Anda di halaman 1dari 43

Analisis Supply Demand, Kinerja, dan Seleksi

SDM Ahli Jasa Konstruksi


Prof Ir Krishna Mochtar, MSCE, PhD, IPU (ITI)
Affiliation:
ASOSIASI PROFESI:
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
IKATAN TENAGA AHLI KONSULTAN INDONESIA
ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA

Jujuk Kusumawati, ST, MSi (Universitas Tarumanagara)


Ir Adil M, MT (Universitas Pelita Harapan)
Supply Demand SDM Ahli
Jasa Konstruksi
LATAR BELAKANG
 Dalam pembangunan nasional, jasa konstruksi
mempunyai peranan penting dan strategis yang
berfungsi mendukung pertumbuhan dan
perkembangan berbagai bidang, terutama
 bidang ekonomi, sosial, dan
 mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera.
 Jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung
tumbuh dan berkembangnya berbagai industri
barang dan jasa yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
LATAR BELAKANG
 Berdasarkan amanat peraturan dan
perundangan, arah pembinaan jasa
konstruksi nasional meliputi:
 restrukturisasi usaha jasa konstruksi;
 profesionalisme penyedia jasa
konstruksi; dan
 kemandirian masyarakat jasa
konstruksi
 Restrukturisasi ditujukan untuk
membentuk komposisi yang seimbang
antara perusahaan besar, menengah dan
kecil serta perusahaan umum, spesialis,
dan keterampilan tertentu
LATAR BELAKANG
 Dalam delapan tahun terakhir, alokasi
APBN Kementerian PU meningkat tajam:

Tahun 2005 2012 2016 2017 2018 2019


APBN (T) 17 62 104 106 107 110

 berimplikasi pada kesiapan penyedia jasa


(tenaga ahli, konsultan dan kontraktor)
serta ketersediaan (supply) material dan
peralatan serta penyedia jasa pendukung
lainnya seperti sektor keuangan, asuransi,
dan seterusnya.
MAKSUD DAN TUJUAN
PRESENTASI
 MEMBERI GAMBARAN PELAKSANAAN
PENGADAAN KEMEN PUPR YANG
MUGKIN BERPENGARUH KEPADA
KETETARIKAN PENYEDA JASA
 MEMBERI GAMBARAN SUPPLY
DEMAND PENYEDIA JASA DI
PENGGUNA JASA KEMEN PUPR
HASIL SURVEI
Proses pengadaan dan Tenaga Ahli Jasa Konstruksi
Persepsi Kontraktor

 perlunyasosialisasi atas peraturan


perundangan,
 perlunya permen yang selaras dengan
Perpres,
 persyaratan
pelelangan agar tidak
memberatkan BUJK, dan
 jumlah dan mutu tenaga ahli yang
masih kurang, perlu ditingkatkan
untuk mencukupi dengan kebutuhan
pelaksanaan proyek
Persepsi Konsultan

 Senada dengan BUJK Pelaksana, BUJK


Konsultan member usulan solusi
 perlunya sosialisasi atas peraturan
perundangan, dan
 jumlah dan mutu tenaga ahli yang
kurang, dan masih perlu
ditingkatkan untuk mencukupi
dengan kebutuhan pelaksanaan
proyek.
Persepsi Tenaga Ahli

 “penyempurnaan peraturan perundangan” → peraturan


pelelangan, perselisihan/arbitrase, dan kesesuaian
peraturan dengan prinsip ilmu manajemen konstruksi
 “pelaksanaan peraturan perundangan”, → “kejelasan
klasifikasi dan kompetensi Penyedia Jasa”, “implementasi
jasa MK”, “kesetaraan hak dan resiko antar pihak
pengguna dan penyedia jasa”, “pelaksanaan tender yang
baik dan benar”, dan akhirnya “billing rate yang selalu up
to date”
 “perbaikan proses pengadaan di Kementerian PU”, →
proses “verifikasi yang lama dan mahal”,
“evaluasi/tender yang transparan”, dan “swakelola jasa
konsultan agar ditiadakan”
 “pembinaan penyedia jasa” → “pelatihan teknis dan
administrasi, bimbingan sertifikasi, scheduling, K3, dan
“pengawasan yang asertif dan efektif”
Persepsi Pengguna Jasa
 Overall menyatakan secara rata-rata pelaksanaan
pelelangan di Kementerian PU sudah relative baik
dengan angka rata-rata 0.88 sampai 1, yang berarti
semua telah merasa menjalankan tugasnya sebagai
owner dengan baik, termasuk dalam manajemen
pengadaan, manajemen proyek, estimasi harga, dan
kelengkapan dokumen proyek.
 Overall hampir 60 persen (nilai rata-rata 59%)
menyatakan pernah mengalami kesulitan dalam
pengadaan penyedia jasa disekitar tahun 2007-2011
dengan rata-rata antara 2010 dan 2011.
 Yang terbesar pernah mengalami kesulitan adalah di
Ditjen Cipta Karya (nilai rata-rata 76%). Alasan
kesulitan adalah “Jumlah TA inti yang kurang karena
kenaikan signifikan budget PU” (71%), dan “jumlah
BUJK yang kurang karena kenaikan signifikan budget
PU” (51%).
 Berikutnya adalah Ditjen SDA (nilai rata-rata 74%).
Alasan kesulitan adalah “banyaknya pekerjaan di luar
PU pada waktu bersamaan” (48%).
SUPPLY-DEMAND
GAP ANALYSIS
Gap Analysis
 Indikasi Supply yang kurang untuk TA
pelaksana madya bidang pekerjaan Jalan
Jembatan, Bangunan, Drainase, Sungai,
Pantai, Rawa, Irigasi, dan Air Tanah di
banyak provinsi
 Indikasi Supply yang kurang untuk TA
perencana madya bidang pekerjaan Jalan
Jembatan, Bangunan, Drainase, dan Air
Bersih di banyak provinsi
 Indikasi Supply yang kurang untuk TA
pengawas madya bidang pekerjaan
Bangunan, Drainase, dan air bersih
Korelasi antara “kesiapan BUJK, Keadaan pengadaan PU,
dan Keadaan Pengadaan di luar PU” dengan “Keinginan BUJK
untuk ikut dalam Proyek PU”

CORRELATION ANALYSIS

CORRELATION ANALYSIS BUJK


Correlation Analysis
 Penyedia jasa BUJK→ dapat dikatakan tidak ada
korelasi yang signifikan atau berarti; atau dapat
dikatakan semua kontraktor dan konsultan tetap
berminat untuk berpartisipasi pada proyek PU
terlepas dari kesiapannya, keadaan pengadaan PU,
dan keadaan pengadaan non PU
 Dari hasil FGD kajian ini dengan para stakeholder, maka
ditekankan oleh salah satu asosiasi kontraktor bahwa
ada kecenderungan kontraktor memilih pasar yang
lebih menarik, seperti pasar swasta, jika pasar lain
tidak menarik. Ada kemungkinan para responden
cenderung menjawab tetap berminat dengan pasar
Kementerian PU walaupun sebenarnya belum tentu.
Oleh sebab itu, perlu hati-hati menarik kesimpulan
diatas.
Kesiapan Penyedia Jasa
 Umumnya responden di semua bidang
pekerjaan memberikan hanya angka rata-
rata 3 untuk fungsi manajemen proyek
dan pemasaran, sedangkan fungsi lainnya
selalu diatas 3. Dengan kata lain,
responden merasa agak lemah dalam
kedua fungsi tersebut, dibandingkan
fungsi lainnya. Program untuk
meningkatkan kedua fungsi tersebut
mungkin perlu diprioritaskan.
Correlation Analysis

 Penyedia jasa TA → hampir semua faktor mempunyai


korelasi yang signifikan diatas 90%, walaupun angka
korelasinya relative tidak besar.
 Hal ini dapat diintrepretasikan bahwa keinginan para
TA berpartisipasi di Kementerian PU sedemikian
berkorelasi secara meyakinkan signifikan dengan
keadaan pengadaan di PU dan non PU.
 Jadi Kementerian PU harus berhati-hati dengan
keadaan pengadaannya (seperti kewajaran
remunerasi, kewajaran waktu, mutu KAK dll) agar
para TA yang kompeten tetap mempunyai keinginan
yang tinggi untuk berpartisipasi di PU
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
 Program pembinaan berkelanjutan
kesiapan BUJK dalam proyek
Kementerian PU, terutama pada Fungsi
“Manajemen Proyek” dan “Pemasaran”,
sehingga lebih siap menghadapi
tantangan kedepan meningkatnya
demand proyek PU dan era perdagangan
bebas.
 Terus meyakinkan para BUJK untuk
berpartisipasi dalam proyek
kementerian PU dengan terus menjalin
komunikasi yang baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
 Program untuk menjaring potensi terbaik tenaga
ahli KePUan yang lebih proaktif dengan bekerjasama
dengan semua pemangku kepentingan jasa konstruksi
seperti LPJK, Asosiasi, dan perguruan tinggi,
terutama pada tingkat Madya untuk bidang Jalan
dan Jembatan, Bangunan, Drainase, Air Bersih dan
PLP, dan SDA, baik untuk Pelaksana, Perencana,
dan Pengawas, untuk menjawab indikasi kurangnya
supply dari demand pada hal tersebut diatas, dan
untuk mempertahankan indikasi telah tercukupinya
supply penyedia jasa pada banyak bidang pekerjaan.
 Program sosialisasi secara lebih baik mengenai
peraturan perundangan pada pemangku kepentingan
jasa konstruksi (kontraktor, konsultan, tenaga ahli,
perguruan tinggi dll) dengan bekerja sama dengan
LPJK, Asosiasi, dan Kementerian lain, dan perguruan
tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
 Program peningkatan berkesinambungan pengelolaan
pengadaan dan manajemen proyek Kementerian PU dan balai-
balainya, agar menjadi lebih baik dari pada proyek di luar PU,
dan agar para TA yang berkualitas terbaik tetap tertarik untuk
berpartisipasi dalam proyek di kementerian PU, seperti
peningkatan mutu dalam hal “aanwijzing”, “transparansi
pengadaan”, “informasi dan fasilitasi manajemen proyek”,
“kewajaran waktu proyek”, “kejelasan klasifikasi dan
kompetensi TA”, “kejelasan implementasi jasa MK”, “kesetaraan
hak dan resiko antar pihak”, “remunerasi”, “persyaratan lelang
yang memberatkan”/“proses verifikasi TA lama dan mahal”, dan
“keberadaan swakelola proyek PU”.
KESIMPULAN DAN SARAN
 Program kerjasama antara Kementerian PU dan Kemendikbud untuk
meningkatkan kembali minat belajar lulusan sekolah menengah atas
terhadap program studi KePUan (Teknik Sipil (Jalan, Jembatan,
Struktur, Drainase, Air bersih dan PLP, dan SDA), Arsitektur, Teknik
Mesin, Teknik Elektro, dan Teknik Lingkungan), dengan sosialisasi
tingginya demand tenaga ahli konstruksi dan remunerasi yang menarik,
dan diutamakannya tenaga lokal
 Program peningkatan mutu TA yang kurang (terutama menjadi
Madya) seperti: “pelatihan teknis dan administrasi”, bimbingan
sertifikasi, scheduling, dan K3”, dan “metoda pengawasan yang
efektif/asertif”
 Perlunya restrukturisasi dan pendataan dari BUJK generalist dan
specialist, sehingga perkembangan dan data setiap bidang specialist
dapat dipantau dengan lebih baik, dan program pembinaan specialist
menjadi lebih terukur dan focus.
 Peningkatan Konsistensi pengguna jasa dalam penerapan syarat
dalam pengadaan dan pelaksanaan proyek (SBU, SKA dll) (dari faktor
koreksi supply demand oleh pakar), seperti dibentuknya Tim Khusus
Pemeriksa implementasi syarat Pelaksanaan Proyek (SBU, SKA, dll)
internal PU (Progam peningkatan pengawasan).
Kinerja SDM Ahli Jasa
Konstruksi
Studi Kasus: SDM Ahli Arsitektur
PERMASALAHAN
PENELITIAN
Permasalahan penelitian secara keseluruhan
yaitu:
 Apa faktor dan variabel peran arsitek dalam
meningkatkan kinerja perancangan?
 Apa kriteria kinerja perancangan yang
berkualitas pada gedung hunian susun?
 Peran arsitek apa saja yang masih belum
optimal?
 Apa yang perlu dilakukan agar peran arsitek
dapat lebih optimal?
Manajemen Konstruksi dalam Tahap
Perancangan

Lingkup Manajemen Konstruksi dalam Project Lifecycle


PENGADAAN
STUDI PROSES SERTIFIKASI LAIK
PERENCANAAN PROSES PEMELIHARAAN
KELAYAKAN KONSTRUKSI FUNGSI
KONSTRUKSI

PROSES
KONSEP DESAIN PRODUKSI PENGADAAN PENGAWASAN
DESAIN SKEMATIK
RANCANGAN PENGEMBANGAN GAMBAR KERJA DOKUMEN BERKALA
KONSTRUKSI

Peran Arsitek
• Layanan Utama Jasa Arsitek merupakan pekerjaan perancangan arsitektur dan
pengelolaan proses pembangunan/lingkungan binaan yang dilaksanakan dalam
tahapan pekerjaan.
PERAN ARSITEK MENURUT
PEDOMAN
IKATAN ARSITEK INDONESIA
PEMENUHAN KAK LAYANAN PERANCANGAN KOORDINASI PENGAWASAN
•TUJUAN KONSULTASI SESUAI PEDOMAN TEAM BERKALA
PERANCANGAN •KEBUTUHAN RUANG DAN PERATURAN PERANCANGAN •KETEGASAN DALAM
•BATASAN WAKTU •PERATURAN DAN •KESESUAIAN •KETERATURAN DALAM PENILAIAN HASIL
•BATASAN BIAYA PERUNDANGAN RANCANGAN TIM KONSTRUKSI
•PRODUK AKHIR •PENYAMPAIAN DENGAN KETENTUAN •PERANCANGAN •KETELITIAN DALAM
DAPAT DIPAHAMI INFORMATIF SETEMPAT TERINTEGRASI PENGAWASAN
DENGAN JELAS •SOLUSI •TIM YANG BERSINERGI
PERANCANGAN
PERAN ARSITEK TERHADAP
PROSES KINERJA
PERENCANAAN
 Maka jika peran arsitek dihubungkan dengan proses kinerja perancangan
arsitektur, akan terlihat hubungan seperti dalam skema berikut. Menjawab
permasalahan penelitian “Apa faktor dan variabel peran arsitek dalam
meningkatkan kinerja perancangan?”

PROSES
KONSEP DESAIN PRODUKSI PENGAWASAN
DESAIN SKEMATIK PENGADAAN
RANCANGAN PENGEMBANGAN GAMBAR KERJA BERKALA
KONSTRUKSI

MENERAPKA
MEMENUHI N KOORDINASI KOORDINASI KOORDINASI
KERANGKA PERATURAN TEAM TEAM TEAM
ACUAN & PERANCAN PERANCAN PERANCAN
KERJA PERUNDAN GAN GAN GAN
GAN
LAYANAN LAYANAN LAYANAN
KONSULTASI KONSULTASI KONSULTASI
PERAN ARSITEK TERHADAP PROSES KINERJA KUALITAS
PERENCANAAN
 Maka jika peran arsitek dihubungkan dengan proses kinerja perancangan arsitektur dan kualitas
perancangan gedung hunian susun, akan terlihat hubungan seperti dalam skema berikut.

KOMUNIKASI
VISUAL IDE KOMUNIKASI VISUAL
IDE PERANCANGAN KOMUNIKASI
PERANCANGAN VISUAL IDE
PERANCANGAN
MEMENUHI MENERAPKAN KOMUNIKASI VISUAL
KERANGKA KOORDINASI
PERATURAN & IDE PERANCANGAN
ACUAN KERJA TEAM
PERUNDANGAN
PERAN PERANCANGAN
KOORDINASI TEAM KOORDINASI TEAM
LAYANAN LAYANAN LAYANAN
ARSITEK KONSULTASI KONSULTASI KONSULTASI
PERANCANGAN PERANCANGAN

PROSES
PROSES KINERJA KONSEP
DESAIN SKEMATIK
DESAIN PRODUKSI
PENGADAAN
RANCANGAN PENGEMBANGAN GAMBAR KERJA
PERANCANGAN KONSTRUKSI

UNIT HUNIAN PERANCANGAN


KUALITAS UNIT HUNIAN Pencahayaan YANG
Proporsi Ruang
PERANCANGAN Pemandangan
Alami BERKELANJUTAN Semua
Penghawaan Semua
GEDUNG Kebisingan
PERANCANGAN Aspek
RUANG DGN BUDAYA Aspek
HUNIAN Desain Adaptif diramu agar
dituangkan
PENDUKUNG LOKAL sesuai hasil
SUSUN Ruang Komunal RUANG pengemban
dalam
PENDUKUNG dokumen
RUANG PUBLIK gan
Ruang Komunal lelang
Sirkulasi dan rancangan
Akses
RUANG PUBLIK
Parkir
Desain Universal
Kesimpulan 1

 Faktor dan variable peran arsitek yang mampu meningkatkan


kinerja kualitas perancangan pada proyek desain bangunan
gedung tinggi hunian di Kota Bekasi
PERANCANGAN SESUAI
KOORDINASI TEAM
PEMENUHAN KAK PEDOMAN DAN
PERANCANGAN
PERATURAN PERANCANGAN
UNIT HUNIAN YANG
UNIT HUNIAN
Proporsi Ruang BERKELANJUTAN
Pencahayaan
Pemandangan PERANCANGAN
Alami
Penghawaan DGN BUDAYA
RUANG LOKAL
Kebisingan
PENDUKUNG
Ruang Komunal Desain Adaptif

RUANG PUBLIK RUANG


Sirkulasi dan PENDUKUNG
Akses Ruang Komunal

RUANG PUBLIK
Parkir
Desain Universal
KESIMPULAN 2 RUANG
KOMUNAL

PENCAHAYAA
N

PENGHAWAAN

Sumber : Better PEMANDANGAN

Apartments - The PROPORSI


State of Victoria RUANG

Department of ADAPTIF
Environment, Land,
Water & Planning KEBISINGAN

2015
SIRKULASI & AKSES

DESAIN
UNIVERSAL

Menjawab permasalahan penelitian “Apa kriteria LANSEKAP


PARKIR
kinerja perancangan yang berkualitas pada
gedung hunian susun?”
Kesimpulan 3

Peran arsitek apa saja yang masih belum optimal.


TAHAP KONSEP
MEMENUHI
KERANGKA ACUAN RANCANGAN YANG MEMILIKI VARIASI KEGIATAN PADA
KERJA RUANG KOMUNAL

TAHAP PRARANCANGAN
MENERAPKAN
PERUNDANG UNDANGAN RANCANGAN YANG MEMILIKI STIMULAN KONTAK SOSIAL

TAHAP PENGEMBANGAN DESAIN


KORDINASI DENGAN AHLI
LAIN (STR, MEP, LANSEKAP, PERANCANGAN DENGAN KEARIFAN LOKAL
QS)
Kesimpulan 4
Apa yang perlu dilakukan agar peran arsitek dapat lebih optimal:

1. Sosialisasi dan juga seminar pelatihan sehingga peran arsitek bisa


lebih optimal dalam menciptakan rancangan.
2. Penerapan undang undang arsitek secara maksimal.
3. Membuat peraturan bangunan mengenai pedoman rancangan
bangunan hunian susun masih yang lengkap dan detail tentang
perancangan ruang interaksi komunal dengan melibatkan arsitek, pihak
pengembang dan masyarakat.
4. Menghilangkan segala penyimpangan dan jalan pintas dalam
perizinan bangunan di Kota Bekasi. Sehingga pengawasan
rancangan bangunan bisa lebih baik oleh Tim Ahli Bangunan Gedung
Kota Bekasi.
5. Mengurangi tingginya biaya perizinan bangunan hunian susun di
Kota Bekasi sehingga biaya tersebut bisa dialokasikan untuk mewujudkan
ruang atau elemen arsitektur dengan rancangan bernilai budaya
lokal.
rekomendasi

Organisasi profesi bersama dengan para ahli dan juga pembuat kebijakan
khususnya bangunan bertingkat tinggi hunian perlu membuat pedoman agar
terciptanya standar kualitas hidup yang baik pada bangunan. Arsitek sebagai
profesi yang bertanggung jawab dalam merancancang dalam skala mikro, akan
menyusun kualitas perancangan kota yang berdampak secara makro.

Begitu juga dengan peraturan daerah yang mengatur mengenai


pembangunan kota khususnya peraturan bangunan mengenai standar
kebutuhan dan kualitas bangunan gedung hunian susun. Hal ini juga
harus dilakukan sehingga pengembang yang membangun dapat membuat
bangunan gedung hunian susun yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan masyarakat sebagai target pasar. Tentunya hal ini akan
menciptakan kualitas ruang Kota Bekasi agar menjadi lebih baik.
Seleksi SDM Ahli Jasa
Konstruksi
Konsultan MK
dalam Proyek Design-Build
1. DITERAPKANNYA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR: 19/PRT/M/2015 YANG
BERUBAH MENJADI NOMOR : 12/PRT/M/2017, TENTANG
STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI TERINTEGRASI RANCANG DAN BANGUN (DESIGN
AND BUILD) PADA SEMUA PEKERJAAN PEMBANGUNAN
GEDUNG NEGARA DAN PEMERINTAH BAIK ITU BERASAL DARI
APBN ATAU APBD.
BASIS KRITERIA TENAGA AHLI: PENDIDIKAN, PENGALAMAN,
SERTIFIKASI
2. BERDASARKAN DATA DARI LEMBAGA PENGADAAN SISTEM
ELEKTRONIK (LPSE) KEMENTRIAN PADA TAHUN 2015 – 2018
ADA 32 (61%) PEKERJAAN KONSTRUKSI DESIGN AND BUILD
BERADA DI JAKARTA DARI 52 PEKERJAAN KONSTRUKSI DESIGN
AND BUILD YANG SUDAH DIKERJAKAN.

1
3. PERAN KONSULTAN MK SANGAT PENTING YAITU UNTUK
MEMBANTU MEMPERSIAPKAN POKJA-ULP (KELOMPOK KERJA –
UNIT LAYANAN PENGADAAN) UNTUK TENDER PROYEK DESIGN
AND BUILD, OLEH KARENA ITU PENGADAAN KONSULTAN MK
DILAKUKAN DIAWAL.
4. HASIL WAWANCARA PAKAR KONSTRUKSI DESIGN AND BUILD:
- SAMPAI SAAT INI BELUM ADA PANDUAN PERMEN YANG
JELAS MENGENAI KUALITAS DAN JUMLAH TENAGA AHLI
KONSULTAN MK UNTUK PROYEK DESIGN AND BUILD, YANG
BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KEWAJARAN JUMLAH
TENAGA YANG MEMANG BENAR-BENAR DIPERLUKAN.

1
1. KUALIFIKASI DAN JUMLAH TENAGA
AHLI KONSTRUKSI MK UNTUK PROYEK
DESIGN AND BUILD
2. PERAN MANAJEMEN KONSTRUKSI
3. PROSES KONSTRUKSI
4. KINERJA PROYEK
5. PERMEN PUPR NO. 12/PRT/2017
6. BANGUNAN GEDUNG NEGARA
7. PENGENDALIAN PROYEK
8. PENDIDIKAN
9. PENGALAMAN
10. SERTIFIKASI
11. WAWANCARA PAKAR
12. PERILAKU TENAGA KERJA
13. KINERJA TENAGA KERJA
14. BUDAYA KERJA
15. MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA
16. HASIL KAJIAN JURNAL YANG
RELEVAN

6
1. JURNAL YANG RELEVAN

2. KAJIAN PUSTAKA DAN WAWANCARA


PAKAR

7
8
PERLUNYA DISEMPURNAKAN SISTEM
SELEKSI BARU YANG LEBIH BAIK UNTUK
MENENTUKAN SDM AHLI KONSTRUKSI
KONSULTAN MK UNTUK PROYEK
DESIGN AND BUILD AGAR
KINERJANYA LEBIH BAIK.

10
PENUTUP
 PROSES PENGADAAN PENGGUNA JASA DAPAT
MEMPENGARUHI MINAT SDM PENYEDIA JASA AHLI
KONSTRUKSI
 TERJADI KETIDAK SEIMBANGAN SUPPLY-DEMAND
SDM AHLI JASA KONSTRUKSI (BER SKA), DIMANA
DEMAND SANGAT MENINGKAT TAJAM
 KINERJA SDM AHLI KONSTRUKSI MASIH BELUM
MEMUASKAN, PERLU PEMBINAAN DARI
STAKEHOLDERS SEPERTI LPJKN, ASOSIASI PROFESI,
PEMERINTAH, PERGURUAN TINGGI DLL.
 PERLUNYA DISEMPURNAKAN SISTEM SELEKSI BARU
YANG LEBIH BAIK UNTUK MENENTUKAN SDM AHLI
KONSTRUKSI AGAR KINERJANYA LEBIH BAIK.
TERIMA KASIH
Prof Ir Krishna Mochtar, MSCE, PhD, IPU (ITI)
Affiliation:
ASOSIASI PROFESI:
PERSATUAN INSINYUR INDONESIA
IKATAN TENAGA AHLI KONSULTAN INDONESIA
ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA

Jujuk Kusumawati, ST, MSi (Universitas Tarumanagara)


Ir Adil M, MT (Universitas Pelita Harapan)

Anda mungkin juga menyukai