi
representasi subjek ST dalam memecahkan masalah target.
yaitu sebagai berikut. Berdasarkan uraian di atas, subjek ST dapat
a. Unpacking source menentukan langkah awal pembentukan
5
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
representasi target, baik dalam bentuk representasi Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
verbal, visual, maupun simbolik. bahwa subjek ST dapat mencapai tahap
c. Constructing the target determining equivalence dengan memeriksa
Pada tahap constructing the target, subjek ST apakah representasi target sesuai dengan
dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan representasi awal pada setiap proses translasi.
rencana yang dibuat dengan mengolah informasi Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
yang tersedia pada representasi awal. Sesuai diketahui bahwa subjek ST dapat melakukan
dengan pendapat Bossé et.al (2014) bahwa mereka keseluruhan tahap unpacking source, preliminary
secara simultan menggordinasikan representasi coordinator, constracting the target, dan determining
awal dan representasi target dan menggunakan equivalence dengan baik pada setiap proses translasi.
apapun yang mereka perlukan dari representasi 2. Kemampuan Translasi Antar Representasi Siswa
yang menyediakan informasi paling banyak yang Berkemampuan Matematika Sedang (Subjek SS)
mereka cari. Hal ini terlihat pada pembentukan dalam Memecahkan Masalah
representasi target menggunakan konsep Berdasarkan hasil tes pemecahan masalah dan
representasi yang sesuai. Subjek ST dapat wawancara, diperoleh kemampuan translasi antar
membentuk soal cerita yang logis untuk masalah representasi subjek SS dalam memecahkan masalah
yang diberikan menggunakan situasi sekitar, yaitu sebagai berikut.
sesuai dengan pendapat Sheffield (2000) bahwa a. Unpacking source
siswa berkemampuan tinggi dapat memahami Pada tahap unpacking source, subjek SS dapat
konsep dan strategi matematika secara cepat, memahami masalah yang diberikan dengan dapat
dengan retensi yang baik dan dapat menyebutkan informasi yang diketahui pada
menghubungkan konsep matematika yang ada masalah nomor 1, 2, dan 3 dalam bentuk verbal,
dengan situasi di kehidupan nyata. simbolik, dan visual. Subjek SS tidak menuliskan
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui informasi pada lembar pengerjaan, namun dapat
bahwa subjek ST dapat melakukan tahap menyebutkan informasi yang diketahui pada saat
constructing the target dengan membentuk wawancara, seharusnya informasi yang diketahui
representasi target untuk menyelesaikan masalah, tersebut dituliskan pada lembar pengerjaan untuk
baik dalam bentuk representasi verbal, visual, membantu menyelesaikan masalah. Pada saat
maupun simbolik. wawancara, subjek SS dapat menyebutkan
d. Determining equivalence informasi yang diketahui dan yang ditanyakan
Pada tahap determining equivalence, subjek serta informasi yang tidak digunakan secara tepat.
ST melakukan pemeriksaan kembali pada soal Hal ini sesuai dengan pendapat Bossé, et.al.
TPM yang diberikan. Pada saat memeriksa (2014) bahwa siswa pada kelompok kemampuan
kembali, subjek ST dapat menentukan secara sedang dapat menentukan ide matematika yang
langsung bagaimana memeriksa kembali jawaban diperlukan dan tidak diperlukan untuk melakukan
yang telah diperoleh. Hal ini terlihat pada tindakan translasi.
yang dilakukan, yaitu dengan memeriksa proses Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa
translasi yang telah dilakukan, sesuai dengan subjek SS dapat menyebutkan informasi yang
pendapat Bossé, et.al. (2014), yaitu untuk diketahui pada masalah baik yang diperlukan
membuktikan kesamaan antara bentuk-bentuk maupun yang tidak diperlukan untuk proses
representasi, mereka secara otomatis memeriksa translasi dan apa yang ditanyakan pada masalah.
secara keseluruhan proses translasi. Subjek ST b. Preliminary coordinator
juga memeriksa kembali jawaban yang diperoleh Subjek SS dapat menentukan apa yang harus
dengan menyesuaikan informasi pada representasi dilakukan pertama kali untuk membentuk
target dengan representasi awal, sesuai dengan representasi target menggunakan informasi awal.
pendapat Sternberg (1984), bahwa pada tahap ini Menurut pendapat Bossé, et.al. (2014) bahwa
dapat dilakukan dengan selective comparison, mereka memperhatikan mikro-konsep dan ide
yaitu dengan membandingkan apakah informasi matematika yang terdapat pada representasi awal
yang diperoleh pada representasi target dan target. Hal ini terlihat pada hasil pengerjaan
berhubungan dengan informasi awal. dan wawancara. Subjek SS dapat menentukan
6
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
langkah awal pembentukan representasi target, TPM nomor 1a, 2b, dan 3a, sedangkan untuk soal
namun pada translasi verbal ke visual dan TPM nomor lainnya tidak diperiksa. Hal ini
simbolik ke verbal siswa kurang memperhatikan disebabkan oleh subjek yang merasa yakin
informasi yang ditanyakan pada masalah. Hal ini jawaban yang diberikan sudah tepat dan kehabisan
akan berpengaruh pada proses pembentukan waktu pengerjaan. Untuk soal nomor 1a, 2b, dan
representasi target untuk menyelesaikan masalah. 3a, subjek memeriksa kembali representasi target
c. Constructing the target yang telah dibuat dengan memeriksa informasi
Subjek SS hanya dapat menyelesaikan masalah pada representasi target tersebut dengan
dengan membentuk representasi target secara tepat representasi awal. Sesuai dengan pendapat Bossé,
pada translasi simbolik ke visual, sedangkan untuk et.al. (2014), “checking micro-concepts and
nomor yang lain sesuai dengan rencana yang mathematical ideas in each representation.” yaitu
dibuat namun terjadi kesalahan dalam dengan memeriksa mikro-konsep dan ide
pembentukan representasi target. Hal ini matematika pada setiap representasi. Hal ini
dikarenakan langkah pengubahan yang tidak tepat, diperoleh berdasarkan hasil pengerjaan dan
penggunaan informasi lain yang berlebihan atau wawancara.
tidak tepat, sehingga mengakibatkan representasi Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
yang dibuat tidak tepat. Sesuai dengan pendapat bahwa subjek SS dapat mencapai tahap
Bossé, et.al. (2014), bahwa siswa mengubah determining equivalence dengan memeriksa
mikro-konsep dari representasi awal ke peralihan apakah representasi target sesuai dengan
representasi target yang tepat namun setelah representasi awal pada nomor 1a, 2b, dan 3a.
melakukannya baru mengetahui bahwa terdapat Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
langkah-langkah yang tidak tepat, mengabaikan diketahui bahwa subjek SS dapat melakukan
informasi yang berlebihan, dan keseluruhan tahap unpacking source, preliminary
mempertimbangkan kembali mikro-konsep lain. coordinator, constructing the target, dan determining
Subjek SS dapat membentuk representasi simbolik equivalence hanya pada soal TPM nomor 1a, 2b, dan
berupa persamaan matematika, namun persamaan 3a, namun cenderung belum dapat melakukan dengan
yang dibuat tidak sesuai. Kesalahan yang dibuat baik tahap constructing the target. Untuk nomor
adalah penggunaan operasi pengurangan dengan lainnya, subjek SS melakukan kesalahan pada tahap
lima dan penjumlahan dengan empat. Hal ini preliminary coordinator dan constructing the target
berlaku untuk semua persamaan yang dibentuk yang disebabkan oleh beberapa kesalahan, namun
oleh subjek SS. Hal ini sesuai dengan pendapat dapat menyadari kesalahan yang dibuat dan langkah
Lesh, et.al. (1987), “content transfer from the apa yang tepat.
source into the target representation.” yaitu pada 3. Kemampuan Translasi Antar Representasi Siswa
tahap ini dilakukan pemindahan informasi dari Berkemampuan Matematika Rendah (Subjek SR)
representasi awal ke representasi target. dalam Memecahkan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui a. Unpacking source
bahwa subjek SS melakukan beberapa kesalahan Pada tahap unpacking source, subjek SR dapat
dalam pembentukan representasi target untuk memahami masalah yang diberikan dengan dapat
menyelesaikan masalah, sehingga tidak diperoleh menyebutkan informasi yang diketahui pada
penyelesaian yang tepat. Namun menyadari masalah nomor 1, 2, dan 3 dalam bentuk verbal,
kesalahan tersebut dan dapat menentukan langkah simbolik, dan visual. Pada saat wawancara, subjek
apa yang tepat untuk membentuk representasi SR dapat menyebutkan informasi yang diketahui
target. Kesalahan yang dilakukan diantaranya dan yang ditanyakan serta informasi yang tidak
adalah kesalahan pengubahan informasi, digunakan secara tepat, namun tidak dapat
kesalahan pada tahap sebelumnya, dan kesalahan memahami masalah secara detail. Hal ini terlihat
penggunaan informasi yang tidak diketahui di soal pada saat wawancara, siswa hanya menyebutkan
tanpa perhitungan. satu atau dua informasi dan tidak menyebutkan
d. Determining equivalence informasi lain yang penting, namun kemudian
Pada tahap determining equivalence, subjek SS dapat menyebutkan informsi tersebut setelah
hanya melakukan pemeriksaan kembali pada soal ditanyakan lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan
7
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
pendapat Reid (2013), yaitu mengalami kesulitan pembentukan representasi visual dari representasi
mengidentifikasi informasi yang penting. Subjek verbal dan pembentukan representasi verbal dari
SR tidak menuliskan informasi pada lembar representasi visual.
pengerjaan, namun dapat menyebutkan informasi Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui
yang diketahui pada saat wawancara, seharusnya bahwa subjek SR melakukan beberapa kesalahan
informasi yang diketahui tersebut dituliskan pada dalam pembentukan representasi target untuk
lembar pengerjaan untuk membantu menyelesaikan masalah, sehingga tidak diperoleh
menyelesaikan masalah. penyelesaian yang tepat. Kesalahan yang
Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa dilakukan diantaranya adalah kesalahan pada
subjek SR dapat menyebutkan informasi yang tahap preliminary coordinator, kesalahan
diketahui pada masalah baik yang diperlukan penambahan informasi yang tidak seharusnya
maupun yang tidak diperlukan untuk proses digunakan untuk pembentukan representasi target,
translasi dan apa yang ditanyakan pada masalah, dan kesalahan pengubahan representasi.
meskipun dengan sedikit kesulitan. d. Determining equivalence
b. Preliminary coordinator Pada tahap determining equivalence, subjek
Subjek SR kesulitan untuk menentukan apa SR hanya melakukan pemeriksaan kembali pada
yang harus dilakukan pertama kali untuk soal TPM nomor 2b, sedangkan untuk soal TPM
membentuk representasi target menggunakan nomor lainnya tidak diperiksa. Hal ini disebabkan
informasi awal. Pada tahap ini, subjek cenderung oleh subjek yang merasa yakin jawaban yang
tidak dapat memahami informasi yang penting diberikan sudah tepat dan tidak dapat
yang terdapat diantara kedua representasi. menyelesaikan tahap pembentukan representasi
Menurut pendapat Duval (2006), terjadinya target. Untuk soal 2b, subjek memeriksa kembali
keberhasilan atau kesalahan bergantung pada representasi target yang telah dibuat, namun siswa
pengetahuan terhadap konten dari representasi menjelaskan dengan ragu-ragu bahwa soal cerita
awal dan representasi target. tersebut dapat diselesaikan menggunakan dua
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa persamaan yang diketahui. Menurut pendapat
subjek SR kesulitan untuk menentukan langkah Bossé, et.al. (2014), yaitu mereka tidak dapat
awal pembentukan representasi target., Subjek menentukan bagaimana cara memeriksa kesamaan
melakukan kesalahan pada nomor 1a, 2a, dan 2b, bahkan cara memulai proses memeriksa.
yaitu kesalahan pemahaman representasi awal dan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
kurang teliti dalam perhitungan. bahwa subjek SR dapat mencapai tahap
Kesalahan yang dilakukan pada langkah ini determining equivalence untuk nomor 2b, yaitu
akan berpengaruh pada tahap constructing the translasi representasi simbolik ke representasi
target, yaitu tahap pembentukan representasi verbal dengan memeriksa apakah representasi
target untuk menyelesaikan masalah. target sesuai dengan representasi awal meskipun
c. Constructing the target dengan ragu-ragu.
Subjek SR hanya dapat menyelesaikan Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat
masalah dengan membentuk representasi target diketahui bahwa subjek SR hanya dapat mencapai
secara tepat pada translasi verbal ke visual dan tahap unpacking source, preliminary coordinator,
visual ke verbal, sedangkan untuk nomor yang constructing the target, dan determining equivalence
lain representasi yang dibuat tidak tepat karena pada soal TPM nomor 2b namun representasi target
kesalahan pada tahap preliminary coordinator. yang dibuat kurang tepat. Subjek SR cenderung
Representasi target yang dibentuk tidak sesuai belum dapat melakukan dengan baik tahap
cenderung dikarenakan kesalahan pada tahap preliminary coordinator, constructing the target, dan
preliminary coordinator. Hal ini sesuai dengan determining equivalence untuk nomor lainnya yang
pendapat Bossé, et.al. (2014), yaitu mereka disebabkan oleh beberapa kesalahan. Kesalahan yang
terganggu oleh mikro-konsep yang cenderung dilakukan adalah pada tahap preliminary
membingungkan. Hal ini menyebabkan siswa coordinator, sehingga berpengaruh pada tahap
membentuk representasi target yang tidak tepat, selanjutnya.
namun hal tersebut tidak berlaku untuk
8
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
9
Volume 3 No. 5 Tahun 2016
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan. 2015. Laporan
Hasil Ujian Nasional SMA/MTs Tahun Pelajaran
2014/2015. Jakarta: Puspendik Balitbang
Kemdikbud.
Bossé, M. J., dkk. 2014. Students' Differentiated
Translation Processes. International Journal for
Mathematics Teaching and Learning, (Online),
10