Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KUALIFIKASI KONTRAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KUALITAS PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MAKASSAR

Oleh:
Deslianty Lia Tangsore

ABSTRAK
Kegiatan proyek pembangunan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber
daya tertentu, dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria
mutunya telah digariskan dengan jelas. Akan tetapi, ada beberapa kasus yang
terjadi di Kota Makassar bahwa kontraktor yang telah memiliki kualifikasi besar,
tidak sesuai dengan hasil yang dikerjakan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas pekerjaan kontraktor di Kota Makassar. Penelitian ini juga menganalisis
hubungan kontraktor berkualifikasi besar dengan kinerja yang berkualitas, dlama
mengerjakan proyek gedung di Kota Makassar. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara kuesioner. Responden adalah perusahaan kontraktor yang
mengerjakan proyek konstruksi gedung di Kota Makassar.
Hubungan antara kualifikasi kontraktor terhadap hasil pekerjaan dianalisis
dengan menggunakan korelasi, hasilnya menunjukan bahwa kualifikasi konraktor
besar dapat mengerjakan proyek dengan baik.
Kata kunci: Kontraktor berkualifikasi besar dapat mengerjakan proyek
konstruksi dengan baik.
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan pembanguna yang dilaksanakan di Kota Makassar, baik
itu jalan, jembatan, maupun bangunan gedung, harus menghasilkan bangunan
dengan kualitas yang baik. Akan tetapi, ada beberapa kasus yang terjadi di Kota
Makassar bahwa konstraktor yang telah memiliki kualifikasi besar, tetapi tidak
sesuai dengan hasil yang dikerjakan. Oleh karena itu, kami tertarik untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kualitas kontraktor di
Kota Makassar. Penelitian ini akan di lakukan pada proyek yang di kerjakan di
Kota Makassar.
Kegiatan proyek pembanguna dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber
daya tertentu, dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria
mutunya telah digariskan dengan jelas. Dalam pembangunan nasional, industri
jasa konstruksi memiliki peranan penting dalam perekonomian negara karena
mampu memberikan konstribusi terhadap produk domestik bruto.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 70
tahun 2012 tentang perubahan pertama, Peraturan Presiden nomor 172 Tahun
2014 tentang perubahan kedua. Kemudian Peratuan Presiden (Perpres) Nomor 5
Tahun 2005 tentnang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pemerintah
yang mewajibkan kementrian, lembaga pemerintah, instuisi dan pemerintah
daerah menggunakan e-procurement. Perpres tersebut merupakan perubahan
keempat atas Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010 tentang pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. “Percepatan pelaksanaan e-tenderingdan pemanfaatan e-
purschasing melalui penguatan e-catalogue”, bunyi Perpres tersebut. Dengan
kebijakan baru dalam proses pengadaan barang/jasa, yakni secara elektronik,
diharapkan terjadi percepatan dalam proses pelelangan umum/seleksi umum
pascakualifikasi dari 20 hari menjadi 15 hari, proses pelelangan umum/seleksi
umum prakualifikasi dari 40 hari menjadi 31 hari, proses pelelangan sederhana
dari 12 hari menjadi 6 hari.
Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tersebut juga memberikan kepastian dalam
keberlangsungan pelaksanaan pengadaan barang/jasa konstruksi. Hal ini dapat
terlihat dalam ketentuan mengenai pemberian kewenangan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) untuk melakukan penunjukanlangsung terhadap
penyedia pemenang berikutnya atau penyedia yang berkualitas dan mampu, guna
melanjutkan pekerjaan dalam hal ini penyedia yang menjadi pemenang tidak
mampu untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Adapun Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2015 intinya disiapkan dalam
rangka mendorong kemetrian/lembaga/pemerintah daerah /instansi utnuk
melakukan percepatan pengadaan barang/jasa pemerintah, dengan menyelesaikan
seluruh proses pengadaan barang/jasa.
Dengan adanya peraturan baru tersebut, juga memberikan dampak yang
kurang baik bagi para kontraktorsetempat yang muhngkin saja tidak akan
mendapatkan pekerjaan kosntruksi, dengan kemampuannya terbatas baik
kemampuan modal, peralatan dan personil untuk meningkatkan kualitas
pekerjaan. Bila dibandingkan dengan kontraktor yang berasal dari luar
provinsi/kabupaten/kota yang pada umumnya lebih unggul memiliki kemampuan
modal, keunggulan teknologi, tenaga yang profesional, pengalaman kerja, serta
kualitas pekerjaan yang lebih baik.
Karena untuk memenangkan persaingan, faktor kemampuan Sumber daya
jasa konstruksi yang meliputi Kemampuan Pengalaman kerja, kemampuan
keuangan, dan kemampuan teknis yaitu peralatan dan personel perusahaan yang
mendukung kualitas pekerjaan pada pelaksanaan proyek konstruksi.
Berdasarkan hasil pengamatan awal, masih ada kesan dari pihak pengguna
anggaran/pejabat pembuat komitmen (Pemilik proyek) dan konsultan
perencana/pengawas bahwa masih banyak kelemahan pada kontraktor di Kota
Makassar dalam menyelesaikan proyek konstruksi seperti Pimpinan perusahaan
kurang memiliki pengalaman dan pengertian tentang konstruski serta tidak
memiliki pengetahuan tentang masalah keuangan dan manajemen
perusahaan,tingkat pendidikan yang kebanyakan tamatan SMU, tidak banyak
memiliki modal dasar, tenaga ahli perusahaan tidak memiliki sertifikasi
ketrampilan kerja dan sertifikasi keahlian kerja dan sering tidak berada di lokasi
proyek, peralatan kerja kurang memadai. Sedangkan dari segi kualitas, waktu
pelaksanaan sering terlambat dan hasil pekerjaan sering menyimpang dari
spesifikasi teknik yang ditetapkan.
Apabila informasi awal ini benar maka dapat dipastikan bahwa kualitas
pekerjaan proyek konstruksi kurang sesuai dengan apa yang diisyaratkan dalam
dokumen kontrak dan dokumen lelang terutama spesifikasi teknik.
Mengingat permasalahan seperti yang diuraikan diatas, maka perlu suatu
pengkajian khusus secara terpadu dalam menggunakan struktur organisasi
kontaktor untuk penyelesaian suatu pekerjaan konstruksi, dalam kaitan itulah
diusulkan untuk melakukan suatu pengkajian berupa penelitian dengan judul.
Untuk lebih mengarahkan penelitian maka secara umum masalah yang akan
diteliti peneliti adalah:
“Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas kinerja pekerjaan
kontraktor yang berkualifikasi besar di Kota Makassar dan Menganalisis
hubungan kualifikasi kontraktor dengan kualitas pekerjaan proyek konstruksi di
Kota Makassar.”
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor di
Kota Makassar dan Menganalisis hubungan kontraktor yang berkualifikasi besar
dengan kinerja yang berkualitas, dalam mengerjakan proyek gedung di Kota
Makassar.
Untuk memudahkan didalam melaksanakan penelitian maka batasan
masalah penelitian yang dilaksanakan adalah Kontraktor yang diteliti terbatas
hanya pada kontraktor yang menangani proyek pada kontraktor kualifikasi besar,
dengan tahun anggaran 2014 pada proyek pembangunan gedung di Kota
Makassar.
METODE PENELITIAN
Suatu penelitian membutuhkan pendekatan metodologi, metodologi adalah
suatu pola pemikiran dalam menyusun sebuah studi. Tujuan yang ingin dicapai
adalah untuk mengarahkan proses dalam penalaran, bagi hasil yang nantinya akan
dicapai.
penelitian yang dilakukan adalah kualifikasi kontraktor serta hubungan
kualifikasi kontraktor terhadap kualitas pekerjaan proyek konstruksi pada
beberapa proyek kontruksi dikota makassar. Disamping itu latar belakang
kualifikasi kontraktor juga memiliki kaitan yang erat dangan keuangan,
sumberdaya manusia, peralatan serta pengalaman perusahaan yang dibuat dalam
tabel merupakan data hasil kuesioner.
Penelitian ini bertempat di Kota Makassar, khususnya pada beberapa
lokasi pekerjaan proyek yang berkualifikasi besar, dan yang mengerjakan proyek
gedung.seperti pembangunan hotel By Melia, dan rumah sakit.
Jenis data untuk mendapatkan tujuan akhir dari penelitian, maka data
utama yang diperlukan adalah data-data kualifikasi kontraktor, data kualitas
pekerjaan dan data penilaian atas pekerjaan proyek, sumber data yang diperlukan
untuk mendukung penelitian ini berupa Populasi dan Sampel.
Variabel merupakan gejala yang bervariasi, dapat berupa faktor-faktor
yang mempengaruhi variabel lain. Variable bebas yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lain, atau variabel yang disebut variabel predikator.
Dalam penelitian ini, sebagai variabel bebas adalah karakteristik kontraktor yang
terdiri dari; karakteristik legal, karakteristik pengalaman perusahaan, karakteristik
peralatan, karakteristik modal, dan karakteristik sumber daya manusia perusahaan.
Variabel tergantung yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
tergantung dalam penelitian ini adalah kualitas pekerjaan kontraktor yang terdiri
dari aspek legal, aspek teknis, dan aspek administrasi.
Metode mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan metode
sensus dari kontraktor yang mengerjakan proyek konstruksi pada beberapa lokasi
proyek di Kota Makassar. Alat yang digunakan adalah kuesioner yang diberikan
kepada kontraktor untuk mendapatkan jawaban tentang kualifikasi dan kualitas
pekerjaan, dan kuesioner diberikan kepada direksi proyek pada untuk
mendapatkan jawaban tentang tanggapan atas hasil kualitas pekerjaa kontraktor
yang mengerjakan proyek konstruksi pada proyek.
Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan cara
menyebarkan kuesioner. Yaitu proses pengambilan data melalui daftar pertanyaan
yang disusun secara sistematis dan bersifat tertutup artinya responden
memberikan jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang telah disediakan.
Kualifiaksi kontraktor yang menangani proyek di kota Makassar, terdiri
dari kualifikasi usaha kecil, dan besar. Responden dalam penelitian ini adalah
perusahaan jasa konstruksi yang menangani proyek konstruksi gedung di Kota
Makassar dengan kualifikasi besar.
Analisis data merupakan suatu proses pengolahan data yang diperoleh
melalui survei. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu statistik hasil penelitian karakteristik kontraktor sebagai obyek
yang diteliti dan Analisis korelasi untuk mengetahui korelasi karakteristik
kontraktor dengan kualitas pekerajaan dengan menggunakan analisis korelasi
SPSS.
Untuk lebih memudahkan dan memahami isi data dan lebih komunikatif,
maka penyajian hasil pengumpulan data dapat dibuat berupa tabel dan grafik,
disamping itu hasil pengumpulan data juga dibuat secara naratif, berupa deskripsi
data yang diperoleh dari hasil pengolahan data.
PEMBAHASAN

1. Korelasi Kualifikasi Kontraktor Dengan Kualitas Pekerjaan


a. Uji Validitas
Sebelum data yang terkumpul bisa diproses lebih lanjut maka terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan uji realibilitas terhadap instrument penelitian.
Uji validitas yang dilakukan menggunakan bantuan program SPSS menghasilkan
nilai koefisien korelasi atau Person Product Moment (r) yang lebih besar dari nilai
tabel yang besarnya 0,374 sehingga semua item pertanyaan dalam kuesioner
dinyatakan valid.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil uji validitas dari 30 variabel yang
diteliti menghasilkan korelasi yang terkecil adalah 0,313 dan korelasi terbesar
adalah 0,625 yang berarti terdapat empat butir pertanyaan yang dianggap tidak
valid karena lebih kecil dari nilai r tabel = 0,374. Dengan demikian, hasil uji
validitas yang dilakukan dengan kuisioner dalam penelitian ini adalah 23 butir
pertanyaan yang valid dan 5 butir pertanyaan yang tidak valid sehingga ke lima
butir pertanyaan tersebut tidak diproses lebih lanjut.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen
Faktor Faktor Kualitas Nilai r Keterangan
hitung
Kontraktor mematuhi persyratan 0,456 Valid
proses tender pada saat pemasukan
penawaran
Kontraktor menunjukkan bukti 0,456 Valid
pelunasan pajak yang diminta panitia
pada saat tender
Aspek Legal Kontraktor menerapkan system 0,442 Valid
manajement mutu pada pelaksanaan
yang dikerjakan
Kantor pusat kontraktor berdomisili di 0,444 Valid
kota makassar
Dalam memperoleh pekerjaan proyek, 0,414 Valid
kontraktor melakukannya dengan
system tender
Kesalahan dalam estimasi volume 0,418 Valid
pekerjaan yang ada dalam dokumen
lelang dan dokumen kontrak
menyebabkan diperlukannya
perhitungan ulang volume sehingga
berpotensi menimbulkan perubahan
pekerjaan (change order)
Panitia telah melakukan proses tender 0,409 Valid
dengan benar sesuai dengan peraturan
yang berlaku
Kontraktor memiliki sendiri peralatan 0,471 Valid
pada pelaksanaan proyek yang
dikerjakan
Aspek Kontraktor melakukan sewa alat pada 0,504 Valid
Teknik pelasanaan proyek yang dikerjakan
Kontraktor membuat shop drawing 0,441 Valid
setiap item pekerjaan yang akan
dikerjakan
Dalam melaksanakan proyek 0,473 Valid
kontraktor betul-betul mengikuti
spesifikasi teknik sebagai persyaratan
dalam melaksanakan proyek
Kontraktor melakukan pengetesan 0,382 Valid
terhadap material yang akan
digunakan pada proyek yang
dikerjakan
Kontraktor menyediakan peralatan 0,385 Valid
standar keselamatan, dan kesehatan
kerja (K3) pada proyek yang
dikerjakan
Kontraktor melakukan pengetesan 0,456 Valid
pada material yang akan digunakan
pada proyek yang dikerjakan
Kontraktor menyediakan peralatan 0,398 Valid
standar keselamatan, dan kesehatan
kerja (K3) pada proyek yang
dikerjakan
Kontraktor melakukan pengetesan 0,361 Tidak Valid
pada material yang akan digunakan
pada proyek yang dikerjakan
Kontraktor memiliki modal yang 0,313 Tidak Valid
cukup pada proyek yang dikerjakan
Kontraktor menagajukan uang muka 0,206 Tidak Valid
sebagai modal awal pada pelaksanaan
proyek yang dikerjakan
Kontraktor mengalami kesulitan 0,620 Valid
pembiayaan dalam pelaksanaan
proyek yang dikerjakan
Kontraktor melakukan pinjaman ke 0,538 Valid
bank untuk membiayai proyek yang
dikerjakan
Kontraktor mengalami kesulitan dalam 0,629 Valid
melakukan termin
Kontraktor menempatkan tenaga 0,313 Tidak Valid
teknik pada pelaksanaan proyek sama
dengan yang tertera pada dokumen
kontrak
Aspek Kontraktor menempatkan tenaga 0,313 Tidak Valid
Administrasi teknik penuh pada waktu pelaksanaan
proyek yang dikerjakan
Kontraktor merasakan adanya 0,465 Valid
kesulitan dalam hal menempatkan
tenaga teknik yang berpendidikan,
STM, D3, dan yang memiliki sertifikat
keterampilan dalam pelaksanaan
proyek
Kontraktor merasa mendapatkan 0,465 Valid
kesulitan, dalam hal menempatkan
tenaga teknik yang berpendidikan $1,
dan yang mamiliki sertifikat keahlian,
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek
Kontraktor mengasuransikan tenaga 0,465 Valid
kerja pada proyek yang dikerjakan
Kontraktor merasa kesulitan dalam 0,392 Valid
menempatkan tenaga administrasi,
dalam melaksanakan proyek
Kontraktor memiliki modal yang 0,567 Valid
cukup pada proyek yang dikerjakan

2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian instrumen penelitian, pengujian
tersebut digunakan untuk mengetahui ketepatan jawaban kuesioner pada periode
berbeda. Instrumen dikatakan reliable apabila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan response (tanggapan) yang
relative sama untuk waktu yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk menguji
reliabilitas butir pernyataan dalam studi ini adalah metode uji reliabilitas koefisien
variant alpha (Sugiono, 2007) dengan program SPSS.
Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS didapatkan hasil seperti Tabel 2 dibawah ini.
Tabel.4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Jumlah Item Nilai Cronbach's Cronbach's alpha Keterangan
Pertanyaan alpha hitung Minimal
29 0,455 0,348 Reliabel
Sumber: Hasil Analisis Data SPSS
Standar nilai reliabilitas instrumen memiliki nilai r > 0,348. Sehingga
indikator indikator tersebut reliable dan dapat disebar kepada responden.
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 2 diperoleh nilai koefesien Alpha
Cronbach 0,455 hal ini menunjukkan bahwa pengukuran tersebut dapat
memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap
subyek yang sama.
Setelah semua item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel maka
dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas menurut
persepsi pengguna jasa pada perusahaan jasa konstruksi yang mengerjakan proyek
konstruksi di Kota Makassar sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang paling
mempengaruhi kualitas pada pekerjaan konstruksi gedung di Kota Makassar.
3. Korelasi Kualifikasi Kontraktor Dengan Kualitas Pekerjaan
Untuk mengetahui korelasi kualifikasi dengan kualitas pekerjaan
kontraktor dilakukan analisis korelasi dengan menggunakan Statitical Product and
Servise Solutions (SPSS), di mana kualifikasi merupakan variabel independent
(X), sedangkan kualitas pekerjaan merupakan variabel dependen (Y). Indikator
kualifikasi (X) dan indikator kualitas pekerjaan (Y), dapat diuraikan seperti di
bawah ini.
Adapun indikator kualifikasi (X) ialah: AL1, AL2, AL3, ALA, ALS,
AL6,AL7, ALS, AL9, AL10, AL11, ATL12, ATI, AT2, AT3, AT4, ATS, AT6,
ADI, AD2, AD3, AD4, AD5, AD6, AD7, AD8, AD9, AD10 dan AD 11
Sedangkan indikator kualitas (Y) terdiri dari: Aspek legal (Y1), aspek teknis (Y2),
dan aspek administrasi (Y3). Dengan diketahuinya indikator di atas kemudian
dilakukan analisis yang menghasilkan nilai korelasi dari masing-masing aspek.
a. Korelasi aspek legal
Tabel 4.3 menggambarkan bahwa hasil korelasi aspek legal terhadap kualitas
pekerjaan diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel.4.3. Analisa Korelasi Karakteristik aspek legal terhadap Kualitas Pekerjaan
Faktor (X) Kualitas (Y) Keterangan
Kontraktor mematuhi Pearson Tidak ada nilai
persyaratan proses tender, pada Korelasi korelasi
saat pemasukan penawaran Sig.(2 tailed) Tidak signifikan
Kontraktor menunjukkan bukti Pearson Tidak ada nilai
pelunasan pajak yang diminta Korelasi korelasi
panitia pada saat tender (AL2) Sig.(2 tailed) Tidak signifikan
Kontraktor menerapkan system Pearson 0,330 Korelasi rendah
Manajement mutu pada Korelasi
pelaksaanaan yang dikerjakan Sig.(2 tailed) 0,861 Signifikan >0,05
(AL3)
Kantor pusat kontraktor Pearson 0,330 Korelasi rendah
berdomisili di Kota Makassar Korelasi
(AL4) Sig.(2 tailed) 0,861 Signifikan >0,05
Dalam memperoleh pekerjaan Pearson 0,933 Korelasi sangat
proyek, kontraktor Korelasi kuat
melakukannya dengan system Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
tender (AL5)
Kontraktor memiliki modal yang Pearson 0,082 Korelasi sangat
cukup pada proyek yang Korelasi rendah
dikerjakan (AL6) Sig.(2 tailed) 0,667 Signifikan >0,05
Kontraktor mengajukan uang Pearson 0,938 Korelasi sangat
muka sebagai modal awal pada Korelasi kuat
pelaksanaan proyek yang Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
dikerjakan (AL7)
Kontraktor mengalami kesulitan Pearson 0,658 Korelasi kuat
pembiayaan dalam pelaksanaan Korelasi
proyek yang dikerjakan (AL8) Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
Kontraktor melakukan pinjaman Pearson -0,197 Korelasi negative
ke Bank untuk membiayai Korelasi
proyek yang dikerjakan (AL9) Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
Kontraktor mengalami kesulitan Pearson 0,848 Korelasi sangat
Korelasi kuat
Dalam melakukan termin (AL10) Sig.(2 tailed) 0,298 Signifikan >0,05
Kontraktor menempatkan tenaga Pearson 0,680 Korelasi kuat
Teknik pada pelaksanaan proyek Korelasi
sama dengan yang terterapada Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
dokumen bank (AL11)
Kontraktor menempatkan tenaga Pearson -0,232 Korelasi negative
Teknik penuh pada waktu Korelasi
pelaksanaan proyek yang Sig.(2 tailed) 0,218 Signifikan >0,05
dikerjakan (AL12)
Sumber: Hasil Analisis Data SPSS
Dari Tabel 4.3 di atas menunjukkan kontraktor yang mengalami kesulitan
dalam melakukan termin memiliki korelasi yang sangat kuat dimana dalam
pemahaman ini owner berkeyakinan bahwa pembayaran yang berdasarkan
tahapan penyelesaian pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
b. Korelasi Aspek Teknis
Tabel 4.4 menggambarkan bahwa hasil korelasi aspek teknis terhadap kualitas
pekerjaan hasil sebagai berikut diperoleh
Tabel.4.4. Analisa Korelasi Karakteristik Aspek Teknis terhadap Kualitas
Pekerjaan
Faktor (X) Kualitas (Y) Keterangan
Kontraktor mematuhi Pearson 0,945 Korelasi sangat
persyaratan proses tender, pada Korelasi kuat
saat pemasukan penawaran Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
Kontraktor melakukan sewa alat Pearson 0,614 Korelasi kuat
pada pelaksanaan proyek yang Korelasi
Dikerjakan Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
Kontraktor membuat shopPearson Tidak Korelasi
drawing Korelasi
Sig.(2 tailed) Tidak signifikan
Dalam melaksanakan proyek Pearson 0,986 Korelasi sangat
kontraktor betul-betul mengikuti Korelasi kuat
spesifikasi teknik sebagai Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
persyaratan dalam melaksanakan
proyek
Kontraktor melakukan Pearson 0,986 Korelasi sangat
pengetesan terhadap material Korelasi kuat
yang akan di gunakan pada Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
proyek yang akan di kerjakan
Kontraktor menyediakan Pearson 0,986 Korelasi sangat
peralatan standar keselamatan, Korelasi kuat
dan kesehatan kerja (K3) pada Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
proyek yang dikerjakan
Sumber: Hasil Analisis Data SPSS
Dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 korelasi yang sangat
kuat diantaranya yaitu kontraktor yang mematuhi persyaratan proses tender pada
saat pemasukan penawaran, kantor pusat kontraktor berdomisili di kota makassar,
dalam memperoleh pekerjaan proyek, kontraktor melakukannya dengan system
tender, dan pekerjaan proyek terselesaikan tepat sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
c. Korelasi aspek administrasi
Tabel 4.5 menggambarkan bahwa hasil korelasi pekerjaan diperoleh hasil sebagai
berikut aspek administrasi terhadap kualitas
Tabel.4.5. Analisa Korelasi Karakteristik aspek legal terhadap Kualitas Pekerjaan
Faktor (X) Kualitas (Y) Keterangan
Kontraktor memiliki modal yang Pearson 0,669 Korelasi kuat
cukup pada proyek yang Korelasi
Dikerjakan Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
Kontraktor mengajukan uang Pearson 0,831 Korelasi sangat
muka sebagai modal awal pada Korelasi kuat
Pelaksanaan proyek yang Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
dikerjakan
Kontraktor mengalami kesulitan Pearson -0,669 Korelasi negatif
pembiayaan dalam pelaksanakan Korelasi
Proyek yang dikerjakan Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
Kontraktor mengalami kesulitan Pearson -0,669 Korelasi negatif
dalam melakukan termin Korelasi
Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
Kontraktor menempatkan tenaga Pearson 0,669 Korelasi kuat
teknik pada pelaksanaan proyek Korelasi
sama dengan yang tertera pada Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
dokumen kontrak
Kontraktor menempatkan tenaga Pearson 0,669 Korelasi kuat
teknik penuh pada waktu Korelasi
pelaksanaan proyek yang Sig.(2 tailed) 0,000 Signifikan
dikerjakan
Kontraktor merasakan adanya Pearson 0,316 Korelasi rendah
kesulitan dalam hal menempat- Korelasi
Kan tenaga teknik yang Sig.(2 tailed) 0,089 Signifikan
berpendidikan STM, D3, dan
memiliki sertifikat keterampilan
dalam pelaksanaan proyek
Kontraktor merasa mendapatkan Pearson 0,316 Korelasi rendah
kesulitan, dalam hal menempat- Korelasi
Kan tenaga teknik yang Sig.(2 tailed) 0,089 Signifikan >0,05
berpendidikan S1, dan yang
memiliki sertifikat keahlian,
dalam pelaksanaan pekerjaan
proyek
Kontraktor mengasuransikan Pearson 0,517 Korelasi cukup
tenaga kerja pada proyek yang Korelasi
Dikerjakan Sig.(2 tailed) 0,003 Signifikan >0,05
Kontraktor merasa kesulitan Pearson -0,250 Korelasi negatif
dalam menempatkan tenaga Korelasi
Administrasi, dalam melaksana- Sig.(2 tailed) 0,183 Signifikan >0,05
kan proyek.
Dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan kontraktor mengajukan uang muka
sebagai modal awal pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan memiliki korelasi
yang sangat kuat dimana dalam pemahaman ini owner berkeyakinan bahwa
kontraktor memiliki modal awal yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan
sehingga pekerjaan-pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
PENUTUP
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, dan
analisis yang telah dilakukan terhadap karakteristik kontraktor, dan korelasi antara
kualifikasi dengan kualitas pekerjaan kontraktor pada pelaksanaan proyek
konstruksi gedung di Kota Makassar, mengarah pada beberapa kesimpulan yaitu
Ada 3 aspek umum yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor, yaitu
aspek legal, aspek teknik, dan aspek administrasi. ketiga aspek ini memiliki
beberapa poin untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
kualitas pekerjaan konstruksi di Kota Makassar.
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, kontraktor berkualifikasi besar
memiliki peluang bahwa kualitas pekerjaannya akan lebih maksimal, hal ini
dikarenakan kontraktor kualifikasi besar memiliki kelengkapan alat, modal, dan
SDM.
Berdasarkan pada simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat
disampaikan adalah Pihak kontraktor sebisa mungkin lebih memperhatikan hal-
hal yang dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan, terkhusus pada sistem
manajemen perusahaannya
Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan kontraktor perlu memperhatikan
faktor kualitas sumber daya manusia dan modal kontraktor yang mempengaruhi
kualitas pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006/2002), "Prosedur Penelitian” Jakarta.
https://www.geogle.com/search?q=lpjk&oq=lpjk&oq=lpjk&aqs chorome.
69157.2933joj 8-perpres+tentang konstruksi (2015). Internet
Indriyanto, Nur dan Supomo, Bambang (1999), "Metode Penelitian", Jakarta.
Nazarkahan Yasin, H, (2014). "Kontrak Konstruksi", Jakarta.
Nasution, (2010), "Manajemen Mutu Terpadu", Jakarta
Nugroho, (2005),"Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan
SPSS",
Proboyo, Budiman, (1999). "Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek
"Tesis
Pascasarjana, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Rudi Suardi, (2003), "Sistem Manajemen Mutu", Harvindo, Jakarta, 2003.
Riduwan, (2006), “Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk
Administrasi dan Manajemen", Salemba Empat: Jakarta,
Riduwan, (2004), "Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan",
Salemba Empat: Jakarta.
Sugiyono, (2007), "Metode Penelitian", Bandung.
Widiasanti irik M.T,dan Lenggoeg, M.T, (2014), "Manajement Konstruksi",
Cetakan Pertama, Bandung.
www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-114-958433268
iwan surya (pengaruh kualifikasi kontraktor...).pdf kualifikasi kontraktor
sipil. Internet.
ARTIKEL

PENGARUH KUALIFIKASI KONTRAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KUALITAS PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MAKASSAR

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
DESLIANTY LIA TANGSORE
(6160505210098)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS
2022

Anda mungkin juga menyukai