Disusun oleh:
Kasus Trauma
Mgg 1 (3)
Tn M 25 tahun dibawa ke IGD karena perutnya terasa sakit setelah terbentur setang sepeda motor
saat terjatuh. Ditemukan jejas kebiruan ada perut kanan atas. TD 100/60 mmHg, Nadi 108x/menit,
RR 22x/menit, S 36,2 derajad C, akral dingin dan ekstremitas terlihat pucat.
Jawab :
1. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien :
a. Primary survey (ABCD) dengan cepat
Airway : Pastikan kepatenan jalan napas tanpa adanya sumbatan atau obstruksi,
Breathing : RR 22x/menit , pastikan irama napas normal atau cepat, pola napas teratur,
tidak ada dyspnea, tidak ada napas cuping hidung, dan suara napas vesikuler,
Circulation : TD 100/60 mmHg, Nadi 108x/menit, suhu 36,2°C, pastikan nadi teraba atau
justru lemah s/d tidak teraba, akral dingin, tekanan darah dibawah normal bila
terjadi syok, pucat oleh karena perdarahan, sianosis, kaji jumlah perdarahan
dan lokasi, capillary refill >2 detik apabila ada perdarahan.
Disability : kaji tingkat kesadaran pasien (AVPU), respon pupil anisokor apabila
adanya diskontinuitas saraf yang berdampak pada medulla spinalis.
b. Secondary survey (EFGHI) dilakukan setelah dipastikan kondisi pasien lebih stabil
Expose :
- lepas pakaian pasien
- Berikan selimut pada pasien dan pasang lampu penghangat
- Observasi adanya jejas kebiruan / memar pada abdomen, tepatnya di bagian kanan atas
abdomen, monitor adanya kondisi perut semakin menegang
Intepretasi nyeri
- Hemoptysis, hematemesis dan hematuria menurun 2. Monitor nilai hematocrit/hemoglobin sebelum dan sesudah kehilangan
darah
- Distensi abdomen menurun
3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
- Hemoglobin dan hematocrit membaik
4. Monitor koagulasi
- Tekanan darah membaik: (100/60 – 120/80) mmHg, Terapeutik : Pertahankan bed rest selama perdarahan
- Nadi 60 -80 x/mnt, Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
2. Anjurkan segera melapor bila terjadi perdarahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
2. Kolaborasi pemberian produk darah, bila perlu
Pencegahan syok
Observasi:
1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
nafas,TD, MAP)
2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, BGA)
3. Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Terapeutik:
1. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
2. Pasang IV line
Edukasi:
1. Jelaskan factor risiko penyebab syok
2. Jelaskan tanda dan gejala awal terjadinya syok
3. Anjurkan melapor jika menemukan tanda dan gejala syok
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV
2. Kolaborasi pemberian transfuse darah, bila perlu
3. Kolaborasi pemberian antiinflamasi, bila perlu
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Ed. 8. EGC: Jakarta.
McDonald et al, 2018. Evaluation and management of traumatic diaphragmatic injuries: A Practice
Management Guideline from the Eastern Association for the Surgery of Trauma, Journal of
Trauma and Acute Care Surgery: July 2018 - Volume 85 - Issue 1 - p 198-207
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2019). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI