Anda di halaman 1dari 5

Yulianingsih

REMOTE SENSING DENGAN G661194081


Program Doktoral, Ilmu Komputer
JARINGAN BLOCKCHAIN Tugas: Agro Maritimpresisi
Dosen: Prof. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc
UNTUK SISTEM INFORMASI Universitas IPB

PERTANIAN
Apa yang dapat dilakukan oleh seseorang dengan bidang ilmu
komputer dalam hal aplikasi remote sensing untuk pertanian dalam
arti luas?

Remote Sensing (pengindraan jarak jauh) adalah pengukuran atau akuisisi


data suatu objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau dari jarak jauh. Contohnya
dari pesawat, satelit, kapal, atau pesawat luar angkasa. Hasil yang didapat
dari remote sensing adalah data kenampakan permukaan bumi secara detil
dalam resolusi spasial tinggi kegunaan untuk analisis perubahan ataupun
monitoring. Menurut I Wayan Nuarsa “Subsistem remote sensing dibagi
menjadi 2, yaitu perolehan data dan pemanfaatan data. Subsistem
perolehan data berhubungan dengan perancangan dan pembuatan sensor
dan wahana, pemrosesan data hasil perekaman oleh sensor sampai
pengiriman data ke stasiun penerima, dan data tersebut siap digunakan
oleh user. Sementara itu, subsistem pemanfaatan data bertugas melakukan
proses pengolahan dan analisis data remote sensing yang dihasilkan oleh
subsistem perolehan data yang hasilnya dapat digunakan oleh pengambil
keputusan dalam pengelolaan sumberdaya alam[1]”.

Ide yang akan disampaikan dalam penulisan ini adalah bagaimana


memanfaatkan data dalam bidang ilmu komputer. Sebelumnya akan
dideskripsikan pada gambar 1, implementasi remoute sensing pada
BlockChain bidang pertanian dalam arti luas.

Blockchain adalah distributed ledger yang dibagikan dan disepakati pada


jaringan peer-to-peer. Blockchain berisi satu record data yang disimpan
dalam blok di setiap simpul peserta. Setiap blok sesuai dengan catatan
timestamp yang diverifikasi melalui protokol konsensus yang ditentukan
dari jaringan blockchain dan diamankan melalui kriptografi kunci publik
('hashing').Ini pada dasarnya menghilangkan kebutuhan akan entitas
trusted yang terpusat. Karena blok dirantai melalui kode hash mereka,
informasi tentang blockchain tidak dapat diubah dan dengan demikian
memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi sumber dan
melacak perubahan status dari waktu ke waktu[2].

Gambar 1. Remote Sensing pada Blockchain

Konten informasi yang ada dalam Blockchain diperoleh dari hasil


Pengolahan dan analisis data remote sensing yang digunakan sebagai
sumber informasi antar node. Informasi yang dapat diberikan antara lain
pemetaan komoditas unggulan[3],pemantauan kekeringan lahan[4]
mengestimasi produktivitas maupun estimasi luas panen[5].
Gambar 2. Konten Blockchain Pertanian Hasil Analisis Data Remote Sensing

Estimasi dan peramalan produksi padi yang sangat luas menjadi lebih efisien
dan lebih akurat dengan pemanfaatan teknologi remote sensing dan sistem
informasi geografis (Geography Information System/GIS). Remote sensing
bisa berkontribusi dalam produktivitas pertanian dengan mengestimasi
produktivitas maupun estimasi luas panen. Bagi pengguna Blockchain
informasi tersebut dapat digunakan sebagai indikator untuk pengambilan
kebijakan atau keputusan contohnya pemerintah atau investor. Pemerintah
dapat menggunakan informasi yang ada untuk arah kebijakan dalam bidang
perekonomian misal penentuan harga produksi pertanian untuk meningkatkan
kesejahteraan petani hingga monitoring ketersediaan swasemba. Bagi
investor informasi tersebut dapat digunakan sebagai acuan seberapa besar
nilai modal yang dapat diberikan pada wilayah atau lahan investasi tersebut.
Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberpa cara menurut objek


yang sedang diamati. Seperti radiasi elektromagnetik, cahaya tampak dan
gelombang mikro, gelombang suara, gravitasi atau medan magnet.

Referensi

[1] O. Ilmiah and I. W. Nuarsa, Peranan Teknologi Remote Sensing Dan Gis Dalam
Pengelolaan. 2016.

[2] G. Blossey, J. Eisenhardt, and G. Hahn, “Blockchain Technology in Supply Chain


Management: An Application Perspective,” Proc. 52nd Hawaii Int. Conf. Syst. Sci.,
vol. 6, pp. 6885–6893, 2019.

[3] I. K. Sardiana and D. A. N. I. Lanya, “Aplikasi Remote Sensing dan Geographic


Information System untuk Pemetaan Komoditas Unggulan di Kabupaten Badung
Applications Remote Sensing and Geographic Information System for,” vol. 9, no.
1, pp. 69–81, 2019.

[4] R. SHOFIYATI1, K. HONDA, N. T. S. WIJESEKERA, and WIDAGDO,


“Pemantauan Kekeringan Lahan Pertanian Menggunakan Teknologi Remote
Sensing dan SIG di DAS Brantas Hulu,” J. Tanah dan Iklim, no. 20, pp. 24–34,
2002.

[5] Republika. [Online]. Available: http://www.republika.co.id/berita/no-


channel/08/09/26/5102–i-remote-sensing-i-dan-gis-untuk-pertanian.

Anda mungkin juga menyukai