Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK): SOSIALISASI


SESI 1: KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Keperawatan Jiwa
yang dibina oleh Ibu Dr.Tri Anjaswarni,SKp.,Kep

Oleh :
Kelompok 3 Kelas 2B
Moch. Masud (P17210183073)
Titik Sundari (P17210184098)
Fitri Mulyaningsih (P17210184110)
Milenia Reva Ivanka H (P17210184122)
Lisa Alifiyah Siregar (P17210184135)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D3 KEPERAWATAN MALANG
April 2020
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK): SOSIALISASI
SESI 1: KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah
satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia.
Kebutuhan sosial yang di maksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari
orang lain, penghargaan dari orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan
tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
individu sehingga memungkinkan terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu
untuk berintraksi dengan orang lain.
Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan
tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi, keluyuran,
mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal
yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan.
Hari – hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di antara
klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan situasi dengan jalan – jalan di
rumah sakit namun ada diantara mereka yang tidak tahu jalan pulang sehingga jika
tertangkap ia dicap sebagai klien yang melarikan diri kemudian dimasukan lagi ke
dalam ruang isolasi. Apa sebenarnya yang dilakukan klien?
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien
gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung
jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya
perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan
benar.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan
diberikan aktivitas kelompok adalah :
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan,
merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri,
menghindar dari orang lain
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab
seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien
mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal
dengan satu perawat lain ke satu klien lain
Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi
aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, penyaluran energi,
stimulasi sensori dll.
Therapi aktivitas kelompok sosialisasi merupakan sebagian dari terapi aktifitas
kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini
diharapkan dapat memacu klien untuk menyebutkan identitas dirinya, menyebutkan
identitas klien lain, memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan,
menterjemahkan perintah sesuai dengan permainan, mengikuti aturan main yang telah
ditetapkan, memilih topic yang dibicarakan, mengemukakan pendapat mengenai therapi
aktivitas kelompok yang dilakukan
B. Landasan Teori
Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang
lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang
menarik diri, yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins).
Dimana individu yang mempunyai mekanism e koping adaptif, maka peningkatan
sosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyai mekanisme
koping maladaptif bila tidak segera mendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan
menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. (Keliat dan Akemat,
2005)
Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orang yang mengalami
mekanisme koping maladaptif (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasil survey
Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa 185 orang per 1000
penduduk di Indonesia mengalami mekanisme koping maladaptif (ringan sampai berat).
Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalah keperawatan yang paling banyak
ditemukan adalah menarik diri (17,91 %), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan
(17,41 %), dan harga diri rendah (16,92 %) (Pikiran Rakyat Bandung, 2007).
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klien isolasi sosial adalah :
1. Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal.
2. Gangguan hubungan interpersonal
3. Gangguan interaksi social
4. Resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diri tidak cepat
teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain
(Budi Anna Kelliat, 2006)
Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapat dilakukan salah satunya
dengan pemberian intervensi Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi, yang merupakan
salah satu terapi modalitas keperawatan jiwa dalam sebuah aktifitas secara kolektif
dalam rangka pencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan pencapaian adaptasi
optimal pasien. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi kemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu memperkenalkan diri
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik

D. Sesi yang digunakan / diimplementasikan


Sesi I : Klien memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.

E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal
b.Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespons sesuai dengan stimulus
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan
TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.
F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Tempat nyaman untuk terapi
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan sesuai kontrak / rencana
d. Alat yang digunakan tersedia dan kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer melaksanakan tugas sesuai peran
masingmasing.

2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa isi halusinasi
b. Menjelaskan frekuensi terjadinya halusinasi
c. Menjelaskan waktu terjadinya halusinasi
d. Menjelaskan apa yang dilakukan jika halusinasi muncul
e. Mengidentifikasi perasaan dan hasil dari tindakan yang dilakukan

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidakmemberi peran
pada permainan tersebut

H. Pengorgnisasian SESI I : Klien mengenal halusinasi


1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Rabu,29 April 2020
b. Waktu : Pkl. 09.00 WIB s.d selesai (sesi I)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10
menit)
Terapi kelompok (20 menit)
Penutup (10 menit)
d. Tempat : Ruang TAK Melati
e. Jumlah klien : 5 orang

2. Tim Terapi
a. Leader : Moch. Masud
Uraian tugas :
1)Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2)Memimpin jalannya terapi kelompok
3)Memimpin diskusi

b. Co-leader : Titik Sundari


Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer : 1. Milenia Reva Ivanka H


2. Lisa Alifiyah Siregar
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok

d. Fasilitator : 1. Fitri Mulyaningsih


2. Fathya Ridhannisa
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

e. Metode dan Media


1. Metode
a) Diskusi
b) Tanya jawab
2. Media
a) Spidol
b) Kertas

I. Proses Pelaksanaan: Kemampuan Memperkenalkan Diri


a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Memepersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan :
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien
c. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien.
d. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal
suara-suara yang didengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
leader
4) Lama kegiatan 40 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
e. Tahap kerja
1. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal halusinasi yaitu
hidupkan hp dan putar musik serta bola diedarkan searah dengan jarum jam (yaitu
kearah kanan) dan pada saat musik dimatikan maka anggota kelompok yang
memegang bola memperkenalkan dirinya.
2. Hidupkan musik kembali dan edarkan bola searah jarum jam
3. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat
giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal
dimulai oleh terapis sebagai contoh
4. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
5. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
6. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari
f. Tahap terminasi
1) Evaluasi (subyektif dan obyektif)
i Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
ii Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak Lanjut
Leader menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
pada orang lain di kehidupan sehari hari
3) Kontrak yang akan datang
i Menyepakati TAK yang akan datang: Berkenalan dengan anggota
kelompok
ii Menyepakati waktu dan tempat
J. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi
Formulir yang dievaluasi
Sesi I TAK Sosialisasi : Menarik Diri
Kemampuan Memperkenalkan Diri

a. Kemampuan Verbal
Aspek yang dinilai Nama klien

1 Menyebutkan nama
lengkap
2 Menyebutkan nama
panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

b. Kemmampuan Non-Verbal
Aspek yang dinilai Nama klien

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan
Bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAKS
2) Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (v) jika ditemukan
pada klien atau tanda (x) jika tidak ditemukan
3) Petunjuk penyetoran
1 : Tidak melakukan
2 : kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
4) Jumlahkan kemampuan yang ditemukan :
Baik sekali : 16-20
Baik : 11-15
Cukup : 6-10
Kurang : 1-5
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiapp klien. Misalnya, klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien mampu
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dianjurkan klien memperkenalkan
diri pada klien lain di ruang rawat.

K. Setting Tempat
Gambar Setting Tempat

K F K K
L CL O

K F K

Keterangan gambar:
L
: Leader
CL : Co-Leader
O : Observer

F : Fasilitator
K
: Klien

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI


TAK SOSIALISASI : MENARIK DIRI
SESI 1
KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

A. Vignette (Ilustrasi kasus)


Ny. N (30 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga. Klien telah menikah selama 7
tahun dan belumdikaruniahi seorang anak. Awalnya pernikahan mereka bahagia, namun
setelah 7 tahun belummempunyai anak, suami beserta ibu mertuanya mulai
menampakkan rasa tidak sukanya dan selalumenyalahkannya atas ketidak hadiran
seorang anak dalam perkawinan mereka.
Masyarakat di sekitar rumahnya juga mulai membicarakan dirinya sebagai wanita
mandul.Klien merasa malu dan dirinya tidak berguna karena tidak bisa memberikan
anak untuk suaminya.Klien terlihat sedih, menyendiri dalam ruangan dan hanya
berdiam di tempat tidur serta menolakbertemu dengan orang lain. Klien cenderung
menarik diri dari lingkungan pergaulan. Klien sukamelamun, berdiam diri, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain

B. Diagnosa Keperawatan
a) Pohon masalah
Risiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri: harga diri rendah


b) Diagnosis Keperawatan
1) Resiko perubahan sensori: Halusinasi b.d menarik diri
2) Isolasi Sosial: Menarik diri b.d Harga diri rendah

C. Rencana Keperawatan
 Tindakan Keperawatan untuk Pasien
a. Membina hubungan saling percaya.
1) Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
2) Berkenalan dengan pasien, seperti perkenalkan nama dan nama panggilan yang
Anda sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien.
3) Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
4) Buat kontrak asuhan, misalnya apa yang Anda akan lakukan bersama pasien,
berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana.
5) Jelaskan bahwa Anda akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi.
6) Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
b. Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial.
1) Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain.
2) Tanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang
lain.
3) Diskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka.
4) Diskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan
orang lain.
5) Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien.
c. Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
1) Jelaskan kepada pasien cara berinteraksi dengan orang lain.
2) Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain.
3) Beri kesempatan pasien mempraktikkan cara berinteraksi dengan orang lain
yang dilakukan di hadapan Anda.
4) Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota keluarga.
5) Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan
dua, tiga, empat orang, dan seterusnya.
6) Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
7) Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang
lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya.
Beri dorongan terus-menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan
interaksinya.

D. Tujuan
 Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu melakukan hal berikut :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyadari penyebab isolasi sosial.
c. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.

E. Pra Interaksi (Persiapan):

1. Persiapan alat dan bahan


a. Alat : Bola, buku catatan, pulpen dan jadwal kegiatan klien.
b. Bahan : Musik
2. Persiapan Lingkungan
a. Disainlah Lingkungan / setting tempat untuk interaksi (sesuai setting lokasi
dalam kasus misal: tempat TAK, ruang tamu atau taman)
b. Atur lingkungan aman dan nyaman
3. Pembagian peran
a. Leader : Moch. Masud
b. Ko leader : Titik Sundari
c. Fasilitator : Fathya Ridhannisa
d. Observer : Milenia Reva Ivanka H
e. Pasien : Ny. A. Ny. F. Ny. K. Ny. L. Ny. P.

Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP-K)

Fase Orientasi
- Salam terapeutik :

“ Selamat pagi ibu-ibu anggota terapi kelompok, perkenalkan saya perawat Fathya
Ridha, saya biasa dipanggil suster Fathya, Saya mahasiswa keperawatan Poltekkes
Malang dan saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 sampai 14.00siang.”

“ Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa? ”

“Dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”

- Evaluasi dan Validasi :

“ Ibu-ibu disini bagaimana perasaanya hari ini ? ”.

- Kontrak :
a. Topik : Menjelaskan aturan main\terapi
1) Hadir 5 menit sebelum kegiatan.
2) Tidak boleh makan dan minum.
3) Ketika mau ke kamar mandi bias acungkan tangan.

b. Waktu : “Kita akan membicarakannya selama 40 menit. Ibu bersedia? ”


c. Tujuan : “Agar ibu-ibu dapat mengenal satu sama lain dan dapat
memperkenalkan diri satu dengan lainya”

Fase Kerja
Perawat : “Hari ini suster membawa bola dan juga nanti ada hp, disini kita akan
memainkan permainan dengan menggunakan bola dan hp, jadi bola ini akan
berputar ke masing-masing ibu-ibu yang ada disini dan nanti sambil bola ini
berputar akan ada musik yang akan mengiringi dari hp ini. Jika suara
musiknya berhenti, nah otomatis bolanya akan berhenti. Nah.. siapapun
yang memegang bola itu nanti silahkan langsung memperkenalkan diri.
Seperti itu”

Pasien : “Memperkenalkan diri gimana suster ?” (pasien tampak bingung)


Perawat :“memperkenalkan dirinya nanti menyebutkan nama lengkap kemudian nama
panggilan atau kesukaan dipanggil disini siapa, kemudian hobby atau
kesenangganya apa, nah habis itu asalnya dari mana atau kesenangannya
apa.”

Pasien : (pasien tampak menganggukan kepala)

Perawat : “Baik.suster akan memainkan lagu marilah kemari, Sudah siap ? ayo kita
mulai permainanya yaa.”

Pasien : (Pasien tampak mengoper bola ke temannya mengikuti alunan musik


yang dimainkan)

(musik berhenti)

Perawat : “Waah.. musiknya sudah berhenti, silahkan ibu yang memegang bola
terakhir untuk berdiri memperkenalkan diri dengan menyebutkan salam,
nama lengkap, nama panggilan, hobi dan asalnya darimana.”

Pasien : (Pasien berdiri dengan menundukkan kepala)


“Nama saya Fitri Mulyaningsih, dipanggil fitri, saya suka baca, saya dari
Singosari.”

Perawat : “Baik.. tepuk tangan untuk ibu Fitri”

(permainan diulang kembali sampai semua pasien sudah memperkenalkan diri masing-
masing)

Perawat : “Disini semuanya sudah berkenalan ya, jadi kegiatan kita sudah selesai,
sebelum saya mengakhiri kegiatan pada hari ini saya mau Tanya.
“Bagaimana perasaan ibu-ibu semua setelah mengikuti kegiatan hari ini,
setelah kita bermain-main dengan bola dan ada musik. Ada yang berani
mengungkapkan?”

Pasien : “Senang… Hari ini kenal teman-teman baru.”

Perawat: “Waah hebat yaa.. baiklah tugas saya memimpin terapi aktivitas kelompok
sudah selesai. ”
“Untuk kegiatan selanjutnya jangan lupa besok pagi ibu-ibu kumpul lagi
disini tanggal 3 April 2020 jam 09.00 pagi. Dan untuk selanjutnya ketika di
kamar suster berpesan supaya ibu-ibu disini saling mengenal satu sama lain.
Cukup sekian dari suster Fathya sampai berjumpa lagi. Selamat pagi.”

Pasien : (pasien melihat satu sama lain)


Fase Terminasi :
Evaluasi subyektif / obyektif :
“Bagaimana perasaan ibu-ibu semua setelah mengikuti kegiatan hari ini, setelah
kita bermain-main dengan bola dan ada musik?”

“Baik.. tepuk tangan untuk ibu Fitri”

“Bagaimana perasaannya setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok?”

Rencana tindak lanjut :


“Dan untuk selanjutnya ketika di kamar suster berpesan supaya ibu-ibu disini saling
mengenal satu sama lain. ”

Kontrak yang akan datang :


“Untuk kegiatan selanjutnya jangan lupa besok pagi ibu-ibu kumpul lagi disini
tanggal 1 Mei 2020 jam 09.00 pagi untuk melakukan Terapi aktivitas kelompok:
sesi 2: Berkenalan dengan anggota kelompok.”

Anda mungkin juga menyukai