Dosen Pembimbing :
Ajeng Harlika Puspitasari, M. Psi., Psikolog
Disusun Oleh:
Nama : Tsany Hibatul Haqqi
NIM :10319059
Prodi :S1 Kesehatan Masyarakat
Berlatar di sebuah pulau kecil, di Serui, Papua. Hans yang berusia sembilan belas
tahun meninggalkan panti asuhan yang selama ini ia sebut rumah untuk pergi ke Jakarta demi
menjadi pesepakbola profesional. Namun, kecelakaan membuat mimpi masa kecilnya kandas.
Upaya bunuh diri yang gagal membawanya ke pertemuan dengan Mak, pemilik restoran
Padang sederhana. Semangkuk kari kepala ikan yang hangat dan belas kasihan Mak
mengingatkan Hans akan kampung halamannya. Keinginannya untuk hidup kembali lagi, dan
ia meminta untuk bekerja di restoran. Kehadiran Hans memicu penolakan keras dari
Parmanto, si juru masak dan pelayan, Natsir. Keadaan menjadi lebih buruk ketika Parmanto
memutuskan untuk berhenti dan pindah ke restoran saingan yang terletak tepat di seberang
rumah makan padang milik Mak.
7 Unsur Budaya
1. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam film ini memakai Bahasa yang tidak hanya
Bahasa Indonesia tetapi juga ada bahasa bahasa daerah yaitu Padang dan Papua. Saat
tokoh mengucapkan dialog film,aksen aksen daerah Padang dan Papua yang terucap
sangatlah bagus. Film ini mengajarkan kita untuk mampu mengenal berbagai Bahasa
di Indonesia selain bahasa Indonesia yang wajib kita pakai. Kita jadi tau aksen aksen
bagaimana jika orang dari Padang berbicara dan seorang yang berasal dari Papua
berbicara. Tidak hanya Jawa saja yang kita tau. Banyak nya bahasa daerah yang ada
di Indonesia ini bertujuan untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan
menjadi ciri khas bangsa kita yang memiliki banyak sekali bahasa,adat, dan budaya.
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan pada film ini menurut pandangan saya sudah maju.
Terbukti pada film itu banyak anak-anak yang sudah mengenyam Pendidikan. Dan
para orang tua pun sudah mengerti resep-resep masakan padang. Pendidikan sudah
merata di film ini. Artinya tidak tertinggal meskipun dipelosok-pelosok negeri.
6. Sistem Religi
Religi pada film ini tidak begitu menonjol. Adegan yang menunjukkan religi
hanyalah saat para pemeran sedang makan bersama. Sesekali juga terdapat saat
pemeran mengucapkan syukur kepada Tuhan.
7. Kesenian
Untuk kesenian pada film ini menurut saya sangat sedikit. Bisa dilihat di film
adegan seni hanyalah saat seorang pengamen memainkan gitar dan menyanyikan
sebuah lagu untuk menghibur pelanggan yang sedang menyantap makanan Padang
.
Kesimpulan
Kita hidup di Indonesia harus mengenal berbagai budaya dan bahasa dari daerah lain.
Kita jangan hanya mempelajari budaya dan bahasa sendiri,tetepi juga harus mempelajari
budaya dan bahasa daerah lain agar nantinya kita bisa menghargai perbedaan dan terciptalah
persatuan yang kuat.