Anda di halaman 1dari 6

Kreano 6 (1) (2015): 1-6

Kreano
Ju r n a l M a t e m a t i k a K r e a t i f - I n o v a t i f
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano

Meningkatkan Komunikasi Matematis Peserta Didik


melalui “Disco LeMPer “ berbantuan Software Geogebra

Jurotun1
1
SMA N 1 Dempet Demak, Jawa Tengah, Indonesia
Email : jurotunguru@gmail.com

DOI: http://dx.doi.org/10.15294/kreano.v6i1.4471
Received : August 2015; Accepted: September 2015; Published: September 2015

Abstrak
Peserta didik belum menguasai kemampuan komunikasi matematika, baik kemampuan matematika lisan mau-
pun kemampuan matematika secara tertulis. Peserta didik sulit membedakan penggunaan simbol dan lambang
matematika, mengubah masalah nyata ke dalam bahasa matematika, serta mentransfer bentuk matematika ke
dalam masalah nyata, peserta didik jarang mengajukan pertanyaan ataupun memberikan pendapatnya dalam pros-
es pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi matematis melalui “Disco
LeMPer” berbantuan Software Geogebra. Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas dengan Jenis peneli-
tian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari silkus 1 dan siklus 2. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksana-
kan di kelas XI MIA3 SMA Negeri 1 Dempet. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan tes
tertulis. Hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan komunikasi matematis lisan sebesar 45% pada siklus 1
dan 22% pada siklus 2. Sedangkan untuk komunikasi tertulis terjadi peningkatan sebesar 30% untuk siklus 1 dan 42%
untuk siklus 2. Dengan demikian pembelajaran Disco LeMPer berbantuan software Geogebra dapat meningkatkan
komunikasi matematis peserta didik SMA untuk materi irisan kerucut.

Abstract
Learners have not mastered the mathematical communication skills , both verbal and math skills math skills in wri-
ting . Learners are difficult to distinguish the use of symbols and mathematical symbol , changing the real problems
into mathematical language , as well as the transfer form to the real problems of mathematics , students rarely
ask questions or give opinions in the process of learning mathematics. This study aims to improve mathematical
communication through “ Disco Lemper “ aided software GeoGebra.This research is a classroom action research
with the type of research is a class action consisting of cycle 1 and cycle 2. Class Action Research was conducted
in class XI MIA3 SMA Negeri 1 Dempet. Data collection tools used were observation sheet and a written test. The
results showed that an increase in oral mathematical communication by 45 % in cycle 1 and 22 % in cycle 2. As for
written communication an increase of 30 % for the first cycle and 42 % for cycle 2. Thus Disco Lemper aided learning
software GeoGebra can improve communication mathematical high school students to the material conic sections .

Keywords: Communication Mathematically, Disco Lemper , Geogebra

PENDAHULUAN tian dalam pembelajaran matematika, karena


Kemampuan Komunikasi matematis sangat melalui komunikasi peserta didik dapat men-
penting di dalam pembelajaran matematika. gorganisasikan dan mengkonsolodasi berpi-
Komunikasi matematis merupakan salah satu kir matematisnya, serta peserta didik dapat
sasaran penilaian dalam rangka mengetahui meng”explore” ide-ide matematika. Kesada-
hasil belajar atau tingkat keberhasilan dan efi- ran tentang pentingnya memperhatikan ke-
siensi suatu pembelajaran matematika, (De- mampuan peserta didik dalam berkomunikasi
partemen pendidikan Nasional, 2005: 2). dengan menggunakan matematika yang di-
Asikin (2001:2) mengemukakan komu- pelajari di sekolah perlu ditumbuhkan, karena
nikasi matematis perlu menjadi fokus perha- salah satu fungsi pelajaran matematika ada-
lah sebagai cara mengkomunikasikan gaga-
© 2015 Semarang State University. All rights reserved UNNES JOURNALS
p-ISSN: 2086-2334; e-ISSN: 2442-4218
2 Jurotun, Meningkatkan Komunikasi Matematis Peserta Didik melalui “Disco LeMPer”

san secara praktis, sistematis, dan efisien. lisan selama pembelajaran dan komunikasi
Menurut Sumarmo (2003: 5), indikator matematika tertulis yaitu komunikasi melalui
komunikasi matematis meliputi: (1) menghu- tulisan.
bungkan benda nyata, gambar, dan diagram Kenyataan dilapangan yang peneliti
ke dalam ide matematika; (2) menjelaskan alami, mayoritas peserta didik belum men-
ide, situasi, dan relasi matematis secara lisan guasai kemampuan komunikasi matematika,
atau tulisan dengan benda nyata, gambar, baik kemampuan matematika lisan mapun
grafik, dan aljabar; (3) menyatakan peristiwa kemampuan matematika secara tertulis. Pe-
sehari-hari dalam bahasa atau simbol mate- serta didik sulit membedakan penggunaan
matika; (4) mendengarkan, berdiskusi, dan simbol dan lambang matematika, mengubah
menulis tentang matematika; (5) membaca masalah nyata ke dalam bahasa matematika,
dengan pemahaman suatu presentasi mate- serta mentransfer bentuk matematika ke da-
matika tertulis; (6) membuat konjektur, me- lam masalah nyata, peserta didik jarang men-
nyusun argumen, merumuskan definisi, dan gajukan pertanyaan ataupun memberikan
generalisasi; dan (7) menjelaskan dan mem- pendapatnya dalam proses pembelajaran ma-
buat pertanyaan tentang matematika yang tematika. Hal ini terlihat dari hasil identifikasi
telah dipelajari. komunikasi matematika lisan dan tertulis dari
Dari indikator komunikasi matematis prasiklus dengan hasil dari kelas XI MIA 3 SMA
ini peneliti mengelompokkan menjadi 2 bagi- N 1 Dempet diperoleh bahwa nilai komuikasi
an yaitu kemampuan komunikasi matematika tulis untuk kelas tersebut rata-ratanya sebe-
lisan dan kemampuan komunikasi matemati- sar 1,87 atau dengan kriteria Cukup, dengan
ka tertulis. Indikator kemampuan komunikasi nilai maksimum sebesar 2,8 (B-) dan nilai mi-
lisan sebagaimana dikemukakan oleh Suzana nimumnya sebesar 0,8 (K), Sedangkan untuk
dalam Afifah (2011 : 15) meliputi: menjelaskan komunikasi matematika lisan rata-rata ni-
kesimpulan yang diperoleh; menafsirkan so- lainya sebesar 2,07 (C), dengan nilai minimum
lusi yang diperoleh; memilih cara yang paling sebesar 2 (C) dan nilai maksimumnya sebesar
tepat dalam menyampaikan penjelasannya; 3 (B), dengan jumlah peserta didik yang tuntas
menggunakan tabel, gambar, model, dan mencapai kriteria ketuntasan minimal seba-
lain-lain untuk menyampaikan penjelasan; nyak 6 orang dan yang tidak tuntas sebanyak
mengajukan suatu permasalahan atau perso- 24 orang atau sekitar 80% belum tuntas.
alan; menyajikan penyelesaian dari suatu per- Selama ini, proses pembelajaran Mate-
masalahan; merespon suatu pertanyaan atau matika yang peneliti lakukan di kelas XI MIA
persoalan dari siswa lain dalam bentuk argu- 3 SMA Negeri 1 Dempet belum mempraktik-
men yang meyakinkan; menginterpretasi dan kan menggunakan Model Disco LeMPer (Dis-
mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta covery Learning bermain peran) berbantuan
informasi matematika; serta mengungkapkan software geogebra, meskipun sudah meng-
lambang, notasi, dan persamaan matematika gunakan model pembelajaran kooperatif
secara lengkap dan benar. Sedangkan Indika- dengan metode ceramah, tanya jawab, pem-
tor kemampuan komunikasi tertulis dikemu- berian tugas, dan pemberian kuis/point pada
kakan oleh Ross dalam Nurlaelah (2009: 25) waktu kerja kelompok, sehingga peran guru
adalah: menggambarkan situasi masalah dan tidak menjadi tokoh sentral dalam proses
menyatakan solusi masalah menggunakan pembelajaran di kelas, maka terjadilah proses
gambar, bagan, tabel, atau penyajian secara pembelajaran yang kondusif yakni ada inte-
aljabar; menyatakan hasil dalam bentuk tuli- raksi antara guru dan peserta didik. Namun
san; menggunakan representasi menyeluruh interaksi tersebut bersifat sementara dan ku-
untuk menyatakan konsep matematika dan rang menyeluruh pada setiap peserta didik,
solusinya; membuat situasi matematika den- karena masih terdapat peserta didik yang
gan menyediakan ide dan keterangan dalam berbicara sendiri, melamun, ada yang hanya
bentuk tulisan; serta menggunakan bahasa menjadi penerima informasi, kurang respon-
matematika dan simbol secara tepat. Komu- sif, mencatat penjelasan guru, dan cenderung
nikasi matematika lisan berdasarkan aktivitas tidak mampu berinteraksi dengan guru atau
UNNES JOURNALS
Kreano 6 (1) (2015): 1-6 | 3

dengan teman lainnya. Akibatnya, iklim ke- lanjut. Geogebra digunakan untuk membuat
las dalam pembelajaran pun kurang menarik, media pembelajaran atau alat bantu penga-
kurang menyenangkan, cukup menegang- jaran matematika. Media ini dapat digunakan
kan, serta kurang memberikan pemahaman untuk menjelaskan konsep matematika atau
dan pengalaman yang baik bagi siswa. Proses dapat juga digunakan untuk eksplorasi, baik
pembelajaran yang membosankan mendo- untuk ditayangkan di depan kelas oleh guru
rong tersebut di atas terjadi secara berulang- atau siswa bereksplorasi menggunakan kom-
ulang tentu mengakibatkan hasil belajar pe- puter sendiri.
serta didik kurang optimal. Fenomena kelas tersebut merupakan
Suryosubroto (2009: 178) menyatakan tantangan bagi peneliti untuk melakukan
bahwa metode discovery diartikan sebagai suatu perubahan yaitu dengan menjadikan
suatu prosedur mengajar yang mementing- pembelajaran yang lebih komunikstif dengan
kan pengajaran, perseorangan, manipula- menggunakan Model Disco Lemper berban-
si objek dan lain-lain percobaan, sebelum tuan software geogebra. Model Disco LeMPer
sampai pada generalisasi. Dengan discovery berbantuan software geogebra merupakan
peserta didik dapat mengembangkan cara model pembelajaran kooperatif kurikulum
belajar aktif, dengan menemukan dan meny- 2013 yang dimungkinkan dapat meningkat-
elidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka kan komunikasi matematis peserta didik da-
hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam lam memahami dan menguasai materi pem-
ingatan dan tidak mudah dilupakan oleh pe- belajaran. Hal ini dikarenakan pembelajaran
serta didik. ini memadukan antara pembelajaran disco-
Role Playing (bermain peran) adalah very learning dengan strategi peserta didik
suatu cara penguasaan bahan-bahan pela- bermain peran memerankan nama kelom-
jaran melalui pengembangan imajinasi dan poknya masing-masing dengan berbantuan
penghayatan peserta didik. Pengembangan software geogebra.
imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta
didik dengan memerankannya sebagai tokoh METODE
hidup atau benda mati. Dengan bermain pe- Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan
ran peserta didik belajar menggunakan kon- kelas (classroom action research). Penelitian
sep peran yang diperankan (Uno, 2007:26). ini bertujuan untuk meningkatkan komunika-
Dengan bermain peran dapat dijadikan alter- si matematis peserta didik kelas XI MIA pada
natif yang layak dikembangkan untuk menga- materi irisan kerucut. Penelitian Tindakan Ke-
tasi masalah rendahnya mutu proses dan hasil las ini dilaksanakan di kelas XI MIA3 SMA Ne-
pembelajaran (Arifin, 2006). Bermain peran- geri 1 Dempet. Pelaksanaan mulai pada bulan
pun dapat meningkatkan kebahasaan dan ke- Oktober sampai dengan bulan Desember ta-
mampuan berbicara peserta didik (Nurhatim, hun dan 2014.
2009). Hal ini selaras dengan yang disampai- Faktor-faktor yang diselidiki dalam
kan oleh Prasetyo (2001), Sukayah (2006), dan penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu: (1)
Maftuhah (2008). Faktor peserta didik, yaitu komunikasi mate-
Dalam pembelajaran geogebra dapat matis tentang irisan kerucut bagi peserta di-
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. dik kelas XI MIA SMA Negeri 1 Dempet pada
GeoGebra dapat digunakan untuk membuat semester 1 tahun 2014/2015, dan (2) faktor
dokumen berkaitan dengan pembelajaran guru, yaitu mengamati perencanakan dan pe-
matematika seperti menyiapkan bahan ajar, laksanakan pembelajaran di kelas, perangkat
modul belajar, makalah dan bahan presenta- pembelajaran (LKPD dan perangkat penilai-
si. Sebagai contoh GeoGebra digunakan un- an) sesuai dengan model discovery learning
tuk melukis bangun geometri. Gambar yang dengan strategi bermain peran, sesuai den-
dihasilkan ini dapat disalin ke aplikasi lain se- gan tujuan atau kompetensi kurikulum 2013,
misal ke aplikasi pengolah kata (misalnya MS serta aktivitas guru sesuai dengan silabus
Word), aplikasi presentasi (misalnya MS Po- yang telah dirancang.
werpoint), atau aplikasi lain untuk diolah lebih Sebelum diimplemetasikan perangkat
UNNES JOURNALS
4 Jurotun, Meningkatkan Komunikasi Matematis Peserta Didik melalui “Disco LeMPer”

pembelajaran (RPP, LKPD dan perangkat pe- menyampaikan garis besar kompetensi yang
nilaian) model Disco LeMPer berbantuan Geo- akan dicapai siswa. (6) Guru menyampaikan
gebra dilakukan FGD (Forum Group Discusi- rencana kegiatan yang akan dilakukan Peser-
on) bersama teman sejawat guru matematika ta didik untuk menyelesaikan permasalahan
di SMA N 1 Dempet untuk mengetahui keva- atau tugas pada pertemuan ini.
lidan dan kesesuaian dengan kurikulum 2013. Kegiatan inti, meliputi: (1) Stimulation
Penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) (stimulasi / pemberian rangsangan) yakni:
siklus, siklus I terdiri dari 2 tahap (pertemuan) (a) Peserta didik mengamati permasalahan
dan siklus II terdiri dari 2 tahap (pertemuan). tentang aplikasi ellips dalam kehidupan se-
Dalam setiap tahap meliputi kegiatan:(1) per- hari – hari melalui tayangan power point. (b)
siapan dengan membuat perencanaan; (2) Peserta didik termotivasi dan menanya untuk
Implementasinya berupa tindakan; (3) obser- mencari tahu lebih lanjut tentang fakta terse-
vasi dan interprestasi pada kegiatan pembe- but (c) Guru membagi Peserta didik kedalam
lajaran dengan melakukan tindakan; dan (4) beberapa kelompok untuk memainkan peran
refleksi terhadap kegiatan penelitian mulai yang masing-masing beranggotakan 5 sam-
persiapan sampai dengan analisa data. pai 6 peserta didik. (2) Problem Statement
Secara lebih rinci, prosedur penelitian (pernyataan/ identifikasi masalah) yakni: (a)
tindakan untuk siklus pertama dijabarkan se- Peserta didik diberi lembar kegiatan Peserta
bagai berikut. didik tentang ellips. (b) Peserta didik diharap-
kan dapat mencoba dengan berdiskusi dalam
1). Perencanaan kelompoknya, mengidentifikasi masalah, me-
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap nalar penyelesaian permasalahan pengertian,
ini adalah: (1) menyusun RPP, LKPD, dan sila- unsur–unsur, menggambar grafik dan aplikasi
bus, termasuk memvalidasinya. (2) membuat konsep elips dari permasalahan yang diberi-
lembar observasi, untuk mengetahui bagai- kan. (3) Data Collection (pengumpulan data)
mana komunikasi lisan peserta didik selama yaitu dengan berdiskusi kelompok Peserta
pembelajaran, dan kesesuaiannya dengan didik mengeksplor/ menggali informasi dari
silabus yang dirancang. (3) membuat angket, berbagai literatur (buku matematika IPA kelas
untuk mengetahui respon peserta didik sete- XI, referensi lain atau dari internet) untuk me-
lah pembelajaran dan respon guru terhadap nyelesaikan permasalahan yang telah disedia-
perangkat dan proses selama pembelajaran. kan pada lembar kegiatan Peserta didik. (4)
(4) membuat lembar penilaian termasuk rub- Data Processing (pengolahan data) yaitu: dari
riknya yang sesuai dengan kompetensi atau data yang telah didapatkan, Peserta didik be-
tujuan pembelajaran. kerjasama dan membentuk jejaring/ mengko-
munikasikan bagaimana cara menyelesaikan
2). Pelaksanaan tindakan permasalahan tentang ellips yang ada pada
Kegiatan ini adalah melaksanakan skenario lembar kegiatan siswa. (5) Verification (pem-
pembelajaran didalam Rencana pelaksanaan buktian) artinya peserta didik mempresenta-
Pembelajaran yaitu: sikan hasil diskusi dengan strategi bermain
Pendahuluan/ Kegiatan awal yaitu (1) peran sesuai dengan hasil diskusi kelompok-
Guru memberi salam, selanjutnya menany- nya. (6) Generalization (menarik kesimpulan/
akan kabar siswa, dan mengecek Peserta generalisasi) yaitu: (a) Peserta didik mengko-
didik (presensi) dan meminta Peserta didik munikasikan hasil diskusi kelompok lain den-
untuk menyiapkan perlengkapan dan pera- gan teman dalam kelompok (b) Peserta didik
latan yang diperlukan, misalnya buku siswa, menanggapi hasil diskusi kelompok lain. (c)
penggaris, dll. (2) Sebagai apersepsi guru me- guru memberikan penguatan melalui media
nanyakan tentang persamaan parabola yang software Geogebra.
sudah dipelajari. (3) Guru menyampaikan tu- Penutup, meliputi: (1) Peserta didik den-
juan pembelajaran atau KD yang akan dicapai gan bimbingan guru membuat rangkuman/
dalam pembelajaran. (4) Guru menyampaikan simpulan pelajaran. (2) Peserta didik kembali
manfaat mempelajari materi Elips. (5) Guru ketempat duduk semula untuk menyelesai-
UNNES JOURNALS
Kreano 6 (1) (2015): 1-6 | 5

kan soal secara individu. (3) guru memotivasi discovery learning diperoleh gambaran ko-
Peserta didik untuk mempelajari materi se- munikasi lisan dari peserta didik tergolong
lanjutannya yaitu tentang hiperbola. (4) guru cukup (C+), sedangkan untuk komunikasi
menutup pelajaran dengan mengucapkan sa- tertulis kurang. Peserta didik kurang mampu
lam untuk memberikan contoh nyata yang ber-
kaitan dengan parabola. Komukasi dalam
3). Observasi. kelompok tidak terjalin secara baik. Peserta
Pada tahap ini dilaksanakan proses observa- didikpun tidak bisa menjelaskan secara rin-
si terhadap pelaksanaan tindakan. Kegiatan ci karakteristik dan sifat dari parabola, dan
yang dilaksanakan adalah memantau kegia- dalam penyampaian presentasipun kurang
tan proses pembelajaran dan pelaksanaan mampu menyampaikan ide-ide yang di dapat
rencana pembelajaran serta melaksanakan dalam pembelajaran. untuk komunikasi tulis
observasi dengan menggunakan lembar ob- masih banyak peserta didik yang kurang je-
servasi baik untuk guru maupun lembar ob- las tentang pemaknaan simbol dan lambang
servasi untuk mengetahui komunikasi mate- yang ada di dalam matematika. Proses pem-
matis peserta didik. belajaran yang berjalan kurang baik disebab-
kan karena adanya perubahan metode belajar
4). Refleksi. dan kemampuan peseta didik yang berbeda-
Hasil yang didapat dalam tahap observasi beda sebagaimana yang dikemukakaan oleh
dikumpulkan dan dianalisis. Hasil observasi Syah (2003:23) yaitu selain perbedaan faktor
guru dapat merefleksikan diri dengan melihat kemampuan individu yang tidak sama, fak-
data observasi apakah kegiatan yang telah di- tor lain yang menjadi penyebabnya adalah
lakukan dapat meningkatkan komunikasi ma- ketidaksiapan menerima perubahan metode
tematika peserta didik. Refleksi ini digunakan belajar dari yang biasa dipakai menjadi pem-
untuk persiapan tindakan selanjutnya pada belajaran aktif. Belum siapnya peserta didik
silkus 2. menerima pembelajaran juga berpengaruh
Instrumen untuk mengukur komunika- terhadap hasil belajar yang didapatkan seba-
si matematika peserta didik berupa lembar gaimana pendapat Slameto (2002:45) yang
observasi yang digunkan untuk mengukur menyatakan bahwa kondisi kejiwaan peserta
komunikasi matematika lisan selama proses didik mempengaruhi prestasi belajar sebagai
pembelajaran dan tes tertulis bentuk soal faktor internal.
uraian terstruktur untuk mengukur komuni-
kasi matematika tulis. Tabel 1. Hasil rata–rata komunikasi matematis per
Indikator keberhasilan pembelajaran siklus
berdasarkan pada skala prosentase dari pedo- Aspek yang dinilai Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
man penilaian kurikulum 2013 yaitu sebagai
Komunikasi Lesan 2,07 (C+) 3,01 (B) 3,66 (A-)
berikut: skor nilai 1,51 – 1,85 (C-), 1,85 – 2,18
(C), 2,18 – 2, 51 (C+), 2,51 – 2, 85 (B-), 2,85 – Komunikasi Tertulis 1,87 (D) 2,59 (B-) 3,68 (A-)
3,18 (B), 3, 18 – 3, 51(B+), 3,51 – 3, 85 (A-) dan
3,85 – 4,00 (A). Sedangkan kriteria ketuntasan Pada kegiatan siklus 1, materi yang
minimal individu maupun klasikal adalah jika diajarkan adalah ellips. Pada siklus 1 terdapat
peserta didik sudah mencapai minimal nilai peningkatan rata-rata komunikasi matematis
B-. lisan sebesar 45% sedangkan untuk komu-
nikasi tertulis meningkat sebesar 38%. Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN siklus ini peserta didik mulai mengerti posisi
Berdasarkan analisis data secara sederhana masing-masing peserta didik di dalam kelom-
tentang komunikasi matematis peserta didik poknya, komunikasi antar anggota kelompok-
secara klasikal mengalami peningkatan. Hal pun sudah mulai terlihat, peserta didik dapat
ini dapat dilihat dari tabel.1. menjelaskan karakteristik dan sifat-sifat ellips
Pada kegiatan pra siklus dengan materi meskipun secara sederhana, penyampaian ke
parabola, proses pembelajaran mengunakan kelompok yang lain kadang masih membin-

UNNES JOURNALS
6 Jurotun, Meningkatkan Komunikasi Matematis Peserta Didik melalui “Disco LeMPer”

gungkan. Sedangkan untuk komunikasi ter- pan Pendekatan Creative Problem Solving (CPS)
tulis sudah membaik meskipun belum sesuai (Suatu Penelitian Eksperimen terhadap Siswa Ke-
las VII SMPN 14 Bandung). Skripsi FMIPA Pendi-
harapan karena masih ada sekitar 13 peserta dikan Matematika UPI: Tidak Diterbitkan.
didik atau sekitar 43% yang nilai komunikasi Arifin. 2006. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
matematisnya masih berada dibawah KKM Role Playing Terhadap Aktifitas Guru dan Hasil
yaitu 2,51 (B-). Belajar Murid, (Majalah Ilmiah Ukhuwah, Vol-
ume 1, No.4, 2006)
Pada siklus ke 2 dengan materi hiperbo-
Asikin, Mohammad. 2001. Komunikasi Matematika
la terjadi peningkatan komunikasi lisan sebe- dalam RME. Makalah. Disajikan dalam Seminar
sar 22% dan komunikasi tertulis sebesar 42%. Nasional RME di Universitas Sanata Darma, Yog-
Pada siklus ini pembagian tugas tiap anggota yakarta, 14-15 November 2001.
kelompok sudah terbangun dengan bagus, Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Standar Kom-
petensi Mata Pelajaran SMP dan MTs Kurikulum
komunikasi dalam penyampaian ide-ide kepa- 2006. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang.
da teman satu kelompok sudah terlihat jelas. Maftuhah. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Ber-
Antusiasme peserta didik dalam menyampai- main Peran (Role Playing) Terhadap Hasil Bela-
kan ide hasil kelompok pada saat presentasi jar Siswa Kelas XII SMA dalam Konsep Substansi
Genetika. (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Ja-
meningkat, serta semangat berbagi informa-
karta, 2008)
si mengenai matematika yang sudah terjalin Nurlaelah, E. 2009. Pencapaian daya dan Kreativitas
dengan baik. Untuk komunikasi tulispun su- Matematik Mahasiswa Calon Guru Melalui Pem-
dah terjadi peningkatan karena sudah tidak belajaran Berdasarkan Teori Apos. Disertasi Dok-
ada lagi peserta didik yang nilai komunikasi tor Pada SPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Nurhatim. Penggunaan Metode Role Playing untuk
matematis tertulisnya berada di bawah KKM. Meningkatkan Kemampuan Menceritakan Isi
Cerpen, http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/
SIMPULAN sastra-indonesia/article/view/298, (diunduh 24-
dari uraian hasil penelitian dan pemba- 1-2015)
Prasetyo. 2001. Metode Role Playing untuk Mening-
hasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan
katkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas II SLTP
matematis baik kemampuan komunkasi ma- Negeri 1 Driyorejo Gresik, (Buletin Pelangi Pen-
tematis lisan maupun kemampuan komuni- didikan, Volume 4, No.2, 2001).
kasi tertulis peserta didik dapat ditingkatkan Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-faktor yang Mem-
melalui pembelajaran Disco LeMPer berban- pengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.
Sukayah.2006. Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa
tuan software Geogebra. Dengan pembela- Antara yang Menggunakan MetodeBermain
jaran ini rata-rata komunikasi matematis li- Peran dan yang Menggunakan Metode Ceramah
san dan komunikasi matematis tertulis dapat Pada Pokok Bahasan Ilmu Kimia dalam Kehidu-
mencapai KKM yang diharapkan. pan Sehari-hari. (Skripsi Universitas Negeri Ja-
karta,2006)
Pembelajaran Disco LeMPer berbantu-
Sumarmo, Utari. 2003. Pembelajaran Matematika untuk
an software Geogebra diharapkan dapat men- Mendukung Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
jadi salah satu alternatif pembelajaran yang Kompetensi. Makalah. Disajikan dalam Pela-
aktif kreatif dan menyenangkan di dalam tihan Guru Matematika, April 2003 di Jurusan
pembelajaran matematika untuk meningkat- Matematika ITB.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Seko-
kan kemampuan matematis peserta didik. lah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo
DAFTAR PUSTAKA Persada
Afifah, Nurul. 2011. Meningkatkan Kemampuan Komu- Uno. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Rine-
nikasi Matematis Siswa SMP Melalui Penera- ka Cipta.

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai